kab/kota: Washington

  • Perang Baru Trump Makin Ngeri, Jet Bomber Turun-Negara Deportasi Warga

    Perang Baru Trump Makin Ngeri, Jet Bomber Turun-Negara Deportasi Warga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang narkoba Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap Venezuela di Laut Karibia makin ngeri. Data dari situs web pelacakan Flightradar24, menunjukkan dua bomber AS B-1B, lepas landas dari sebuah pangkalan di negara bagian Dakota Utara, terbang sejajar dengan pantai Venezuela.

    Hal ini menyusul penerbangan lain di dekat Venezuela oleh setidaknya satu pesawat B-1B minggu lalu dan satu lagi oleh beberapa pesawat pengebom B-52 minggu sebelumnya Sebelumnya, AS juga telah memerintahkan gugus tugas tempur kapal induk USS Gerald R. Ford ke Amerika Latin, dengan mengerahkan 10 jet tempur siluman F-35 ke Puerto Riko, Kamis lalu.

    Mengutip AFP, Rabu (29/10/2025), saat ini, ada total tujuh kapal Angkatan Laut AS di Karibia. Kapal induk lain, USS Gravely juga bertengger di Trinidad dan Tobago sejak akhir pekan di mana marinir AS disebut akan melakukan latihan gabungan dengan pasukan pertahanan lokal.

    Militer AS juga telah melakukan serangan terhadap setidaknya 10 kapal yang diduga sebagai penyelundup narkoba, sembilan kapal dan satu kapal semi-submersible, sejak awal September. Perang baru Trump itu menewaskan sedikitnya 43 orang.

    Perlu diketahui, Washington dan Caracas telah berselisih selama bertahun-tahun. AS menolak kemenangan pemilu Maduro pada tahun 2018 dan 2024 sebagai penipuan.

    Deportasi Warga

    Sementara konflik AS dan Venezuela ini menyeret Trinidad dan Tobago. Tetangga Caracas yang kini menjadi tempat singgah militer Washington tersebut, tengah mempertimbangkan “deportasi massal” migran tak berdokumen di wilayahnya, yang sebagian besar adalah warga Venezuela.

    Dalam memorandum pemerintah, Menteri Keamanan dalam Negeri Trinidad dan Tobago memerintahkan penghentian rencana pembebasan imigran ilegal yang ditahan. Ia mengatakan negara mempertimbangkan pelaksanaan deportasi massal.

    AS sendiri sudah sejak September menggencarkan perang terahadp narkoba dengan target Venezuela. Trump menyebut Presiden Nicolas Maduro terlibat mafia obat-obatan terlarang itu.

    Sementara itu, pada Senin, Maduro menangguhkan perjanjian gas dengan Trinidad dan Tobago, menyebut Perdana Menteri (PM) Persad-Bissessar mengubah negaranya menjadi kapal induk kekaisaran Amerika. Ia mengatakan keduanya tengah melakukan “pemerasan” ke Venezuela.

    Parlemen Venezuela pada hari Selasa menyatakan Persad-Bissessar sebagai “persona non grata” di negara itu. Persona Non Grata, merujuk negara berhak untuk menolak atau mengusir diplomat di negara penerima.

    Perlu diketahui, AS baru-baru ini mengizinkan Trinidad dan Tobago untuk mengeksploitasi ladang gas Dragon di perairan Venezuela meskipun ada embargo minyak dan gas AS. Hal ini pun memperdalam ketegangan antara kedua negara tetangga tersebut.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Netanyahu Hancurkan Gencatan Gaza, AS Dinilai Tutup Mata

    Netanyahu Hancurkan Gencatan Gaza, AS Dinilai Tutup Mata

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gencatan senjata di Gaza kembali runtuh setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat. Serangan yang diperintahkan langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk warga sipil dan satu anak, menurut pejabat kesehatan Gaza.

    Langkah Israel ini menjadi pukulan telak bagi kesepakatan gencatan senjata yang digagas Presiden AS Donald Trump, dan memicu pertanyaan soal keseriusan Washington menegakkan perdamaian di Timur Tengah.

    “Semua mata kini tertuju pada Washington,” kata Yousef Munayyer, Direktur Program Palestina/Israel di Arab Center Washington DC, seperti dikutip The Intercept. “Apakah mereka akan bersikap adil, atau sekali lagi membiarkan Israel lolos dari tanggung jawab seperti sebelumnya?”

    Menurut laporan Associated Press, Israel telah memberitahu pemerintahan Trump sebelum serangan dilakukan. Namun, alih-alih mengutuk aksi tersebut, Wakil Presiden JD Vance justru menyebutnya sebagai “pertempuran kecil di sana-sini” dan menegaskan bahwa “gencatan senjata masih berlaku.”

    Serangan terbaru Israel menghantam sejumlah titik di Kota Gaza, termasuk halaman Rumah Sakit al-Shifa dan kompleks apartemen, serta kawasan Khan Younis dan Deir al-Balah. Israel berdalih serangan dilakukan setelah tentaranya ditembaki pejuang Hamas di Gaza selatan, klaim yang kemudian dibantah kelompok tersebut.

    “Jika Israel benar-benar berniat membawa pulang sandera mereka, mereka akan memfasilitasi prosesnya, bukan justru menghancurkan upaya di lapangan dengan serangan semacam ini,” ujar Ramy Abdu, Ketua Euro-Mediterranean Human Rights Monitor.

    Hamas menyebut pihaknya sudah memulangkan seluruh sandera hidup dalam 72 jam sesuai kesepakatan, dan telah mengembalikan 15 dari 28 jenazah warga Israel yang meninggal. Namun, Israel menuding Hamas menunda pemulangan sisa jenazah, sementara Palang Merah menegaskan masih berkoordinasi dengan kedua belah pihak.

    Di sisi lain, Israel tetap memperketat blokade bantuan ke Gaza, menutup perlintasan Rafah, dan menggempur kawasan sipil. Serangan udara pada 19 Oktober lalu bahkan menewaskan sedikitnya 26 warga Palestina, termasuk pengungsi di sekolah Nuseirat.

    “Ini strategi lama,” kata Abdu. “Mereka mendorong Palestina untuk bereaksi agar punya alasan melanjutkan serangan.”

    Munayyer menilai tindakan Israel mengikuti pola yang sama seperti gencatan-gencatan sebelumnya. “Israel menahan sandera untuk meredam kemarahan publiknya sendiri, lalu memulai kembali serangan ke Gaza begitu situasi agak tenang,” ujarnya.

    Sementara tekanan terhadap Israel meningkat dari negara-negara Barat. Uni Eropa, Inggris, Prancis, Kanada, dan Australia dikabarkan mempertimbangkan sanksi atau pengakuan resmi terhadap negara Palestina jika kekerasan tak dihentikan.

    “Israel kini berupaya menciptakan narasi bahwa Hamas yang melanggar gencatan senjata,” kata Munayyer. “Pertanyaannya: apakah komunitas internasional akan kembali mempercayainya?”

    Serangan terbaru ini menandai meningkatnya ketegangan di tengah gencatan senjata rapuh yang ditengahi AS. Sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 68.000 warga Gaza dilaporkan tewas akibat serangan Israel, sementara korban di pihak Israel mencapai lebih dari 1.200 orang.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perjanjian Dagang Malaysia-AS Terungkap, Isinya Ngeri-ngeri Sedap

    Perjanjian Dagang Malaysia-AS Terungkap, Isinya Ngeri-ngeri Sedap

    Kuala Lumpur, Beritasatu.com – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menuai kritik tajam seusai menandatangani perjanjian dagang baru dengan Amerika Serikat (AS) yang disebut dengan perjanjian perdagangan timbal balik atau agreement on reciprocal trade (ART).

    Kritik muncul setelah Anwar menari bersama Presiden Donald Trump tak lama setelah kedatangan pemimpin AS itu di Malaysia, yang dianggap sebagai tindakan tidak bermartabat dan seperti budak. Namun, kini sorotan publik kini tertuju pada isi perjanjian dagang yang ditandatangani beberapa jam setelah pertemuan tersebut.

    Dokumen yang beredar di media sosial menunjukkan adanya klausul yang mengharuskan Malaysia berkonsultasi dengan Washington sebelum menjalin kerja sama dagang dengan negara ketiga.

    Ketentuan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang apakah sang PM Anwar telah menyerahkan sebagian kedaulatan ekonomi Malaysia kepada AS, hal yang sebelumnya telah diperingatkan oleh eks PM Mahathir Mohamad.

    Perjanjian tersebut memberikan akses istimewa bagi eksportir AS ke pasar Malaysia, sementara Washington tetap mempertahankan tarif 19% yang diberlakukan baru-baru ini. Perikatan Nasional (PN) mengecam kesepakatan itu sebagai bentuk penyerahan diri.

    “Malaysia kehilangan kendali atas kebijakan ekonominya sendiri, sementara AS bebas menentukan apa yang menguntungkan industrinya. Ini bukan kemitraan, melainkan kehilangan kedaulatan,” ujar Sekjen PN Azmin Ali dalam pernyataan resmi dikutip Selasa (28/10/2025).

    Sementara, politikus senior The Democratic Action Party (DAP) Teng Chang Khim menuntut pemerintah bersikap transparan mengenai isi perjanjian.

    Ia menyoroti salah satu klausul yang mewajibkan Malaysia berkonsultasi dengan AS sebelum menandatangani perjanjian digital dengan negara lain yang membahayakan kepentingan penting AS.

    Klausul lain menyebut AS dapat memberlakukan kembali tarif 25% jika Malaysia menjalin kerja sama dagang dengan negara yang dianggap mengancam kepentingan AS, yang diyakini mengacu pada China serta negara-negara BRICS, seperti Rusia dan Iran.

    Selain itu, Malaysia juga sepakat untuk tidak membatasi ekspor mineral tanah jarang ke AS, keputusan yang dinilai menguntungkan Washington namun berpotensi merugikan hubungan dengan Beijing.

    Lebih jauh, perjanjian itu mengharuskan Malaysia mengikuti kebijakan perdagangan AS, termasuk menerapkan bea, kuota, atau pembatasan yang sama terhadap negara yang menjadi sasaran sanksi Amerika.

    PN menilai kebijakan ini mengancam posisi netral Malaysia di kancah global. “Jika AS memblokir impor dari China atau Rusia, Malaysia harus melakukan hal sama, meskipun merugikan perekonomian nasional,” tambah Azmin.

    Pengamat politik Eric See-To menegaskan, perjanjian tersebut pada dasarnya membuat Malaysia terikat pada agenda geopolitik dan keamanan AS.

    “Jika Washington menjatuhkan sanksi pada negara lain, Malaysia tidak lagi bebas bersikap netral, tetapi harus mengikuti langkah AS,” ujarnya.

    Kesepakatan ini menimbulkan kekhawatiran luas bahwa Malaysia telah kehilangan ruang kebijakan ekonomi dan diplomatiknya demi mempertahankan hubungan dagang dengan AS.

  • China Punya Senjata Pembunuh Baru, Amerika Bisa Tamat

    China Punya Senjata Pembunuh Baru, Amerika Bisa Tamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – China dilaporkan tengah mengembangkan senjata otonom berbasis kecerdasan buatan (AI) yang disebut-sebut mampu menyaingi dominasi militer Amerika Serikat (AS).

    Laporan terbaru Reuters mengungkap bahwa Negeri Tirai Bambu secara sistematis memanfaatkan teknologi AI untuk memperkuat kemampuan tempur militernya, termasuk melalui kendaraan tempur, drone, hingga sistem simulasi perang canggih.

    Pada Februari lalu, raksasa pertahanan milik negara China, Norinco, memperkenalkan kendaraan militer P60 yang mampu menjalankan operasi tempur secara mandiri dengan kecepatan 50 kilometer per jam. Kendaraan ini digerakkan oleh DeepSeek, model kecerdasan buatan buatan dalam negeri yang kini menjadi kebanggaan sektor teknologi China.

    Pejabat Partai Komunis China menyebut peluncuran tersebut sebagai bukti awal bagaimana Beijing memanfaatkan DeepSeek dan teknologi AI untuk mengejar ketertinggalan dalam perlombaan persenjataan dengan AS.

    Laporan terhadap ratusan makalah penelitian, paten, dan catatan pengadaan menunjukkan adanya upaya sistematis pemerintah China dalam memanfaatkan AI untuk keunggulan militer.

    Walau detail mengenai penerapan sistem senjata generasi baru masih dirahasiakan, dokumen pengadaan dan paten menunjukkan kemajuan signifikan menuju kemampuan seperti pengenalan target otonom dan pengambilan keputusan di medan perang secara langsung atau real time, sebuah kemampuan yang juga tengah dikembangkan oleh militer AS.

    Menariknya, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) masih terlihat menggunakan chip buatan Nvidia, termasuk model yang telah dikenakan pembatasan ekspor oleh AS. Tidak jelas apakah chip tersebut disimpan sebelum larangan diberlakukan, karena dokumen tidak mencantumkan tanggal ekspor.

    Huawei dan DeepSeek

    Penelitian dan pengadaan terbaru menunjukkan peningkatan penggunaan chip Huawei oleh lembaga penelitian militer China. Langkah ini sejalan dengan kampanye publik Beijing untuk memperkuat kemandirian teknologi dan mengurangi ketergantungan pada komponen Barat.

    Sementara, penggunaan model AI DeepSeek disebutkan dalam belasan tender dari lembaga-lembaga PLA yang diajukan tahun ini dan dilihat oleh Reuters. Hanya satu tender yang menyebutkan Qwen, model AI milik Alibaba yang merupakan pesaing utama di dalam negeri.

    Menurut Jamestown Foundation, pengadaan yang terkait dengan DeepSeek meningkat pesat sepanjang 2025, dengan berbagai aplikasi militer baru yang muncul secara berkala di jaringan internal PLA.

    Popularitas DeepSeek di kalangan militer mencerminkan upaya Beijing mengejar apa yang disebut sebagai “kedaulatan algoritmik” (algorithmic sovereignty), yakni mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat sekaligus memperkuat kendali atas infrastruktur digital yang penting bagi keamanan nasional.

    Washington menegaskan akan memperkuat kerja sama dengan negara sekutu dalam pengembangan AI, sambil mencegah teknologi tersebut jatuh ke tangan pihak musuh.

    Dokumen lain menunjukkan bahwa militer China tengah berinvestasi dalam teknologi senjata tanpa awak yang makin otonom. Setidaknya dua lusin paten dan tender menunjukkan upaya PLA mengintegrasikan AI agar drone dapat mengenali dan mengikuti target, serta bergerak dalam formasi tanpa intervensi manusia.

    Universitas Beihang, lembaga riset penerbangan militer, menggunakan DeepSeek untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan pada drone swarm yang ditujukan untuk menghadapi ancaman udara berkecepatan rendah dan ketinggian rendah.

    Meski pejabat pertahanan China menegaskan bahwa kendali manusia akan tetap dipertahankan, analis menilai kemampuan ini bisa menjadi senjata pembunuh masa depan yang mampu menyaingi, bahkan mengancam, dominasi militer AS.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

    PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

    Jakarta

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akan menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Takaichi bertemu Trump di Tokyo pada Selasa (28/10), di mana keduanya membahas isu ekonomi dan keamanan.

    “Dalam waktu singkat, dunia mulai menikmati lebih banyak perdamaian,” ujar Takaichi melalui penerjemah. “Saya pribadi sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda, pak Presiden (Trump),” tambahnya.

    Ambisi Trump mengejar Nobel Perdamaian

    Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump semakin gencar menyoroti perannya dalam menciptakan perdamaian dunia. Ia mengklaim telah mengakhiri sejumlah konflik besar dan menyebut dirinya pantas menerima Nobel Perdamaian.

    Namun, banyak pengamat menilai klaim itu berlebihan. Menurut analis, pujian dari para pemimpin dunia terhadap Trump kini juga menjadi strategi diplomatik untuk menjaga hubungan baik dengan Washington.

    Selain Takaichi, sejumlah tokoh lain telah lebih dulu menominasikan Trump untuk penghargaan tersebut.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Trump “layak mendapatkannya”, sementara Presiden Gabon Brice Oligui Nguema memuji peran Amerika Serikat dalam memediasi perdamaian antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.

    Di Asia Tenggara, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet juga mengajukan nominasi serupa sehari sebelumnya, setelah penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja yang difasilitasi oleh Trump.

    Sepanjang sejarah, hanya dua presiden Amerika yang pernah menerima Nobel Perdamaian, yakni Jimmy Carter dan Barack Obama.

    Usai dipuji PM Jepang, Trump temui keluarga korban penculikan oleh Korea Utara

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu keluarga warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu. Pertemuan itu berlangsung di Tokyo, tak lama setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memuji kepemimpinan Trump dan menyatakan akan menominasikannya untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat “akan mendukung sepenuhnya” upaya keluarga korban untuk mencari kejelasan nasib kerabat mereka yang hilang.

    Korea Utara selama bertahun-tahun membantah tuduhan penculikan, sebelum akhirnya pada 2002 mengakui bahwa agen-agennya menculik 13 warga Jepang untuk dijadikan pelatih bahasa dan budaya bagi mata-mata Korea Utara.

    Pertemuan itu digelar menjelang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seiring keberangkatan presiden Amerika tersebut ke Korea Selatan dalam lanjutan tur Asia-nya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Prihardani Tuah Purba

    (ita/ita)

  • Venezuela Gagalkan Operasi CIA untuk Provokasi Perang

    Venezuela Gagalkan Operasi CIA untuk Provokasi Perang

    Caracas

    Pemerintah Venezuela mengklaim telah menggagalkan operasi yang direncanakan oleh badan intelijen pusat Amerika Serikat (AS), CIA, untuk memprovokasi perang di kawasan Karibia, saat ketegangan kedua negara semakin meningkat.

    Caracas menyebut serangan itu melibatkan kelompok yang didanai CIA, yang merencanakan serangan “false flag” atau serangan “bendera palsu” terhadap kapal-kapal perang AS yang dikerahkan ke kawasan Karibia bagian selatan, untuk kemudian secara keliru menyalahkan Venezuela.

    Serangan atau operasi bendera palsu merujuk pada operasi kambing hitam untuk menyamarkan pihak yang sebenarnya bertanggung jawab dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam.

    Otoritas Venezuela, seperti dilansir AFP, Selasa (28/10/2025), mengatakan mereka telah membongkar sebuah operasi yang menargetkan kapal perang AS, USS Gravely, yang berlabuh di Trinidad dan Tobago untuk latihan militer gabungan pada Minggu (26/10) waktu setempat.

    Trinidad dan Tobago yang merupakan negara pulau kembar berpenduduk 1,4 juta jiwa di kawasan Karibia, terletak di dekat lepas pantai Venezuela dan berada dalam jarak tembak dari daratan utama Caracas.

    Menteri Dalam Negeri Venezuela, Diosdado Cabello, mengatakan pada Senin (27/10), bahwa sebuah sel yang “didanai oleh CIA” berencana menyerang USS Gravely dan menyalahkan Caracas.

    Cabello menyebut empat orang telah ditangkap oleh otoritas Venezuela, namun identitas mereka yang tidak ditangkap tidak diungkap ke publik. Caracas diketahui secara rutin mengklaim telah menangkap tentara-tentara bayaran yang didukung AS yang diklaim bekerja untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

    Kedatangan kapal perang AS itu ke dekat wilayahnya itu memicu kemarahan Venezuela, yang menyebutnya sebagai “provokasi” dan mengklaim pengerahan kapal itu “bertujuan untuk memprovokasi perang di Karibia”.

    Sebagai bagian dari kampanye militer Presiden AS Donald Trump, Pentagon sejauh ini telah mengerahkan tujuh kapal perang AS ke Karibia dan satu kapal perang lainnya ke Teluk Meksiko. Washington juga telah mengumumkan kedatangan segera kapal induk USS Gerald R Ford, kapal induk terbesar di dunia, beserta armada pendampingnya.

    Venezuela dan beberapa pengamat meyakini pemerintahan Trump menggunakan pengerahan militer ini untuk menekan pemerintah Caracas dan menggulingkan Maduro, yang tidak diakui oleh Washington sebagai presiden yang sah.

    Selain meningkatkan pengerahan militer, Trump baru-baru ini mengonfirmasi dirinya memberikan izin untuk operasi CIA di Venezuela dan mempertimbangkan serangan darat terhadap kartel di negara tersebut.

    Sejak September lalu, pasukan AS telah menghancurkan setidaknya 10 kapal yang diduga menyelundupkan narkoba, dan menurut penghitungan AFP berdasarkan data AS, telah menewaskan sedikitnya 43 orang di perairan internasional di kawasan Karibia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ketika Asia Tenggara Jadi Panggung Ambisi Trump, Apa Motifnya?

    Ketika Asia Tenggara Jadi Panggung Ambisi Trump, Apa Motifnya?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di Jepang pada Senin (27/10), menjadi pemberhentian kedua dari tur lima harinya di Asia. Ini merupakan perjalanan luar negeri terpanjang Trump sejak menjabat pada Januari lalu.

    Perhentian pertamanya adalah KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam forum itu, Trump menjadi saksi penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja, yang disebut Kuala Lumpur Peace Accords.

    Kesepakatan tersebut dibangun dari gencatan senjata yang tercapai setelah Trump turun tangan pada Juli, ketika sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara kedua negara kembali memanas dan menimbulkan bentrokan selama lima hari.

    Setelah kesepakatan itu diteken, Trump memuji keberanian Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, serta menyebut bahwa gencatan senjata yang ia bantu mediasi telah menyelamatkan “jutaan nyawa.”

    “Hari ini adalah momen bersejarah bagi seluruh rakyat Asia Tenggara, ketika kita menandatangani perjanjian bersejarah untuk mengakhiri konflik militer antara Kamboja dan Thailand,” ujar Trump.

    Kedua negara menyatakan komitmen mereka terhadap perdamaian dan keamanan, serta sepakat melaksanakan upaya pembersihan ranjau di sepanjang perbatasan, menarik senjata berat, dan membuka akses bagi tim pemantau gencatan senjata yang dikoordinasikan ASEAN.

    Thailand juga sepakat untuk membebaskan 18 tentara Kamboja yang telah ditahan sejak Juli.

    Trump meninggalkan Malaysia pada Senin (27/10) siang menuju Jepang. Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, yang baru seminggu menjabat berharap dapat membangun hubungan pribadi yang baik dengan Trump untuk meredakan ketegangan dagang.

    Dalam penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat Air Force One, Trump mengatakan bahwa pertemuannya di Jepang akan menyoroti “persahabatan besar antara Amerika Serikat dan Jepang.”

    Antara diplomasi dan ambisi pribadi

    Namun, langkah Trump menuai banyak kritik. Phil Robertson, Direktur Asia Human Rights and Labor Advocates, menilai aksi Trump sarat motif pribadi.

    “Trump jelas berambisi mengejar Hadiah Nobel Perdamaian. Peranannya dalam kesepakatan Thailand dan Kamboja lebih menunjukkan obsesi akan pencitraan diri ketimbang komitmen jangka panjang terhadap perdamaian,” kata Robertson kepada DW.

    Ia menambahkan bahwa ancaman Trump untuk menaikkan tarif ekspor kedua negara hingga 49 persen membuat mereka tidak punya pilihan selain menandatangani kesepakatan damai. “Kedua negara sangat bergantung pada pasar Amerika Serikat,” ujarnya.

    Tekanan dagang jadi alat pengaruh

    Menurut analis politik asal Singapura, Ian Chong, pengaruh Trump di Asia Tenggara tidak bisa dilepaskan dari tekanan ekonomi.

    “Tarif dan perdagangan adalah senjata utama Amerika Serikat dalam memaksa kesepakatan,” katanya. “Negara-negara Asia Tenggara merupakan simpul penting dalam rantai pasok global, termasuk untuk bahan mentah seperti nikel yang dikirim ke Cina dan akhirnya dijual ke pasar Amerika Serikat.”

    Chong menilai kebijakan proteksionis Trump menambah tekanan bagi ekonomi kawasan yang selama ini bergantung pada ekspor. “Ketika Amerika Serikat memberlakukan pembatasan, negara-negara ini harus mencari pasar alternatif, dan itu tidak mudah,” ujarnya.

    Berdasarkan data Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat, total perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara ASEAN mencapai sekitar $475 miliar dolar (setara Rp7.888 triliun) pada 2024, menjadikannya hubungan ekonomi yang vital bagi kedua pihak.

    Trump dan upaya membangun loyalitas kawasan

    Kunjungan Donald Trump ke Malaysia juga menjadi kesempatan bagi Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk bertemu langsung dengan presiden Amerika Serikat tersebut, menyusul pengumuman kerja sama dagang timbal balik antara Kuala Lumpur dan Washington.

    Menurut analis politik asal Singapura, Ian Chong, para pemimpin di Asia Tenggara berusaha menjaga hubungan baik dengan Trump agar tetap mendapat akses pasar Amerika tanpa harus tunduk pada tekanan ekonomi Cina. “Secara historis, Amerika Serikat membantu menjaga stabilitas dan kebebasan jalur laut dan udara yang penting bagi perdagangan,” ujarnya kepada DW.

    Chong menilai, jika Amerika Serikat mengurangi komitmennya di kawasan, kekosongan itu bisa dimanfaatkan Beijing untuk memaksakan kepentingannya. Karena itu, banyak pemimpin Asia Tenggara memilih tetap menjalin komunikasi langsung dengan Trump agar tidak kehilangan posisi strategis di mata Washington.

    Namun, tidak semua pihak melihat pendekatan Trump sebagai strategi yang mendalam. Thitinan Pongsudhirak, profesor politik dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok, menilai Trump lebih fokus pada “kemenangan cepat” dan kesepakatan besar dengan Cina.

    “Bagi Trump, KTT ASEAN hanyalah acara sampingan. Sementara negara-negara Asia Tenggara ingin hasil jangka panjang yang saling menguntungkan,” katanya.

    Thitinan menambahkan bahwa perhatian utama Trump justru tertuju pada Jepang, Korea Selatan, dan terutama pertemuannya dengan Presiden Cina Xi Jinping.

    “Berbeda dengan masa jabatan pertamanya, kini Cina siap membalas setiap langkah Amerika. Ini sudah masuk tahap permainan kekuatan ekonomi global,” ujarnya.

    Trump sendiri mengatakan optimistis akan mencapai kesepakatan dengan Xi, bahkan membuka kemungkinan memperpanjang perjalanannya untuk bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. “Saya sangat menghormati Presiden Xi, dan saya yakin kami akan mencapai kesepakatan,” kata Trump di pesawat Air Force One.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Prihardani Tuah Purba


    (ita/ita)

  • 2 Pesawat Pengebom AS Kembali Melintas di Dekat Venezuela

    2 Pesawat Pengebom AS Kembali Melintas di Dekat Venezuela

    Washington DC

    Dua pesawat pengebom B-1B milik Amerika Serikat (AS) kembali mengudara di atas Laut Karibia, tepatnya di lepas pantai Venezuela, pada Senin (27/10) waktu setempat. Ini menjadi aksi pamer kekuatan ketiga yang dilakukan pesawat-pesawat militer AS di kawasan tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

    Penerbangan pesawat pengebom supersonik jarak jauh itu terjadi saat AS menggencarkan operasi militer terhadap para terduga pengedar narkoba di kawasan Karibia, dengan mengerahkan pasukan yang telah memicu kekhawatiran di Caracas bahwa perubahan rezim menjadi tujuan akhir Washington.

    Data pelacakan penerbangan dari situs Flightradar24, seperti dilansir AFP, Selasa (28/10/2025), menunjukkan dua pesawat pengebom B-1B terbang sejajar dengan pantai Venezuela sebelum menghilang dari pandangan. Kedua pesawat itu lepas landas dari sebuah pangkalan di North Dakota, AS.

    Aksi pamer kekuatan ini menyusul penerbangan lainnya di dekat Venezuela oleh setidaknya satu pesawat pengebom B-1B pekan lalu, dan satu penerbangan lainnya oleh beberapa pesawat pengebom B-52 pada awal bulan ini.

    Washington juga mengerahkan kelompok tempur kapal induk AS, USS Gerald R Ford, ke kawasan Amerika Latin, setelah mengerahkan 10 jet tempur siluman F-35 ke Puerto Rico, dan saat ini menempatkan tujuh kapal Angkatan Laut AS di Karibia, sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai upaya menangkal narkotika.

    Pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap setidaknya 10 kapal yang diduga penyelundup narkoba — yang terdiri atas sembilan kapal biasa dan satu kapal semi-summersible — sejak awal September lalu.

    Menurut penghitungan AFP berdasarkan data AS, sedikitnya 43 orang tewas dalam serangan-serangan itu.

    Namun Washington belum juga merilis bukti untuk menunjukkan kapal-kapal yang menjadi targetnya digunakan untuk menyelundupkan narkoba.

    Ketegangan regional telah meningkat akibat kampanye dan peningkatan pengerahan aset militer yang menyertainya, dengan Venezuela menuduh AS berkomplot untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro, yang menuduh Washington “merekayasa perang”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bertemu Trump, PM Takaichi Janjikan Era Keemasan Baru Aliansi Jepang-AS

    Bertemu Trump, PM Takaichi Janjikan Era Keemasan Baru Aliansi Jepang-AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bertekad membuka era keemasan baru dalam aliansi dengan Amerika Serikat, usai pertemuan perdananya dengan Presiden Donald Trump di Tokyo pada Selasa (28/10/2025).

    Dalam pidato pembukaan, Takaichi memuji komitmen teguh Trump terhadap perdamaian dan stabilitas dunia. Dia menegaskan bahwa Jepang siap membawa aliansi dengan AS ke level tertinggi di dunia, baik di tingkat kawasan maupun global.

    “Sebagai pemimpin Jepang, saya bertekad memperkuat kekuatan nasional melalui diplomasi, pertahanan, ekonomi, teknologi, dan sumber daya manusia. Bersama Anda, saya ingin mewujudkan era keemasan baru bagi aliansi Jepang–AS, di mana kedua negara menjadi lebih kuat dan makmur,” ujar Takaichi dikutip dari The Japan Times.

    Takaichi juga menyatakan akan menominasikan Trump untuk Nobel Perdamaian atas perannya dalam upaya mediasi konflik, menurut laporan Gedung Putih.

    Sementara itu, Trump memuji Takaichi sebagai pemimpin yang berbakat dan tangguh, sekaligus mengenang kedekatan mendiang Abe dengannya. “Saya tidak terkejut melihat Anda kini menjadi perdana menteri. Abe pasti sangat bangga,” ujarnya.

    Trump juga menyampaikan dukungan terhadap kebijakan Jepang memperkuat kemampuan militernya, meskipun sebelumnya Washington menekan Tokyo untuk menanggung porsi pertahanan yang lebih besar.

    “Kami tahu Jepang tengah meningkatkan kapasitas militernya secara signifikan, dan kami menghargai pesanan peralatan besar dari AS. Kita akan menjalin kerja sama perdagangan yang lebih besar dari sebelumnya,” kata Trump.

    Takaichi, yang dikenal sebagai penerus ideologis mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, sekutu dekat Trump, menyambut tamunya dengan jamuan kenegaraan penuh simbol persahabatan, termasuk audiensi bersama Kaisar Jepang. 

    Dia juga menghadiahkan Trump satu set perlengkapan golf, termasuk putter yang pernah digunakan Abe dan tas golf bertanda tangan pegolf profesional Hideki Matsuyama.

    Usai pembicaraan bilateral, kedua pemimpin menandatangani kerangka kerja sama pasokan logam tanah jarang dan mineral strategis, guna memperkuat rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada China. Kesepakatan ini meliputi dukungan finansial bagi proyek-proyek penting dalam enam bulan ke depan.

    Selain itu, Takaichi dan Trump juga mengumumkan pernyataan bersama terkait investasi Jepang senilai US$550 miliar di AS, yang mencakup proyek energi dan infrastruktur. Meskipun sempat dipandang berat sebelah, Tokyo menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan perjanjian tersebut.

    Dalam jamuan makan siang kerja, Takaichi menghadiahkan peta investasi utama Jepang di AS kepada Trump. Sementara itu, Presiden AS juga bertemu dengan keluarga warga Jepang yang diculik Korea Utara beberapa dekade lalu, sebelum mempertimbangkan kemungkinan memperpanjang kunjungannya untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

    Kunjungan selama tiga hari ini merupakan perjalanan keempat Trump ke Jepang sebagai presiden dan yang pertama di masa jabatan keduanya. Ia dijadwalkan berpidato di atas kapal induk USS George Washington di pangkalan Angkatan Laut AS di Yokosuka, Prefektur Kanagawa, bersama Takaichi.

    Sumber-sumber diplomatik menyebutkan bahwa kedekatan pribadi antara Takaichi dan mendiang Abe menjadi faktor penting yang memengaruhi pandangan Trump terhadap pemimpin baru Jepang tersebut.

    “Kapan pun Jepang membutuhkan sesuatu, bantuan, kerja sama, atau dukungan, kami akan selalu ada. AS dan Jepang adalah sekutu di tingkat yang paling kuat,” kata Trump menutup pertemuan.

    Reuters sebelumnya melaporkan penandatanganan kerangka kerja sama strategis untuk menjamin pasokan logam tanah jarang (rare earths) dilakukan pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat dan merupakan langkah kedua negara memperkuat rantai pasok dan mengurangi dominasi China dalam sektor komponen elektronik penting.

    Penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung di Istana Akasaka, Tokyo, di bawah tiga lampu gantung bergaya neo-Baroque berlapis ornamen emas, dengan disaksikan para pejabat tinggi kedua negara. Dokumen itu mencakup kerja sama di bidang mineral strategis dan logam tanah jarang.

    Meskipun tidak secara eksplisit menyebut China, kedua negara sepakat memperkuat kemandirian pasokan bahan mentah penting. China diketahui memproses lebih dari 90% logam tanah jarang dunia, menjadikannya faktor utama kekhawatiran global terkait ketahanan rantai pasok. Beijing juga baru-baru ini memperluas pembatasan ekspor komoditas tersebut.

  • Tantang Dominasi China, Trump-PM Jepang Perkuat Rantai Pasok Logam Tanah Jarang

    Tantang Dominasi China, Trump-PM Jepang Perkuat Rantai Pasok Logam Tanah Jarang

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menandatangani kerangka kerja sama strategis untuk menjamin pasokan logam tanah jarang (rare earths).

    Penandatanganan kesepakatan tersebut dilakukan pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat dan merupakan langkah kedua negara memperkuat rantai pasok dan mengurangi dominasi China dalam sektor komponen elektronik penting.

    Melansir Reuters, penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung di Istana Akasaka, Tokyo, di bawah tiga lampu gantung bergaya neo-Baroque berlapis ornamen emas, dengan disaksikan para pejabat tinggi kedua negara. Dokumen itu mencakup kerja sama di bidang mineral strategis dan logam tanah jarang.

    Meskipun tidak secara eksplisit menyebut China, kedua negara sepakat memperkuat kemandirian pasokan bahan mentah penting. China diketahui memproses lebih dari 90% logam tanah jarang dunia, menjadikannya faktor utama kekhawatiran global terkait ketahanan rantai pasok. Beijing juga baru-baru ini memperluas pembatasan ekspor komoditas tersebut.

    Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping pada Kamis (30/10/2025) di sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Korea Selatan untuk membahas kesepakatan yang berpotensi menangguhkan kenaikan tarif AS dan kontrol ekspor logam tanah jarang oleh China.

    Menurut pernyataan Gedung Putih, AS dan Jepang akan menggunakan kebijakan ekonomi dan investasi terkoordinasi untuk mempercepat pengembangan pasar logam tanah jarang yang lebih beragam, transparan, dan adil. 

    Kedua negara juga berencana memberikan dukungan finansial terhadap sejumlah proyek prioritas dalam enam bulan ke depan.

    Selain itu, Washington dan Tokyo akan mempertimbangkan skema penyimpanan cadangan (stockpiling) bersama dan memperkuat kerja sama dengan mitra internasional guna memastikan keamanan rantai pasok global.

    Data Eurasia Group menunjukkan bahwa meski China mendominasi industri ini, AS dan Myanmar menguasai sekitar 12% dan 8% produksi global logam tanah jarang, sementara Malaysia dan Vietnam menyumbang masing-masing 4% dan 1% kapasitas pemrosesan dunia.

    Investasi Energi AS–Jepang

    Sebagai bagian dari kesepakatan dagang bilateral yang lebih luas, Jepang berkomitmen menanamkan investasi senilai US$550 miliar di AS, termasuk di sektor pembangkit listrik dan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

    Sebelum kunjungan Trump ke Asia, Washington mendesak pembeli energi Rusia — termasuk Jepang — untuk menghentikan impor, serta menjatuhkan sanksi terhadap dua eksportir minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, guna menekan Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang meningkatkan impor LNG dari AS untuk mengurangi ketergantungan pada Australia dan mengantisipasi berakhirnya kontrak pasokan dari proyek Sakhalin-2 di Rusia, yang diluncurkan bersama Mitsui dan Mitsubishi pada 2009.

    Pada Juni lalu, JERA — pembeli LNG terbesar Jepang — menandatangani kontrak 20 tahun untuk membeli hingga 5,5 juta ton LNG per tahun dari AS mulai sekitar 2030, setara dengan volume impor tahunan Jepang dari Sakhalin-2.

    Sebagian besar pasokan dari Sakhalin-2, yang mencakup sekitar 9% kebutuhan gas Jepang, akan berakhir antara 2028 dan 2033. Saat ini Jepang masih mengimpor kurang dari 1% minyaknya dari Rusia di bawah pengecualian sanksi, sementara sebagian besar kebutuhan energi dipasok dari Timur Tengah.

    Pekan lalu, Tokyo Gas — pemasok gas kota terbesar di Jepang — menandatangani perjanjian awal untuk membeli 1 juta ton LNG per tahun dari proyek Alaska LNG, menyusul langkah serupa dari JERA pada September.

    JERA juga mengalokasikan investasi senilai US$1,5 miliar untuk aset gas di Louisiana, AS, menandai ekspansi pertama perusahaan ke sektor hulu di Amerika, di mana Tokyo Gas dan Mitsui telah lebih dulu beroperasi.

    Seorang pejabat senior Jepang menyatakan bahwa pemerintah ingin mempertahankan impor LNG dari Sakhalin-2 demi menjaga stabilitas harga listrik, karena jarak pengiriman dari Rusia hanya memakan waktu beberapa hari — jauh lebih cepat dibandingkan dari Alaska atau pantai Teluk AS yang bisa mencapai satu bulan.

    “AS meminta Jepang menghentikan impor energi Rusia, tetapi pasokan dari Sakhalin-2 adalah yang paling dekat dan paling murah,” ujar Nobuo Tanaka, CEO Tanaka Global Inc.

    “Pertanyaannya adalah, apakah AS bisa menyediakan LNG dengan harga serendah pasokan dari Rusia? Apakah gas dari Alaska bisa sekompetitif itu?” tambahnya.