kab/kota: Washington

  • Jasa Besar AS untuk Perdagangan Indonesia, Inikah Alasan Sulit Lepas?

    Jasa Besar AS untuk Perdagangan Indonesia, Inikah Alasan Sulit Lepas?

    PIKIRAN RAKYAT – Selama satu dekade terakhir, Amerika Serikat konsisten menjadi salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Negeri Paman Sam merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia sejak 2015 hingga 2025, sejajar dengan India dan Filipina.

    “India, Filipina dan Amerika Serikat merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir,” ungkap Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin 21 April 2025.

    Amalia menjelaskan bahwa surplus terbesar perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat terjadi pada 2022, yakni mencapai 16,57 miliar dolar AS atau setara Rp278,54 triliun (kurs Rp16.810 per dolar). Surplus ini ditopang oleh ekspor nonmigas yang terus meningkat.

    Komoditas Ekspor Unggulan

    Pada kuartal I 2025, nilai ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar 7,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp122 triliun. Komoditas ekspor utama meliputi:

    Mesin dan perlengkapan elektrik: 1,2 miliar dolar AS (Rp20,1 triliun) Alas kaki: 657,9 juta dolar AS (Rp11 triliun) Pakaian dan aksesoris rajutan/non-rajutan: 1,19 miliar dolar AS (Rp20 triliun) Lemak dan minyak nabati: 507,19 juta dolar AS (Rp8,52 triliun)

    “Sepanjang Januari sampai dengan Maret 2025, nilai ekspor keempat komoditas ini mengalami peningkatan yang relatif baik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu,” kata Amalia.

    Sementara itu, Indonesia juga mengimpor dari AS barang-barang seperti mesin, biji dan buah mengandung minyak, instrumen medis hingga ampas sisa industri makanan. Nilai total impor dari AS selama kuartal I 2025 mencapai 2,98 miliar dolar AS atau Rp50,12 triliun.

    Ketergantungan pada Pasar AS

    Ketergantungan Indonesia terhadap AS terlihat jelas dari posisi negara tersebut sebagai tujuan ekspor terbesar kedua Indonesia pada 2024, setelah China. Nilai ekspor ke AS mencapai 26,31 miliar dolar AS (Rp442 triliun), jauh di bawah ekspor ke China sebesar 62,44 miliar dolar AS (Rp1.048 triliun), tetapi tetap sangat signifikan.

    Meski hubungan dagang terlihat menguntungkan, Indonesia kini berada dalam posisi sulit akibat rencana pemberlakuan tarif resiprokal oleh AS sebesar 32 persen. Kebijakan ini muncul sebagai bagian dari perang tarif global yang kian memanas, terutama antara AS dan China.

    Menurut Kepala Ekonom Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto, dampak kebijakan tersebut berpotensi besar mengubah peta perdagangan Indonesia.

    “Most likely implikasinya kita, apakah kita akan mengimpor lebih banyak barang-barang dari AS sekaligus kita juga akan terbanjiri oleh impor barang-barang dari China yang tadinya dikirim ke AS yang harganya sudah naik lebih dari dua, sampai tiga kali lipat,” tuturnya.

    Ancaman Terhadap Industri Manufaktur RI

    Negosiasi perdagangan yang dilakukan oleh delegasi Indonesia ke Washington DC dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, didampingi Menlu Sugiono dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Namun, ada sejumlah kekhawatiran yang muncul dari para pengamat.

    Rully menyebut bahwa rencana impor tambahan dari AS senilai 18-19 miliar dolar AS bisa memberikan tekanan besar terhadap industri manufaktur domestik.

    “Kalau (impor) misalkan meningkat sampai 18 miliar dolar AS, ya pertama pasti impact-nya akan ada kepada trade balance kita. Jadi bisa dari tadinya surplus jadi ke defisit dan mungkin memang ini ada impact juga kepada produsen-produsen di dalam negeri terutama ya,” ujarnya.

    Selain itu, pelonggaran syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam negosiasi turut disoroti karena berisiko menghantam produsen lokal berskala kecil hingga menengah.

    “Kalau TKDN sendiri itu mungkin impact-nya akan mengganggu supplier manufaktur dari Indonesia sebenarnya,” ucap Rully.

    Jalan Tengah yang Menantang

    Pemerintah Indonesia membawa sejumlah usulan ke AS, termasuk revitalisasi perjanjian Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), pelonggaran Non-Tariff Measures (NTMs), serta peningkatan impor migas.

    Pemerintah juga menjanjikan insentif fiskal dan non-fiskal untuk menjaga daya saing ekspor. Namun, dalam negosiasi global, posisi Indonesia tidak sekuat China atau Uni Eropa.

    “Memang sayangnya posisi Indonesia itu salah satu yang mungkin tidak terlalu kuat, beda dengan China atau mungkin dengan Eropa. Mereka mungkin bisa melakukan retaliasi,” kata Rully.

    Harus Perkuat Daya Tawar

    Menurut pengamat intelijen ekonomi Dr Stepi Anriani, Indonesia harus memperkuat intelijen ekonomi di tengah fragmentasi ekonomi global yang mengarah pada pembentukan blok-blok ekonomi baru.

    “Tarif 32 persen terhadap impor dari Indonesia bukan angka kecil. Tiongkok bahkan menghadapi situasi yang lebih parah akibat balasan perang tarif karena transhipment yang digagasnya,” tuturnya.

    Stepi Anriani menyebutkan, Indonesia harus memilih sikap tegas antara membentuk blok tandingan, tunduk pada AS, atau mengambil jalan netral yang penuh risiko ekonomi.

    Optimisme Ekonomi Tetap Ada

    Di tengah tekanan eksternal, sejumlah ekonom menilai Indonesia masih memiliki peluang untuk mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang solid. Ekonom Bank Mandiri Dendi Ramdani menyebutkan tiga faktor kunci yang bisa membawa Indonesia tumbuh melampaui proyeksi IMF, yakni:

    Bonus demografi dan konsumsi domestik Optimalisasi sumber daya alam Peningkatan kualitas institusi dan tata kelola

    “Dalam situasi kualitas institusi dan governance yang belum baik saja Indonesia bisa tumbuh 5 persenan,” ujarnya.

    Dengan tata kelola yang lebih baik, Indonesia diyakini bisa mengejar target pertumbuhan hingga 8 persen seperti yang diharapkan Presiden terpilih Prabowo Subianto.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Profil Luis Antonio Tagle, Kandidat Kuat Pengganti Faus Fransiskus dari Asia

    Profil Luis Antonio Tagle, Kandidat Kuat Pengganti Faus Fransiskus dari Asia

    PIKIRAN RAKYAT – Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus Jorge Mario Bergoglio, yang meninggal pada Senin Paskah, 21 April 2025.

    “Ia merupakan okoh penting dalam Gereja Katolik dunia, dikenal sebagai pemimpin yang cerdas, rendah hati, dan dekat dengan umat,” demikian dikutip dari laman resmi Press Vatikan.

    Ia kini menjabat sebagai Pro-Prefek Bagian Evangelisasi Pertama dan Gereja-Gereja Khusus Baru dari Dikasteri untuk Evangelisasi, serta Rektor Agung Universitas Kepausan Urbaniana.

    Sebelumnya, ia merupakan Uskup Agung Metropolitan Manila. Simak profil selengkapnya!

    Profil, Pendidikan, hingga Karier Keagamaan Luis Antonio Tagle

    Tagle lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina. Pendidikan agamanya dimulai di Sekolah Santo Andreas, Parañaque, yang kala itu dikelola oleh para Misionaris Scheut.

    Ia kemudian masuk Seminari Santo Yosef di Manila, dikelola oleh Serikat Yesus (Jesuit), di mana ia mempelajari filsafat dan teologi.

    Ia ditahbiskan sebagai diakon (pelayan) pada 18 Juli 1981 dan menjadi imam pada 27 Februari 1982.

    Selama tiga tahun pertama, ia melayani di paroki dan menjadi pembimbing rohani di Seminari Keuskupan Imus, bahkan kemudian menjabat sebagai rektor. Ia juga mengajar filsafat dan teologi di berbagai seminari di Filipina.

    Tahun 1985, ia melanjutkan studi di Catholic University of America, Washington D.C., dan meraih lisensi dan doktor teologi sistematik dengan predikat summa cum laude.

    Sekembalinya ke Filipina pada 1992, ia kembali memimpin seminari dan aktif dalam berbagai kegiatan keuskupan dan Konferensi Waligereja Asia. Ia juga dikenal sebagai pembicara ulung dan sering memberi retret dan seminar, baik di dalam maupun luar negeri.

    Pada 22 Oktober 2001, ia diangkat menjadi Uskup Imus dan ditahbiskan pada 12 Desember. Ia aktif melibatkan kaum muda, bahkan menyapa mereka lewat siaran video mingguan. Sepuluh tahun kemudian, pada 13 Oktober 2011, ia diangkat menjadi Uskup Agung Manila.

    Kardinal Tagle juga berperan penting dalam Sinode Para Uskup, menjadi Presiden Delegasi dalam dua sidang besar pada 2014 dan 2015 yang membahas tantangan pastoral keluarga. Pada Mei 2015, ia menjadi Presiden Caritas Internationalis, lembaga kemanusiaan Katolik global.

    Tagle Pilih Paus Fransiskus Tahun 2013 Silam

    Ia turut ambil bagian dalam konklaf Maret 2013 yang memilih Paus Fransiskus. Pada 8 Desember 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa. Ia telah menjadi Kardinal sejak diangkat oleh Paus Benediktus XVI pada 24 November 2012.

    Pada 1 Mei 2020, Paus Fransiskus mengangkatnya ke jajaran Kardinal Uskup, peringkat tertinggi dalam hierarki Kardinal, sejajar dengan para pemegang gelar gereja suburbikar.

    Kardinal Tagle juga menjadi anggota berbagai lembaga penting di Vatikan, termasuk Dikasteri untuk Pendidikan dan Budaya, Hidup Bakti, Gereja-Gereja Timur, Liturgi dan Sakramen, hingga Dialog Antaragama. Ia juga duduk di Dewan Pengawas Bank Vatikan dan menjabat dalam hubungan internasional Sekretariat Negara.

    Dengan rekam jejak dan keterlibatannya yang luas, Kardinal Tagle tidak hanya menjadi figur penting di Asia, tapi juga berpengaruh dalam arah Gereja Katolik dunia.

    Rangkuman perjalanan Kardinal Luis Antonio Tagle:

    1957 – Lahir pada 21 Juni di Manila, Filipina. 1970-an – Menempuh pendidikan di Sekolah Santo Andreas dan Seminari Santo Yosef, Manila. 1981 – Ditahbiskan sebagai diakon pada 18 Juli. 1982 – Ditahbiskan menjadi imam pada 27 Februari; mulai melayani di paroki dan menjadi rektor seminari. 1985 – Melanjutkan studi teologi sistematik di Catholic University of America, Washington D.C. 1987–1991 – Meraih lisensi dan doktor teologi sistematik dengan predikat summa cum laude. 1992 – Kembali ke Filipina, memimpin seminari dan aktif dalam kegiatan keuskupan dan Konferensi Waligereja Asia. 2001 – Diangkat sebagai Uskup Imus pada 22 Oktober dan ditahbiskan pada 12 Desember; aktif menyapa kaum muda. 2011 – Diangkat sebagai Uskup Agung Manila pada 13 Oktober. 2012 – Diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 24 November. 2013 – Mengikuti konklaf yang memilih Paus Fransiskus. 2014–2015 – Menjadi Presiden Delegasi dalam dua Sinode Para Uskup tentang keluarga. 2015 – Diangkat sebagai Presiden Caritas Internationalis pada Mei. 2019 – Diangkat sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa oleh Paus Fransiskus pada 8 Desember. 2020 – Diangkat sebagai Kardinal Uskup oleh Paus Fransiskus pada 1 Mei. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • China Ingatkan Negara Lain Waspada dengan Negosiasi AS soal Tarif Impor – Halaman all

    China Ingatkan Negara Lain Waspada dengan Negosiasi AS soal Tarif Impor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – China menuduh Amerika Serikat (AS) menyalahgunakan tarif impor.

    China juga memperingatkan negara-negara lain agar tidak mencapai kesepakatan ekonomi yang lebih luas dengan AS terkait tarif baru yang dikenakan Presiden AS Donald Trump.

    Pasalnya ada maksud tersembungi di balik negosiasi AS dengan negara lain.

    Peringatan China ini muncul pada hari ini, Senin (21/4/2025) di tengah perang dagang yang meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

    China  akan dengan tegas menentang pihak mana pun yang membuat kesepakatan dengan AS dan merugikan China.

    “Kami akan mengambil tindakan balasan dengan cara yang tegas dan timbal balik,” kata Kementerian Perdagangan China dikutip dari Reuters.

    Kementerian tersebut menanggapi laporan Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, bahwa pemerintahan Trump sedang bersiap untuk menekan negara-negara yang mencari pengurangan tarif atau pengecualian dari AS untuk mengekang perdagangan dengan China, termasuk mengenakan sanksi moneter.

    Presiden Donald Trump menghentikan sementara tarif besar-besaran yang diumumkannya terhadap puluhan negara pada tanggal 2 April kecuali terhadap China.

    Dan menunjuk ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut sebagai negara yang dikenai pungutan terbesar .

    Dalam serangkaian langkah, Washington telah menaikkan tarif impor China hingga 145 persen, yang mendorong Beijing untuk mengenakan bea balasan sebesar 125% atas barang-barang AS.

    “Amerika Serikat telah menyalahgunakan tarif pada semua mitra dagang dengan mengatasnamakan apa yang disebut ‘kesetaraan’, sementara juga memaksa semua pihak untuk memulai apa yang disebut negosiasi ‘tarif timbal balik’ dengan mereka,” kata juru bicara kementerian tersebut.

    China bertekad dan mampu menjaga hak dan kepentingannya sendiri, dan bersedia memperkuat solidaritas dengan semua pihak, kata kementerian tersebut.

    “Faktanya, tidak ada seorang pun yang ingin memihak,” kata Bo Zhengyuan, mitra di konsultan kebijakan Plenum yang berpusat di China.

    “Jika negara-negara sangat bergantung pada China  dalam hal investasi, infrastruktur industri, pengetahuan teknologi, dan konsumsi, saya rasa mereka tidak akan menuruti permintaan AS. Banyak negara Asia Tenggara termasuk dalam kategori ini.”

    Kebijakan tarif Trump telah mengguncang pasar keuangan karena investor khawatir gangguan parah dalam perdagangan dunia dapat menjerumuskan ekonomi global ke dalam resesi.

    Presiden China  Xi Jinping mengunjungi tiga negara Asia Tenggara minggu lalu dalam upaya memperkuat hubungan regional, dan menyerukan mitra dagang untuk menentang intimidasi sepihak.

    China  mengatakan pihaknya sedang “meruntuhkan tembok” dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah pertikaian perdagangan.

    Taruhannya tinggi bagi negara-negara Asia Tenggara yang terjebak perang dagang AS-China,  terutama mengingat besarnya perdagangan dua arah blok ASEAN regional dengan China  dan Amerika Serikat.

    Menteri ekonomi dari Thailand dan Indonesia saat ini berada di Amerika Serikat.

    Malaysia akan bergabung akhir minggu ini, semuanya berupaya untuk melakukan negosiasi perdagangan dengan AS.

    Enam negara di Asia Tenggara dikenakan tarif berkisar antara 32% hingga 49%.

    ASEAN adalah mitra dagang terbesar China, dengan total nilai perdagangan mencapai $234 miliar pada kuartal pertama tahun 2025, kata badan bea cukai China minggu lalu.

    Perdagangan antara ASEAN dan AS berjumlah sekitar $476,8 miliar pada tahun 2024, menurut angka AS, menjadikan AS mitra dagang terbesar keempat blok regional tersebut.

    “Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan perang tarif,” kata Xi dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media Vietnam, tanpa menyebut Amerika Serikat.

     

  • Instagram dan WhatsApp Diincar, Kerajaan Mark Zuckerberg Goyah

    Instagram dan WhatsApp Diincar, Kerajaan Mark Zuckerberg Goyah

    Jakarta

    Pengguna internet dalam 20 tahun terakhir, kemungkinan besar memiliki akun Facebook, Instagram dan WhatsApp, atau semuanya sekaligus.

    Facebook awalnya didirikan tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Apa yang awalnya dimaksudkan sebagai media sosial khusus mahasiswa Harvard perlahan berubah menjadi bisnis raksasa.

    Tahun 2012, Meta yang saat itu masih dikenal sebagai Facebook membeli Instagram USD 1 miliar dari pendiri Kevin Systrom dan Mike Krieger. Instagram kemudian menjadi aplikasi media sosial yang berpusat pada foto dan menjadi platform bagi influencer untuk membangun bisnis mereka.

    Meta juga membeli WhatsApp pada tahun 2014 seharga USD 19 miliar. Saat ini, aplikasi ini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna aktif secara global dan merupakan aplikasi messenger yang paling banyak digunakan di dunia.

    Patut diakui kerajaan bisnis Meta memang luar biasa. Selain miliaran di WhatsApp, 3,35 miliar orang berbondong ke Facebook tiap bulan, sementara 2 miliar orang menggunakan Instagram. Namun Mark Zuckerberg dapat dipaksa menjual Instagram dan WhatsApp karena gugatan antimonopoli yang sudah dimulai di ruang sidang Washington.

    Gugatan antimonopoli ini awalnya diajukan Desember 2020 oleh Komisi Perdagangan Federal atau Federal Trade Comission (FTC). Mereka menuduh Meta sengaja menyalahgunakan monopoli pasar media sosial untuk membeli Instagram dan WhatsApp sebelum dapat mengancam bisnis Meta, sehingga melanggar undang-undang antimonopoli federal.

    Gugatan tersebut juga mengklaim Zuckerberg sangat menyadari aplikasi tersebut merupakan ancaman dalam komentar di email internal. Salah satu dari tahun 2012 menyebut lonjakan popularitas Instagram sangat menakutkan dan berkomentar, “Kita mungkin perlu mempertimbangkan membayar banyak uang untuk ini.”

    “Facebook secara sistematis melacak calon pesaing dan mengakuisisi perusahaan yang dianggapnya sebagai ancaman persaingan serius,” demikian tuduhan FTC. Tentu Meta sangat menentang klaim tersebut.

    “Bukti di persidangan akan menunjukkan apa yang diketahui setiap anak berusia 17 tahun di dunia, Instagram, Facebook, dan WhatsApp bersaing dengan TikTok, YouTube, X, iMessage milik China, dan banyak lainnya,” kata perusahaan itu yang dikutip detikINET dari Yahoo Finance.

    “Lebih dari 10 tahun setelah FTC meninjau dan menyetujui akuisisi kami, tindakan Komisi dalam kasus ini mengirimkan pesan bahwa tidak ada kesepakatan yang benar-benar final. Regulator seharusnya mendukung inovasi Amerika, daripada berusaha memecah perusahaan Amerika yang hebat dan semakin menguntungkan China dalam masalah kritis seperti AI,” tambah mereka.

    Jika klaim yang dilontarkan FTC terhadap Meta terbukti valid di pengadilan, Zuckerberg dapat dipaksa untuk memisahkan WhatsApp dan Instagram menjadi bisnis yang terpisah. Hal ini bisa berarti perubahan besar pada cara mereka beroperasi atau bahkan potensi penutupan.

    (fyk/rns)

  • Bersitegang dengan China, AS-Filipina Gelar Latihan Perang

    Bersitegang dengan China, AS-Filipina Gelar Latihan Perang

    Jakarta

    Militer Filipina dan Amerika Serikat memulai latihan militer gabungan yang akan mensimulasikan “skenario pertempuran skala penuh”. Latihan ini disebut-sebut sebagai latihan pertahanan di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan China.

    Latihan yang akan berlangsung selama tiga minggu ini, dilakukan seiring kedua sekutu tersebut berusaha menghalangi ambisi pemerintah China di Laut China Selatan yang disengketakan.

    Sekitar 17.000 tentara diperkirakan akan ambil bagian dalam latihan tahunan “Balikatan”, atau “bahu-membahu” tersebut. Latihan ini untuk pertama kalinya akan mencakup simulasi pertahanan udara dan rudal terpadu yang akan dihadiri oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos.

    Senjata-senjata canggih AS termasuk sistem rudal antikapal NMESIS yang “sangat mudah dibawa” juga akan dikerahkan, termasuk di dekat titik sempit penting di perairan yang memisahkan Filipina utara dari Taiwan.

    “Kami tidak hanya akan menunjukkan keinginan kami untuk menegakkan perjanjian pertahanan bersama yang telah ada sejak 1951, tetapi juga kemampuan kami yang tak tertandingi untuk melakukannya,” kata Letnan Jenderal Korps Marinir AS James Glynn pada hari Senin di upacara pembukaan Balikatan di Manila pada Senin, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025).

    “Tidak ada yang membangun ikatan lebih cepat daripada kesulitan bersama,” tambahnya, tanpa menyebutkan lebih detail.

    Mayor Jenderal Filipina Francisco Lorenzo menambahkan latihan tersebut akan memperkuat kemampuan negara untuk mengatasi “tantangan keamanan kontemporer”.

    Filipina telah terus memperdalam kerja sama pertahanan dengan sekutu perjanjian Amerika Serikat sejak Marcos menjabat pada tahun 2022, dan mulai menolak klaim besar-besaran China atas jalur air penting tersebut.

    Selama kunjungan baru-baru ini ke Manila, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan Washington “menggandakan” aliansi tersebut.

    “Pencegahan diperlukan di seluruh dunia, tetapi khususnya di kawasan ini, di negara Anda — mengingat ancaman dari Komunis China,” katanya pada akhir Maret lalu.

    Sementara sebagian besar pasukan yang terlibat dalam Balikatan akan berasal dari Amerika Serikat, negara-negara lain termasuk Australia dan Jepang juga mengirimkan kontingen yang lebih kecil.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Sumbang Surplus Dagang Terbesar ke RI pada Maret 2025

    AS Sumbang Surplus Dagang Terbesar ke RI pada Maret 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat menjadi negara yang memberi surplus perdagangan terbesar dengan Indonesia pada Maret 2025, meski ada ancaman tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan surplus perdagangan nonmigas Indonesia dengan AS senilai US$1,98 miliar.

    Surplus tersebut lebih besar dari bulan sebelumnya atau Februari 2025, yang mana AS menyumbang surplus perdagangan ke Indonesia sebesar US$1,57 miliar.

    “Komoditas penyumbang surplus terbesar dengan Amerika seperti biasa ini didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagian [US$465 juta], alas kaki [US$239,7 juta], dan lemak dan minyak hewan nabati [US$238,7 juta],” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Negara selanjutnya yang penyumbang surplus perdagangan terbesar ke Indonesia adalah India yaitu sebesar US$1,04 miliar, yang kemudian diikuti oleh Filipina yaitu sebesar US$714,1 juta.

    Di sisi lain, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Tiga negara penyumbang defisit terbesar yaitu China (US$1,11 miliar), Australia (US$353,2 juta) dan Thailand (US$195,4 miliar).

    Sementara itu, secara keseluruhan BPS mengumumkan neraca perdagangan tercatat surplus senilai US$4,33 miliar pada Maret 2025. Amalia mengatakan nilai surplus tersebut naik US$1,23 miliar secara bulanan. “Indonesia mencatatkan surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020,” ujarnya.

    Amalia menyebutkan surplus ditopang komoditas nonmigas dengan surplus perdagangan senilai US$6 miliar. Sejumlah komoditas pendorong surplus antara lain lemak dan hewan minyak nabati, bahan bakan mineral, serta besi dan baja.

    “Pada saat yang sama, neraca perdagangan migas defisit US$1,67 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” jelasnya.

    Sebagai informasi, pemerintah sendiri sedang melakukan negosiasi tarif resiprokal Trump. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi menyerahkan proposal tawaran negosiasi ulang penerapan tarif resiprokal yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32% ke Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick di Washington DC, AS pada Sabtu (19/4/2025) waktu setempat.

    Airlangga menyampaikan Indonesia menawarkan untuk meningkatkan pembelian dan impor barang AS agar menyeimbangkan defisit perdagangan antar kedua negara. Memang, Indonesia merupakan negara penyumbang defisit terbesar ke-15 ke neraca perdagangan AS pada tahun lalu.

  • China Wanti-wanti AS Great Depression 1930 Bisa Terulang Akibat Tarif Trump

    China Wanti-wanti AS Great Depression 1930 Bisa Terulang Akibat Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China kembali mengingatkan ancaman krisis ekonomi global atau The Great Depression 1930 sebagai contoh ekstrem yang bisa terulang akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump. 

    Dikutip melalui Reuters pada Senin (21/4/2025), Duta Besar China untuk AS Xie Feng mendesak Washington untuk mengakhiri kebijakan tarif tinggi dan memilih jalan koeksistensi damai.

    Xie menyampaikan bahwa kebijakan tarif sepihak dapat mengguncang perekonomian dunia dan mengingatkan pada kebijakan proteksionis AS yang ikut memicu krisis ekonomi besar hampir satu abad lalu.

    “Tarif yang diterapkan AS pada tahun 1930 memperdalam Depresi Hebat [The Great Depression]. Kita harus belajar dari sejarah dan menghindari kesalahan serupa,” ujar Xie, sebagaimana dikutip dari situs resmi Kedutaan Besar China di AS, Senin (21/4/2025).

    Menggunakan analogi dari pengobatan tradisional China, Xie menekankan pentingnya keseimbangan antara kekuatan besar dunia. 

    Dia menggambarkan hubungan China-AS sebagai ‘resep pengobatan’ yang membutuhkan harmoni agar menghasilkan efek positif bagi dunia.

    “Seperti resep obat yang menggabungkan banyak bahan untuk saling menguatkan, dunia cukup besar untuk menampung baik China maupun Amerika Serikat. Kita harus membantu satu sama lain untuk sukses, bukan saling menjatuhkan,” kata Xie.

    Ketegangan dagang antara kedua negara kembali meningkat, dengan kedua belah pihak saling mengenakan tarif lebih dari 100% serta pembatasan di bidang perdagangan, investasi, hingga kebudayaan.

    China juga mengkritik rencana AS untuk mengenakan biaya pelabuhan tambahan terhadap kapal-kapal yang terhubung dengan Negeri Tirai Bambu. 

    Sementara itu, negara-negara seperti Jepang dan Taiwan mulai menjajaki negosiasi dengan Washington terkait kebijakan tarif yang dijuluki “Liberation Day Tariffs” oleh mantan Presiden Donald Trump. Namun, belum ada dialog tingkat tinggi yang dijadwalkan antara AS dan China hingga saat ini. 

    Trump sebelumnya menyebut bahwa percakapan pribadi dengan China berlangsung baik, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Di sisi lain, Beijing menegaskan bahwa dialog baru bisa dimulai jika AS menunjukkan rasa hormat.

    “China menentang perang dagang, namun kami siap membalas setiap negara yang mengenakan tarif kepada kami,” tegas Xie.

  • Delegasi RI Tindaklanjuti Bahas Teknis dengan USTR, Sepakat Tuntaskan Negosiasi Tarif dalam 60 Hari – Halaman all

    Delegasi RI Tindaklanjuti Bahas Teknis dengan USTR, Sepakat Tuntaskan Negosiasi Tarif dalam 60 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim negoisasi teknis Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah bertemu dengan pihak USTR, bersama Ambassador Jamieson Greer pada Kamis (17/4/2025).

    Pada pertemuan tingkat Menteri tersebut, kedua pihak telah sepakat untuk segera membahas secara intensif proses negosiasi tarif dan menyiapkan kerangka kerja sama.

    Selanjutnya menargetkan untuk menyelesaikan prosesnya dalam jangka waktu 60 hari ke depan.

    Tim Teknis USTR telah mengundang Tim Teknis RI, Jumat (18/4/2025) dengan mulai membahas pokok isu yang menjadi perhatian Amerika Serikat dan Indonesia.

    Indonesia mengharapkan dapat disepakati format, mekanisme dan jadwal negosiasi dengan target waktu 60 hari.

    Sesuai permintaan Airlangga kepada Ambassador Greer, tenggat waktu 60 hari tersebut adalah penyelesaian pembahasan isu untuk disepakati, sehingga masih terdapat waktu 30 hari dari 90 hari penundaan (pause) untuk implementasi kesepakatan.

    “Pembahasan mencakup pendalaman atas penawaran dan permintaan dari Indonesia, dan penjajakan mengenai format, prosedur, dan tahapan dari proses negosiasi,” kata Airlangga, Senin (21/4/2025).

    Menurutnya, pihak USTR menyambut baik proposal Indonesia, dan saat ini sedang menyusun draft dari working document yang akan memuat cakupan dan substansi negosiasi.

    Beberapa isu pendalaman atas penawaran dan permintaan tersebut mencakup penyelesaian berbagai hambatan non-tarif antara lain perizinan impor, digital trade dan Customs Duties on Electronic Transmissions (CDET), pre-shipment inspections dan kewajiban surveyor, dan local content untuk industri.

    Pembahasan juga mencakup implementasi tarif resiprokal, tarif sektoral dan tarif dasar, dan isu akses pasar.

    “Terkait pembahasan format, prosedur, dan tahapan negosiasi, kedua belah pihak sedang mengkaji dan mempersiapkan masukan berdasarkan tenggat waktu penundaan tarif selama 90 hari, dan mendorong adanya posisi bersama dalam waktu 60 hari,” kata Airlangga.

    Kedua belah pihak mendorong dialog dalam waktu secepat-cepatnya untuk mencapai kesepakatan.

    Tim negosiasi teknis ini melibatkan secara terbatas Kementerian/Lembaga yang secara langsung berkaitan dengan kebijakan tarif perdagangan, terdiri dari Sekretaris Kemenko Perekonomian dan Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi (Kemenko Perekonomian), Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (Kemenlu), Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Kemendag), Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kemenkeu), Dewan Ekonomi Nasional (DEN), dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC.

  • Airlangga Geber Negosiasi Tarif dengan AS, Begini Hasilnya

    Airlangga Geber Negosiasi Tarif dengan AS, Begini Hasilnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah pertemuan di tingkat Menteri antara Delegasi RI yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan pihak US Trade Representative (USTR) yang langsung dipimpin Ambassador Jamieson Greer pada Kamis (17/04). Setelah itu di tingkat teknis langsung bergerak cepat melaksanakan pertemuan teknis antara tim teknis RI dengan tim dari pihak USTR.

    Pada pertemuan tingkat Menteri tersebut, kedua pihak telah sepakat untuk segera membahas secara intensif proses negosiasi tarif dan menyiapkan kerangka kerja sama, dan menargetkan untuk menyelesaikan prosesnya dalam jangka waktu 60 hari ke depan. Tim Teknis USTR telah mengundang Tim Teknis RI pada hari Jumat (18/04) dengan mulai membahas pokok isu yang menjadi perhatian Amerika Serikat dan Indonesia.

    Dalam rilisnya yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (20/4/2025), Indonesia mengharapkan dapat disepakati format, mekanisme dan jadwal negosiasi dengan target waktu 60 hari. Sesuai permintaan Airlangga kepada Ambassador Greer, tenggat waktu 60 hari tersebut adalah penyelesaian pembahasan isu untuk disepakati, sehingga masih terdapat waktu 30 hari dari 90 hari penundaan (pause) untuk implementasi kesepakatan.

    Pembahasan mencakup pendalaman atas penawaran dan permintaan dari Indonesia, dan penjajakan mengenai format, prosedur, dan tahapan dari proses negosiasi. Pihak USTR pun menyambut baik proposal Indonesia, dan saat ini sedang menyusun draft dari working document yang akan memuat cakupan dan substansi negosiasi.

    Foto: Ilustrasi kantor United States Trade Representative (USTR). AP/
    Ilustrasi kantor United States Trade Representative (USTR). AP/

    Beberapa isu pendalaman atas penawaran dan permintaan tersebut mencakup penyelesaian berbagai hambatan non-tarif antara lain perizinan impor, digital trade dan Customs Duties on Electronic Transmissions (CDET), pre-shipment inspections dan kewajiban surveyor, dan local content untuk industri. Pembahasan juga mencakup implementasi tarif resiprokal, tarif sektoral dan tarif dasar, dan isu akses pasar.

    Terkait pembahasan format, prosedur, dan tahapan negosiasi, kedua belah pihak sedang mengkaji dan mempersiapkan masukan berdasarkan tenggat waktu penundaan tarif selama 90 hari, dan mendorong adanya posisi bersama dalam waktu 60 hari. Kedua belah pihak mendorong dialog dalam waktu secepat-cepatnya untuk mencapai kesepakatan.

    Tim negosiasi teknis ini melibatkan secara terbatas Kementerian/Lembaga yang secara langsung berkaitan dengan kebijakan tarif perdagangan, terdiri dari Sekretaris Kemenko Perekonomian dan Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi (Kemenko Perekonomian), Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (Kemenlu), Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Kemendag), Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kemenkeu), Dewan Ekonomi Nasional (DEN), dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC.

    (wur/wur)

  • Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah – Halaman all

    Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah – Halaman all

    Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Minggu (20/4/2025) mengatakan pasukan Rusia melanjutkan tembakan dan serangan mereka di sepanjang garis depan meskipun Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata singkat Paskah.

    Gencatan senjata selama 30 jam akan menjadi jeda paling signifikan dalam pertempuran dalam konflik lebih dari tiga tahun.

    Tetapi hanya beberapa jam setelah perintah itu seharusnya mulai berlaku, sirene serangan udara berbunyi di Kiev dan beberapa wilayah Ukraina lainnya.

    Atas hal ini, Zelensky menuduh Rusia mempertahankan serangannya.

    “Di berbagai arah garis depan, telah terjadi 59 kasus penembakan Rusia dan lima serangan oleh unit Rusia,” kata Zelensky di media sosial, mengutip laporan dari panglima tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky pada pukul 6:00 pagi waktu setempat.

    Ia mengatakan kalau dalam enam jam menjelang tengah malam Sabtu, terjadi “387 penembakan dan 19 serangan oleh pasukan Rusia,”.

    Dijelaskan, ada sebanyak 290 kali serangan menggunakan pesawat tanpa awak oleh Rusia

    “Secara keseluruhan, hingga pagi Paskah (Minggu), kita dapat menyatakan bahwa tentara Rusia berupaya menciptakan kesan umum gencatan senjata, sementara di beberapa wilayah masih melanjutkan upaya terisolasi untuk maju dan menimbulkan kerugian di Ukraina,” kata postingan Zelensky.

    Namun, angkatan udara Ukraina pada Minggu pagi tidak melaporkan adanya serangan pesawat tak berawak atau rudal.

    Wartawan AFP melaporkan, mendengar ledakan pada Minggu pagi sekitar belasan kilometer (tujuh mil) dari garis depan di Ukraina timur.

    Ukraina akan menanggapi serangan apa pun secara “simetris”, kata Zelensky, menuduh Rusia “berusaha menciptakan kesan umum gencatan senjata” sambil terus melakukan serangan terisolasi.

    Meriam howitzer Ukraina menyalak menembak pasukan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

    Rusia: Ukraina Geruduk Donetsk Pada Malam Hari

    Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, “meskipun gencatan senjata Paskah telah diumumkan, unit-unit Ukraina pada malam hari berupaya menyerang” posisi-posisinya di wilayah Donetsk, yang diklaim telah berhasil dipukul mundur.

    Dalam semalam, katanya, Ukraina menembaki posisi Rusia 444 kali dan melancarkan 900 serangan dengan pesawat tak berawak.

    Serangan-serangan ini mengakibatkan warga sipil “meninggal dan terluka,” kata kementerian tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Mereka menegaskan pasukannya telah “mematuhi gencatan senjata dengan ketat dan tetap berada di garis depan serta posisi yang sebelumnya mereka duduki.”

    Perintah Putin untuk menghentikan pertempuran selama akhir pekan Paskah muncul setelah berbulan-bulan upaya Presiden AS Donald Trump untuk membuat Moskow dan Kyiv menyetujui gencatan senjata.

    Pada hari Jumat, Washington bahkan mengancam akan menarik diri dari pembicaraan jika tidak ada kemajuan yang dicapai.

    ZELENSKY RAYAKAN PASKAH – Foto ini diambil dari kantor Presiden Ukraina pada Minggu (20/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memberikan ucapan selamat hari raya Paskah pada hari Minggu. (Kantor Presiden Ukraina)

    Beri Kesempatan pada Perdamaian

    “Hari ini mulai pukul 18.00 hingga tengah malam Minggu, pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi selama pertemuan dengan kepala staf umum Rusia Valery Gerasimov.

    Zelensky menanggapi dengan mengatakan Ukraina akan melakukan hal yang sama, dan mengusulkan perpanjangan gencatan senjata setelah hari Minggu, meskipun menuduh Rusia telah mengingkari janjinya.

    “Rusia harus sepenuhnya mematuhi ketentuan gencatan senjata. Usulan Ukraina untuk melaksanakan dan memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah tengah malam ini masih dalam pembahasan,” demikian pernyataan Zelensky pada, Minggu.

    Sebelumnya, ia menyarankan kalau “30 hari dapat memberikan kesempatan bagi perdamaian” — sambil menunjukkan bahwa Putin telah menolak usulan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari.

    Putin mengatakan gencatan senjata untuk liburan Paskah yang dirayakan pada hari Minggu dimotivasi oleh “alasan kemanusiaan.”

    Sementara ia mengharapkan Ukraina untuk mematuhinya, ia mengatakan kalau pasukan Rusia “harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh.”

    Putin mengatakan usulan gencatan senjata terbaru akan menunjukkan “seberapa tulus kesiapan rezim Kiev, serta keinginan dan kemampuannya untuk mematuhi perjanjian dan berpartisipasi dalam proses perundingan damai.”

    Upaya sebelumnya untuk mengadakan gencatan senjata untuk Paskah pada April 2022 dan Natal Ortodoks pada Januari 2023 tidak dilaksanakan setelah kedua belah pihak gagal menyetujuinya.

    Di Kiev pada hari Minggu, saat lonceng Paskah berbunyi, orang-orang menyatakan keraguan mengenai apakah Rusia akan mematuhi gencatan senjata sambil menyambut usulan Zelensky untuk memperpanjangnya.

    “Mereka sudah mengingkari janjinya. Sayangnya, kita tidak bisa mempercayai Rusia saat ini,” kata Olha Grachova, 38 tahun, yang bekerja di bidang pemasaran.

    “Presiden kami telah dengan jelas mengatakan bahwa jika mereka mengumumkan gencatan senjata selama 30 jam, kami akan mengumumkan gencatan senjata selama 30 hari. Jadi biarkan saja mereka melakukannya… agar perang yang mengerikan ini berakhir, agar rakyat kami, tentara kami, dan anak-anak kami berhenti mati,” kata Serhiy Klochko, 30 tahun, seorang pekerja kereta api.

    Namun Natalia, seorang dokter berusia 41 tahun, mengatakan tentang usulan Zelensky selama 30 hari: “Semua yang kami tawarkan, sayangnya, hanyalah tawaran kami. Tidak ada yang menanggapinya.”

    Tentara di kota Kramatorsk, Ukraina timur, dekat garis depan, menyambut pengumuman gencatan senjata dengan skeptis.

    Putin “mungkin melakukannya untuk memberi harapan atau menunjukkan kemanusiaannya,” kata Dmitry, seorang tentara berusia 40 tahun. “Namun, tentu saja, kami tidak percaya [pada Rusia].”

    Prajurit Vladyslav, 22 tahun, menambahkan: “Saya merasa hal ini akan terjadi lagi setelah beberapa saat, dan akan terus berlanjut.”

    Di jalan-jalan Moskow, Yevgeny Pavlov, 58, tidak berpikir Rusia akan memberi Ukraina waktu istirahat.

    “Tidak perlu memberi mereka kelonggaran. Jika kami menekan, itu berarti kami harus menekan sampai akhir,” katanya kepada AFP.

    TAWANAN PERANG UKRAINA – Foto ini diambil dari Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Kamis (20/3/2025), memperlihatkan tawanan perang Ukraina yang dibebaskan oleh Rusia dalam pertukaran 350 tawanan (masing-masing pihak 175 orang) yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab pada Rabu (19/3/2025). (Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

    Rusia dan Ukraina Bertukar Tawanan Perang pada Sabtu

    Tanda-tanda gencatan senjata temporer antara Rusia dan Ukraina sebetulnya menunjukkan prospek baik saat kedua militer melakukan pertukaran tawanan perang menjelang Paskah.

    Sebanyak 246 tentara Rusia dan Ukraina kembali ke pasukan mereka di lokasi yang tidak disebutkan di perbatasan dengan Belarus, menurut Kementerian Pertahanan di Moskow, Sabtu.

    “Selain itu, sebagai tanda niat baik, 31 tawanan perang yang terluka ditukar dengan 15 tentara Rusia yang terluka yang sangat membutuhkan perawatan medis,” kata pernyataan itu.

    Pertukaran tersebut dimediasi oleh Uni Emirat Arab.

    Pihak yang bertikai telah bertukar tawanan perang beberapa kali dalam lebih dari tiga tahun sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia.

    Menurut Presiden Volodymyr Zelensky, 4.552 tentara Ukraina telah dapat kembali ke rumah dengan cara ini.

    Tepat pada Jumat Agung, Ukraina dan Rusia bertukar ratusan jenazah tentara.

    Pihak Ukraina menerima 909 jenazah, menurut staf yang bertanggung jawab atas urusan tawanan perang di Kiev.

    Para prajurit tersebut dilaporkan tewas dalam pertempuran di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhya, Sumy, dan Kharkiv.

    Beberapa dibawa dari kamar mayat di Rusia.

    Pasukan Ukraina menguasai sebagian wilayah perbatasan Rusia bagian barat di Kursk selama berbulan-bulan.

    Sebagai balasannya, pihak Rusia menerima jenazah 41 prajuritnya sendiri.

    Pertukaran tersebut berlangsung di bawah mediasi Palang Merah Internasional, menurut sumber-sumber Ukraina.

     

    (oln/tmt/*)