kab/kota: Washington

  • Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

    Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi sikap Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak gencatan senjata sepenuhnya dengan Kyiv, namun setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi. Zelensky menganggap Putin tidak siap untuk mengakhiri perang.

    Berbicara setelah percakapan telepon dilakukan oleh Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (19/3/2025), Zelensky mengatakan Ukraina pada dasarnya mendukung gencatan senjata yang diusulkan AS terhadap infrastruktur energi, yang juga didukung Rusia.

    Namun Zelensky mengatakan dirinya memerlukan lebih banyak informasi “https://news.detik.com/internasional/d-7830600/detail” dari Washington terlebih dahulu untuk bisa memberikan tanggapan lebih lanjut.

    Terlepas dari itu, Zelensky juga memperingatkan bahwa Putin sepertinya ingin “melemahkan” Ukraina dan “tidak siap untuk mengakhiri perang ini”.

    “Setelah kami mendapatkan detail dari Presiden AS, dari pihak AS, kami akan memberikan jawaban kami,” ucap Zelensky saat berbicara kepada wartawan setempat mengenai gencatan senjata energi antara Ukraina dan Rusia yang diusulkan AS.

    Ditegaskan Zelensky bahwa “pihak kami akan mempertahankannya” selama Moskow juga mematuhinya. Dia juga mengatakan bahwa AS harus menjadi “penjamin kendali atas implementasi” gencatan senjata energi tersebut.

    “Saya pikir akan tepat jika kami melakukan percakapan dengan Presiden Trump dan mengetahui detailnya tentang apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika atau apa yang ditawarkan Amerika kepada Rusia,” ujarnya.

    Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    AS telah mendorong gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas untuk perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

    Namun dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), Putin menolak usulan gencatan senjata menyeluruh itu dan bersikeras menyebut kesepakatan semacam itu akan bergantung pada penghentian semua bantuan militer Barat untuk Ukraina.

    Kemudian Kremlin mengatakan Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari setelah berbicara via telepon dengan Trump. Namun Kremlin menambahkan bahwa agar gencatan senjata yang luas bisa berhasil, Ukraina tidak boleh diizinkan mempersenjatai kembali militernya.

    “Mereka (Rusia-red) tidak siap untuk mengakhiri perang ini, dan kita dapat melihatnya. Mereka bahkan tidak siap untuk mengambil langkah pertama, yaitu gencatan senjata,” kritik Zelensky dalam pernyataannya.

    Dia kemudian melontarkan tuduhan terhadap Putin dengan mengatakan bahwa “seluruh permainannya adalah untuk melemahkan” Ukraina.

    Pekan lalu, Ukraina menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata selama sebulan penuh yang diusulkan AS selama pembicaraan bilateral digelar di Arab Saudi.

    Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin setuju gencatan senjata dengan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.

    Putin menyetujui gencatan senjata 30 hari setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (18/3/2025).

    Kendati demikian, Putin menolak gencatan senjata penuh.

    Ia justru menetapkan syarat tambahan bagi Ukraina serta sekutu-sekutunya.

    Menurut laporan, Putin enggan menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang sebelumnya dirancang oleh tim Trump dan Ukraina dalam perundingan di Arab Saudi.

    Putin menegaskan gencatan senjata menyeluruh hanya dapat dicapai jika bantuan militer asing serta pembagian informasi intelijen dengan Ukraina dihentikan.

    Persyaratan ini sebelumnya telah ditolak oleh sekutu-sekutu Ukraina di Eropa.

    Pembicaraan lebih lanjut mengenai konflik ini akan kembali dilaksanakan di Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu (23/3/2025) mendatang, sebagaimana diumumkan oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Meskipun ada kesepakatan untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi, serangan udara Rusia masih terjadi di berbagai wilayah Ukraina.

    Di Sumy, sebuah rumah sakit menjadi target pesawat tak berawak Rusia, menyebabkan kerusakan pada bangunan dan kendaraan di sekitarnya.

    Laporan juga menyebutkan serangan terhadap infrastruktur listrik di Slovyansk, yang menyebabkan pemadaman sebagian di kota tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan ini dan menuduh Putin menolak proposal gencatan senjata penuh.

    “Sayangnya, ada serangan yang menargetkan infrastruktur sipil. Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata total,” tulis Zelensky di media sosial X.

    Trump Klaim Pembicaraan dengan Putin Berjalan Baik

    Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menggambarkan panggilan telepon dengan Putin sebagai “sangat bagus dan produktif.”

    Ia menyatakan bahwa beberapa elemen “Kontrak Perdamaian” telah dibahas dan bahwa mereka sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi dengan harapan mencapai gencatan senjata penuh dan mengakhiri perang.

    Pernyataan Gedung Putih setelah panggilan telepon tersebut tidak merinci apakah ada kesepakatan konkret yang dibuat dengan Ukraina.

    Hanya disebutkan bahwa proses perdamaian akan dimulai dengan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dan dilanjutkan dengan negosiasi mengenai gencatan senjata di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sebelumnya menyatakan bahwa “bola” kini ada di tangan Rusia setelah Ukraina menyetujui proposal Washington untuk gencatan senjata penuh.

    Pernyataan Kremlin setelah panggilan telepon Trump-Putin menegaskan bahwa Rusia memiliki “serangkaian masalah penting” terkait implementasi kesepakatan dengan Ukraina.

    Zelensky menyatakan bahwa Ukraina terbuka terhadap ide penghentian serangan terhadap fasilitas energi, tetapi menunggu rincian lebih lanjut dari Washington sebelum memberikan tanggapan akhir.

    Kyiv tampaknya melihat kesepakatan ini sebagai taktik Putin untuk menunda gencatan senjata penuh sambil menetapkan persyaratan tambahan.

    Reaksi Eropa

    Di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut gencatan senjata terbatas sebagai langkah awal yang penting, tetapi menekankan perlunya penghentian perang secara menyeluruh.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron turut mendukung seruan untuk gencatan senjata penuh.

    Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, juga berbicara dengan Zelensky setelah panggilan Trump-Putin dan “menegaskan kembali dukungan Inggris yang tak tergoyahkan” untuk Ukraina, menurut pernyataan juru bicara Downing Street.

    Putin Usulkan Pertandingan Hoki dengan AS

    Di luar isu perang, Kremlin menyebut bahwa dalam pembicaraan dengan Trump, Putin mengusulkan diadakannya pertandingan hoki es antara pemain profesional AS dan Rusia.

    Hal ini dianggap sebagai upaya diplomasi simbolik, mengingat Rusia telah dilarang mengikuti berbagai kompetisi internasional sejak invasi ke Ukraina pada 2022.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Akankah Amerika Serikat Membiarkan Ukraina Jatuh?

    Akankah Amerika Serikat Membiarkan Ukraina Jatuh?

    Jakarta

    Perang dagang dengan Cina dan Eropa, perselisihan tarif dengan negara tetangga Kanada dan Meksiko, perang di Gaza, anjloknya pasar saham, dan protes terhadap PHK massal: Presiden AS Donald Trump saat ini sedang berjuang di banyak bidang.

    Di tengah krisis ini, ada pertanyaan lain: Akankah AS membiarkan Ukraina jatuh? Tampaknya hanya masalah waktu, sebelum pertanyaan ini dijawab dengan “ya”. Setelah sejumlah upaya yang gagal untuk memaksakan gencatan senjata sementara antara Kyiv dan Moskow, ada banyak faktor yang tampaknya mengarah pada skenario ini.

    Trump baru-baru ini membahas masalah tersebut sendiri. Dalam wawancara dengan stasiun siaran AS Fox News setelah pertengkarannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih 28 Februari lalu, Trump ditanya oleh pembawa acara Maria Bartiromo apakah dia “merasa nyaman” dengan gagasan bahwa Ukraina “mungkin tidak akan selamat” dari perang dengan Rusia. “Yah, toh mungkin tidak akan bertahan,” kata Trump kepada Fox News.

    Ukraina bukan prioritas utama

    Marco Rubio, menteri luar negeri AS yang baru juga menegaskan, Ukraina bukanlah prioritas utama pemerintahan Trump, dalam sidang dengar pendapat di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada 15 Januari lalu.

    Rubio mengatakan, AS akan terus mendukung sekutu terdekatnya, dengan secara eksplisit menyebut Taiwan dan Israel. Mengenai Ukraina, ia mengatakan sudah saatnya bersikap “realistis” dan menyarankan bahwa kedua pihak harus membuat “konsesi.”

    “Tetapi pada akhirnya, di bawah Presiden Trump, prioritas utama Departemen Luar Negeri Amerika Serikat adalah Amerika Serikat,” katanya. “Uang pembayar pajak Amerika seharusnya hanya digunakan untuk memajukan kepentingan AS, dan setiap sen pengeluaran seharusnya diteliti untuk memastikan efektivitasnya.”

    Dalam opini yang dimuat di The Guardian baru-baru ini, Stephen Wertheim, pakar kebijakan luar negeri AS di Carnegie Endowment for International Peace, mengemukakan bahwa tidak ada sekutu NATO yang datang untuk membela Ukraina secara langsung. “Alasannya jelas: itu berarti perang dengan Rusia, sebuah prospek yang masih dapat dicegah oleh NATO, terlepas dari apa yang terjadi di Ukraina”, katanya.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Apakah Ukraina hanya pion dalam hubungan Rusia-AS?

    Stefan Meister, pakar Eropa Timur, Rusia, dan Asia Tengah di German Council on Foreign Relations, sangat kritis terhadap penolakan Trump untuk menawarkan jaminan keamanan kepada Ukraina.

    Presiden AS “telah secara besar-besaran memperburuk posisi negosiasinya sendiri dan posisi negosiasi Ukraina,” katanya kepada stasiun siaran Jerman SWR. “Mengapa Moskow harus membuat kompromi ketika presiden AS sudah menawarkan setengah dari apa yang diminta Rusia?”

    Stefan Meister lebih jauh mengatakan, ia khawatir Ukraina akan terlupakan begitu saja saat hubungan Rusia-AS sudah akur lagi. “Kesan saya adalah Trump pada dasarnya tidak peduli dengan Ukraina,” katanya, sambil menjelaskan bahwa Ukraina mungkin hanya “pion” yang diberikan kepada Rusia sebagai imbalan atas “hal-hal lain.”

    “Hal-hal lain” ini dapat terkait dengan topik-topik yang disebutkan oleh Rubio: Israel dan perdamaian di Timur Tengah, hubungan dengan Cina, urusan dengan Iran dan pemulihan hubungan antara Washington dan Moskow.

    Kolumnis AS Robert Kagan tidak memiliki ilusi. Dia mengatakan gagasan memperjuangkan demokrasi di wilayah lain di dunia merupakan hal yang asing bagi Trump. “Dia tampaknya tidak memiliki keraguan untuk membuat ‘kesepakatan’ dengan rezim kriminal Putin tanpa melibatkan orang-orang Eropa.”

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arah Kebijakan The Fed: Tahan Suku Bunga Hampir Pasti, Komentar Powell Dinanti

    Arah Kebijakan The Fed: Tahan Suku Bunga Hampir Pasti, Komentar Powell Dinanti

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan moneter pada Rabu (19/3/2025).

    Langkah ini memberi waktu bagi bank sentral untuk menilai dampak kebijakan Presiden Donald Trump terhadap ekonomi AS yang masih dibayangi tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan.

    Pengenaan tarif baru oleh pemerintahan Trump, serta langkah balasan dari mitra dagang AS, telah melemahkan kepercayaan konsumen dan meningkatkan ekspektasi inflasi. Namun, dengan beberapa kebijakan tarif yang ditunda setelah diumumkan, arah kebijakan perdagangan AS masih belum jelas.

    Ketidakpastian ini kemungkinan akan membuat para pembuat kebijakan tetap berhati-hati dan menghindari komitmen terhadap satu arah kebijakan tertentu.

    Kepala Ekonom KPMG Diane Swonk mengatakan akan ada perbedaan pandangan yang cukup lebar mengenai potensi pemangkasan suku bunga, mengingat ketidakpastian yang ada.

    Keputusan suku bunga The Fed, beserta pembaruan proyeksi ekonomi kuartalan, dijadwalkan rilis pada pukul 14.00 waktu Washington pada Rabu. Ketua The Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers 30 menit setelahnya.

    “Lebih banyak pejabat The Fed dapat mengisyaratkan preferensi untuk mempertahankan suku bunga adalah hasil yang wajar mengingat ketidakpastian dari banyak kebijakan Trump, terutama seputar perdagangan,” kata Swonk seperti dikutip Bloomberg.

    The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,5%. Namun, para analis menilai bahwa pernyataan Powell bisa mengalami perubahan, terutama karena data terbaru menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi.

    Sejak proyeksi ekonomi terakhir pada Desember lalu, kondisi makroekonomi AS telah mengalami perubahan signifikan. Ancaman tarif perdagangan meningkat, sentimen konsumen melemah, dan pasar saham mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa pejabat The Fed mungkin mulai mengisyaratkan sikap lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.

    Dalam proyeksi sebelumnya pada Desember 2024, median perkiraan The Fed menunjukkan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Sebagian besar ekonom masih memprediksi dua kali pemotongan, meskipun ada perdebatan apakah hanya akan ada satu kali penurunan.

    Guneet Dhingra dari BNP Paribas mengatakan skenario ekonomi yang tercermin dalam proyeksi The Fed mengarah pada stagflasi, atau kombinasi antara perlambatan ekonomi dan inflasi yang tetap tinggi.

    “The Fed kemungkinan masih lebih fokus menekan inflasi dibanding merespons perlambatan ekonomi, yang bisa mengejutkan pasar,” ungkap Dhingra.

    Investor Nantikan Powell

    Bagi pasar keuangan, pernyataan Powell dalam konferensi pers setelah rapat The Fed akan menjadi titik fokus utama. Investor menginginkan kepastian bahwa The Fed siap bertindak jika ekonomi memburuk lebih jauh.

    Powell kemungkinan akan menegaskan bahwa kebijakan moneter saat ini cukup fleksibel untuk menghadapi berbagai skenario ekonomi, tanpa terburu-buru menurunkan suku bunga. Ia juga berpotensi mendapat pertanyaan terkait apakah tarif impor hanya memberikan dampak sementara terhadap inflasi atau justru akan menjadi faktor jangka panjang.

    Selain itu, Powell mungkin akan menghadapi pertanyaan tentang kondisi pasar keuangan, terutama setelah indeks S&P 500 mengalami koreksi sebesar 10%.

    Para analis juga akan mencermati bagaimana The Fed menilai ekspektasi inflasi yang kini mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.

    Meskipun pasar semakin yakin dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga, The Fed tampaknya masih menunggu bukti lebih jelas sebelum mengambil keputusan besar.

  • 9 Bulan Tak Bisa Pulang, Astronaut NASA Akhirnya Sampai di Bumi

    9 Bulan Tak Bisa Pulang, Astronaut NASA Akhirnya Sampai di Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua astronaut NASA, Sunita Williams dan Barry ‘Butch’ Wilmore akhirnya kembali ke Bumi. Kepulangannya itu setelah mereka terkurung di luar angkasa selama 9 bulan sejak Juni 2024.

    Keduanya ulang menggunakan kapsul SpaceX Dragon untuk kembali sebelum akhirnya jatuh di Teluk Meksiko pada Selasa sore waktu setempat. Pnedaratan itu terjadi setelah 17 jam penurunan.

    Williams dan Wilmore pulang bersama astronaut asal Amerika Serikat (AS) Nicholas Hague dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov. Dua orang tersebut tiba di stasiun luar angkasa (ISS) pada bulan September lalu.

    “Dan mendarat. Crew-9 kembali ke Bumi. Nick, Aleksandr, Butch, dan Suni, atas nama SpaceX, selamat datang di rumah,” kata suara dari kontrol misi, dikutip dari The Guardian, Rabu (19/3/2025).

    Keempat orang itu menumpang kapal dan lepas landas dari stasiun luar angkasa pada Senin pagi waktu setempat. Mereka dilepas oleh Anne McClain dari NASA yang berada di pos terdepan antariksa itu.

    “Kami akan merindukanmu, namun selamat menempuh perjalanan pulang,” kata dia.

    Sebagai infomasi, Williams dan Wilmore tiba di ISS pada 6 juni 2024. Seharusnya mereka hanya tinggal sekitar 10 hari saja.

    Namun ternyata waktu tinggal berubah menjadi 9 bulan. Karena masalah pada Starliner milik Boeing, pesawat yang mengangkut mereka ke ISS pada 2024 lalu.

    Saat mendarat ke ISS, Starliner diketahui mengalami kebocoran helium di sistem propulsinya. Lima mesin jet pendorong juga mengalami penurunan kinerja.

    Akhirnya karena serangkaian masalah itu, pesawat Boeing dikirim pulang ke Bumi tanpa Williams dan Wilmore.

    Sebenarnya dua orang itu sudah dijadwalkan pulang sebelumnya. Pada September, bulan yang sama saat Starliner pulang, NASA mengirimkan Crew-9 Dragon dan sengaja mengosongkan dua kursi untuk mereka pulang pada bulan lalu.

    Namun NASA menunda perjalanan pulang. Akhirnya mereka baru bisa kembali ke Bumi pada akhir Maret ini.

    Elon Musk marah-marah

    Elon Musk pekan lalu marah-marah dalam sebuah wawancara televisi soal Suni dan Butch. Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim kedua astronaut tersebut ditinggalkan di luar angkasa oleh pemerintahan Joe Biden.

    “Kami mempercepat kembalinya mereka, yang tertunda terlalu lama. Mereka ditinggalkan di atas sana untuk alasan politik, ini tidak baik,” kata Musk di Fox News.

    Namun dalam konferensi pers dari ISS, Wilmore mengaku bahwa ia dan Williams tak menerima informasi apapun soal tawaran Musk untuk memfasilitasi kepulangan mereka.

    “Apa yang ditawarkan, atau tidak ditawarkan, ditawarkan ke siapa, prosesnya seperti apa, kami tak punya informasi soal itu,” kata Wilmore.

    Bill Nelson, pemimpin NASA di bawah Biden, juga mengaku tak pernah mendengar soal tawaran Musk.

    “Tak pernah disinggung ke saya. Tidak pernah ada pembicaraan atau apapun. Mungkin [Elon Musk] menyatakannya ke orang di level rendah,” katanya.

    Nelson menjelaskan bahwa NASA memutuskan Williams dan Wilmore kembali menggunakan pesawat Crew Dragon buatan SpaceX menggantikan Starliner buatan Boeing. Crew Dragon saat ini berlabuh di ISS. Namun, pesawat itu tidak bisa berangkat ke Bumi sampai pesawat baru SpaceX siap untuk digunakan mengantar 4 astronaut sebagai pengganti kru ISS yang pulang.

    Astronaut pengganti seharusnya berangkat pada Februari. Namun, keberangkatan mereka dari Bumi ditunda sebulan karena teknisi harus melakukan beberapa persiapan tambahan.

    “Kami tidak punya dana untuk menggunakan Dragon tambahan hanya untuk menjemput mereka. Namun, kami punya rotasi [kru] dalam waktu dekat,” kata Nelson kepada Washington Post.

    Ocehan Musk soal Williams dan Wilmore sempat memicu adu tudingan antara dirinya dengan seorang astronaut. Andreas Mogensen, astronaut badan antariksa Eropa dan mantan komandan di ISS, menanggapi komentar Musk dengan ketus di media sosial X.

    “Bohong, kebohongan dari orang yang selalu rewel mengeluh soal kejujuran media,” tulis Mongensen di media sosial X.

    Musk kemudian menganggapi balasan Mogensen dengan bahasa yang kasar.

    “Anda orang terbelakang. SpaceX seharusnya sudah membawa mereka pulang berbulan-bulan lalu. Saya menawarkannya langsung ke pemerintah Biden dan mereka menolak. Ditunda untuk alasan politik. Idiot,” kata Musk lewat akun X miliknya.

    (dem/dem)

  • IHSG ditutup melemah, pasar `wait and see` RDG BI dan FOMC The Fed

    IHSG ditutup melemah, pasar `wait and see` RDG BI dan FOMC The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup melemah, pasar `wait and see` RDG BI dan FOMC The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 18 Maret 2025 – 19:04 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, ditutup melemah di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dan Federal Open Market Committee (FOMC) The Federal Reserve (The Fed).

    IHSG ditutup melemah 248,56 poin atau 3,84 persen ke posisi 6.223,39. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 20,34 poin atau 2,79 persen ke posisi 709,01.

    “IHSG tidak berdaya dan terkena trading halt yang kemungkinan dipengaruhi sikap pelaku pasar yang merespons kekhawatiran kondisi ekonomi dalam negeri,” ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus atau Nico dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan hasil pertemuan RDG BI pada Rabu (19/3) besok, serta menantikan hasil pertemuan FOMC The Fed pada Kamis (20/3) dini hari WIB.

    Sementara itu, hasil survei yang dilakukan oleh LPEM UI mengungkapkan bahwa mayoritas 55 persen ekonom sepakat bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini memburuk dibandingkan tiga bulan lalu.

    Sebelumnya, pasar juga diselimuti kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dampak dari kondisi melebarnya defisi APBN, dan juga respons pasar menyikapi keraguan terhadap sovereign wealth fund (SWF), penurunan saham-saham Indonesia oleh lembaga Morgan Stanley dan Goldman Sachs.

    Dari mancanegara, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Senin (17/3) bahwa pemimpin China Xi Jinping akan segera mengunjungi Washington di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.

    Donald Trump dalam pidatonya di Washington, mencatat kunjungan terbaru dari para pemimpin dunia lainnya dan mengatakan kunjungan Xi akan terjadi dalam waktu dekat.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau semua sektor melemah yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus sebesar 10,13 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor energi yang masing- masing turun sebesar 6,27 persen dan 3,42 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu XISB, FMII, FWCT, ANJT dan MINE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni DCII, FORU, LIVE, TPIA dan UANG.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.536.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 28,18 miliar lembar saham senilai Rp18,97 triliun. Sebanyak 126 saham naik,584 saham menurun, dan 247 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 448,90 poin atau 1,20 persen ke 37.845,42, indeks Shanghai menguat 3,63 poin atau 0,11 persen ke 3.429,76, indeks Kuala Lumpur menguat 15,66 persen atau 1,04 poin ke posisi 1,527,81, dan indeks Straits Times menguat 31,60 poin atau 0,82 persen ke 3.890,96.

    Sumber : Antara

  • AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas – Halaman all

    AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas – Halaman all

    AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas

    TRIBUNNEWS.COM – Pihak Amerika Serikat (AS) menyalahkan gerakan Hamas atas dimulainya kembali agresi militer oleh Israel, ditandai dengan bombardemen brutal per Selasa (18/3/2025).

    “Tanggung jawab untuk dimulainya kembali permusuhan di Gaza semata-mata terletak pada Hamas, dan Amerika Serikat mendukung Israel dalam langkah selanjutnya,” kata Dorothy Shea, penjabat duta besar AS untuk PBB mengatakan pada Selasa.

    Duta Besar Dorothy Shea membuat pernyataan kepada briefing Dewan Keamanan PBB setelah otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menghantam Gaza dan menewaskan lebih dari 400 orang.

    Serangan Israel ini mengakhiri gencatan senjata dengan situasi relatif tenang selama minggu-minggu, setelah pembicaraan untuk mengamankan gencatan senjata permanen terhenti.

    “Kesalahan atas dimulainya kembali permusuhan semata-mata terletak pada Hamas,” kata Shea.

    Dia menuduh kalau  kelompok perlawanan Palestina itu telah menolak setiap proposal dan tenggat waktu untuk memperpanjang gencatan senjata dan memberikan waktu untuk menegosiasikan kerangka kerja untuk gencatan senjata permanen.

    Shea mengatakan Presiden AS Donald Trump telah menjelaskan kalau  Hamas harus segera membebaskan para sandera yang ditahan atau membayar ‘harga mahal’.

    “Kami mendukung Israel dalam langkah selanjutnya,” katanya, sambil menolak tuduhan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan tanpa pandang bulu.

    “IDF menyerang posisi Hamas,” katanya.

    “Sudah diketahui bahwa Hamas terus menggunakan infrastruktur sipil sebagai landasan peluncuran, dan Amerika Serikat mengutuk praktik ini sebagaimana seharusnya orang lain.”

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina pada Selasa (18/3/2025) pagi menyebabkan kamp tersebut terbakar saat para penduduk tengah tidur di Khan Yunis. Akibatnya sebanyak 200 orang tewas atas serangan udara Israel ini. (Telegram Quds News Network)

    Agresi Israel Didukung Penuh AS

    Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan pada hari Selasa bahwa kembalinya negara itu ke pertempuran di Gaza telah “sepenuhnya dikoordinasikan dengan Washington” menyusul serangan paling mematikan di wilayah itu sejak gencatan senjata yang rapuh mulai berlaku pada bulan Januari.

    “Saya dapat mengkonfirmasi bahwa kembalinya pertempuran sengit di Gaza telah sepenuhnya dikoordinasikan dengan Washington. Israel telah berterima kasih kepada Presiden (Donald) Trump dan pemerintahannya atas dukungan pantang menyerah mereka untuk Israel,” kata Mencer pada konferensi pers.

    Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan bahwa “Hamas harus memahami bahwa aturan permainan telah berubah.”

    “Jika tidak segera membebaskan semua sandera, gerbang neraka akan terbuka, dan itu akan menghadapi kekuatan penuh dari IDF (militer) di udara, laut, dan di tanah sampai kehancuran total,” kata kepala pertahanan Israel itu seperti dikutip dalam sebuah pernyataan kementerian saat ia mengunjungi pangkalan udara Tel Nof.

  • Update Ukraina: Rusia Serang Negara NATO-Putin Teken Dekrit Presiden

    Update Ukraina: Rusia Serang Negara NATO-Putin Teken Dekrit Presiden

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Meski begitu, mulai ada tanda-tanda kelemahan dari Kyiv, khususnya setelah penyokong nomor satunya, Amerika Serikat (AS), mengambil langkah untuk menghentikan intervensinya dalam perang itu.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, peperangan masih terus terjadi. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Selasa (18/3/2025):

    1. Trump-Putin Dialog soal Ukraina-Nuklir, Perang End?

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk mengadakan panggilan telepon, Selasa (18/3/2025). Hal ini dilakukan saat keduanya berupaya untuk membahas cara mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

    Mengutip Reuters, konsesi teritorial oleh Kyiv dan kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia kemungkinan akan menjadi pokok bahasan utama dalam pembicaraan tersebut. Diketahui, pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu berada dalam zona peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    “Apa yang terjadi di Ukraina tidaklah baik, tetapi kita akan melihat apakah kita dapat mencapai kesepakatan damai, gencatan senjata dan perdamaian, dan saya pikir kita akan dapat melakukannya,” kata Trump kepada wartawan di Washington.

    “Kita akan berbicara tentang lahan. Kita akan berbicara tentang pembangkit listrik. Kita sudah membicarakannya, membagi aset tertentu.”

    Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam jumpa pers rutin pada hari Senin bahwa Trump dan Putin akan membahas pembangkit listrik “di perbatasan” Rusia dan Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari pernyataan Trump tentang lahan dan pembangkit listrik.

    Trump berusaha mendapatkan dukungan Putin untuk proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diterima Ukraina minggu lalu, karena kedua belah pihak terus saling melancarkan serangan udara besar-besaran sepanjang akhir pekan.

    Sejauh ini, Rusia semakin dekat untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah kekuasaan mereka yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah milik Moskow, Kursk.

    Presiden AS mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Jumat bahwa ia ‘sangat meminta’ agar Putin tidak membunuh ribuan tentara Ukraina yang didorong Rusia keluar dari Kursk. Di sisi lain, Putin mengatakan ia akan menghormati permintaan Trump untuk menyelamatkan nyawa tentara Ukraina jika mereka menyerah.

    2. AS Mau Akui Krimea Milik Rusia

    AS tengah mempertimbangkan untuk mengakui bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia dan mungkin mendesak PBB untuk melakukan hal yang sama. Hal ini disampaikan situs berita AS, Semafor, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Menurut Semafor, Presiden Donald Trump belum membuat keputusan apa pun. Walau begitu, diskusi tentang status Krimea sejalan dengan “banyak pilihan yang diajukan saat Trump mendorong diakhirinya perang.”

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengatakan kepada Semafor bahwa Gedung Putih “tidak membuat komitmen seperti itu, dan kami tidak akan menegosiasikan kesepakatan (perdamaian) melalui media.”

    “Tujuannya tetap sama: menghentikan pembunuhan dan menemukan resolusi damai untuk konflik ini,” kata Hughes.

    3. Rusia Serang Negara NATO

    Jaksa Lithuania menyalahkan dinas intelijen militer Rusia sebagai dalang serangan pembakaran toko IKEA di Vilnius tahun lalu. Mereka menggolongkan tindakan itu sebagai tindakan terorisme.

    Lithuania, anggota NATO, telah menjadi sekutu setia Ukraina sejak Moskow menginvasi pada Februari 2022, dan telah sering memperingatkan adanya upaya sabotase Rusia. Kantor Kejaksaan Agung Lithuania mengaitkan serangan pembakaran di Vilnius pada bulan Mei 2024 dengan badan intelijen militer Rusia, GRU.

    “Tidak ada korban jiwa. Kami menganggap tindakan ini sebagai tindakan terorisme dengan konsekuensi serius,” tegas jaksa Lithuania, Arturas Urbelis.

    “Dua warga negara Ukraina menjadi tersangka dalam kasus pembakaran Ikea, dengan satu orang ditahan di Lithuania dan yang lainnya di Polandia,” tambahnya.

    “Telah ditetapkan bahwa melalui serangkaian perantara … para penyelenggara kejahatan ini berada di Rusia dan ini terhubung dengan intelijen militer dan pasukan keamanan,” kata Urbelis.

    4. Putin Teken Dekrit Presiden

    Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan izin kepada hedge fund AS, 683 Capital Partners, LP, untuk membeli sekuritas dari perusahaan-perusahaan Rusia yang sebelumnya dimiliki oleh sejumlah pemegang saham asing.

    Dilansir Reuters, keputusan ini diumumkan dalam sebuah dekrit presiden pada Senin (18/3/2025), menandai langkah baru dalam kebijakan ekonomi Rusia di tengah sanksi internasional yang masih berlangsung akibat konflik di Ukraina.

    Langkah ini mencerminkan makin ketatnya kontrol Rusia terhadap transaksi aset asing, terutama di sektor energi dan keuangan, yang kini hanya dapat dilakukan dengan persetujuan langsung dari Putin. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Moskow telah memperketat regulasi terkait kepemilikan asing di sektor strategis untuk mempertahankan stabilitas ekonomi domestik.

    Mellaui dekrit tersebut, 683 Capital Partners bisa membeli sekuritas milik perusahaan Rusia yang sebelumnya dimiliki oleh sekitar selusin entitas keuangan Barat. Beberapa entitas yang disebutkan dalam dekrit tersebut termasuk Jane Street, Templeton Asset Management, Franklin Advisers, dan Carrhae Capital.

    Keputusan ini menarik perhatian investor global yang tengah mencari petunjuk apakah hubungan antara AS dan Rusia akan mencair setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Namun, detail dalam dekrit ini masih sangat terbatas dan tidak memberikan indikasi jelas mengenai perubahan besar dalam kebijakan ekonomi Rusia terhadap investor asing.

    Selain memberikan izin kepada 683 Capital Partners, dekrit tersebut juga mengatur bahwa dua perusahaan Rusia, yakni Cepheus-2 dan Modern Real Estate Funds, diperbolehkan untuk membeli sekuritas yang telah diakuisisi oleh hedge fund AS tersebut. Transaksi ini dapat dilakukan tanpa memerlukan persetujuan tambahan dari Putin.

    Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi Rusia untuk mengendalikan aset keuangan yang sebelumnya dikuasai investor asing. Dengan memberikan izin khusus kepada hedge fund AS tersebut, pemerintah Rusia dapat memastikan bahwa kepemilikan saham perusahaan domestik tetap berada dalam kendali entitas yang disetujui oleh Moskow.

    5. Jerman Waspada Perang

    Pemerintah Jerman harus menyiapkan rumah sakit di seluruh negeri agar dapat beroperasi secara efisien jika terjadi konflik militer. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Bavaria Judith Gerlach, mengutip ancaman yang dirasakan dari Rusia.

    Dalam wawancara dengan Augsburger Allgemeine Zeitung, Gerlach menyebut ancaman militer yang ditimbulkan Rusia terhadap Eropa dan kemungkinan penarikan diri Presiden AS yang baru (Donald) Trump dari kemitraan keamanan sebelumnya juga berarti perlunya tindakan besar dari pihak sistem perawatan kesehatan Jerman dan seluruh masyarakat sipil.

    Ia berpendapat bahwa sekadar meningkatkan angkatan bersenjata tidak akan cukup untuk mengatasi tantangan yang seharusnya dihadapi negara tersebut.

    “Oleh karena itu, kita memerlukan ‘rencana operasional sipil Jerman’ yang komprehensif” yang diarahkan untuk mengatasi berbagai keadaan darurat, termasuk agresi militer, tegas Gerlach.

    Menurut Gerlach, dalam skenario seperti itu, sistem perawatan kesehatan Jerman harus siap memberikan layanan kepada lebih dari 80 juta penduduk sipil, serta personel militer yang terluka.

    “Negara harus menetapkan standar yang jelas. Ini berlaku untuk tingkat UE, federal, dan regional,” timpal pejabat itu kepada surat kabar tersebut. Ia juga menekankan perlunya memastikan kemampuan Jerman dan UE untuk memproduksi semua obat-obatan dan sediaan farmasi yang mungkin mereka butuhkan.

    6. India-China 

    Kekuatan-kekuatan besar non-Barat dapat memainkan peran penting dalam keamanan Eropa setelah konflik Ukraina. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Slowakia Juraj Blanar dalam sebuah wawancara dengan RT.

    “Negara-negara di belahan bumi selatan harus menjadi salah satu bagian dari jaminan keamanan (Ukraina) ini,” menteri tersebut menyatakan pada hari Selasa, berbicara di sela-sela Dialog Raisina, sebuah konferensi tentang geopolitik dan geoekonomi di New Delhi.

    “Negara-negara seperti China, Brasil, juga India, mengajukan beberapa usulan perdamaian, dan mereka ingin terlibat dalam hal ini.”

    Berbeda dengan beberapa anggota UE lainnya, Slovakia tidak percaya bahwa konflik Ukraina dapat diselesaikan demi kepentingan Kyiv melalui dukungan militer yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Bratislava mendukung pendekatan baru yang diadopsi oleh Presiden AS Donald Trump, yang sedang mengupayakan pemulihan dialog dengan Rusia dan mengakhiri permusuhan melalui kompromi.

    “Slovakia memandang perdamaian di Ukraina sebagai hasil yang akan menguntungkan seluruh dunia, artinya semua pemangku kepentingan, seperti India, China, Brasil, negara-negara berkembang, dan juga negara-negara Uni Eropa, harus duduk bersama dan mengamankan perdamaian ini untuk masa depan,” tandasnya

    (sef/sef)

  • AS Dukung Dimulai Lagi Agresi Pasukan IDF Masuk Gaza, Israel Katz: Gerbang Neraka Terbuka – Halaman all

    AS Dukung Dimulai Lagi Agresi Pasukan IDF Masuk Gaza, Israel Katz: Gerbang Neraka Terbuka – Halaman all

    AS Dukung Dimulai Laginya Agresi Pasukan IDF Masuk Gaza, Israel Katz: Gerbang Neraka Terbuka di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar berbahasa Ibrani Maariv mengungkapkan, dari narasumber-narasumber Israel, rincian di balik dimulainya kembali agresi pendudukan di Jalur Gaza.

    Perang Gaza resmi pecah setelah Israel melancarkan serangan udara dengan intensitas besar di sejumlah wilayah di Gaza pada Selasa (18/3/2025) dini hari.

    Surat kabar tersebut melaporkan pada Selasa kalau Israel menolak sodoran usulan Hamas yang bersedia secara selektif membebaskan sandera Israel yang memegang kewarganegaraan Amerika. 

    Hamas juga bersedia menyerahkan empat jenazah sandera Israel.

    Israel menolak dan memilih opsi untuk kembali berperang.

    Laporan media tersebut menambahkan, Israel memberi tahu pemerintah AS kalau upaya diplomatik telah habis.

    Laporan juga mencatat bahwa kabinet keamanan Israel telah memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan untuk menentukan tanggal dimulainya kembali pertempuran.

    “Keputusan untuk melanjutkan pertempuran dibuat kemarin, Senin, selama pertemuan yang diadakan oleh Netanyahu di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv,” tulis laporan itu.

    LEDAKAN BOM – Bola api dari ledakan bom dari serangan udara Israel di Jalur Gaza, Selasa (18/3/2025). Serangan yang berlangsung di tengah gencatan senjata dengan Hamas ini dilaporkan menewaskan lebih dari 400 korban, termasuk wanita dan anak-anak. (RNTV/TangkapLayar)

    Rencana Israel Perang Lagi di Gaza Disetujui AS, Gerbang Neraka Terbuka

    Laporan juga menjelaskan kalau rencana Israel memulai pertempuran baru di Gaza dikoordinasikan dengan pemerintah AS dan disetujui oleh Washington.

    Laporan menekankan kalau Israel memperbarui pertempuran di Gaza tanpa tekanan AS untuk mengizinkan masuknya bantuan, yang dapat membantu upaya Israel menguasai perang.

    Artinya, ini seperti apa yang dituduhkan Hamas kalau AS terlibat langsung dalam agresi kembali militer Israel (IDF) ke Gaza ini.

    Laporan menjelaskan, rencana militer IDF tersebut dalam agresi yang yang kembali dilakukan ini menyerukan pasukan untuk maju ke Jalur Gaza, membersihkan area tertentu, dan memindahkan warga sipil ke zona kemanusiaan.

    Dalam praktik agresi selama 15 bulan sejak 7 Oktober 2023, Israel kerap membombardir apa yang mereka sebut sebagai koridor kemanusiaan, lokasi jalur evakuasi warga Gaza yang mengungsi.

    Menteri Pertahanan Israel mengatakan, “Kami kembali bertempur karena penolakan Hamas untuk membebaskan tentara yang diculik dan ancamannya untuk menargetkan tentara dan permukiman.”

    Ia menambahkan, “Jika Hamas tidak membebaskan semua tahanan, gerbang neraka akan terbuka di Gaza.”

    2 Menteri Sayap Kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich (X/Twitter)

    Smotrich dan Ben-Gvir Kegirangan

    Atas dimulainya kembali agresi IDF ke Gaza ini, politisi sayap kanan Israel menyuarakan reaksi kegembiraan menyusul serangan baru Angkatan Udara Israel (IAF) di Gaza pada Selasa dini hari, yang menandai eskalasi agresi yang sedang berlangsung.

    Serangan tersebut telah menyalakan kembali perdebatan dalam kalangan politik Israel mengenai pendekatan terbaik terhadap krisis tersebut.

    Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyatakan dukungannya terhadap tindakan militer IDF, menekankan kalau tujuan Israel tetaplah pembubaran total Hamas.

    Dalam sebuah tweet, Smotrich menyatakan, “Siapa pun yang melakukan kepada kami apa yang Hamas lakukan pada Simchat Torah akan dihancurkan.” 

    Ia menggambarkan serangan militer baru tersebut sebagai langkah penting dalam upaya menghancurkan Hamas, mengamankan kembalinya semua tawanan, dan menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh Gaza.

    Smotrich lebih lanjut mencatat kalau Pasukan Pendudukan Israel (IDF) telah mempersiapkan momen ini dalam beberapa minggu terakhir, menyusul penunjukan kepala staf baru.

    “Ini adalah proses yang bertahap, dan dengan pertolongan Tuhan, hasilnya akan benar-benar berbeda dari apa yang telah dilakukan selama ini,” imbuh Smotrich, menegaskan kembali komitmen “Israel” untuk mencapai tujuannya di Gaza.

    Itamar Ben-Gvir, pimpinan partai sayap kanan Otzma Yehudit, juga sangat mendukung aksi militer tersebut.

    Ia menyebut pertempuran baru tersebut sebagai langkah yang perlu dan “moral” untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan tawanan “Israel”.

    Ben-Gvir telah menjadi pengkritik keras kesepakatan damai dengan Hamas yang melibatkan penghentian operasi militer.

    Pada bulan Januari, ia dan partainya meninggalkan koalisi sebagai protes terhadap kesepakatan yang melibatkan gencatan senjata, menuduhnya merusak upaya IOF dan menyerah kepada Hamas.

    Menteri Pendidikan Yoav Kisch menyuarakan sentimen Ben-Gvir dengan menyatakan secara lugas, “Bebaskan para sandera atau api neraka. Sekarang.”

    Namun, tidak semua tokoh politik setuju dengan tindakan tersebut.

    Yair Golan, pemimpin partai oposisi Democratic Camp, mengkritik serangan militer baru-baru ini sebagai taktik pengalihan perhatian oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Golan berpendapat bahwa fokus Netanyahu pada tindakan militer merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari pemecatan kepala Shin Bet Ronen Bar baru-baru ini.

    “Tentara di garis depan dan para sandera di Gaza hanyalah kartu dalam permainan bertahan hidupnya,” klaim Golan.

     “Netanyahu menggunakan nyawa warga negara dan tentara kita karena ia takut akan protes publik atas pemecatan kepala Shin Bet.”

     

    (oln/khbrn/rntv/*)

     

  • Gerakan Boikot Tesla Meluas, Showroom Digeruduk di Mana-mana

    Gerakan Boikot Tesla Meluas, Showroom Digeruduk di Mana-mana

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gerakan boikot Tesla makin parah dan kian meluas. Showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) digeruduk ratusan demonstran.

    Aksi boikot Tesla ini ditengarai beberapa faktor. Salah satunya, banyak yang mengkritik aksi pemangkasan besar-besaran di pemerintahan federal yang dilakukan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk.

    Penyerangan showroom Tesla tadinya hanya segelintir. Namun, aksi ini meluas pasca Jaksa Agung Pam Bondi bersumpah untuk menindak vandalisme terhadap Tesla. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan aksi tersebut sebagai terorisme domestik. Bahkan, Trump mengatakan aksi boikot Tesla ilegal.

    Selain kritik soal pemangkasan anggaran pemerintah, Musk juga dihujat pasca pose kontroversial pada pelantikan Trump yang disebut-sebut mirip ‘salute’ ala Nazi. Sikap politik Musk yang mendukung partai sayap kanan Jerman dan tuduhan tak berdasar terhadap politisi Inggris juga menambah kebencian masyarakat terhadap orang terkaya di dunia tersebut.

    Demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan “Tesla Takedown” yang dimulai pada 15 Februari terhadap perusahaan kendaraan listrik milik Musk.

    Gerakan protes ini dimulai oleh aktor dan pembuat film Hollywood, Alex Winter, dan Joan Donovan, seorang asisten profesor Jurnalisme dan Studi Media Baru di Universitas Boston.

    DOGE telah memangkas ribuan PNS pemerintah AS, dan mengusulkan perampingan yang akan menghasilkan pengurangan hampir 20% dari tenaga kerjanya pada 15 Mei mendatang.

    Lebih dari 80 demonstrasi dijadwalkan hadir pada akhir pekan lalu, dan lebih dari 70 demonstrasi direncanakan hingga akhir April, menurut situs web Tesla Takedown.

    Tesla Takedown merupakan gerakan yang menyerukan orang-orang agar menjual mobil Tesla, membuang saham dan bergabung dengan gerakan tersebut.

    Di pinggiran kota Boston, Dedham, sekitar 100 demonstran berkumpul di showroom Tesla. Begitu juga di daerah pinggiran Philadelphia, West Chester, yang memiliki jumlah demonstran yang sama.

    Wilayah Baltimore menjadi salah satu jumlah peserta demo terbesar hingga 300 demonstran. Sementara di Washington, DC, lebih dari 50 demonstran berkumpul pada siang hari di luar showroom, mereka memegang spanduk dan menari diiringi lagu-lagu dari Beyonce dan Daft Punk ketika para pengemudi yang lewat membunyikan klakson mereka sebagai bentuk dukungan.

    Sara Steffens, seorang mantan jurnalis dan advokat kebijakan, mengatakan bahwa ia dan Melissa Knutson, seorang wiraswasta, untuk mengubah demonstrasi menjadi sebuah pesta dansa.

    Knutson mengatakan bahwa ia ingin meniru suasana musik yang ia lihat di sebuah demonstrasi di Maryland.

    “Kita harus bergembira karena ini adalah perjalanan panjang, dan kita harus mengembangkan gerakan kita untuk melawan otoritarianisme ini,” kata Knutson dikutip dari CNN, Selasa (18/3/2025).

    Keterlibatan Musk di Pemerintah AS Rusak Reputasi Tesla

    Opini negatif tentang Musk pelan-pelan akan merusak reputasi Tesla. Kepala situs otomotif Edmunds Jessica Caldwell mengatakan, perhatian negatif juga dapat membuat konsumen lebih banyak berpikir dan mempertimbangkan opsi EV dari merek lain selain Tesla.

    Caldwell mengatakan bahwa pangsa pasar Tesla telah melemah sebelum adanya protes ini, karena banyak produsen mobil yang telah memperkenalkan mobil listrik baru ke pasar.

    “Saya membayangkan beberapa (investor Tesla) berharap bahwa ini adalah gejolak jangka pendek dan akan lancar kembali ke depannya,” katanya. “Sulit untuk mengatakannya pada saat ini,” imbuhnya.

    Ia menilai, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah para pemilik Tesla bersedia menjual kendaraan mereka karena kritik terhadap Musk.

    “Tidak semua orang mampu membuat keputusan itu,” katanya.

    Boikot Starlink Dimulai

    Terbaru, Starlink ikut kena getahnya. Internet berbasis satelit tersebut bertujuan menghubungkan masyarakat di area terpencil yang tak terjangkau jaringan seluler dan broadband. Saat ini, Starlink masih mendominasi industri layanan internet satelit, tetapi perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

    Dikutip dari The Guardian, banyak pengguna yang berlangganan Starlink menunjukkan rasa frustasi terhadap sikap politik Musk. Bahkan, tak sedikit yang berkomitmen untuk berhenti menggunakan Starlink sepenuhnya.

    Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia yang bisnisnya di Shetland menggabungkan musik dengan pelayaran, menyebut penghormatan kontroversial Musk di acara pelantikan Trump sebagai salah satu alasan ia meninggalkan Starlink, meskipun hal itu merugikannya.

    “Saya sudah lama merasa tidak nyaman dengan Musk dan perannya dalam pemilu AS. Monopoli [bisnis Musk] juga sangat membuat saya terganggu,” kata Nisbet, dikutip dari The Guardian.

    Maraknya pengguna yang meninggalkan Starlink di Eropa menjadi momentup tepat bagi layanan internet satelit buatan Eropa yang bisa dijadikan alternatif. Eutelsat asal Prancis mendadak mengalami lonjakan nilai saham hingga 500% sejak perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    CEO Eutelsat mengatakan kepada Bloomberg bahwa layanannya akan menggantikan Starlink di Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.

    Viasat dari Inggris juga dilaporkan sudah berdiskusi dengan pemerintah Eropa untuk menggantikan Starlink milik Musk.

    (fab/fab)