kab/kota: Washington

  • Tensi di Laut China Selatan Memanas usai Filipina dan Tiongkok Saling Klaim Wilayah Sengketa – Halaman all

    Tensi di Laut China Selatan Memanas usai Filipina dan Tiongkok Saling Klaim Wilayah Sengketa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tensi bilateral di Laut China Selatan kian memanas setelah Tiongkok dan Filipina saling klaim pulau pasir kecil di wilayah tersebut.

    Eskalasi ini dimulai setelah penjaga Pantai Tiongkok membagikan gambar 4 prajurit mereka membentangkan bendera Tiongkok di kawasan berpasir tersebut seperti yang dilapor media negara CCTV.

    Di gambar yang dibagikan CCTV tersebut, terlihat empat petugas berpakaian serba hitam dan memegang bendera Tiongkok, berdiri di wilayah sengketa Sandy Cay di Kepulauan Spratly.

    CCTV menyebut bahwa Tiongkok telah melakukan pengendalian maritim dan menjalankan yurisdiksi kedaulatan atas wilayah terumbu tersebut pada awal April.

    Tayangan tersebut pun menyulut kemarahan sejumlah pihak di Filipina yang turut bersengketa pada wilayah tersebut

    Filipina kemudian mengumumkan pada hari Minggu (27/4/2025) bahwa mereka telah mendarat di wilayah gundukan pasir yang sebelumnya diklaim oleh Tiongkok tersebut.

    Kabar tersebut disertai gambar petugas yang mengibarkan bendera nasional Filipina dengan pose meniru foto dari pihak Tiongkok.

    Dalam pernyataannya, Satuan Tugas Nasional Laut Filipina Barat (NTF-WPS) mengatakan telah menyaksikan “kehadiran ilegal” sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok berjarak 914 meter dari salah satu gundukan pasir, serta tujuh kapal milisi Tiongkok.

    “Operasi ini mencerminkan dedikasi dan komitmen tak tergoyahkan Pemerintah Filipina untuk menegakkan kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi negara di Laut Filipina Barat,” bunyi pernyataan yang dirilis NTF-WPS pada hari minggu tersebut.

    Ketegangan antara kedua negara sendiri terus meningkat, seiring dengan meningginya intensitas konfrontasi antara Tiongkok dan Filipina.

    Armada angkatan laut kedua negara tersebut juga dikabarkan kerap melakukan aksi provokatif dengan menabrakkan kapal dan adu dorong.

    Sandy Cay terletak di dekat pos militer Filipina di Pulau Thitu, yang juga dikenal sebagai Pag-asa, yang konon digunakan Manila untuk memantau pergerakan Tiongkok di kawasan itu.

    Tidak ada tanda-tanda bahwa Tiongkok bermaksud menduduki pulau seluas 200 meter persegi itu secara permanen, dan dilaporkan kapal penjaga pantai pihak Tiongkok telah meninggalkan lokasi.

    Menanggapi tensi tinggi tersebut, Gedung Putih menyatakan laporan tentang perebutan terumbu oleh Tiongkok itu sangat mengkhawatirkan jika benar.

    Dalam komentar yang dilaporkan oleh Financial Times, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, James Hewitt, memberikan peringatan keras kepada Tiongkok.

    “Tindakan (Tiongkok) semacam ini mengancam stabilitas regional dan melanggar hukum internasional”, ungkap Hewitt seraya menambahkan bahwa Gedung Putih terus berkomitmen membantu sekutu terdekat mereka seperti Filipina.

    Langkah Tiongkok ini terjadi bersamaan dengan latihan tahunan skenario perang antara pasukan AS dan Filipina yang disebut latihan Balikatan.

    TENTARA FILIPINA – Pasukan penjaga pantai Filipina memberi hormat selama upacara peresmian gedung operasional baru mereka di Pulau Thitu yang diduduki Filipina, Jumat, 1 Desember 2023, di Laut Cina Selatan yang disengketakan dengan China. (WFX RTV)

    Tiongkok sendiri mengkritik latihan bersama antara AS dan Filipina tersebut sebagai tindakan provokatif..

    Dalam kunjungannya ke Manila bulan lalu, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, juga mengatakan Washington menggandakan komitmen pada aliansinya dengan Filipina dan bertekad membangun kembali efek jera terhadap Tiongkok.

    Sengketa wilayah di Laut China Selatan sendiri telah berlangsung berabad-abad, namun ketegangan kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

    Tiongkok mengklaim porsi terbesar wilayah dalam area yang dibatasi oleh garis “nine-dash” menurut klaimnya sendiri. 

    Garis ini terdiri atas sembilan segmen yang memanjang ratusan mil ke selatan dan timur dari provinsi paling selatannya, Hainan.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Serangan AS Hantam Pusat Tahanan Migran di Yaman, 30 Orang Tewas

    Serangan AS Hantam Pusat Tahanan Migran di Yaman, 30 Orang Tewas

    Sanaa

    Kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman menyebut serangan udara Amerika Serikat (AS) menghantam sebuah pusat penahanan migran yang ada di wilayah Saada, yang dikuasai kelompok tersebut. Diklaim oleh Houthi bahwa sedikitnya 30 orang tewas akibat gempuran militer Washington tersebut.

    “Sebanyak 30 jenazah telah dikeluarkan dari reruntuhan pusat penahanan bagi para migran Afrika,” sebut Kementerian Dalam Negeri Houthi dalam pernyataannya, seperti dilaporkan Al-Masirah TV yang dikelola oleh Houthi, dan dilansir AFP, Senin (28/4/2025).

    Disebutkan dalam pernyataan itu bahwa puluhan orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara yang menghantam area Saada.

    “Tim pertahanan sipil dan Bulan Sabit Merah terus melanjutkan upaya mereka di lokasi kejahatan Amerika tersebut,” demikian dilaporkan Al-Masirah TV.

    Houthi yang merupakan bagian dari “poros perlawanan” Iran terhadap AS dan sekutunya, Israel, menggambarkan diri mereka sebagai pembela Gaza selama perang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas sejak Oktober 2023 lalu.

    Houthi secara rutin meluncurkan rudal dan mengerahkan drone tempur ke wilayah Israel, juga menyerang kapal-kapal kargo yang melintasi rute perdagangan utama di perairan Laut Merah dan sekitarnya.

    Militer AS melancarkan operasi militer terhadap Houthi sejak Januari 2024 dalam upaya menghentikan serangan kelompok tersebut.

    Sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat pada Januari tahun ini, serangan-serangan militer Washington semakin intensif, dengan serangan dilancarkan hampir setiap hari selama sebulan terakhir terhadap posisi-posisi Houthi di wilayah Yaman.

    Media afiliasi Houthi dalam laporannya pada Minggu (27/4) menyebut serangan udara AS menghantam area ibu kota Sanaa pada malam hari, hingga menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai beberapa orang lainnya, termasuk wanita dan anak-anak.

    Serangan AS paling mematikan terjadi sepekan lalu, dengan laporan Houthi menyebut 80 orang tewas akibat serangan udara yang menghantam area pelabuhan bahan bakar Ras Issa di wilayah Hodeidah bagian barat.

    Lihat juga Video ‘Trump Serukan Pertemuan Tingkat Tinggi Rusia-Ukraina’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kebijakan ‘Gila’ Jadi Bumerang, Trump Mulai Tertolak di Dalam Negeri

    Kebijakan ‘Gila’ Jadi Bumerang, Trump Mulai Tertolak di Dalam Negeri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tingkat persetujuan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menurun saat ia mendekati 100 hari menjabat. Menurut jajak pendapat baru, warga Amerika dinyatakan semakin skeptis terhadap tindakannya untuk mengubah pemerintahan.

    Melansir CNBC International, tiga jajak pendapat yang dilakukan pada Minggu menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika tidak menyetujui penanganan Trump terhadap jabatan presiden.

    Tingkat persetujuannya – yang berkisar antara 39% dan 45% dalam tiga survei tersebut – adalah yang terendah untuk presiden yang baru terpilih mana pun pada hari ke-100 dalam lebih dari tujuh dekade.

    Sebuah jajak pendapat Washington Post-ABC News-Ipsos menemukan bahwa 39% orang dewasa AS menyetujui penanganan Trump terhadap jabatan presiden; jajak pendapat CNN/SSRS menemukan bahwa 41% orang Amerika menyetujui; dan jajak pendapat NBC News menemukan bahwa 45% orang dewasa AS menyetujui.

    Peringkat persetujuan terbaru adalah perubahan yang mencolok dari saat Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari dan melihat peningkatan dalam peringkat dukungannya.

    Trump juga kehilangan kepercayaan di antara para pemilih dalam kemampuannya menangani ekonomi, sebuah isu yang ia jadikan sebagai inti dari upayanya untuk menduduki Gedung Putih pada tahun 2024 dan secara konsisten menjadi isu utama bagi para pemilih. Tarifnya yang luas menyuntikkan volatilitas ke pasar keuangan.

    Sebanyak 52% orang dewasa AS menyatakan keyakinannya pada kemampuan Trump untuk menangani ekonomi, menurut jajak pendapat CNN/SSRS. Ini mengalami penurunan 13 poin dari bulan Desember.

    Jajak pendapat Washington Post-ABC News-Ipsos menemukan bahwa hampir tiga perempat orang Amerika, 72%, berpikir bahwa kebijakan ekonomi Trump ‘sangat’ atau ‘agak’ mungkin akan menyebabkan resesi ekonomi dalam jangka pendek.

    Jajak pendapat NBC News menemukan bahwa mayoritas orang Amerika tidak menyetujui penanganan Trump terhadap perdagangan dan tarif (61%) dan inflasi serta biaya hidup (60%).

    Para pemilih juga kehilangan kepercayaan pada kemampuan Trump dalam menangani imigrasi, isu politik penting lainnya yang menjadi titik fokusnya selama masa jabatannya di Gedung Putih. Sebanyak 45% warga Amerika menyetujui kemampuan Trump dalam menangani imigrasi, turun dari 60% pada Desember.

    Peringkat persetujuan Trump turun tajam berdasarkan garis partai, dengan mayoritas Partai Republik menyetujui kepresidenan Trump dan mayoritas Partai Demokrat tidak menyetujuinya.

    Di antara pemilih independen, blok pemilih yang kalah tipis dari Trump pada November, 58% tidak menyetujui penanganan Trump terhadap kepresidenan, menurut Washington Post.

    (tfa)

  • Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan

    Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Karyawan Google DeepMind, divisi Google yang fokus dalam teknologi kecerdasan buatan, bertekad melawan rencana raksasa teknologi tersebut untuk menjual AI ke Israel.

    Financial Times melaporkan bahwa karyawan DeepMind berencana membentuk serikat pekerja untuk bersatu menentang rencana Google menjual teknologi AI ke grup bisnis pertahanan yang punya kaitan erat dengan pemerintah Israel.

    Sekitar 300 pegawai DeepMind disebut telah bergabung dengan Serikat Pekerja Komunikasi (Communication Workers Union/CWU) dalam beberapa pekan terakhir.

    Sebelumnya, berbagai media melaporkan banyak karyawan Google tidak suka dengan hubungan bisnis Google dengan militer Israel. Google dikabarkan menjual layanan cloud dan teknologi AI mereka ke Kementerian Pertahanan Israel.

    Sebelumnya, karyawan Google juga telah melakukan protes terbuka atas kontrak layanan cloud Google dengan pemerintah Israel. Sebanyak 28 karyawan Google yang terkait dengan protes terbuka tersebut dipecat dengan alasan 

    CEO Google Sundar Pichai mengatakan pemecatan dilakukan karena Google berdiri sebagai bisnis. Sehingga, tak diizinkan kegiatan yang memicu ‘onar’ dan mengganggu kenyamanan lingkungan kerja.

    Namun, aksi pemecatan tak berhenti sampai di situ. Jane Chung yang merupakan juru bicara grup aktivis ‘No Tech for Apartheid’ mengatakan ada gelombang pemecatan baru terkait insiden demo.

    Secara total, lebih dari 50 karyawan Google yang dipecat usai menyatakan sikap untuk membela Palestina.

    “Pemecatan terbaru termasuk ke karyawan yang tak berpartisipasi [dalam demo],” kata Chung kepada Washington Post, dikutip dari Forbes, Rabu (24/4/2024).

    “Pemecatan ini menunjukkan Google berupaya untuk menekan perbedaan dan membungkam para pekerja dengan menunjukkan kekuasaan mereka,” ia menambahkan.

    Juru bicara Google mengonfirmasi ke Forbes bahwa pihaknya melakukan pemecatan ke lebih banyak pekerja usai melakukan investigasi terkait demo yang berlangsung.

    “Setiap orang yang diberhentikan secara personal terlibat dalam aktivitas yang disruptif di dalam kantor kami,” kata dia.

    “Investigasi kami terkait peristiwa ini kini sudah rampung,” ia menjelaskan.

    Diketahui, kelompok karyawan Google melakukan aksi demo selama 8 jam di kantor Google di Sunnyvale dan New York City. Demo tersebut untuk menggugat keputusan Google bermitra dengan pemerintah Israel. Dikhawatirkan, militer Israel memanfaatkan teknologi Google untuk melancarkan serangannya ke Gaza.

    (dem/dem)

  • iPhone Hilang, Pemiliknya Tagih Ganti Rugi Rp 84,2 Miliar dari Apple

    iPhone Hilang, Pemiliknya Tagih Ganti Rugi Rp 84,2 Miliar dari Apple

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di zaman sekarang, kehilangan ponsel menjadi petaka untuk banyak orang. Karena HP menjadi tempat menyimpan banyak data begitu juga transaksi keuangan.

    Hal itu juga yang mungkin dirasakan seorang pria bernama Michael Mathews (53). iPhone nya dicuri beberapa waktu lalu di Scottsdale, Arizona.

    Dia kehilangan banyak akses dari foto, musik, pengembalian pajak dan penelitian dari pekerjaannya. Untuk itu, dia menuntut Apple senilai US$5 juta atau sekitar Rp 84,2 miliar.

    Gugatannya meminta akses pada 2 terabyte data yang ada dalam ponselnya. Mathews mengatakan Apple tak memenuhi permintaannya untuk melakukannya meskipun ada bukti data itu miliknya.

    “Meskipun Mathew bisa memberikan bukti substansial dan tidak terbantahkan terdapat akun dan data di akun Apple merupakan miliknya, Apple menolak menyetel ulang Recovery Key atau mengizinkan Mathews mengakses akun dan datanya,” kata gugatan yang dilakukan pria tersebut, dikutip dari Washington Post, Kamis (24/5/2025).

    Menurut Mathews, apa yang dilakukan Apple telah membantu para hacker untuk melakukan aktivitas kriminalnya.

    Pengacara Mathews K.Jon Breyer menjelaskan Apple telah menyimpan data yang bukan milik perusahaan. Namun fakta itu terus ditolak dijawab Apple.

    “Itu pertanyaan yang terus ditolak dijawab Apple. Atas dasar apa Anda bisa menyimpan data pengguna dan tidak mengembalikannya?” kata Breyer.

    Pihak perusahaan tidak mengomentari kasus tersebut dan hanya mengatakan serangan pada pengguna ditanggapi dengan serius.

    “Kami bersimpati dengan orang yang pernah mengalami hal ini dan kami menanggapi semua serangan pada pengguna dengan sangat serius, tidak peduli seberapa jarangnya hal tersebut,” kata Apple.

    (dem/dem)

  • China Kasih Bantuan ke Pengusaha Hadapi Dampak Perang Dagang AS – Page 3

    China Kasih Bantuan ke Pengusaha Hadapi Dampak Perang Dagang AS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta China berjanji akan memberikan bantuan lebih besar kepada bisnis-bisnis yang sedang kesulitan di tengah meningkatnya tekanan dari luar negeri. Komitmen ini disampaikan dalam rapat Politbiro, badan politik tertinggi kedua di China, yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping pada Jumat lalu.

    Melansir CNBC Internasional, Minggu (27/4/2025), langkah ini diambil seiring perang dagang Amerika Serikat-China yang kembali memanas bulan ini, setelah Washington dan Beijing memberlakukan tarif balasan baru yang nilainya lebih dari 100%. 

    Akibatnya, sejumlah bank besar Wall Street memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini. Padahal, Beijing masih mengejar target pertumbuhan sekitar 5% yang sudah ditetapkan sejak Maret lalu.

    Punya Berbagai Langkah Strategis

    Dalam pertemuan tersebut, otoritas China menekankan perlunya berbagai langkah untuk membantu bisnis yang sedang kesulitan, termasuk melalui pemberian dukungan keuangan, sebagaimana tertulis dalam hasil rapat berbahasa Mandarin yang diterjemahkan oleh CNBC.

    Selain itu, Politbiro juga menyarankan adanya “pengurangan tepat waktu” pada suku bunga dan rasio persyaratan cadangan, yaitu jumlah dana cadangan yang wajib disimpan oleh bank. Langkah ini diharapkan dapat memberikan ruang likuiditas tambahan untuk mendukung dunia usaha.

    Menurut kepala peneliti di Bank of China, Zong Liang pemerintah masih mempertahankan arah kebijakan yang ditetapkan sejak awal tahun, namun tetap membuka ruang fleksibilitas untuk kebijakan yang lebih terfokus. 

    Ia memperkirakan China akan melakukan penelitian lebih mendalam terhadap bisnis-bisnis tertentu untuk menemukan strategi dukungan yang lebih efektif dalam menghadapi dampak tarif.

    Sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas, pemerintah China sebelumnya telah menaikkan target defisit fiskal menjadi 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada bulan Maret. Menteri Keuangan Lan Fo’an saat itu menyatakan bahwa langkah tersebut memberikan ruang gerak lebih luas bagi China untuk menggunakan kebijakan fiskal secara aktif.

     

  • Sama-sama Kena Sanksi Barat, Rusia Setuju Mulai Kirim Gas ke Iran Tahun Ini – Halaman all

    Sama-sama Kena Sanksi Barat, Rusia Setuju Mulai Kirim Gas ke Iran Tahun Ini – Halaman all

    Sama-sama Kena Sanksi Barat, Rusia Setuju Mulai Kirim Gas ke Iran Tahun Ini

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia akan mulai mengirimkan gas alam ke Iran tahun ini, Menteri Energi Rusia Sergei Tsivilev mengatakan hal tersebut pada Jumat (25/4/2025) setelah pembicaraan bilateral dengan pejabat Iran.

    Tsivilev menambahkan kalau perusahaan energi Rusia saat ini sedang merundingkan harga ke Iran.

    Moskow  setuju untuk memasok Teheran hingga 55 miliar meter kubik gas per tahun, dan Presiden Vladimir Putin sebelumnya  mengatakan kepada mitranya dari Iran pada bulan Januari kalau, “Kita harus memulai dari yang kecil. ”

    Tsivilev mengatakan volume awal akan mencapai 1,8 bcm dan menggunakan infrastruktur yang ada, menurut kantor berita Interfax.

    Surat kabar bisnis Kommersant melaporkan bahwa jaringan pipa tersebut akan melewati Azerbaijan.

    “Pengiriman diharapkan akan dimulai tahun ini, segera setelah harga disepakati. Perusahaan saat ini sedang menegosiasikan harga. Kami tidak terlibat dalam hubungan komersial, ” kata Tsivilev.

    Setelah bertemu dengan Tsivilev, Menteri Perminyakan Iran Mohsen Paknejad mengatakan pihak berwenang di negaranya  “ berharap dan memperkirakan bahwa beberapa poin akan diselesaikan sesegera mungkin. ”

    Rusia dan Iran, yang keduanya dikenai sanksi berat dari Barat, telah mempererat hubungan dalam beberapa tahun terakhir.

    Bulan ini, kedua negara meratifikasi kemitraan strategis selama 20 tahun untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, pembagian informasi intelijen, dan energi nuklir, serta untuk mendorong investasi dalam pengembangan minyak dan gas.

    “Meskipun memiliki cadangan gas terbesar kedua di dunia, Iran terpaksa semakin dekat untuk menjadi negara importir energi bersih karena sanksi, kurangnya investasi internasional, dan salah urus,” tulis ulasan TMT.

    PIPA GAS RUSIA – Pipa-pipa gas alam perusahaan negara Rusia. Moskow menyetujui untuk mulai memasok energi ini ke Iran di tengah himpitan sanksi negara-negara Barat.

    AS Keluarkan Sanksi Baru

    Departemen Keuangan AS mengeluarkan sanksi baru pada tanggal 22 April yang menargetkan raja gas minyak cair (LPG) Iran Asadoollah Emamjomeh dan jaringan perusahaannya di tengah pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Teheran mengenai program nuklirnya. 

    Jaringan Emamjomeh bertanggung jawab atas pengiriman LPG dan minyak mentah Iran senilai ratusan juta dolar ke pasar luar negeri, kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan. 

    Dikenal juga sebagai “gas untuk memasak” atau “gas tabung,” LPG digunakan untuk memasak, memanaskan, dan memberi tenaga pada kendaraan. 

    Menurut Departemen Keuangan AS, “Tindakan hari ini diambil sesuai dengan kampanye tekanan maksimum pemerintah.” 

    Sanksi baru tersebut diberlakukan setelah munculnya laporan pada hari Selasa bahwa negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington telah berjalan “lebih baik dari yang diharapkan,” menurut sumber yang dikutip oleh Al-Araby al-Jadeed.  

    “Kami mengharapkan kesepakatan antara Teheran dan Washington dalam dua bulan ke depan, mungkin lebih cepat. Negosiasi Iran-Amerika berjalan lebih baik dari yang diharapkan,” kata sumber tersebut.  

    “Pihak Iran terkejut dengan perilaku negosiator Amerika, yang menunjukkan keseriusan, urgensi, dan kurangnya tuntutan yang tidak realistis dan tidak terkait dengan nuklir sejauh ini. Ada persetujuan AS terhadap prinsip hak Iran untuk memperkaya uranium,” imbuh mereka.  

    Sumber tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa Iran “telah menyampaikan saran untuk meyakinkan pihak lain mengenai sifat damai program nuklirnya. 

    Putaran kedua perundingan nuklir yang dimediasi Oman antara Teheran dan Washington berlangsung di Roma pada 19 April, seminggu setelah putaran pertama di Muscat. 

    AS dan Israel mengklaim Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir. Teheran mengatakan program nuklirnya ditujukan untuk tujuan sipil dan pengembangan senjata nuklir tidak Islami. 

    Iran dan AS menandatangani perjanjian pada tahun 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.  

    Selama masa jabatan pertamanya, Presiden AS Donald Trump secara sepihak meninggalkan JCPOA dan meluncurkan kampanye sanksi “tekanan maksimum” terhadap Iran. 

    Trump memberlakukan kembali kebijakan tekanan maksimum setelah kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari. Namun, sejak saat itu ia telah menunjukkan kesediaannya untuk menegosiasikan kesepakatan baru untuk menggantikan JCPOA 2015. 

    Pada tanggal 12 Maret, Trump mengirim surat kepada pimpinan Iran, meminta negosiasi untuk mencapai kesepakatan baru dan mengancam tindakan militer jika Teheran menolak. 

     

     

  • Trump: Kapal-Kapal AS Harus Gratis Lewati Terusan Panama dan Terusan Suez – Halaman all

    Trump: Kapal-Kapal AS Harus Gratis Lewati Terusan Panama dan Terusan Suez – Halaman all

    Trump: Kapal-Kapal AS Harus Gratis Lewati Terusan Panama dan Terusan Suez

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Sabtu (26/4/2025) KALAU kapal-kapal militer dan komersial AS harus diizinkan untuk melakukan perjalanan melalui Terusan Panama dan Terusan Suez tanpa dipungut biaya.

    Pernyataan Trump ini dinilai sebagai peningkatan dorongan sang presiden untuk mengamankan kontrol Amerika yang lebih besar atas rute-rute pelayaran global utama.

    Dalam sebuah unggahan di platform media, Truth Social, Trump mengatakan kalau ia telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk “segera menangani, dan mengenang, situasi ini.”

    “Kapal-kapal Amerika, baik Militer maupun Komersial, harus diizinkan untuk melakukan perjalanan, tanpa biaya, melalui Terusan Panama dan Suez!” tulis Trump.

    “Mereka tidak akan ada tanpa Amerika Serikat!”

    Terusan Panama, yang dirampungkan oleh AS pada awal abad ke-20, membelah tanah genting sempit yang menghubungkan Amerika Utara dan Selatan, sehingga memungkinkan pergerakan yang lebih cepat antara Samudra Atlantik dan Pasifik.

    Saat ini, terusan ini menangani sekitar 40 persen lalu lintas peti kemas AS setiap tahunnya.

    Meskipun Washington mengelola terusan tersebut selama beberapa dekade, kendalinya dialihkan ke Panama pada tahun 1999.

    Trump telah berulang kali menyuarakan penyesalannya atas penyerahan itu, dengan mengatakan kalau ia ingin “mengambil alih kembali” terusan itu.

    Peta Terusan Panama (Britannica)

    Sebelum kembali menjabat pada bulan Januari, ia bahkan menyatakan bahwa ia tidak akan mengesampingkan kemungkinan menggunakan tekanan ekonomi atau militer untuk mendapatkan kembali kendali.

    Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz mendukung seruan Trump, dengan mengatakan bahwa AS “tidak perlu membayar untuk menggunakan terusan” yang dibangunnya.

    Terusan Suez, penghubung penting antara Laut Tengah dan Laut Merah, menawarkan rute laut tercepat antara Eropa dan Samudra Hindia serta Samudra Pasifik Barat.

    Seperti Terusan Panama, biaya transitnya sangat mahal, terkadang mencapai ratusan ribu dolar, tergantung pada ukuran kapal dan muatannya.

    Pemerintahan Trump juga berupaya membatasi pengaruh China di Panama. Pada bulan Februari, Panama mengumumkan penarikan diri dari Prakarsa Sabuk dan Jalan Beijing menyusul tekanan dari Washington dan kunjungan Rubio.

    Walaupun komentar Trump sebelumnya sebagian besar ditujukan pada Terusan Panama, postingan terbarunya memperluas fokus hingga mencakup Terusan Suez di Mesir — jalur penting bagi perdagangan global.

    Masih belum jelas bagaimana Trump bermaksud untuk mencapai jalur bebas bagi kapal-kapal AS melalui dua kanal yang dioperasikan oleh pemerintah asing, tetapi komentarnya menggarisbawahi upaya yang lebih luas dari pemerintahannya untuk menegaskan kembali dominasi AS atas infrastruktur strategis.

  • Target 30 Hari Gagal, AS Kelimpungan Hadapi Houthi Yaman: 7 Drone Jutaan Dolar Lenyap dalam 6 Pekan  – Halaman all

    Target 30 Hari Gagal, AS Kelimpungan Hadapi Houthi Yaman: 7 Drone Jutaan Dolar Lenyap dalam 6 Pekan  – Halaman all

    Target 30 Hari Gagal, Houthi Bikin AS Kelimpungan, 7 Drone Senilai Jutaan Dolar Lenyap dalam 6 Pekan 

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Houthi di Yaman dilaporkan telah menembak jatuh beberapa pesawat tak berawak Amerika Serikat, yang masing-masing bernilai sekitar USD 7 juta (sekitar Rp 117 M per unit), selama enam minggu terakhir.

    Perlawanan Houthi ini mampu menghambat operasi militer AS di wilayah tersebut, CNN melaporkan, mengutip sejumlah pejabat AS.

    “Hilangnya pesawat nirawak bernilai tinggi, termasuk MQ-9 Reapers, telah mencegah pasukan AS membangun superioritas udara di Yaman dalam jangka waktu 30 hari yang dimaksudkan,” kata para pejabat kepada CNN.

    Artinya, niat awal AS menaklukkan perlawanan Houthi Yaman dalam 30 hari, gagal.

    Kemunduran ini telah menunda upaya Washington untuk bergerak ke fase berikutnya dari kampanye militernya.

    Dalam periode yang sama, pasukan Houthi telah meluncurkan 77 pesawat serang satu arah, 30 rudal jelajah, 24 rudal balistik jarak menengah, dan 23 rudal permukaan-ke-udara yang menargetkan pasukan AS, Laut Merah, dan Israel, menurut pejabat AS.

    PESAWAT TANPA AWAK – Sebuah MQ-9 Reaper menerbangkan misi pelatihan di atas Nevada Test and Training Range pada 15 Juli 2019. Houthi Yaman dilaporkan menembak jatuh drone AS pada 4 Maret 2025. (Foto Angkatan Udara AS oleh Prajurit Kelas 1 William Rio Rosado)

    Biaya Operasi Militer Tembus Puluhan Triliun

    Beban keuangan operasi militer AS ini pun terus meningkat, dengan biaya mencapai hampir USD 1 miliar (setara Rp 16,8 Triliun) hanya dalam tiga minggu pertama, kata laporan CNN.

    Meskipun biaya yang dikeluarkan terus meningkat, pasukan AS telah melancarkan serangan udara setiap hari terhadap target-target Houthi selama lebih dari sebulan.

    Sejak 15 Maret, AS telah melancarkan lebih dari 1.200 serangan udara di Yaman.

    Sumber-sumber Houthi melaporkan bahwa serangan-serangan ini telah menewaskan lebih dari 217 warga sipil dan melukai lebih dari 430 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tidak termasuk korban dari kalangan pejuang mereka.

    Bulan lalu, Presiden Donald Trump memerintahkan “tindakan militer yang tegas dan kuat” terhadap Houthi, dengan ancaman akan “memusnahkan sepenuhnya” kelompok tersebut.

    Kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal di perairan regional pada November 2023, dengan menyatakan dukungan bagi warga Palestina di Gaza, tempat hampir 51.500 orang tewas dalam serangan Israel. 

    Meskipun kelompok itu sempat menghentikan operasi selama gencatan senjata Januari antara Israel dan Hamas, mereka melanjutkan serangan setelah “Israel” memperbarui kampanye militernya di Gaza bulan lalu.

    DRONE CANGGIH JATUH – Kolase foto tangkap layar dari PT, Minggu (27/4/2025) yang menunjukkan rudal Houthi dan drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat (AS). Pada Selasa 22 April, angkatan bersenjata Yaman terafiliasi Houthi kembali mengumumkan jatuhnya pesawat tak berawak canggih AS, MQ-9 lainnya di langit negara itu.

    Spesifikasi Drone Canggih AS yang Ditembak Jatuh Houthi

    Drone MQ-9 Reaper adalah salah satu drone operasional terbaik di Amerika Serikat yang telah digunakan oleh militer negara tersebut sejak tahun 2007.

    Drone ini dianggap sebagai senjata pengawasan lapangan utama militer AS selama operasi militer di Laut Merah dan wilayah Yaman.

    Drone MQ-9 Reaper diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat, General Atomics dan harganya sekitar USD 32 juta.

    Tentu saja, jika negara asing menjadi pembeli drone ini, maka harga penjualannya, termasuk pelatihan dan dukungannya jauh lebih mahal, bahkan akan mencapai lebih dari USD 100 juta per unit.

    Drone ini mampu membawa sekitar satu ton berbagai rudal, bom, dan roket berpemandu, dan juga dapat melakukan misi sebagai drone pengintai.

    MQ-9 memiliki mesin turboprop yang memberinya kemampuan mencapai kecepatan lebih dari 300 mph (480 km/jam).

    Jangkauan operasional drone ini sekitar 1.800 kilometer, ketinggian terbang bersenjatanya 7.500 meter, dan daya tahan terbangnya 14 jam.

    Pemeriksaan terhadap gambar-gambar yang dipublikasikan mengenai penghancuran pesawat tak berawak Amerika sejak awal perang Yaman menunjukkan kalau jenis senjata pertahanan udara angkatan bersenjata Yaman telah berangsur-angsur membaik, bahkan sampai pada titik mampu menembak jatuh pesawat tak berawak canggih Amerika.

    TEMBAK DRONE AS – Para petempur milisi kelompok Ansarallah Houthi Yaman berpose di atas puing drone MQ-9 Reaper milik Amerika Serikat (AS). Drone canggih yang harganya selangit itu dilaporkan sudah 21 unit yang ditembak jatuh oleh kelompok Houthi. (DSA/Tangkap Layar)

    Sejak dimulainya operasi “Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci” Yaman, yang dilakukan untuk mendukung rakyat Palestina yang dikepung Israel, sejauh ini, 22 drone MQ-9 yang canggih dan mahal telah ditembak jatuh di langit Yaman.

    Secara keseluruhan, jumlah drone AS yang ditembak jatuh sejak awal perang Yaman, berjumlah 26 unit oleh sistem pertahanan militer dan pasukan rakyat Yaman, yang menyebabkan kerusakan yang setara dengan $ 800 juta untuk operasi udara militer AS di Yaman.

    Kerusakan pasti akan bertambah seiring berlanjutnya petualangan Amerika di wilayah Yaman.

     

    (oln/RNTV/PT/*)

  • Dampak Ledakan di Iran: Sekolah dan Kantor Ditutup Sementara – Halaman all

    Dampak Ledakan di Iran: Sekolah dan Kantor Ditutup Sementara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran kini dalam situasi mencekam setelah terjadi ledakan hebat di Pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, pada Sabtu, 26 April 2025.

    Insiden ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pihak berwenang, sehingga pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah dan kantor di sekitar wilayah tersebut mulai Minggu, 27 April 2025.

    Langkah ini diambil sebagai respons darurat untuk mengurangi risiko kesehatan akibat polusi udara yang berbahaya.

    Apa Penyebab Penutupan Sekolah dan Kantor?

    Penutupan tempat-tempat umum seperti sekolah dan kantor bertujuan untuk melindungi warga dari paparan bahan kimia berbahaya seperti amonia, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida yang mungkin dilepaskan akibat ledakan.

    “Bahan kimia berbahaya seperti ammonium perklorat dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan anak-anak dan pegawai di wilayah Bandar Abbas,” ungkap seorang narasumber.

    Selain itu, penutupan ini juga dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam melakukan pencarian korban, seperti yang dinyatakan oleh Washington Post.

    Dengan menutup tempat-tempat umum, petugas darurat dapat lebih efektif dalam mengorganisir evakuasi dan bantuan ke area-area yang paling terdampak.

    Apa yang Terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee?

    Ledakan yang terjadi sekitar pukul 10:00 waktu setempat itu sangat dahsyat, dengan getarannya terdengar hingga Pulau Qeshm yang berjarak 26 kilometer dari Bandar Abbas.

    Video yang beredar menunjukkan gumpalan awan jamur besar yang muncul setelah ledakan, diiringi dengan kebakaran yang melahap beberapa kontainer dan fasilitas di sekitarnya.

    “Saya tidak ingat apakah saya masuk ke bawah meja atau terlempar ke sana akibat ledakan,” kata seorang saksi mata kepada TV pemerintah Iran.

    Rekaman udara menunjukkan bahwa sedikitnya tiga area di sekitar pelabuhan terbakar.

    Apa Penyebab Ledakan?

    Menurut narasumber dari Korps Garda Revolusi Islam Iran, penyebab ledakan diduga berkaitan dengan bahan bakar peluru kendali rudal padat.

    Diketahui bahwa bahan yang meledak adalah ammonium perklorat, yang mungkin disimpan secara tidak tepat di pelabuhan atau mengalami kebocoran.

    Berapa Jumlah Korban Akibat Ledakan?

    Data terbaru dari kantor berita Tasnim mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 25 orang, sementara lebih dari 800 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Kebanyakan dari mereka adalah pekerja pelabuhan dan warga sipil yang berada di sekitar lokasi.

    Sebagai langkah awal evakuasi, banyak korban telah dipindahkan ke pusat medis terdekat untuk mendapatkan perawatan.

    Selain itu, pusat transfusi darah provinsi juga telah mengeluarkan seruan untuk donasi darah guna membantu para korban yang membutuhkan perawatan intensif.

    Dengan situasi yang terus berkembang, semua pihak berharap agar penanganan ini dapat dilakukan dengan cepat dan efektif demi keselamatan masyarakat.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).