kab/kota: Washington

  • AS Dicurigai Menutupi Jumlah Korban Militernya dalam Operasi Rough Rider Melawan Houthi Yaman – Halaman all

    AS Dicurigai Menutupi Jumlah Korban Militernya dalam Operasi Rough Rider Melawan Houthi Yaman – Halaman all

    AS Dicurigai Tutupi Jumlah Korban Militernya dalam Operasi Rough Rider Lawan Houthi Yaman

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dilaporkan menghadapi pengawasan yang semakin ketat dari lembaga-lembaga di negara tersebut.

    Hal itu karena pemeritahan AS saat ini dinilai menyembunyikan informasi tentang korban militer AS akibat operasi militer yang sedang berlangsung di Yaman.

    Menurut laporan The Intercept yang diterbitkan pada Sabtu, 3 Mei 2023, Komando Pusat AS (CENTCOM), Kantor Menteri Pertahanan, dan Gedung Putih menolak untuk mengungkapkan berapa banyak anggota angkatan bersenjata AS yang tewas atau terluka sejak peluncuran Operasi Rough Rider pada Maret 2025.

    Operasi tersebut melibatkan lebih dari 1.000 serangan udara AS terhadap Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang terafiliasi kelompok Ansarallah (Houthi).

    Serangan yang menurut AS menyasar fasilitas Houthi ini dikabarkan telah menewaskan ratusan warga Yaman, termasuk banyak warga sipil.

    Atas ketidaktransparanan jumlah korban militer AS, anggota dewan, Ro Khanna dari California mengkritik Gedung Putih dan menyerukan pengungkapan penuh. 

    “Pemerintah harus transparan tentang jumlah korban AS dari serangan terhadap Houthi,” katanya, mengacu pada operasi militer AS ke Houthi.

    Rekannya, Pramila Jayapal, perwakilan dari Washington, menyuarakan sentimen yang sama, memperingatkan kalau pasukan AS seharusnya tidak pernah berada dalam bahaya melalui tindakan militer yang tidak konstitusional tanpa persetujuan Kongres.

    Gambar representasional yang dihasilkan AI mengilustrasikan jet tempur F-18 Super Hornet AS ditembaki teman sendiri Kapal Perang USS Gettysburg dalam sebuah insiden friendly fire di Laut Merah, Sabtu (21/12/2024). (tangkap layar/twitter)

    Jet Tempur F-18 Jatuh

    Satu insiden baru-baru ini menggarisbawahi risikonya: sebuah jet tempur F/A-18 Super Hornet jatuh dari kapal induk USS Harry S Truman awal minggu ini setelah kapal tersebut dilaporkan berbelok tajam untuk menghindari rudal Yaman.

    Seorang pelaut terluka, dan jet senilai 60 juta dolar AS itu jatuh.

    Ketika The Intercept meminta Pentagon untuk memberikan angka korban, para pejabat mengalihkan dan mengarahkan penyelidikan ke CENTCOM.

    CENTCOM kemudian merujuk permintaan tersebut ke Gedung Putih, yang tetap bungkam.

    Di bawah pemerintahan Joe Biden sebelumnya, data korban dan serangan terperinci dari seluruh Asia Barat dirilis secara berkala, catat The Intercept .

    Sikap kontras pemerintah AS ini telah membuat khawatir kelompok-kelompok advokasi negara tersebut. 

    Erik Sperling dari Just Foreign Policy menyatakan, “Menyembunyikan informasi dasar dari publik membuat media semakin sulit untuk menyoroti bagaimana para pejabat ini melanggar salah satu janji kampanye Trump yang paling populer.”

    Laporan Intercept menyusul perintah yang dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada tanggal 2 Mei agar kapal induk USS Harry S. Truman tetap berada di Asia Barat selama seminggu lagi, menandai kedua kalinya penempatannya diperpanjang di tengah operasi militer yang sedang berlangsung terhadap Yaman.

    Sementara itu, mantan penasihat keamanan nasional Trump, Michael Waltz, diberhentikan minggu ini sebagian karena melibatkan seorang jurnalis dalam diskusi sensitif tentang serangan Yaman.

    Waltz juga mendorong tindakan militer yang lebih besar terhadap Iran dan dilaporkan berkoordinasi erat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu — tindakan yang bertentangan dengan pendekatan Trump yang lebih hati-hati, menurut sumber-sumber pemerintahan.

     

    (oln/tc/*)

  • Eropa Pertimbangkan Jet Tempur Sendiri Imbas Kebijakan AS soal F-35

    Eropa Pertimbangkan Jet Tempur Sendiri Imbas Kebijakan AS soal F-35

    JAKARTA – Negara-negara anggota NATO di Eropa kini punya alasan ekstra untuk mengembangkan sendiri jet tempur generasi keenam setelah kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika Serikat membuat mereka tidak yakin bisa mendapatkan F-35, sebut laporan Newsweek.

    Dikutip ANTARA, Minggu 4 Mei, Presiden AS Donald Trump kerap mengkritik Eropa karena kontribusi mereka yang rendah terhadap kemampuan pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dia menuntut semua anggota pakta pertahanan itu meningkatkan anggaran pertahanan mereka hingga lima persen dari PDB.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memastikan bahwa AS belum berencana mengurangi keberadaan militernya di Eropa.

    Menurut Newsweek, ketidakjelasan soal jet tempur F-35 buatan AS itu mendorong Eropa untuk mengembangkan sendiri program jet tempur generasi keenam mereka. Tujuannya, mengurangi ketergantungan benua itu pada Washington.

    Kepada media AS itu, seorang pejabat di Eropa Tengah yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa negara-negara NATO di Eropa berharap lebih banyak negara tertarik untuk ikut serta mengembangkan jet tempur generasi baru itu.

    Mantan Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan bahwa minat terhadap jet tempur generasi keenam di Eropa pasti akan meningkat, terutama setelah Trump terpilih lagi.

    “Dorongan terhadap proyek-proyek yang bersifat seluruh-Eropa pasti akan meningkat,” kata Landsbergis kepada Newsweek.

    Dilaporkan pula bahwa jet tempur generasi keenam itu diperkirakan bisa mulai dipakai pada pertengahan 2030-an.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan bahwa saat ini belum ada alternatif selain F-35, dan pembatalan kontrak bisa merusak hubungan dengan AS.

    Pada Desember 2022, Jepang, Italia, dan Inggris sepakat untuk bersama-sama mengembangkan jet tempur generasi berikutnya pada 2035 melalui program Global Combat Air.

    Pesawat itu diharapkan menjadi salah satu jet tempur tercanggih di dunia, yang akan menggantikan F2 di Jepang dan Eurofighter Typhoon di Italia dan Inggris.

    Sebelumnya, Kabinet Jepang menyetujui pelonggaran aturan ekspor alat-alat pertahanan sehingga negara itu bisa mengirimkan jet tempur tersebut ke negara ketiga

  • Saat Lebih dari Seribu Anggota Badan Intelijen Amerika Dipangkas Trump

    Saat Lebih dari Seribu Anggota Badan Intelijen Amerika Dipangkas Trump

    Washington

    Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA akan memecat kurang lebih 1.200 pegawainya. Pemangkasan ribuan pekerja ini atas perintah Presiden AS Donald Trump.

    Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah memberi tahu para anggota parlemen tentang rencana pemotongan jumlah pekerja di CIA, yang akan berlangsung selama beberapa tahun.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/5/2025), ketika ditanya tentang laporan tersebut, seorang juru bicara CIA tidak mengonfirmasi secara spesifik. Namun, dia mengatakan bahwa Direktur CIA, John Ratcliffe “bergerak cepat untuk memastikan tenaga kerja CIA tanggap terhadap prioritas keamanan nasional pemerintah.”

    “Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi holistik untuk mengisi badan tersebut dengan energi baru, memberikan kesempatan bagi para pemimpin baru untuk muncul, dan memposisikan CIA dengan lebih baik untuk melaksanakan misinya,” kata juru bicara tersebut.

    Donald Trump (Foto: DW News)

    CIA awal tahun ini menjadi badan intelijen AS pertama yang bergabung dengan program redundansi sukarela yang diprakarsai oleh Trump, yang telah berjanji untuk secara radikal mengurangi jumlah tenaga kerja federal atas nama efisiensi dan penghematan.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya

    Ratcliffe sebelumnya mengatakan kepada para anggota parlemen, bahwa di bawah kepemimpinannya, badan tersebut akan “menghasilkan analisis yang mendalam, objektif, dari semua sumber, dan tidak akan pernah membiarkan bias politik atau pribadi mengaburkan penilaian kita atau mempengaruhi produk kita.”

    “Kami akan mengumpulkan intelijen, terutama intelijen manusia, di setiap sudut dunia, tidak peduli seberapa gelap atau sulitnya, serta melakukan tindakan rahasia atas arahan presiden, pergi ke tempat-tempat yang tidak dapat dikunjungi orang lain dan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan orang lain,” kata Ratcliffe.

    Berbicara kepada para petugas CIA, ia mengatakan: “Jika semua ini terdengar seperti yang Anda harapkan, maka kencangkan sabuk pengaman dan bersiaplah untuk membuat perbedaan. Jika tidak, maka inilah saatnya untuk mencari pekerjaan baru.”

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tekan Putin, AS Buat Sanksi Ekonomi Baru untuk Rusia – Halaman all

    Tekan Putin, AS Buat Sanksi Ekonomi Baru untuk Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan paket sanksi ekonomi baru yang akan dikenakan terhadap Rusia.

    Sanksi ini ditujukan untuk meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin agar setuju dengan gencatan senjata di Ukraina.

    Sanksi yang sedang disusun akan menyasar sektor perbankan dan energi Rusia, termasuk raksasa energi Gazprom.

    Menurut sejumlah pejabat AS dan sumber tepercaya, sanksi ini juga akan mencakup beberapa entitas besar lainnya yang beroperasi di sektor sumber daya alam dan perbankan.

    Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian apakah Presiden AS Donald Trump akan memberikan persetujuan akhir terhadap paket sanksi tersebut.

    “Keputusan sanksi ini menunggu persetujuan Trump,” ungkap salah satu pejabat AS.

    Upaya Diplomatik yang Gagal

    Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, James Hewitt, menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai negosiasi gencatan senjata di Ukraina.

    “Sejak awal, presiden telah jelas soal komitmennya untuk mencapai gencatan senjata yang menyeluruh,” ujarnya.

    Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan perubahan signifikan dalam pendekatan mereka terhadap konflik di Ukraina.

    Mereka akan mengurangi peran sebagai mediator dan menyerahkan tanggung jawab utama kepada Kyiv dan Moskow untuk menemukan solusi konkret.

    “Kami tidak akan terus menerus terbang ke seluruh dunia untuk memediasi pertemuan. Sekarang adalah saatnya kedua belah pihak mengajukan ide nyata soal bagaimana konflik ini akan berakhir,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce.

    Pengumuman sanksi baru ini muncul setelah berbulan-bulan upaya diplomatik AS yang tidak membuahkan hasil.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio sebelumnya mengingatkan bahwa Washington mungkin akan melanjutkan upaya gencatan senjata jika tidak ada kemajuan dalam waktu dekat.

    Awal tahun ini, pemerintahan Trump telah meningkatkan diplomasi dengan menawarkan proposal gencatan senjata selama 30 hari, termasuk penghentian serangan terhadap infrastruktur energi sipil.

    Namun, hingga saat ini, Rusia masih menunda atau menolak semua usulan perdamaian, sementara intensitas serangan mereka di Ukraina justru meningkat.

    Dengan langkah sanksi baru ini, AS berharap dapat memberikan sinyal tegas bahwa mereka serius dalam mendesak penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hong Kong Borong Dolar AS demi Jaga Stabilitas Nilai Tukar

    Hong Kong Borong Dolar AS demi Jaga Stabilitas Nilai Tukar

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Hong Kong turun tangan memborong dolar AS dalam jumlah terbesar sepanjang sejarah untuk mempertahankan sistem patokan mata uang, setelah dolar Hong Kong menguat ke batas atas kisaran perdagangannya.

    Melansir Bloomberg, Sabtu (3/5/2025), Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) menggelontorkan HK$46,539 juta atau setara US$6 miliar (Rp96 triliun), yang merupakan intervensi satu hari terbesar sejak pencatatan dimulai pada 2004.

    Seorang pejabat HKMA di kantor perwakilan New York membenarkan intervensi ini melalui sambungan telepon. Aksi ini menjadi yang pertama sejak 2020.

    Langkah tersebut menyusul pelemahan dolar AS yang membuat dolar Hong Kong nyaris menyentuh batas atas kisaran perdagangannya di level 7,75–7,85 per dolar AS. Dalam beberapa tahun terakhir, HKMA justru lebih sering menjual dolar AS, termasuk pada 2022 dan 2023, untuk menjaga nilai tukar agar tidak tergelincir ke batas bawah kisaran tersebut.

    Intervensi Hong Kong terjadi di tengah gelombang volatilitas nilai tukar yang juga mengguncang kawasan Asia. Pada hari yang sama, bank sentral Taiwan turut memasuki pasar valuta asing setelah dolar Taiwan melonjak 3% terhadap dolar AS, kenaikan harian terbesar sejak 1988.

    Penguatan mata uang Asia dipicu harapan munculnya kembali dialog dagang antara Washington dan Beijing. Ini menjadi sinyal awal bahwa negosiasi bisa kembali dibuka, menyusul keputusan Presiden Donald Trump yang baru saja menaikkan tarif impor bulan lalu.

    Kebijakan dagang Trump telah menciptakan guncangan di pasar keuangan global dan memunculkan keraguan atas peran dolar sebagai mata uang pelindung nilai (safe haven). Investor pun mulai menjauhi aset-aset Amerika Serikat setelah bertahun-tahun mengandalkannya.

    Indeks Bloomberg Dollar Spot—yang melacak kinerja dolar terhadap sejumlah mata uang utama—mencatat performa terburuk sejak 2022 pada bulan April lalu, dan sepanjang tahun ini sudah turun 6,5%.

    Sistem patokan dolar Hong Kong diberlakukan sejak 1983 untuk mengendalikan gejolak nilai tukar saat proses penyerahan kedaulatan dari Inggris ke China. Pada 2005, pemerintah memperlebar kisaran perdagangan menjadi 7,75 hingga 7,85 per dolar AS.

    Meskipun kerap jadi incaran para spekulan, sistem patokan ini tetap kokoh bertahan. Dua nama besar di dunia hedge fund, Kyle Bass dari Hayman Capital dan Bill Ackman dari Pershing Square, diketahui pernah mempertaruhkan modalnya untuk menjatuhkan dolar Hong Kong—namun sejauh ini belum membuahkan hasil.

     

  • Berita Internasional Terpopuler: Di Sidang ICJ, Inggris Minta Israel Patuhi Hukum – Perang Dagang AS – Halaman all

    Berita Internasional Terpopuler: Di Sidang ICJ, Inggris Minta Israel Patuhi Hukum – Perang Dagang AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional Tribunnews dapat disimak di sini.

    Dalam sidang ICJ, Inggris meminta Israel agar mematuhi hukum, termasuk mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memastikan perlindungan warga sipil.

    Sementara itu, China mengumumkan daftar produk AS yang bebas tarif 125 persen.

    Langkah ini disinyalir sebagai pintu negosiasi perang dagang antara AS dan China.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Inggris Meminta ICJ Agar Israel Patuhi Hukum Internasional, Cabut Pembatasan Bantuan Kemanusiaan

    Ruang Pengadilan ICJ (CIJ_ICJ)

    Inggris menyampaikan kepada Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Kamis bahwa Israel harus mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, memastikan perlindungan warga sipil, dan sepenuhnya mematuhi hukum humaniter internasional.

    Inggris menganggap UNRWA sebagai ‘organisasi kemanusiaan yang tidak memihak’ dan mendukung mandatnya.

    “Tidak dapat diterima bahwa Israel telah memblokir dukungan kemanusiaan untuk memasuki Gaza selama hampir dua bulan, yang berarti bahwa warga sipil Palestina, termasuk satu juta anak-anak, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kematian,” kata perwakilan Inggris Sally Langrish, mengingat pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy baru-baru ini kepada Dewan Keamanan PBB di mana ia mendesak kembalinya gencatan senjata “untuk mengakhiri kematian dan kehancuran tanpa henti yang dihadapi warga Palestina setiap hari.”

    Langrish menekankan seruan konsisten Inggris kepada Israel untuk mengizinkan akses kemanusiaan dan mencatat penangguhan lisensi ekspor senjata tertentu oleh Inggris ke Israel pada September 2024, dengan alasan “risiko yang jelas bahwa ekspor militer tertentu ke Israel dapat digunakan untuk melanggar hukum humaniter internasional.”

    Michael Wood, yang juga berbicara mewakili Inggris, menggarisbawahi kewajiban Israel berdasarkan Piagam PBB, Konvensi 1946 tentang Hak Istimewa dan Kekebalan PBB, dan hukum humaniter internasional. 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Viral Pria di China Berhenti Bekerja demi Rawat Anak, tapi Kemudian Alami Depresi dan Berujung Cerai

    VIRAL DI CHINA – Tangkap layar yang diambil Tribunnews pada 2 Mei 2025 dari akun Weibo 中国蓝新闻, memperlihatkan pemberitaan pria 33 tahun yang mengalami depresi pasca melahirkan. Pria dari Sichuan ini viral karena merawat bayinya sendirian. (Kolase tangkap layar Weibo 中国蓝新闻)

    Seorang ayah di China berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi demi merawat bayinya.

    Namun, ia kemudian menceraikan istrinya yang dianggap tidak mendukung dan mengaku menderita depresi pascapersalinan.

    Mengutip South China Morning Post (SCMP), pria berusia 33 tahun dari Provinsi Sichuan ini populer di media sosial dengan julukan “Ayah Jasmine.”

    Ia kerap membagikan rutinitas mengasuh anak di media sosial dan telah menarik 11.000 followers.

    Ayah Jasmine merupakan mantan manajer penjualan makanan hewan peliharaan.

    Dulunya ia memperoleh penghasilan sekitar 20.000 yuan (Rp45 juta) per bulan.

    Kini, ia mengaku hanya mendapatkan 4.000 yuan (Rp9 juta) dari menjual produk bayi melalui siaran langsung.

    Putrinya, Jasmine, lahir pada Mei 2023.

    Kedua orang tua dari pihaknya maupun istrinya bekerja di luar kota.

    Karena tidak memiliki anggaran untuk menyewa pengasuh, Ayah Jasmine memutuskan untuk menjadi ayah rumah tangga penuh waktu

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Netanyahu Tuduh Warga Palestina Picu Kebakaran, tapi Damkar Israel Sebut karena Kelalaian Pendaki

    KUNJUNGAN NETANYAHU – PM Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan sambutan dari Hungaria sebelum berangkat ke AS, Minggu 6 April 2025. Saat Netanyahu berada di Washington, rumahnya di Yerusalem disebut massa. (Tangkap layar YouTube IsraeliPM pada 6 April 2025)

    Kebakaran hutan yang terjadi di dekat Yerusalem telah berhasil dikendalikan.

    Namun, setelah api berhasil dipadamkan, perhatian publik di Israel beralih pada pertanyaan mengenai siapa atau apa yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Keamanan Nasional dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, secara terbuka menyatakan bahwa kebakaran tersebut kemungkinan merupakan tindakan pembakaran yang disengaja.

    Namun, pihak kepolisian dan dinas pemadam kebakaran Israel menepis klaim tersebut.

    Sementara itu, Presiden Israel menyoroti peran perubahan iklim dalam bencana kebakaran tersebut.

    Puluhan pemukim dilaporkan mengalami luka-luka, dan ribuan penduduk dari kota-kota di wilayah perbukitan sekitar Yerusalem dievakuasi.

    Meski begitu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Kebakaran tersebut membakar sekitar 5.000 hektar lahan, sebagian besar berupa kawasan hutan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. China Umumkan Daftar Produk AS Bebas dari Tarif 125 Persen, Sinyal Terbuka Negosiasi Perang Dagang?

    PERANG DAGANG – Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China dengan uang dolar di atasnya, diambil dari Pexels pada 11 April 2025. Amerika Serikat dan China saling menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang yang masuk ke negaranya. (Pexels)

    Memasuki Mei 2025, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.

    Beijing mengumumkan daftar produk asal AS yang dibebaskan dari tarif balasan sebesar 125 persen.

    Langkah ini dianggap sebagai sinyal kalau China mungkin bersedia membuka kembali jalur negosiasi dengan Washington.

    Kedua belah pihak belum memulai pembicaraan formal, meski ada kemungkinan tensi perang dagang menurun.

    Baik Amerika mau pun China tetap mempertahankan sikap keras secara publik.

    Presiden Donald Trump menyatakan Tiongkok harus mengambil langkah pertama untuk memulai negosiasi.

    Sementara Beijing menegaskan bahwa tidak akan ada pembicaraan tanpa tindakan nyata dari AS, dikutip dari The Washington Post.
    Daftar Produk yang Dikecualikan

    Menurut laporan Reuters, Tiongkok telah memberikan pengecualian tarif pada beberapa produk penting asal AS.

    Contohnya produk yang termasuk farmasi, mikrochip, dan mesin pesawat terbang.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Kepala Pentagon Pete Hegseth Peringatkan Iran tentang Konsekuensi Mendukung Pejuang Houthi – Halaman all

    Kepala Pentagon Pete Hegseth Peringatkan Iran tentang Konsekuensi Mendukung Pejuang Houthi – Halaman all

    Kepala Pentagon Peringatkan Iran tentang Konsekuensi Mendukung Houthi

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth kemarin memperingatkan Iran bahwa negara itu akan menghadapi konsekuensi karena mendukung Houthi, bahkan ketika Amerika Serikat telah memulai kembali perundingan dengan Iran mengenai program nuklirnya, Reuters melaporkan.

    Amerika Serikat dan Iran sejauh ini telah mengadakan tiga putaran pembicaraan tidak langsung, yang dimediasi oleh negara Teluk Oman, yang bertujuan untuk menyegel kesepakatan yang akan menghalangi Teheran memperoleh senjata nuklir tetapi juga mencabut sanksi ekonomi melumpuhkan yang dijatuhkan oleh Washington.

    Kedua belah pihak akan bertemu lagi di Roma pada hari Sabtu.

    “Pesan untuk IRAN: Kami melihat dukungan MEMATIKAN Anda terhadap Houthi. Kami tahu persis apa yang Anda lakukan,” tulis Hegseth di X. “Anda tahu betul apa yang mampu dilakukan Militer AS — dan Anda telah diperingatkan. Anda akan membayar KONSEKUENSI pada waktu dan tempat yang kami pilih.”

    Hegseth, pada akun X pribadinya, kemudian  mengunggah ulang  pesan Trump di Truth Social pada bulan Maret, yang mana presiden mengatakan ia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan apa pun yang dilancarkan oleh kelompok Houthi.

    Pemimpin Iran sebelumnya mengatakan bahwa Houthi Yaman bertindak secara independen.

    Kelompok ini menguasai Yaman utara dan telah menyerang pelayaran di Laut Merah dalam apa yang disebutnya sebagai solidaritas dengan Palestina.

    Amerika Serikat telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 1.000 target sejak meningkatkan serangan terhadap kelompok tersebut pada bulan Maret, yang menewaskan ratusan warga sipil.

    Militer AS telah meningkatkan asetnya dalam beberapa minggu terakhir untuk memperkuat Timur Tengah. Pentagon telah mengerahkan enam pesawat pengebom B-2 ke pulau Diego Garcia di Samudra Hindia — yang menurut para ahli merupakan posisi ideal untuk beroperasi di Timur Tengah.

    Selain itu, AS saat ini memiliki dua kapal induk di Timur Tengah dan telah memindahkan sistem pertahanan udara dari Asia ke kawasan tersebut.

     

    Dalam akunnya di X, Secretary of Defense Pete Hegseth, @SecDef menulis:

    “Pesan untuk IRAN: Kami melihat dukungan MEMATIKAN Anda terhadap Houthi. Kami tahu persis apa yang Anda lakukan. Anda tahu betul apa yang mampu dilakukan Militer AS — dan Anda telah diperingatkan. Anda akan membayar KONSEKUENSI pada waktu dan tempat yang kami pilih” tulisnya di X.

     

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • China Tuntut ‘Ketulusan’ AS Saat Memulai Penawaran Tarif Dagang

    China Tuntut ‘Ketulusan’ AS Saat Memulai Penawaran Tarif Dagang

    Jakarta

    Kementerian Perdagangan Cina pada hari Jumat (02/05) mengatakan bahwa pihaknya “saat ini sedang mengevaluasi” tawaran negosiasi tarif. dengan Amerika Serikat (AS).

    “Jika AS ingin berunding, AS harus menunjukkan kesungguhannya untuk melakukannya, bersiap untuk mengoreksi praktiknya yang salah dan membatalkan tarif sepihak,” tandas kementerian tersebut.

    “Dalam setiap kemungkinan dialog atau pembicaraan, jika pihak AS tidak mengoreksi tindakan tarif sepihaknya yang salah, itu berarti pihak AS sama sekali tidak tulus dan akan semakin merusak rasa saling percaya antara kedua belah pihak,” tambahnya.

    Pengenaan tarif

    AS telah mengenakan tarif tinggi yang mencapai 145% pada banyak produk Cina pada bulan April lalu, dan Beijing telah membalas dengan mengenakan tarif 125% pada impor dari AS.

    “Mengatakan satu hal dan melakukan hal lain atau bahkan mencoba pemaksaan dan pemerasan dengan kedok pembicaraan… tidak akan berhasil,” demikian dinyatakan Kementerian Perdagangan Cina.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan Beijing telah menghubungi AS tentang tarif dan mengatakan minggu ini bahwa ada “peluang yang sangat bagus bahwa kita akan membuat kesepakatan.”

    Washington telah memberikan penangguhan sementara untuk tarif pada barang-barang teknologi canggih seperti telepon pintar, semikonduktor, dan komputer.

    Beijing telah menjadi salah satu suara terkuat dalam merespons tarif yang dikenakan oleh pemerintahan Trump.

    Minggu ini, Kementerian Luar Negeri Cinam memposting video di media sosial yang bersumpah untuk “tidak pernah berlutut!”

    Namun, tarif telah mempengaruhi pasar global dengan aktivitas pabrik Cina yang melambat pada bulan April. Meski demikian, ekspor Cina meningkat lebih dari 12% pada bulan Maret, dengan bisnis yang mencoba untuk mengatasi volatilitas, karena tenggat waktu 90 hari Trump semakin dekat.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    AS berharap ada kemajuan hubungan dengan Cina

    Di Washington, sejumlah pejabat, termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, juga telah menyatakan harapan akan adanya kemajuan dalam meredakan ketegangan perdagangan.

    “Saya yakin Cina akan ingin mencapai kesepakatan. Dan seperti yang saya katakan, ini akan menjadi proses yang bertahap. Pertama, kita perlu meredakan ketegangan, dan kemudian … kita akan mulai berfokus pada kesepakatan perdagangan yang lebih besar,” tandas Bessent kepada Fox Business Network minggu ini.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Bilang Iran Harus Tinggalkan Pengayaan Uranium-Rudal Jarak Jauh

    AS Bilang Iran Harus Tinggalkan Pengayaan Uranium-Rudal Jarak Jauh

    Washington DC

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio menyerukan Iran untuk “menjauhi” pengayaan uranium dan pengembangan rudal jarak jauh. Rubio juga mencetuskan agar Teheran mengizinkan para pemeriksa Amerika untuk menginspeksi fasilitas-fasilitas di wilayahnya.

    Seruan-seruan itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (2/5/2025), disampaikan Rubio dalam wawancara dengan media terkemuka Fox News pada Kamis (1/5), setelah putaran terbaru perundingan nuklir antara Washington dan Teheran ditunda.

    Pernyataan Rubio itu menggarisbawahi perpecahan utama yang tersisa dalam perundingan antara kedua negara itu untuk menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung lama mengenai program nuklir Iran, dengan Presiden Donald Trump mengancam akan mengebom Teheran jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.

    “Mereka (Iran-red) harus menjauh dari mensponsori teroris, mereka harus menjauh dari membantu Houthi (di Yaman), mereka harus menjauh dari mengembangkan rudal jarak jauh yang tidak memiliki tujuan lainnya selain memiliki senjata nuklir, dan mereka harus menjauh dari pengayaan (uranium),” cetus Rubio dalam wawancara tersebut.

    Iran telah berulang kali menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan program rudal atau pengayaan uranium mereka — sebuah proses yang digunakan untuk membuat bahan bakar bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, tetapi juga dapat menghasilkan material untuk hulu ledak atom.

    Pada Kamis (1/5) waktu setempat, seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa putaran keempat perundingan nuklir dengan AS yang dijadwalkan akan berlangsung di Roma, Italia, pada Sabtu (3/5) besok telah ditunda.

    Disebutkan pejabat senior Iran itu bahwa tanggal baru akan ditetapkan “bergantung pada pendekatan AS”.

    Rubio, dalam wawancara dengan Fox News, mencetuskan Iran seharusnya mengimpor uranium yang diperkaya untuk program tenaga nuklirnya daripada memperkayanya sendiri ke level apa pun.

    “Jika Anda memiliki kemampuan untuk memperkaya (uranium) pada 3,67 persen, hanya dibutuhkan beberapa minggu untuk mencapai 20 persen, lalu 60 persen, kemudian 80 persen dan 90 persen yang Anda butuhkan untuk senjata,” ujarnya.

    Iran telah mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk memperkaya uranium berdasarkan ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. Teheran juga terus menyangkal mereka ingin membuat bom nuklir.

    Ditambahkan Rubio dalam pernyataannya bahwa Iran juga harus menerima bahwa AS dapat terlibat dalam inspeksi apa pun dan bahwa para pemeriksa akan memerlukan akses ke semua fasilitas di Iran, termasuk fasilitas militer.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Dagang Melunak, Xi Jinping Berubah Pikiran

    Perang Dagang Melunak, Xi Jinping Berubah Pikiran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengumuman tarif bea masuk dari presiden Donald Trump menimbulkan gejolak baru antara Amerika Serikat (AS) dan China. Keduanya saling serang bahkan menerapkan tarif lebih dari 100% untuk masing-masing negara.

    Perang dagang akan menimbulkan titik kelemahan suatu negara yang bergantung pada negara lawan. Inilah yang sekarang terlihat di China dan membuat Presiden China Xi Jinping mulai berubah pikiran.

    April lalu, Xi Jinping memutuskan membebaskan 8 kategori chip buatan AS dari beban tarif 125%. Wall Street Journal melaporkan kebijakan baru setelah adanya lobi dari sejumlah produsen mobil China, dikutip Jumat (2/5/2025).

    Namun, China tetap memastikan seperempat chip kendaraan tersebut dibuat di China mulai tahun ini. Angka yang perlu dicapai mencapai 15% pada akhir 2025.

    Hal itu terungkap dari sumber yang mengetahui diskusi. Mereka menyebut target sulit dicapai.

    Sejumlah perusahaan China juga dilaporkan berupaya berbicara dengan perusahaan chip asal AS untuk memproduksi lebih banyak chip lokal di negaranya. Dua perusahaan yang diajak berdiskusi yakni Texas Instruments dan NXP.

    Terkait hal ini, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China yang membawahi industri otomotif setempat tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

    Trump juga berubah dengan cepat. Pemerintah AS beberapa saat lalu mengumumkan tarif resiprokal 145% untuk barang impor dari China tidak berlaku untuk barang elektronik, termasuk iPhone.

    Sebab banyak barang-barang elektronik tersebut masih diproduksi di pabrikan China. Namun, Washington menekankan akan menyiapkan skema tarif khusus yang akan diumumkan beberapa pekan mendatang. 

    (fab/fab)