kab/kota: Washington

  • Asing Sorot Janji Apple Bikin Pabrik Rp 16 Triliun di RI, Komen Begini

    Asing Sorot Janji Apple Bikin Pabrik Rp 16 Triliun di RI, Komen Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Polemik pelarangan iPhone 16 di Indonesia masih menjadi sorotan banyak pihak, termasuk media asing. Terbaru, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan Apple berencana menggelontorkan investasi senilai US$1 miliar (Rp 16 triliun) untuk membangun pabrik iPhone di Indonesia.

    Sebelumnya, Apple sudah mengajukan proposal untuk berinvestasi senilai US$100 juta (Rp 1,58 triliun) untuk membangun pabrik aksesori di Bandung. Namun, proposal itu ditolak karena dinilai tidak berkeadilan.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mendesak agar Apple terlebih dahulu melunasi ‘utang’ komitmen investasi yang belum direalisasikan di Indonesia pada kontrak sebelumnya. Jika dilunasi, pemerintah baru akan mengeluarkan sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk Apple sebagai syarat menjual iPhone 16.

    Negosiasi yang masih berjalan antara Apple dan pemerintah Indonesia menjadi sorotan media asing. TechCrunch menuliskan laporan berjudul ‘Apple to shell out US$1 billion on manufacturing plant in Indonesia’.

    “Negosiasi dengan salah satu perusahaan terbesar di dunia bukanlah hal mudah. Namun, ini yang dilakukan Indonesia selama beberapa minggu terakhir dengan pembuat iPhone, Apple,” tertulis dalam laporan TechCrunch, dikutip Jumat (6/12/2024).

    TechCrunch lantas menjelaskan kronologi pelarangan iPhone 16 sebagai buntut komitmen investasi Apple yang belum dilunasi. Dengan begitu, pemerintah tak memperpanjang sertifikasi TKDN 35% Apple yang sudah kadaluarsa.

    Apple menggunakan skema inovasi berbasis investasi untuk memenuhi TKDN. Apple menjadi satu-satunya yang menggunakan skema tersebut, ketika pabrikan lain memilih skema manufaktur dengan membangun fasilitas pabrik dengan ribuan tenaga kerja lokal di Indonesia.

    Dengan skema inovasi, Apple diwajibkan untuk memperbarui kontrak TKDN setiap tiga tahun. Namun, perpanjangan tersebut tak berjalan mulus karena masih ada komitmen yang nunggak, sehingga izin penjualan iPhone 16 tidak dikeluarkan.

    Pelarangan iPhone 16 itu tegas di Indonesia. TechCrunch juga membeberkan fakta otoritas Indonesia yang menghancurkan iPhone ilegal yang masuk ke Indonesia dengan membelah produknya berkeping-keping.

    Menurut TechCrunch, aksi tegas pemerintah Indonesia sejalan dengan tren Apple dalam beberapa tahun terakhir untuk melakukan diversifikasi fasilitas produksinya di luar China. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan raksasa AS tersebut ke negara kekuasaan Xi Jinping yang hubungannya kian memanas dengan Washington.

    “Misalnya, iPhone 16 saat ini diproduksi di Brasil dan India, serta China. Banyak AirPod yang juga dirakit di Vietnam,” tulis laporan tersebut.

    (fab/fab)

  • China Ultimatum Trump usai Taiwan Pede Relasi dengan AS Makin Mesra

    China Ultimatum Trump usai Taiwan Pede Relasi dengan AS Makin Mesra

    Jakarta, CNN Indonesia

    China memperingatkan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump untuk tidak macam-macam soal Taiwan dan sebaiknya menghormati kebijakan Satu China.

    “Amerika Serikat harus menghormati prinsip Satu China dan berhenti mencampuri urusan yang berhubungan dengan Taiwan dan ikut campur dalam urusan internal China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam jumpa pers, Jumat (6/12).

    “Dan berhenti mendukung maupun memaafkan kekuatan kemerdekaan Taiwan,” lanjut Lin, seperti dikutip AFP.

    Pernyataan Kementerian Luar Negeri China ini dirilis usai Presiden Taiwan Lai Ching-te mengatakan bahwa dirinya yakin hubungan Taiwan dan AS akan lebih erat di bawah pemerintahan Donald Trump.

    “Taiwan yakin akan terus memperdalam kerja sama dengan pemerintah baru untuk melawan ekspansi otoriter dan menciptakan kemakmuran dan pembangunan bagi kedua negara sambil memberikan lebih banyak kontribusi bagi stabilitas dan perdamaian regional,” kata Lai.

    AS dan Taiwan tidak punya hubungan diplomatik resmi. Namun, Washington sejak lama menjadi pendukung dan pemasok senjata terbesar untuk Taipei.

    Nasib hubungan baik Taiwan dan AS sendiri sempat menjadi sorotan lantaran Trump selama kampanyenya menyatakan bahwa Taipei harus membayar Washington atas pasokan pertahanannya selama ini. Ia juga menuding pulau tersebut mencuri industri semikonduktor AS.

    Hubungan China dan Taiwan sementara itu tak pernah baik sejak Taipei memisahkan diri. China selalu menganggap Taiwan sebagai wilayahnya. China pun terus menggelar aktivitas militer di sekitar Taiwan guna menekan dan menakut-nakuti pulau tersebut.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Oposisi Rebut Kota Aleppo, Idlib dan Hama, Israel-AS: Rezim Suriah Mulai Runtuh – Halaman all

    Oposisi Rebut Kota Aleppo, Idlib dan Hama, Israel-AS: Rezim Suriah Mulai Runtuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok oposisi Suriah mengumumkan mereka telah merebut kota Hama pada Kamis (5/12/2024).

    Hama menjadi kota ketiga yang diklaim telah dikuasai oleh oposisi, setelah Aleppo dan Idlib.

    Perkembangan ini merupakan pukulan baru bagi rezim Presiden Bashar Al-Assad dari Partai Ba’ath dan sekutunya, Rusia dan Iran.

    Kota Hama merupakan pusat militer utama yang menghubungkan wilayah-wilayah di Suriah.

    Sejumlah lokasi penting di Hama di antaranya bandara militer Hama, depot senjata, barak tentara, Sekolah Infanteri Mekanis dan Direktorat Intelijen Militer.

    Selain itu, tingkat militerisasi di kota Hama lebih rendah daripada kota Damaskus dan Homs di mana militer Suriah mendominasi ruang publik.

    Hama juga menjadi kota penting secara politik dan simbolis, di mana pada tahun 1982 terjadi protes anti-rezim Partai Ba’ath yang digelar secara besar-besaran sejak tahun 1960.

    Setelah merebut kota Hama, oposisi akan terus bergerak ke selatan untuk menguasai kota lain.

    “Kami bersiap untuk terus bergerak ke selatan menuju Homs,” kata oposisi, Kamis.

    Homs adalah kota persimpangan besar di Suriah yang menghubungkan ibu kota Damaskus ke utara dan pesisir.

    “Waktumu telah tiba,” lanjutnya.

    Oposisi merebut Aleppo, kota utama di Suriah utara pada minggu lalu dan terus bergerak ke selatan.

    Sebelum direbut, pertempuran telah berkecamuk di sekitar desa-desa di luar kota Hama selama dua hari, seperti diberitakan Asharq Al-Aawsat.

    Salah satu oposisi, pemimpin Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), Abu Muhammad al-Julani, mengatakan pemberontakan ini demi membersihkan kota-kota itu dari luka yang berlangsung puluhan tahun.

    Israel-AS: Rezim Assad di Suriah Mulai Runtuh

    Kabinet militer Israel membahas pemberontakan di Suriah, di mana kelompok oposisi bersenjata baru-baru ini mengklaim telah merebut tiga kota penting, Aleppo, Idlib dan Hama.

    “Intelijen Israel menemukan keruntuhan garis pertahanan tentara Suriah yang lebih cepat dari perkiraan dalam pertempuran dengan pemberontak di timur laut negara itu,” lapor Channel 12, mengutip dua pejabat senior Israel, Kamis (5/12/2024).

    Sementara itu, seorang pejabat senior AS membenarkan intelijen AS juga memantau runtuhnya pertahanan tentara Suriah.

    “Ini adalah tantangan terbesar bagi rezim Assad dalam dekade terakhir,” kata pejabat itu.

    Ia mengatakan, kemungkinan akan ada perubahan strategis di Suriah.

    Perang Saudara di Suriah

    Perang saudara di Suriah dimulai pada tahun 2011 ketika rakyat Suriah berdemonstrasi menuntut diakhirinya kekuasaan keluarga Bashar Al-Assad dari Partai Ba’ath selama puluhan tahun.

    Bashar Al-Assad berkuasa sejak tahun 2000 setelah sebelumnya ayahnya, Hafez Al-Assad yang berkuasa selama 29 tahun, mempersiapkannya untuk menjadi presiden Suriah selanjutnya.

    Rezim Hafez merevisi aturan usia calon presiden sehingga Bashar Al-Assad dapat mencalonkan diri.

    Selama protes tahun 2011, kekerasan meningkat ketika pasukan keamanan Suriah menembaki para demonstran, menewaskan sejumlah orang.

    Di tengah runtuhnya keamanan di Suriah, muncul kelompok pemberontak termasuk HTS dan faksi lainnya yang didukung Turki.

    Pada tahun 2015, Rusia secara militer membantu Assad merebut kembali sebagian besar negara dari HTS, Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), dan puluhan kelompok bersenjata yang didukung AS yang disebut “pemberontak moderat” oleh Washington.

    Pada tahun 2016, Presiden Bashar Al-Assad berhasil mempertahankan kekuasaan di Aleppo, yang merupakan kota terbesar kedua di negara itu.

    Aksi saling serang antara militer Suriah dan kelompok pemberontak masih terjadi, hingga pada tahun 2020, Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata kedua pihak di Suriah.

    HTS dan milisi sekutunya menyerang kota Aleppo yang dikuasai pemerintah di Suriah utara pada hari Rabu (27/11/2024) dan merebut kota Aleppo, Idlib hingga Hama pada hari-hari berikutnya.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Oposisi Rebut Kota Aleppo, Idlib dan Hama, Israel-AS: Rezim Suriah Mulai Runtuh – Halaman all

    4 Pemain Kunci yang Bertempur dalam Perang Suriah: HTS, Loyalis Assad, SNA, dan Pasukan Kurdi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemberontak Suriah baru-baru ini melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah di wilayah barat laut negara itu.

    Serangan ini memicu kembali perang saudara Suriah yang telah berlangsung selama belasan tahun.

    Kelompok pemberontak yang bertempur dalam perang Suriah selama 13 tahun adalah kelompok pejuang yang sangat kompleks.

    Mereka berfokus pada pertempuran melawan berbagai musuh, yang terkadang didukung oleh kekuatan asing.

    Dalam seminggu terakhir, kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menampakkan diri sebagai penantang tangguh bagi Presiden Bashar al-Assad, penguasa Suriah selama hampir seperempat abad.

    Mengutip The Washington Post, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang para pemain kunci yang terlibat dalam pertempuran tersebut.

    1. Hayat Tahrir al-Sham (HTS)

    Pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jawlani terlihat di garis depan pertempuran dalam sebuah video (via BBC)

    Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merupakan kelompok yang memimpin serangan terbaru terhadap pasukan pemerintah Suriah.

    Selama lebih dari satu dekade, HTS dikenal sebagai penantang berat rezim Assad.

    HTS merupakan penerus afiliasi al-Qaeda, Jabhat al-Nusra.

    Tujuan kelompok tersebut adalah untuk menegakkan pemerintahan Islam di Suriah.

    Dalam beberapa tahun terakhir, HTS menggunakan dominasinya di Suriah barat laut, tempat kelompok tersebut dikekang oleh pasukan pemerintah, untuk membangun kembali kekuatan pasukan oposisi yang tersisa, menjadi pasukan tempur.

    HTS juga berupaya melembutkan citranya.

    Setelah berafiliasi dengan al-Qaeda, kelompok ini kini menjauhkan diri dari akar ekstremisnya.

    HTS lebih berfokus pada penyediaan layanan pemerintah bagi jutaan orang di provinsi Idlib melalui Pemerintahan Keselamatan Suriah yang masih baru, administrator de facto wilayah yang dikuasai HTS.

    Dalam pernyataan terbaru, kelompok ini mengatakan akan melindungi situs budaya dan keagamaan di Aleppo, termasuk gereja.

    Kelompok ini juga menguasai perbatasan Bab al-Hawa menuju Turki, koridor penting untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dikuasai pemberontak.

    Departemen Luar Negeri AS menetapkan HTS sebagai organisasi teroris asing.

    2. Pasukan Pemerintah Suriah atau Loyalis Assad

    (FILES) Gambar selebaran ini dirilis oleh halaman Facebook Kepresidenan Suriah pada 7 Desember 2020, menunjukkan Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan pidato pada pertemuan berkala yang diadakan oleh Kementerian Wakaf di Masjid Al-Othman, di Damaskus. (Handout / Halaman Facebook Kepresidenan)

    Pasukan pemerintah yang setia kepada Assad pernah berhasil menggagalkan upaya untuk menggulingkan rezimnya sejak protes antipemerintah pertama kali meletus pada tahun 2011.

    Ketika pasukan Assad menindak dengan keras, protes yang awalnya damai tersebut berubah menjadi pemberontakan besar-besaran, yang membentuk garis besar konflik saat ini.

    Pada tahun 2020, pasukan pemerintah Suriah (yang didukung oleh Iran, Rusia, dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah) berhasil menahan pemberontak oposisi di sudut barat laut Suriah.

    Rusia secara efektif bertindak sebagai angkatan udara Assad sejak tahun 2015.

    Dalam seminggu terakhir, pasukan pemerintah tiba-tiba tampak kehilangan kendali.

    Pemberontak merebut kendali sebagian besar Aleppo, kota besar Suriah yang direbut kembali oleh pasukan Assad pada tahun 2016.

    Militer rezim Suriah mengatakan bahwa mereka mengerahkan kembali pasukan dari wilayah yang dikuasainya di provinsi Aleppo dan Idlib, dibantu oleh pemboman dari angkatan udara gabungan Suriah-Rusia.

    Pada hari Minggu (1/12/2024), menteri luar negeri Iran mengunjungi Damaskus untuk menunjukkan dukungannya terhadap rezim Assad.

    Dalam sebuah wawancara hari Minggu di acara “Meet the Press” NBC, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan menyatakan bahwa momentum serangan pemberontak terkait dengan melemahnya pendukung utama Assad, yakni Rusia, Iran, dan Hizbullah, dalam konflik di tempat lain di Timur Tengah.

    3. Syrian National Army (SNA) atau Tentara Nasional Suriah

    Syrian National Army (Al Sharq Strategic Research)

    Tentara Nasional Suriah (SNA) adalah koalisi atau gabungan pasukan yang didukung Turki yang juga telah mengambil bagian dalam pertempuran terbaru, terutama melawan pejuang Kurdi di Suriah utara.

    Sebagai informasi, Kurdi adalah kelompok etnis terbesar keempat di Timur Tengah, mengutip BBC.

    Sekitar 25 hingga 35 juta suku Kurdi mendiami wilayah pegunungan yang membentang di perbatasan Turki, Irak, Suriah, Iran, dan Armenia.

    Namun, Kurdi tidak pernah memperoleh negara bangsa yang permanen.

    Di masa lalu, SNA membantu memerangi pemerintah Assad dan militan ISIS, serta HTS dan organisasi pendahulunya.

    Berbasis di wilayah utara Suriah di sepanjang wilayah perbatasan dengan Turki, sebagian besar faksi SNA terdiri dari pejuang Arab Suriah, termasuk mereka yang tergabung dalam kelompok pemberontak pertama, Free Syrian Army atau Tentara Pembebasan Suriah.

    Kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, melaporkan bahwa SNA berpartisipasi dalam serangan pemberontak baru-baru ini, dengan mengklaim telah merebut bandara militer di Aleppo.

    Pasukan proksi Turki ini juga telah bertempur melawan pejuang Kurdi Suriah yang bersekutu dengan AS.

    Turki menganggap Kurdi Suriah sebagai teroris karena hubungan mereka dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) Turki, sebuah kelompok militan yang telah melancarkan serangan di dalam Turki atas nama nasionalisme Kurdi.

    Di masa lalu, para ahli PBB menuduh pejuang SNA melakukan pelanggaran besar, termasuk eksekusi tanpa pengadilan, pemukulan, penculikan, dan penjarahan di wilayah yang berada di bawah kendali Turki.

    4. Pasukan Kurdi

    Pasukan Demokratik Suriah (SDF) (Rudaw)

    Pasukan Demokratik Suriah (SDF) merupakan gabungan kelompok militan pimpinan Kurdi yang berpusat di Suriah timur laut, yang didukung oleh Amerika Serikat untuk memerangi ISIS.

    Pada tahun 2019, Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, menarik pasukan AS dari Suriah utara.

    Hal itu membuka jalan bagi Turki untuk melancarkan invasi.

    Selain pertempuran SDF melawan ekstremis Islam, SDF juga terlibat dalam konflik paralel melawan Turki dan pejuang yang didukung Turki.

    Turki menentang SDF karena hubungannya dengan PKK, dan telah lama memandang keberadaannya di dekat perbatasan Turki sebagai ancaman.

    Kelompok pemberontak Kurdi tidak bersekutu dengan mereka yang memimpin serangan terbaru ini.

    Dalam seminggu terakhir, SDF mengatakan mereka berjuang untuk menahan laju pejuang yang didukung Turki yang berpartisipasi dalam serangan yang dipimpin HTS.

    Pada hari Senin, Jenderal SDF Mazloum Kobane Abdi mengumumkan evakuasi pejuang Kurdi dan warga sipil dari Aleppo.

    Ia mengatakan pasukan Kurdi berkomunikasi dengan semua pihak di Suriah untuk mengamankan jalur yang aman dari kota tersebut ke wilayah Suriah yang dikuasai Kurdi di sebelah timur.

    Para analis mengatakan waktu serangan ini bertepatan dengan melemahnya pendukung rezim Assad.

    “Ini ada hubungannya dengan geopolitik dan peluang lokal,” kata Emile Hokayem, peneliti senior untuk keamanan Timur Tengah di Institut Internasional untuk Studi Strategis.

    “Pemberontakan secara umum telah berkumpul kembali, dipersenjatai kembali, dan dilatih ulang untuk sesuatu seperti ini.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • 9 Update Panas Perang Arab: Warning Baru Israel-Rusia Perkuat Posisi

    9 Update Panas Perang Arab: Warning Baru Israel-Rusia Perkuat Posisi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Timur Tengah masih terus dialami ketegangan baru. Kali ini, ada dua perang besar yang terjadi di dunia Arab itu.

    Di Jalur Gaza Palestina dan Lebanon, saat ini Israel sedang menghadapi peperangan dengan milisi di dua negara itu, Hamas dan Hizbullah. Meski sebelumnya sempat sepakat melakukan gencatan senjata dengan Hizbullah, namun banyak aksi saling serang yang melibatkan kedua pihak.

    Di sisi lain, di front lain, muncul perang baru di Suriah. Perang ini digemborkan oleh Kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil menguasai kota Aleppo dari Pemerintah Suriah.

    Berikut perkembangan dua peperangan tersebut dikutip dari beberapa sumber, Kamis (5/12/2024):

    1. Israel Beri Warning Perluas Perang Lebanon

    Israel memberikan peringatan baru kepada milisi Lebanon Hizbullah dan Pemerintah Lebanon, Selasa (3/12/2024). Hal ini terjadi saat keduanya nampak melanggar perjanjian gencatan senjata yang sudah disepakati pekan lalu.

    Dalam pengumumannya, Israel mengatakan akan meminta pertanggungjawaban Lebanon karena gagal melucuti senjata militan yang melanggar gencatan senjata. Negeri Zionis itu bahkan mengancam Pemerintah Lebanon akan kembali ke negara itu bila situasinya tidak bisa diatasi.

    “Jika kami kembali berperang, kami akan bertindak tegas, kami akan bertindak lebih dalam, dan hal terpenting yang perlu mereka ketahui: bahwa tidak akan ada lagi pengecualian bagi negara Lebanon,” kata Menteri Pertahanan Israel Katz dikutip Channel News Asia yang melansir Reuters.

    “Jika sampai sekarang kami memisahkan negara Lebanon dari Hizbullah, tidak akan lagi (Israel hanya mundur).”

    Meskipun ada gencatan senjata minggu lalu, pasukan Israel terus melakukan serangan terhadap apa yang mereka sebut sebagai pejuang Hizbullah yang mengabaikan perjanjian.

    Pada Senin, Hizbullah menembaki sebuah pos militer Israel, sementara otoritas Lebanon mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon. Satu orang lainnya tewas pada hari Selasa oleh serangan pesawat tak berawak.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setiap pelanggaran gencatan senjata akan dihukum, betapapun kecilnya. Menurutnya, perjanjian gencatan senjata bukanlah akhir dari perang, sehingga Tel Aviv masih mampu mengambil tindakan keras.

    “Kami menegakkan gencatan senjata ini dengan tangan besi,” katanya menjelang pertemuan kabinet di kota perbatasan Utara Nahariya. “Saat ini kami sedang dalam gencatan senjata, saya catat, gencatan senjata, bukan akhir dari perang,” tambahnya.

    2. AS-Prancis Turun Tangan di Lebanon

    Untuk tindak lanjut, Jenderal Amerika Serikat (AS) Jasper Jeffers dan Jenderal Prancis Guillaume Ponchin akan mengadakan pertemuan di Beirut dengan Pemerintah Lebanon pada Rabu. Salah seorang sumber mengatakan kedua jenderal itu akan mencoba mencari jalan keluar dari mekanisme gencatan senjata yang sejauh ini mandek.

    “Ada urgensi untuk menyelesaikan mekanisme tersebut, jika tidak maka akan terlambat,” ungkap salah satu sumber, mengacu pada peningkatan serangan Israel secara bertahap meskipun ada gencatan senjata.

    3. Israel Serbu Rumah Sakit Gaza

    Al Jazeera melaporkan bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya menjadi sasaran penembakan artileri dan tembakan oleh pasukan Israel.

    Pasukan Israel mengepung sekolah-sekolah Abu Tamam, yang menampung orang-orang yang mengungsi di pusat Beit Lahiya di Jalur Gaza Utara, seraya mencatat bahwa penduduk Beit Lahiya yang terkepung menghadapi bahaya serius karena meningkatnya penembakan.

    4. AS Marah ke Israel, Minta Ini

    Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, meminta Israel untuk menyelidiki tuduhan bahwa serangan udaranya telah menewaskan pekerja bantuan Save the Children dan World Central Kitchen di Gaza.

    Ketika ditanya tentang pembunuhan Ahmad Faisal Isleem Al-Qadi yang berusia 39 tahun dalam serangan udara pada hari Sabtu di Khan Younis, Patel mengatakan Washington sedang mencari informasi lebih lanjut tentang kematian tersebut.

    “Kami sangat marah, dan kami menginginkan informasi lebih lanjut tentang insiden ini,” kata Patel.

    “(Tentara Israel) perlu memberikan informasi tambahan tentang insiden ini,” tambahnya.

    5. Prancis Gandeng Saudi Buat Konferensi Palestina

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa ia dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman akan menjadi ketua bersama konferensi tentang pembentukan negara Palestina pada bulan Juni.

    “Kami telah memutuskan untuk menjadi ketua bersama konferensi untuk kedua negara pada bulan Juni tahun depan,” kata Macron, mengacu pada Israel dan negara Palestina yang potensial.

    “Dalam beberapa bulan mendatang, bersama-sama kita akan memperbanyak dan menggabungkan inisiatif diplomatik kita untuk membawa semua orang di sepanjang jalan ini,” tambahnya.

    Meskipun Uni Eropa tidak mengakui negara Palestina, beberapa negara Eropa telah mengambil langkah-langkah tahun ini untuk mengakuinya, termasuk Irlandia, Spanyol, dan Norwegia.

    6. Israel Bunuh Penghubung Hizbullah-Suriah

    Pasukan Israel telah mengkonfirmasi di Telegram bahwa mereka telah membunuh seorang tokoh senior Hizbullah yang bertanggung jawab untuk berhubungan dengan tentara Suriah.

    “Rezim Suriah mendukung Hizbullah dan membiarkan organisasi tersebut memanfaatkannya untuk transfer senjata ke wilayah Lebanon, sehingga membahayakan warga Suriah dan Lebanon,” kata seorang juru bicara tentara Israel.

    Juru bicara tersebut menambahkan bahwa orang yang terbunuh tersebut merupakan tokoh penting dan aktif di Suriah. Tanpa menyebutkan nama jelas, juru bicara tersebut mengungkapkan kematian figur itu akan mencegah pembentukan organisasi teroris Hizbullah di Suriah serta penguatan Hizbullah di dalam negeri Lebanon.

    7. PBB Awasi Israel-Lebanon

    Pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan siap mendukung perjanjian apa pun yang akan mengakhiri kekerasan di ‘Garis Biru’ atau garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

    “Kami akan terus memantau dan melaporkan pelanggaran resolusi 1701, dan mendesak semua aktor untuk mematuhi resolusi tersebut baik secara harfiah maupun semangat,” katanya pada X, merujuk pada resolusi PBB tahun 2006 yang dimaksudkan untuk mengakhiri permusuhan antara Hizbullah dan Israel setelah perang mereka sebelumnya.

    Kelompok tersebut menanggapi sebuah posting oleh Letnan Jenderal Aroldo Lazaro Saenz, kepala misi dan komandan pasukan UNIFIL, yang mengatakan bahwa ia bertemu dengan Duta Besar AS Lisa Johnson dan Mayor Jenderal Jasper Jeffers, yang mengawasi gencatan senjata yang ditengahi AS.

    “Kami membahas upaya untuk membantu memulihkan stabilitas dan dukungan pasukan penjaga perdamaian untuk kerja mekanisme tersebut,” katanya.

    8. Aktivis Yahudi Geruduk Parlemen Kanada

    Para aktivis Yahudi menyerukan Kanada untuk berhenti mengirim senjata ke Israel karena Israel terus mengebom daerah kantong Palestina tersebut. Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan puluhan orang duduk di pintu masuk gedung parlemen di Ottawa, menyanyikan lagu-lagu dan meneriakkan, “Embargo senjata sekarang!”

    “Setiap bom yang dijatuhkan Israel di Gaza dan setiap rudal yang ditembakkan ke Lebanon mengandung kebenaran yang mengerikan: pesawat tempur dan helikopter serang yang menghancurkan warga sipil tidak dapat terbang tanpa ratusan komponen buatan Kanada,” kata Niall Ricardo dari Independent Jewish Voices Canada, salah satu penyelenggara protes tersebut, dalam sebuah pernyataan.

    “Ekspor senjata Kanada yang terus berlanjut dan dukungan diplomatik membuatnya terlibat dalam kekejaman ini.”

    9. Rusia-Iran Perkuat Posisi di Suriah

    Pemberontak Suriah terus mendesak pemerintah Bashar al-Assad dengan kemajuan signifikan di medan perang. Pada Selasa (3/12/2024), mereka berhasil mendekati kota besar Hama, menandai salah satu pergerakan terbesar dalam konflik ini sejak 2020.

    Langkah ini terjadi setelah mereka mengejutkan dunia dengan merebut Aleppo, kota terbesar di Suriah sebelum perang.

    Menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebagaimana dikutip Reuters, kelompok pemberontak telah merebut beberapa desa di utara Hama, termasuk Maar Shahur. Keberhasilan ini memberikan tekanan besar pada pasukan Assad yang telah menguasai Hama sejak pecahnya perang pada 2011.

    Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa bala bantuan militer telah tiba untuk mempertahankan kota ini. Namun, seorang sumber pemberontak mengonfirmasi bahwa mereka kini menghadapi pasukan milisi pro-Iran di luar Hama.

    Ketegangan juga meningkat karena sekutu utama Assad, yaitu Rusia dan Iran, bergerak untuk mendukungnya. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan kesediaannya mengirim pasukan jika diminta oleh Damaskus. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan diakhirinya “agresi teroris” di Suriah.

    Perdana Menteri Irak Shia al-Sudani juga menuding serangan udara Israel terhadap pemerintah Suriah sebagai faktor yang memperburuk situasi. Ia menegaskan bahwa Irak tidak akan menjadi “penonton pasif” dalam konflik ini.

    (luc/luc)

  • Intelijen AS Buka-bukaan Kondisi Terkini Hizbullah di Perang Arab

    Intelijen AS Buka-bukaan Kondisi Terkini Hizbullah di Perang Arab

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hizbullah Lebanon mengalami pelemahan signifikan akibat serangan Israel, tetapi kelompok bersenjata yang didukung Iran ini diperkirakan akan berusaha membangun kembali kekuatan militernya, sehingga tetap menjadi ancaman jangka panjang bagi Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan.

    Informasi ini berasal dari sejumlah pejabat dan anggota parlemen AS yang telah menerima pembaruan intelijen terbaru terkait situasi ini, sebagaimana dikutip oleh Reuters, Kamis (5/12/2024).

    Dalam beberapa minggu terakhir, intelijen AS menunjukkan bahwa Hizbullah mulai merekrut pejuang baru dan mencari cara untuk memproduksi senjata secara domestik, serta menyelundupkan bahan-bahan militer melalui Suriah. Namun, langkah-langkah ini terbentur tantangan, terutama setelah kesepakatan gencatan senjata yang melarang Hizbullah mendapatkan senjata baru.

    Israel, dalam beberapa hari terakhir, telah meningkatkan upayanya untuk menghambat upaya tersebut dengan menghancurkan peluncur roket Hizbullah di Lebanon, membombardir perbatasan Suriah, dan mencegah pesawat Iran yang diduga membawa senjata untuk kelompok ini.

    Meskipun persediaan senjata dan jumlah pejuang Hizbullah berkurang lebih dari setengahnya, kelompok ini masih mempertahankan ribuan roket jarak pendek di Lebanon. Hizbullah diperkirakan akan memanfaatkan pabrik senjata di negara tetangga dengan rute transportasi yang tersedia untuk membangun kembali persenjataan mereka.

    Respon AS dan Kawasan

    Washington berusaha menekan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk membatasi operasi Hizbullah, bekerja sama dengan negara-negara regional. Ada laporan bahwa AS dan Uni Emirat Arab tengah mendiskusikan kemungkinan pengurangan sanksi terhadap Assad jika ia memutus hubungan dengan Iran dan menghentikan jalur senjata ke Hizbullah.

    Sementara itu, Hizbullah terus menegaskan perannya sebagai “perlawanan” terhadap Israel, meskipun fokus mereka saat ini adalah membangun kembali wilayah yang hancur akibat serangan Israel, termasuk rumah-rumah pendukung mereka di Lebanon selatan dan pinggiran selatan Beirut.

    Intelijen AS juga mengungkapkan bahwa Hizbullah menghadapi kesulitan besar dalam melatih pasukan barunya. Kekurangan pelatihan ini, menurut pejabat AS, mencerminkan kesenjangan yang semakin besar dalam kapasitas militer Iran.

    Kelemahan Hizbullah juga berarti bahwa Israel kini memiliki lebih banyak ruang untuk melakukan serangan terhadap Iran tanpa ancaman signifikan di perbatasan utaranya.

    Kondisi ini juga mencerminkan perubahan strategi Iran dalam menggunakan proksi-proksinya. Hamas di Gaza dilaporkan hanya dapat menjalankan taktik kecil-kecilan, sementara kelompok Houthi di Yaman terus meluncurkan rudal dan drone, meskipun banyak yang berhasil dicegat.

    (luc/luc)

  • Update ‘Skandal’ Darurat Militer Korsel, Pemakzulan Presiden Dimulai

    Update ‘Skandal’ Darurat Militer Korsel, Pemakzulan Presiden Dimulai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadapi upaya pemakzulan setelah mengambil langkah kontroversial dengan mendeklarasikan darurat militer. Langkah ini, yang pertama sejak empat dekade terakhir, dituduh digunakan untuk menghentikan penyelidikan kriminal terhadap dirinya dan keluarganya.

    Keputusan tersebut dengan cepat dibatalkan oleh parlemen, tetapi telah memicu krisis politik besar yang mengguncang negeri ini dan mencemaskan sekutu-sekutunya.

    Anggota parlemen oposisi menyerahkan mosi pemakzulan pada Kamis (5/12/2024) dini hari, menuduh Yoon telah “melanggar konstitusi dan hukum”. Mosi tersebut juga menuduh presiden mencoba menghindari penyelidikan atas dugaan tindakan ilegal yang melibatkan dirinya dan keluarganya.

    “Ini adalah kejahatan yang tak termaafkan-sesuatu yang tidak boleh dan tidak akan dimaafkan,” kata anggota parlemen Kim Seung-won, dilansir AFP.

    Menurut undang-undang Korea Selatan, mosi ini harus diputuskan dalam waktu 24 hingga 72 jam setelah diajukan. Dengan mayoritas besar di parlemen yang dipegang oleh oposisi, peluang Yoon untuk bertahan tampak suram.

    Adapun keputusan Yoon untuk mendeklarasikan darurat militer mengejutkan sekutu-sekutu internasionalnya. Amerika Serikat, yang memiliki hampir 30.000 pasukan di Korea Selatan, menyatakan bahwa mereka tidak diberi tahu sebelumnya.

    “Kami lega bahwa keputusan ini telah dibatalkan,” kata Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional AS. Ia juga menambahkan bahwa demokrasi Korea Selatan tetap tangguh dan bahwa Washington akan terus memperkuat hubungan bilateral.

    Sebelumnya, ribuan warga Korea Selatan memadati jalan-jalan di sekitar kantor presiden di Seoul, menuntut pengunduran dirinya. Demonstrasi juga berlangsung di Gwanghwamun Square, dengan pengunjuk rasa membawa bendera dan spanduk yang menyerukan perubahan.

    “Saya begitu marah hingga tak bisa tidur semalam. Saya datang ke sini untuk memastikan Yoon benar-benar lengser,” kata Kim Min-ho, seorang warga berusia 50 tahun.

    Situasi di parlemen berlangsung dramatis. Lebih dari 280 tentara, beberapa di antaranya diterbangkan dengan helikopter, berusaha mengunci gedung parlemen. Namun, 190 anggota parlemen berhasil masuk dan membatalkan deklarasi darurat militer.

    Konstitusi Korea Selatan mengharuskan darurat militer dicabut jika mayoritas parlemen menuntutnya, memaksa Yoon untuk menarik keputusannya dalam pidato yang disiarkan enam jam kemudian.

    Dalam pidatonya, Yoon mengklaim darurat militer diperlukan untuk melindungi Korea Selatan dari ancaman Korea Utara dan “elemen anti-negara”. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang ancaman tersebut.

    Langkah ini juga memicu ketegangan politik terkait pernyataannya yang menyebut Partai Demokrat, oposisi utama, sebagai “elemen anti-negara”.

    Ketua partai penguasa Yoon, People Power Party, menggambarkan langkah tersebut sebagai “tragedi”. Namun, partai ini tetap memutuskan untuk menolak mosi pemakzulan.

    Sejak terpilih pada tahun 2022, Yoon menghadapi penurunan popularitas yang signifikan. Dalam jajak pendapat terbaru Gallup, tingkat persetujuan publik terhadapnya hanya 19%, dengan banyak pemilih marah atas kondisi ekonomi dan kontroversi yang melibatkan istrinya.

    Situasi ini mencerminkan masa depan politik Yoon yang semakin tidak menentu, dengan ketegangan antara pemerintah dan oposisi yang terus meningkat.

    (luc/luc)

  • Beredar Rumor Israel Bangun Pangkalan di Gaza, AS Bilang Gini

    Beredar Rumor Israel Bangun Pangkalan di Gaza, AS Bilang Gini

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menanggapi rumor yang menyebut Israel sedang membangun pangkalan permanen di wilayah Jalur Gaza. Washington menyatakan keprihatinan atas rumor tersebut, dan menyuarakan penolakannya terhadap langkah pembangunan semacam itu.

    Rumor itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (4/12/2024), mencuat setelah media terkemuka AS, New York Times (NYT), melaporkan percepatan aktivitas pembangunan oleh militer Israel.

    Laporan NYT itu menyebut analisis citra satelit menunjukkan peningkatan dan percepatan pembangunan pangkalan, yang disertai pembongkaran lebih dari 600 bangunan di wilayah Jalur Gaza bagian tengah, yang mengindikasikan kehadiran militer Tel Aviv dalam jangka panjang.

    Departemen Luar Negeri AS menyatakan pihaknya tidak dapat mengonfirmasi laporan NYT tersebut.

    Namun ditekankan oleh Departemen Luar Negeri AS bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken pada awal perang Gaza menegaskan penolakan terhadap kehadiran permanen militer Israel di wilayah Jalur Gaza.

    “Jika laporan itu benar, tentu saja hal itu tidak konsisten dengan sejumlah prinsip yang telah ditetapkan oleh Menlu Blinken,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, dalam pernyataannya ketika ditanya lebih lanjut soal laporan NYT.

    “Tidak boleh ada pengurangan wilayah Gaza. Selain itu, tidak boleh ada pengungsian paksa terhadap warga Palestina dari rumah-rumah mereka,” katanya saat berbicara kepada wartawan.

    Saksikan juga video: Pilu! Warga Gaza Diserang Israel saat Menunggu Makanan, 6 Orang Tewas

  • Kami Membakar Rumah-Rumah di Gaza untuk Bersenang-senang Tapi Tak Paham Alasannya

    Kami Membakar Rumah-Rumah di Gaza untuk Bersenang-senang Tapi Tak Paham Alasannya

    GELORA.CO  – Media Amerika Serikat (AS), The Washington Post mengulas pengalaman sejumlah Tentara Israel (IDF) yang bertugas di Jalur Gaza selama agresi militer yang dilakukan negara pendudukan tersebut pasca-kejadian 7 Oktober 2023.

    Ulasan bertujuan untuk mengetahui tujuan di balik penghancuran masif rumah-rumah warga Gaza dan infrastruktur penunjang kehidupan di sana berikut indikasi pemusnahan massal (genosida) penduduknya.

      

    Mengutip seorang tentara cadangan Israel yang bertugas di Gaza, laporan itu mengatakan kalau unit tentara IDF itu membakar setidaknya 20 rumah di Gaza dalam waktu 5 bulan.

    Motif pembakaran dan penghancuran rumah-rumah warga Gaza oleh Tentara IDF itu disebutkan hanya untuk bersenang-senang.

    “Para tentara Israel membakar rumah-rumah di Jalur Gaza untuk bersenang-senang,” tulis laporan itu dikutip Khaberni, Rabu (4/12/2024).

    Prajurit IDF tersebut menyatakan kalau ada perasaan yang sangat kuat di antara para prajurit Israel untuk membalas dendam kepada semua orang di Gaza atas serangan Banjir Al-Aqsa yang dilakukan gerakan Hamas pada 7 Oktober 2023 silam.

    Laporan juga mengindikasikan kalau cara-cara yang dilakukan IDF bersumber dari pemikiran ‘Hukuman kolektif’, bahwa aksi Hamas harus dibayar oleh semua warga Gaza tanpa pandang bulu.

    Akibatnya, aksi militer IDF cenderung menyalahi hukum perang dan internasional serta terindikasi melakukan kejahatan perang dan kemanusiaan.

    Di sisi lain, tentara IDF itu menyatakan kalau militer Israel belum menerapkan kode etik militer dalam cara-cara agresi mereka di Gaza. 

    “Dia menunjukkan bahwa sistem disiplin yang membuat tentara bertanggung jawab belum diterapkan,” tambah laporan itu.

    Fakta lain yang diungkapkan oleh laporan itu adalah, para prajurit Israel tidak mengetahui alasan dari penghancuran rumah-rumah di Gaza, selain kalau itu adalah perintah yang harus dijalankan.

    “Dalam konteks ini, surat kabar tersebut mengutip pernyataan tentara Israel: Kami sering tidak memahami tujuan militer mengebom rumah-rumah di Gaza,” kata tulisan Khaberni mengutip laporan tersebut.

    Bangun Zona Penyangga di Sekeliling Gaza

    Terkait penghancuran massal rumah-rumah warga Gaza, 

    Media Ibrani Yedioth Ahronoth, mengabarkan kalau tentara pendudukan Israel telah menyelesaikan sebagian besar pekerjaan untuk membangun zona penyangga di Jalur Gaza. 

    Menurut sumber-sumber Ibrani, zona penyangga meluas hingga kedalaman berkisar antara 1 kilometer hingga 2 kilometer di dekat selubung Gaza.  

    “Laporan menunjukkan kalau tentara pendudukan Israel mengerahkan sistem pemantauan dan fotografi canggih di dalam zona penyangga, dengan tujuan memantau pergerakan sepanjang waktu,” tulis laporan itu dikutip dari Khaberni, Selasa (3/12/2024). 

    Surat kabar Yedioth Ahronoth juga menjelaskan kalau pasukan tentara akan menembak siapa saja yang mencoba memasuki kawasan ini.

    Daerah penyangga yang dimaksud di atas akan menjadikan Jalur Gaza semacam penjara terbuka terbesar di dunia yang lebih ketat dari sebelumnya saat pemberlakuan blokade dan pengepungan di berbagai lokasi jalur masuk ke wilayah kantung Palestina tersebut.

    Hancurkan Ratusan Bangunan

    Terkait rencana ini, Tentara Israel dilaporkan juga telah memperluas pembangunan pangkalan militer, pos terdepan, dan menara komunikasi di Koridor Netzarim di Gaza tengah, New York Times (NYT) melaporkan pada 2 Desember.

    Militer telah menghancurkan lebih dari 600 bangunan di sekitar koridor tersebut dalam tiga bulan terakhir “dalam upaya nyata untuk menciptakan zona penyangga,” menurut laporan tersebut.

    Citra satelit yang ditinjau oleh NYT menunjukkan tentara Israel telah membangun sedikitnya 19 pangkalan besar di seluruh wilayah tersebut dan puluhan pangkalan kecil, yang menunjukkan rencana pendudukan jangka panjang.

    Pembangunan yang dilakukan militer di Netzarim menunjukkan pendudukan jangka panjang di Gaza dan upaya untuk mencegah warga Palestina kembali ke rumah mereka di wilayah utara jalur tersebut.

    “Meskipun beberapa pangkalan dibangun pada awal perang, citra satelit juga menunjukkan bahwa laju pembangunan tampaknya semakin cepat: 12 pangkalan dibangun atau diperluas sejak awal September,” tulis NYT.

    Akibat pembangunan tersebut, koridor tersebut perlahan berkembang menjadi zona militer seluas 46,6 kilometer persegi yang diduduki oleh pasukan Israel.

    Surat kabar itu mengatakan bahwa kendali atas Koridor Netzarim, yang membentang dari perbatasan Gaza dengan Israel hingga Laut Mediterania, memungkinkan tentara untuk “mengatur” pergerakan warga Palestina.

    Kontrol tentara atas koridor tersebut memungkinkan Israel mencegah kembalinya ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat pemboman dan operasi darat Israel dari selatan Gaza ke rumah mereka.

    Israel juga membangun Koridor Philadelphi, zona penyangga yang memisahkan Rafah di Gaza selatan dari Mesir, yang memberikan pasukan Israel kendali atas perbatasan Mesir dan Penyeberangan Rafah yang penting. 

    Israel juga membuat koridor militer lain di ujung utara Gaza, memotong kota Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia dari Kota Gaza di tengah, menurut citra satelit yang dipelajari oleh BBC Verify.

    BBC melaporkan bahwa “Gambar dan video satelit menunjukkan bahwa ratusan bangunan telah dihancurkan antara Laut Mediterania dan perbatasan Israel, sebagian besar melalui ledakan terkendali.”

    Dr HA Hellyer, pakar keamanan Asia Barat dari lembaga riset Rusi, mengatakan kepada BBC bahwa tentara Israel “berusaha keras untuk jangka panjang. Saya benar-benar berharap pemisahan wilayah utara akan berkembang persis seperti Koridor Netzarim.”

    Pembangunan koridor baru di Gaza utara yang dimulai pada bulan Oktober sesuai dengan penerapan Rencana Jenderal oleh Israel . 

    Berdasarkan strategi yang dirancang oleh mantan jenderal Giora Eiland, tentara Israel mengeluarkan perintah bagi semua warga Palestina untuk meninggalkan Gaza utara, sementara mereka yang tidak dapat atau menolak untuk pergi akan dikepung, dibom, dan dibiarkan kelaparan. 

    Dr Hellyer menyarankan bahwa penerapan Rencana Jenderal akan membuka pintu bagi aneksasi permanen Gaza dan dimulainya pemukiman Yahudi di sana dalam waktu dekat.

    “Secara pribadi, saya pikir mereka akan menempatkan para pemukim Yahudi di utara, mungkin dalam 18 bulan ke depan,” katanya. “Mereka tidak akan menyebutnya pemukiman. Pertama-tama, mereka akan menyebutnya pos terdepan atau apa pun, tetapi begitulah nantinya, dan mereka akan berkembang dari sana.

  • Peneliti Ungkap Nasib Manusia Bakal Mirip Dinosaurus, Mengerikan!

    Peneliti Ungkap Nasib Manusia Bakal Mirip Dinosaurus, Mengerikan!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok ilmuwan di China mengaitkan evolusi dinosaurus dengan nasib manusia masa depan. Dalam studi terbaru yang menggandeng peneliti Amerika Serikat (AS), para ilmuwan melakukan pemindaian CAT untuk menghasilkan gambar dan menganalisis rongga otak fosil tengkorak dinosaurus.

    Hasilnya, dinosaurus dikatakan mengalami penurunan kecerdasan dari waktu-ke-waktu. Studi baru ini dilakukan China University of Geosciences, Institute of Vertebrate Palaeontology dan Paleoanthropology, Nanjing Institute of Geology and Palaeontology, bersama George Washington University,

    Para ilmuwan lantas mengaitkannya dengan evolusi manusia di era teknologi. Peneliti meyakini bahwa evolusi manusia akan mengikuti pola evolusi dinosaurus jika terlalu bergantung dengan teknologi, dilaporkan South China Morning Post, dikutip dari MSN, Rabu (4/12/2024).

    Kembali soal evolusi dinosaurus, peneliti menemukan dalam 100 juta tahun, tubuh dinosaurus menjadi lebih besar. Hal itu lantas berkontribusi terhadap penurunan kecerdasan, pendengaran, dan penciuman makhluk purba tersebut.

    Indera penciuman pada spesies dinosaurus awal, Ceratopsia, lebih sensitif dibandingkan spesies dinosaurus akhir seperti Ceratopsida dan Protoceratops.

    Tak cuma itu, pendengaran Ceraptosia juga memiliki frekuensi lebih tinggi dibandingkan Ceratopsida dan Theropoda non-unggas.

    Ceratopsia yang dikenal dengan tanduknya merupakan dinosaurus herbivora yang hidup pada periode Jurassic dan Cretaceous.

    Ceratopsia awal berjalan dengan dua kaki dan panjangnya satu hingga dua meter. Namun pada akhir periode Cretaceous, setelah hampir 100 juta tahun evolusi, Ceratopsia berjalan dengan empat kaki dan panjangnya mencapai sembilan meter. Mirip seperti Triceratops yang berevolusi hingga mampu melawan Tyrannosaurus Rex.

    Salah satu peneliti, Han Fenglu, mengatakan Ceraptosia dalam evolusinya juga mengalami penambahan fitur pelindung untuk membantu mereka melawan dinosaurus karnivora dan predator lainnya.

    “Makin besar ukuran mereka, kerentanan untuk menjadi mangsa makin berkurang. Lingkungan menjadi lebih aman bagi mereka dibandingkan pendahulu mereka yang lebih kecil dan selalu waspada terhadap ancaman dan mengandalkan kecepatan atau ketangkasan untuk melarikan diri,” kata Han.

    “Ketika fungsi yang membantu dinosaurus tetap waspada tidak sering digunakan, fungsi tersebut menurun,” ia menambahkan.

    Kaitannya dengan manusia, kata Han, mirip seperti efek ketergantungan terhadap teknologi. Jika terlalu mengandalkan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, fungsi-fungsi otak dan indera manusia bisa menurun.

    “Manusia kesulitan kembali hidup di hutan atau gurun setelah mengadopsi kehidupan modern. Kita harus mempertimbangkan cara mempertahankan ketajaman dan ketangkasan indera, serta kemampuan lainnya seiring dengan evolusi yang terus berlanjut,” kata dia.

    Ia mengatakan saat ini manusia sudah sangat bergantung dengan teknologi dengan meningkatnya popularitas mesin dan sistem kecerdasan buatan. Makin lama, manusia akan makin bergantung dan tak bisa lepas dari alat-alat teknologi tersebut.

    “Penemuan soal dinosaurus [yang bertambah bodoh] mengingatkan kita untuk tak terlalu bergantung [dengan teknologi],” kata dia.

    “Dinosaurus tak memiliki kontrol untuk mengatur evolusi mereka. Sementara manusia memiliki kemampuan berpikir untuk mengatur tindakan dan pilihan,” kata dia.

    Artinya, sebagai makhluk yang lebih merdeka dalam menentukan pilihan, sebaiknya kita menjaga keseimbangan saat berhadapan dengan teknologi. Jangan sampai teknologi benar-benar menguasai hidup kita sampai kita lupa untuk melatih kecerdasan alami.

    (fab/fab)