kab/kota: Washington

  • Iran Respons AS Mau Kerahkan Senjata Nuklir, Beri Jawaban Menohok

    Iran Respons AS Mau Kerahkan Senjata Nuklir, Beri Jawaban Menohok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran melontarkan kecaman keras terhadap keputusan mengejutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memerintahkan Pentagon untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut langkah tersebut sebagai tindakan “mundur” dan “tidak bertanggung jawab”, menuduh Washington telah menjadi ancaman bagi stabilitas global.

    “Setelah mengganti nama ‘Departemen Pertahanan’-nya menjadi ‘Departemen Perang’, pengganggu bersenjata nuklir ini kembali melanjutkan uji coba senjata atom,” tulis Araghchi dalam unggahan di platform X pada Kamis (30/10/2025) malam.

    “Ironisnya, pengganggu yang sama telah memfitnah program nuklir damai Iran dan mengancam akan menyerang fasilitas nuklir kami yang berada di bawah pengawasan internasional. Semua ini dilakukan dengan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional,” tambahnya.

    Sebelumnya pada hari yang sama, Trump membuat pengumuman mengejutkan di platform Truth Social, hanya beberapa jam sebelum bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan di sela-sela pertemuan puncak APEC.

    Dalam unggahan itu, Trump mengatakan bahwa ia telah memerintahkan Pentagon untuk segera melanjutkan uji coba senjata nuklir “secara setara” dengan negara-negara lain seperti Rusia dan China, yang menurutnya akan memiliki kekuatan nuklir setara dengan Amerika Serikat dalam waktu “lima tahun”.

    Keputusan tersebut langsung memicu kekhawatiran internasional, terutama karena uji coba nuklir telah lama dilarang di bawah Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty (CTBT) tahun 1996. Meskipun Amerika Serikat, China, dan Iran telah menandatangani perjanjian itu, ketiganya belum meratifikasinya. Sementara Rusia menarik ratifikasinya pada 2023.

    Ankit Panda, pakar keamanan nuklir dan peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa keputusan Trump kemungkinan besar merupakan tanggapan terhadap langkah terbaru Rusia dan China, bukan akibat sengketa AS-Iran.

    “Langkah ini tampaknya lebih sebagai respons terhadap tindakan Moskow dan Beijing,” kata Panda.

    Pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negaranya telah menguji torpedo super bertenaga nuklir Poseidon, setelah sebelumnya melakukan uji coba rudal jelajah nuklir Burevestnik.

    Sementara itu, China pada September lalu memamerkan kekuatan nuklirnya dalam parade militer besar yang menampilkan sistem senjata baru dan modifikasi seperti rudal balistik antarbenua Dongfeng-5 yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

    Namun, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), baik Rusia maupun China belum melakukan uji coba nuklir dalam arti sebenarnya, yakni ledakan nuklir di permukaan, bawah tanah, atau bawah laut, selama beberapa dekade.

    Sebagai catatan, uji coba nuklir terakhir dilakukan Uni Soviet pada 1990, China pada 1996, Inggris pada 1991, Amerika Serikat pada 1992, dan Prancis pada 1996. Satu-satunya negara yang masih melakukan uji coba nuklir dalam dua dekade terakhir adalah Korea Utara, dengan uji terakhir pada 2017.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Reaksi Rusia hingga Iran Kala Trump Mendadak Mau Uji Coba Senjata Nuklir

    Reaksi Rusia hingga Iran Kala Trump Mendadak Mau Uji Coba Senjata Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk memulai uji coba senjata nuklir. Rencana Trump tersebut mendapat beragam komentar dari negara lain hingga penyintas bom atom di Jepang.

    Dilansir Reuters dan The Guardian, Kamis (30/10), keinginan Trump diumumkan dalam pernyataan via media sosial Truth Social, ketika sang Presiden AS sedang berada di Korea Selatan (Korsel) untuk menghadiri KTT APEC dan melakukan pertemuan penting dengan Presiden China Xi Jinping.

    “Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun. Hal ini telah dicapai, termasuk pembaruan dan renovasi total terhadap senjata yang sudah ada, selama masa jabatan pertama saya. Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya SANGAT TIDAK SUKA melakukannya, tetapi tidak punya pilihan!” kata Trump dalam pernyataannya pada Kamis (30/10).

    “Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam waktu 5 tahun,” sebutnya.

    “Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump dalam pernyataannya.

    “Proses itu akan segera dimulai,” cetusnya.

    Respons China

    China menanggapi keinginan Trump soal AS akan segera memulai kembali uji coba senjata nuklir. Otoritas Beijing mengingatkan Washington untuk “secara sungguh-sungguh mematuhi” larangan uji coba nuklir global.

    Tanggapan China itu, dilansir AFP, Kamis (30/10), disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, setelah Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai uji coba senjata nuklir.

    Trump mengungkit soal Rusia dan China saat mengumumkan hal tersebut via media sosial pada Kamis (30/10).

    “China mengharapkan Amerika Serikat akan sungguh-sungguh mematuhi kewajiban perjanjian larangan-uji coba-nuklir komprehensif dan komitmennya terhadap larangan uji coba nuklir, serta mengambil tindakan nyata untuk menjaga sistem perlucutan senjata dan nonproliferasi nuklir global dan menjaga keseimbangan dan stabilitas strategis global,” kata Guo dalam pernyataannya.

    Reaksi Rusia

    Pemerintah Rusia memberikan reaksi hati-hati terhadap pengumuman mengejutkan Trump soal uji coba senjata nuklir. Otoritas Rusia mengatakan pihaknya tidak melakukan uji coba semacam itu, namun akan mengikutinya jika AS melakukannya.

    Sebagai informasi, pengumuman Trump setelah Rusia melakukan uji coba rudal Burevestnik yang berkemampuan nuklir dan drone Poseidon yang juga bertenaga nuklir dalam beberapa hari terakhir. Trump bahkan menyinggung nuklir Rusia dan China dalam pernyataannya.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dilansir Reuters dan kantor berita TASS, Jumat (31/10), mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki informasi tentang negara mana pun yang melakukan uji coba senjata nuklir, seperti yang disebutkan Trump.

    “Saat ini sedang berlaku moratorium (uji coba nuklir),” tegas Peskov.

    Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir pertama di Hiroshima, Jepang. Potretnya menjadi pengingat bahaya senjata nuklir. (U.S. National Archives and Records Administration)

    “Dalam pernyataannya, Presiden Trump menyebutkan bahwa negara-negara lainnya sedang terlibat dalam uji coba senjata nuklir. Hingga saat ini, kami tidak mengetahui negara mana pun yang sedang melakukan uji coba tersebut,” katanya.

    Rusia, kata Peskov, belum menerima pemberitahuan sebelumnya dari AS tentang perubahan posisi terkait uji coba nuklir. Saat ditanya apakah Kremlin merasa bahwa perlombaan senjata nuklir baru telah dipicu oleh pernyataan Trump, Peskov menjawab: “Tidak juga.”

    Iran Bilang AS Tak Tanggung Jawab

    Pemerintah Iran turut bereaksi soal rencana AS melanjutkan kembali uji coba senjata nuklir, setelah instruksi mengejutkan dari Trump. Teheran mengkritik langkah semacam itu sebagai langkah yang “regresif dan tidak bertanggung jawab”.

    Menlu Iran, Abbas Araghchi, dilansir AFP, Jumat (31/10), membandingkan rencana AS untuk melanjutkan kembali uji coba senjata nuklir itu dengan sikap Washington yang terus menjelek-jelekkan program nuklir Teheran, yang berulang kali diklaim untuk tujuan damai.

    “Seorang bully bersenjata nuklir melanjutkan uji coba senjata atom. Bully yang sama telah menjelek-jelekkan program nuklir Iran yang damai,” sindir Araghchi dalam postingan media sosialnya.

    “Pengumuman (AS) tentang dimulainya kembali uji coba nuklir merupakan langkah yang regresif dan tidak bertanggung jawab, serta merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional,” sebutnya.

    Penyintas Bom Atom Jepang Protes

    Kelompok penyintas bom atom Jepang, yang memenangkan Nobel Perdamaian tahun 2024, melontarkan protes keras terhadap Trump yang memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir AS.

    Nihon Hidankyo, kelompok penyintas bom atom Jepang, dilansir AFP, Jumat (31/10), menyebut perintah Trump itu “sama sekali tidak dapat diterima”.

    Lebih dari 200.000 orang tewas ketika AS menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, selama Perang Dunia II, satu-satunya peristiwa di mana senjata nuklir digunakan dalam perang.

    Para penyintas, yang disebut sebagai “hibakusha”, telah berjuang melawan trauma fisik dan psikologis selama puluhan tahun, serta stigma yang sering menyertai mereka yang menjadi korban.

    Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir pertama di Hiroshima, Jepang. Potretnya menjadi pengingat bahaya senjata nuklir. (U.S. National Archives and Records Administration)

    Setelah Trump mengumumkan pada Kamis (30/10) bahwa dirinya telah memerintahkan Pentagon untuk memulai kembali uji coba senjata nuklir AS agar setara dengan Rusia dan China, Nihon Hidankyo mengirimkan surat protes kepada Kedutaan Besar AS di Tokyo.

    “Arahan tersebut secara langsung bertentangan dengan upaya negara-negara di seluruh dunia yang memperjuangkan dunia yang damai tanpa senjata nuklir dan sama sekali tidak dapat diterima,” tegas Nihon Hidankyo dalam surat protesnya, yang salinannya diperoleh AFP pada Jumat (31/10).

    Wali Kota Nagasaki Shiro Suzuki juga mengecam perintah Trump, yang disebutnya “menginjak-injak upaya orang-orang di seluruh dunia yang telah bersusah payah mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir”.

    “Jika uji coba senjata nuklir segera dimulai, bukankah hal itu akan membuat dia (Trump-red) tidak layak menerima Hadiah Nobel Perdamaian?” ucap Suzuki saat berbicara kepada wartawan, merujuk pada niat PM Jepang Sanae Takaichi untuk mencalonkan Trump meraih Nobel Perdamaian.

    Hidankyo memenangkan Nobel Perdamaian tahun 2024 lalu, dan ketika menerima penghargaan tersebut, mereka menyerukan negara-negara untuk menghapuskan senjata nuklir.

    Dua kelompok penyintas bom atom lainnya yang berbasis di Hiroshima–Kongres Hiroshima Menentang Bom A-dan-H (Hiroshima Gensuikin) dan Federasi Asosiasi Korban Bom A Prefektur Hiroshima–juga menyampaikan protes keras.

    “Kami memprotes keras dan dengan tegas menuntut agar eksperimen semacam itu tidak dilakukan,” tegas kedua kelompok itu dalam pernyataan bersama.

    “Sifat senjata nuklir yang tidak manusiawi terbukti dari kehancuran yang disaksikan di Hiroshima dan Nagasaki,” imbuh pernyataan bersama tersebut. Kedua kelompok itu juga mengirimkan surat protes ke Kedutaan Besar AS.

    Halaman 2 dari 3

    (rfs/dek)

  • Airlangga Pastikan Indonesia Lanjutkan Negosiasi Tarif dengan AS Usai KTT APEC 2025

    Airlangga Pastikan Indonesia Lanjutkan Negosiasi Tarif dengan AS Usai KTT APEC 2025

    Bisnis.com, GYEONGJU — Pemerintah Indonesia akan melanjutkan negosiasi tarif perdagangan dengan Amerika Serikat setelah berakhirnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju.

    Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon, Jumat (31/10/2025).

    Airlangga menegaskan bahwa negosiasi dagang dengan Washington menjadi agenda lanjutan penting, terutama untuk memperjuangkan penurunan tarif dan penghapusan hambatan non-tarif bagi sejumlah komoditas unggulan Indonesia.

    “Negosiasi dengan Amerika kita akan lanjutkan sesudah APEC ini. Komoditas yang di-nol-kan hampir sama dengan Malaysia, yaitu yang tidak bisa diproduksi Amerika Serikat seperti sawit, kakao, karet, dan lainnya,” ujar Airlangga di sela pertemuan.

    Menurutnya, pembahasan juga mencakup sektor logam tanah jarang (rare earth elements) dan mineral kritis (critical minerals), yang kini menjadi fokus kerja sama baru antara kedua negara.

    “Critical mineral pembahasan sendiri, terkait dengan supply chain, dan dalam joint statement kita sebutnya sebagai industrial communities,” ungkapnya.

    Langkah diplomasi ekonomi ini disebut sejalan dengan upaya pemerintah memperluas akses pasar bagi produk hilirisasi dan sektor pertanian strategis Indonesia di tengah ketidakpastian global dan meningkatnya tensi geopolitik.

    Airlangga menjelaskan bahwa negosiasi tarif dagang tidak hanya bertujuan menurunkan bea masuk, tetapi juga menghapus hambatan non-tarif yang sering kali lebih berpengaruh terhadap kelancaran ekspor Indonesia ke pasar Amerika. 

    “Yang [tariff] 19 persen itu sudah final, jadi tinggal mencari komoditas-komoditas yang dikecualikan. Dan yang kedua, yang paling banyak bukan mengenai tarif, tapi non-tariff barrier,” tegas Airlangga.

  • Heboh Trump Perintahkan Uji Nuklir, Wapres AS: Penting untuk Keamanan

    Heboh Trump Perintahkan Uji Nuklir, Wapres AS: Penting untuk Keamanan

    Washington DC

    Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance memberikan penjelasan setelah perintah mengejutkan Presiden Donald Trump, untuk memulai kembali uji coba nuklir AS, menuai kritikan. Vance mengatakan bahwa uji coba senjata nuklir itu penting untuk menjamin keamanan nasional.

    Vance, seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (31/10/2025), juga menyebut bahwa uji coba senjata nuklir akan memastikan apakah persenjataan itu benar-benar “berfungsi dengan baik”. Namun Vance tidak menjelaskan lebih detail soal jenis uji coba seperti apa yang diperintahkan Trump.

    “Merupakan bagian penting dari keamanan nasional Amerika untuk memastikan bahwa persenjataan nuklir yang kita miliki benar-benar berfungsi dengan baik, dan itu merupakan bagian dari rezim pengujian,” kata Vance ketika ditanya wartawan soal Trump memerintahkan uji coba nuklir.

    “Yang jelas, kita mengetahui persenjataan itu memang berfungsi dengan baik, tetapi kita harus terus memantaunya dari waktu ke waktu, dan presiden hanya ingin memastikan bahwa kita melakukannya,” ujarnya saat berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih pada Kamis (30/10) waktu setempat.

    Dia menambahkan bahwa pernyataan Trump “sudah cukup jelas”.

    Trump, pada Kamis (30/10) saat sedang berada di Korea Selatan (Korsel), secara mengejutkan mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai kembali uji coba senjata nuklir –pertama kalinya setelah moratorium selama 33 tahun.

    Pengumuman itu disampaikan Trump setelah Rusia melakukan uji coba rudal Burevestnik yang berkemampuan nuklir dan drone Poseidon yang juga bertenaga nuklir dalam beberapa hari terakhir. Trump bahkan menyinggung soal nuklir Rusia dan China dalam pernyataannya.

    “Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social.

    “Proses itu akan segera dimulai,” cetusnya.

    Pengumuman itu menuai reaksi keras, dengan kelompok penyintas bom atom Jepang, Nihon Hidankyo, yang memenangkan Nobel Perdamaian tahun 2024, menyebut perintah Trump itu “sama sekali tidak dapat diterima”. Mereka juga menyampaikan protes keras kepada Kedutaan Besar AS di Tokyo.

    China, dalam tanggapannya, mengingatkan AS untuk “secara sungguh-sungguh mematuhi” larangan uji coba nuklir global.

    Sementara Rusia lebih berhati-hati dalam memberikan komentar, dengan Kremlin mengatakan pihaknya tidak melakukan uji coba semacam itu, namun akan mengikutinya jika Washington melakukannya.

    Iran mengkritik langkah semacam itu sebagai langkah yang “regresif dan tidak bertanggung jawab”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump-Xi Jinping Bertemu, Prabowo Pastikan Kembali Negosiasi Tarif Dagang

    Trump-Xi Jinping Bertemu, Prabowo Pastikan Kembali Negosiasi Tarif Dagang

    Bisnis.com, GYEONGJU — Presiden Prabowo Subianto memastikan bahwa Indonesia akan kembali melanjutkan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, di tengah dinamika hubungan perdagangan global yang turut menjadi sorotan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan.

    Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo usai melaksanakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Christopher Luxon, Jumat (31/10/2025).

    Saat ditanya wartawan mengenai arah kebijakan dagang Indonesia pascapertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, Prabowo menegaskan bahwa komunikasi ekonomi Indonesia dengan Washington akan kembali berjalan intensif.

    “Iya, masih terus negosiasi,” ujar Prabowo singkat saat menjawab pertanyaan mengenai kelanjutan pembicaraan tarif perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

    Prabowo juga menegaskan bahwa negosiasi tersebut akan mencakup sejumlah komoditas andalan ekspor Indonesia, yang selama ini menjadi tulang punggung hubungan ekonomi kedua negara.

    “Iya [khususnya komunitas-komunitas andalan Indonesia],” kata Prabowo.

    Sebelumnya, Presiden Ke-8 RI itu juga menyambut positif hasil pertemuan bilateral antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping di sela forum APEC, yang menurutnya memberikan sinyal peredaan ketegangan geopolitik dan membuka ruang stabilitas ekonomi global.

    “Alhamdulillah pertemuan antara Presiden Trump dari Amerika Serikat berjumpa dengan Presiden China Xi Jinping. Saya dengar suasananya positif. Dan ini yang kita harapkan, karena ini akan sangat mempengaruhi ketenangan dunia, dan ekonomi dunia sangat tergantung pada ketenangan,” tandas Prabowo.

    Sekadar informasi, pemerintah Indonesia kembali membuka negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan tarif bea masuk 0% bagi sejumlah produk ekspor unggulan ke Negeri Paman Sam tersebut.⁠

    Langkah ini dilakukan menyusul sinyal positif dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang tengah meninjau ulang kebijakan tarif untuk empat negara Asia Tenggara yakni Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

  • AS Akan Uji Coba Nuklir, Iran: Tak Bertanggung Jawab!

    AS Akan Uji Coba Nuklir, Iran: Tak Bertanggung Jawab!

    Teheran

    Pemerintah Iran mengomentari rencana Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan kembali uji coba senjata nuklir, setelah instruksi mengejutkan dari Presiden Donald Trump pekan ini. Teheran mengkritik langkah semacam itu sebagai langkah yang “regresif dan tidak bertanggung jawab”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, seperti dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), membandingkan rencana AS untuk melanjutkan kembali uji coba senjata nuklir itu dengan sikap Washington yang terus menjelek-jelekkan program nuklir Teheran, yang berulang kali diklaim untuk tujuan damai.

    “Seorang bully bersenjata nuklir melanjutkan uji coba senjata atom. Bully yang sama telah menjelek-jelekkan program nuklir Iran yang damai,” sindir Araghchi dalam postingan media sosialnya.

    “Pengumuman (AS) tentang dimulainya kembali uji coba nuklir merupakan langkah yang regresif dan tidak bertanggung jawab, serta merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional,” sebutnya.

    Trump, pada Kamis (30/10) saat sedang berada di Korea Selatan (Korsel), secara mengejutkan mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai kembali uji coba senjata nuklir — pertama dalam 33 tahun terakhir.

    Pengumuman itu disampaikan Trump setelah Rusia melakukan uji coba rudal Burevestnik yang berkemampuan nuklir dan drone Poseidon yang juga bertenaga nuklir dalam beberapa hari terakhir. Trump bahkan menyinggung soal nuklir Rusia dan China dalam pernyataannya.

    “Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social..

    “Proses itu akan segera dimulai,” cetusnya.

    Pengumuman itu menuai reaksi keras China, yang mengingatkan AS untuk “secara sungguh-sungguh mematuhi” larangan uji coba nuklir global.

    Rusia lebih berhati-hati dalam memberikan komentar, dengan Kremlin mengatakan pihaknya tidak melakukan uji coba semacam itu, namun akan mengikutinya jika Washington melakukannya.

    AS terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada 23 September 1992, di lokasi yang sekarang disebut sebagai Nevada National Security Site. Presiden AS pada saat itu, George HW Bush, mengumumkan moratorium uji coba nuklir bawah tanah pada tahun yang sama.

    Sementara Rusia pasca-Soviet tidak pernah melakukan uji coba senjata nuklir. Uni Soviet terakhir kali menguji coba senjata nuklir pada tahun 1990, sedangkan China terakhir kali melakukan uji coba semacam itu pada tahun 1996.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Banjir Landa Kota New York Usai Hujan Lebat, 2 Orang Tewas

    Banjir Landa Kota New York Usai Hujan Lebat, 2 Orang Tewas

    New York City

    Sedikitnya dua orang tewas saat banjir melanda Kota New York di Amerika Serikat (AS) setelah hujan lebat mengguyur pada Kamis (30/10) waktu setempat. Dua korban tewas itu terjebak di dalam basemen yang digenangi air.

    Kepolisian Kota New York dalam pernyataannya, seperti dilansir NBC News, Jumat (31/10/2025), melaporkan satu orang tewas setelah terjebak di dalam basemen yang digenangi banjir di area Brooklyn, sedangkan satu orang lainnya tewas setelah sebuah boiler room terendam banjir di area Manhattan.

    Dalam insiden pertama, para petugas pemadam kebakaran merespons panggilan dari seseorang yang terjebak di ruang bawah tanah yang terendam banjir di area East Flatbush pada pukul 16.25 waktu setempat. Satu orang ditemukan tak bernyawa di ruang bawah tanah tersebut, dengan penyebab kematian belum dipastikan.

    Dalam insiden kedua, seorang pria berusia 43 tahun tewas setelah ada laporan soal seseorang tidak sadarkan diri di dalam boiler room yang terendam banjir di area Washington Heights, Manhattan, sekitar pukul 16.44 waktu setempat.

    Identitas kedua korban tewas itu belum diungkap ke publik.

    Dua kematian itu terjadi saat peringatan banjir bandang diberlakukan untuk area Brooklyn, Queens, Bronx, dan sebagian Manhattan.

    Badan Cuaca Nasional AS (NWS) melaporkan bahwa sekitar pukul 15.30 waktu setempat, curah hujan 2,5 cm hingga 5 cm mengguyur area-area tersebut, dengan laju curah hujan diperkirakan mencapai 2,5 cm hingga 3,5 cm dalam satu jam saja.

    Laporan para pejabat Kota New York menyebut banjir memicu penutupan ruas jalanan Long Island Expressway di kedua arah di area Queens, dan jalur barat Belt Parkway di area Brooklyn pada Kamis (30/10) waktu setempat.

    Di sebagian area Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, ketinggian banjir dilaporkan berada di atas ban mobil yang melintas, dengan sejumlah mobil terjebak di sekitar wilayah tersebut. Sementara di area Riverdale, Bronx, ketinggian banjir mencapai bagian bawah pintu mobil jenis sedan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Korsel-Jepang Sepakat Perkuat Kerja Sama di Tengah Dinamika Global

    Korsel-Jepang Sepakat Perkuat Kerja Sama di Tengah Dinamika Global

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi berkomitmen memperkuat hubungan berorientasi masa depan, di tengah perubahan cepat dinamika global.

    Dalam pertemuan perdana kedua pemimpin negara di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, Kamis (30/10/2025), Presiden Lee menegaskan komitmennya untuk terus mempererat hubungan dengan Jepang.

    “Di tengah perubahan cepat situasi internasional dan lingkungan perdagangan, Korea Selatan dan Jepang, dua negara bertetangga yang memiliki banyak kesamaan, harus memperkuat kerja sama yang berorientasi masa depan lebih dari sebelumnya,” ujarnya dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Jumat (31/10/2025) dalam sambutan pembuka.

    Kunjungan Takaichi dilakukan di tengah ketidakpastian hubungan Seoul–Tokyo setelah terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang. Ia dikenal memiliki pandangan keras terhadap isu sejarah masa kolonial Jepang di Semenanjung Korea pada 1910–1945.

    Pertemuan perdana ini menjadi sorotan karena dinilai sebagai barometer arah hubungan kedua negara, yang sempat membaik di bawah dua pendahulunya.

    Lee menekankan Korea Selatan dan Jepang menghadapi berbagai tantangan serupa, baik di dalam negeri maupun di kancah global. Dia menilai, kerja sama dan koordinasi yang erat menjadi kunci untuk menghadapinya.

    “Dengan berbagi pengalaman dan bekerja sama, saya percaya kita dapat mengatasi tantangan domestik maupun internasional secara efektif,” kata Lee.

    Takaichi menyebut kedua negara sebagai tetangga yang penting satu sama lain dan berharap kerja sama makin erat, bertepatan dengan peringatan 60 tahun normalisasi hubungan diplomatik Korea Selatan–Jepang.

    “Saya yakin, dengan membangun hubungan yang telah terjalin selama ini, kedua negara dapat mengembangkan kemitraan yang stabil dan berorientasi masa depan,” ujarnya melalui penerjemah.

    Takaichi juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan bilateral sekaligus koordinasi trilateral antara Seoul, Tokyo, dan Washington di tengah situasi strategis kawasan.

    Dalam pertemuan sekitar 40 menit tersebut, kedua pemimpin menghindari pembahasan langsung isu sejarah. Namun, Lee menggambarkan hubungan kedua negara sebagai tetangga yang berbagi halaman depan yang sama dan kadang “tersinggung layaknya keluarga,” menurut juru bicara kepresidenan Kang Yu-jung.

    “Kedua pemimpin sepakat bahwa kerja sama praktis harus terus diperluas dan berkomitmen meningkatkan kolaborasi di berbagai bidang, termasuk teknologi canggih, keamanan ekonomi, serta pertukaran budaya dan sosial, melalui diplomasi antar-pemimpin yang aktif,” demikian pernyataan kantor kepresidenan.

    Lee juga menyampaikan harapan agar Korea Selatan dan Jepang dapat menghadapi perbedaan yang ada secara terbuka sambil memperkuat komunikasi dan kolaborasi di bidang yang membutuhkan pendekatan ke depan.

    Kedua pemimpin sepakat melanjutkan kunjungan timbal balik atau shuttle diplomacy guna menjaga momentum kerja sama.

    Lee menyampaikan kepada Takaichi bahwa kini giliran Seoul mengunjungi Jepang, dan berharap pertemuan berikutnya dapat digelar di kota regional, bukan di Tokyo. Takaichi pun menyambut positif dan menyatakan keinginannya untuk segera bertemu kembali.

    Adapun pertemuan terakhir antara Lee dan pendahulu Takaichi, Shigeru Ishiba, berlangsung di pelabuhan Busan pada September lalu — kunjungan pertama perdana menteri Jepang ke luar Seoul dalam 21 tahun terakhir.

    Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin saling bertukar cendera mata sebagai simbol penghormatan dan apresiasi budaya.

    Lee memberikan kosmetik dan rumput laut kering khas Korea, sesuai minat Takaichi terhadap produk kecantikan dan makanan Korea yang pernah disebutnya saat konferensi pers perdana. 

    Sebagai balasan, Takaichi menghadiahkan satu set batu dan mangkuk permainan Go buatan Kamakura — kota kembar dari kampung halaman Lee di Andong — sebagai penghormatan terhadap kegemaran Presiden Lee terhadap permainan tersebut.

  • Lengkap 4 Halaman! Hasil Trump ke Asia: Malaysia-Jepang-Korsel-China

    Lengkap 4 Halaman! Hasil Trump ke Asia: Malaysia-Jepang-Korsel-China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah melakukan kunjungan kerja luar negeri terpanjang dalam sembilan bulan masa jabatannya. Meski, di dalam negeri, ia menghadapi kondisi ekonomi yang kompleks dan penutupan (shutdown) pemerintahan yang berkepanjangan.

    Para pemimpin dunia menghujaninya dengan hadiah dan perlakuan istimewa selama lawatannya yang singkat ke tiga negara di Asia, Malaysia, Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Puncaknya, ia pun bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, di Busan, yang sepertinya mengindikasikan adanya “gencatan senjata” perang dagang kedua negara.

    Lalu apa saja lengkapnya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Jumat (31/10/2025).

    Trump mengunjungi Malaysia sebagai negara pembuka kunjungan kenegaraan, 26 Oktober, di sela-sela KTT ASEAN. Dalam waktu enam jam mendarat di Kuala Lumpur, Trump mengumumkan perjanjian perdagangan dengan empat negara, bertemu dengan para pemimpin regional, dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, yang mengatakan tim mereka akan segera memulai pembahasan tarif

    Trump menjadi saksi dalam kesepakatan perdamaian lebih luas antara Kamboja dan Thailand. Dalam sebuah upacara di Kuala Lumpur, Trump, mengatakan bahwa perjanjian tersebut menunjukkan upaya pemerintahannya untuk mencapai perdamaian “di setiap kawasan di manapun ia bisa melakukannya”.

    “Pemerintahan saya segera mulai bekerja untuk mencegah konflik meningkat,” kata Trump di sela-sela penandatanganan yang bertema “Delivering Peace” tersebut.

    Di Malaysia, sebenarnya para negosiator perang dagang AS dan China bertemu. Ini untuk mencegah eskalasi lebih lanjut pasca Trump mengancam menaikkan tarif ke beijing hingga 100% karena kebijakan pembatasan mineral kritis logam tanah jarang (rare earth) China.

    Para negosiator AS mengatakan pertemuan tersebut telah membangun “kerangka kerja yang sukses”. Ini penting untuk memuluskan pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT APEC di Korea Selatan (Korsel), 30 Oktober.

    “Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dengan Tiongkok,” kata Trump kepada para wartawan, sementara negosiator perdagangan utama Beijing, Li Chenggang, mengatakan konsensus awal telah dicapai setelah “konsultasi yang sangat intensif”.

    Dalam beberapa jam setelah mendarat di Malaysia, Trump dan Gedung Putih telah mengumumkan enam perjanjian perdagangan dengan empat negara. Beberapa di antaranya di luar dugaan, termasuk kesepakatan yang melibatkan rare earth dengan Thailand dan Malaysia, di tengah tekanan China.

    Malaysia setuju untuk tidak melarang atau memberlakukan kuota ekspor mineral penting atau unsur tanah jarang ke AS. Namun keduanya tidak merinci apakah janji Malaysia berlaku untuk logam tanah jarang mentah atau olahan.

    Trump juga mengumumkan kerangka kerja terperinci menuju kesepakatan perdagangan yang lebih luas dengan Kamboja dan Thailand. Sementara Gedung Putih mengatakan kesepakatan telah dicapai dengan Vietnam untuk memungkinkan eksportir di kedua negara mendapatkan akses “yang belum pernah terjadi sebelumnya” ke pasar masing-masing.

    “Pesan kami kepada negara-negara Asia Tenggara adalah bahwa Amerika Serikat 100% bersama Anda dan kami bermaksud untuk menjadi mitra yang kuat untuk banyak generasi,” kata Trump.

    Dalam sebuah keterangan Gedung Putih, AS akan mempertahankan tarif sebesar 19% untuk sebagian besar ekspor dari Malaysia, Thailand, dan Kamboja, sementara tarif 20% untuk Vietnam juga akan dipertahankan. Dalam semua perjanjian, tarif tersebut dapat dihapuskan jadi 0% untuk produk-produk tertentu.

    Trump juga melakukan pertemuan dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Malaysia. Disebut bahwa Lula akan berupaya menurunkan tarif 50% yang diberlakukan oleh Washington atas barang-barang Brasil di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.

    Dalam sebuah unggahan di X, setelah bertemu dengan Trump, ia mengatakan tim dari kedua negara “akan segera bertemu”.

    Berbicara bersama Lula, Trump menyatakan keyakinannya untuk mencapai “beberapa kesepakatan yang cukup baik bagi kedua negara”.

    Timor Leste menjadi anggota ke-11 ASEAN, Minggu. Ini setelah penantian selama 14 tahun.

    Timor-Leste, negara berpenduduk 1,4 juta jiwa ini termasuk di antara negara-negara termiskin di Asia dan berharap mendapatkan keuntungan dari integrasi ekonominya yang masih berkembang. Ekonomi Timor Leste sendiri terdata US$2 miliar (Rp 33 triliun) hanya mewakili sebagian kecil dari PDB kolektif ASEAN yang mencapai US$3,8 triliun.

    “Ini bukan hanya mimpi yang terwujud, tetapi juga penegasan yang kuat atas perjalanan kami,” ujar Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.

    Setelah Malaysia, Trump melakukan kunjungan ke Jepang bertemu dengan PM Sanae Takaichi. Kunjungan Trump masih bagian dari rangkaian lawatan di Asia, KTT ASEAN di Malaysia dan KTT APEC di Korsel.

    Kunjungan Presiden AS tersebut merupakan ujian diplomatik besar bagi Takaichi, yang baru menjabat selama seminggu. Namun trump tampak senang dengan hasil yang didapat.

    Lalu apa saja yang dilakukan? Berikut rangkumannya:

    1.Hadiah Nobel Perdamaian untuk Trump

    Dalam kunjungan ke Jepang Takaichi tak henti-henti memuji Trump. Ia mengatakan sangat terkesan dan menyebutnya zaman emas.

    “Saya sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda,” ujar Takaichi kepada Trump saat mereka bertemu, “dikutip AFP.

    “Zaman keemasan baru bagi aliansi Jepang-AS,” tambahnya.

    Takaichi juga mengumumkan dalam kunjungan tersebut bahwa ia akan menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Sejak kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan keduanya pada bulan Januari, Trump telah berulang kali menegaskan bahwa ia pantas menerima hadiah tersebut atas perannya dalam menyelesaikan berbagai konflik.

    2.Diplomasi Topi Bisbol

    Diplomasi Takaichi cukup menarik saat kedatangan Trump. Ia menggunakan bisbol dan topi bisbol, untuk menarik hati Trump.

    Semula ia menyinggung kesukaannya dengan bisbol ke Trumo saat menjelaskan bahwa ia sedang menonton pertandingan World Series, yang juga menampilkan pemain bintang Jepang, Shohei Ohtani. Keduanya pun menandatangani topi hitam bertuliskan “Jepang kembali”, yang mengingatkan pada topi kampanye Trump, “Make America Great Again”.

    3.Politik Daging Sapi AS

    Jepang juga apik dalam mengambil hati Trump di sektor makanan. Menu makan siang pertemuan, mampu diramu secara apik oleh Tokyo, yang cermat memadukan produk AS dengan bahan-bahan Jepang.

    Sebagai hidangan pembuka, para tamu disuguhi “risotto keju beras AS dengan ayam”. Sementara hidangan utama adalah “steak strip New York dengan saus dan sayuran hangat dari kota Nara di Jepang selatan”, kampung halaman Takaichi.

    Jadi, demi Trump, Jepang tak menyajikan makanan tradisional. Tetapi dibuat khusus untuk menarik minat sosok 79 tahun itu, merujuk produk pertanian Amerika dan dukungannya bagi para petani AS, di Jepang.

    4.Belanja Pertahanan Naik 2%

    Trump selama bertahun-tahun mengeluh bahwa sekutu AS di Asia, termasuk Jepang, tidak cukup membelanjakan dana untuk pertahanan mereka sendiri. Ia bahkan mendesak mereka untuk membayar lebih untuk kehadiran militer AS di wilayah mereka.

    Beberapa hari sebelum kedatangan Trump, Takaichi mengatakan kepada parlemen Jepang bahwa target Tokyo untuk membelanjakan 2% dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan akan tercapai tahun fiskal sekarang. Ini setahun lebih awal dari yang direncanakan.

    Jepang juga telah berkomitmen untuk memperoleh kemampuan serangan balik termasuk rudal jelajah Tomahawk dari AS. Hal itu bagian dari kontrak yang ditandatangani pada Januari 2024.

    5.Kesepakatan Pasokan Mineral Penting dan Tanah Jarang (rare earth)

    Tokyo menandatangani kesepakatan penting dengan Washington untuk “mengamankan” pasokan mineral penting dan tanah jarang (rare earth). Berdasarkan perjanjian tersebut, AS dan Jepang akan “bersama-sama mengidentifikasi proyek-proyek yang menarik untuk mengatasi kesenjangan dalam rantai pasokan mineral penting dan tanah jarang”.

    Hal ini terjadi di saat AS berupaya meningkatkan akses ke mineral penting dengan China yang memperketat kontrol terhadap tanah jarang. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini secara virtual memonopoli rare earth, yang penting untuk segala hal mulai dari peralatan rumah tangga hingga mobil, energi, dan bahkan senjata.

    6.Perjanjian Kerja Sama Lain

    Perjanjian kerja sama lainnya ditandatangani pada hari Selasa antara Tokyo dan Washington di bidang pembuatan kapal. Sebuah sektor di mana Jepang dan negara tetangganya, Korsel juga sedang berupaya untuk menantang dominasi China.

    7.Hadiah Bola Golf Emas buat Trump

    Takaichi memiliki kartu AS lain yang ia simpan. Yakni hubungannya dengan mentornya, mantan perdana menteri Shinzo Abe, yang dibunuh pada tahun 2022 dan menjadi dekat dengan Trump selama masa jabatan pertamanya.

    Ia berterima kasih kepada Trump atas “persahabatan abadi” dengan Abe dan kemudian menghadiahkannya sebuah tongkat golf yang digunakan oleh mendiang perdana menteri tersebut. Olahraga ini merupakan hasrat bersama Trump dan Abe, dan keduanya bertemu beberapa kali di lapangan golf.

    Presiden AS pun juga bertemu dengan janda politisi tersebut, Akie Abe. Tokyo juga memberikan bola golf berlapis emas ke Trump.

    Hal 3>>>> Korsel

    Korsel menjadi penutup perjalanan Trump. Meskipun tak menghadiri KTT APEC, sejumlah hal penting diputuskan Trump di Korsel, termasuk bertemu dengan Xi Jinping.

    Lalu apa saja yang Trump dapatkan?

    1.Diberi Mahkota Emas

    Korsel menyambut Trump pada hari Rabu dengan replika mahkota emas dan menganugerahinya “Grand Order of Mugunghwa”, penghargaan tertinggi negara itu. Kantor Presiden Korsel Lee Jae Myung mengatakan penghargaan diberikan sebagai pengakuan atas peran Trump sebagai “pembawa perdamaian” di semenanjung Korea.

    Penghargaan Grand Order of Mugunghwa dinamai sesuai bunga nasional Koreel, kembang sepatu merah muda. Trump merupakan Presiden AS pertama yang menerima penghargaan tersebut.

    “Saya ingin memakainya sekarang juga,” kata Trump saat menerima penghargaan gemerlap tersebut.

    2.Pangkas Tarif Korsel 15%

    Trump resmi memangkas tarif impor Korsel menjadi 15%. Trump menyebutnya sebagai “perjanjian dagang yang penuh dan menyeluruh”.

    Keringanan tarif diumumkan sehari sebelum tenggat waktu 1 Agustus yang ditetapkan pemerintah AS bagi negara-negara mitra dagang, untuk mencapai kesepakatan atau menghadapi tarif lebih tinggi. Perlu diketahui, Korsel sebelumnya terancam dikenai taris 25%.

    Tarif 15% ini akan berlaku untuk mobil dan semikonduktor. Tapi baja dan aluminium tetap dikenai tarif 50%.

    3.Korsel Investasi Besar di AS

    Bukan hanya itu, Korsel juga berjanji akan melakukan investasi senilai US$ 350 miliar ke berbagai sektor di AS. Sekitar US$ 150 miliar akan difokuskan untuk mendukung pembangunan kapal dan kapal perang AS.

    Selain itu, Korsel juga akan berkomitmen di industri mobil listrik, semikonduktor serta baterai kendaraan. Sebelumnya Trump sempat mengancam menarik pasukan AS dari Seoul.

    4.Beras dan Daging Sapi

    Meski demikian, Korsel tetap bisa mempertahankan tertutupnya keran impor bagi beras dan daging sapi AS. Negeri Ginseng menolak pembukaan karena dinilai dapat mengancam keberlangsungan pertani lokal.

    5.Uji Coba Nuklir

    Dalam kunjungan ke Korsel Trump secara mendadak memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir. Langkah ini belum pernah diambil Washington sejak lebih dari tiga dekade lalu.

    Pengumuman Trump yang disampaikan melalui media sosial, sesaat sebelum pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan, langsung mengguncang komunitas internasional.

    “Karena negara-negara lain sedang menguji programnya, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji senjata nuklir kami secara setara,” tulis Trump di platform Truth Social, dikutip AFP.

    6.Batal Bertemu Kim Jong Un

    Trump batal bertemu Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di sela-sela perjalanannya ke Seoul. Alasan utama batalnya pertemuan tersebut karena Trump sangat sibuk, meski menyatakan mungkin dia akan kembali ke Asia untuk bertemu Kim.

    “Saya punya hubungan yang baik dengan Kim Jong Un,” tuturnya di dalam Air Force One menuju AS.

    Halaman 4>>> Pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping

    Trump memang tidak mengunjungi China. Namun Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela kunjungan keduanya di Korsel.

    Pertemua berlangsung di Busan, sekitar satu jam 40 menit. Lalu apa saja hasilnya?

    1. AS Pangkas Tarif Impor China 10%

    Trump mengumumkan bahwa Amerika akan menurunkan tarif impor dari China dari 57% menjadi 47% alias dipangkas 10%. Ia menyebut langkah ini sebagai hasil langsung dari kesepakatannya dengan Xi Jinping.

    “Saya telah setuju untuk menurunkan tarif sebesar 10%. Itu langkah besar,” kata Trump.

    “Kami juga mengurangi tarif fentanil dari 20% menjadi 10% karena Presiden Xi berjanji akan bekerja sangat keras menghentikan aliran zat berbahaya itu,” tambah Trump menekankan bahwa kebijakan baru ini akan “berlaku segera” dan menjadi sinyal positif bagi dunia usaha.

    “Saya pikir Anda akan melihat tindakan nyata dari pihak China. Xi sangat serius dalam hal ini,” ujarnya lagi menegaskan bahwa penurunan tarif bukan bentuk kelemahan.

    “Kami tetap tegas, tapi kami juga tahu kapan waktunya membuka pintu,” tambahnya. “Kesepakatan ini baik untuk ekonomi dunia dan bagi para pekerja Amerika.”

    2. China Tunda Pembatasan Ekspor Tanah Jarang

    Dalam isu sumber daya strategis, Beijing setuju menunda pembatasan ekspor mineral tanah jarang selama satu tahun. Trump menyebut hasil ini sebagai “kemenangan besar” bagi industri teknologi dan energi bersih AS.

    “China telah setuju untuk melanjutkan aliran tanah jarang, mineral kritis, dan magnet secara bebas,” kata Trump di platform Truth Social.

    “Ini sangat penting untuk pabrik mobil listrik, semikonduktor, dan komputer kita.”

    Menurutnya, langkah ini memberi waktu bagi AS untuk memperkuat rantai pasokan domestik.

    “Kami akan memanfaatkan tahun ini untuk memperkuat kerja sama dengan Australia, Jepang, dan negara Asia lainnya agar tidak terlalu bergantung pada satu sumber,” tegas Trump.

    3. China Kembali Beli Kedelai dari AS

    Trump juga mengumumkan kabar baik bagi sektor pertanian AS. Xi Jinping setuju untuk kembali membeli produk pertanian Amerika, termasuk kedelai, sorgum, dan hasil tani lain yang selama ini tertahan akibat perang dagang.

    “Kami sepakat dalam banyak hal. China akan membeli kedelai dan produk pertanian lainnya dalam jumlah besar, dimulai segera,” kata Trump.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent menjelaskan bahwa China akan membeli 12 juta ton kedelai hingga akhir tahun. Lalu 25 juta ton per tahun selama tiga tahun ke depan.

    “Ini kemenangan besar bagi petani kita,” ujarnya kepada Fox Business.

    4. Isu Nuklir Bayangi Pertemuan

    Sebelum bertemu Xi, Trump membuat kejutan dengan mengumumkan rencana melanjutkan uji coba senjata nuklir AS. Ia mengatakan keputusan itu diambil untuk menjaga keseimbangan kekuatan global.

    “Saya sangat tidak suka melakukannya, tapi saya tidak punya pilihan,” tulis Trump di Truth Social.

    “Rusia dan China telah mengembangkan sistem baru, dan Amerika Serikat tidak akan tertinggal,” katanya.

    Namun, ia menegaskan bahwa langkah itu tidak berkaitan langsung dengan Xi Jinping. Ini diutarakan terpisah, saat bersama wartawan di Air Force One.

    “Itu tidak ada hubungannya dengan China,” ujarnya ketika ditanya wartawan.

    “Kami hanya memastikan Amerika tetap yang terkuat di dunia.”

    Trump juga menepis anggapan bahwa kebijakan tersebut akan memperburuk hubungan dengan Beijing. Ia mengatakan Xi Jinping memahami posisi kami.

    “Dia pemimpin yang sangat cerdas, dan dia tahu bahwa kekuatan adalah bentuk stabilitas,” katanya.

    5.Perang Rusia-Ukraina

    Sebaliknya, kedua pemimpin menyinggung perang Rusia-Ukraina. Trump mengatakan mereka sepakat bahwa kedua belah pihak terkunci dan akan bekerja sama untuk melihat apakah AS dan China bisa membantu menyelesaikannya.

    “Kami tidak membahas minyak Rusia secara spesifik, tetapi kami berbicara tentang stabilitas global. Xi tahu bahwa perang tidak baik bagi siapa pun,” ujar Trump.

    “Saya pikir Presiden Xi dan saya memiliki hubungan yang kuat. Kami berdua ingin melihat dunia yang makmur, bukan dunia yang berkonflik,” katanya. “Ini bukan akhir, tapi awal dari sesuatu yang lebih baik.”

    6. Sejumlah Isu Sensitif Tidak Dibahas

    Meskipun banyak hal disepakati, beberapa isu strategis. Seperti Taiwan, minyak Rusia, chip, bahkan Tiktok, tidak masuk dalam agenda pembahasan.

    “Taiwan tidak pernah muncul. Bahkan tidak disebut,” ujar Trump.

    “Kami berbicara tentang hal-hal yang lebih produktif.”

  • Akhirnya Trump dan Xi Jinping Tatap Muka Meski Sekejap Mata

    Akhirnya Trump dan Xi Jinping Tatap Muka Meski Sekejap Mata

    Busan

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Keduanya akhirnya bertemu setelah ketegangan akibat perang dagang.

    Sebagai informasi, Trump berada di Asia sejak akhir pekan lalu. Dia mengawali kunjungannya di Malaysia lalu lanjut ke Jepang dan terakhir ke Korea Selatan.

    Pertemuan antara Trump dan Xi itu berlangsung di Korsel pada Kamis (30/10) pagi. Pertemuan keduanya diharapkan dapat meredakan perang dagang yang berlangsung sengit antara AS dan China sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025.

    Pertemuan kedua pemimpin ini, seperti dilansir AFP dan CNN, merupakan pertemuan pertama mereka dalam enam tahun terakhir. Pertemuan ini juga menjadi pertemuan tatap muka pertama dengan Xi sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

    Trump dan Xi saling berjabat tangan saat keduanya memulai pembicaraan yang digelar di Pangkalan Udara Gimhae di kota pelabuhan Busan. Pertemuan digelar di sela-sela keduanya menghadiri KTT APEC.

    Trump mengatakan dirinya berharap ‘pertemuan yang sangat sukses’ dengan Xi. Dia memuji Xi sebagai ‘negosiator tangguh’.

    Xi mengatakan kepada Trump bahwa dirinya ‘senang bertemu’ dengan sang Presiden AS. Xi juga mencetuskan agar Beijing dan Washington DC berupaya menjadi ‘mitra dan sahabat’, meskipun kedua negara tidak selalu sependapat.

    “China dan AS dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara-negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia,” kata Xi saat pembicaraan dengan Trump dimulai.

    Pertemuan ini dibayangi harapan tinggi bagi kedua pemimpin untuk menstabilkan hubungan AS dan China yang retak. Perekonomian global telah bergejolak selama berbulan-bulan akibat aksi saling balas tarif yang meningkat antara China dan AS.

    Kedua negara juga terlibat pembatasan ekspor hingga sanksi-sanksi yang menghantam berbagai sektor mulai dari barang berteknologi tinggi hingga pengiriman laut lepas. Berbagai isu pelik, termasuk tarif dan ketidakseimbangan perdagangan, menjadi topik pembahasan kedua pemimpin.

    Kontrol ekspor besar-besaran China terhadap logam tanah jarang, pembatasan Washington terhadap akses China untuk teknologi tinggi AS, dan peran China dalam perdagangan fentanyl ilegal juga diyakini menjadi pembahasan.

    Dalam pertemuan itu, Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Howard Lutnick. Sementara, Xi didampingi oleh Menlu China Wang Yi, Mendag China Wang Wentao, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.

    Pembicaraan yang ditunggu-tunggu itu ternyata hanya berlangsung singkat. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.

    Keduanya juga tak menjelaskan apa isi pembicaraan itu. Trump langsung bergegas menuju ke pesawat kepresidenan AS, Air Force One, yang menantinya di Busan, setelah pembicaraan dengan Xi berakhir.

    Dia hanya melambaikan tangan dan kemudian mengepalkan tangannya saat naik ke pesawat. Air Force One lepas landas dari Korsel beberapa menit kemudian. Sementara Xi terlihat menaiki limusinnya di luar lokasi pertemuan tersebut.

    Trump Anggap Pertemuan Sukses

    Dilansir AFP, Trump baru mengungkapkan isi pembicaraan dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam Air Force One. Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai ‘kesuksesan besar’.

    “Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa. Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” ujar Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru. Trump memuji Xi sebagai pemimpin yang luar biasa dari negara yang sangat kuat.

    “Saya akan pergi ke China pada April dan dia akan datang ke sini beberapa waktu setelah itu, entah itu di Florida, Palm Beach, atau Washington DC,” kata Trump.

    Dia kemudian mengungkap pembicaraan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan termasuk memangkas tarif terkait fentanyl dan kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang, bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri. Sebagai informasi, China telah mengumumkan pembatasan tambahan atas ekspor logam tanah jarang sejak awal Oktober lalu.

    “Semua logam tanah jarang telah diselesaikan, dan itu untuk dunia,” ujar Trump menambahkan bahwa kesepakatan itu bisa dinegosiasikan ulang setiap tahunnya.

    “Mengenai fentanyl, kami sepakat bahwa dia akan bekerja sangat keras untuk menghentikan alirannya. Saya mengenakan tarif 20 persen kepada China karena masuknya fentanyl dan berdasarkan pernyataannya hari ini, saya akan menguranginya sebesar 10 persen,” ujarnya.

    Trump menambahkan bahwa kesepakatan yang dicapai juga mencakup pembelian langsung ‘dalam jumlah besar kedelai dan produk-produk pertanian lainnya’ oleh China.

    Xi Ungkap Konsensus dengan Trump

    Xi sendiri menyebut dirinya dan Trump telah mencapai konsensus terkait isu perdagangan. Tapi, dia tak menjelaskan detail kesepakatan itu.

    “Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara saling bertukar pandangan mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang penting dan mencapai konsensus untuk menyelesaikannya,” kata Xi membahas isi pembicaraan dengan Trump, seperti dikutip kantor berita Xinhua dan dilansir AFP.

    Dia menyebut masih ada pekerjaan lanjutan yang harus dilakukan tim dari China dan AS. Dia berharap konsensus itu memberikan hasil nyata bagi ekonomi dunia.

    “Kedua tim harus menyempurnakan dan memfinalisasi pekerjaan lanjutan sesegera mungkin, mempertahankan dan menerapkan konsensus, serta memberikan hasil nyata untuk menenangkan perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” sebutnya.

    Laporan Xinhua hanya menyebut Xi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara ‘harus memiliki interaksi positif di panggung regional dan internasional’.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/lir)