kab/kota: Washington

  • Prabowo ucapkan selamat kepada Trump sebagai Presiden Ke-47 AS

    Prabowo ucapkan selamat kepada Trump sebagai Presiden Ke-47 AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Prabowo ucapkan selamat kepada Trump sebagai Presiden Ke-47 AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 21 Januari 2025 – 19:19 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang resmi menjabat sebagai Presiden Ke-47 Amerika Serikat (AS) setelah mengambil sumpah jabatan di Capitol Rotunda, Washington DC, Senin siang waktu setempat.

    Ucapan selamat itu disampaikan Presiden Prabowo melalui akun resmi instagram @presidenrepublikindonesia yang diunggah pada Selasa.

    “Selamat terhangat saya ucapkan kepada Presiden Donald Trump atas pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47,” demikian petikan ucapan tertulis yang disampaikan Presiden Prabowo melalui unggahan Instagram yang dikutip di Jakarta, Selasa.

    Dalam ucapan itu, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk bekerja sama erat dengan Amerika Serikat.

    Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama strategis jangka panjang demi keuntungan bersama kedua negara, tulis Prabowo dalam unggahan itu.

    Trump mengambil sumpah jabatan dengan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts, yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pidato pelantikan oleh Trump sebagai Presiden AS periode 2025-2029.

    Menurut pantauan ANTARA secara daring, sebelumnya Trump dan Joe Biden tiba di Capitol Rotunda pada pukul 10:48 pagi waktu Washington DC untuk acara pelantikan presiden AS.

    Trump dan Biden bersama-sama menumpangi satu mobil bersama konvoi mobil lainnya dari Gedung Putih ke Capitol Rotunda.

    Dari kumpulan para tamu undangan, terlihat Elon Musk, Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, Bill dan Hillary Clinton, Mike Pence, George W and Laura Bush, serta Barack Obama hadir di Capitol Rotunda.

    Sumber : Antara

  • Polemik Gestur Tangan Elon Musk Mirip Salam Nazi saat Trump Dilantik

    Polemik Gestur Tangan Elon Musk Mirip Salam Nazi saat Trump Dilantik

    Jakarta

    Donald John Trump resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47. Namun, muncul perdebatan hingga kini karena gerakan tangan Elon Musk saat pelantikan Trump menyerupai salam hormat Nazi.

    Gerakan tangan miliarder AS itu saat berbicara dalam perayaan pelantikan Trump menjadi sorotan dan memicu perdebatan karena bentuk tangannya lurus separuh diangkat, seperti salam hormat Nazi.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (21/1), Elon Musk merupakan pendukung utama Trump selama kampanye pilpres, turut tampil di panggung Capital One Arena, Washington DC, Senin (20/1) malam. Musk disambut sorak-sorai yang meriah, melambaikan tangannya dan berteriak “Yesssss”.

    Namun, kelompok pelacak antisemitisme dalam tanggapannya menilai gerakan tangan Musk hanyalah mencerminkan momen antusiasme yang dirasakannya pada saat itu.

    “Ini bukan kemenangan biasa. Ini adalah momen menentukan bagi peradaban manusia,” ucap Musk dalam pidatonya.

    “Ini sangat penting. Terima kasih telah mewujudkannya! Terima kasih,” ujarnya.

    Sambil menggigit bibir bagian bawah, Musk memukulkan tangan kanannya ke dadanya, jari-jarinya terentang lebar-lebar, kemudian dia mengulurkan tangan kanannya keluar, dengan gerakan tegas, mengarah ke sudut atas, telapak tangannya mengarah ke bawah dan jari-jarinya rapat.

    Musk lantas membalikkan badannya dan memberikan gerakan tangan yang sama kepada kerumunan orang di belakangnya.

    “Hari saya tertuju pada Anda. Berkat Anda, masa depan peradaban terjamin,” ucapnya sambil mengakhiri gerakan tangannya tersebut.

    Gerakan Tangan Musk Tuai Perdebatan

    Elon Musk bersama pengusaha dan orang terkaya di AS lainnya saat pelantikan Donald Trump. (via REUTERS/SHAWN THEW)

    Gerakan tangan Musk itu dengan cepat menuai perdebatan online. Salah satu sorotan datang dari wilayah Israel, penganut Yahudi yang punya sejarah kelam dengan Nazi pimpinan Adolf Hitler.

    Hormat atau salam Nazi merupakan sebuah tanda yang dipakai dalam penyambutan di Jerman era Nazi. Hormat tersebut ditampilkan dengan mengangkat tangan kanan dari leher ke udara dengan tangan melencang.

    Penggunaan hormat Nazi tersebut sekarang dianggap tindak kejahatan karena sejarah kelam penuh darah dan salam itu dilarang di sejumlah negara dunia.

    “Apakah Elon Musk melakukan Sieg Heil di pelantikan Trump?” tanya media Israel, Jerusalem Post, merujuk pada sebutan untuk hormat Nazi yang berarti “Salam kemenangan”.

    Di pihak lainnya, Liga Antipencemaran Nama Baik, yang melacak antisemitisme, tidak sepakat dengan tudingan tersebut.

    “Tampaknya @elonmusk membuat gerakan canggung karena momen antusiasme, bukan hormat Nazi, tapi sekali lagi, kami menghargai orang-orang yang khawatir,” demikian pernyataan Liga Antipencemaran Nama Baik.

    Juru bicara Musk dan Trump belum memberikan komentarnya atas hal ini.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/azh)

  • Langka, Hamas Menyatakan Bersedia Memulai Dialog dengan AS, Siap Lindungi Utusan Trump di Gaza – Halaman all

    Langka, Hamas Menyatakan Bersedia Memulai Dialog dengan AS, Siap Lindungi Utusan Trump di Gaza – Halaman all

    Langka, Hamas Menyatakan Bersedia Memulai Dialog dengan AS, Siap Lindungi Utusan Trump di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas menyatakan gerakan tersebut siap memulai dialog dengan Amerika Serikat (AS).

    Pernyataan itu dikeluarkan hanya beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku per Minggu (19/1/2025), khaberni melaporkan Selasa (21/1/2025).

    “Langkah langka yang dilakukan Hamas, yang selalu mengecam Washington atas dukungannya yang besar terhadap Israel, terjadi sebagai bagian dari upaya gerakan tersebut untuk memperluas hubungan internasional dan meningkatkan citranya di panggung global,” tulis laporan Khaberni.

    Pernyataan dilontarkan pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzouk (74 tahun) yang mengatakan hal tersebut dalam wawancara telepon pada Minggu dengan surat kabar AS, The New York Times.

    “Kami siap untuk berdialog dengan Amerika dan mencapai pemahaman tentang segala hal,” katanya.

    Dia menambahkan, Hamas siap menerima utusan dari pemerintahan Presiden baru AS, Donald Trump di Jalur Gaza, dan bahkan akan memberinya perlindungan jika diperlukan.

    Abu Marzouk menekankan kalau  dialog semacam itu dapat membantu Washington memahami perasaan dan aspirasi rakyat Palestina.

    Dengan begitu, pemahanan yang didapat bisa mengarah pada posisi AS yang lebih seimbang dan mencerminkan kepentingan semua pihak, bukan hanya satu pihak, Israel.

    NBC News melaporkan pada hari Sabtu bahwa utusan Trump untuk Timur Tengah, Steven Witkoff, sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Gaza untuk membantu melestarikan perjanjian gencatan senjata, menurut seorang pejabat di tim transisi Trump yang mengetahui proses gencatan senjata.

    Menurut surat kabar AS tersebut, tidak jelas apakah Abu Marzouk berbicara atas nama semua pemimpin senior Hamas, termasuk Muhammad al-Sinwar dan Izz al-Din al-Haddad, yang merupakan komandan militer senior Hamas di Jalur Gaza.

    Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel. (khaberni/HO)

    Menanti Respons AS Atas Ajakan ‘Damai’ Hamas

    Abu Marzouk disebutkan juga memuji presiden AS saat ini, Donald Trump dengan menggambarkannya sebagai “presiden yang serius,”.

    Hal itu karena peran Trump sangat menentukan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. 

    Dia berkata, “Jika bukan karena Presiden Trump dan desakannya untuk mengakhiri perang dan mengirimkan perwakilan yang tegas, kesepakatan tidak akan tercapai,” merujuk pada posisi Witkopf.

    Hamas kemungkinan perlu membuat beberapa konsesi jika ingin menjamin aliran bantuan internasional yang diperlukan untuk membangun kembali Gaza.

    Gerakan ini telah menunjukkan kesediaan untuk meninggalkan pemerintahan sipil di Jalur Gaza, namun menolak untuk membongkar sayap militernya, menurut laporan surat kabar tersebut.

    Meskipun perjanjian tersebut menetapkan “penghentian permanen operasi militer dan permusuhan,” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengisyaratkan kalau tentara Israel akan melanjutkan serangannya di Jalur Gaza setelah pembebasan beberapa tahanan Israel yang ditahan oleh Hamas.

    Amerika Serikat telah mengklasifikasikan Hamas sebagai “organisasi teroris” sejak tahun 1997, klasifikasi yang juga dimiliki oleh negara-negara Barat lainnya.

    Namun, Hamas telah melakukan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan hubungannya dengan pemerintah Barat, termasuk mengeluarkan dokumen politik pada tahun 2017 yang mencakup posisi yang lebih moderat dibandingkan dengan piagam pendiriannya.

    Meskipun dokumen tersebut mengindikasikan kemungkinan menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 sebagai “formula konsensus nasional”, dokumen tersebut menolak untuk mengakui Israel.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

  • Trump Titahkan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

    Trump Titahkan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk mengeluarkan Negeri Paman Sam dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini terjadi sesaat setelah Trump dilantik menjadi Presiden, Senin (20/01/2025).

    Trump menyebut serangkaian alasan dalam keluarnya AS dari WHO. Ini termasuk penanganan pandemi Covid-19 yang dianggap buruk dan kegagalan organisasi tersebut dalam melakukan reformasi yang mendesak.

    “WHO menuntut pembayaran yang sangat memberatkan dari AS,” ungkap Trump, seraya menambahkan bahwa kontribusi China jauh lebih kecil.

    Menanggapi rencana Trump tersebut, Jerman pun turun tangan berupaya melobi Trump untuk tidak meninggalkan WHO. Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, mengatakan bahwa keluarnya AS dari WHO memiliki dampak yang besar bagi infrastruktur kesehatan global.

    “Kami akan mencoba membujuk Donald Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini,” ucapnya, dilansir dari Reuters, Selasa (21/01/2025).

    Jerman adalah donor nasional terbesar kedua bagi WHO, yang menyumbang sekitar 3% dari pendanaan lembaga tersebut.

    Dalam reaksi pertama Badan Kesehatan PBB terhadap langkah AS tersebut, Juru Bicara WHO Tarik Jašarević mengatakan bahwa pihaknya meminta Trump untuk kembali memikirkan dampak dari langkahnya itu.

    “Kami berharap AS mempertimbangkan kembali, dan kami sangat berharap akan ada dialog yang konstruktif demi kepentingan semua orang, bagi warga Amerika tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia,” tuturnya.

    Dampak AS Keluar dari WHO

    Lantas, apa saja dampak bila AS benar-benar keluar dari WHO?

    Keluarnya AS dari WHO ternyata memiliki sejumlah dampak bagi kesehatan dunia. Berikut daftarnya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/01/2025):

    1. Donor

    AS menyumbang sekitar 18% pendanaan untuk WHO. Diketahui, anggaran dua tahun lembaga tersebut untuk tahun 2024-2025 adalah US$ 6,8 miliar.

    Pada periode tersebut, AS membiayai 75% program WHO untuk HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, lebih dari setengah kontribusi dana itu untuk memerangi tuberkulosis, data lembaga tersebut menunjukkan.

    Di luar WHO, AS sejauh ini merupakan donor kesehatan global teratas di dunia. Washington tercatat memberikan US$ 15,8 miliar pada 2022.

    2. Pandemi

    Trump juga skeptis tentang negosiasi yang dipimpin WHO untuk perjanjian pascapandemi Covid-19 yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas global saat ancaman kesehatan berikutnya menyerang.

    Miliarder sekutu Trump, Elon Musk, mengatakan negara-negara tidak boleh “menyerahkan wewenang” kepada WHO. AS juga akan menghentikan negosiasi dalam perjanjian tersebut sementara penarikannya terus berlanjut.

    3. Staf AS di Jenewa

    Perintah Trump juga mengatakan bahwa staf dan kontraktor AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahkan.

    Diketahui, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya telah bekerja sama erat dengan WHO terkait karyawan AS. Tercatat, Washington menempatkan sekitar 30 staf di Jenewa dan berkolaborasi dalam penelitian dan wabah.

    4. Pengawasan Wabah Dunia

    AS, seperti negara anggota WHO lainnya, merupakan bagian dari jaringan pengawasan influenza global yang diawasi oleh WHO.

    Di antara hal-hal lain, kelompok tersebut memberikan saran tentang komposisi vaksin flu musiman tahunan.

    Di luar kerja samanya dengan WHO, AS juga mendanai banyak program kesehatan global lainnya.

    5. Kampanye Melawan AIDS

    AS merupakan penyandang dana utama dalam perang melawan HIV. Sebagian besar berasal dari PEPFAR, Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR).

    Rencana tersebut baru disahkan kembali oleh Kongres selama satu tahun tahun lalu setelah klaim konservatif bahwa beberapa penerima hibah mempromosikan aborsi. Otorisasi tersebut berakhir pada bulan Maret.

    6. Aborsi

    Pada masa jabatan terakhirnya, Trump memberlakukan kembali apa yang disebut “Kebijakan Mexico City”, yang mewajibkan badan amal asing yang menerima dana keluarga berencana AS untuk menyatakan bahwa mereka tidak menyediakan layanan atau memberikan nasihat tentang aborsi.

    Ia memperluas kebijakan tersebut, yang dikenal oleh para kritikus sebagai “aturan pembungkaman global”, dengan menindak badan amal yang mendanai kelompok lain yang mendukung aborsi. Trump juga memangkas dana untuk Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), yang menangani kesehatan reproduksi.

    7. Vaksin

    Dengan Robert F. Kennedy Junior yang skeptis terhadap vaksin dicalonkan sebagai Menteri Luar Negeri untuk kesehatan, pendekatan pemerintahan Trump terhadap vaksinasi, baik di dalam negeri maupun internasional masih belum jelas.

    Namun, selama pemerintahan terakhir Trump, kontribusi untuk kelompok vaksin global, Gavi, tetap hampir sama seperti di bawah pendahulunya dari Partai Demokrat di Gedung Putih, Joe Biden

    Pendanaan juga tetap pada tingkat yang sama untuk Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria, pelaku kesehatan global utama lainnya.

    8. Penelitian

    Badan-badan kesehatan di AS menanggapi keadaan darurat dan wabah di seluruh dunia, dan juga menetapkan norma dan standar untuk obat-obatan dan keamanan melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan dan CDC.

    National Institutes of Health AS juga merupakan salah satu pusat penelitian terkemuka di dunia dan mendanai upaya kesehatan global di seluruh dunia, mulai dari upaya memerangi mpox hingga Ebola.

    Peran global AS di bidang-bidang ini di bawah Trump belum jelas, dan kemungkinan akan dipengaruhi oleh peristiwa dan prioritas. Misalnya, Trump mendirikan Operation Warp Speed, untuk menggarap vaksin Covid-19.

    (wia)

  • Donald Trump Mencabut Sanksi yang Dijatuhkan kepada Pemukim Pembuat Kerusuhan di Tepi Barat – Halaman all

    Donald Trump Mencabut Sanksi yang Dijatuhkan kepada Pemukim Pembuat Kerusuhan di Tepi Barat – Halaman all

    Trump Mencabut Sanksi yang Dijatuhkan kepada Pemukim Pembuat Kerusuhan di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM- Donald Trump mencabut sanksi yang dijatuhkan pada pemukim Tepi Barat.

    Beberapa jam sebelumnya, para pemukim melakukan kerusuhan di desa-desa Palestina dan membakar properti.

    Keputusan tersebut merupakan pembalikan dari tindakan kebijakan utama oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

    Pemimpin pemukim menyerukan kedaulatan Israel atas Tepi Barat sebagai ‘zaman keemasan bagi permukiman’

    Presiden AS Donald Trump pada hari Senin mencabut sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintahan sebelumnya Biden terhadap kelompok pemukim Tepi Barat sayap kanan dan individu yang dituduh terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina, kata situs web baru Gedung Putih.

    Situs web tersebut mengatakan Trump mencabut Perintah Eksekutif 14115 yang dikeluarkan pada 1 Februari 2024, yang mengizinkan penerapan sanksi tertentu “pada Orang yang Merusak Perdamaian, Keamanan, dan Stabilitas di Tepi Barat.”

    Keputusan Trump tersebut merupakan pembalikan dari tindakan kebijakan utama oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden yang telah menjatuhkan sanksi pada banyak individu dan entitas pemukim Israel, membekukan aset mereka di AS dan secara umum melarang warga Amerika bertransaksi dengan mereka.

    Sanksi AS terhadap pemukim dijatuhkan setelah pemerintahan Biden berulang kali mendesak pemerintah Israel untuk mengambil tindakan.

    Guna meminta pertanggungjawaban para ekstremis atas tindakan yang diyakini Washington akan menghancurkan harapan bagi solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

    Pendekatan Trump terhadap permukiman sangat berbeda. 

    Selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2019, Trump telah meninggalkan posisi AS yang telah lama dipegang bahwa permukiman tersebut ilegal sebelum dipulihkan oleh Biden.

    Yossi Dagan, kepala Dewan Regional Samaria Tepi Barat menyambut baik keputusan tersebut, dan menambahkan bahwa ini adalah zaman keemasan bagi permukiman dan waktu untuk mengumumkan kedaulatan Israel atas Tepi Barat.

    “Keputusan Presiden Donald Trump untuk membatalkan sanksi yang keterlaluan terhadap pendahulunya saat ia memasuki Gedung Putih tidak hanya bermoral dan penting, tetapi juga merupakan pesan bahwa Amerika Serikat sekali lagi menjadi sahabat Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan. 

    “Hal ini menunjukkan lebih dari apa pun, kesempatan bersejarah yang dimiliki pemerintah Israel dan perdana menterinya di Yudea dan Samaria dan di negara Israel, untuk melakukan hal-hal bersejarah yang hebat, terlepas dari apakah pemerintahan Trump setuju atau tidak. Bola tidak pernah berada di tangan Yerusalem seperti sekarang. Saya meminta perdana menteri dan pemerintah untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.”

    SUMBER: YNET NEWS

  • Resmi Jadi Presiden AS, Prabowo Beri Ucapan Selamat ke Donald Trump

    Resmi Jadi Presiden AS, Prabowo Beri Ucapan Selamat ke Donald Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memberi ucapan selamat kepada Donald Trump atas pelantikannya sebagai Presiden AS ke-47 pada Senin waktu setempat (20/1/2025). 

    Adapun ucapan selamat tersebut disampaikan Prabowo dalam akun resmi kepresidenan di Instagram, yakni @presidenrepublikindonesia pada Selasa hari ini (21/2). 

    “Saya mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya kepada Presiden Donald Trump atas pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-47,” tulis Prabowo dalam ucapannya. 

    Lanjutnya, Prabowo menegaskan bahwa sang Tanah Air tetap berkomitmen untuk bekerjasama dengan Amerika Serikat (AS). 

    Selain itu, dituliskan bahwa Indonesia juga akan memperkuat kerjasama strategis, yang dikatakan telah lama terjalin demi keuntungan bersama kedua negara. 

    Diberitakan sebelumnya, Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) usai melakukan sumpah jabatan pada Senin (20/1/2025). Trump menjadi Presiden ke-47 AS pada usia 78 tahun. 

    Pelantikan Donald Trump berlangsung di dalam ruangan di Gedung Capitol, Washington DC, AS. Pelantikan tersebut dihadiri sejumlah kepala negara sahabat AS. 

    “Saya Donald J. Trump bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat dengan setia dan akan melakukan yang terbaik yang saya bisa untuk menjaga, melindungi, dan membela konstitusi Amerika Serikat. Jadi, bantulah saya, Tuhan,” ucap Trump saat membacakan sumpah jabatan sebagai Presiden AS, Senin (20/1/2025). 

    Pelantikan Donald Trump dilakukan bersamaan dengan wakilnya yakni JD Vance sebagai Wapres AS. Dengan demikian, maka kepemimpinan AS beralih dari Joe Biden ke Donald Trump.

  • Elon Musk Buka Suara soal Kontroversi Gestur Tangan Fasis saat Pelantikan Trump

    Elon Musk Buka Suara soal Kontroversi Gestur Tangan Fasis saat Pelantikan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO SpaceX Elon Musk buka suara mengenai ramai pembicaraan di media sosial soal gerakan tanganya saat pelantikan Donald Trump. Warganet menyamakan gerakan tersebut dengan penghormatan Nazi

    Diketahui, Elon membuat gerakan berulang-ulang saat berpidato di Washington DC, Amerika Serikat. Dia mengatakan berterima kasih kepada pendukung Trump sambil meletakkan tangannya di dada, lalu mengulurkan lengannya dengan tangan terbuka. Sontak hal ini menarik perhatian. 

    Warganet menuding bahwa miliarder teknologi itu tampak telah melakukan penghormatan fasis, penghormatan yang dikenal sebagian besar orang digunakan oleh Nazi untuk Adolf Hitler.

    Menanggapi kontroversi tersebut, Musk mengatakan bahwa para pembenci dirinya harus menyiapkan serangan yang lebih baik. Isu soal Nazi adalah cara usang yang sudah tidak relevan lagi. 

    “Terus terang, mereka butuh trik kotor yang lebih baik. Serangan ‘semua orang adalah Hitler’ sudah sangat basi,” kata Musk pada akun X.com, dikutip Selasa (21/1/2025). 

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka peluang program peluncuran astronot menuju planet Mars.

    Dalam pidato perdananya sebagai Presiden AS di Gedung Capitol AS, Senin (20/1/2025), Donald Trump mengatakan AS sekali lagi akan menjadi negara yang terus berkembang.

    Hal ini akan dikejar dengan meningkatkan kekayaan, memperluas wilayah, membangun kota, dan membawa bendera AS ke cakrawala yang baru. Hal ini mengacu pada wilayah baru, termasuk di Mars.

    “Kami akan mengejar takdir nyata ke bintang-bintang, meluncurkan astronot Amerika untuk meletakkan bendera Amerika di planet Mars,” ujar Trump dalam pidatonya, Senin (20/1/2025).

    Momen ini ternyata menjadi salah satu momen yang paling menggembirakan bagi milyader pendiri Tesla dan SpaceX Elon Musk. Sesaat setelah Trump mengatakan hal tersebut, kamera langsung menyorot Elon Musk yang terlihat sangat kegirangan dan tersenyum lebar.

    Elon Musk juga berkomentar melalui akun X-nya dengan mengatakan Amerika akan pergi ke Mars, sambil menyematkan cuplikan video dirinya mengacungkan jempol.

    Reuters melaporkan bahwa ambisi Elon Musk untuk membawa manusia ke Mars akan mendapat prioritas lebih tinggi di bawah pemerintahan Trump.

    NASA diperkirakan akan mengarahkan Program Artemis yang berencana menggunakan roket Starship dari SpaceX untuk misi ke bulan sebagai landasan uji menuju misi Mars yang lebih ambisius.

    Menurut sumber Reuters, di bawah pemerintahan Trump, fokus program ini akan bergeser ke misi tak berawak ke Mars dalam dekade ini.

    Sebagai salah satu pendukung Trump yang paling vokal, Elon Musk kini dipercaya untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) bersama dengan penasihat lainnya.

  • Apa Dampak Kebijakan Trump ke BUMN? Begini Jawaban Erick Thohir

    Apa Dampak Kebijakan Trump ke BUMN? Begini Jawaban Erick Thohir

    Jakarta

    Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal Donald Trump yang sudah dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Pelantikan Trump dilakukan pada Senin 20 Januari 2025.

    Saat ditanya dampak kebijakan Trump ke depan terhadap BUMN, Erick tak banyak berkomentar. Ia hanya menyebut belum mengikuti isu itu secara detail.

    “Saya belum ngikutin secara detail,” katanya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Trump telah resmi menjadi Presiden ke-47 AS dan didampingi JD Vance sebagai Wakil Presiden. Pelantikan Trump dan JD Vance digelar di dalam Gedung Capitol AS, Washington DC.

    Di awal kepemimpinannya, Trump mengumumkan pemerintahannya akan mengenakan tarif impor sebesar 25% pada Meksiko dan Kanada pada tanggal 1 Februari. Langkah ini dilakukan karena menurutnya kedua negara itu mengizinkan terlalu banyak orang menyeberangi perbatasan.

    “Kami berpikir dalam pengenaan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada, karena mereka mengizinkan banyak orang melintasi perbatasan,” kata Trump sebagaimana dikutip dari CNBC, Selasa (21/1).

    Menurutnya lewat pengenaan tarif impor ini, pemerintah AS bisa mengurangi jumlah pekerja migran yang masuk dari Kanada dan Meksiko yang kemudian membuat persaingan dalam negeri menjadi semakin berat. Lewat kebijakan ini juga, Trump berpendapat AS bisa mendapatkan pemasukan yang cukup besar.

    (acd/acd)

  • Banyak Orang Terkaya Tak Punya Rumah Lagi

    Banyak Orang Terkaya Tak Punya Rumah Lagi

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat yang baru saja dilantik, Donald Trump, sempat menyinggung peristiwa kebakaran di Los Angeles dalam pidato perdananya. Trump menyoroti banyaknya orang-orang terkaya hingga berkuasa di AS tak punya rumah lagi akibat kebakaran tersebut.

    Dilansir CNN, Selasa (21/1/2025), dalam pidato pelantikannya, Presiden Donald Trump mengakui bahwa banyak orang kehilangan rumah akibat kebakaran hutan yang melanda Los Angeles dalam beberapa minggu terakhir. Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan angin kencang yang menyebarkan api lebih cepat dan mempersulit upaya penanggulangan.

    “Api berkobar di rumah-rumah dan masyarakat, bahkan memengaruhi beberapa orang terkaya dan paling berkuasa di negara kita,” kata Trump dalam pidatonya.

    “Beberapa di antaranya saat ini sedang berada di sini. Mereka tidak punya rumah lagi,” lanjut Trump.

    Trump menegaskan tidak akan membiarkan peristiwa kebakaran hebat tersebut terjadi lagi. “Itu menarik. Namun, kita tidak boleh membiarkan ini terjadi,” tambahnya.

    Seperti diketahui, pelantikan Trump dan JD Vance digelar di dalam Gedung Capitol AS, Washington DC. JD Vance lebih dulu diambil sumpah jabatannya oleh Hakim Agung Brett Kavanaugh.

    Berikut ini sumpah Trump yang dibacakan John Roberts dan diikuti oleh Trump.

    “Saya Donald John Trump bersumpah (atau menegaskan) dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan menjalankan tugas sebagai Presiden Amerika Serikat dengan setia, dan akan, dengan kemampuan terbaik saya, menjaga, melindungi, dan membela Konstitusi Amerika Serikat,” kata Trump dalam sumpahnya.

    (maa/maa)

  • China harap pemerintahan Trump pilih kerja sama, bukan konfrontasi

    China harap pemerintahan Trump pilih kerja sama, bukan konfrontasi

    Kami siap mengamankan kemajuan yang lebih besar dalam hubungan China-AS dari titik awal yang baru, memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, menemukan cara yang tepat bagi kedua negara untuk hidup berdampingan di era baru

    Beijing (ANTARA) – Pemerintah China berharap Presiden ke-47 Amerika Serikat Donald Trump memilih untuk bekerja sama dengan Tiongkok, bukan konfrontasi.

    “Kedua negara akan memperoleh keuntungan dari kerja sama dan menuai kerugian dari konfrontasi, itulah yang ditunjukkan oleh sejarah hubungan China-AS,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (20/1).

    Hal itu disampaikan Mao Ning menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47. Donald Trump pada Senin (20/1) pukul 12:02 siang waktu Washington DC telah mengambil sumpah jabatan di Capitol Rotunda, Washington DC.

    “Kami selalu percaya bahwa perkembangan hubungan China-AS yang mantap, sehat, dan berkelanjutan akan melayani kepentingan bersama kedua negara dan merupakan hal yang diharapkan oleh masyarakat internasional,” tambah Mao Ning.

    Ia menyebut, mengikuti prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, China siap bekerja sama dengan pemerintah AS yang baru untuk meningkatkan dialog dan komunikasi dan mengelola perbedaan dengan baik.

    “Kami siap mengamankan kemajuan yang lebih besar dalam hubungan China-AS dari titik awal yang baru, memperluas kerja sama yang saling menguntungkan, menemukan cara yang tepat bagi kedua negara untuk hidup berdampingan di era baru dan membawa manfaat bagi kedua negara dan dunia,” tambah Mao Ning.

    Trump mengambil sumpah jabatan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts. JD Vance kemudian mengambil sumpah jabatan sebagai Wakil Presiden AS periode 2025-2029 dan dilanjutkan dengan penyampaian pidato pelantikan oleh Trump sebagai Presiden AS periode 2025-2029.

    Dalam pidato pelantikannya, Trump mengatakan akan segera mengesahkan aturan terkait penetapan status darurat nasional di perbatasan bagian selatan Amerika Serikat untuk menghentikan migrasi ilegal.

    Menurut Trump, pemerintahannya akan mengembalikan jutaan warga asing ilegal ke tempat asalnya serta engesahkan kartel narkoba ke dalam daftar organisasi teroris.

    Hal lain yang disampaikan adalah Trump ingin mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan mengambil kembali Terusan Panama dari negara Panama, seraya menambahkan bahwa AS menghabiskan lebih banyak uang dan kehilangan 38 ribu jiwa dalam pembangunan Terusan Panama.

    Dia mengatakan bahwa kapal-kapal AS dikenakan biaya yang sangat mahal dan tidak diperlakukan dengan adil dalam bentuk apa pun, termasuk Angkatan Laut AS.

    Terkait kondisi ekonomi AS, Trump menyebut AS sedang dalam kondisi darurat energi nasional karena adanya pengeluaran besar-besaran dan kenaikan harga energi yang menyebabkan krisis inflasi di AS.

    Karena itu, ia akan mengakhiri Green New Deal dan mencabut mandat kendaraan listrik untuk menyelamatkan industri otomotif AS sehingga masyarakat AS bebas untuk memproduksi dan membeli jenis mobil apapun.

    Tidak ketinggalan Trump juga menyatakan akan mengenakan tarif pajak kepada negara asing, dengan tujuan untuk memperkaya lagi negara AS.

    Dalam pidatonya, Presiden Donald Trump juga menegaskan AS hanya akan mengakui dua jenis kelamin yakni pria dan wanita.

    Trump juga berencana menghentikan kebijakan pemerintah yang mencoba merekayasa ras dan jenis kelamin secara sosial dalam sejumlah aspek, baik kehidupan umum maupun pribadi.

    Pewarta: Desca Lidya Natalia
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025