kab/kota: Washington

  • Hakim AS Tangguhkan Perintah Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing

    Hakim AS Tangguhkan Perintah Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing

    Washington DC

    Seorang hakim Amerika Serikat (AS) memerintahkan penangguhan sementara terhadap langkah pemerintahan Presiden Donald Trump melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing. Perintah ini dijatuhkan setelah universitas bergengsi itu mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintahan Trump.

    Harvard dalam gugatannya menyebut langkah pemerintahan Trump untuk mencabut hak universitas tertua di AS itu dalam menerima mahasiswa asing sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap Konstitusi AS dan hukum-hukum federal AS lainnya.

    Gugatan hukum diajukan oleh Harvard terhadap pemerintahan Trump setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, memerintahkan pencabutan sertifikasi Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran untuk Universitas Harvard yang berlaku untuk tahun ajaran 2025-2026.

    Noem menuduh Harvard telah “mendorong kekerasan, anti-Semitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China”. Langkah ini membuat masa depan ribuan mahasiswa asing menjadi tidak jelas, dan aliran pendapatan menguntungkan yang didapat dari penerimaan mahasiswa asing menjadi diragukan.

    “Tanpa mahasiswa internasional, Harvard bukanlah Harvard,” tegas universitas berusia 389 tahun ini galam gugatan hukumnya yang diajukan ke pengadilan federal Boston pada Jumat (23/5).

    Setelah gugatan hukum diajukan, seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (24/5/2025), hakim distrik AS Allison Burroughs menjatuhkan perintah agar “pemerintahan Trump dengan ini dilarang melaksanakan… pencabutan sertifikasi SEVP (Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran) dari penggugat”.

    Perintah hakim Burroughs ini akan menangguhkan kebijakan Trump itu selama dua pekan ke depan. Hakim Burroughs juga menjadwalkan sidang lanjutan pada 27 Mei dan 29 Mei untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam kasus tersebut.

    Hakim Burroughs juga mengawasi gugatan Harvard lainnya atas penghentian dana hibah oleh pemerintahan Trump.

    Di sisi lain, perintah hakim Burroughs ini sedikit memberikan keringanan kepada ribuan mahasiswa asing Harvard yang dipaksa pindah universitas berdasarkan kebijakan pemerintahan Trump, atau terancam kehilangan status hukum mereka.

    Harvard menerima hampir 6.800 mahasiswa asing untuk tahun ajaran saat ini. Angka itu setara dengan 27 persen dari total pendaftaran untuk tahun ajaran saat ini.

    Larangan menerima mahasiswa asing ini diberlakukan Trump karena dia marah pada Harvard yang menolak pengawasan Washington atas penerimaan dan perekrutan di tengah tuduhan soal universitas bergengsi itu menjadi sarang anti-Semitisme dan ideologi liberal “woke”.

    Pemerintahan Trump mengancam akan meninjau kembali pendanaan pemerintah untuk Harvard sebesar US$ 9 miliar, sebelum membekukan hibah sebesar US$ 2,2 miliar pada tahap pertama. Pemerintahan Trump juga mendeportasi seorang peneliti Sekolah Kedokteran Harvard.

    “Ini adalah tindakan terbaru pemerintah sebagai balas dendam yang jelas terhadap langkah Harvard menjalankan hak Amandemen Pertama dengan menolak tuntutan pemerintah untuk mengendalikan tata kelola, kurikulum, dan ‘ideologi’ fakultas dan para mahasiswanya,” tegas Harvard dalam gugatan hukumnya.

    Gugatan Harvard itu meminta hakim AS untuk “menghentikan tindakan pemerintah yang sewenang-wenang, tidak masuk akal, melanggar hukum, dan inkonstitusional”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video Trump Tak Buktikan ‘Genosida’ Kulit Putih di Afsel

    Video Trump Tak Buktikan ‘Genosida’ Kulit Putih di Afsel

    Washington DC

    Di Gedung Putih Rabu (21/5) Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuntut Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang tengah menjadi tamunya, untuk menanggulangi fenomena pembantaian massal terhadap petani kulit putih di negaranya.

    Narasi bahwa kelompok kulit putih menjadi korban pembunuhan sistematis dan disengaja sudah lama beredar di kelompok supremasi rasial di AS. Namun, hingga kini, tuduhan itu tak pernah terbukti secara fakta maupun statistik resmi. Klaim ini terkait erat dengan teori konspirasi rasis bernama “penggantian besar-besaran” alias the great replacement.

    Klaim Trump

    Trump menyampaikan tuduhan itu ketika menjamu Presiden Ramaphosa di Gedung Putih. Dalam tayangan video yang dia tampilkan pada menit ke-1:42, Trump berkata:

    “Ini adalah makam. Ada ribuan salib putih. Ini semua adalah petani kulit putih dan keluarganya. Mereka semua dibunuh.”

    Cek Fakta DW: Hoaks

    Pernyataan Trump sesungguhnya sudah beredar di media sosial bahkan sebelum kunjungan kenegaraan Ramaphosa ke AS. Seorang pengguna X (dulu Twitter) pada 12 Mei sudah mengklaim bahwa setiap salib putih dalam video itu mewakili seorang petani kulit putih yang dibunuh di Afrika Selatan. Hingga 22 Mei, unggahan tersebut telah ditonton hampir 55 juta kali.

    Namun, penelusuran gambar menunjukkan bahwa cuplikan yang menampilkan deretan salib putih di pinggir jalan itu bukanlah makam petani kulit putih. Video itu sudah pernah beredar di media sosial pada tahun 2020 dan 2023.

    Faktanya, adegan dalam video itu berasal dari sebuah aksi protes di dekat kota Newcastle, Afrika Selatan, pada 5 September 2020. Aksi tersebut digelar menyusul pembunuhan pasangan Glen dan Vida Rafferty di ladang mereka pada Agustus tahun yang sama.

    Aksi simbolik, bukan pemakaman massal

    Tak jauh dari jembatan Horn River, ratusan salib kayu simbolik didirikan sukarelawan di sepanjang jalan. Di pertengahan perjalanan menuju ladang tempat Rafferty dibunuh, terpampang spanduk besar bertuliskan: “Presiden Ramaphosa, berapa banyak lagi yang harus mati?”

    Pidato Julius Malema dan kontroversi lagu perjuangan

    Bagian lain dalam video yang diputar Trump menampilkan politikus Afrika Selatan, Julius Malema, yang meneriakkan slogan “Kill the Boer, kill the farmer” (“Bunuh Boer, bunuh petani”) merujuk pada komunitas kulit putih.

    Adegan itu diambil dari perayaan ulang tahun ke-10 partai kiri Economic Freedom Fighters (EFF) di Stadion FNB, Johannesburg, pada Agustus 2023. Harian Afrika Selatan VRTNWS turut melaporkan momen tersebut.

    Malema, sebelum mendirikan EFF, adalah anggota African National Congress (ANC) namun dikeluarkan dari partai pada 2012. Slogan yang dia teriakkan merupakan seruan perjuangan dari era apartheid yang beberapa kali telah diklasifikasikan sebagai ujaran kebencian di Afrika Selatan.

    Ramaphosa dan petani tolak klaim Trump

    Presiden Ramaphosa langsung memberi sanggahan setelah video ditayangkan. Dia menegaskan bahwa pernyataan dalam video itu bukan merupakan kebijakan pemerintah Afrika Selatan.

    Sementara itu, seorang petani Afrika Selatan bernama Theo de Jaeger juga membantah tudingan Trump dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle. Dia menyatakan bahwa tidak ada genosida terhadap petani kulit putih di negaranya.

    Usai Trump menawarkan suaka bagi petani kulit putih, De Jaeger bahkan menulis surat terbuka kepada presiden AS.

    “Saya menulis surat itu karena saya khawatir Trump tidak sepenuhnya paham apa yang sebenarnya terjadi di sini,” ujarnya kepada DW.

    “Kami lebih ingin melihat adanya upaya konkret untuk memperbaiki kondisi kami, agar kami bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Ini bukan hanya soal rasisme, karena petani kulit hitam juga menghadapi masalah yang sama.”

    Ketimpangan agraria masih menganga

    Meski apartheid telah berakhir lebih dari 30 tahun lalu, ketimpangan kepemilikan lahan di Afrika Selatan masih sangat nyata. Menurut laporan pemerintah Afrika Selatan tahun 2017, warga kulit putih masih menguasai sekitar 72 persen lahan pertanian, sementara warga kulit hitam hanya memiliki sekitar 4 persen dari lahan pertanian yang terdaftar secara individual.

    Padahal, warga kulit putih hanya berjumlah 7,8 persen dari total populasi negara itu.

    Catatan Redaksi:
    Artikel ini merupakan bagian dari kerja sama DW dengan tim pemeriksa fakta dari ARD-Faktenfinder, BR24 #Faktenfuchs, dan DW-Faktencheck.

    Artikel ini terbit pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga “Membaca Maksud Pemerintahan Trump Menjegal Harvard University” di sini:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Desak Filipina Setop Provokasi di Laut China Selatan

    China Desak Filipina Setop Provokasi di Laut China Selatan

    Beijing

    Kementerian Luar Negeri China mendesak Filipina untuk segera menghentikan apa yang disebutnya sebagai “pelanggaran dan provokasi” di Laut China Selatan. Jika Manila tidak mematuhi desakan itu, Beijing menegaskan Filipina akan menghadapi “respons tegas” China.

    Desakan itu muncul sehari setelah China dan Filipina saling melemparkan tuduhan menyusul konfrontasi antara dua kapal mereka di perairan Laut China Selatan yang disengketakan.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Jumat (23/5/2025), menegaskan bahwa sah bagi Beijing untuk mengambil tindakan yang diperlukan di perairan Laut China Selatan. Penegasan ini membela respons Penjaga Pantai China terhadap kapal-kapal Filipina.

    Penjaga Pantai China, pada Kamis (22/5), mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil “tindakan pengendalian” terhadap kapal-kapal Filipina dan mengonfirmasi telah terjadi tabrakan antara kapal-kapal kedua negara.

    Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Filipina, MaryKay Carlson, dalam pernyataannya menggambarkan tindakan China sebagai tindakan agresif, dan menyebut bahwa tindakan semacam itu “secara sembrono membahayakan nyawa dan mengancam stabilitas regional”.

    Ketika ditanya soal kritikan Carlson, Mao Ning menjawab: “Kami menyarankan pihak AS untuk tidak menggunakan Filipina dalam memicu masalah di Laut China Selatan, dan tidak merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut”.

    Kapal penjaga pantai Filipina dan AS ikut serta untuk pertama kalinya dalam latihan maritim gabungan dengan satuan Angkatan Laut dan Angkatan Udara di Laut China Selatan yang disengketakan awal pekan ini.

    Beijing menuduh Washington menebar perselisihan di kawasan tersebut. China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan, meskipun ada klaim tumpang tindih dari beberapa negara lainnya, seperti Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

    Putusan pengadilan arbitrase internasional tahun 2016 menyatakan klaim Beijing, berdasarkan peta historisnya, tidak memiliki dasar hukum internasional. China tidak pernah mengakui putusan tersebut.

    Lihat Video ‘Filipina Tuding China Agresif Usai Tabrakan Kapal di Laut China Selatan’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina Keluar dari Gaza Ilegal, Kata Norwegia dan Islandia – Halaman all

    Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina Keluar dari Gaza Ilegal, Kata Norwegia dan Islandia – Halaman all

    Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina keluar dari Gaza Ilegal, kata Norwegia dan Islandia

    TRIBUNNEWS.COM- Rencana Israel untuk mengevakuasi warga Palestina dari Gaza akan menjadi pemindahan paksa secara ilegal, akan memicu lebih banyak kekerasan dan akan merusak upaya untuk mendirikan negara Palestina, kata menteri luar negeri Norwegia dan Islandia kemarin menurut Reuters .

    Pasangan tersebut merupakan bagian dari kelompok negara-negara Eropa Barat – yang juga mencakup Irlandia, Spanyol, Slovenia, dan Luksemburg – yang pada hari Rabu mengecam rencana Israel untuk meningkatkan operasi militernya di Gaza.

    Kabinet Keamanan Israel minggu ini menyetujui sebuah rencana yang mungkin mencakup penyitaan seluruh wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang, serta kontrol atas bantuan, yang telah diblokir masuknya sejak Maret.

    “Kami merasa khawatir dan terkejut dengan apa yang kami dengar dari kabinet keamanan Israel tentang rencana untuk meningkatkan operasi militer di Gaza dan melakukan apa yang mereka sebut sebagai evakuasi,” kata Espen Barth Eide dari Norwegia dalam sebuah wawancara.

    “Ini akan menyebabkan pemindahan paksa rakyat Palestina, pertama dari utara ke selatan, dan berpotensi keluar dari negara ini. Ini jelas melanggar hukum internasional,” katanya, seraya menambahkan: “Ini akan merusak harapan bagi negara Palestina … [dan menjadi] resep untuk pertumpahan darah lebih lanjut.”

    Menteri luar negeri Islandia, negara Eropa Barat pertama yang mengakui Palestina sebagai negara pada tahun 2011, mengatakan Israel harus mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk untuk membantu warga sipil.

    “Apa yang paling dibutuhkan saat ini adalah dimulainya kembali gencatan senjata dan pembebasan tanpa syarat semua sandera,” kata Thorgerdur Katrin Gunnarsdottir dalam wawancara telepon bersama.

    AS dan Israel telah membahas kemungkinan Washington memimpin pemerintahan sementara pascaperang di Gaza, dengan sumber yang mengutip pemerintahan AS di Irak setelah perang 2003 sebagai model yang mungkin.

    Norwegia, yang berperan sebagai fasilitator dalam perundingan tahun 1992-1993 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina yang menghasilkan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993, baru-baru ini mendukung upaya Arab untuk rencana pascaperang bagi Gaza.

    Barth Eide mengatakan pemerintahan Palestina di Gaza diperlukan, “pemerintahan Palestina yang akan bertanggung jawab atas Gaza dan Tepi Barat.”

    “Kewenangan yang mereka [AS] dirikan di Irak setelah perang Irak, jika boleh dikatakan, tidak diakui secara universal sebagai ide yang sangat bagus,” katanya. “Itu tidak berhasil.”

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Jatuhnya Jet Tempur India Saat Serang Pakistan dalam Serangan Udara Kejutkan Pengamat Militer Global – Halaman all

    Jatuhnya Jet Tempur India Saat Serang Pakistan dalam Serangan Udara Kejutkan Pengamat Militer Global – Halaman all

    Jatuhnya Jet Tempur India Saat Serang Pakistan dalam Serangan Udara, Mengejutkan Pengamat Militer

    TRIBUNNEWS.COM- BBC telah memverifikasi jatuhnya jet tempur India saat Pakistan mendominasi pertempuran udara, mengejutkan pengamat militer global.

    BBC Verify, unit investigasi penyiar Inggris mengautentikasi tiga video mengerikan, yang difilmkan di dekat ladang hangus di negara bagian Punjab, India, yang tampak menunjukkan sisa-sisa kebakaran akibat jet tempur yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan.

    Rekaman dramatis muncul dari wilayah Bathinda, Punjab India, yang menunjukkan apa yang tampak seperti puing-puing pesawat jet Angkatan Udara India yang membara, saat Islamabad mengklaim pilotnya menjatuhkan lima pesawat tempur canggih India dalam eskalasi yang mengkhawatirkan di sepanjang perbatasan India-Pakistan pada Rabu pagi.

    India sejauh ini masih bungkam, tidak memberikan konfirmasi atau bantahan.

    Unit investigasi BBC, BBC Verify , telah mengautentikasi tiga video terpisah yang tampaknya memperlihatkan akibat dari setidaknya satu kecelakaan.

    Ketiga klip tersebut diyakini difilmkan dari lapangan yang sama dekat Bathinda, sebuah kota di negara bagian Punjab, India.

    Dalam satu video, pasukan India terlihat mengumpulkan puing-puing logam, termasuk bagian-bagian yang menyerupai rangka jet tempur Rafale — pesawat canggih Prancis yang dilantik ke Angkatan Udara India dalam beberapa tahun terakhir.

    Dua klip tambahan di malam hari dari lokasi yang sama memperlihatkan puing-puing yang menyala dan proyektil melesat di langit sebelum memicu kebakaran di darat.

     

     

     

    FOTO VIRAL- Gambar resmi pertama telah muncul yang menunjukkan reruntuhan jet India yang jatuh di Srinagar, Kashmir. Khususnya, tanda-tanda Prancis terlihat pada pesawat tersebut, yang mungkin mengidentifikasinya sebagai Mirage 2000 atau Rafale. (Tangkapan layar X/@Defence_IDA)

     

    Memberikan bobot pada klaim Pakistan

    Para analis mengatakan adegan-adegan ini mirip dengan serangan udara atau pertempuran udara, yang memperkuat klaim Pakistan telah menembak jatuh beberapa jet.

    Justin Crump, mantan perwira Angkatan Darat Inggris dan kepala firma keamanan Sibylline, mengatakan kepada BBC bahwa pecahan tersebut tampaknya mencakup rudal udara-ke-udara buatan Prancis yang kompatibel dengan jet Rafale dan Mirage 2000, yang keduanya dioperasikan India.

    Gambar lain yang beredar luas di media sosial menunjukkan sirip ekor yang bertuliskan “BS001” dan “Rafale.”

    Pemeriksaan BBC , termasuk pencarian gambar terbalik, menunjukkan gambar tersebut baru saja diambil dan bukan hasil daur ulang dari insiden sebelumnya.

    Konflik regional yang lebih luas

    Apa yang diketahui sejauh ini memicu pengawasan ketat dari pengamat militer global.

    Pertemuan udara antara jet tempur canggih Pakistan dan jet tempur buatan Prancis milik India menawarkan wawasan dunia nyata yang langka tentang kinerja pesawat tempur modern, rudal, dan pilot di bawah tekanan.

    Dua pejabat tinggi AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sedikitnya dua pesawat India kemungkinan ditembak jatuh, menandai apa yang bisa menjadi tonggak sejarah bagi teknologi jet Beijing yang diekspor ke Pakistan.

    Pada konferensi pers pada Rabu sore, Menteri Luar Negeri India Vikram Misri menolak untuk mengonfirmasi atau membantah apakah ada pesawat yang hilang.

    Situasi di subbenua ini masih belum menentu, dengan adanya seruan kepada India dan Pakistan untuk menghindari konflik regional yang lebih luas.

     

     

    Jadi Sorotan, Dunia Militer Menyimak

    Pertarungan sengit antara jet tempur Pakistan buatan China dan jet tempur Rafale buatan Prancis akan diawasi ketat oleh militer untuk mendapatkan wawasan yang dapat memberikan keunggulan dalam konflik di masa mendatang. 

    Sebuah pesawat tempur Pakistan buatan China menembak jatuh sedikitnya dua pesawat militer India pada hari Rabu (7/5/2025), dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters, yang menandai tonggak penting bagi jet tempur canggih Beijing.

    Bentrokan udara merupakan kesempatan langka bagi militer untuk mempelajari kinerja pilot, jet tempur, dan rudal udara-ke-udara dalam pertempuran aktif, dan menggunakan pengetahuan itu untuk mempersiapkan angkatan udara mereka sendiri untuk pertempuran.

    Para ahli mengatakan penggunaan senjata canggih secara langsung akan dianalisis di seluruh dunia, termasuk di Tiongkok dan Amerika Serikat yang keduanya sedang mempersiapkan diri menghadapi potensi konflik di Taiwan atau di kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.

    Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa ada keyakinan tinggi bahwa Pakistan telah menggunakan pesawat J-10 buatan China untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara terhadap jet tempur India.

    Postingan media sosial berfokus pada kinerja rudal udara-ke-udara PL-15 milik China terhadap Meteor, rudal udara-ke-udara berpemandu radar yang diproduksi oleh grup Eropa MBDA. Belum ada konfirmasi resmi bahwa senjata ini digunakan.

    “Komunitas peperangan udara di Tiongkok, AS, dan sejumlah negara Eropa akan sangat tertarik untuk mencoba dan mendapatkan sebanyak mungkin kebenaran di lapangan tentang taktik, teknik, prosedur, peralatan apa yang digunakan, apa yang berhasil dan apa yang tidak,” kata Douglas Barrie, peneliti senior bidang kedirgantaraan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis.

    “Anda bisa dibilang memiliki senjata paling canggih milik Tiongkok untuk melawan senjata paling canggih milik Barat, jika memang senjata itu memang dibawa; kita tidak tahu itu,” kata Barrie.

    Barrie mengatakan, Prancis dan Amerika kemungkinan besar mengharapkan informasi intelijen serupa dari India.

    “PL-15 adalah masalah besar. Ini adalah sesuatu yang menjadi perhatian besar militer AS,” kata seorang eksekutif industri pertahanan.

    Produsen Rafale, Dassault Aviation, menolak berkomentar, dan konsorsium MBDA tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar pada hari libur umum Prancis.

     

    Rincian Penting Masih Belum Jelas

    Analis Barat dan sumber industri mengatakan rincian penting masih belum jelas termasuk apakah Meteor dibawa dan jenis serta jumlah pelatihan yang telah diterima pilot. Perusahaan senjata juga akan berusaha keras untuk memisahkan kinerja teknis dari faktor operasional, kata analis.

    “Akan ada audit tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak, tetapi menurut saya lapisan lainnya adalah kabut perang,” kata Byron Callan, pakar pertahanan yang berkantor di Washington dan mitra pengelola Capital Alpha Partners.

    Perusahaan senjata AS terus-menerus mendapat umpan balik tentang bagaimana produk mereka bekerja dalam perang di Ukraina, katanya.

    “Jadi saya benar-benar berharap hal yang sama terjadi pada pemasok Eropa untuk India, dan Pakistan serta China mungkin juga menyampaikan umpan balik yang sama. Jika PL-15 berfungsi seperti yang diiklankan atau lebih baik dari yang diharapkan, pihak China ingin mendengarnya.”

    Sumber industri pertahanan dari negara Barat yang mengoperasikan Meteor mengatakan gambar daring dari pelacak tampaknya menampilkan komponen rudal yang meleset dari sasarannya. 

    Ada laporan yang saling bertentangan tentang apakah Pakistan memiliki versi domestik PL-15 dari PLAAF, angkatan udara China, atau versi ekspor jarak rendah yang diperkenalkan ke publik pada tahun 2021.

    Barrie, yang telah banyak menulis tentang rudal tersebut, mengatakan ia yakin Pakistan kemungkinan besar memiliki versi ekspor.

    Sumber industri Barat menepis klaim bahwa PL-15 bertenaga roket memiliki jangkauan lebih jauh daripada Meteor yang bernapas udara, tetapi mengakui bahwa kemampuannya “mungkin lebih besar dari yang diperkirakan.” Jangkauan Meteor belum dipublikasikan secara resmi. 

    “Saat ini tidak mungkin untuk menilai apa pun. Kami hanya tahu sedikit,” kata sumber industri tersebut.

    Jangkauan dan kinerja PL-15 telah menjadi fokus perhatian Barat selama bertahun-tahun. Kemunculannya dipandang sebagai salah satu dari banyak sinyal bahwa Cina telah melangkah jauh melampaui ketergantungan pada teknologi turunan era Soviet.

    Amerika Serikat sedang mengembangkan Rudal Taktis Canggih Gabungan AIM-260 melalui Lockheed Martin sebagian sebagai respons terhadap PL-15 dan kinerjanya di luar jangkauan visual – bagian dari pengaturan ulang prioritas Barat yang lebih luas terhadap China.

    Negara-negara Eropa tengah menjajaki peningkatan Meteor di pertengahan masa pakainya, yang menurut publikasi spesialis Janes dapat melibatkan propulsi dan kendali, tetapi analis mengatakan kemajuannya lambat. 
    Presiden AS Donald Trump pada bulan Maret memberikan kontrak kepada Boeing untuk membangun jet tempur Angkatan Udara AS yang paling canggih, yang kemungkinan akan mencakup fitur siluman, sensor canggih, dan mesin mutakhir.

     

     

    SUMBER: TRT GLOBAL, REUTERS 

  • Wapres Amerika Serikat, JD Vance Mengatakan Konflik India vs Pakistan ‘Bukan Urusan Kami’ – Halaman all

    Wapres Amerika Serikat, JD Vance Mengatakan Konflik India vs Pakistan ‘Bukan Urusan Kami’ – Halaman all

    Wapres Amerika Serikat, JD Vance Mengatakan Konflik India-Pakistan ‘Bukan Urusan Kami’

    TRIBUNNEWS.COM-  Wakil Presiden JD Vance mengatakan dalam sebuah wawancara hari ini bahwa konflik antara India dan Pakistan “pada dasarnya bukan urusan kami,” meskipun ia dan Presiden Donald Trump mendorong kedua negara untuk meredakan ketegangan.

    “Yang dapat kami lakukan adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan, tetapi kami tidak akan terlibat di tengah-tengah perang yang pada dasarnya bukan urusan kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya. Anda tahu, Amerika tidak dapat menyuruh orang India untuk meletakkan senjata mereka. Kami tidak dapat menyuruh orang Pakistan untuk meletakkan senjata mereka. Jadi, kami akan terus mengupayakan hal ini melalui jalur diplomatik,” kata Vance kepada Fox News.

    “Harapan dan ekspektasi kami adalah bahwa ini tidak akan berubah menjadi perang regional yang lebih luas atau, amit-amit, konflik nuklir,” lanjut Vance. “Saat ini, kami tidak berpikir itu akan terjadi.”

    Ketegangan terus meningkat antara India dan Pakistan, seperti yang dilaporkan CNN, dengan pejabat India mengatakan Pakistan menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke lokasi militer di India dan Kashmir yang dikelola India. 

    Islamabad membantah klaim tersebut, tetapi sebelumnya mengatakan telah menewaskan 40 hingga 50 tentara India di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir dan menjatuhkan lebih dari dua lusin pesawat nirawak India . Sementara itu, India mengonfirmasi telah menargetkan sistem pertahanan udara di Pakistan.

    Pergeseran dalam Kebijakan luar negeri Amerika

    Pernyataan JD Vance yang mengatakan ‘bukan urusan kami’ terkait ketegangan India-Pakistan mencerminkan kebijakan luar negeri era Trump, kata Michael Kugelman

    Setelah Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung antara India dan Pakistan “bukan urusan mereka,” 

    Seorang pakar Asia Selatan yang berkantor di Washington DC, Michael Kugelman, mengatakan bahwa komentar tersebut mencerminkan “pergeseran yang lebih luas dalam kebijakan luar negeri Amerika”. 

    Kugelman, seorang analis terkemuka dan Direktur South Asia Institute di Wilson Centre, menyatakan bahwa pernyataan Vance sejalan dengan sikap umum pemerintahan Trump terhadap urusan global.

    “Menurut saya, secara keseluruhan, apa yang saya pahami dari apa yang dikatakan JD Vance benar-benar mencerminkan pandangan luas pemerintahan Trump tentang kebijakan luar negeri,” kata Kugelman kepada media. “Artinya, AS tidak boleh terlalu memaksakan diri dalam urusan internasional.”

    Ia menambahkan bahwa meskipun Washington mungkin mendukung de-eskalasi pada prinsipnya, kecil kemungkinan Washington akan mencurahkan sumber daya diplomatik yang serius untuk menengahi konflik tersebut.

    “AS dengan senang hati menyatakan keinginannya agar India dan Pakistan meredakan ketegangan, tetapi AS tidak akan memperluas jangkauan secara signifikan untuk mencoba meredakan ketegangan kedua pihak,” kata Kugelman. “Itu akan menjadi perubahan signifikan dari pemerintahan Trump yang pertama.”

    ‘Bukan Urusan Kami’

    Sebelumnya pada hari itu, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan bahwa konflik antara India dan Pakistan “pada dasarnya bukan urusan kami,” bahkan ketika ia dan Presiden Donald Trump mendorong kedua negara untuk meredakan ketegangan.

    “Apa yang dapat kami lakukan adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan, tetapi kami tidak akan terlibat di tengah-tengah perang yang pada dasarnya bukan urusan kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya,” kata Vance dalam sebuah wawancara dengan Fox News.

    “Anda tahu, Amerika tidak bisa menyuruh orang India meletakkan senjata mereka. Kami tidak bisa menyuruh orang Pakistan meletakkan senjata mereka. Jadi, kami akan terus mengupayakan hal ini melalui jalur diplomatik,” imbuhnya.

    Vance, yang telah lama menganjurkan pengurangan keterlibatan AS dalam konflik internasional, juga mengatakan: “Harapan dan ekspektasi kami adalah bahwa ini tidak akan berubah menjadi perang regional yang lebih luas atau, amit-amit, konflik nuklir. Saat ini, kami tidak mengira itu akan terjadi.”

    Pernyataannya muncul saat Pakistan melancarkan upaya yang gagal untuk menargetkan fasilitas militer di Jammu, Pathankot, dan beberapa kota India lainnya.

    Wakil Presiden AS JD Vance pada hari Kamis (8 Mei) mengatakan Washington memantau dengan saksama meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan, tetapi menegaskan bahwa konflik tersebut bukanlah perjuangan Amerika untuk ikut serta. 

    Berbicara kepada Fox News, Vance menekankan bahwa meskipun AS mendorong perdamaian, AS tidak akan campur tangan secara langsung.

    “Yang dapat kami lakukan adalah mencoba mendorong orang-orang ini untuk sedikit meredakan ketegangan,” kata Vance . “Namun, kami tidak akan terlibat dalam perang yang pada dasarnya bukan urusan kami dan tidak ada hubungannya dengan kemampuan Amerika untuk mengendalikannya.”

    Vance , seorang pendukung kuat pelepasan AS dari konflik internasional, menegaskan kembali bahwa India dan Pakistan perlu menangani situasi tersebut secara independen.

    Trump: ‘Kami tahu sesuatu akan terjadi’

    Menyusul serangan tepat sasaran India terhadap kamp-kamp teror di seberang perbatasan, Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa Washington memiliki indikasi sebelumnya mengenai tindakan yang direncanakan tersebut.

    “Kami baru saja mendengarnya saat kami memasuki pintu Oval,” kata Trump dalam konferensi pers. “Saya kira kami tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu.”

    Trump menambahkan bahwa ia berharap situasi tidak akan memburuk lebih jauh. “Mereka telah bertempur selama beberapa dekade, dan berabad-abad jika Anda memikirkannya. Tidak, saya hanya berharap ini berakhir dengan sangat cepat,” katanya.

    Operasi Sindoor India

    Pemerintah India mengonfirmasi pada Rabu pagi (7 Mei) bahwa angkatan bersenjatanya telah melakukan serangan presisi terhadap basis teroris di Pakistan dan Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan. Sembilan lokasi menjadi sasaran dalam operasi yang diberi nama ‘Operasi Sindoor.’

    Kementerian Pertahanan menggambarkan serangan itu sebagai “respons yang tepat dan terkendali” terhadap serangan teror Pahalgam, yang menewaskan 26 orang, sebagian besar warga sipil. Kementerian menekankan bahwa tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran, yang menggarisbawahi “pendekatan India yang terukur dan tidak menimbulkan eskalasi.”

    SUMBER: CNN, MINT

  • Paus Leo XIV Duduk di Takhta Suci, Israel PDKT Halus, tapi Kebijakan Trump Kena Semprot – Halaman all

    Paus Leo XIV Duduk di Takhta Suci, Israel PDKT Halus, tapi Kebijakan Trump Kena Semprot – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gereja Katolik baru saja mengumumkan Paus baru, Paus Leo XIV, yang aslinya bernama Robert Prevost.

    Sontak hal ini menyita perhatian Israel untuk melakukan pendekatan.

    Pasalnya, hubungan antara Israel dan Vatikan memburuk dalam beberapa tahun terakhir setelah insiden pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan dan perang penghancuran di Gaza.

    Seiring dengan hal itu, pendahulu Paus Leo, yakni Paus Fransiskus, menjadi semakin kritis terhadap perilaku Israel.

    Presiden Isaac Herzog mengucapkan selamat kepada Paus baru, dengan mengirimkan “ucapan selamat terhangat dari Kota Suci Yerusalem,” dikutip dari TimeofIsrael. 

    “Kami berharap dapat meningkatkan hubungan antara Israel dan Takhta Suci, dan memperkuat persahabatan antara orang Yahudi dan Kristen di Tanah Suci dan di seluruh dunia,” kata presiden, sambil mengungkapkan harapan, kepausannya akan “menjadi salah satu upaya membangun jembatan dan pemahaman antara semua agama dan masyarakat.”

    “Semoga kita dapat melihat kembalinya para sandera yang masih ditawan di Gaza dengan segera dan aman, serta era perdamaian baru di kawasan kita dan di seluruh dunia,” imbuh Herzog, dalam pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab.

    Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, bergabung dengan Herzog memberi ucapan selamat kepada Paus baru, dalam pernyataan singkat yang diterbitkan oleh kantornya.

    NETANYAHU – Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam unggahan Instagram-nya pada 10 Desember 2024 yang menuliskan terima kasih kepada pendukung Israel. Pada Kamis (20/2/2025), Netanyahu dikabarkan batal menghadiri upacara penerimaan 4 jenazah sandera hari ini karena diprotes warganya. (Instagram @b.netanyahu)

    “Saya mendoakan Paus pertama dari Amerika Serikat agar berhasil menumbuhkan harapan dan rekonsiliasi di antara semua agama,” kata Netanyahu dalam pernyataan berbahasa Inggris.

    Dalam beberapa bulan menjelang kematiannya, Fransiskus dua kali mengecam “kekejaman” Israel di Gaza, dan mengecam “kesombongan penjajah” di “Ukraina” dan “Palestina,” yang melanggar tradisi netralitas Takhta Suci saat ini.

    Kematiannya semakin menyoroti memburuknya hubungan, karena Israel menolak mengirimkan kepala negara atau perwakilan pemerintah ke pemakamannya, dan memilih hanya diwakili oleh duta besarnya di Vatikan.

    Sebaliknya, ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal saat masih menjabat pada tahun 2005, Israel mengutus presiden saat itu Moshe Katsav dan menteri luar negeri saat itu Silvan Shalom ke pemakamannya.

    Kementerian Luar Negeri juga mengisyaratkan keterbukaan untuk memperbaiki hubungan dengan Vatikan — yang baru-baru ini memburuk setelah menghapus unggahan media sosial yang menyampaikan belasungkawa atas kematian Fransiskus — dan menyampaikan ucapan selamat kepada pemimpin barunya pada hari Kamis.

    “Kami berharap dapat bekerja sama untuk lebih memperkuat hubungan antara negara Yahudi dan Takhta Suci,” demikian bunyi pernyataan tersebut, yang mengucapkan selamat kepada Paus Leo XIV dan “umat Katolik di seluruh dunia.”

    “Kami berharap dapat segera menyambut Anda di Tanah Suci,” tambahnya.

    Bergabung dengan para pemimpin Israel dalam memberi ucapan selamat kepada Paus baru, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik menyampaikan harapan, ia akan berkontribusi dalam memperkuat “warisan kerja sama antara Gereja Katolik dan orang-orang Yahudi.”

    “Selama beberapa dekade, hubungan antara Gereja Katolik dan komunitas Yahudi global terus menguat,” kata CEO ADL Jonathan Greenblatt.

    “Kami berharap Paus Leo XIV akan melanjutkan lintasan bersejarah ini – menolak antisemitisme dalam segala bentuknya, mempromosikan saling pengertian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai bersama berupa perdamaian, kasih sayang, dan martabat manusia.”

    Paus Leo Kritik Trump?

    Paus Leo XIV diduga pernah memposting ulang unggahan media sosial yang mengkritik Wakil Presiden JD Vance dan kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.

    Pandangan ini yang sejalan dengan pendahulunya, Paus Fransiskus dan dapat menyebabkan ketegangan dengan Gedung Putih.

    Akun X yang tercantum atas nama Prevost tampaknya tidak secara pribadi menulis posting kritis tersebut, tetapi memposting ulang artikel dan tajuk berita dari orang lain.

    CNN Internasional telah menghubungi Vatikan, X, dan rekan Prevost, tetapi belum dapat mengonfirmasi secara independen, akun X tersebut terkait dengan Paus Leo XIV yang baru terpilih berasal dari Amerika.

    Trump mengatakan pada hari Kamis, ia “sangat gembira” mendengar berita tentang paus Amerika pertama.

    Tidak jelas apakah ia telah diberi tahu tentang unggahan media sosial yang tampaknya kritis itu, dan Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar tentang unggahan itu.

    Kantor Vance merujuk pada pernyataan yang dibuat wakil presiden sebelumnya, ketika ia mengunggah ucapan selamatnya pada X.

    Jejak Digital

    Adapun sebuah tulisan menyasar komentar masa lalu Vance yang menuduh kaum kiri jauh lebih peduli pada migran daripada warga negara Amerika, serta deportasi yang salah oleh pemerintahan Trump terhadap Kilmar Abrego Garcia, seorang imigran gelap yang tinggal di Maryland sebelum ia dikirim ke penjara Salvador.

    Pada tanggal 14 April, akun Prevost memposting ulang sebuah artikel mengenai Abrego Garcia dan sebuah tulisan yang ditulis oleh Uskup Pembantu Evelio Menjivar dari Washington, DC. 

    Uskup tersebut berpendapat: “Pemerintah federal telah melakukan kampanye ‘kejutan dan ketakutan’ berupa ancaman agresif dan operasi yang sangat kentara dengan legalitas yang dipertanyakan yang jauh melampaui sekadar ‘penegakan hukum’ imigrasi.”

    Seorang hakim telah memerintahkan pemerintahan Trump untuk memfasilitasi kepulangan Abrego Garcia ke AS

    Sebelumnya, pada 13 Februari, akun tersebut membagikan surat dari mantan Paus Fransiskus yang mengecam deportasi massal yang dilakukan pemerintahan Trump .

    Fransiskus secara khusus mengkritik deportasi terhadap mereka yang telah meninggalkan tanah air mereka karena kemiskinan, eksploitasi, dan penganiayaan, karena dianggap merusak martabat pria dan wanita.

    “Aturan hukum yang autentik diverifikasi justru dalam perlakuan bermartabat yang layak diterima semua orang, terutama yang termiskin dan paling terpinggirkan. Kebaikan umum yang sejati dipromosikan ketika masyarakat dan pemerintah, dengan kreativitas dan rasa hormat yang ketat terhadap hak-hak semua orang — seperti yang telah saya tegaskan pada banyak kesempatan — menyambut, melindungi, mempromosikan, dan mengintegrasikan yang paling rapuh, tidak terlindungi, dan rentan. Ini tidak menghalangi pengembangan kebijakan yang mengatur migrasi yang tertib dan legal,” tulis Fransiskus.

    Dalam unggahan media sosial lainnya pada tanggal 3 Februari, akun tersebut mengunggah ulang artikel lain yang terkait dengan pernyataan Vance dalam wawancara Fox News bulan Januari lalu, kaum ekstrem kiri tampaknya “membenci” warga negara Amerika dan mengutamakan kasih sayang dan perhatian kepada para migran di atas keluarga atau tetangga mereka sendiri .

    “Ada sebuah konsep lama – dan menurut saya konsep ini sangat Kristen – bahwa Anda mencintai keluarga Anda, lalu mencintai tetangga Anda, lalu mencintai komunitas Anda, lalu mencintai sesama warga negara di negara Anda sendiri, lalu setelah itu, Anda dapat fokus dan memprioritaskan seluruh dunia. Banyak kaum kiri ekstrem telah sepenuhnya membalikkan konsep itu,” kata Vance.

    “Mereka tampaknya membenci warga negara mereka sendiri dan lebih peduli dengan orang-orang di luar perbatasan mereka sendiri. Itu bukanlah cara yang tepat untuk menjalankan masyarakat,” lanjutnya.

    Artikel yang diunggah ulang oleh akun X, yang ditulis oleh Kat Armas untuk National Catholic Reporter, menyatakan pernyataan Vance “menggemakan konsep abad pertengahan yang dikenal sebagai ordo amoris — tata cara beramal” yang “memperkuat mitos bahwa beberapa orang lebih berhak mendapatkan perhatian kita daripada yang lain.”

    Judul beritanya berbunyi: “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain.”

    Vance bertemu Paus Fransiskus di Italia beberapa jam sebelum kematiannya.

    Kritik tersebut juga meluas hingga kampanye presiden pertama Trump.

    Pada 2015, Prevost juga menerbitkan ulang opini yang ditulis oleh Kardinal Timothy Dolan yang berjudul: Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah.

    Akun tersebut juga menyasar tokoh politik lainnya.

    Pada bulan November 2016, akun tersebut mengunggah ulang sebuah opini yang mengatakan mantan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton “menjauhkan” para pemilih, termasuk Demokrat, karena “posisi aborsi yang ekstrem” dari partai tersebut.

    Akun tersebut tampaknya dibuat pada 2011, saat X masih bernama Twitter.

    Sebagian besar kiriman merupakan kiriman ulang berbagai artikel, bukan teks atau konten yang dibuat sendiri.

    Pada Kamis (8/5/2025) siang, akun tersebut memiliki kurang dari 800 pengikut, tetapi hingga pukul 5 sore, jumlah pengikutnya telah bertambah menjadi lebih dari 232 ribu pengikut.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

    Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Kardinal asal Amerika Serikat (AS), Robert Francis Prevost, resmi diumumkan sebagai paus baru pada Kamis (8/5/2025) dan memilih nama Leo XIV.

    Pemimpin 1,4 miliar umat Katolik ini berasal dari Chicago meski banyak menghabiskan waktunya di Peru.

    Reaksi Presiden AS Donald Trump

    “Saya melihat asapnya, tetapi saya belum melihat Paus,” kata Trump saat keluar dari sebuah acara di Gedung Putih AS sebelum Paus terpilih.

    Tak lama setelah pernyataan Trump, Kardinal Robert Prevost diumumkan sebagai pengganti Fransiskus.

    Trump bereaksi terhadap terpilihnya Leo dengan menulis di Truth Social: “Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost, yang baru saja diangkat menjadi Paus. Merupakan suatu kehormatan untuk menyadari bahwa ia adalah Paus Amerika pertama. Sungguh menggembirakan, dan merupakan Kehormatan Besar bagi Negara kita. Saya berharap dapat bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!”

    Pernah Kritik Donald Trump dan Wakilnya

    Sebelum diangkat jadi Paus, Robert Francis Prevost kerap mengkritik secara positif Donald Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance.

    JD Vance, seorang penganut Katolik, adalah penganut Katolik paling terkemuka dalam politik Amerika  menurut Newsweek.

    Pada awal Februari, Robert Prevost membagikan sebuah artikel dari sebuah publikasi Katolik dengan judul, “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain.”

    Hal itu terjadi beberapa hari setelah Vance membahas kritik terhadap kebijakan imigrasi pemerintahan Trump.

    Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, dia merujuk pada prinsip Kristen “bahwa Anda mencintai keluarga Anda dan kemudian mencintai tetangga Anda, dan kemudian mencintai komunitas Anda, dan kemudian mencintai sesama warga negara Anda, dan kemudian setelah itu, memprioritaskan seluruh dunia.”

    Menanggapi kritik daring atas posisinya, Vance menulis di X, “Cukup cari di Google ‘ordo amoris.’ Selain itu, gagasan bahwa tidak ada hierarki kewajiban melanggar akal sehat dasar.”

    “Ordo amoris,” sebuah ajaran Katolik yang bersejarah, diterjemahkan menjadi “tatanan cinta.”

    Sepuluh hari setelah unggahan pertamanya, Robert Prevost membagikan tulisan lain dari sebuah publikasi Jesuit, berjudul, “Surat Paus Fransiskus, ‘ordo amoris’ JD Vance, dan apa yang Injil minta dari kita semua tentang imigrasi.”

    Sebelum postingan pertamanya di bulan Februari,  Robert Prevost telah tidak aktif di X sejak Juli 2023.

    Ucapan Selamat

    Setelah terpilihnya Robert Prevost jadi paus baru, Vance mengunggah ucapan selamat atas terpilihnya X, seraya menambahkan, “Saya yakin jutaan umat Katolik Amerika dan umat Kristen lainnya akan berdoa untuk keberhasilannya dalam memimpin Gereja. Semoga Tuhan memberkatinya!”

    Kritik untuk Donald Trump

    Saat kampanye Trump pada Juli 2015, Leo memposting ke X (twitter) sebuah opini di Washington Post yang ditulis oleh Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York.

    Opini itu berjudul, “Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah.”

    Setelah terpilihnya Trump jadi presiden untuk pertama kali pada tahun 2016, Leo mengunggah ulang khotbah yang disampaikan Uskup Agung Los Angeles José Gomez.

    Khotbah  yang menggambarkan ketakutan banyak orang, termasuk anak-anak sekolah yang “berpikir pemerintah akan datang dan mendeportasi orang tua mereka, kapan saja”

    Beberapa hari kemudian, Leo juga mengunggah sebuah artikel dari media Katolik yang mengutip pernyataan dari Demokrat bahwa, dalam kekalahannya, calon dari Demokrat Hillary Clinton “mengabaikan para pendukung pro-kehidupan dan hal ini akan membahayakan dirinya sendiri.”

    Pada bulan September 2017, beberapa bulan setelah Trump memulai masa jabatan pertama, Leo menyebarkan kembali sebuah postingan yang ditulis oleh penulis sekaligus aktivis Sister Helen Prejean yang mengatakan bahwa dia mendukung “para #Dreamers dan semua orang yang tengah berupaya mewujudkan sistem imigrasi yang adil, jujur, dan bermoral.”

    Dia juga mengunggah ulang tulisan penulis sejarah gereja Rocco Palmo dengan cuplikan, “Mengatakan bahwa kalimat ‘orang jahat’ Trump memicu ‘rasisme dan nativisme,’ para uskup Cali mengirimkan serangan pendahuluan terhadap pencabutan DACA.”

    Sumber: AP/Newsweek

     

  • UE Siapkan Serangan Balasan Tarif Impor Trump, Nilainya Fantastis – Page 3

    UE Siapkan Serangan Balasan Tarif Impor Trump, Nilainya Fantastis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Uni Eropa menyiapkan sejumlah langkah balasan atas penerapan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bahkan kumpulan negara-negara Eropa tersebut sedang menyiapkan tarif impor tambahan senilai 95 miliar euro (Rp 1.770 triliun) sebagai tindakan balasan.

    Badan Eksekutif Uni Eropa mengatakan akan memulai dispute menuntut kepada Organisasi Perdagangan Dunia atas kebijakan tarif impor “timbal balik” AS dan bea masuk bagi produk mobil dan suku cadangnya.

    Melansir laman CNBC, Kamis (8/5/2025), Komisi Eropa juga mengatakan telah menggelar konsultasi publik mengenai daftar barang impor AS yang berpotensi menjadi sasaran tindakan balasan, jika kesepakatan perdagangan tidak tercapai dengan Washington.

    Daftar tersebut mencakup produk impor AS senilai 95 miliar euro (USD 107,4 miliar), di berbagai produk industri dan pertanian. Daftar tersebut mencakup ratusan barang seperti unggas, biji-bijian, dan logam.

    “UE memiliki pandangan tegas bahwa tarif [AS] ini secara terang-terangan melanggar aturan dasar WTO,” kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

    Adapun dispute yang diajukan akan berbentuk pengajuan permintaan konsultasi secara resmi. “Tujuan UE adalah untuk menegaskan kembali bahwa aturan yang disepakati secara internasional itu penting, dan aturan ini tidak dapat diabaikan secara sepihak oleh anggota WTO mana pun, termasuk AS.”

     

     

  • AS Rugi Besar Blokir China, Bos Nvidia Buka-bukaan Faktanya

    AS Rugi Besar Blokir China, Bos Nvidia Buka-bukaan Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bos Nvidia, Jensen Huang mengatakan perang dengan China malah akan merugikan Amerika Serikat (AS). Sebab perkembangan pesat teknologi Beiing akan berdampak positif pada Washington.

    Pasar AI di China, dia memperkirakan bisa mencapai US$50 miliar pada dua hingga tiga tahun lagi. AS akan mendapatkan pendapatan, pajak, dan banyak lapangan kerja jika menjual teknologinya ke China.

    “Kita harus tetap gesit,” kata Huang dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (8/5/2025).

    Bukan kali ini saja Huang memuji China. Sebelumnya dalam sebuah konferensi bulan April lalu, dia menyebut China tidak ketinggalan dan AI.

    Dia juga mengatakan Huawei sebagai salah satu perusahaan teknologi tertangguh di dunia.

    Nvidia diketahui menjadi salah satu korban perang dua negara. AS membatasi pengiriman chip H20 perusahaan ke China.

    Pembatasan tersebut membuat Nvidia mengambil biaya kuartalan sebesar US$5,5 miliar. Tindakan ini menurut CNBC Internasonal menjadi pertanda pertumbuhan perusahaan bisa melambat.

    Huang mengatakan dunia ingin ikut dalam pengembangan AI sekarang. Dia mendorong untuk AS bisa menunjukkan kemampuan AI nya kepada banyak orang.

    “Mari kita tunjukkan AI Amerika kepada semua orang sekarang juga,” dia menuturkan.

    (fab/fab)