kab/kota: Washington

  • AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

    AS-Houthi Gencatan Senjata, Mampukah Akhiri Konflik di Laut Merah?

    Jakarta

    Pada Selasa malam (6/5), Menteri Luar Negeri Oman Badr al-Busaidi mengejutkan publik ketika mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dan kelompok milisi Houthi.

    Dalam unggahannya di platform X, al-Busaidi menyebutkan, hasil dari upaya deeskalasi terakhir telah menghasilkan perjanjian di mana kedua pihak sepakat untuk tidak saling menyerang demi menjamin kebebasan pelayaran dan perdagangan internasional di Laut Merah.

    Pengumuman ini muncul hanya beberapa jam setelah serangan udara Israel menghancurkan Bandara Internasional Sanaa, serta sehari setelah militer Israel mengklaim menyerang puluhan target di sepanjang pantai Yaman, termasuk fasilitas pelabuhan di Hudeida, sebagai balasan atas serangan roket Houthi terhadap Bandara Tel Aviv.

    Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa “Houthi telah menyerah” dan mengaku “tidak ingin melanjutkan perang”, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat memilih untuk mempercayai pernyataan mereka. Tapi tidak seorangpun, termasuk Kemenlu Oman, yang membenarkan adanya kaitan antara kesepakatan damai dengan serangan Israel.

    Terpisah jarak geografis

    Pernyataan Trump dibantah langsung oleh pihak Houthi. Kepala juru runding Mohammed Abdulsalam mengatakan kepada Reuters, pihaknya tidak melakukan pembicaraan langsung dengan AS dan menegaskan peran Oman sebagai mediator. Dia juga menekankan, kesepakatan tersebut tidak mencakup tindakan terhadap Israel. “Gencatan senjata ini sama sekali tidak mencakup serangan ke Israel,” ujar Abdulsalam.

    Konflik antara Israel dan Houthi pun diperkirakan belum akan mereda. Rabu (7/5) pagi, Reuters melaporkan adanya upaya serangan roket lanjutan dari Houthi ke Israel, meskipun gagal mengenai sasaran. Dengan jarak sekitar 2.000 kilometer antara Yaman dan Israel, konflik ini menjadi tantangan tersendiri bagi strategi militer Israel.

    Menurut Constantin Grund, Kepala Kantor Yayasan Friedrich-Ebert-Stiftung Jerman di Aden, Israel memang mencatat keberhasilan terbatas dalam beberapa serangan sebelumnya, termasuk penghancuran ribuan ton cadangan minyak di Pelabuhan Hudeida. Namun, dia mencatat bahwa serangan tersebut belum berdampak secara jangka panjang terhadap kemampuan tempur Houthi.

    Serangan darat sebagai “misi bunuh diri”

    Kesulitan lain datang dari faktor geografis. Houthi kini mengandalkan peluncuran rudal dari wilayah pegunungan pedalaman yang sulit dijangkau dan dilindungi dari pengawasan musuh. Mereka juga meminimalkan penggunaan komunikasi digital, membuat pelacakan atau penyadapan hampir mustahil, menurut analisis dari Sanaa Center for Strategic Studies.

    Analis politik Israel, Nachum Shiloh menyatakan, Houthi memahami Israel menghadapi kesulitan besar dalam menjadikan Yaman sebagai target militer yang bernilai, mengingat kondisi ekonomi dan infrastruktur Yaman yang sangat terbatas. Gagasan tentang kemungkinan invasi darat Israel ke Yaman dinilai tidak realistis, terutama jika merujuk pada pengalaman buruk Arab Saudi dalam konflik bersenjata selama 2015–2023.

    “Koalisi pimpinan Saudi nyatanya telah gagal menembus pertahanan Houthi di wilayah pegunungan,” ujar Grund. Dia menyebut potensi operasi darat Israel di Yaman sebagai “misi bunuh diri” yang bisa berakhir seperti kegagalan militer di Afghanistan. “Itulah skenario yang ingin dihindari Washington, Berlin, dan Brussel. Karena itu, saya yakin Israel tidak akan menempuh jalur tersebut,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mengapa Masjid Kami Jadi Sasaran?

    Mengapa Masjid Kami Jadi Sasaran?

    Jakarta

    India menyatakan telah meluncurkan serangan rudal ke sembilan lokasi di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat India.

    Warga di Muzaffarabad, Kashmir, yang dikuasai Pakistan, terbangun oleh ledakan besar pada Rabu (07/05) pagi.

    Pakistan melaporkan tiga lokasi menjadi sasaran serangan dan delapan orang tewas.

    Sementara India mengeklaim tiga warga sipil tewas akibat penembakan oleh Pakistan di sisi perbatasan Kashmir yang dikuasai India.

    Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk tiga Rafale, satu SU-30, satu MiG-29, dan satu drone Heron.

    Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhary, dalam sebuah video yang dibagikan oleh kantor berita Reuters, mengonfirmasi bahwa mereka telah menembak jatuh lima pesawat India, yaitu tiga Rafale, satu SU-30, satu MiG-29, dan satu drone Heron.

    Ketegangan antara kedua negara yang memiliki nuklir ini meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan India oleh kelompok milisi di Pahalgam bulan lalu.

    India berkukuh memiliki “bukti yang mengarah pada keterlibatan teroris yang berbasis di Pakistan ” dalam serangan tersebut. Namun Pakistan membantah keterkaitan apa pun.

    ‘Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran’

    Beberapa saksi mata memberikan kesaksian mengenai serangan India terhadap sasaran-sasaran di wilayah Pakistan.

    Muhammad Waheed, yang tinggal dekat Masjid Bilal di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikelola Pakistan, menceritakan kepada BBC, “Saya sedang tertidur lelap ketika ledakan pertama mengguncang rumah saya.”

    “Saya langsung lari ke jalan, orang-orang sudah berkumpul. Belum sempat kami menyadari apa yang terjadi, tiga rudal lagi ditembakkan, menyebabkan kepanikan dan kekacauan yang meluas.”

    Waheed mengatakan puluhan orang, termasuk perempuan, terluka dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat.

    “Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran,” kata Waheed.

    “Ini adalah masjid lingkungan biasa tempat kami beribadah lima kali sehari. Kami tidak pernah melihat aktivitas mencurigakan di sekitarnya.

    “Orang-orang sekarang mengungsi dari rumah mereka dan rasa ketidakpastian sangat tinggi.”

    Pemandangan Masjid Bilal di Kashmir yang dikuasai Pakistan yang hancur setelah serangan India. (Getty Images)

    Buava Singh, seorang warga distrik Poonch, menceritakan sebuah peluru mortir menghantam rumah keponakannya, Ruby Kaur, larut malam.

    “Dia baru saja bangun untuk membuatkan teh bagi suaminya yang sedang sakit. Pecahan peluru mengenai kepalanya, menyebabkan pendarahan hebat.

    Kami segera membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi dia dinyatakan meninggal dunia,” kata Singh. Putri Ruby Kaur juga mengalami luka parah.

    Singh mengatakan bahwa tidak ada bunker komunal di daerah tersebut, memaksa warga untuk berlindung di rumah mereka.

    “Sejauh ini, kami belum pernah melihat penembakan sehebat ini,” tambahnya.

    Setelah serangan, tentara paramiliter Pakistan terlihat memeriksa bangunan yang roboh di sebuah kompleks di Muridke. (Getty Images)

    Muhammad Younis Shah, warga Muridke di Provinsi Punjab, Pakistan, menceritakan kepada BBC bahwa empat rudal yang ditembakkan India jatuh di sebuah kompleks pendidikan di sana.

    Menurutnya, tiga rudal pertama mendarat berurutan dengan cepat, sementara rudal keempat datang selang lima hingga tujuh menit kemudian.

    Kompleks tersebut, yang terdiri dari sekolah dan perguruan tinggi, asrama, kompleks medis, serta masjid, mengalami kerusakan sebagian.

    Shah mengatakan kompleks itu juga memiliki area perumahan yang ditempati sejumlah keluarga.

    Ia menambahkan bahwa tim SAR, pemadam kebakaran, dan polisi hadir di area yang dilanda ketakutan dan kepanikan.

    “Semua orang sudah pindah dari sini ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.

    Asap mengepul setelah sebuah peluru artileri mendarat di kota utama distrik Poonch di wilayah Jammu, India, pada 7 Mei 2025. (Getty Images)

    Pakistan kecam ‘agresi terang-terangan India’

    Menteri Luar Negeri Pakistan, Muhammad Ishaq Dar, menyatakan bahwa delapan warga sipil tewas dan 35 lainnya luka-luka akibat serangan India.

    Beliau menambahkan bahwa jumlah korban tertinggi dilaporkan terjadi di kota Ahmedpur Timur.

    Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa Islamabad telah memberitahu Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengenai “agresi terang-terangan oleh India dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional”.

    Dalam pernyataannya, kementerian tersebut menambahkan bahwa “DK PBB telah diberitahu bahwa Pakistan memiliki hak untuk merespons agresi ini secara tepat pada waktu dan tempat yang dipilihnya, sesuai dengan hak membela diri yang diabadikan dalam Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

    Getty ImagesPerempuan Kashmir di Wuyan, dekat kota utama Srinagar di Kashmir yang dikuasai India, setelah suara ledakan keras terdengar pada 7 Mei 2025.

    Partai Rakyat Pakistan (PPP) mengecam “agresi India terhadap Pakistan dengan menargetkan penduduk sipil di seberang perbatasan.”

    PPP, salah satu dari tiga partai politik utama di Pakistan, yang dipimpin oleh Bilawal Bhutto Zardari, putra presiden negara itu, Asif Ali Zardari, menyatakan melalui unggahan di X bahwa serangan “tanpa provokasi” India melanggar “hukum internasional, Piagam PBB, dan kedaulatan Pakistan.”

    “Provokasi India akan dilawan dengan kekuatan penuh dan tekad yang tak tergoyahkan untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan,” tambahnya.

    India menyatakan bahwa mereka meluncurkan “serangan terarah pada sembilan lokasi infrastruktur teroris” di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, dan tidak ada fasilitas militer, sipil, atau ekonomi yang menjadi sasaran.

    Mereka juga menjelaskan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan kelompok milisi pada April di Pahalgam yang mengakibatkan 26 orang tewas.

    ‘Seluruh dunia tidak boleh menoleransi terorisme’

    Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar, melalui unggahan di X, menyatakan bahwa dunia “harus menunjukkan sikap tanpa toleransi terhadap terorisme.”

    Ia juga menyertakan sebuah gambar dengan tulisan ‘Operasi Sindoor’nama yang digunakan India untuk menggambarkan serangan pada Rabu (07/05) terhadap Pakistan.

    Gambar tersebut memiliki latar belakang hitam dengan tulisan ‘Operasi Sindoor’ berwarna putih.

    Salah satu huruf O dalam Sindoor digambarkan sebagai pot bundar berisi bubuk vermilion yang dikenakan oleh perempuan Hindu yang sudah menikah di belahan rambut mereka.

    Menteri Luar Negeri India, S Jaishankar (Getty Images)

    Penggambaran ini dibaca sebagai referensi terhadap para perempuan yang menjadi janda setelah suami mereka ditembak mati oleh milisi di Pahalgam bulan lalu.

    Sebanyak 26 orang yang tewas dalam serangan itu adalah laki-laki.

    Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, memuji angkatan bersenjata negara itu dalam sebuah unggahan di X, menyatakan bahwa ia bangga terhadap mereka.

    Operasi Sindoor, nama yang digunakan India untuk serangan-serangannya terhadap Pakistan adalah respons negara itu terhadap “pembunuhan brutal saudara-saudara tak bersalah kita di Pahalgam,” tulisnya.

    “Pemerintahan Modi bertekad untuk memberikan respons yang setimpal terhadap setiap serangan terhadap India dan rakyatnya. Bharat [nama India dalam bahasa Hindi] tetap berkomitmen kuat untuk memberantas terorisme dari akarnya,” tambahnya.

    ‘Ini adalah momen yang tepat untuk mediasi’

    Pengamat Asia Selatan di Washington, Michael Kugelman, berpendapat bahwa inilah saat yang tepat untuk melakukan mediasi antara India dan Pakistan.

    Menurutnya, dengan India yang telah menyerang dan Pakistan yang memperingatkan serangan balasan, risiko peningkatan konflik saat ini lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun terakhir.

    Mengingat ketegangan mereka kian memanas, kata Kugelman, kemungkinan terjadinya permusuhan lebih lanjut sangat besar.

    “Komunitas internasional tampaknya sepakat bahwa serangan di Pahalgam bulan lalu harus dikutuk keras, tetapi de-eskalasi sangat penting.”

    “Tidak ada yang menginginkan perang di tengah kondisi dunia yang sudah tegang, terutama perang antara dua negara rival bersenjata nuklir,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kugelman bilang ini adalah saatnya bagi negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan India dan Pakistan, seperti AS dan negara-negara Teluk Arab, untuk melakukan diplomasi dan mendesak kedua negara untuk mencari jalan keluar sebelum risiko eskalasi nuklir terjadi.

    Berita ini akan terus diperbaiki secara berkala

    Lihat juga Video: Masjid dan Sekolah di Pakistan Dirudal India, 3 Orang Tewas

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Segera Umumkan Kesepakatan Dagang dengan Inggris

    Trump Segera Umumkan Kesepakatan Dagang dengan Inggris

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan perjanjian perdagangan dengan Inggris dalam konferensi pers pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat. 

    Trump membocorkan pengumuman itu di sebuah postingan media sosial pada Rabu (7/5/2025) malam, dengan mengatakan dia akan mengadakan konferensi pers Oval Office untuk membahas kesepakatan perdagangan besar dengan perwakilan negara besar dan sangat dihormati. 

    Rincian perjanjian tidak segera jelas. Orang-orang yang akrab dengan rencana menggambarkan mereka dengan syarat anonim.

    Trump menghadapi tekanan politik untuk mencari jalan keluar dari rencananya untuk menaikkan tarif AS ke level tertinggi dalam satu abad, karena jajak pendapat menunjukkan orang Amerika kecewa dengan pengelolaan ekonominya.

    Dia mengisyaratkan kesepakatan yang akan dibahasnya akan menjadi yang pertama dari banyak kesepakatan karena ia ingin menghapuskan hambatan ekspor AS dan menenangkan gejolak pasar yang didorong oleh cakupan tarifnya yang luas. 

    Namun, kesepakatan apa pun akan disertai dengan peringatan yang signifikan. Pakta perdagangan skala penuh biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dinegosiasikan, dan pembicaraan dengan beberapa negara berpusat pada kesepakatan garis atas tentang komitmen dan niat yang mungkin meninggalkan banyak detail yang secara tradisional termasuk dalam perjanjian perdagangan komprehensif untuk dinegosiasikan nanti.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang negara yang terlibat atau cakupan kesepakatan potensial apa pun. Kedutaan Besar Inggris di Washington juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Jadwal publik Gedung Putih untuk hari Kamis, yang dirilis Rabu malam setelah unggahan Trump, hanya menjelaskan acara tersebut dengan mengatakan Presiden membuat Pengumuman Perdagangan. The New York Times pertama kali melaporkan bahwa pengumuman tersebut akan dilakukan dengan Inggris.

    Pejabat pemerintahan Trump tengah melakukan serangkaian negosiasi simultan dengan sejumlah negara, setelah presiden menghentikan tarif menyeluruh terhadap lebih dari 50 negara yang memiliki defisit perdagangan substansial dengan AS serta pungutan global sebesar 10% yang diterapkan pada hampir semua mitra dagang AS. 

    Gedung Putih juga telah mengeluarkan tarif sektoral termasuk pada baja dan mobil, dan mengancam lebih banyak lagi pada berbagai industri mulai dari farmasi hingga kayu hingga film buatan luar negeri.

    Kesepakatan Kerangka Kerja 

    Trump telah memberikan sedikit indikasi tentang garis besar kesepakatan perdagangan yang dapat diterima, meskipun para pembantunya telah mengindikasikan bahwa pengumuman awal kemungkinan akan berfungsi sebagai kerangka kerja untuk negosiasi tambahan di kemudian hari.

    Inggris dan AS telah melakukan diskusi intensif tentang perjanjian ekonomi yang akan mengurangi dampak beberapa tarif, dengan tim pejabat Inggris di Washington untuk merundingkan persyaratan minggu ini, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris mengatakan awal minggu ini bahwa pembicaraan masih berlangsung, tetapi mereka tidak akan memberikan komentar tentang rincian diskusi yang sedang berlangsung atau menetapkan jadwal apa pun.

    “Kami akan terus mengambil pendekatan yang tenang dan mantap terhadap pembicaraan dan bertujuan untuk menemukan resolusi guna membantu meredakan tekanan pada bisnis dan konsumen Inggris,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Inggris mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan India pada Selasa lalu, yang merupakan kesepakatan dagang terbesar yang ditandatangani Inggris sejak meninggalkan Uni Eropa, karena negara itu berupaya memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara lain di tengah dampak tarif Trump.

    Negara-negara lain yang melakukan pembicaraan di tingkat tinggi termasuk Jepang, India, dan Israel. Trump mengejutkan negosiator Jepang dengan secara pribadi bergabung dalam pembicaraan bulan lalu, sementara Wakil Presiden JD Vance melakukan perjalanan ke India untuk berdiskusi yang mencakup perdagangan. Presiden AS juga menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih untuk membicarakan masalah perdagangan.

  • AS-Israel Bahas Pemimpin Pemerintahan Sementara Pascaperang di Gaza

    AS-Israel Bahas Pemimpin Pemerintahan Sementara Pascaperang di Gaza

    JAKARTA – Amerika Serikat dan Israel dilaporkan membahas kemungkinan Washington memimpin pemerintahan sementara pascaperang di Gaza, menurut lima orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Konsultasi “tingkat tinggi” tersebut berpusat di sekitar pemerintahan transisi yang dipimpin oleh seorang pejabat AS yang akan mengawasi Gaza hingga Gaza didemiliterisasi dan distabilkan, dan pemerintahan Palestina yang layak telah muncul, kata sumber tersebut.

    Dilansir Reuters, Rabu, 7 Mei, menurut diskusi yang masih dalam tahap awal, tidak akan ada batas waktu pasti berapa lama pemerintahan yang dipimpin AS akan bertahan, yang akan bergantung pada situasi di lapangan, kata kelima sumber tersebut.

    Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk membahas pembicaraan tersebut secara terbuka, membandingkan usulan tersebut dengan Otoritas Sementara Koalisi di Irak yang dibentuk Washington pada tahun 2003, tak lama setelah invasi yang dipimpin AS yang menggulingkan Saddam Hussein.

    Otoritas tersebut dianggap oleh banyak orang Irak sebagai kekuatan pendudukan dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sementara Irak pada tahun 2004 setelah gagal menahan pemberontakan yang berkembang.

    Negara-negara lain akan diundang untuk mengambil bagian dalam otoritas yang dipimpin AS di Gaza, kata sumber tersebut, tanpa mengidentifikasi negara mana.

    Mereka mengatakan pemerintahan akan melibatkan teknokrat Palestina tetapi akan mengecualikan kelompok Islamis Hamas dan Otoritas Palestina, yang memegang otoritas terbatas di Tepi Barat yang diduduki.

    Kelompok Hamas yang telah memerintah Gaza sejak 2007, memicu perang saat ini ketika militannya menyerbu komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menangkap 251 lainnya.

    Sumber tersebut mengatakan masih belum jelas apakah ada kesepakatan yang dapat dicapai. Diskusi belum berkembang ke titik mempertimbangkan siapa yang mungkin mengambil peran inti, kata mereka.

    Sumber tersebut tidak menyebutkan pihak mana yang mengajukan proposal tersebut atau memberikan rincian lebih lanjut tentang pembicaraan tersebut.

    Menanggapi pertanyaan Reuters, juru bicara Departemen Luar Negeri tidak berkomentar langsung mengenai apakah telah ada diskusi dengan Israel tentang otoritas sementara yang dipimpin AS di Gaza, dengan mengatakan mereka tidak dapat berbicara mengenai negosiasi yang sedang berlangsung.

    “Kami menginginkan perdamaian, dan pembebasan segera para sandera,” kata juru bicara tersebut.

    “Pilar-pilar pendekatan kami tetap teguh: mendukung Israel, mendukung perdamaian,”sambungnya.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar.

    Dalam wawancara April dengan Sky News Arabia milik Emirat, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan ia yakin akan ada “masa transisi” setelah konflik di mana dewan pengawas internasional, termasuk “negara-negara Arab moderat”, akan mengawasi Gaza dengan warga Palestina yang beroperasi di bawah bimbingan mereka.

  • Punya Senjata Canggih Super-Mahal, AS Rupanya Dibuat Ngeri Senjata Murah Rusia – Halaman all

    Punya Senjata Canggih Super-Mahal, AS Rupanya Dibuat Ngeri Senjata Murah Rusia – Halaman all

    Punya Senjata Canggih Super-Mahal, AS Rupanya Dibuat Ngeri Senjata Murah Rusia

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia rupanya memberikan khasah baru bagi Amerika Serikat (AS) dalam konteks peperangan modern.

    AS secara cermat mengamati kalau tak selamanya senjata canggih bernilai selangit bisa efektif dalam pertempuran menghadapi peralatan tempur yang nilainya jauh berbeda.

    Washington, yang dikenal dengan gudang senjata yang memiliki stok persenjataan dan amunisi mahal, menyadari kalau apa yang dipraktikkan Rusia secara murah dalam perang Ukraina bisa secara efektif berguna di medan tempur.

    “AS tidak dapat terus-menerus membangun dan membeli senjata mahal yang rentan terhadap drone yang diproduksi dengan biaya yang jauh lebih murah,” kata sekretaris Angkatan Darat AS, Daniel Driscoll, dilansir BI, Rabu (7/5/2025) saat memberi penilaian soal Perang Ukraina-Rusia.

    “Kami terus menciptakan dan membeli mesin-mesin hebat yang dapat dihancurkan oleh drone murah,” kata Sekretaris Angkatan Darat  dalam sebuah episode podcast “War on the Rocks” yang ditayangkan Selasa.

    “Jika angka itu benar, yakni Rusia telah memproduksi 1 juta pesawat tanpa awak dalam 12 bulan terakhir, itu membuat kita harus memikirkan ulang biaya pembelian pesawat itu,” lanjutnya.

    Tank Abrams Amerika Serikat, Tank ini dikabarkan sudah sampai di Ukraina dan siap diterjunkan ke medang perang melawan Rusia. (U.S. Army National Guard)

    “Kita adalah negara terkaya, mungkin dalam sejarah dunia, tetapi kita pun tidak mampu mempertahankan peralatan seharga beberapa juta dolar yang dapat dihancurkan dengan pesawat nirawak dan amunisi seharga $800,” katanya.

    Driscoll menanggapi pertanyaan tentang apakah militer AS meninggalkan Robotic Combat Vehicle. 

    Ia mengatakan bahwa meskipun konsepnya berharga, rasio biayanya tidak sesuai.

    Militer AS telah mengamati perang di Ukraina, di mana pesawat tanpa awak murah yang diisi dengan bahan peledak merusak atau menghancurkan peralatan tempur yang mahal seperti tank, kendaraan lapis baja lainnya, pertahanan udara, dan bahkan kapal perang, yang menyoroti kerentanan senjata yang lebih besar dan lebih berharga yang tidak dipertahankan secara memadai.

    Perkembangan pesat pesawat tanpa awak (drone) murah — beberapa di antaranya harganya hanya beberapa ratus dolar — telah menjadi kekhawatiran yang berkembang bagi militer AS saat mereka bersiap menghadapi kemungkinan konfrontasi skala besar antara NATO dan Rusia di Eropa atau pertempuran dengan Cina di Pasifik.

    Petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang menjalar pasca serangan drone Rusia atas kota Kharkiv di Ukraina. (AFP/Sergei Bobok/ABC)

    Moskow Produksi Jutaan Drone

    Moskow mengatakan telah memproduksi 1,5 juta pesawat nirawak tahun lalu.

    Seorang komandan tank Ukraina menyebut pesawat nirawak Rusia sebagai ancaman besar bagi tank M1 Abrams buatan Amerika miliknya , yang harganya sekitar $10 juta.

    Ukraina telah melengkapi tank Abrams dan sistem lainnya, termasuk tank buatan Eropa dan kendaraan tempur lapis baja buatan Amerika, dengan lapisan pelindung tambahan untuk membantu melindungi peralatan mahal tersebut dari drone.

    Tetapi itu bukanlah solusi yang sempurna.

    Tank Bradley buatan AS yang dikirim ke Ukraina. /Foto: Militer AS (Via BI)

    Kerugian kendaraan lapis baja dalam perang ini sangat tinggi. Ukraina, misalnya, telah kehilangan lebih dari 4.400 kendaraan lapis baja.

    Sementara Rusia telah kehilangan lebih dari 12.600, menurut Oryx, situs intelijen sumber terbuka yang melacak kerugian peralatan militer di kedua belah pihak.

    Pesawat nirawak bukan hanya ancaman bagi aset darat.

    Pesawat nirawak angkatan laut Ukraina yang berisi bahan peledak telah menimbulkan malapetaka di Armada Laut Hitam Rusia.

    Pesawat nirawak ini bahkan telah ditingkatkan untuk meluncurkan rudal. Ukraina mengatakan satu pesawat berhasil menembak jatuh dua jet tempur Su-30 Rusia senilai $50 juta pada akhir pekan.

     

    (oln/bi/*)

  • Jet Tempur Finlandia Jatuh, Pilot Selamat

    Jet Tempur Finlandia Jatuh, Pilot Selamat

    Helsinki

    Sebuah jet tempur F/A-18 Hornet milik Finlandia jatuh di dekat bandara Rovaniemi yang ada di wilayah Arktik bagian utara di Finlandia. Pilot jet tempur itu berhasil diselamatkan setelah melontarkan diri keluar.

    Angkatan Bersenjata Finlandia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (7/5/2025), menyebut kecelakaan itu terjadi di “area bandara Rovaniemi” pada Rabu (7/5) siang, sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

    Penyebab kecelakaan jet tempur itu belum diketahui secara jelas.

    Asap berwarna hitam pekat terlihat mengepul dari lokasi kejadian, dengan laporan televisi lokal YLE menyebut beberapa kendaraan darurat dikerahkan ke area tersebut.

    Ruas jalanan menuju ke area bandara tersebut ditutup sementara, dan polisi memblokir akses ke bandara.

    Operator bandara Finavia mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya tidak memperkirakan penerbangan-penerbangan sipil akan terdampak oleh kecelakaan itu untuk sementara waktu.

    Jet tempur F/A-18 Hornet merupakan jet tempur buatan Amerika Serikat (AS). Finlandia yang merupakan negara anggota aliansi pertahanan NATO yang dipimpin AS, diketahui menggunakan sejumlah jet tempur buatan Washington, termasuk jet tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin.

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cerita Bill Gates Pernah Minum Air Olahan Tinja Manusia

    Cerita Bill Gates Pernah Minum Air Olahan Tinja Manusia

    GELORA.CO – Pendiri perusahaan software raksasa Microsoft, Bill Gates, datang ke Indonesia hari ini, Rabu (7/5/2025). Pria yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia ini, bertemu dengan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

    Bill Gates datang ke Indonesia untuk melakukan beberapa agenda. Salah satunya meninjau proses pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah di Jakarta Timur.

    Dalam pertemuan di Istana Merdeka, Presiden Prabowo mengatakan bahwa Bill Gates telah menghibahkan dana sebesar 156 juta dollar (sekitar Rp 2,6 triliun) untuk Indonesia sejak tahun 2009 lewat yayasannya Gates Foundation.

    Sebagian besar dialokasikan untuk kesehatan. Rinciannya, bidang kesehatan sebesar 119 juta dollar AS (sekitar Rp 1,9 triliun), pertanian 5 juta dollar AS (sekitar Rp 82 miliar), sektor teknologi 5 juta dollar AS, dan bantuan sosial lainnya di lintas sektoral dengan total lebih dari 28 juta dollar AS (sekitar Rp 463 miliar).

    Bill Gates yang juga dikenal sebagai filantropi mengatakan, sejak berdiri tahun 2000, Gates Foundation memang fokus kepada permasalahan kesehatan global.

    “Kami banyak berkutat di kesehatan,” kata Bill Gates saat bertamu di Istana Merdeka, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari siaran langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

    Ia menambahkan, saat masih menjabat sebagai petinggi Microsoft, Bill Gates mulai memikirkan bagaimana dirinya bisa berdampak lebih besar bagi masyarakat.

    “Saya mempelajari tentang penyakit, kematian pada anak-anak, dan banyak masalah lain, seperti malnutrisi, malaria, dan TBC. Hanya sedikit dana yang mengalir untuk permasalahan tersebut,” jelas Bill Gates.

    Salah satu proyek yang pernah digarap oleh yayasan ini berupaya mengolah limbah kotoran manusia menjadi air layak minum.

    Proyek ini mulai dipamerkan Bill Gates sekitar tahun 2015 lalu. Bahkan, kala itu ia tak segan meminum air hasil olahan limbah tersebut.

    “Ini adalah air!” kata Bill Gates usai meminum air olahan limbah itu.

    Lima menit sebelumnya, air itu masih berbentuk limbah kotoran manusia yang dikumpulkan dari sebuah toilet umum.

    Sebagaimana dilaporkan Wired, transformasi limbah kotoran manusia menjadi air layak minum itu berkat OmniProcessor, sebuah alat pengolahan limbah pabrik dengan harga murah.

    Alat ini didesain oleh perusahaan bioenergi Janicky yang didukung Bill & Melinda Gates Foundation. Prototipe OmniProcessor telah didistribusi ke Washington, Amerika Serikat, dan disebar ke India, Afrika, serta negara-negara berkembang lainnya.

    Sejak tahun 2005, Gates melalui yayasan miliknya memang sudah menaruh perhatian terhadap sistem sanitasi berbasis teknologi. 

    Perhatian itu didasari fakta bahwa 40 persen dari populasi global, atau 2,5 miliar orang, masih membuang tinja sembarangan atau dapat dikatakan tidak menjalani hidup bersih.

    Akibatnya, 1,5 miliar anak meninggal setiap tahun karena mengonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi dengan lingkungan kotor. Khususnya di negara-negara berkembang, setengah dari jumlah pasien rumah sakit dirawat karena masalah sanitasi.

    Menurut Gates, OmniProcessor dapat menjadi jawaban dari masalah-masalah sanitasi yang terjadi. Alat yang merupakan campuran inovatif listrik tenaga uap dan penyaringan air ini dapat mengonversi limbah hingga 14 ton menjadi air layak minum dan listrik setiap harinya.

    Alat ini dibanderol dengan harga 1,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 24 miliar untuk kemampuannya mengolah kotoran 100.000 orang.\

  • Cerita Bill Gates Pernah Minum Air Olahan Tinja Manusia

    Cerita Bill Gates Pernah Minum Air Olahan Tinja Manusia

    GELORA.CO – Pendiri perusahaan software raksasa Microsoft, Bill Gates, datang ke Indonesia hari ini, Rabu (7/5/2025). Pria yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia ini, bertemu dengan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

    Bill Gates datang ke Indonesia untuk melakukan beberapa agenda. Salah satunya meninjau proses pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah di Jakarta Timur.

    Dalam pertemuan di Istana Merdeka, Presiden Prabowo mengatakan bahwa Bill Gates telah menghibahkan dana sebesar 156 juta dollar (sekitar Rp 2,6 triliun) untuk Indonesia sejak tahun 2009 lewat yayasannya Gates Foundation.

    Sebagian besar dialokasikan untuk kesehatan. Rinciannya, bidang kesehatan sebesar 119 juta dollar AS (sekitar Rp 1,9 triliun), pertanian 5 juta dollar AS (sekitar Rp 82 miliar), sektor teknologi 5 juta dollar AS, dan bantuan sosial lainnya di lintas sektoral dengan total lebih dari 28 juta dollar AS (sekitar Rp 463 miliar).

    Bill Gates yang juga dikenal sebagai filantropi mengatakan, sejak berdiri tahun 2000, Gates Foundation memang fokus kepada permasalahan kesehatan global.

    “Kami banyak berkutat di kesehatan,” kata Bill Gates saat bertamu di Istana Merdeka, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari siaran langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

    Ia menambahkan, saat masih menjabat sebagai petinggi Microsoft, Bill Gates mulai memikirkan bagaimana dirinya bisa berdampak lebih besar bagi masyarakat.

    “Saya mempelajari tentang penyakit, kematian pada anak-anak, dan banyak masalah lain, seperti malnutrisi, malaria, dan TBC. Hanya sedikit dana yang mengalir untuk permasalahan tersebut,” jelas Bill Gates.

    Salah satu proyek yang pernah digarap oleh yayasan ini berupaya mengolah limbah kotoran manusia menjadi air layak minum.

    Proyek ini mulai dipamerkan Bill Gates sekitar tahun 2015 lalu. Bahkan, kala itu ia tak segan meminum air hasil olahan limbah tersebut.

    “Ini adalah air!” kata Bill Gates usai meminum air olahan limbah itu.

    Lima menit sebelumnya, air itu masih berbentuk limbah kotoran manusia yang dikumpulkan dari sebuah toilet umum.

    Sebagaimana dilaporkan Wired, transformasi limbah kotoran manusia menjadi air layak minum itu berkat OmniProcessor, sebuah alat pengolahan limbah pabrik dengan harga murah.

    Alat ini didesain oleh perusahaan bioenergi Janicky yang didukung Bill & Melinda Gates Foundation. Prototipe OmniProcessor telah didistribusi ke Washington, Amerika Serikat, dan disebar ke India, Afrika, serta negara-negara berkembang lainnya.

    Sejak tahun 2005, Gates melalui yayasan miliknya memang sudah menaruh perhatian terhadap sistem sanitasi berbasis teknologi. 

    Perhatian itu didasari fakta bahwa 40 persen dari populasi global, atau 2,5 miliar orang, masih membuang tinja sembarangan atau dapat dikatakan tidak menjalani hidup bersih.

    Akibatnya, 1,5 miliar anak meninggal setiap tahun karena mengonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi dengan lingkungan kotor. Khususnya di negara-negara berkembang, setengah dari jumlah pasien rumah sakit dirawat karena masalah sanitasi.

    Menurut Gates, OmniProcessor dapat menjadi jawaban dari masalah-masalah sanitasi yang terjadi. Alat yang merupakan campuran inovatif listrik tenaga uap dan penyaringan air ini dapat mengonversi limbah hingga 14 ton menjadi air layak minum dan listrik setiap harinya.

    Alat ini dibanderol dengan harga 1,5 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 24 miliar untuk kemampuannya mengolah kotoran 100.000 orang.\

  • AS dan Sekutunya Bahas Pengiriman Tambahan Sistem Patriot untuk Perkuat Pertahanan Udara Ukraina – Halaman all

    AS dan Sekutunya Bahas Pengiriman Tambahan Sistem Patriot untuk Perkuat Pertahanan Udara Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Negara-negara Barat yang memberikan dukungan kepada Ukraina tengah melakukan diskusi mengenai kemungkinan pengiriman sistem udara pertahanan udara tambahan Patriot ke Kyiv.

    Informasi ini disampaikan Reuters, yang berkomunikasi dengan narasumber yang mengetahui langsung perihal pembicaraan tersebut. 

    Namun narasumber tersebut tidak ingin disebutkan namanya.

    Langkah ini dipandang krusial untuk memperkuat perisai udara Ukraina dalam menghadapi gempuran udara Rusia yang terus meningkat dan semakin beragam.

    Sistem pertahanan udara Patriot merupakan sistem rudal permukaan ke udara (SAM) canggih buatan Amerika Serikat, dirancang untuk mencegat beragam ancaman udara, seperti pesawat tempur, rudal balistik taktis, rudal jelajah, dan drone.  

    Sistem ini mengintegrasikan radar, teknologi komando dan kontrol terpadu, peluncur rudal, serta berbagai jenis pencegat yang bekerja secara sinergis.

    Sistem ini dibuat untuk mengidentifikasi dan melumpuhkan rudal balistik taktis, rudal jelajah, drone, pesawat canggih, dan ancaman udara lainnya.

    Menurut laporan Reuters, yang bersumber dari narasumber anonim, para sekutu Barat berupaya keras untuk mencapai kesepakatan mengenai pengiriman tambahan sistem Patriot ini sebelum KTT NATO yang dijadwalkan pada akhir Juni mendatang.

    Urgensi ini didorong oleh kebutuhan mendesak Ukraina akan lebih banyak sistem Patriot untuk melindungi infrastruktur kritikal dan wilayah sipil yang semakin sering menjadi target serangan udara Rusia.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, bahkan secara terbuka mengungkapkan kebutuhan negaranya akan sistem pertahanan udara yang lebih modern. 

    Presiden Zelenskiy mengatakan kepada CBS News bulan lalu bahwa pemerintahnya siap membeli 10 sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat guna menangkis serangan rudal balistik Rusia.

    Analisis militer Ukrainian Defence Express pada April tahun ini menunjukkan bahwa Ukraina hanya memiliki tujuh sistem Patriot yang aktif beroperasi.

    Sumber Reuters lebih lanjut menyebutkan bahwa Amerika Serikat dan Yunani termasuk di antara negara-negara yang berpotensi menjadi pemasok sistem Patriot tambahan untuk Ukraina.

    Dua sumber AS yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan bahwa upaya untuk menyediakan lebih banyak sistem Patriot ke Ukraina merupakan inisiatif yang telah disetujui di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat dan dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump dari Partai Republik. 

    Hal ini mengindikasikan adanya dukungan bipartisan di AS terhadap penguatan pertahanan udara Ukraina.

    Namun, Yunani dengan tegas menepis keterlibatannya dalam rencana tersebut. 

    Seorang pejabat pemerintah Yunani mengatakan kepada Reuters, “Tidak ada pertanyaan untuk memasok Ukraina dengan sistem Patriot dari Yunani.”

    Pertahanan menjadi isu sensitif bagi Yunani mengingat perselisihan yang berkepanjangan dengan negara tetangganya yang juga merupakan sekutu NATO, Turki. 

    Meskipun sebelumnya Yunani telah memberikan sejumlah bantuan militer kepada Ukraina berupa roket, bahan peledak, kendaraan tempur infanteri, dan amunisi lainnya, namun mereka menegaskan kembali pada tahun lalu bahwa mereka tidak dapat menyediakan lagi sistem pertahanan udara Patriot tambahan ke Ukraina.

    Sementara itu, New York Times yang mengutip informasi dari para pejabat AS, mengabarkan bahwa Washington berencana mengirimkan sistem Patriot yang saat ini ditempatkan di Israel ke Ukraina setelah melalui proses perbaikan.

    Berita tersebut juga menyebutkan bahwa sekutu Barat sedang mempertimbangkan kemungkinan “logistik Jerman atau Yunani” untuk menyediakan satu sistem Patriot tambahan.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, juga mengungkapkan bahwa dirinya telah membahas isu sistem pertahanan udara dengan Donald Trump di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, dan menggambarkan pertemuan tersebut sebagai “pertemuan terbaik” yang pernah mereka lakukan.(Grace Sanny Vania)

  • Profil Bill Gates: dari Microsoft ke Misi Kemanusiaan Global Lewat Gates Foundation – Page 3

    Profil Bill Gates: dari Microsoft ke Misi Kemanusiaan Global Lewat Gates Foundation – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bill Gates bukan hanya dikenal sebagai pendiri Microsoft, perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia, tapi juga sebagai salah satu filantropis paling berpengaruh di era modern.

    Lewat kombinasi inovasi teknologi, dan strategi bisnis yang tajam, Gates berhasil mengubah dunia digital dan terus berkontribusi untuk mengatasi tantangan global lewat yayasan amalnya yakni Gates Foundation. 

    Siapa Bill Gates?

    Lahir pada 28 Oktober 1955 di Seattle, Washington, Bill Gates tumbuh dalam keluarga kelas menengah atas. Ayahnya seorang pengacara, dan ibunya aktif dalam berbagai organisasi nirlaba.

    Ketertarikannya pada komputer dimulai saat ia bersekolah di Lakeside School. Di sana, Gates bertemu Paul Allen, sahabat sekaligus rekan bisnisnya di masa depan.

    Mengutip Biography, Rabu (7/5/2025), Bill Gates dan Paul Allen mulai mengeksplorasi dunia pemrograman dan bahkan sempat membuat program pengatur lalu lintas bernama Traf-O-Data saat masih berusia 15 tahun.

    Lahirnya Microsoft

    Pada 1975, setelah melihat potensi komputer pribadi Altair 8800, Gates dan Allen menciptakan perangkat lunak BASIC untuk komputer tersebut. 

    Mereka lalu mendirikan Microsoft, nama yang berasal dari gabungan kata “micro-computers” dan “software.” Gates bahkan rela keluar dari Harvard demi fokus pada perusahaan ini.

    Walau awalnya penuh tantangan, Microsoft perlahan tumbuh dan menjadi raksasa di industri teknologi. Gates dikenal sebagai pemimpin yang visioner namun keras.

    Ia sering menantang ide-ide karyawannya dengan tajam dengan tujuan mendorong inovasi.

    Microsoft benar-benar melejit ketika merilis sistem operasi Windows dan paket aplikasi Microsoft Office, yang kini dikenal sebagai Microsoft 365. 

    Di bawah kepemimpinan Gates, perusahaan ini melantai di bursa saham pada 1986 dan menjadikannya miliarder di usia 30 tahun.