kab/kota: Washington

  • Raja Ojol Tinggalkan RI, Kini Bawa Petaka Buat Driver

    Raja Ojol Tinggalkan RI, Kini Bawa Petaka Buat Driver

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uber, raksasa transportasi online yang sempat menguasai jalanan Indonesia sebelum hengkang pada 2018, kini memimpin revolusi taksi tanpa sopir (robotaxi) di Amerika Serikat (AS). Industri robotaxi yang makin kompetitif membawa kekhawatiran soal punahnya profesi driver di masa depan.

    Bersama Waymo, anak perusahaan Google, Uber memperluas layanan robotaxi di Atlanta, setelah sebelumnya hadir di Austin, Texas.

    Layanan ini menggunakan mobil listrik Jaguar I-PACE yang dikemudikan sepenuhnya oleh sistem otomasi tanpa sopir. Tak hanya efisien, pengguna hanya dikenakan tarif setara UberX atau Comfort, tanpa opsi memberikan tip. Dengan kata lain, ini akan menjadi era ancaman bagi para supir atau driver taksi online karena posisi mereka mulai diganti teknologi.

    Uber diketahui menjual divisi kendaraan otomatis pada 2020, menyusul tragedi fatal yang menewaskan pejalan kaki akibat mobil otomatis perusahaan pada 2018.

    Namun kini, Uber kembali ke dunia robotaxi dengan strategi baru, yakni menggandeng mitra teknologi seperti Waymo.

    Kedua perusahaan pertama kali mengumumkan rencana ini pada September 2024, dengan cakupan wilayah seluas 168 kilometer persegi di Atlanta. Layanan ini memungkinkan pengguna memesan mobil otonom Waymo langsung melalui aplikasi Uber, demikian dikutip dari Reuters, Rabu (25/6/2025).

    Saat ini, terdapat 100 mobil Waymo yang beroperasi di platform Uber di Austin, dan puluhan lainnya akan meluncur di Atlanta.

    Waymo sebelumnya juga menyatakan akan menghadirkan layanan taksi otonom penuh di Washington D.C. pada tahun depan.

    Perusahaan kini memiliki lebih dari 1.500 kendaraan dan menangani lebih dari 250.000 perjalanan per minggu di San Francisco, Los Angeles, Phoenix, dan Austin.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penemuan Mengejutkan: Paus Ganas Ini Tertangkap Kamera ‘Merakit’ Alat dari Rumput Laut, Buat Apa? – Page 3

    Penemuan Mengejutkan: Paus Ganas Ini Tertangkap Kamera ‘Merakit’ Alat dari Rumput Laut, Buat Apa? – Page 3

    Penelitian terbaru ini fokus pada populasi paus orca residen selatan di Laut Salish, sebuah kelompok orca yang terancam punah dengan populasi kurang dari 80 individu.

    Orca residen selatan ini juga mewakili populasi yang berbeda secara genetik, ekologis, dan budaya. Berbeda dengan jenis orca lain yang disebut orca Biggs atau orca transient, orca residen selatan hampir secara eksklusif memakan salmon.

    Dalam upaya untuk mempelajari lebih lanjut tentang perilaku sosial dan teknik mencari makan mereka, tim peneliti dari Center for Whale Research di Washington, Northeastern University di Boston, dan University of Exeter di Inggris menggunakan survei udara dengan teknologi baru yang canggih.

    “Ini benar-benar dimulai pada musim panas lalu,” ujar Rachel John, salah satu penulis studi dan mahasiswa Master di University of Exeter, kepada Popular Science.

    “Kami mendapatkan drone baru dengan kamera yang lebih baik dan resolusi jauh lebih tinggi dari dua drone sebelumnya. Ini memungkinkan kami melihat perilaku tersebut, yang pada dasarnya baru pertama kali,” ia melanjutkan.

     

     

  • Update Baru Trump Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Guncang NATO

    Update Baru Trump Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Guncang NATO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat menghadiri KTT NATO di Den Haag kembali mengguncang aliansi Barat. Pasalnya, Trump menolak menyatakan dukungan eksplisit terhadap klausul pertahanan bersama Pasal Lima.

    Melansir AFP pada Rabu (25/6/2025), penolakan ini dilakukan Trump meski 31 negara anggota berupaya meyakinkan komitmen Washington melalui janji peningkatan belanja militer.

    “Saya berkomitmen untuk menjadi teman mereka,” ujar Trump saat ditanya apakah AS masih menjamin perlindungan militer bagi Eropa. “Tergantung pada definisi Anda. Ada banyak definisi Pasal Lima.”

    Para pemimpin NATO menggelar pertemuan selama dua hari, dimulai dengan jamuan makan malam kerajaan yang diselenggarakan Raja Belanda Willem-Alexander. Fokus utama pertemuan tersebut adalah menjaga Trump tetap terikat pada komitmen aliansi dengan janji belanja militer hingga 5% dari PDB.

    Untuk meredam ketidakpastian dari Washington, para anggota menyepakati skema kompromi: 3,5% PDB untuk pertahanan inti pada 2035 dan 1,5% untuk keamanan siber serta infrastruktur. “Mereka akan menaikkannya menjadi lima persen, itu bagus. Itu memberi mereka lebih banyak kekuatan,” kata Trump, menyambut positif usulan tersebut.

    Namun, perpecahan muncul. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez terang-terangan menolak target lima persen, memicu ketegangan dengan Trump. Sementara itu, Jerman mempercepat komitmen 3,5% pada 2029, enam tahun lebih awal dari jadwal.

    Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut janji belanja pertahanan itu sebagai “momen bersejarah” bagi Eropa. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menambahkan, “Kita harus menavigasi era ketidakpastian yang radikal ini dengan kelincahan,” sembari mengumumkan pembelian 12 jet tempur F-35A untuk mendukung misi nuklir NATO.

    Sementara NATO berusaha menjaga soliditas, Kremlin menuduh aliansi itu melakukan “militerisasi yang merajalela”. “Ini adalah kenyataan yang ada di sekitar kita,” ujar juru bicara Dmitry Peskov.

    Di sela pertemuan, Trump juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang kini memainkan peran lebih kecil dalam KTT tersebut. Zelensky berharap bisa mengamankan paket pertahanan udara baru dan mendesak sanksi tambahan terhadap Rusia.

    “Tidak ada tanda-tanda bahwa Putin ingin menghentikan perang ini,” tegas Zelensky dalam forum pertahanan paralel.

    Trump juga sempat bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menyerukan “dialog erat” untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Namun, meskipun PM Belanda Mark Rutte menegaskan dukungan sekutu untuk Kyiv “tidak tergoyahkan”, NATO memilih tak menyebut isu keanggotaan Ukraina secara eksplisit, menyusul penolakan Trump.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 7 Update Perang Iran-Israel, Trump Murka ke Israel-Tiba-Tiba Bela Iran

    7 Update Perang Iran-Israel, Trump Murka ke Israel-Tiba-Tiba Bela Iran

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dan Iran mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah menyetujui usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk gencatan senjata setelah perang memasuki hari ke-12.

    Israel menyatakan telah mencapai semua tujuan militernya, termasuk menghentikan ancaman dari program nuklir dan rudal balistik Iran.

    “Kami telah menyingkirkan ancaman eksistensial ganda. Namun, kami tetap waspada dan akan menanggapi tegas setiap pelanggaran,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Israel, Letkol Ariel Mizrachi, seperti dikutip AFP.

    Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa Teheran akan mematuhi kesepakatan selama Israel juga menahan diri.

    “Jika rezim Zionis tidak melanggar gencatan senjata, Iran juga tidak akan melanggarnya,” kata Pezeshkian dalam percakapan dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim, dikutip dari situs resmi kepresidenan Iran.

    Berikut perkembangan terbaru dari panasnya perang Iran dan Israel serta AS, seperti dihimpun dari berbagai sumber pada Rabu (25/6/2025).

    1. Serangan Terakhir Sebelum Gencatan Senjata

    Menjelang dimulainya gencatan senjata, Israel masih melancarkan serangan udara terakhir yang menghancurkan instalasi radar Iran. Serangan itu dilakukan setelah percakapan telepon antara Presiden Trump dan PM Netanyahu.

    “Setelah percakapan Presiden Trump dengan Perdana Menteri Netanyahu, Israel menahan diri dari serangan lebih lanjut,” bunyi pernyataan resmi Kantor Perdana Menteri Israel.

    Namun, pada saat yang hampir bersamaan, media pemerintah Iran melaporkan peluncuran gelombang rudal ke Israel. Serangan tersebut menyebabkan empat orang tewas dan dua lainnya luka-luka di Beersheba, Israel selatan.

    Kementerian Kesehatan Iran menyebut sedikitnya 610 warga sipil tewas akibat serangan Israel selama konflik. Termasuk di antaranya ilmuwan nuklir Mohammad Reza Seddighi Saber, yang disebut media Iran sebagai korban serangan malam terakhir sebelum gencatan senjata.

    2. Ilmuwan Nuklir Kembali Iran Jadi Korban Israel

    Iran telah mengidentifikasi seorang ilmuwan nuklir senior negaranya tewas dalam sebuah serangan Israel. Hal ini disampaikan saat Tel Aviv berada dalam ketegangan geopolitik dengan Tehran.

    Media Pemerintah Iran, Press TV, pada Selasa (24/6/2025), mengatakan bahwa ilmuwan yang tewas itu bernama Mohammad Reza Seddighi Saber. Ia diduga sedang bekerja dalam pengembangan dan pengayaan nuklir Tehran.

    “Saber dibunuh dalam serangan terbaru Israel di wilayah utara ibu kota, Tehran,” ujar laporan itu yang juga dikutip CNN International.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa juga mengkonfirmasi bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menewaskan seorang lagi ilmuwan nuklir Iran. Namun mereka tidak menyebutkan nama Seddighi Saber.

    “Dalam 24 jam terakhir, IDF telah menyerang target-target utama rezim di jantung kota Teheran, melenyapkan ratusan anggota Basij-pasukan penindas internal rezim-dan membunuh seorang lagi ilmuwan nuklir senior,” demikian pernyataan dari kantor Netanyahu.

    Seddighi Saber termasuk di antara beberapa individu yang dijatuhi sanksi awal tahun ini oleh Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) karena keterkaitan mereka dengan program nuklir Iran.

    Menurut Departemen Luar Negeri AS, ia adalah kepala sebuah kelompok yang mengerjakan proyek-proyek terkait bahan peledak diorganisasi pertahanan, inovasi, dan riset Iran, SPND. Proyek-proyek kelompok tersebut mencakup penelitian dan pengujian yang dapat diterapkan pada pengembangan perangkat peledak nuklir.

    Sementara itu, sejauh ini kedua negara telah berada dalam tahapan gencatan senjata yang dimediasi Washington. Meski begitu, Israel menyebut akan kembali menyerang Iran lantaran menuding Negeri Para Mullah itu telah melanggar kesepakatan untuk menghentikan serangan.

    3. Trump Kecam Israel di Tengah Gencatan Senjata yang Goyah

    Presiden AS Donald Trump melontarkan kritik tajam terhadap Israel pada Selasa pagi, setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran yang ia mediasi tampak mulai runtuh.

    Meski menyalahkan kedua pihak atas ketegangan terbaru, Trump secara khusus menyoroti tindakan Israel yang dinilainya gegabah.

    “Segera setelah kami mencapai kesepakatan, Israel langsung meluncurkan serangan udara besar-besaran ke Iran. Itu belum pernah saya lihat sebelumnya,” kata Trump saat berbicara kepada wartawan sebelum bertolak ke KTT NATO di Belanda. “Saya tidak senang dengan mereka.”

    Trump menegaskan bahwa ia belum menganggap gencatan senjata resmi dilanggar, namun menuduh Israel bertindak di luar batas.

    “Saya katakan, ‘Kalian punya waktu 12 jam.’ Tapi mereka langsung menyerang di jam pertama. Itu bukan tindakan yang bijak,” ujarnya. “Saya juga tidak senang dengan Iran, tapi Israel melangkah terlalu jauh.”

    Melalui unggahan di Truth Social, Trump menegaskan kembali kekecewaannya dengan nada lebih keras: “ISRAEL. JANGAN JATUHKAN BOM ITU. JIKA ANDA MELAKUKANNYA, ITU ADALAH PELANGGARAN BESAR. BAWA PILOT KALIAN PULANG, SEKARANG!”

    Trump menggambarkan konflik ini sebagai pertikaian lama yang sulit diurai. “Kedua negara ini sudah terlalu lama berperang hingga mereka lupa apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan,” katanya.

    4. Trump: Tidak Ada Agenda Perubahan Rezim

    Dalam perjalanan menuju KTT NATO di Belanda, Presiden Trump menepis dugaan bahwa AS ingin menggulingkan rezim Iran.

    “Saya tidak menginginkan perubahan rezim. Saya hanya ingin semuanya segera tenang,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One. “Perubahan rezim berarti kekacauan, dan kami tidak mencari kekacauan lebih lanjut.”

    Sebelumnya, Trump sempat mengisyaratkan ide perubahan rezim melalui media sosial, sementara Netanyahu secara terbuka meminta rakyat Iran menggulingkan pemimpinnya.

    5. Dunia Sambut Gencatan Senjata dengan Hati-Hati

    Berbagai pemimpin dunia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel, meskipun tetap mengingatkan akan rapuhnya situasi.

    “Jika gencatan senjata memang telah tercapai, ini hanya dapat disambut baik,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan, “Sangat baik bahwa Presiden Trump menyerukan gencatan senjata, tapi situasinya masih sangat rapuh.”

    Sementara itu, Kanselir Jerman Friedrich Merz menambahkan, “Jika gencatan senjata ini berhasil, itu bisa menjadi perkembangan yang sangat positif bagi stabilitas Timur Tengah dan dunia.”

    Arab Saudi menyambut baik perkembangan ini, sementara China menekankan pentingnya “gencatan senjata yang sesungguhnya”.

    Pasar keuangan merespons positif: indeks saham menguat dan harga minyak dunia menurun setelah Trump menyatakan bahwa China tetap dapat membeli minyak Iran.

    6. AS Evakuasi Ratusan Warganya dari Wilayah Konflik

    Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi telah membantu sekitar 400 orang, termasuk warga negara AS, penduduk tetap, dan keluarga dekat mereka, meninggalkan Israel sejak Sabtu.

    “Kami tahu masih banyak warga yang ingin keluar dari Israel. Situasi wilayah udara sangat dinamis,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri kepada pers.

    Informasi evakuasi telah dibagikan kepada lebih dari 27.000 orang. Evakuasi dilakukan melalui penerbangan terbatas, jalur darat ke Yordania dan Mesir, serta kapal ke Siprus.

    Ratusan warga AS juga dilaporkan telah meninggalkan Iran melalui Azerbaijan. Turkmenistan yang awalnya membatasi akses kini telah membuka pintunya bagi warga AS setelah intervensi diplomatik.

    Meski demikian, pejabat tersebut mengaku masih memverifikasi laporan tentang beberapa warga AS yang kemungkinan ditahan di Iran, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    7. Gencatan Senjata Iran-Israel Angkat Wall Street, Harga Minyak Turun

    Saham-saham di Wall Street melonjak pada Selasa setelah gencatan senjata antara Iran dan Israel tampak bertahan di hari pertama, disertai penurunan harga minyak.

    Tiga indeks utama bergerak di zona hijau sepanjang hari, seiring kedua negara menahan diri dari serangan lanjutan usai rentetan serangan menit terakhir.

    “Dengan deeskalasi konflik, pasar terlihat membaik,” kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di B. Riley Wealth. Ia juga menyebut kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Kongres sebagai sinyal positif bagi pasar saham.

    Melansir AFP, Dow Jones naik 1,2% ke 43.089,02, S&P 500 menguat 1,1% ke 6.092,18, dan Nasdaq melonjak 1,4% ke 19.912,53.

    Dalam kesaksian pertamanya, Powell menyatakan The Fed masih menunggu dampak penuh dari tarif sebelum memutuskan langkah suku bunga berikutnya.

    Meski demikian, menurut Hogan, Powell “tidak menutup pintu” bagi kemungkinan pemotongan suku bunga di masa mendatang.

    (tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Posisi Indonesia, di ambang perang besar

    Posisi Indonesia, di ambang perang besar

    Istimewa

    Posisi Indonesia, di ambang perang besar
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 21:24 WIB

    Elshinta.com – Ulah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang Sabtu (21/6/2025) melancarkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran: Isfahan, Natanz, dan Fordow tidak saja menghantam objek vital Iran, tapi juga membuat gaduh dan menguncang stabilitas geopolitik dunia yang memang sudah rapuh.

    Belakangan Trump kabarnya tidak ingin melanjutkan serangan terhadap Iran dan berniat mengupayakan kesepakatan damai dengan Teheran. Seorang pejabat AS, Axios, Senin (23/6/2025) menyebut, Trump telah menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sesaat setelah serangan, dan menyatakan bahwa tujuan berikutnya adalah mengejar kesepakatan damai dengan Iran. “Presiden (Trump) tidak ingin melanjutkan serangan. Ia siap jika Iran melakukan serangan balasan, tetapi ia sudah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia menginginkan perdamaian,” kata pejabat itu.

    Kendati begitu, serangan tersebut tak urung menyalakan kembali api perang besar di Timur Tengah. Kali ini, ancamannya jauh lebih dahsyat. Potensi perang regional menjalar menjadi konflik global. Bahkan banyak pengamat mengkhawatirkan konflik ini memicu pecahnya Perang Dunia III.

    Dan Iran memang tak tinggal diam. Militer Iran bersiaga penuh. Kelompok sekutu Iran—Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, Houthi di Yaman—siap menjadi alat pukul Teheran. Bagi Iran, dalam doktrin strategisnya, serangan terhadap infrastruktur nuklir adalah deklarasi perang.

    Salah satu langkah yang paling ditakuti dunia adalah pemblokiran Selat Hormuz, yang menjadi  salah satu urat nadi energi global. Sekitar 30 persen perdagangan minyak dunia dan 25 persen lalu lintas Gas Alam Cair (LNG) melewati selat itu. Bila Iran menutupnya, harga energi global dipastikan melambung, memicu inflasi, dan mengguncang pasar keuangan.

    Ancaman itu bukan gertakan kosong. Pada hari Minggu (22/6/2025), Parlemen Iran dilaporkan telah menyetujui rencana penutupan total selat tersebut, dan kini tinggal menunggu lampu hijau dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Jika Iran betul betuk memblokade Selat tersebut, paling tidak ada tiga negara yang terkena dampak paling siginifikan: China, India dan Jepang. Lalu lintas energi ketiga negara itu sangat tergantung dengan Selat Hormuz. 

    Bagaimana dengan Indonesia? Kita dipastikan juga akan terimbas dampak yang tidak kecil. Ketergantungan kita pada impor minyak dan gas dari kawasan Teluk masih sangat besar, terutama dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar—negara-negara yang menggunakan jalur Selat Hormuz untuk mengekspor energi. Jika Iran menutup selat ini, dunia akan mengalami lonjakan harga minyak dan gas, yang langsung akan menekan APBN Indonesia melalui pembengkakan subsidi energi dan melemahnya neraca perdagangan. 

    Pemblokiran Selat Hormuz bukan hanya akan membakar Tel Aviv, tapi mengguncang seluruh pasar global. Inflasi energi dan gejolak pasar keuangan adalah dua bahaya nyata yang sudah mulai terasa pasca-serangan AS, dengan harga minyak mentah jenis Brent yang sempat menyentuh USD 120 per barel, tertinggi sejak krisis Rusia-Ukraina.

    Dampak lanjutannya akan merembet pada sektor-sektor domestik. Ongkos produksi industri meningkat, transportasi publik dan logistik terganggu, dan daya beli masyarakat menurun. Semua ini menempatkan Indonesia, seperti banyak negara berkembang lain, pada posisi yang sangat rentan.

    Reaksi Dunia Atas Serangan AS ke Iran

    Serangan AS ke Iran bisa menjadi lonceng perang yang menyulut krisis regional menjadi konflik global, sehingga bukan hanya merupakan eskalasi militer. Dalam kaitan itu, sikap para pemimpin dunia terbelah. Uni Eropa yang diwakili Inggris, Prancis, dan Jerman misalnya meminta Iran untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat “mendestabilisasi” Timur Tengah lebih lanjut. Mereka secara konsisten menegaskan penolakan terhadap senjata nuklir Iran dan mereka mendukung penuh keamanan Israel.

    Sementara Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengecam serangan udara AS yang merupakan eskalasi yang berbahaya. Adapun Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mendesak semua pihak untuk mundur dan kembali ke meja perundingan.

    Arab Saudi telah menyuarakan “kekhawatiran besar”, sementara Oman mengutuk serangan tersebut dan menyerukan de-eskalasi.

    Perdana Menteri India, Narendra Modi mengaku telah berbicara dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian. Modi kemudian menyerukan “dialog dan diplomasi sebagai jalan ke depan”.

    Politikus Rusia, Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Vladimir Putin, mengatakan: “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru bagi AS.

    Penyelesaian Perang dengan Telepon 

    Banyak kalangan memprediksi, krisis ini bisa berakhir dalam dua arah: eskalasi ke perang global, atau pembukaan kembali jalur diplomatik. 

    Seorang pejabat Iran menyatakan konflik dengan Israel sebenarnya bisa berakhir dengan satu panggilan telepon, yaitu dari Presiden AS Donald Trump kepada pemimpin Israel. Sang pejabat itu pun menyebut Iran selalu siap berunding dengan siapa pun yang serius mencari solusi damai.

    “Iran percaya pada dialog yang beradab, langsung atau tidak langsung. Presiden Trump bisa dengan mudah menghentikan perang dengan satu telepon ke Israel,” kata Juru Bicara Kantor Wakil Presiden Iran Majid Farahani, dalam wawancara khusus dengan CNN, Jumat (20/6/2025) lalu.

    Namun, dalam atmosfer politik AS, diplomasi mungkin bukan opsi utama Trump. Begitu pula Israel yang merasa mendapat lampu hijau dari Washington.

    Bagi Indonesia dan dunia, pilihan terbatas. Tidak ikut perang bukan berarti tak terkena dampak. Justru saat kekuatan besar sibuk mengukur misil dan kekuasaan, negara-negara non-blok seperti Indonesia bisa berperan sebagai penyeimbang moral dan penstabil kawasan.

    Itu sebabnya Indonesia selayaknya mengupayakan langkah diplomasi yang apik dan teukur. Soalnya perang yang terjadi di antara kedua negara sudah pasti akan berdampak pada tidak berkembangnya sektor ekonomi bagi negara mana pun. 

    Kita dituntut untuk waspada, cermat, dan tanggap. Indonesia perlu segera memikirkan peningkatan cadangan energi melalui percepatan diversifikasi sumber pasokan energi dari negara-negara non-Timur Tengah dan memperkuat cadangan strategis minyak nasional. Presiden Prabowo selayaknya mulai memikirkan stimulus konsumsi dengan cara memperluas bantuan sosial dan subsidi langsung kepada kelompok rentan untuk menjaga daya beli. 

    Kementerian Luar Negeri harus didorong untuk terlibat penuh dalam menjalankan diplomasi bebas aktif yang lebih progresif. Indonesia dapat mengambil peran dalam mendorong diplomasi damai di kawasan melalui jalur G20, OKI, dan ASEAN+.

    Dan yang tak kalah pentingnya adalah memperkuat perlindungan terhadap iklim investasi.  Dengan cara mempertebal kepastian hukum, menjaga stabilitas politik, dan insentif fiskal, supaya Indonesia tetap bisa menarik bagi investor global yang mencari “zona aman” di tengah gejolak global. 

    Penulis : Zenzia Sianica Ihza, Pakar Investasi dan Hubungan Internasional 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Istana Tegaskan Penunjukan Calon Dubes Kosong Sedang Diproses

    Istana Tegaskan Penunjukan Calon Dubes Kosong Sedang Diproses

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menyatakan pemerintah memastikan proses penunjukan duta besar (dubes) RI terus berlangsung.

    Termasuk, kata Juri, melalui usulan dan masukan dari berbagai pihak, seperti mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Dino Patti Djalal.

    “Semua masukan dan informasi dari masyarakat, dari tokoh-tokoh mengenai isu-isu penting, termasuk pengisian dubes, tentu tidak luput dari perhatian Presiden. Ini hanya soal timing, soal waktu, dan soal siapa yang akan ditempatkan,” ujar Juri di Kantor Kementerian Sekretariat Presiden (Kemensesneg), Selasa (24/6/2025).

    Juri menyatakan bahwa proses penunjukan dubes sedang berjalan dan tetap berada dalam kendali penuh Presiden sebagai pemegang hak prerogatif dalam menentukan siapa yang akan mewakili Indonesia di luar negeri.

    Ketika ditanya soal nama-nama kandidat dubes, Juri menjawab singkat bahwa hal tersebut masih dalam proses dan belum bisa dipublikasikan. 

    “Ya itu on process dan menjadi prerogatif Presiden untuk menentukan pemimpin dari perwakilan kita di luar negeri,” pungkas Juri.

    Dalam kesempatan lain, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Bambang Eko menyatakan bahwa pemerintah saat ini tengah memproses sejumlah nama kandidat, dan menunggu arahan final dari Presiden Prabowo Subianto.

    “Kita tunggu arahan Presiden tentang itu. Sampai sekarang sudah ada arahan, cuma kita lagi olah untuk ngisinya. Ada beberapa nama, cuma sedang kita proses,” ujar Bambang kepada wartawan di Kantor Kemenkum, Senin (23/6/2025).

    Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa calon dubes berasal dari beragam latar belakang, baik kalangan profesional diplomatik maupun politikus. 

    Saat ditanya apakah Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto termasuk dalam bursa nama calon dubes, Bambang membantah hal tersebut.

    “Tidak, belum ke sana kita. Kita masih menunggu usulan dari Menteri Luar Negeri,” katanya.

    Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa proses pengusulan memang dimulai dari Menteri Luar Negeri, sebelum nantinya ditetapkan oleh Presiden.

    Mengenai jumlah kandidat, Bambang enggan menyebutkan secara pasti, namun memberi gambaran bahwa ada sekitar tiga nama yang sedang dipertimbangkan.

    “Ada, saya lupa karena saya tidak siap kalau ditanya. Kira-kira [tiga orang],” tandas Bambang.

    Sebelumnya, Eks Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengisi sejumlah posisi Duta Besar RI di luar negeri yang masih kosong, termasuk di Amerika Serikat (AS) dan Jerman.

    Dalam unggahan di akun X pribadinya, @dinopattidjalal, yang dikutip pada Senin (23/6/2025), Dino menilai kekosongan posisi duta besar tersebut akan menyulitkan Indonesia untuk berdiplomasi secara efektif.

    “Dalam dunia yang semakin dihantui perang, konflik, krisis yang berbahaya, mohon agar kursi Dubes-dubes untuk AS, PBB (New York & Jenewa), Jerman yang sudah lama kosong dapat segera diisi,” ungkap pendiri dan Ketua FPCI ini dalam unggahannya.

    Adapun, komentar tersebut disampaikan Dino di tengah eskalasi konflik global akibat ketegangan antara Iran dan Israel. Tensi geopolitik pun makin memanas pada akhir pekan lalu saat Amerika Serikat (AS) turut serta membantu Israel dengan menyerang berbagai fasilitas nuklir Iran.

    Posisi Duta Besar Indonesia untuk AS terakhir diisi oleh Rosan Roeslani dan telah kosong selama hampir 2 tahun. Rosan meninggalkan posnya di Washington pada Juli 2023 karena diangkat sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    Sementara itu, posisi Duta Besar RI untuk PBB berkedudukan di New York terakhir kali dipegang oleh Arrmanatha Nasir. Dia meninggalkan posisi tersebut pada Oktober 2024 saat ditunjuk Prabowo menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.

  • Pangkalan Militer AS di Qatar Telah Dikosongkan Sebelum Serangan Iran

    Pangkalan Militer AS di Qatar Telah Dikosongkan Sebelum Serangan Iran

    Doha

    Pangkalan udara Al Udeid di Qatar yang baru saja diserang oleh Iran dengan rentetan rudal balistik, ternyata telah dikosongkan sebelum serangan Teheran dilancarkan pada Senin (23/6) malam waktu setempat.

    Iran menembakkan sekitar selusin rudal balistik jarak pendek dan jarak menengah ke pangkalan Al Udeid untuk membalas pengeboman AS terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan, yang membuat ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin memuncak. Pangkalan Al Udeid merupakan fasilitas militer terbesar Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah,

    Pangkalan militer yang berjarak sekitar 32 kilometer sebelah barat daya Doha, ibu kota Qatar itu, seperti dilansir CNN, Selasa (24/6/2025), sebagian besar kosong dari pesawat-pesawat militer AS saat serangan Iran dilancarkan.

    Foto-foto satelit menunjukkan pesawat-pesawat militer AS yang ada di sana telah diterbangkan keluar dari pangkalan udara tersebut, sebelum serangan pesawat pengebom B-2 AS terhadap fasilitas nuklir Iran dilancarkan pada Minggu (22/6) dini hari waktu setempat.

    Para pejabat AS dan Irak mengungkapkan bahwa Iran telah menyampaikan pemberitahuan awal sebelum serangan dilancarkan terhadap pangkalan Al Udeid.

    Disebutkan bahwa baterai rudal Patriot yang ada di kompleks militer itu mampu menembak jatuh semua rudal Iran, kecuali satu proyektil yang masuk.

    Pangkalan udara Al Udeid yang menjadi rumah bagi ribuan tentara AS, merupakan fasilitas militer terbesar Washington di Timur Tengah. Pangkalan ini sangat penting bagi posisi militer AS di kawasan tersebut.

    Pangkalan Al Udeid menjadi markas besar terdepan bagi Komando Pusat AS atau CENTCOM, yang berpusat di Tampa, Florida, yang mengendalikan aktivitas militer AS di seluruh kawasan.

    Para tenant utama lainnya di pangkalan udara itu adalah Pusat Operasi Udara Gabungan pada Komando Pusat AS dan Sayap Ekspedisi Udara ke-379 Angkatan Udara AS, yang menyebut diri sebagai “pusat proyeksi kekuatan regional”.

    Selain menampung pesawat-pesawat tempur segala bergilir, pangkalan udara itu juga memiliki fasilitas logistik, pengisian bahan bakar, dan medis yang penting.

    Pangkalan Al Udeid telah secara aktif mendukung operasi militer AS dalam konflik di Afghanistan, Irak dan Suriah.

    Menurut Departemen Luar Negeri AS, Qatar mendukung pengembangan pangkalan itu dengan investasi sebesar US$ 8 militer sejak tahun 2003. Presiden Donald Trump sendiri mengunjungi pangkalan itu saat melakukan perjalanan ke Timur Tengah bulan lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Gencatan Senjata Iran-Israel Mulai Berlaku!

    Trump Bilang Gencatan Senjata Iran-Israel Mulai Berlaku!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Selasa (24/6) bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel telah mulai berlaku. Pemberlakuan gencatan senjata ini diwarnai kebingungan soal waktu pasti dimulainya penghentian serangan antara Teheran dan Tel Aviv tersebut.

    “GENCATAN SENJATA BERLAKU SEKARANG. TOLONG JANGAN MELANGGARNYA!” tulis Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Selasa (24/6/2025).

    Trump sebelumnya mengatakan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel akan menjadi proses bertahap selama 24 jam yang dimulai sekitar pukul 04.00 GMT pada Selasa (24/6), dengan Teheran menghentikan semua operasi militernya secara sepihak terlebih dahulu.

    Baru kemudian, sebut Trump, Tel Aviv akan mengikutinya dengan menghentikan operasi militernya sekitar 12 jam kemudian.

    “Pada jam ke-24, AKHIR resmi dari PERANG 12 HARI akan disambut oleh dunia,” sebut Trump dalam pernyataan sebelumnya, sembari menyatakan kedua belah pihak telah sepakat untuk tetap damai dan saling menghormati selama setiap fase proses tersebut.

    Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran dan Israel mengenai gencatan senjata tersebut.

    Namun, sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata dengan Israel. Araghchi justru mengatakan bahwa Teheran akan berhenti menyerang jika Israel terlebih dahulu menghentikan serangannya.

    Media terkemuka Iran, Press TV, yang dikelola oleh pemerintah Iran menyebut dalam laporannya bahwa: “Gencatan senjata dimulai setelah empat gelombang serangan Iran di wilayah pendudukan Israel.”

    Kantor berita Iran, Tasnim, secara terpisah melaporkan via saluran Telegram resminya bahwa gencatan senjata telah memasuki “tahap pemberlakuan”.

    Sedangkan saluran berita Israel, Channel 12, dan Ynet juga melaporkan soal gencatan senjata yang telah mulai diberlakukan antara Iran dan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Profesi Rawan PHK Massal, Segera Ganti Pekerjaan Selagi Bisa

    Daftar Profesi Rawan PHK Massal, Segera Ganti Pekerjaan Selagi Bisa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gelombang PHK makin sering terdengar di berbagai belahan dunia. Ketidakpastian ekonomi dan pengembangan teknologi otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) menjadi pemicu maraknya pengangguran di mana-mana. 

    Beberapa saat lalu, AI milik Google digadang-gadang mengancam eksistensi industri media. Pasalnya, pengguna bisa mendapatkan rangkuman informasi lengkap yang dirangkai AI dari portal berita melalui fitur ‘AI Overviews’ di Google Search. 

    Hal ini memang memudahkan pencarian informasi, tetapi pada saat bersamaan menghantam trafik ke portal berita. Alhasil, sumber pendapatan organisasi media terancam karena fungsinya direduksi oleh AI.

    Selain AI Overviews, layanan chatbot AI seperti ChatGPT, Copilot, Gemini AI, dkk, yang makin canggih juga berdampak pada kerja-kerja jurnalistik.

    Laporan Wall Street Journal yang dikutip dari TechCrunch, Selasa (24/6/2025), mengatakan AI Overviews menghantam trafik ke portal berita yang memuat panduan liburan, kiat kesehatan, dan ulasan mengenai sebuah produk. 

    Salah satu contohnya, The New York Times yang mengalami penurunan trafik baik ke situs desktop dan seluler. Catatan Similarweb menunjukkan pada bulan April trafiknya hanya 36,5%, turun dari 44% tiga tahun lalu.

    Di sisi lain, Google mengatakan fitur Overviews telah meningkatkan trafik pencarian.

    Masalah ini memang disadari betul oleh para penerbit. Bahkan dua perusahaan besar seperti The Atlantic dan The Washington Post mengatakan perlu mengubah model bisnis untuk menghindari ancaman pada industri jurnalistik.

    Beberapa penerbit juga akhirnya melakukan kesepakatan berbagi konten dengan perusahaan AI. Cara ini dilakukan untuk mereka bisa mendapatkan tambahan pendapatan.

    Salah satunya The Times yang bekerja sama dengan Amazon. Kolaborasi itu untuk lisensi konten editorial yang digunakan melatih platform AI milik raksasa teknologi.

    Sementara itu OpenAI bekerja sama dengan sejumlah penerbit termasuk The Atlantic. Startup AI Perplexity berencana membagi pendapatan iklan dengan para penerbit iklan saat chatbotnya menampilkan konten dari perusahaan tersebut.

    Pekerjaan Rawan PHK Gara-gara AI

    Beberapa tahun ke depan revolusi teknologi AI diramal akan makin masif dan berdampak pada berbagai pekerjaan manusia. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, pada 2023 hingga 2027 diprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.

    Riset dalam laporan yang sama mencatat 23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul.

    Industri yang bakal berubah dalam rentang waktu tersebut antara lain media, hiburan dan olah raga. Diperkirakan sekitar 32% pekerjaan dari industri tersebut akan lenyap atau menghadirkan profesi baru.

    Selain itu sejumlah bidang juga akan mengalami pergeseran drastis. Yakni mulai dari bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:

    • Teller bank

    • Petugas pos

    • Kasir dan loket

    • Data entry

    • Sekretaris dan administrasi

    • Staf pencatat stok (stock-keeping)

    • Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll

    • Legislator dan pejabat pemerintahan

    • Staf statistik, asuransi, dan keuangan

    • Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran

    • Satpam

    • Manajer kredit dan pinjaman

    • Penyelidik dan pemeriksa klaim

    • Penguji software

    • Relationship manager

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jenderal Iran Bersumpah Terus Serang Israel sampai Netanyahu Bertekuk Lutut

    Jenderal Iran Bersumpah Terus Serang Israel sampai Netanyahu Bertekuk Lutut

    Teheran

    Jenderal militer tertinggi Iran bersumpah untuk terus melanjutkan serangan pembalasan terhadap Israel “dengan kekuatan penuh”, hingga Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dibuat benar-benar “tidak berdaya” dan bertekuk lutut.

    Dalam pernyataan video, seperti dilansir Press TV, Selasa (24/6/2025), Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, yang menjabat Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, menegaskan operasi pembalasan terhadap Israel, yang diberi nama Operation True Promise III, akan terus berlanjut tanpa gangguan.

    Mosavi mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat (AS) “tidak akan dibiarkan begitu saja” terlepas dari seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan-serangan musuh.

    “Sifat dasar dari tindakan kriminal ini tidak akan dibiarkan tanpa respons, terlepas dari tingkat kerusakannya,” ucap Mousavi, dalam pernyataan pada Senin (23/6), merujuk pada pengeboman AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6) dini hari.

    Dia menyebut keterlibatan Presiden AS Donald Trump dalam perang antara Iran dan Israel sebagai upaya putus asa untuk menyelamatkan Tel Aviv, khususnya Netanyahu, yang dia gambarkan sebagai “proksi gagal” Amerika di kawasan tersebut.

    “Trump, setelah menyaksikan tumbangnya Netanyahu di bawah beban kekalahan, memutuskan untuk memberinya pernapasan buatan melalui tindakan sembrono ini,” sebut Mousavi dalam pernyataannya.

    Pesawat-pesawat pengebom AS, atas perintah langsung Trump, menargetkan tiga fasilitas nuklir di Iran — Isfahan, Natanz, dan Fordow — pada Minggu (22/6) dini hari, yang memicu reaksi keras. Serangan Washington itu terjadi saat Teheran terlibat aksi saling serang dengan Tel Aviv selama sepekan terakhir.

    Lihat juga Video Iran Rudal Israel Setelah Trump Klaim Gencatan Senjata, 3 Orang Tewas

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Serangan Israel yang dimulai pada 13 Juni lalu menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, dengan Tel Aviv mengklaim serangannya bertujuan mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.

    Iran melancarkan pembalasan dengan menembakkan rentetan rudal dan meluncurkan serangan drone ke wilayah Israel. Teheran juga baru saja melancarkan serangan terhadap sebuah pangkalan militer AS yang ada di Qatar, sebagai pembalasan atas pengeboman Washington.

    Usai pangkalan AS diserang, Trump mengumumkan gencatan senjata telah disepakati oleh Iran dan Israel. Namun Teheran membantah adanya gencatan senjata.

    Lihat juga Video Iran Rudal Israel Setelah Trump Klaim Gencatan Senjata, 3 Orang Tewas

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini