kab/kota: Washington

  • Pikat Hati Donald Trump, Amazon Hingga Meta Sumbang Rp16 Miliar Untuk Pesta Pelantikan Presiden – Halaman all

    Pikat Hati Donald Trump, Amazon Hingga Meta Sumbang Rp16 Miliar Untuk Pesta Pelantikan Presiden – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Raksasa teknologi kondang asal AS, Amazon.com Inc. menyumbangkan 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 16 miliar untuk pesta pelantikan Presiden terpilih Donald Trump yang akan digelar pada 20 Januari 2025.

    Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh pihak Amazon, selain menyumbangkan dana raksasa teknologi itu juga berjanji akan menyiarkan pelantikan Donald Trump melalui layanan Prime Video, sebagaimana dikutip dari CNN International.

    “Amazon.com Inc. akan menyumbangkan 1 juta dollar untuk dana pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.  Donasi tersebut berasal dari kas perusahaan dan tidak didanai oleh Bezos,” kata Amazon.

    Tak hanya Amazon, Meta yang merupakan induk dari Facebook dan Instagram, juga mengonfirmasi sumbangan sebesar 1 juta dollar AS untuk menyemarakan pesta pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.

    Sebagai informasi sumbangan dari perusahaan besar untuk pelantikan seperti ini telah menjadi tradisi yang kerap dilakukan beberapa tahun terakhir, kecuali pada pelantikan Barack Obama di 2009 silam yang menolak donasi korporasi

    Publik berspekulasi sumbangan miliaran dolar di gelontorkan Amazon dan Meta merupakan strategi untuk membangun hubungan positif dengan pemerintahan Trump.  Mengingat beberapa tahun terakhir hubungan Amazon dan Meta dengan Presiden Donald Trump sempat retak.

    Selama masa jabatan pertamanya, Donald Trump diketahui sering mengkritik Amazon dan The Washington Post, yang dimiliki Bezos. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, Bezos terlihat bersikap lebih positif terhadap Trump.

    “Saya sangat optimis kali ini, saya sangat berharap, dia tampaknya memiliki banyak energi untuk mengurangi regulasi, dan jika saya dapat membantunya melakukan itu, saya akan membantunya,” kata Bezos.

    Hal serupa juga terjadi pada Meta. Hubungan antara pemilik Meta, Zuckerberg dan Trump diketahui sempat memanas, terutama setelah insiden pada 6 Januari 2021 yang menyebabkan Donald Trump dikeluarkan dari Facebook.

    Namun perlahan Zuckerberg mulai membangun keakraban dengan Trump, bahkan usai Trump lolos dari percobaan pembunuhan Juli lalu Zuckerberg  sempat prihatin atas insiden itu.

    “Melihat Donald Trump berdiri setelah tertembak di wajah dan mengepalkan tinjunya ke udara sambil mengibarkan bendera Amerika adalah salah satu hal paling hebat yang pernah saya lihat dalam hidup saya,” kata Zuckerberg, dalam sebuah wawancara dengan podcast “The Circuit” di kantor pusat Meta di Menlo Park, California.

  • Rusia Bilang Putin Tak Diundang ke Pelantikan Trump

    Rusia Bilang Putin Tak Diundang ke Pelantikan Trump

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengungkapkan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak mendapatkan undangan untuk menghadiri pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington DC pada Januari mendatang.

    Ketika ditanya wartawan soal apakah Trump telah menyampaikan undangan kepada Putin untuk menghadiri pelantikannya pada 20 Januari mendatang, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjawab: “Tidak, dia belum menyampaikannya.”

    Demikian seperti dilansir The Moscow Times, Jumat (13/12/2026).

    Seorang pemimpin asing belum pernah menghadiri pelantikan Presiden AS, yang biasanya dihadiri oleh para Duta Besar dan diplomat asing lainnya.

    Pekan ini, media terkemuka CBS News yang mengutip sejumlah sumber melaporkan bahwa Trump mengundang Presiden China Xi Jinping untuk menghadiri seremoni pelantikan dirinya. Undangan untuk Xi itu diberikan pada awal November, tak lama setelah Trump memenangkan pilpres AS pada 5 November lalu.

    Pihak Trump sejauh ini belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.

    Tidak diketahui juga secara jelas apakah Xi telah menerima undangan dari Trump tersebut. Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentarnya atas laporan media tersebut.

    Tim transisi Trump dilaporkan semakin meningkatkan kemungkinan untuk menjamu para pemimpin asing, termasuk Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban yang disebut “masih mempertimbangkan” untuk menghadiri langsung pelantikan tersebut.

    Tonton juga video: Putin Sebut Trump Saat Ini dalam Keadaan Tidak Aman

  • Berawal dari Menyerang Suriah, Kini Israel Bersiap Targetkan Situs Nuklir Iran – Halaman all

    Berawal dari Menyerang Suriah, Kini Israel Bersiap Targetkan Situs Nuklir Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel kini tengah mempersiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir di Iran.

    Persiapan serangan situs nuklir Iran ini bermula dari pelumpuhan Angkatan Udara Suriah yang dilakukan Israel beberapa hari terakhir.

    Israel meyakini dengan lumpuhnya angkatan bersenjata Suriah dapat melemahkan posisi Iran di kawasan tersebut.

    Iran telah lama menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Pernyataan Iran ini bertentangan dengan tuduhan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang menyebut Teheran berupaya untuk membuat bom atom.

    Dikutip dari Russia Today, Israel dilaporkan mempertimbangkan serangan terhadap situs nuklir Iran setelah serangan rudal Teheran pada 1 Oktober 2024 lalu.

    Namun, rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Iran pada saat itu tidak terealisasi.

    Pemerintah Netanyahu telah memanfaatkan kejadian terkini di Suriah untuk menghancurkan kemampuan militer negara tetangganya.

    Awal minggu ini, jet tempur Israel menyerang lebih dari 250 target di seluruh Suriah, termasuk bandara dan pelabuhan laut, situs pertahanan udara dan rudal, fasilitas dan gudang industri militer.

    Pasukan Israel juga bergerak melampaui zona penyangga di Dataran Tinggi Golan, dengan mengklaim Gunung Hermon.

    Pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah digulingkan oleh militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) minggu lalu. Kelompok jihadis itu belum mengonsolidasikan kekuasaannya.

    Israel dilaporkan yakin bahwa Iran “terisolasi” setelah Assad digulingkan dan sekutu utamanya yang lain di kawasan itu, Hizbullah yang berbasis di Lebanon, telah dilemahkan secara signifikan oleh serangan IDF baru-baru ini di sana.

    Hal ini dapat mendorong Iran untuk mempercepat program nuklirnya dan menciptakan peluang bagi serangan pendahuluan Israel.

    Trump Juga Pertimbangkan Hentikan Iran Bangun Senjata Nuklir

    Presiden Terpilih AS, Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mencegah Iran membangun senjata nuklir.

    Kabar tersebut muncul saat Israel dilaporkan tengah menyusun untuk melakukan serangan terhadap situs nuklir Iran.

    Donald Trump sempat mengatakan kepada Netanyahu dalam panggilan telepon bahwa ia ingin menghindari serangan Iran selama masa jabatannya.

    Namun, ia tetap mencari cara untuk menghentikan Republik Islam itu dari mengembangkan senjata nuklir.

    Dikutip dari Times of Israel, Trump saat ini tengah menggarap rencana “tekanan maksimum 2.0” yang menciptakan kembali kebijakan sanksi agresif terhadap Iran.

    Salah seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan, ada beberapa cara berbeda yang dapat digunakan untuk menekan militer guna menghalangi Iran.

    Pertama, Washington dapat mengirim lebih banyak pasukan, kapal, dan pesawat tempur ke wilayah tersebut sekaligus memperkuat kemampuan ofensif Israel melalui penjualan bom penghancur bunker.

    Namun, jika itu gagal, AS dapat mengambil sikap yang lebih agresif dan mengancam akan menggunakan kekuatan militer langsung, kata sumber tersebut.

    Dalam wawancara dengan Majalah Time yang diterbitkan Kamis, Trump mengatakan tentang potensi perang dengan Iran, “Apa pun bisa terjadi. Situasinya sangat tidak menentu”.

    Trump mempertimbangkan serangan pencegahan terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir masa jabatan pertamanya, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.

    Kali ini, menurut laporan WSJ, pemerintahannya mungkin terbuka untuk mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Republik Islam tersebut.

    Di antara alasan Trump mungkin lebih terbuka terhadap tindakan militer kali ini yang disebutkan dalam laporan adalah dugaan upaya Iran untuk membunuh presiden terpilih.

    Pejabat militer Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka yakin sekarang ada kesempatan untuk menyerang situs nuklir Iran, dan terus melakukan persiapan untuk serangan potensial, menyusul runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah akhir pekan lalu.

    Pasukan Pertahanan Israel yakin bahwa Iran — yang terisolasi setelah jatuhnya rezim Assad dan melemahnya kelompok proksi utamanya, Hizbullah, di Lebanon — mungkin akan terus melanjutkan program nuklirnya  dan mengembangkan bom sambil berupaya mengganti sistem pencegahannya.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Sirine Meraung-raung di Ukraina, Pembalasan Rusia Dimulai, Rudal Datang dari Utara dan Selatan

    Sirine Meraung-raung di Ukraina, Pembalasan Rusia Dimulai, Rudal Datang dari Utara dan Selatan

    GELORA.CO  — Sirine serangan udara merang-rang di seluruh penjuru Ukraina, Jumat (13/12/2024) pagi atau siang waktu Indonesia. 

    Rusia diperkirakan melakukan aksi pembalasan terhadap serangan Ukraina.

    Media Kiev, Ukrinform mengabarkan dalam breaking newsnya hari ini, Rusia meluncurkan sejumlah besar rudal ke Ukraina.

    Rudal ini meluncur dari satu MiG-31K yang berpotensi membawa rudal Kinzhal.

    Baca juga: Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin

    Pesawat tersebut lepas landas dari lapangan udara Savasleyka, sebelah timur Moskow.

    Angkatan Udara Ukraina mengingatkan kepada warga Ukraina agar semakin berhati-hati karena ancaman Rusia yang bakal kembali menyerang Ukraina.

    Ukrinform mengabarkan, bahwa rudal datang dari utara dan selatan. 

    Peringatan serangan udara telah diumumkan di seluruh Ukraina.

    “Jangan abaikan peringatan udara!” kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.

    Selain rudal, Rusia juga meluncurkan puluhan pesawat nirawak kamikaze ke Ukraina.

    Namun hingga kini belum ada konfirmasi wilayah-wilayah yang terkena serangan dari Rusia tersebut.

    Kewaspadaan Ukraina tersebut muncul setelah Rusia menyatakan segera membalas serangan Ukraina pada Rabu (11/12/2024).

    Pada Rabu kemarin, Ukraina meluncurkan enam rudal taktis angkatan darat (ATACMS) bantuan Amerika Serikat. 

    Target serangan adalah lapangan udara militer di Taganrog, kota pelabuhan di wilayah Rostov, pesisir Laut Azov. 

    “Dua rudal ditembak jatuh oleh awak tempur sistem pertahanan udara Pantsir, sedangkan yang lainnya dibelokkan oleh peralatan perang elektronik,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP. 

    Dikatakan bahwa tidak ada personel militer terluka, tetapi pecahan peluru yang jatuh sedikit merusak kendaraan tempur dan bangunan di dekatnya. 

    “Serangan oleh senjata jarak jauh Barat ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tindakan yang tepat akan diambil,” imbuh . 

    Moskwa bulan lalu meluapkan amarah setelah Washington mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS. 

    Rudal itu dibuat oleh industri pertahanan AS Lockheed Martin dan memiliki jangkauan maksimal 300 kilometer. 

    Pada 21 November, Rusia meluncurkan rudal hipersonik eksperimental Oreshnik ke Ukraina untuk kali pertama. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya respons terhadap penggunaan senjata jarak jauh Barat oleh Kyiv.

    Pada Kamisnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menembakkan rudal balistik hipersonik ke pusat Ibu Kota Kiev jika Ukraina tidak menghentikan serangannya menggunakan rudal ATACMS atau Stporm Shador buatan Inggris. 

    Sementara Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan, Rusia mungkin akan segera membidik Ukraina lagi dengan rudalnya yang baru, Oreshnik. 

    Peringatan AS “didasarkan pada penilaian intelijen bahwa ada kemungkinan Rusia dapat menggunakan rudal Oreshnik dalam beberapa hari mendatang,” kata Singh, dikutip dari kantor AFP

  • Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikannya pada 20 Januari

    Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikannya pada 20 Januari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengundang Presiden China Xi Jinping untuk menghadiri upacara pelantikannya pada 20 Januari 2025 mendatang.

    Sekretaris pers Trump, Karoline Leavitt, mengonfirmasi undangan tersebut dalam sebuah pernyataan. Leavitt mengatakan undangan Trump ke Xi sebagai upaya memperkuat hubungan antara kedua negara.

    “Ini adalah contoh Presiden Trump yang menciptakan dialog terbuka dengan para pemimpin negara, yang bukan hanya sekutu kita, tetapi juga kompetitor kita,” kata Leavitt, dikutip Al Jazeera.

    Para pengamat mengatakan belum pernah terjadi sebelumnya bagi seorang Presiden China, untuk menghadiri pelantikan Presiden AS, mengingat “hubungan dingin” kedua negara yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

    “Ini sandiwara politik, tidak lebih. Kepala negara lain, apalagi Xi Jinping, tidak menghadiri pelantikan presiden AS,” kata pengamat China di Pusay Studi Strategis dan Internasional Washington, Scott Kennedy, kepada Reuters.

    Selain itu para pengamat juga mengatakan Xi tidak mungkin menerima undangan tersebut.

    Juru bicara kementerian Luar Negeri China juga sudah buka suara terkait undangan Trump.

    “Saat ini saya belum punya informasi apa pun untuk dibagikan,” kata jubir Kemlu China, Mao Ning.

    Xi dan Trump pernah berselisih di masa lalu. Selama masa jabatan pertama Trump tahun 2017-2021, dia memulai perang dagang dengan China yang menyebabkan kedua negara saling menjatuhkan tarif impor tinggi.

    Trump juga terlibat perang kata-kata dengan pemerintah Xi selama pandemi Covid-19, yang ia sebut sebagai “virus China”. Kala itu Trump menuntut China bertanggung jawab atas penyebaran virus itu. Sementara China mengecam tuduhan Trump tidak berdasar.

    (dna/dna)

  • Saham Asia Ambruk Wall Street Melemah Terseret Ketegangan Investor Jelang Perilisan Risalah The Fed – Halaman all

    Saham Asia Ambruk Wall Street Melemah Terseret Ketegangan Investor Jelang Perilisan Risalah The Fed – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mayoritas saham di perdagangan bursa Asia mencatatkan penurunan,  seiring dengan kehati-hatian investor menjelang rapat kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

    Menurut pantauan Reuters, selama 24 jam terakhir Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 1,39 persen, disusul Topix Jepang yang terdepresiasi 1,17 persen, sementara Shanghai Composite tergerus 1,33 persen, dan Hang Seng Hong Kong turun 1,66 persen.

    Pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung mengikuti reli bursa AS, Wall Street yang berada di zona merah karena pasar mencerna data inflasi produsen yang lebih panas.

    Dimana Indeks Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi turun 0,66 persen, atau melandai di bawah ambang batas 20.000 dan berakhir pada 19.902,84.

    Penurunan juga terjadi pada Indeks pasar luas S&P 500 yang amblas 0,54 persen dan ditutup pada level 6.051,25. Kemudian, indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 234,44 poin, atau 0,53 persen, dan ditutup pada level 43.914,12.

    Prospek penurunan suku terjadi setelah investor merespon data inflasi AS periode November 2024 yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.

    Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tumbuh 2,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 2,6 persen.

    Sementara secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK AS pada November lalu tumbuh 0,3 persen, bila dibandingkan dengan periode sebelumnya dimana pada Oktober lalu IHK hanya tumbuh 0,2 persen.

    Pertumbuhan ini lantas membuat pasar berekspektasi bahwa The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunga lebih agresif ke kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen pekan depan.

    Kondisi tersebut semakin diperparah lantaran lain pengangguran mingguan naik lebih tinggi dari perkiraan, sementara data inflasi produsen menunjukkan hasil yang bervariasi. Inflasi grosir AS meningkat pada November karena lonjakan harga telur.

    “Kami tetap berpandangan bahwa kebijakan yang bersifat inkremental dan reaktif lebih mungkin dilakukan daripada kebijakan pre-emptif dan ‘bazoka’,” kata Jian Chang, kepala ekonom Tiongkok di Barclays.

    Sejauh ini Investor masih menunggu keputusan suku bunga dan data ekonomi tambahan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas terkait arah kebijakan moneter AS.

    Terpisah, di tengah penurunan niali saham, mata uang dollar AS justru naik 1 persen di minggu ini, mengungguli mata uang lainnya,berkat dukungan dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang.

    Menurut laporan pemerintah AS, Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun naik 17 bps sementara imbal hasil 30 tahun melonjak 22 bps, kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari setahun.[FRX/]

  • AS Bilang Netanyahu Siap untuk Gencatan Senjata

    AS Bilang Netanyahu Siap untuk Gencatan Senjata

    Jakarta

    Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengunjungi Israel dan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, untuk mendukung upaya yang baru-baru ini dihidupkan kembali demi mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Setelah pertemuan itu, Sullivan mengatakan ia “mendapat kesan” bahwa pemimpin Israel itu “siap untuk membuat kesepakatan” yang akan mengamankan berakhirnya permusuhan antara Israel dan Hamas di Gaza. Kesepakatan itu juga akan memastikan pembebasan 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas, setelah diculik masuk ke Jalur Gaza dalam serangan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang warga sipil Israel.

    “Tujuan saya adalah menempatkan kami pada posisi untuk dapat menyelesaikan kesepakatan itu pada bulan ini,” kata Sullivan dalam konferensi pers di Tel Aviv. Kelompok Hamas dikategorikan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa dan beberapa negara lain.

    Serangan balasan Israel kepada Hamas telah menewaskan setidaknya 44.805 orang di Gaza, di mana kebanyakan korban adalah warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, tetapi dianggap dapat dipercaya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kamis (12/12), Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin dan tanpa syarat apa pun.

    Serangan di Gaza terus berlanjut

    Otoritas yang dipimpin Hamas di Gaza mengatakan bahwa serangan udara Israel baru-baru ini telah menewaskan setidaknya 33 orang, termasuk 12 penjaga yang mengamankan truk-truk bantuan.

    Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel IDF mengatakan pihaknya menargetkan militan yang merencanakan pembajakan kendaraan-kendaraan itu.

    Juru bicara UNRWA Louise Wateridge mengatakan kepada wartawan yang mengunjungi Nuseirat di Gaza tengah bahwa kondisi masyarakat di Jalur Gaza “mengerikan dan apokaliptik” atau layaknya hari kiamat.

    Israel juga melakukan serangan ke Lebanon selatan. IDF mengatakan pasukannya telah menargetkan militan Hizbullah yang kehadirannya di daerah itu dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.

    IDF juga serang target-target di Suriah

    Di wilayah lain, Israel terus beroperasi di Suriah setelah jatuhnya rezim Assad.

    Pasukan IDF masih berada di zona penyangga yang diawasi oleh PBB, yang memisahkan pasukan Israel dan Suriah di Dataran Tinggi Golan, dalam langkah yang menurut PBB melanggar perjanjian gencatan senjata 1974.

    Selama kunjungan ke Yordania, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan, Israel khawatir terhadap kekosongan kekuasaan yang dapat diisi oleh para ekstremis, tetapi Washington telah berbicara dengan pihak Israel mengenai langkah selanjutnya.

    “Pada saat seperti ini, sangat penting bagi kami untuk memastikan bahwa kami tidak akan memicu konflik tambahan,” kata Blinken.

    Pada Senin (09/12), Israel mengatakan pihaknya telah menyerang “senjata kimia yang tersisa atau misil atau roket jarak jauh, agar tidak jatuh ke tangan para ekstremis.”

    Direktur Jenderal Organisasi Pelarangan Senjata Kimia OPCW, Fernando Arias, mengatakan kelompoknya “mengikuti dengan seksama” laporan-laporan serangan terhadap fasilitas militer.

    “Kami belum tahu apakah serangan ini telah mempengaruhi wilayah yang terkait dengan senjata kimia. Serangan udara semacam itu dapat menimbulkan risiko kontaminasi,” katanya dalam sebuah pidato.

    kp/rs/hp (AFP, AP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1024: Mark Rutte Sebut Putin Ingin Hapus Ukraina dari Peta – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1024: Mark Rutte Sebut Putin Ingin Hapus Ukraina dari Peta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1024 pada Jumat (13/12/2024).

    Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengeluarkan peringatan serius tentang ambisi Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang berupaya menghapus Ukraina dari peta.

    Dalam pernyataannya kepada lembaga riset Carnegie Europe, Rutte menekankan bahwa ancaman ini tidak hanya terbatas pada Ukraina, tetapi juga dapat meluas ke negara-negara lain di Eropa.

    “Sudah waktunya untuk beralih ke pola pikir masa perang,” katanya, dikutip dari The Guardian.

    Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan Rusia menggunakan kawanan pesawat tanpa awak yang dapat menimbulkan dampak fatal di Ukraina dan negara-negara Eropa lainnya.

    Peringatan ini disampaikan Rutte dalam pidato pelantikan sebagai Sekretaris Jenderal NATO, hanya dua bulan setelah ia menjabat sebagai pejabat sipil tertinggi di organisasi tersebut.

    Dengan situasi yang semakin memanas, Rutte meminta semua pihak untuk bersiap menghadapi potensi ancaman yang lebih besar dari Rusia.

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1024:

    Paket Senjata Terbaru dari AS

    Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan paket bantuan senjata terbaru untuk Ukraina pada hari Kamis.

    Paket ini bernilai 500 juta dollar AS, seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan resmi.

    Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan terus memberikan dukungan tambahan kepada Ukraina hingga akhir masa pemerintahan Biden.

    “Kami berkomitmen untuk membantu Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia,” ujar Kirby.

    Sebagai bagian dari dukungan ini, Washington juga mengumumkan 10 hari yang lalu bahwa mereka akan mengirimkan bantuan senjata lainnya.

    Paket itu termasuk rudal, amunisi ranjau antipersonel, dan berbagai senjata lainnya, dengan total nilai mencapai 725 juta dollar AS.

    Pemerintahan Biden berusaha untuk memperkuat posisi Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia sebelum masa jabatannya berakhir pada bulan Januari.

    Setelah itu, presiden terpilih Donald Trump akan mengambil alih kepemimpinan.

    Biden dan timnya berfokus pada upaya untuk memastikan Ukraina mendapatkan dukungan yang diperlukan dalam waktu yang terbatas ini, sebagai bagian dari strategi untuk melawan agresi yang sedang berlangsung.

    Pertahanan Ukraina di Pokrovsk Terus Diuji

    Pertempuran di sekitar Kota Pokrovsk, Ukraina timur, semakin intensif.

    Hal ini disampaikan oleh komandan militer tertinggi Ukraina setelah serangan Rusia yang berlangsung selama berbulan-bulan.

    Analis memperkirakan bahwa pasukan Rusia kini hanya berjarak beberapa kilometer dari Pokrovsk.

    Staf Umum Ukraina melaporkan pada hari Kamis bahwa selama 24 jam terakhir, pasukan Ukraina berhasil menangkis hampir 40 upaya serangan dari Rusia untuk menyerbu pertahanan di sekitar Pokrovsk.

    Pertahanan Ukraina di wilayah Donetsk telah mengalami tekanan yang signifikan sejak awal tahun ini akibat serangan Rusia yang terus-menerus.

    Pokrovsk merupakan salah satu benteng pertahanan utama Ukraina dan juga berfungsi sebagai pusat logistik penting di wilayah Donetsk.

    Keberadaan kota ini sangat strategis bagi pertahanan Ukraina dalam menghadapi agresi militer Rusia.

    Dengan situasi yang semakin memanas, fokus internasional kini tertuju pada kemampuan Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan yang terus berlanjut.

    Ukraina Belum Siap Perundingan dengan Rusia

    Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Kamis (12/12/2024) malam oleh penyiar publik Suspilne, Yermak menyatakan bahwa Ukraina tidak memiliki dua elemen penting yang dibutuhkan untuk memulai dialog: senjata jaminan keamanan dan status internasional yang diinginkan.

    “Belum hari ini,” ujar Yermak ketika ditanya tentang kesiapan Ukraina untuk memulai perundingan.

    Pernyataan ini muncul di tengah pertimbangan terbuka Presiden Volodymyr Zelensky mengenai kemungkinan penyelesaian yang dinegosiasikan untuk konflik yang dimulai sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

    Meskipun ada diskusi tentang perundingan, Yermak menegaskan bahwa kondisi saat ini belum mendukung langkah tersebut.

    Dengan situasi yang masih tidak menentu, Ukraina tetap berfokus pada upaya untuk mendapatkan dukungan internasional dan memperkuat posisi pertahanannya sebelum melanjutkan dialog dengan Rusia.

    Kaja Kallas: Gunakan Dana Rusia untuk Mendukung Ukraina

    Miliaran dana negara Rusia yang saat ini dibekukan di Uni Eropa harus dialokasikan untuk membantu Ukraina.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Kaja Kallas, diplomat utama Uni Eropa yang juga merupakan perwakilan tinggi untuk urusan luar negeri dan keamanan.

    Kallas menegaskan bahwa Ukraina memiliki klaim yang sah untuk mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialaminya akibat invasi Rusia.

    Kallas mengilustrasikan pentingnya aset yang dibekukan dengan pernyataan, “Lebih baik memiliki burung kecil di tangan Anda daripada burung besar di atap.”

    Ia menekankan bahwa saat ini Uni Eropa memiliki “burung kecil” tersebut, yaitu aset yang dibekukan, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung Ukraina.

    Usulan Kallas muncul di tengah meningkatnya pertanyaan mengenai cara mendanai Ukraina dalam jangka menengah serta membayar tagihan rekonstruksi yang sangat besar.

    Dengan situasi yang terus berkembang, penggunaan dana yang dibekukan dapat menjadi solusi strategis dalam mendukung Ukraina dan menekan Rusia lebih lanjut.

    Kedepannya, langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memastikan bahwa dana tersebut dapat segera dimanfaatkan demi kepentingan Ukraina dan stabilitas regional.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Trump Bicara Soal Kemungkinan Perang dengan Iran, Apa Katanya?

    Trump Bicara Soal Kemungkinan Perang dengan Iran, Apa Katanya?

    Washington DC

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan “apa pun bisa terjadi” ketika ditanya soal kemungkinan berperang dengan Iran saat dia kembali menjabat nantinya.

    “Apa pun bisa terjadi. Apa pun bisa terjadi. Situasinya sangat fluktuatif,” ucap Trump saat ditanya soal kemungkinan perang melawan Iran dalam wawancara dengan majalah TIME, seperti dilansir Reuters, Jumat (13/12/2024).

    Trump kemudian menambahkan bahwa menurutnya, hal yang paling berbahaya yang terjadi saat ini adalah Ukraina menembakkan rudal ke Rusia, yang menurutnya merupakan eskalasi konflik besar-besaran.

    Wawancara dengan TIME itu bertepatan dengan penobatan Trump sebagai “Person of the Year” untuk tahun ini.

    Trump memiliki riwayat yang buruk dengan Iran, di mana pada masa jabatan pertamanya, tepatnya tahun 2020 lalu, dia memerintahkan serangan udara AS yang menewaskan jenderal penting Iran, Qassem Soleimani, yang saat itu sedang berada di wilayah Irak.

    Kemudian tahun 2018 lalu, Trump memutuskan untuk menarik AS dari perjanjian nuklir Iran yang disepakati pendahulunya, mantan Presiden Barack Obama, pada tahun 2015, dan memberlakukan kembali rentetan sanksi ekonomi untuk Teheran yang sebelumnya telah dilonggarkan.

    Perjanjian nuklir itu mengatur pembatasan terhadap kemampuan Iran dalam memperkaya uranium — proses yang dapat menghasilkan material fissile untuk senjata nuklir.

  • AS Tuduh Warga Korut Susupi Perusahaan Washington, Curi Data Rahasia

    AS Tuduh Warga Korut Susupi Perusahaan Washington, Curi Data Rahasia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat mengeklaim Korea Utara menyusupkan warga mereka ke perusahaan-perusahaan di AS, untuk mencuri informasi rahasia yang kemudian digunakan untuk pemerasan.

    Uang hasil peras tersebut diduga dipakai untuk membiayai program persenjataan Pyongyang.

    Kementerian Luar Negeri AS menyatakan sekitar 130 pekerja asal Korea Utara bekerja di perusahaan teknologi informasi (IT) dan nirlaba AS dari 2017 hingga 2023. Mereka setidaknya telah meraup $88 juta (sekitar Rp1,4 triliun) yang digunakan Korut untuk membiayai senjata pemusnah massal.

    Perwakilan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York belum memberikan komentar mengenai hal ini.

    Kemlu AS sementara itu sedang mencari informasi dari dua perusahaan Korut yang dijatuhi sanksi, yakni Yanbian Silverstar Network Technology dan Volasys Silverstar. Dua perusahaan yang masing-masing berbasis di China dan Rusia tersebut dikatakan menangani para pekerja.

    Kementerian Kehakiman AS secara terpisah juga mengumumkan dakwaan terhadap 14 warga Korea Utara yang dituduh bekerja di perusahaan-perusahaan AS menggunakan identitas palsu.

    Para pekerja diduga beroperasi dari luar AS untuk mencuri informasi sensitif perusahaan, salah satunya kode sumber komputer milik perusahaan, dan mengancam akan membocorkannya kecuali jika perusahaan membayar tebusan.

    Ke-14 orang tersebut kini didakwa dengan sejumlah tuduhan di antaranya penipuan daring, pencucian uang, dan pencurian identitas.

    “Untuk mendukung rezimnya yang brutal, pemerintah Korea Utara mengarahkan pekerja IT untuk mendapatkan pekerjaan melalui penipuan, mencuri informasi sensitif dari perusahaan-perusahaan AS, dan menyedot uang kembali ke Korut,” kata Wakil Jaksa Agung AS Lisa Monaco dalam sebuah pernyataan.

    Sebagian besar terdakwa diyakini berada di Korea Utara. Oleh sebab itu, Kementerian Luar Negeri AS menawarkan hadiah $5 juta (sekitar Rp80 miliar) bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi mengenai para tersangka.

    Seorang pembelot Korea Utara yang ahli di bidang IT pernah mengaku kepada Reuters pada November 2023 bahwa di Korut, ia akan mencoba untuk mendapatkan pekerjaan dan membuat profil media sosial palsu untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan.

    (blq/dna)

    [Gambas:Video CNN]