kab/kota: Washington

  • Niat AS Kubur Keinginan Iran soal Senjata Nuklir

    Niat AS Kubur Keinginan Iran soal Senjata Nuklir

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) berniat ‘mengubur’ dalam-dalam keinginan Iran soal program senjata nuklir. AS menyerukan Teheran untuk sepenuhnya meninggalkan ambisi senjata nuklir mereka.

    Dirangkum detikcom dilansir dari Reuters dan Al Arabiya, Senin (24/3/2025), Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Mike Waltz, mengungkapkan bahwa AS sedang mengupayakan “pembongkaran sepenuhnya” program nuklir Iran. Waltz pun meminta Teheran untuk sepenuhnya meninggalkan ambisi senjata nuklir mereka.

    “Iran harus menghentikan programnya (program nuklir-red) dengan cara yang dapat dilihat seluruh dunia,” tegas Waltz dalam pernyataannya.

    “Seperti yang telah dikatakan oleh Presiden (Donald) Trump, hal ini akan segera terjadi. Semua opsi tersedia dan sudah saatnya bagi Iran untuk sepenuhnya meninggalkan keinginannya untuk memiliki senjata nuklir,” ujar Waltz dalam wawancara dengan media AS, CBS News, pada Minggu (23/3).

    Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dalam pernyataan terpisah mengatakan bahwa upaya Trump melakukan kontak dengan otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengenai kemungkinan kesepakatan nuklir baru merupakan upaya untuk menghindari aksi militer.

    “Kita tidak perlu menyelesaikan semuanya secara militer,” kata Witkoff dalam wawancara dengan Fox News.

    “Sinyal kami kepada Iran adalah mari kita duduk bersama dan melihat apakah kita bisa, melalui dialog, melalui diplomasi, mewujudkannya. Jika kita bisa, kita siap untuk melakukannya. Dan jika kita tidak bisa, alternatifnya bukanlah alternatif yang hebat,” ucapnya.

    Trump Kirim Surat ke Khamenei

    Foto: Penasihat keamanan nasional AS, Mike Waltz (dok Reuters).

    Awal bulan ini, Donald Trump mengatakan dirinya telah mengirimkan surat kepada Khamenei, yang isinya memperingatkan bahwa “ada dua cara untuk menghadapi Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan”.

    Khamenei menolak tawaran AS untuk berunding, yang disebutnya sebagai “tipuan”. Dia mengatakan bahwa berunding dengan pemerintahan Trump akan “mempererat ikatan sanksi dan meningkatkan tekanan terhadap Iran”.

    Namun, diplomat utama Iran, Abbas Araghchi, mengatakan pada Kamis (20/3) bahwa Teheran akan segera membalas surat dari AS yang disebutnya berisi “ancaman dan peluang”. Dia memperingatkan bahwa perundingan dengan AS tidak mungkin dilakukan kecuali Washington mengubah kebijakan tekanannya.

    Teheran telah berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

    Kepala badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rafael Grossi, mengatakan bulan lalu bahwa waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan guna mengendalikan program nuklir Iran, karena Teheran terus mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati level senjata.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel Kian Membabi-buta, Hamas: Kami Tak Inginkan Kendali Atas Gaza – Halaman all

    Serangan Israel Kian Membabi-buta, Hamas: Kami Tak Inginkan Kendali Atas Gaza – Halaman all

    Israel Kian Membabi-buta, Hamas: Kami Tak Inginkan Kendali Atas Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas menegaskan pada Sabtu (22/3/2025) kalau gerakan tersebut tidak bermaksud untuk memerintah Jalur Gaza.

    Hamas menekankan, pihaknya justru mendorong agar Gaza dipimpin oleh ‘Persatuan Nasional’ yang terdiri dari berbagai elemen dan entitas Palestina.

    “Bahwa pengaturan apa pun di masa mendatang di Gaza harus didasarkan pada konsensus nasional,” tulis laporan RNTV, mengutip pernyataan Hamas, dikutip Senin (24/3/2025).

    Dalam pernyataan pers, juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanou menyatakan kalau gerakan tersebut “siap untuk melaksanakan pengaturan apa pun (pemerintahan di Gaza) yang disetujui secara nasional, dan tidak tertarik untuk menjadi bagian dari pengaturan tersebut.”

    Al-Qanou menegaskan kalau Hamas telah sepakat untuk membentuk komite pendukung masyarakat di Gaza, yang tidak akan mencakup perwakilan dari gerakan tersebut.

    Dia menekankan kalau, “Hamas tidak bercita-cita untuk mengatur sektor tersebut, tetapi berfokus pada pencapaian konsensus nasional dan mematuhi hasilnya.”

    Terkait negosiasi gencatan senjata dengan Israel, al-Qanou menjelaskan bahwa Hamas tengah mendiskusikan usulan utusan Amerika Serikat (AS) Steve Hanke, beserta sejumlah ide lainnya.

    “Komunikasi sedang berlangsung untuk menuntaskan kesepakatan gencatan senjata,” katanya.

    SERANGAN UDARA ISRAEL – Serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina pada Selasa (18/3/2025) pagi menyebabkan kamp tersebut terbakar saat para penduduk tengah tidur di Khan Yunis. Akibatnya sebanyak 200 orang tewas atas serangan udara Israel ini. (Telegram Quds News Network)

    Israel Makin Membabi-buta di Gaza

    Pernyataan Hamas yang menyebut tidak tertarik memerintah di Gaza pasca-perang terjadi saat Israel makin membabi-buta melakukan bombardemen di wilayah kantung Palestina tersebut.

    Atas hal itu, Al-Qanou menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penghambat utama pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung.

    “Penghambatannya (Netanyahu merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan pemerintahannya dengan mengorbankan para sandera Israel dan pelaksanaan kesepakatan,” kata dia.

    Ia menambahkan kalau dimulainya kembali operasi militer Israel di Gaza terjadi “dengan dukungan dari pemerintah AS,”.

    Atas hal itu, Hamas mendesak Washington untuk menghindari berpihak pada satu pihak dalam konflik tersebut dan menekan Israel untuk melanjutkan perjanjian gencatan senjata.

    Pada Januari 2025, Hamas dan Israel melalui para mediator perundingan, Mesir dan Qatar menyepakati tiga fase gencatan senjata dengan sejumlah poin di tiap tahapannya.

    Tahap Pertama, yang berakhir pada akhir Februari, dilakukan dengan kerangka pertukaran pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina.

    Sedianya, Tahap II gencatan senjata beragenda penarikan mundur pasukan Israel dan pembukaan blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Namun, Israel mangkir dan mengajukan proposal yang disetujui AS untuk memperpanjang Tahap Pertama.

    Hamas menolak, direspons Israel dengan membombardir Gaza dengan serangan udara dan rencana dimulainya kembali operasi militer darat dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya.

    AGRESI GAZA – Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini. (IDF/Ynet)

    “Dalam hal perkembangan di lapangan, Hamas menuduh militer Israel meningkatkan serangan terhadap warga sipil di Gaza, menunjuk pada penembakan yang semakin intensif terhadap rumah, lingkungan pemukiman, dan tempat perlindungan, di tengah pengepungan yang menyebabkan terhambatnya pengiriman pasokan penting seperti makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar,” tulis laporan Khaberni.

    Gerakan tersebut menggambarkan operasi ini sebagai “pelanggaran hukum internasional yang mencolok dan belum pernah terjadi sebelumnya,” dan menegaskan bahwa tindakan yang sedang berlangsung tersebut mencerminkan “penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan perjanjian yang dirancang untuk melindungi warga sipil selama masa perang.”

     

    (oln/khbrn/*)

  • Disambut Sebagai Pahlawan, Dubes Afrika Selatan yang Diusir dari AS Pulang ke Afsel Tanpa Penyesalan – Halaman all

    Disambut Sebagai Pahlawan, Dubes Afrika Selatan yang Diusir dari AS Pulang ke Afsel Tanpa Penyesalan – Halaman all

    Dubes Afrika Selatan yang Diusir dari AS Pulang ke Afsel Tanpa Sedikitpun ada Rasa Penyesalan

    TRIBUNNEWS.COM- Duta Besar Afrika Selatan untuk AS yang diusir, Ebrahim Rasool, mengatakan pada hari Minggu bahwa ia kembali ke rumah tanpa “penyesalan,” setelah penerbangan selama 32 jam dari AS melalui Qatar ke Cape Town, Anadolu Agency melaporkan.

    Rasool mengatakan bahwa ia lebih suka datang ke Afrika Selatan dengan kesepakatan yang aman dengan AS. Ia mengatakan kepada warga Afrika Selatan di Cape Town: “Namun, kami tidak dapat melakukannya dengan membiarkan AS memilih siapa yang harus menjadi teman dan siapa yang harus menjadi musuh kami.”

    Ia mengatakan mereka tidak dapat “berhasil” dalam menepis “kebohongan genosida kulit putih” di Afrika Selatan.

    Rasool menekankan bahwa Afrika Selatan tidak dapat “memenangkan” Undang-Undang Pertumbuhan dan Peluang Afrika (AGOA) AS dengan menarik kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).

    “Karena saat ini, pemboman masih terus terjadi dan penembakan masih terus terjadi, dan jika Afrika Selatan tidak berada di ICJ, Israel tidak akan terungkap, dan Palestina tidak akan punya harapan,” imbuhnya.

    Rasool menggarisbawahi bahwa dia tidak ada di sana untuk mengatakan bahwa Afrika Selatan anti-Amerika atau tidak membutuhkan Amerika.

    “Kami datang ke sini bahkan setelah dinyatakan sebagai persona non grata. Kami tetap datang ke sini dan berkata, kami harus membangun kembali dan kami harus mengatur ulang hubungan dengan Amerika,” katanya.

    Menekankan bahwa Afrika Selatan “tidak dapat memiliki gagasan yang sederhana” bahwa “Anda harus menempatkan duta besar kulit putih untuk presiden kulit putih” di AS, Rasool berkata: “Kita memiliki hubungan yang harus kita atur ulang dan kita harus bangun kembali.”

    Minggu lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan duta besar Afrika Selatan untuk AS sebagai persona non grata setelah Rasool, selama webinar yang diselenggarakan oleh Institut Mapungubwe Afrika Selatan untuk Refleksi Strategis, menuduh Trump menjalankan kebijakan dan praktik yang oleh utusan tersebut digambarkan sebagai “tanggapan supremasi kulit putih terhadap keragaman demografi yang berkembang di Amerika Serikat.”

    Langkah itu diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Pretoria. Trump menandatangani perintah eksekutif bulan lalu yang memangkas bantuan keuangan AS ke Afrika Selatan, dengan alasan kekhawatiran tentang undang-undang perampasan tanahnya, kasus genosida terhadap Israel di ICJ, dan hubungan yang semakin erat dengan Iran.

     

    Kedatangannya Disambut Meriah di Afrika Selatan

    Ebrahim Rasool tiba di Afrika Selatan dengan sambutan meriah, layaknya menyambut seorang pahlawan. 

    Diteriakkan lagu-lagu Afrika Selatan menyambut kedatangannya. 

    “Menyambut pulang seorang pahlawan! Duta Besar Ebrahim Rasool kembali ke kampung halamannya di Cape Town hari ini” tulis pengguna Instagram dalam postingannya,

    “Setelah berdiri tegak demi keadilan di panggung global. Seperti inilah wujud kepemimpinan—perwujudan keberanian Rasool yang berhati singa, yang membawa ruh Badar dalam jiwanya, tak tergoyahkan menghadapi kesulitan”.

     

     

     

     

    “Bukanlah suatu kebetulan bahwa pengusirannya terjadi pada bulan Ramadan yang penuh berkah; keberaniannya mengingatkan kita pada kemenangan yang diraih melalui iman, ketahanan, dan persatuan”.

    “Dari jalanan Distrik Enam hingga koridor kekuasaan, saudara kita Ebrahim telah berjuang demi keadilan universal—keadilan yang melampaui batas negara, menggemakan seruan saudara-saudari kita di Palestina”.

    “Suaranya, yang dibungkam oleh mereka yang takut akan kebenaran, kini terdengar lebih keras di tanah kelahirannya. Diusir dari Amerika bukan karena kelemahan, tetapi karena kekuatan—karena berani menentang penindasan, karena mewujudkan panggilan Al-Quran untuk berdiri teguh demi apa yang benar”.

    “Inilah Afrika Selatan—negara para pejuang, negara yang kini dihukum karena solidaritasnya dengan kaum tertindas”.

    “Mereka (Amerika dan Israel) memotong bantuan, mereka mengusir duta besar kami, tetapi mereka tidak dapat mematahkan semangat kami”. tulis seorang warga Afrika Selatan.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Prasasti Buatan Sahabat Nabi Muhammad SAW Ungkap Sejarah Awal Islam

    Prasasti Buatan Sahabat Nabi Muhammad SAW Ungkap Sejarah Awal Islam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah prasasti Paleo-Arab pada sebuah batu besar di dekat reruntuhan masjid di Arab Saudi mungkin diukir oleh Hanzhalah bin Abi Amir, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW.

    Hal tersebut diketahui dari hasil analisis oleh para peneliti dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Near Eastern Studies edisi April.

    Tidak seperti teks sebelumnya, prasasti ini diukir pada awal abad ketujuh sebelum Islam mendominasi Arab, sehingga menjadikannya saksi penting bagi Hijaz pra-Islam (wilayah tempat Mekah berada) dan latar belakang agama islam.

    Temuan ini memberikan pencerahan tentang masa-masa awal Islam, kata para peneliti.

    “Berlawanan dengan kepercayaan yang dipegang secara umum bahwa Islam lahir dalam cahaya penuh sejarah, kita tidak tahu banyak tentang kebangkitan Islam dari sumber-sumber kontemporer,” kata Ahmad Al-Jallad, seorang profesor studi Arab di The Ohio State University dan salah satu penulis studi tersebut.

    “Periode waktu itu diselimuti misteri. Prasasti-prasasti ini memberikan dasar yang dapat diverifikasi untuk penulisan sejarah berbasis bukti dari periode ini,” terangnya, dikutip dari Live Science, Kamis (20/3/2025).

    Yusef Bilin, seorang kaligrafer Turki yang mengunjungi sebuah masjid kuno di kota Taif, melihat dua prasasti di sebuah batu besar yang berjarak sekitar 100 meter. Pada tahun 2021, ia membawanya ke para penulis penelitian ini.

    Prasasti-prasasti itu ditulis dalam aksara Paleo-Arab, yang menggambarkan fase akhir pra-Islam dari alfabet Arab. Penulis prasasti atas dan bawah mengidentifikasi diri mereka sebagai Ḥanẓhalah, putra ʿAbd-ʿAmr-w dan Abd al-ʿUzzē, putra Sufyān.

    Teks tersebut diterjemahkan menjadi “Dengan nama-Mu, Tuhan kami, aku Ḥanẓhalah [putra] ʿAbd-ʿAmr-w, aku mengajak (Anda) untuk bertakwa kepada Tuhan” dan “Dengan nama-Mu, Tuhan kami, aku ʿAbd al-ʿUzzān putra Sufyān, aku mengajak (Anda) untuk bertakwa kepada Tuhan.”

    Para penulis mempelajari biografi Muslim tradisional tentang Muhammad dan catatan silsilah orang Arab dan menemukan bahwa kombinasi nama-nama ini sangat jarang terjadi.

    Satu orang dengan nama Ḥanẓhalah, yang ayahnya bernama ʿAbd-ʿAmr, memenuhi syarat. Orang ini berasal dari suku Aws, yang berbasis di Yatsrib (sekarang dikenal sebagai Madinah). Ia disebut sebagai sahabat Muhammad dalam literatur Islam awal.

    Penggunaan bahasa Paleo-Arab dengan mudah menempatkan prasasti-prasasti ini pada akhir abad keenam atau awal abad ketujuh dan sangat cocok dengan garis waktu Hanzalah, yang meninggal dalam pertempuran Uhud pada tahun 625 Masehi.

    Kedua ada nama ʿAbd al-ʿUzzē yang merujuk pada dewi pagan Arab al-Uzza, yang lebih jauh lagi mendukung gagasan bahwa prasasti-prasasti tersebut dibuat oleh orang-orang yang bukan pengikut Muhammad – atau setidaknya belum.

    Analisis ini mengarahkan para peneliti untuk menyimpulkan bahwa Hanzalah kemungkinan besar sama dengan yang dikaitkan dengan Muhammad dan bahwa ia mengukir kata-kata ini saat bepergian melalui Taif, mungkin dengan seseorang bernama ʿAbd al-ʿUzzē, sebelum ia masuk Islam.

    “Pada dasarnya tidak dapat dibayangkan bahwa prasasti ini dibuat setelah Muhammad mulai menyebarkan Islam, karena orang-orang di Taif sangat memusuhinya, dan kecil kemungkinan salah satu pengikutnya pergi ke sana dan meninggalkan prasasti ini,” ujar salah satu penulis penelitian, Hythem Sidky, direktur eksekutif Asosiasi Studi Alquran Internasional di Washington, D.C.

    Al-Jallad menambahkan bahwa patina pada prasasti dan pola pelapukan menunjukkan bahwa prasasti tersebut telah ada di sana dalam waktu yang lama, sehingga mengesampingkan kemungkinan pemalsuan modern.

    James Montgomery, seorang profesor Studi Arab dan Timur Tengah di University of Cambridge yang tidak terlibat dalam penelitian ini, berpendapat bahwa identifikasi tersebut kemungkinan besar akurat.

    Namun, ia tidak yakin dengan klaim bahwa Hanzhalah yang disebutkan dalam prasasti tersebut adalah Hanzhalah yang sama dengan yang ada dalam di sejarah Islam.

    “Saya ingin menunda penilaian sampai kita memiliki dua prasasti lain yang juga memenuhi kriteria penanggalan yang ketat yang digunakan oleh para penulis,” katanya.

    (dem/dem)

  • Pemimpin Baru Kanada Isyaratkan Gelar Pembicaraan Dagang dengan AS

    Pemimpin Baru Kanada Isyaratkan Gelar Pembicaraan Dagang dengan AS

    ISTANBUL – Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, pada Jumat (21/3) menyatakan Presiden AS, Donald Trump, pada akhirnya akan duduk bersama melakukan negosiasi perdagangan. Ia berargumen bahwa konsumen Amerika akan menjadi pihak yang paling terdampak dari perang dagang yang semakin meningkat akibat kebijakan Washington.

    “Pada akhirnya, rakyat Amerika sendiri yang akan dirugikan oleh tindakan perdagangan mereka,” kata Carney dalam pertemuan dengan para pemimpin provinsi Kanada di Museum Perang Kanada, Ottawa, untuk membahas dampak perang dagang. Pernyataan itu mengutip laporan ABC News yang dirilis pada Sabtu.

    “Itulah salah satu alasan saya yakin bahwa pembicaraan ini akan terjadi dengan tingkat penghormatan yang tepat dan cakupan yang luas. Saya siap kapan pun mereka siap,” tambahnya.

    Carney, yang baru dilantik pekan lalu, belum berbicara langsung dengan Trump. Presiden AS itu kerap melontarkan kritik terhadap Kanada, mengeklaim bahwa AS “menjaga Kanada tetap bertahan” dan bahkan menyebut negara itu seharusnya menjadi “negara bagian ke-51 AS.”

    Saat ditanya mengenai pernyataan Trump, Carney menepisnya dan menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan tidak akan terjadi “sampai kami mendapatkan penghormatan yang layak sebagai negara berdaulat. Dan hal itu bukan standar yang tinggi.”

    AS telah menerapkan tarif 25 persen terhadap baja dan aluminium Kanada serta mengancam akan memberlakukan tarif yang lebih luas terhadap semua ekspor Kanada mulai 2 April.

    Sebagai tanggapan, Carney dan para pemimpin provinsi sepakat untuk mempercepat rencana pembangunan koridor perdagangan dan energi nasional guna meningkatkan rantai pasok domestik serta mengurangi ketergantungan pada pasar AS.

    Untuk meredam dampak ekonomi, pemerintah Ottawa akan menghapus masa tunggu satu minggu untuk asuransi ketenagakerjaan bagi pekerja yang terdampak tarif tersebut dan memberikan keringanan pajak sementara bagi bisnis yang mengalami kesulitan likuiditas.

    Carney, yang mengambil alih kepemimpinan Partai Liberal setelah pengunduran diri Justin Trudeau. Kanada diperkirakan akan memulai proses pemilu dini akhir pekan ini. Pemungutan suara dijadwalkan akan berlangsung pada 28 April 2025.

  • Kiev Mandi Drone Moskow, Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia: Rebut Kembali Nadiya di Luhansk – Halaman all

    Kiev Mandi Drone Moskow, Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia: Rebut Kembali Nadiya di Luhansk – Halaman all

    Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia, Rebut Kembali Satu WIlayah: Kiev Mandi Drone Moskow

    TRIBUNNEWS.COM – Saat Rusia terus melancarkan serangan udara terhadap Ukraina dengan pesawat tak berawak dan rudal, Ukraina berhasil menargetkan sumber beberapa serangan tersebut, BBC melaporkan Minggu (23/3/2025).

    Laporan itu menyatakan, satu di antara serangan balasan Ukraina ini tepat menyasar Pangkalan Udara Engels-2.

    Serangan ini merupakan pukulan telak bagi Moskow, karena selain letaknya jauh di dalam teritorial, Pangkalan Udara Engles-2 Rusia ini merupakan pangkalan utama bagi pembom strategis Moskow dan juga berfungsi sebagai titik pengisian bahan bakar.

    Engels-2, kata Ukraina, juga menyimpan senjata termasuk rudal jelajah subsonik Kh-101 yang diluncurkan dari udara, yang harganya jutaan dolar per rudal, telah sering digunakan dalam serangan malam hari.

    “Serangan pesawat tak berawak terhadap Engels dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, dengan gambar sebelum dan sesudah dari citra satelit Maxar yang merinci luasnya operasi,” tulis laporan. 

    PANGKALAN UTAMA RUSIA – Pangkalan Udara Engels-2 di Rusia merupakan pangkalan utama bagi pesawat pembom strategis Moskow. Serangan pesawat nirawak Ukraina di Pangkalan Udara Engels-2 dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, Minggu (23/3/2025).

     

    Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Letnan Andriy Kovalenko menulis di Telegram, “Di Engels, Rusia kehilangan rudal, termasuk Kh-101, sebagai akibat dari serangan itu. Jumlahnya akan dijelaskan nanti. Lapangan terbang ini menyimpan jumlah rudal terbanyak yang digunakan oleh penerbangan strategis untuk menyerang Ukraina.”

    Sementara operasi militer Rusia ditentukan oleh besarnya serangan, sumber daya Ukraina yang jauh lebih terbatas harus difokuskan pada serangan tepat sasaran ke instalasi militer utama.

    “Rusia akan mencoba melanjutkan serangan malam harinya untuk mengalahkan pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik yang digunakan Kiev untuk mencoba mengalahkan pesawat tak berawak yang menyerbu,” tulis laporan BBC.

    Dua tentara Ukraina pada 24 September 2023, dekat Kreminna, wilayah Luhansk. Pertempuran di bagian timur laut negara itu semakin intensif dalam beberapa bulan terakhir. (Libkos/Getty Images)

    Rebut Desa di Luhansk

    Dalam laporan perkembangan perang, Angkatan Darat Ukraina mengklaim mereka telah merebut kembali Nadiya, sebuah desa di wilayah Luhansk, di timur negara itu.

    Dalam sebuah posting di Telegram, disebutkan kalau mereka merebut Nadiya dalam operasi selama 30 jam, dan telah merebut kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi.

    Postingan tersebut juga memperlihatkan video pertempuran, termasuk pertempuran tank.

    Rekaman itu belum diverifikasi secara independen.

    Pada awal konflik, Rusia pada dasarnya telah menguasai seluruh wilayah Luhansk, tujuan strategis utama invasi Presiden Putin ke Ukraina.

    Sebagian besar Luhansk kini masih berada di bawah kendali militer Rusia.

    Dampak dari serangan rudal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di ibu kota Ukraina, Keiv, pada 2 Januari 2024. Moskow menembakkan rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari udara pada Selasa dini hari. Serangan Rusia itu menargetkan Kiev sebagai sasaran utama, menurut kepala departemen Angkatan Udara Ukraina. (Tangkap Layar/Kostiantyn Liberov/Libkos/Getty Images)

    Tiga Tewas Kena Serangan Rusia di Kiev

    Sebaliknya, srangan Rusia terhadap Ukraina pada Minggu dini hari juga telah menewaskan tiga orang di Keiv dan menyebabkan beberapa orang terluka, kata pejabat setempat.

    Seorang saksi mata mengatakan “semua orang mulai berteriak dan berlarian” saat puing-puing menghantam sebuah blok apartemen.

    Angkatan udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke negara itu.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina dan mengatakan satu orang tewas setelah sebuah mobil terbakar menyusul serangan itu.

    Menyusul serangan di ibu kota negaranya, Presiden Ukraina Zelensky telah meminta tekanan baru terhadap Rusia.

    Hal ini terjadi setelah Kremlin menyatakan mereka selangkah lebih dekat ke pertemuan tatap muka antara Trump dan Putin – tetapi seorang juru bicara mengatakan pembicaraan teknis yang “sulit” perlu dilakukan sebelum hal ini dapat berlanjut.

    Delegasi AS dan Ukraina akan bertemu di Arab Saudi pada hari Minggu, saat Washington berupaya berunding untuk mengakhiri konflik tersebut.

    Pada hari Senin, AS diperkirakan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia.

    Putin telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, dan mengusulkan untuk menghentikan serangan hanya terhadap fasilitas energi.

     

    (oln/bbc/*)

  • Rudal Balistik Houthi Jatuh di Arab Saudi: Fokus Serang Bandara Ben Gurion Agar Israel Terisolasi – Halaman all

    Rudal Balistik Houthi Jatuh di Arab Saudi: Fokus Serang Bandara Ben Gurion Agar Israel Terisolasi – Halaman all

    Rudal Balistik Houthi Jatuh di Arab Saudi: Fokus Serangan ke Bandara Ben Gurion Agar Israel Terisolasi

     

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok Ansarallah Houthi Yaman diklaim sejumlah media Israel, gagal mencapai sasaran dan malah jatuh di wilayah Arab Saudi pada Sabtu (22/3/2025).

    Peluncuran ini disebutkan menyusul serangan rudal balistik sebelumnya ditembakkan Houthi ke Israel pada Jumat malam tetapi dicegat oleh Angkatan Udara Israel (IAF).

    “Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Sabtu malam, dengan mengklaim telah “berhasil” menembakkan rudal balistik “hipersonik” ke Bandara Ben Gurion di Israel,” tulis laporan media Israel, dikutip Minggu.

    Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi Houthi, Yahya Saree, kembali mengulang peringatan sebelumnya kepada maskapai penerbangan internasional bahwa bandara tersebut kini tidak aman untuk penerbangan, dan bahwa blokade ini akan terus berlanjut hingga Israel menghentikan “agresinya di Gaza.”

    Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengidentifikasi peluncuran rudal tersebut tetapi sirene peringatan tidak diaktifkan di Israel karena tidak menimbulkan ancaman.

    Peluncuran rudal sebelumnya pada hari Jumat terjadi sekitar pukul 10:30 malam, beberapa jam setelah dimulainya Sabat Yahudi.

    Sistem pertahanan Israel berhasil mencegat rudal yang masuk di luar wilayah udara Israel.

    “Meskipun tidak ada korban dari pihak Israel, rudal Houthi memicu bunyi sirene di Israel bagian tengah dan wilayah Yerusalem,” tulis laporan All Israel.

     

    SERANGAN RUDAL – Sirene peringatan roket berbunyi di seluruh Israel bagian tengah, Minggu (23/3/2025). Houthi melanjutkan serangan jarak jauh mereka ke Israel di tengah berlangsungnya serangan udara AS ke Yaman dan agresi militer Israel di Jalur Gaza. (Foto: Kumta/Ynet)

    Serpihan peluru kemudian ditemukan di dekat Hebron.

    Houthi kini telah melancarkan empat serangan rudal terhadap Israel dalam empat hari.

    “Kelompok Yaman tersebut tampaknya memfokuskan serangan misilnya ke Bandara Ben Gurion, aset penting bagi ekonomi Israel dan hubungan negara itu dengan dunia luar,” kata laporan media Israel.

    Pesawat El Al Israel Airlines terlihat di landasan pacu Bandara Internasional Ben Gurion di Lod, dekat Tel Aviv, Israel, 10 Maret 2020. (tangkap layar jerusalem post/kredit foto: REUTERS/RONEN ZEVULUN)

    Fokus Serangan ke Bandara Ben Gurion untuk Isolasi Israel

    Pada Kamis kemarin, Yahya Saree mengumumkan kalau Houthi telah memberlakukan “blokade” di Bandara Ben Gurion. 

    “Setelah keberhasilan Angkatan Bersenjata Yaman dalam memutus pengiriman Israel di Laut Merah, blokade diberlakukan di Bandara Ben-Gurion di Palestina yang diduduki,” tulis Houthi yang didukung Iran itu menyatakan dalam sebuah pesan di platform media sosial X. 

    Houthi secara tegas memperingatkan maskapai penerbangan internasional, termasuk Lufthansa, Air France, British Airways, dan easyJet, untuk menghindari penerbangan ke Bandara Ben Gurion demi “keselamatan semua orang.”

    “Harap tanggapi keputusan Angkatan Bersenjata Yaman dengan serius, karena Bandara Ben-Gurion tidak lagi aman sampai agresi di Gaza berhenti,” ancam Houthi.

    Pihak berwenang Israel mengumumkan awal bulan ini kalau Terminal 1 Ben Gurion akan dibuka kembali pada akhir Maret untuk menyambut kembalinya banyak perusahaan penerbangan internasional ke Israel setelah lebih dari setahun berperang dengan Iran dan proksi regionalnya. 

    Meskipun Bandara Ben Gurion dianggap sebagai salah satu bandara teraman di dunia, Houthi berupaya mengisolasi Israel dengan mengganggu penerbangan internasional ke dan dari negara Yahudi tersebut.

    Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer AS untuk menyerang Houthi di Yaman. 

    “Hari ini saya telah memerintahkan Militer Amerika Serikat untuk melancarkan tindakan Militer yang tegas dan kuat terhadap Houthi di Yaman,” kata Trump dalam sebuah posting di platform media sosial Truth Social.

    “Mereka telah melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang tiada henti terhadap kapal, pesawat, dan pesawat nirawak Amerika serta negara-negara lain,” lanjutnya. 

    Trump berjanji bahwa serangan militer AS akan terus berlanjut selama Houthi terus mengganggu pelayaran internasional di Laut Merah. 

    “Kepada semua teroris Houthi, WAKTU KALIAN SUDAH HABIS, DAN SERANGAN KALIAN HARUS DIHENTIKAN, MULAI HARI INI,” tulis Trump.

    “JIKA TIDAK, NERAKA AKAN MENGHANCURKAN KALIAN DENGAN SANGAT BAIK, SESUATU YANG BELUM PERNAH KALIAN LIHAT SEBELUMNYA!” tambah Trump.

    Washington dilaporkan telah meminta Yerusalem untuk fokus pada Hamas dan Hizbullah dan membiarkan Amerika Serikat menangani Houthi. 

    Puluhan anggota Houthi, termasuk beberapa pejabat senior, dilaporkan tewas dalam serangan AS. 

    Namun, Houthi sejauh ini menolak untuk mundur, dan bersumpah untuk terus menyerang Israel, serta kapal-kapal militer AS. 

    Pejabat senior Houthi Jamal Amer baru-baru ini memperingatkan bahwa eskalasi dengan Amerika Serikat mungkin terjadi. 

    “Sekarang kita melihat bahwa Yaman sedang berperang dengan AS dan itu berarti kita punya hak untuk membela diri dengan segala cara yang mungkin, jadi eskalasi mungkin terjadi,” kata Amer.

     

    (oln/toI/Alisrl/*)

  • X Gugat Pemerintah India, Tak Terima Aturan Ketat Sensor Konten

    X Gugat Pemerintah India, Tak Terima Aturan Ketat Sensor Konten

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan platform X (dulunya Twitter) dan India memanas. Padahal Elon Musk, selaku pemilik X, baru bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Washington DC bulan lalu.

    Dalam pertemuan itu, Musk memberikan hadiah kepada perdana menteri India dan memperkenalkannya kepada keluarganya. Modi bahkan menggambarkan pertemuan tersebut sebagai pertemuan yang sangat baik.

    Namun hampir sebulan kemudian, platform media sosial Musk, X, mengajukan gugatan terhadap pemerintah India. Platform tersebut menuduh bahwa India menyensor konten online terlalu ketat dan dilakukan secara tidak sah.

    Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan tinggi negara bagian Karnataka di India Selatan pada 5 Maret, X menuduh pemerintah India menggunakan “mekanisme yang tidak sah” untuk memblokir konten online.

    Mereka juga menuduh India memberdayakan pejabat pemerintah dan kementerian untuk menghapus konten online ilegal, sehingga menghindari proses hukum untuk regulasi konten yang diatur dalam Undang-Undang Teknologi Informasi negara tersebut.

    Pasal 69A dari Undang-Undang Teknologi Informasi, yang disahkan pada Oktober 2000, memberikan hak kepada kementerian Teknologi Informasi India untuk menghapus konten online yang dianggap berbahaya bagi keamanan nasional dan “kesopanan publik”, tetapi harus mengikuti proses peradilan dengan meminta izin untuk menghapus konten online dari Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi (MeitY).

    MeitY akan memeriksa konten tersebut dan kemudian memutuskan apakah akan menyensornya.

    Sekarang, pemerintah India telah memiliki mekanisme baru untuk menghapus konten yang ada di Pasal 79 (3) (b) dari Undang-Undang IT, khusus proses pemblokiran terpisah.

    Pasal 79 (3)(b) memungkinkan konten online untuk dihapus setelah ada pemberitahuan dari pejabat pemerintah. Pemberitahuan untuk menghapus konten dapat dikirim melalui portal “Sahyog” (yang berarti kerja sama dalam bahasa Inggris) milik pemerintah tanpa adanya tinjauan yudisial dalam bentuk apa pun.

    Pemerintah India mewajibkan platform media sosial seperti X untuk mendaftar ke portal Sahyog, tetapi platform media sosial tersebut mengklaim bahwa itu akan membuat mereka terkena sensor sewenang-wenang.

    “Kekuatan sensor legal baru yang mereka ciptakan [melalui portal Sahyog] tidak memiliki perlindungan seperti persyaratan petugas yang ditunjuk untuk mengirimkan permintaan sensor ke pemerintah pusat,” ujar Apar Gupta, seorang pengacara dan salah satu pendiri Yayasan Kebebasan Internet, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (23/3/2025).

    Sekarang, hal ini dapat dilakukan oleh departemen pemerintah mana pun dengan menunjuk seorang petugas yang dapat mengirimkan permintaan penghapusan, seperti yang dilakukan oleh Kementerian Perkeretaapian India awal tahun ini. Saat itu mereka memerintahkan X untuk menghapus lebih dari 200 video tentang penyerbuan yang terjadi di New Delhi pada bulan Februari.

    “Melalui sistem sensor paralel, pemerintah telah mengambil langkah ilegal. Ada benarnya klaim yang dibuat oleh X dalam hal ini,” tambah Gupta.

    Kasus X melawan pemerintah India diumumkan oleh laporan media India pada 20 Maret dan sidang berikutnya akan diadakan di Pengadilan Tinggi Karnataka pada tanggal 27 Maret.

    (hsy/hsy)

  • Cerita Nakes Idap Kanker Rektum di Usia 33, BAB Berdarah Dikira gegara Sembelit

    Cerita Nakes Idap Kanker Rektum di Usia 33, BAB Berdarah Dikira gegara Sembelit

    Jakarta

    Seorang perawat menceritakan kisahnya didiagnosis kanker rektum atau kanker kolorektal di umur 33 tahun. Gejala awal yang dia rasakan mulai dari sembelit hingga BAB berdarah.

    Saat memeriksakan diri ke dokter, dia diminta mengubah pola makan dan dirawat karena wasir. Namum hasil kolonoskopi mengungkapkan adanya massa di ujung sistem pencernaannya.

    “Itu sangat mengejutkan. Saya tidak memiliki faktor risiko apapun,” kata Katie Dutton kepada TODAY.

    Pada bulan Mei 2022, Dutton tiba-tiba mengalami sembelit. Ia tidak pernah mengalami masalah itu sebelumnya, tetapi saat berlibur di Las Vegas, ia menyadari bahwa ia tidak buang air besar selama seminggu.

    Pada bulan Desember tahun itu, ia melihat semburan darah merah terang setelah buang air besar dan kemudian perdarahan terus-menerus hampir setiap kali ia pergi ke kamar mandi.

    Ketika Dutton menyebutkan tanda-tanda peringatan itu kepada dokternya, ia diberi tahu bahwa itu mungkin wasir yang kambuh karena sembelit. Saran dokter adalah untuk makan lebih banyak serat.

    “Ketika saya mulai merasakan gejala, (kanker kolorektal) sudah ada dalam radar saya, tetapi saya masih berpikir, ‘Ah, mungkin tidak,’” kenangnya.

    Pada bulan Juni 2023, Dutton pergi ke dokter perawatan primer baru yang merujuknya ke dokter spesialis gastroenterologi. Kolonoskopi mengungkapkan adanya polip besar di rektumnya yang akhirnya memicu diagnosisnya.

    Dokter melihat penyakit ini semakin banyak menyerang orang yang lebih muda karena alasan yang tidak diketahui, kata Dr Laila Rashidi, seorang ahli bedah kolorektal di MultiCare di Tacoma, Washington, yang merawat Dutton. Setengah dari pasien Dr Rashidi berusia di bawah 50 tahun.

    Dutton tidak memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal atau faktor risiko lainnya seperti makan banyak daging merah dan olahan, merokok, atau menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

    “Dia sehat. Dia muda. Dia aktif. Dia makan dengan baik. Dia berolahraga setiap hari, dia dalam perawatan kesehatan. Dia adalah contoh sempurna dari seseorang yang tidak akan pernah Anda pikirkan,” ujar Dr Rashidi.

    NEXT: Pengobatan Kanker Kolorektal

    Dutton secara mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker kolorektal stadium 3B di bulan November 2023. Usianya baru 33 tahun. Dia menjalani kemoterapi selama empat bulan, tetapi merasa lega karena tidak memerlukan radiasi pada panggulnya, yang akan membuatnya tidak dapat memiliki anak.

    Pada bulan Mei 2024, Dutton menjalani operasi untuk mengangkat semua jejak massa dan sebagian besar rektumnya. Dr Rashidi kemudian menyambungkan kembali bagian-bagian sistem pencernaannya yang sehat.

    Perawat tersebut menjalani kemoterapi selama dua bulan lagi dan sekarang dipantau dengan pencitraan setiap tiga bulan dan pemeriksaan laboratorium, termasuk tes laboratorium untuk memeriksa DNA tumor yang beredar.

    Dutton mendesak orang lain untuk mewaspadai gejala-gejala tersebut dan mengadvokasi diri mereka sendiri.

    “Singkirkan kanker terlebih dahulu. Taruhannya terlalu tinggi,” tutupnya.

    Simak Video “Kenali Risiko Kanker Penis pada Pria Dewasa”
    [Gambas:Video 20detik]

  • 5 Kasus Obesitas Ekstrem di Dunia, Ada yang Bobotnya Lebih dari Setengah Ton

    5 Kasus Obesitas Ekstrem di Dunia, Ada yang Bobotnya Lebih dari Setengah Ton

    Jakarta

    Kasus terkait obesitas sering kali menyita perhatian banyak pihak. Hal ini karena obesitas merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan hidup individu tersebut bisa lebih berat.

    Obesitas ekstrem biasanya diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang jauh di atas 40, dan sering kali disertai dengan berbagai komplikasi kesehatan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah sederet kasus obesitas terekstrem yang pernah tercatat.

    1. Jon Brower Minnoch

    Orang paling berat dalam sejarah medis adalah Jon Brower Minnoch (Amerika Serikat) yang hidup antara tahun 1941-1983. Pada bulan Maret 1978, dirinya secara resmi diakui sebagai orang paling berat yang pernah hidup.

    Jon lahir pada tanggal 29 September 1941, di kota kecil Bainbridge Island, sebelah timur negara bagian Washington. Dirinya mengidap obesitas parah sejak masa kanak-kanak, di usianya yang masih belia, 12 tahun Jon sudah memiliki berat badan yang luar biasa, yakni 294 pon (133 kilogram)

    Pada akhirnya, konsultan endokrinologi dr Robert Schwartz menghitung bahwa Jon yang memecahkan rekor itu pasti memiliki berat lebih dari 635 kg.

    2. Khalid bin Mohsen Shaari

    Khalid bin Mohsen Shaari pria dari Jazan, Arab Saudi diketahui memiliki berat badan 610 kg. Dirinya bahkan berjuang untuk menjadi ‘normal’ dan sukses menurunkan berat badan hingga 542 kg.

    Obesitas ekstrem ini membuat Shaari terbaring cukup lama di tempat tidur yakni selama tiga tahun. Kasus obesitasnya ini menarik perhatian mantan Raja Arab Saudi Abdullah yang akhirnya bertekad mengubah hidup Shaari.

    3. Manuel Uribe

    Pria asal Meksiko ini meninggal dunia pada usia 48 tahun. Sebelumnya, Manuel Uribe pernah mencapai puncak berat yakni 560 kg, dirinya juga sukses memangkas sekitar 394 kg.

    Berat badannya ini membuat Uribe tidak bisa melakukan aktivitas secara normal. Dirinya terbaring di tempat tidurnya selama bertahun-tahun karena tidak dapat berjalan sendiri.

    4. Mayra Rosales

    Mayra Rosales, perempuan dari Texas, Amerika Serikat pernah tercatat memiliki berat badan sekitar 470 kg. Kehidupannya mulai mendapatkan perhatian publik saat dirinya diduga melakukan kejahatan yang menyebabkan kematian keponakannya. Namun, setelah diselidiki, dirinya dinyatakan tidak bersalah.

    Mayra telah menjalani 11 operasi, termasuk operasi pemasangan pita pinggang dan prosedur pengangkatan kulit tambahan

    5. Paul Mason

    Paul Mason dari Ipswich, Suffolk pernah memiliki berat badan 444 kg. Kondisinya ini membuatnya untuk memutuskan melakukan operasi bypass lambung dan mengubah gaya hidupnya. Mason sukses memangkas berat badannya hingga 272 kg.

    Obesitas ekstrem ini terjadi karena Mason mengonsumsi 20.000 kalori sehari, hampir 10 kali lipat dari rata-rata yang direkomendasikan. Aktivitas ini dia lakukan selama hampir satu dekade.

    (dpy/kna)