kab/kota: Washington

  • Hindari Perang Dagang dengan Amerika, Pemerintah India Ambil Kebijakan Strategis

    Hindari Perang Dagang dengan Amerika, Pemerintah India Ambil Kebijakan Strategis

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah India bergerak cepat dalam upaya menghindari perang dagang dengan pemerintahan Amerika Serikat yang kini dipimpin Presiden Donald Trump.

    Melansir Bloomberg pada Selasa (4/2/2025), dalam hitungan minggu, Perdana Menteri India Narendra Modi telah memberikan serangkaian konsesi kepada AS terkait isu-isu inti agenda Trump. Modi memberikan gambaran awal tentang rencana New Delhi dalam berurusan dengan presiden baru, terutama setelah ia menerapkan tarif, baik kepada pesaing maupun sekutu.

    Langkah terbaru India terjadi pada Sabtu, 1 Februari 2025, ketika pemerintahan Modi mengumumkan perombakan tarif untuk pertama kalinya, termasuk pemotongan bea masuk atas impor tekstil hingga sepeda motor. Kebijakan ini mengikuti janji New Delhi untuk menerima ribuan imigran ilegal dari AS serta mempertahankan dolar AS sebagai mata uang perdagangannya.

    Modi telah diundang untuk bertemu Trump di Washington minggu depan, kata seorang pejabat Gedung Putih pada Senin malam, yang meminta agar namanya tidak disebutkan untuk membahas kunjungan resmi tersebut.

    Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa ia memperkirakan Perdana Menteri India akan mengunjungi Gedung Putih bulan ini, menjadikannya salah satu pemimpin asing pertama yang datang ke Washington sejak ia kembali menjabat.

    Tindakan cepat ini, yang dilakukan meski tidak ada ancaman spesifik dari Trump, menggarisbawahi suasana damai yang berkembang di India seiring dengan dimulainya masa jabatan kedua presiden AS tersebut.

    Pendekatan ini berbeda dengan sikap keras yang diambil Modi pada masa jabatan pertama Trump. Kala itu, hubungan hangat antara kedua pemimpin tidak cukup untuk mengatasi kebuntuan perdagangan yang menyebabkan Washington mencabut hak istimewa perdagangan bagi India.

    Pejabat India, yang meminta agar namanya tidak disebutkan, mengatakan bahwa pihaknya ingin mempertahankan hubungan yang lebih erat dalam perdagangan, pertahanan, dan berbagi teknologi antara kedua negara, serta memperkuat status India sebagai tujuan bagi produsen asing yang meninggalkan China.

    Mereka menilai, New Delhi akan mendapatkan lebih banyak keuntungan daripada kerugian dengan mempertahankan hubungan persahabatan dengan Trump.

    Alicia Garcia-Herrero, kepala ekonom untuk Asia-Pasifik di Natixis, mengatakan bahwa India sangat penting bagi AS dalam berbagai aspek, baik dalam strategi Indo-Pasifik maupun dalam keputusan bisnis perusahaan yang ingin menghindari tarif.

    “Risiko tarif besar terhadap India rendah, namun tampaknya mereka melakukan segala yang bisa untuk menghindarinya,” katanya.

    Pemerintahan di seluruh dunia berlomba-lomba mengantisipasi langkah proteksionisme AS, terutama setelah Trump menerapkan tarif baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China—yang meningkatkan ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi global serta mengguncang pasar keuangan.

    Korea Selatan telah menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk membeli lebih banyak produk pangan dan energi dari AS. Sementara itu, Jepang menyatakan tengah mencari pasokan energi yang stabil dari Washington.

    Di Australia, Menteri Perdagangan Don Farrell telah menghubungi mitranya dari AS untuk mengadakan pertemuan, kata juru bicara kementerian tersebut. Australia ingin mengambil tindakan cepat mengingat ancaman tarif terhadap ekspor aluminium dan tembaga.

  • Mengapa China Tindak Tegas Penjahat Dunia Maya di Asia Tenggara?

    Mengapa China Tindak Tegas Penjahat Dunia Maya di Asia Tenggara?

    Beijing

    Pada awal Januari 2025, seorang aktor China yang tidak terlalu dikenal terseret dalam kontroversi internasional seputar warga negara China yang diperdagangkan dan dieksploitasi di negara-negara Asia lainnya.

    Wang Xing yang berusia 31 tahun, yang juga menggunakan nama samaran Xingxing, pergi ke Thailand untuk casting pekerjaan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan hiburan besar.

    Sesampainya di sana, dia diduga bertemu dengan orang-orang bersenjata yang memaksanya masuk ke dalam mobil dan membawanya menyeberangi perbatasan Thailand menuju Myanmar.

    Para penculiknya menggunduli kepalanya dan dilaporkan mulai melatihnya untuk menipu orang-orang China saat bekerja di sebuah pusat panggilan.

    Wang mengaku melihat banyak orang dengan kepala gundul di tempat tersebut, termasuk sekitar 50 warga negara China lainnya yang mengalami nasib serupa.

    Pacar Wang berupaya meminta bantuan lewat media sosial setelah kehilangan kontak dengan sang aktor pada tanggal 3 Januari 2025. Permohonannya untuk meminta bantuan disambut oleh para selebritas ternama di China, dan Wang berhasil diselamatkan serta dikembalikan ke Thailand empat hari setelah penculikannya. Ia pun muncul di media Thailand bersama polisi setempat.

    Di depan kamera, Wang menyayangkan masalah keamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Thailand, dan berterima kasih kepada polisi serta mengatakan bahwa negara itu “cukup aman.”

    “Jika ada kesempatan di masa depan, saya ingin kembali ke Thailand,” katanya.

    Sementara itu, nasib para tawanan China lainnya di pusat panggilan masih belum jelas.

    Myanmar: Sebagian besar penipu yang dideportasi berasal dari China

    Myanmar berada dalam cengkeraman perang saudara dan telah menjadi sarang bagi pusat-pusat penipuan yang dioperasikan oleh geng-geng kriminal China.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah bekerja sama dengan militer Myanmar dan pemberontak anti-junta untuk menindak sindikat kejahatan.

    “Namun, pelanggaran hukum secara umum di beberapa wilayah Myanmar membuat tindakan keras seperti itu menjadi sulit,” kata Ian Chong, seorang ilmuwan politik di Singapura, kepada DW.

    “Geng-geng hanya pindah ke daerah-daerah di mana China dan proksinya sulit untuk menjangkau,” tambahnya.

    Pemerintah militer Myanmar telah mendeportasi 55.711 orang asing yang terlibat dalam kegiatan penipuan sejak Oktober 2023. Menurut media pemerintah Myanmar, sebagian besar dari mereka – lebih dari 53.000 orang – adalah warga China.

    Tidak ada jalan keluar bagi korban perdagangan orang

    Pusat panggilan di Myanmar hanyalah salah satu bagian dari teka-teki. Musim panas lalu, sebuah laporan dari United States Institute of Peace (USIP) mengungkapkan bahwa ratusan ribu orang telah dibujuk untuk bekerja bagi para penipu di seluruh dunia, dengan total miliaran dolar hasil tipuan. Banyak geng perdagangan manusia yang beroperasi di Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina.

    Jenis-jenis penipuannya termasuk skema tidak sah yang berkisar pada perjudian online, mata uang kripto, dan investasi keuangan.

    Dalam banyak kasus, mereka yang memikat orang ke dalam penipuan adalah korban itu sendiri. Mereka sering kali ditarik oleh peluang bisnis palsu dan kemudian dipaksa menjadi pekerja ilegal.

    Mereka cenderung ditahan di daerah pedesaan yang sepi, dan para penculik akan menghukum mereka secara fisik jika mereka mencoba melarikan diri.

    Tekanan Beijing terhadap Bangkok

    Thailand yang berbatasan dengan beberapa negara lain, menjadi negara transit pilihan bagi geng-geng perdagangan manusia.

    Beijing telah menekan para pejabat Thailand untuk turun tangan dan membantu menangani masalah ini, menurut Chong.

    “Kecuali (China) ingin secara langsung campur tangan dalam yurisdiksi asing, tidak banyak yang bisa dilakukan negara,” katanya.

    Thailand membantu membebaskan sekitar 900 warga negara China yang terjebak dalam operasi penipuan di Myanmar tahun lalu, tetapi laporan mengatakan sekitar 1.200 warga negara China masih hilang di Myanmar.

    Film blockbuster China sebagai peringatan terhadap para penipu

    Untuk mencegah warganya terpikat ke dalam kamp-kamp ini, China telah berulang kali mencoba memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Asia Tenggara.

    “Ada satu titik di tahun 2022 di mana sebuah narasi mulai muncul bahwa pergi ke Thailand dapat mengakibatkan Anda diperdagangkan ke Myanmar dan kehilangan ginjal Anda,” kata Jason Tower, Direktur Negara Myanmar di USIP.

    “Belakangan, Anda mulai melihat bahwa polisi akan menelepon orang-orang ketika mereka memesan tiket untuk menanyakan apa yang mereka lakukan di Asia Tenggara,” tambahnya.

    Apakah Beijing mendorong para penipu di luar China?

    Penipuan melalui telepon bukanlah hal yang baru di Beijing. Pada bulan Desember 2022, undang-undang khusus terhadap telekomunikasi dan undang-undang penipuan online mulai berlaku di China, yang telah berkutat dengan masalah ini selama bertahun-tahun.

    Namun di luar perbatasan, geng-geng China telah diberi lebih banyak ruang untuk beroperasi. Beijing mulai mengambil tindakan baru-baru ini, kata Zachary Abuza, seorang profesor yang berfokus pada masalah politik dan keamanan Asia Tenggara di National War College di Washington.

    “China tidak hanya menutup mata terhadap mereka, tetapi tampaknya secara aktif mendorong pengembangan zona-zona ekonomi khusus ini di seluruh Asia Tenggara, di mana penipuan, perjudian, perdagangan narkoba, manusia dan satwa liar, serta pencucian uang tumbuh secara eksponensial,” kata Abuza kepada DW.

    “Hal itu benar-benar berubah selama dan setelah pandemi, ketika orang China sendiri menjadi sasaran. Sekarang China berada di era pertumbuhan yang jauh lebih lambat, warganya mencari skema untuk menjadi kaya dan menjadi mangsa. Dengan legitimasi yang dipertaruhkan, (Partai Komunis China) telah menindak tegas,” tambahnya.

    China ‘mencari jalan masuk’ untuk penegakan hukumnya di luar negeri

    Pada bulan November 2024, terungkap bahwa China dan Myanmar setuju untuk membuat kontraktor militer swasta China beroperasi di negara tersebut demi melindungi aset-asetnya sendiri.

    Dan karena hilangnya Wang telah memfokuskan kembali perhatian publik pada masalah ini, China dan Thailand sepakat untuk mendirikan pusat anti-penipuan, dengan pihak berwenang China yang mengoperasikannya di Mae Sot, dekat perbatasan Myanmar.

    Abuza melihat perkembangan ini sebagai bagian dari rencana Beijing untuk ekspansi keamanan.

    “China telah mendorong kerja sama penegakan hukum, tetapi pada dasarnya mereka benar-benar mencari jalan masuk, sehingga mereka dapat memiliki kehadiran penegakan hukum secara fisik di wilayah tersebut,” katanya.

    “Meskipun mereka mungkin bekerja pada beberapa operasi anti-terorisme, tanggung jawab utama mereka adalah untuk mengejar kepentingan keamanan China yang lebih mendesak,” tambahnya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Turki Berencana Bangun 2 Pangkalan Militer di Suriah, Bagaimana Nasib Rusia? – Halaman all

    Turki Berencana Bangun 2 Pangkalan Militer di Suriah, Bagaimana Nasib Rusia? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Turki berencana membangun dua pangkalan militer baru di Suriah yang akan digunakan untuk melatih angkatan bersenjata baru negara tersebut.

    Laporan ini bersumber dari informasi yang dikutip oleh surat kabar Türkiye Newspaper pada 3 Februari 2025 dari beberapa sumber Arab yang tidak disebutkan namanya.

    “Turki akan melatih anggota militer di dua pangkalan yang akan dibangun di Suriah,” menurut laporan tersebut.

    “Turki dan Suriah akan menandatangani perjanjian pertahanan bersama.”

    Laporan itu juga menambahkan, “Berdasarkan perjanjian yang diharapkan segera ditandatangani, Turki akan membantu Suriah jika negara tersebut menghadapi ancaman mendadak.”

    Militer Turki akan melatih tentara Suriah, termasuk pilot, dengan tujuan membangun angkatan udara untuk Suriah.

    Dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa Turki akan menempatkan 50 pesawat tempur F-16 di dua pangkalan baru tersebut hingga Angkatan Udara Suriah terbentuk sepenuhnya.

    “Langkah ini bertujuan untuk mencegah serangan apapun terhadap kedaulatan Suriah.”

    Selain itu, pihak berwenang Suriah juga dilaporkan meminta agar Turki mengerahkan pesawat nirawak, radar, dan sistem perang elektronik di sepanjang perbatasan Suriah dengan Israel.

    Mengutip The Cradle, setelah Ahmad al-Sharaa dilantik sebagai Presiden Suriah, diumumkan bahwa semua faksi bersenjata, termasuk kelompok ekstremis Hayat Tahrir al-Sham (HTS), akan dibubarkan dan digabungkan ke dalam institusi negara, termasuk militer.

    Banyak pejuang asing datang ke Suriah pasca-2011 untuk melawan pemerintahan mantan Presiden Bashar al-Assad.

    Mereka berasal dari Uighur Tiongkok, Albania, Turki, dan Yordania.

    Setelah Assad digulingkan, banyak dari mereka yang diberi posisi tinggi di militer baru Suriah, meskipun sebelumnya mereka adalah anggota ISIS atau faksi yang berhubungan dengan Al-Qaeda.

    Laporan ini muncul sehari sebelum Al-Sharaa (yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani), mantan pemimpin Al-Qaeda dan ISIS, dijadwalkan melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Turki setelah perjalanannya ke Arab Saudi, di mana ia bertemu dengan Putra Mahkota Saudi, Mohamed bin Salman (MBS).

    Sharaa diperkirakan akan bertemu dengan pejabat dan pemimpin Turki untuk membahas sejumlah isu, termasuk pemulihan ekonomi dan keamanan.

    “Kami yakin hubungan antara Turki dan Suriah, yang telah kembali terbangun setelah pembebasan Suriah, akan semakin kuat dan berkembang dengan kunjungan Ahmad al-Sharaa dan delegasinya,” ujar Fahrettin Altun, Kepala Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki.

    Turki telah lama mendukung HTS dan berperan dalam operasi militer yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan Assad pada 8 Desember 2024.

    Militer Turki telah berada di Suriah sejak 2016, terutama untuk memerangi pasukan Kurdi yang didukung AS.

    Bagaimana dengan Rusia?

    Selama pemerintahan Bashar al-Assad, Rusia memiliki dua pangkalan militer di Suriah, yakni Pangkalan Udara Khmeimim dan pangkalan angkatan laut di Tartus.

    PANGKALAN MILITER RUSIA – Kapal angkatan laut Rusia terlihat di Tartus pada tanggal 5 Desember (atas). Kapal-kapal tersebut hilang dalam gambar tanggal 10 Desember. (Maxar Technologies)

    Namun, situasi berubah setelah Assad digulingkan oleh kelompok yang dipimpin oleh Sharaa.

    Assad melarikan diri ke sekutunya, Rusia.

    Setelah itu, Rusia dilaporkan telah memindahkan peralatan militernya dari kedua pangkalan tersebut, meski tidak jelas apakah pemindahan itu hanya sementara atau permanen.

    Pada akhir Januari lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan ada “pembicaraan terbuka” terkait isu pangkalan militer ini, menurut Reuters.

    Kedua pihak masih melakukan kontak untuk mencapai kesepakatan lebih lanjut.

    Diplomat Rusia kemudian dikirim ke Damaskus untuk merundingkan masalah tersebut.

    Menurut laporan The New York Times pada 2 Februari 2025, delegasi diplomat Rusia tiba pada Selasa (28/1/2025) untuk menghadiri pertemuan di Damaskus.

    Namun pembicaraan berakhir tanpa kesepakatan.

    Pertemuan ini mencerminkan tawar-menawar geopolitik yang telah berlangsung pasca-perang saudara Suriah — dengan potensi membentuk kembali Timur Tengah, tulis The New York Times.

    Kekuatan-kekuatan dunia bersaing memperebutkan pengaruh, sementara pemimpin muda Suriah berupaya memperoleh legitimasi, keamanan, dan bantuan melalui pendekatan realpolitik yang pragmatis.

    “Saya rasa suasana umum di Damaskus saat ini adalah, ‘Kami orang Suriah tidak perlu bertengkar dengan siapa pun, termasuk mantan musuh kami,’” kata Charles Lister, peneliti senior di Middle East Institute di Washington.

    “Jadi, de-eskalasi dan pragmatisme adalah kuncinya.”

    Namun, Rusia diminta untuk membuat konsesi.

    Al-Sharaa menekankan bahwa setiap hubungan baru dengan Rusia harus menyelesaikan kesalahan masa lalu terlebih dahulu.

    Dia meminta kompensasi atas kerusakan yang disebabkan oleh Rusia dan menuntut agar Assad serta rekan-rekannya diserahkan untuk diadili, menurut dua pejabat yang mengetahui pertemuan tersebut.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, kemungkinan besar tidak akan setuju.

    Ketika ditanya mengenai ekstradisi Assad sehari setelah pertemuan para diplomat tersebut, juru bicara Putin menolak berkomentar.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Bunuh 70 Orang di Tepi Barat, Israel Dituduh Lakukan Pembersihan Etnis    
        Bunuh 70 Orang di Tepi Barat, Israel Dituduh Lakukan Pembersihan Etnis

    Bunuh 70 Orang di Tepi Barat, Israel Dituduh Lakukan Pembersihan Etnis Bunuh 70 Orang di Tepi Barat, Israel Dituduh Lakukan Pembersihan Etnis

    Tepi Barat

    Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam operasi militer Israel di wilayah Tepi Barat, yang dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 70 orang dalam dua pekan terakhir. Otoritas Palestina menuding Tel Aviv telah melakukan “pembersihan etnis” di Tepi Barat.

    Juru bicara kantor Abbas, Nabil Abu Rudeineh, seperti dilansir AFP, Selasa (4/2/2025), mengatakan kepresidenan Palestina “mengecam perluasan perang komprehensif otoritas pendudukan terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat untuk melaksanakan rencana mereka yang bertujuan menggusur warga dan pembersihan etnis”.

    Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, dalam pernyataan terpisah, melaporkan “70 orang mati syahid di Tepi Barat sejak awal tahun ini”. Terdapat sedikitnya 10 anak-anak, satu perempuan dan dua warga lanjut usia di antara korban tewas tersebut.

    Dalam pernyataannya kepada AFP, Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa puluhan orang itu “dibunuh oleh pendudukan Israel”.

    Jumlah korban tewas itu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, terdiri atas 38 orang yang tewas dalam operasi Israel di area Jenin, dan 15 orang lainnya tewas di Tubas, Tepi Barat bagian utara. Sementara itu satu orang lainnya tewas di area Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel.

    Militer Israel melancarkan operasi besar-besaran di wilayah Tepi Barat sejak 21 Januari lalu, yang diklaim bertujuan untuk membasmi kelompok bersenjata Palestina dari area Jenin, yang disebut sejak lama menjadi sarang militan.

    “Kami menuntut intervensi pemerintah AS (Amerika Serikat) sebelum terlambat, untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat dan tanah kami,” ucap Rudeineh kepada kantor berita resmi Palestina, WAFA, dalam pernyataan yang bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu ke AS.

    Pada Minggu (2/2) waktu setempat, militer Israel mengklaim pasukannya telah membunuh lebih dari 50 “teroris” dalam operasi militer yang dimulai 21 Januari tersebut, dan dalam rentetan serangan udara pada minggu sebelumnya.

    Netanyahu sedang berada di Washington DC, di mana dia diperkirakan akan memulai pembicaraan mengenai tahap kedua gencatan senjata Gaza. Tahap selanjutnya diperkirakan mencakup pembebasan para sandera tersisa dan diskusi mengenai penghentian perang yang lebih permanen.

    Lihat juga Video: Israel Kini Bombardir Tepi Barat, 10 Warga Palestina Tewas

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1077: Trump Incar Logam Tanah Jarang dari Kyiv Sebagai Imbalan Bantuan – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1077: Trump Incar Logam Tanah Jarang dari Kyiv Sebagai Imbalan Bantuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1052.

    Presiden AS, Donald Trump ingin Ukraina memberikan jaminan logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan AS.

    Namun hal tersebut dikecam oleh Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

    Sementara itu,  pengiriman senjata AS ke Ukraina sempat terhenti.

    Di medan perang, Ukraina kelabakan dengan pasukan Rusia yang telah mengubah taktik serangan.

    Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1077 dikutip dari TheGuardian:

    Donald Trump minta jaminan

    Presiden Donald Trump menyatakan keinginannya untuk merundingkan perjanjian dengan Ukraina di mana Kyiv menjamin pasokan logam tanah jarang sebagai imbalan atas bantuan dari Amerika Serikat.

    Logam tanah jarang merupakan elemen utama dalam berbagai perangkat elektronik. 

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mengusulkan gagasan serupa pada Oktober lalu sebagai bagian dari rencananya untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

    “Kami memberi tahu Ukraina bahwa mereka memiliki tanah jarang yang sangat berharga,” kata Trump pada hari Senin (3/2/2025).

    “Kami ingin melakukan kesepakatan dengan Ukraina di mana mereka akan mengamankan apa yang kami berikan kepada mereka dengan tanah jarang mereka dan hal-hal lainnya,” tambahnya.

    Trump juga menambahkan bahwa ia menginginkan “pemerataan” dari Ukraina untuk dukungan Washington yang hampir mencapai 300 miliar USD.

    Kanselir Jerman tak setujui permintaan Trump

    Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengkritik usulan tersebut dengan mengatakan bahwa permintaan Trump bersifat egois.

    “Itu akan sangat egois, sangat mementingkan diri sendiri,” jelas Scholz.

    Menurut Scholz, sumber daya tersebut lebih baik digunakan untuk rekonstruksi Ukraina pascaperang.

    Pernyataannya ini disampaikan setelah pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa di Brussels.

    AS sempat menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina secara sementara

    Pengiriman senjata AS ke Ukraina sempat terhenti sebelum akhirnya dilanjutkan kembali pada akhir pekan.

    Reuters melaporkan bahwa penghentian sementara ini terjadi seiring dengan perdebatan internal di pemerintahan Trump mengenai kebijakan terhadap Kyiv. 

    Penundaan ini berpotensi menghambat kemampuan Ukraina dalam mempertahankan diri dan menempatkannya pada posisi negosiasi yang lebih lemah dalam perundingan damai.

    Tantangan berat yang dihadapi pasukan Ukraina di medan perang

    Di medan perang, pasukan Ukraina menghadapi tantangan berat di Pokrovsk, sebuah titik strategis di wilayah Donetsk. 

    Di mana pasukan Rusia dilaporkan telah mengubah taktik dengan melakukan serangan dari sisi-sisi pasukan Ukraina untuk mengepung kota tersebut.

    Situasi semakin sulit bagi Kyiv karena kabut tebal yang menghalangi penggunaan pesawat pengintai tanpa awak, serta kekurangan cadangan infanteri yang diperlukan untuk mempertahankan garis pertahanan.

    Analisis dari Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di AS menunjukkan bahwa pasukan Rusia telah maju sejauh 430 kilometer persegi ke wilayah Ukraina sepanjang Januari.

    Kemajuan ini lebih lambat dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

    Di mana saat itu, Rusia mencatat rekor pergerakan sebesar 725 kilometer persegi pada November dan 476 kilometer persegi pada Desember.

    Di sisi lain, militer Ukraina menghadapi masalah dalam rekrutmen wajib militer.

    Insiden kekerasan terhadap perwira wajib militer, termasuk penembakan fatal dan ledakan di dua kantor wajib militer dalam tiga hari terakhir, meningkatkan ketegangan terkait program wajib militer nasional. 

    Jenderal Oleksandr Syrskyi mengecam tindakan kekerasan ini dan menekankan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak personel untuk mempertahankan garis depan.

    Pasukan Ukraina banyak yang terbunuh

    PBB melaporkan bahwa pasukan Rusia telah mengeksekusi lebih banyak tentara Ukraina yang ditangkap dalam beberapa bulan terakhir. 

    Sejak akhir Agustus tahun lalu, terdapat 79 eksekusi yang didokumentasikan dalam 24 insiden terpisah, menurut misi pemantauan PBB di Ukraina.

    Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) kunjungi Kyiv

    Rafael Grossi, mengunjungi Kyiv untuk memeriksa gardu induk utama yang sangat penting bagi keselamatan tenaga nuklir Ukraina.

    Dengan lebih dari setengah listrik Ukraina berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir, serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia terhadap gardu induk menjadi ancaman serius bagi stabilitas operasionalnya.

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

  • Sengketa Dagang Memanas, China-Kanada-Meksiko Balas Tarif dari AS

    Sengketa Dagang Memanas, China-Kanada-Meksiko Balas Tarif dari AS

    Beijing

    Kanada, Meksiko, dan China menanggapi dengan tindakan balasan terhadap tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. Mulai hari Selasa (04/02), tarif sebesar 25 persen akan diberlakukan pada barang-barang AS, demikian diumumkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

    Tarif yang direncanakan Kanada akan mempengaruhi barang-barang AS dengan nilai total 155 miliar dolar. Pemerintah Kanada juga mempertimbangkan langkah-langkah di bidang lain, seperti di sektor perdagangan mineral penting.

    Meksiko juga ingin mempertahankan kepentingannya. Sebelumnya, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengumumkan tindakan balasan terhadap tarif baru AS.

    Di platform daring X, ia mengumumkan telah menginstruksikan Menteri Ekonomi Meksiko untuk mengenakan tarif pada barang-barang AS dan mengambil tindakan lain “guna membela kepentingan Meksiko.” Steinbaum tidak merinci lebih lanjut.

    Di X, ia juga dengan tegas menolak tuduhan palsu Gedung Putih bahwa pemerintah Meksiko bersekutu dengan kelompok kejahatan terorganisir. Meski demikian, ia menekankan bahwa Meksiko tidak ingin berkonfrontasi, tapi lebih ingin bekerja sama dan berdialog dengan AS.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    China juga mengumumkan akan mengambil “tindakan pencegahan yang tepat”. Selain itu, China juga berencana mengajukan pengaduan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk melindungi kepentingannya, kata juru bicara Kementerian Perdagangan China. Kementerian Perdagangan tidak mengatakan apakah tindakan balasan yang diumumkan adalah tarif balasan.

    Risiko pemberlakuan tarif oleh Trump

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mewujudkan ancamannya dan mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Berdasarkan perintah tersebut, tarif sebesar sepuluh persen akan dikenakan pada semua impor dari China, dan 25 persen pada impor dari negara tetangga Meksiko dan Kanada. Untuk impor energi dari Kanada, tarif sepuluh persen akan berlaku.

    Keputusan Trump juga mencakup klausul yang menyatakan bahwa besaran tarif dapat ditingkatkan atau diperluas jika negara-negara itu menanggapi dengan tindakan pembalasan, seperti tarif balasan pada barang-barang dari AS. Tarif adalah jenis biaya tambahan pada barang impor dan akan berlaku saat barang tiba di perbatasan.

    Meksiko adalah mitra dagang terpenting AS. Tidak ada negara lain yang mengekspor lebih banyak ke Amerika Serikat. Menurut para ekonom, kebijakan tarif Trump kemungkinan akan merugikan perekonomian kedua negara dengan risiko meningkatnya inflasi dan hilangnya lapangan pekerjaan. Lebih dari 80 persen total ekspor Meksiko ditujukan ke Amerika Serikat. Ribuan perusahaan dan jutaan pekerjaan bergantung padanya.

    Produsen mobil Jerman ikut rasakan imbasnya

    Tarif terhadap Meksiko juga kemungkinan akan memukul keras perusahaan-perusahaan Jerman, terutama industri otomotif. Hampir semua produsen dan banyak pemasok menggunakan Meksiko sebagai lokasi produksi yang murah, dan melayani pasar AS dari sana.

    VW, Audi dan BMW memiliki pabrik sendiri di negara ini, sementara Mercedes-Benz berproduksi di pabrik patungan dengan Nissan. Dan 98 persen mobil buatan Audi adalah untuk ekspor, 40 persen di antaranya dikirim ke AS.

    Amerika Serikat adalah mitra dagang Kanada yang paling penting dan terbesar. Hampir satu triliun dolar dalam bentuk barang dan jasa diperdagangkan antara kedua negara tetangga Amerika Utara tersebut. Selain kerja sama yang erat dalam industri otomotif, perusahaan Kanada menjual berbagai produk pertanian dan, terutama, minyak, gas, dan mineral ke Amerika Serikat.

    Trump membenarkan tindakan ini terhadap Kanada, serupa dengan yang dilakukan di Meksiko. Ia mengatakan bahwa imigran membawa kejahatan dan narkoba melintasi perbatasan ke AS dan pemerintah masing-masing negara tidak berbuat cukup banyak untuk menghentikannya.

    Tarif yang dikenakan oleh Washington pada semua impor dari Kanada kemungkinan akan membuat harga sejumlah barang menjadi lebih mahal dan menjadi kurang menarik di pasar AS. Hal ini pada akhirnya menyebabkan kerugian signifikan bagi produsen di Kanada.

    Tarif terhadap Kanada juga dapat menyebabkan masalah bagi sejumlah perusahaan Eropa, setidaknya bagi Volkswagen. Perusahaan yang berpusat di Wolfsburg ini berencana membangun pabrik sel baterai di Ontario dekat perbatasan AS untuk memasok pabrik mobil listrik grup tersebut di AS. Pemerintahan Trudeau berhasil menarik proyek bernilai miliaran dolar itu dengan subsidi yang tinggi.

    Selain itu, tarif baru AS kemungkinan akan semakin membebani ekonomi China yang sudah ngos-ngosan. Meski Beijing telah berusaha memperluas pasarnya, AS tetap menjadi pasar ekspor terpenting dan menjadi pilar penting bagi banyak perusahaan. Di AS, tarif pada barang-barang China kemungkinan akan menyebabkan harga yang lebih tinggi.

    Uni Eropa juga terancam tarif Trump

    Uni Eropa juga harus mengantisipasi kemungkinan pengenaan tarif oleh Presiden AS. “Tentu saja,” kata Trump ketika ditanya apakah dia juga akan mengenakan tarif pada produk-produk dari UE.

    “Uni Eropa telah memperlakukan kami dengan sangat buruk,” kata Trump. Amerika Serikat mengalami “defisit besar” dalam perdagangan dengan Uni Eropa.

    “Jadi kami akan melakukan sesuatu yang sangat signifikan dengan Uni Eropa,” ia mengumumkan – tanpa memberikan rincian apa pun.

    Sengketa perdagangan antara AS dan Uni Eropa telah terjadi selama masa jabatan pertama Trump sebagai Presiden AS. Selama masa pemerintahannya dari tahun 2017 hingga 2021, Trump juga mengandalkan tarif dalam skala besar untuk menyelesaikan konflik perdagangan dengan negara lain.

    ae/yf (dpa, rtr, afp)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Mengenal USAID, Lembaga yang Akan Dibubarkan Donald Trump dan Elon Musk – Halaman all

    Mengenal USAID, Lembaga yang Akan Dibubarkan Donald Trump dan Elon Musk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keputusan kontroversial kembali diambil oleh pemerintahan Donald Trump setelah mereka memutuskan untuk membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang sudah berdiri selama 64 tahun pada Senin (3/2/2025) waktu setempat.

    Penutupan USAID oleh Donald Trump sendiri merupakan hasil dari rekomendasi Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang ditugaskan untuk memangkas pengeluaran dana federal di pemerintahan

    Lembaga yang dipimpin oleh Elon Musk tersebut menilai USAID kerap melakukan pemborosan dana di era pemerntahan sebelumnya dengan terus memberikan bantuan ke luar negeri di saat kondisi perekonomian masyarakat AS saat ini dinilai lebih memprihatinkan

    Penilaian DOGE tersebut sejalan dengan janji kampanye “America First” dari Trump yang menekankan kepentingan dalam negeri AS di atas bantuan luar negeri.

    Seperti yang diketahui sebelumnya, Trump kerap mengkritik alokasi dana untuk program global, termasuk USAID, sebagai pemborosan anggaran yang seharusnya digunakan untuk infrastruktur, imigrasi, atau kesehatan di AS.

    Guna mengetahui lebih lanjut kenapa pembubaran USAID ini menjadi hal yang begitu kontroversial, ada baiknya kita mengenal lebih jauh sejarah dan seluk-beluk lembaga bantuan milik Pemerintah AS tersebut.

    Sejarah USAID bermula dari masa pemerintahan Presiden John F. Kennedy yang mendirikan lembaga tersebut pada puncak Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. 

    Ia menginginkan cara yang lebih efisien untuk menangkal pengaruh Soviet di luar negeri melalui bantuan asing dan menganggap Departemen Luar Negeri terlalu birokratis dalam melakukannya.

    Pembentukan USAID kemudian disahkan Kongres melalui Foreign Assistance Act, dan Kennedy mendirikannya sebagai lembaga independen pada tahun 1961.

    USAID bertahan bahkan setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991.

    Saat ini, pendukung USAID berargumen bahwa bantuan AS di berbagai negara bertujuan untuk menangkal pengaruh Rusia dan China.

    China memiliki program bantuan asingnya sendiri, yaitu Belt and Road Initiative, yang beroperasi di banyak negara yang juga menjadi mitra AS.

    Para kritikus berpendapat bahwa program-program ini boros dan mempromosikan agenda liberal.

    Apa yang Terjadi dengan USAID saat ini?

    Pada hari pertama menjabat, 20 Januari, Trump menerapkan pembekuan bantuan asing selama 90 hari.

    Empat hari kemudian, Peter Marocco yang menjadi salah satu penasihat politik dari masa jabatan pertama Trump menyusun interpretasi yang lebih ketat dari perintah pembekuan tersebut

    Hal ini mengakibatkan ribuan program USAID di seluruh dunia dihentikan dan memaksa pemutusan hubungan kerja serta cuti sementara.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio kemudian berusaha mempertahankan program-program darurat penyelamatan jiwa selama pembekuan ini.

    Namun, kebingungan tentang program mana yang dikecualikan dari perintah penghentian kerja pemerintahan Trump membuat terbekunya pekerjaan bantuan dan pembangunan secara global.

    Puluhan pejabat senior diberhentikan sementara, ribuan kontraktor dipecat, dan karyawan diperintahkan untuk tidak memasuki markas besar USAID di Washington.

    Situs web USAID dan akunnya di platform X juga telah ditutup.

    Ini adalah bagian dari tindakan keras pemerintahan Trump yang memengaruhi seluruh pemerintah federal dan program-programnya. 

    Rubio mengatakan bahwa tujuan pemerintahan ini adalah meninjau program demi program untuk menentukan proyek mana yang membuat “Amerika yang lebih aman, kuat, atau sejahtera.”

    Keputusan untuk menghentikan program yang didanai AS selama masa tinjauan 90 hari berarti AS “mendapat lebih banyak kerja sama” dari penerima bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan keamanan, kata Rubio.

    Berapa uang yang Dikeluarkan AS untuk USAID selama ini?

    PRESIDEN DONALD TRUMP – Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Minggu (2/2/2025) menunjukkan Presiden AS mendatangani perintah eksekutif pada Kamis (30/1/2025). (Tangkapan layar YouTube White House)

     

    Secara total, AS menghabiskan sekitar $40 miliar untuk bantuan asing pada tahun fiskal 2023, menurut laporan yang diterbitkan bulan lalu oleh Congressional Research Service yang bersifat nonpartisan.

    AS adalah penyedia bantuan kemanusiaan terbesar di dunia, meskipun beberapa negara lain menghabiskan porsi anggaran yang lebih besar untuk bantuan asing.

    Secara keseluruhan, bantuan asing hanya mencakup kurang dari 1 persen dari anggaran AS.

    Negara Mana yang Paling Terdampak oleh Pembubaran USAID?

    Terkait pembubaran USAID, negara-negara yang berada di Afrika Sub-Sahara mungkin akan menjadi pihak yang paling menderita dibandingkan wilayah lainnya.

    AS selama ini telah memberikan lebih dari $6,5 miliar dalam bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut tahun lalu.

    Selain negara-negara Afrika, dampak pembekuan operasional USAID beberapa waktu juga berimbas di sejumlah wilayah di Amerika Latin.

    Di Meksiko, sebuah tempat penampungan migran yang ramai di selatan Meksiko kehilangan para dokternya karena ketiadaan dana dan fasilitas  yang mendorong operasional mereka. 

    Program untuk memberikan dukungan kesehatan mental kepada pemuda LGBTQ+ yang melarikan diri dari juga Venezuela dibubarkan.

    Di Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, dan Guatemala, kantor “Safe Mobility Offices” yang merupakan tempat bagi migran untuk dapat mengajukan permohonan masuk ke AS secara legal juga telah ditutup.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Hamas Siap Negosiasi Gencatan Senjata Tahap 2 di Gaza

    Hamas Siap Negosiasi Gencatan Senjata Tahap 2 di Gaza

    Jakarta

    Hamas siap memulai pembicaraan tentang rincian tahap kedua gencatan senjata di Gaza. Hamas telah melakukan komunikasi dengan para mediator.

    “Hamas telah memberi tahu para mediator, selama komunikasi dan pertemuan yang sedang berlangsung dengan para mediator Mesir minggu lalu di Kairo, bahwa kami siap untuk memulai negosiasi untuk tahap kedua. Kami meminta para mediator untuk memastikan agar mematuhi perjanjian dan tidak menunda,” kata seorang pejabat Hamas, dikutip AFP, Senin (3/2/2025).

    Berdasarkan ketentuan perjanjian gencatan senjata tahap pertama yang dimulai 19 Januari, tahap pertama berlangsung pembebasan 33 sandera Israel dengan imbalan sekitar 1.900 tahanan, sebagian besar warga Palestina, yang ditahan di penjara Israel.

    Tahap kedua diharapkan mencakup pembebasan sandera yang tersisa dan mencakup diskusi tentang akhir perang yang permanen.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan memulai diskusi tentang tahap kedua dengan utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.

    Perdana Menteri Israel saat ini berada di Washington dan dijadwalkan bertemu Trump pada hari Selasa.

    (idn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ancaman Trump soal Sesuatu yang Dahsyat Jika Gagal Ambil Terusan Panama

    Ancaman Trump soal Sesuatu yang Dahsyat Jika Gagal Ambil Terusan Panama

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan keinginannya mengambil alih pengelolaan Terusan Panama. Trump pun melontarkan ancaman jika keinginannya itu tak dituruti Panama.

    Dilansir CNN, Senin (3/2/2025), Trump menuding Terusan Panama dikelola oleh China. Dia menuding Panama telah melanggar perjanjian dengan AS terkait terusan itu.

    “China mengelola Terusan Panama yang tidak diberikan kepada China, itu diberikan kepada Panama secara bodoh. Namun, mereka melanggar perjanjian dan kami akan mengambilnya kembali atau sesuatu yang sangat dahsyat akan terjadi,” ucap Trump.

    Sebagai informasi, Terusan Panama dikelola dan dikendalikan oleh AS di awal-awal pengoperasiannya pada 1913. Panama saat itu mendapat kompensasi dari pengelolaan Terusan Panama oleh AS berdasarkan Perjanjian Hay-Bunau-Varilla.

    Namun, ketegangan mulai muncul. Demonstrasi terus terjadi hingga menimbulkan korban jiwa. Pada 31 Desember 1999, Terusan Panama resmi dikelola sepenuhnya oleh Panama berdasarkan deklarasi bersama AS-Panama yang dilakukan pada 1977.

    Namun, situasi kembali memanas saat Trump kembali berkuasa di AS. Dia telah berulang kali melontarkan keinginannya mengambil alih kembali Terusan Panama.

    Trump beralasan kapal-kapal AS mendapat perlakuan tidak adil. Keinginan Trump itu telah ditolak mentah-mentah oleh Presiden Panama José Raúl Mulino yang menyatakan kedaulatan Panama atas terusan tersebut tidak dapat diperdebatkan.

    AS Serukan Panama Akhiri Pengaruh China di Terusan Panama

    Terusan Panama (Foto: REUTERS/Enea Lebrun)

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga telah mengunjungi Panama untuk menuntut ‘perubahan segera’ terhadap apa yang disebutnya sebagai ‘pengaruh dan kendali’ Chiha atas Terusan Panama. Diplomat tertinggi AS itu mengatakan Panama harus bertindak atau AS akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya berdasarkan perjanjian kedua negara.

    Rubio bertemu dengan Presiden Jose Raul Mulino. Kedua pria itu muncul usai pertemuan mereka selama dua jam dengan interpretasi yang berbeda pada Minggu (2/2) waktu setempat.

    Rubio menyampaikan pesan dari Trump bahwa kehadiran China melalui perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang mengoperasikan dua pelabuhan di dekat pintu masuk Terusan Panama merupakan ancaman bagi jalur perairan dan pelanggaran perjanjian AS-Panama. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, mengatakan kondisi itu tidak dapat diterima oleh AS.

    “Menteri Rubio memberi tahu Presiden Mulino dan Menteri Martínez-Acha bahwa Presiden Trump telah membuat keputusan awal bahwa posisi pengaruh dan kendali Partai Komunis Tiongkok saat ini atas wilayah Terusan Panama merupakan ancaman bagi terusan tersebut dan merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Mengenai Kenetralan Permanen dan Pengoperasian Terusan Panama. Menteri Rubio menegaskan bahwa status quo ini tidak dapat diterima dan bahwa jika tidak ada perubahan segera, Amerika Serikat harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya berdasarkan Perjanjian tersebut,” ujar Bruce yang dikutip dari situs resmi Kemlu AS.

    Sementara, Presiden Mulino mengisyaratkan dirinya akan meninjau kembali perjanjian yang melibatkan China dan perusahaan-perusahaan China. Dia juga mengumumkan kerja sama lebih lanjut dengan AS dalam bidang migrasi.

    Namun, Mulino menegaskan kedaulatan Panama atas Terusan Panama, yang merupakan jalur air tersibuk kedua di dunia itu, tidak untuk didiskusikan.

    Mulino menyebut perjanjian luas antara Panama dan China untuk berkontribusi pada inisiatif Belt and Road, yang menjadi landasan bagi Beijing memperluas investasi di Panama, tidak akan diperpanjang. Dia juga menegaskan tidak ada ancaman apapun di Terusan Panama.

    “Kami akan mempelajari kemungkinan penghentian lebih awal. Saya tidak merasa ada ancaman nyata saat ini terhadap perjanjian (netralitas), keabsahannya, apalagi penggunaan kekuatan militer untuk membuat perjanjian tersebut,” ujar Mulino, sembari mengatakan bahwa penting untuk melakukan pembicaraan tatap muka dengan Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Efek Perang Dagang Bakal Menggila, Trump Warning Warga AS

    Efek Perang Dagang Bakal Menggila, Trump Warning Warga AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan peringatan baru bagi warga Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi setelah dirinya mengumumkan tarif bagi barang-barang China, Kanada, dan Meksiko yang memicu perang dagang baru.

    Dalam sebuah pernyataan, Minggu (3/2/2025), Trump mengatakan tarif besar-besaran yang telah ia kenakan pada Meksiko, Kanada dan China mungkin akan menyebabkan penderitaan ‘jangka pendek’. Namun ini dilakukan agar negara-negara itu mau ‘membayar’ apa yang telah dilakukan kepada Negeri Paman Sam itu.

    “Saya tidak mengharapkan sesuatu yang dramatis. Mereka berhutang banyak uang kepada kita, dan saya yakin mereka akan membayarnya,” kata Trump kepada wartawan Reuters saat kembali ke Washington dari propertinya di Mar-a-Lago di Florida.

    Ia juga mengatakan tarif terhadap Uni Eropa akan diberlakukan, tetapi tidak menyebutkan kapan. Diketahui, para pemimpin Eropa bertemu di Brussels pada hari Senin dan diperkirakan akan membahas tarif setelah komentar Trump.

    “Itu pasti akan terjadi dengan Uni Eropa. Saya dapat memberitahu Anda karena mereka benar-benar telah memanfaatkan kita,” ujar Trump.

    “Mereka tidak mengambil mobil kita, mereka tidak mengambil produk pertanian kita. Mereka hampir tidak mengambil apa pun dan kita mengambil semuanya dari mereka.”

    Tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang diuraikan dalam tiga perintah eksekutif, akan mulai berlaku pada pukul 12:01 tengah malam pada hari Selasa.

    Secara rinci, Trump mengatakan pengenaan pajak sebesar 25% atas impor dari Kanada dan Meksiko serta pajak tambahan sebesar 10% atas barang-barang dari China. Untuk energi Kanada, komoditas itu menghadapi tarif yang lebih rendah sebesar 10%.

    Trump mengunggah di platform Truth Social miliknya bahwa hal “ini dilakukan melalui Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) karena ancaman besar dari imigran gelap dan obat-obatan mematikan yang membunuh Warga Negara AS, termasuk fentanyl.”

    Bersama-sama, China, Meksiko, dan Kanada menyumbang lebih dari 40% impor ke AS tahun lalu. Untuk Kanada dan Meksiko, kedua negara itu memiliki ekonomi yang terintegrasi secara mendalam dengan AS. Bahkan, diperkirakan barang-barang manufaktur senilai US$ 2 miliar (US$ 32 triliun) melintasi perbatasan AS setiap hari dari dua negara itu.

    Balasan untuk Trump

    Penerapan tarif dan pembalasan berikutnya dapat menandai dimulainya era baru perang dagang global. Para ekonom telah memperingatkan penerapan pajak impor oleh Trump, dan tanggapan dari negara-negara lain dapat menyebabkan kenaikan harga pada berbagai macam produk di Negeri Paman Sam.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum telah memerintahkan menteri ekonominya untuk menanggapi dengan tindakan tarif dan non-tarif. Tindakan tersebut diharapkan mencakup tarif balasan sebesar 25% atas barang-barang AS.

    Sheinbaum juga meminta AS untuk berbuat lebih banyak untuk menekan aliran senjata ilegal ke negaranya yang seringkali digunakan dalam mempersenjatai kartel.

    “Kami bersedia bekerja sama dengan AS. Masalah tidak diselesaikan dengan mengenakan tarif, tetapi dengan berunding,” tegas Scheinbaum.

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya juga akan menanggapi. Pemerintahnya akan mengenakan tarif 25% pada barang AS. Barang-barang yang menjadi sasaran termasuk bir, anggur, bourbon, buah-buahan dan jus buah, sayuran, parfum, pakaian dan sepatu, serta peralatan rumah tangga, barang-barang olahraga, dan furniture.

    “Kami tidak ingin berada di sini, kami tidak meminta ini,” katanya pada konferensi pers Sabtu malam. “Tetapi kami tidak akan mundur dalam membela warga Kanada.”

    Sementara itu, China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat tidak puas dengan tarif tersebut dan “menentang keras” pungutan itu. Beijing menambahkan bahwa mereka akan mengajukan gugatan hukum ke Organisasi Perdagangan Dunia terhadap AS atas “praktik yang salah” yang dilakukannya.

    “Perang dagang dan tarif tidak memiliki pemenang,” ujar seorang juru bicara di kedutaan besar China di Washington.

    Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang mengatakan kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, bulan lalu bahwa negaranya tengah mencari solusi “win-win” untuk mengatasi ketegangan perdagangan dengan AS.

    (luc/luc)