kab/kota: Washington

  • Trump Klaim Selamatkan Khamenei dari Kematian, Iran Geram!

    Trump Klaim Selamatkan Khamenei dari Kematian, Iran Geram!

    Jakarta

    Pemerintah Iran geram atas komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan telah menyelamatkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dari “kematian yang buruk dan memalukan”. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menyebut komentar tersebut “tidak sopan dan tidak dapat diterima”.

    “Jika Presiden Trump sungguh-sungguh ingin mencapai kesepakatan, ia harus mengesampingkan nada tidak sopan dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pendukungnya yang tulus,” tulis Araghchi di akunnya di platform media sosial X, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (28/6/2025).

    Amerika Serikat melakukan serangan terhadap tiga lokasi nuklir Iran akhir pekan lalu, tanpa ada kepastian mengenai seberapa efektif serangan tersebut.

    Dengan serangan tersebut, Washington bergabung dengan kampanye serangan udara Israel terhadap program nuklir Iran dalam konflik 12 hari yang dimulai pada 13 Juni lalu.

    Kecaman menteri luar negeri Iran pada hari Sabtu (28/6) tersebut muncul setelah Trump mengatakan di platform Truth Social miliknya, bahwa ia telah menyelamatkan pemimpin Iran dari pembunuhan, menuduh Khamenei tidak tahu berterima kasih.

    “Saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini merupakan yang Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Trump.

    “SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MEMALUKAN, dan dia tidak perlu berkata, ‘TERIMA KASIH, PRESIDEN TRUMP!’”

    Trump juga mengatakan bahwa dia telah berupaya dalam beberapa hari terakhir untuk kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Iran, salah satu tuntutan utama Teheran.

    “Tetapi tidak, sebaliknya saya malah dihujani pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik, dan segera menghentikan semua upaya untuk meringankan sanksi, dan lainnya,” imbuh Trump, seraya mendesak Iran untuk kembali ke meja perundingan.

    Pemerintah Iran telah membantah akan melanjutkan perundingan nuklir dengan Amerika Serikat, setelah Trump mengatakan bahwa perundingan akan dimulai lagi minggu depan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Dagang Berakhir, China Capai Kesepakatan dengan AS – Page 3

    Perang Dagang Berakhir, China Capai Kesepakatan dengan AS – Page 3

    Awal bulan ini, tim negosiasi perdagangan dari kedua belah pihak, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng, mencapai kesepakatan tentang implementasi konsensus Jenewa setelah dua hari pembicaraan tingkat tinggi di London.

    Perjanjian London ini menstabilkan apa yang sebelumnya disebut dengan perang dagang oleh dunia, dengan Washington menyalahkan China karena lambannya melonggarkan pembatasan tanah jarang dan Beijing mengkritik pembatasan teknologi AS dan pencabutan visa pelajar.

    Penasihat senior untuk China di lembaga pemikir The Conference Board Alfredo Montufar-Helu mengatakan, meskipun pernyataan terbaru dari pihak China ini cukup menggembirakan, penting untuk meredam ekspektasi.

    Hal ini berdasarkan kurangnya rincian tentang pembatasan ekspor tanah jarang mana yang akan dilonggarkan, selain magnet.

     

  • Amerika Hanya akan Puas Jika Iran Menyerah

    Amerika Hanya akan Puas Jika Iran Menyerah

    JAKARTA – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Amerika Serikat memperjelas posisinya menginginkan Iran menyerah.

    “Trump menunjukkan kebenaran, memperjelas bahwa Amerika hanya akan puas dengan penyerahan dan kekalahan Iran dan tidak ada yang lain,” katanya dalam pernyataan perdana usai gencatan senjata Iran-Israel dilansir CNN, Kamis, 26 Juni.

    Komentar Khamenei ini mengacu pada unggahan Truth Social Presiden Donald Trump pekan lalu. Trump lewat tulisannya menuntut Iran “MENYERAH TANPA SYARAT.”

    Khamenei mengatakan AS memiliki masalah mendasar dengan rezim Iran sejak Revolusi Islam 1979 yang membawanya ke tampuk kekuasaan.

    Baginya Washington telah menyamarkan tujuannya selama bertahun-tahun dengan menyinggung Iran soal hak asasi manusia, hak-hak perempuan, program nuklir hingga produksi rudal.

    “Namun dalam pernyataannya, ia (Trump) mengungkapkan kebenaran, ia menunjukkan sikapnya,” katanya.

    “Presiden sebelumnya tidak mengatakan ini, karena ini tidak dapat diterima, tidak dapat diterima dan tidak masuk akal untuk memberi tahu suatu negara untuk menyerah. Mereka mengemukakan berbagai alasan, tetapi pada intinya mereka menginginkan Iran menyerah,” imbuh Khamenei.

    Ayatollah Ali Khamenei dalam pernyataannya juga mengucapkan selamat kepada bangsa besar Iran atas kemenangannya melawan Israel.

    “Terlepas dari semua kegaduhan itu, dan dengan semua klaim itu, rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah pukulan Republik Islam,” kata Khamenei dikutip kantor berita pemerintah IRNA sebagaimana dilansir CNN, Kamis, 26 Mei.

    Khamenei juga menyinggung Amerika Serikat yang terlibat membantu Israel.

    “Karena mereka merasa bahwa jika mereka tidak masuk, rezim Zionis akan hancur,” ujar dia.

  • Bos CIA Klaim Punya Bukti Nuklir Iran Lumpuh Dihancurkan AS

    Bos CIA Klaim Punya Bukti Nuklir Iran Lumpuh Dihancurkan AS

    Washington

    Terdapat keraguan apakah serangan bom Amerika Serikat ke lokasi-lokasi kunci program nuklir di Iran berhasil membuatnya luluh lantak. Direktur CIA pun maju ke depan untuk mencoba menepis kecurigaan.

    Dalam pernyataannya, dikutip detikINET dari CNN, Direktur CIA John Ratcliffe menyebut agensinya mendapatkan bukti kredibel yang mengindikasikan program nuklir Iran rusak parah oleh serangan bom penghancur bunker AS.

    Tanpa memberikan detail, John menyebut bukti yang ada termasuk informasi intelijen baru dari sumber dan metode yang dapat diandalkan mengindikasikan bahwa beberapa fasilitas kunci nuklir Iran rusak dan butuh waktu beberapa tahun untuk dibangun kembali.

    Pernyataannya dikemukakan sehari usai penilaian awal Defense Intelligence Agency, badan intelijen Pentagon, yang dibocorkan sumber, menyimpulkan dua situs nuklir Iran di Natanz dan Fordow memang rusak, tapi komponen intinya mungkin bisa dioperasikan lagi hanya dalam beberapa bulan. Juga disebut, stok uranium Iran yang diperkaya mungkin telah dipindah sebelum serangan.

    Gedung Putih sudah membantah penilaian itu menyusul klaim Donald Trump bahwa serangan AS menghancurkan kemampuan Iran untuk memproduksi senjata nuklir. Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard juga mengunggah di X bahwa info intelijen baru mengindikasikan nuklir Iran dihancurkan.

    “Intelijen baru mengonfirmasi apa yang telah dinyatakan @POTUS berkali-kali: fasilitas nuklir Iran dihancurkan. Jika Iran memilih membangun kembali, mereka harus membangun kembali ketiga fasilitas (Natanz, Fordow, Esfahan) sepenuhnya, yang kemungkinan makan waktu bertahun-tahun,” klaimnya.

    Penilaian kerusakan pertempuran oleh DIA memang dapat memakan waktu sampai berhari-hari atau berminggu-minggu. Analisis awal DIA dilakukan hanya 24 jam setelah serangan sehingga kesimpulannya nanti masih dapat berubah.

    Menurut seorang pejabat AS, analisis DIA itu tidak dikoordinasikan dengan komunitas intelijen lebih luas dan dokumen itu sendiri mengakui bahwa perlu waktu berminggu-minggu untuk penilaian akhir.

    Trump sendiri kemudian mengakui dampak serangan AS ke Iran masih misterius.”Dokumen itu mengatakan itu bisa menjadi kerusakan yang sangat parah. Mereka mengatakan itu bisa terbatas (kerusakannya) atau bisa sangat parah. Mereka benar-benar tidak tahu selain mengatakan itu bisa terbatas atau bisa sangat, sangat parah,” katanya, mengacu pada penilaian DIA.

    (fyk/fay)

  • Lagi, Elon Musk Ditinggalkan Orang Kepercayaannya di Tesla

    Lagi, Elon Musk Ditinggalkan Orang Kepercayaannya di Tesla

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pejabat eksekutif Tesla dan orang kepercayaan lama Elon Musk, Omead Afshar, dikabarkan meninggalkan raksasa kendaraan Listrik (EV) Amerika Serikat (AS) tersebut.

    Kabar ini diungkapkan oleh tiga sumber Reuters. Ini menjadi kepergian senior lainnya dari Tesla, di tengah perusahaan sedang menghadapi tantangan perlambatan permintaan global.

    Afshar adalah bagian dari kantor CEO dan sejak tahun lalu telah mengawasi penjualan dan manufaktur di Eropa dan Amerika Utara. Setelah bergabung dengan Tesla pada tahun 2017, ia dengan cepat menjadi salah satu orang terpercaya Musk, memainkan peran sentral dalam proyek-proyek besar seperti Texas Gigafactory.

    Sumber Reuters, yang menolak disebutkan namanya, tidak memiliki info detail tentang keadaan pengunduran diri Afshar atau alasan di baliknya. Afshar terpantau masih mengunggah tentang Tesla di X awal minggu ini, dan profilnya di X dan LinkedIn masih menunjukkan jabatannya di Tesla pada hari Rabu.

    Kabar pengunduran diri tersebut terjadi di tengah merosotnya permintaan di Eropa dan Amerika Utara untuk jajaran kendaraan Tesla yang menua. Sementara para pesaingnya telah menawarkan alternatif yang lebih terjangkau.

    Dua orang yang mengetahui operasi Tesla mengatakan Afshar termasuk di antara para eksekutif yang mengambil peran yang lebih besar tahun ini, di saat Musk berfokus pada pemerintah AS.

    Seperti diketahui, Musk sempat memimpin upaya pemangkasan biaya pemerintah Presiden Donald Trump tahun ini. Banyak investor serta analis khawatir hal itu mengalihkan perhatian Musk dari Tesla dan mengasingkan beberapa calon pembeli.

    Mantan manajer penjualan Tesla tingkat menengah Matthew LaBrot, yang baru-baru ini dipecat karena kritik publik terhadap Musk, mengatakan Afshar adalah “karakter pendukung” yang terkait erat dengan Musk hingga ia naik ke posisi kepala penjualan dan manufaktur di Amerika Utara dan Eropa.

    LaBrot mengatakan ada tekanan signifikan secara internal untuk mengatasi penurunan penjualan, yang khususnya parah di Eropa.

    Sebelumnya, Direktur SDM Tesla bagian Amerika Utara Jenna Ferrua dikabarkan juga telah keluar dari perusahaan. Dua dari tiga sumber yang mengonfirmasi kepergian Afshar kepada Reuters juga mengatakan Ferrua telah pergi.

    Salah satu sumber mengatakan Afshar dan Ferrua adalah rekan dekat, jadi tidak mengherankan jika keduanya pergi pada waktu yang hampir bersamaan. Sumber lain mengatakan Ferrua telah menjabat sebagai penasehat SDM langsung untuk Afshar.

    Kepergian tersebut merupakan puncak dari serangkaian kepergian eksekutif selama 14 bulan terakhir, yang didorong oleh restrukturisasi di seluruh perusahaan saat Tesla memangkas ribuan pekerjaan dan mengalihkan fokusnya ke teknologi self-driving bertenaga AI dan robotika.

    Kepergian tersebut mencakup para pemimpin dalam bidang robot, baterai, dan kebijakan publik.

    Kepala tim robot humanoid Optimus Tesla, Milan Kovac, telah mengumumkan bahwa ia akan undur diri ini, dan eksekutif baterai papan atas Vineet Mehta melakukannya pada bulan Mei lalu.

    Kepala teknisi baterai Drew Baglino, Rebecca Tinucci, yang memimpin divisi supercharging, dan kepala kebijakan publik global Rohan Patel kan mengundurkan diri pada musim semi 2024.

    Musk mengakhiri tugasnya di Washington pada akhir Mei, meyakinkan beberapa investor yang khawatir tentang retaknya Tesla. Namun, saham Tesla tetap turun sekitar 19% sepanjang tahun, setelah kenaikan awal karena optimisme bahwa kemenangan Trump akan membuka jalan bagi regulasi robotaxi.

    Pada hari Minggu, Tesla meluncurkan taksi tanpa pengemudi di Austin, Texas. Beberapa analis telah memperingatkan bahwa rencana perusahaan untuk berekspansi ke kota-kota lain akhir tahun ini dapat menghadapi rintangan, karena kekhawatiran tentang keselamatan dan teknologi.

    Pada hari Senin, Afshar memposting di X bahwa debut robotaxi Austin adalah “hari yang benar-benar bersejarah bagi Tesla,” dan menambahkan: “Terima kasih, Elon, karena telah mendorong kami semua!”

    Di masa lalu, Afshar memposting tentang menghabiskan liburan dan larut malam bersama Musk, khususnya ketika Tesla meningkatkan produksi sedan Model 3 untuk pasar massal pada tahun 2018. Ia merenungkan dalam posting bulan Maret tentang “hidup di pabrik saat ini, benar-benar 24/7.”

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Setelah Perintahkan Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Benarkah Donald Trump Berdamai dengan Iran?

    Setelah Perintahkan Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Benarkah Donald Trump Berdamai dengan Iran?

    PIKIRAN RAKYAT – Pada Rabu, 25 Juni 2025 lalu, Donald Trump mengungkapkan bahwa kemungkinan akan bertemu Iran minggu depan. Sebelumnya, ia memerintahkan untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran.

    “Kami akan berbicara dengan mereka minggu depan, dengan Iran,” ujarnya dalam pertemuan puncak NATO.

    Trump lalu mengatakan bahwa pertemuan ini bisa saja melahirkan perjanjian untuk ditandatangani. Namun, ia menilai perjanjian tersebut tidak dibutuhkan.

    “Kami mungkin menandatangani kesepakatan. Saya tidak tahu. Bagi saya, saya rasa itu tidak perlu,” ujarnya. 

    Presiden AS ini kembali menegaskan bahwa Teheran sedang mengembangkan senjata nuklir. Sementara itu, Teheran membantah tuduhan tersebut mentah-mentah.

    Ia pun optimis bahwa negara Timur Tengah ini bersedia menempuh jalur perundingan. Terkait jadwal dan lokasi pertemuan tersebut, belum ada pengumuman resmi saat ini. Bila musuh bebuyutan Israel tetap mengembangkannya, ia menegaskan tak akan tinggal diam.

    Serangan dengan 60.000 Kilogram Bom

    Terkait serangan yang mengerahkan bom sebesar 60.000 kilogram tersebut, Trump menyebut dampak kehancurannya luar biasa.

    “(Dampaknya) Itu sangat parah. Itu adalah kehancuran,” katanya.

    Direktur Badan Intelijen Pusat AS John Ratcliffe mengutarakan hal yang sama. Namun, ia tak menyebut program di fasilitas tersebut akan berhenti seutuhnya.

    Israel pun mengungkapkan juga hal yang sama. Otoritas nuklir negara ini menilai serangan tersebut menghambat Iran untuk mengembangkan senjata nuklir dalam waktu yang lama.

    Serangan ini mengakibatkan hubungan Teheran dengan Washington memanas. Teheran membalasnya dengan serangan rudal ke Pangkalan Militer Amerika Serikat Al Udeid yang terletak di Qatar.

    Namun, serangan rudal berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan negara tersebut. Hanya satu rudal yang mendarat ke pangkalan militer tersebut.

    Perundingan Dimulai?

    Sementara itu, dalam situasi gencatan senjata dengan Israel sejak awal pekan ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut Teheran siap berdialog terkait fasilitas nuklir Iran di perundingan internasional.****

  • Uni Eropa Perpanjang Sanksi untuk Rusia

    Uni Eropa Perpanjang Sanksi untuk Rusia

    Brussels

    Sebanyak 27 pemimpin Uni Eropa setuju untuk memperpanjang sanksi terhadap Rusia. Sanksi akan diperpanjang selama enam bulan ke depan.

    Dilansir AFP, Jumat (27/6/2025), keputusan pada pertemuan puncak di Brussels, Belgia, ini berarti bahwa sanksi menyeluruh UE atas perang di Ukraina, termasuk pembekuan lebih dari 200 miliar euro (USD 234 miliar) dalam aset bank sentral Rusia, akan tetap berlaku setidaknya hingga awal 2026.

    Hal itu terjadi setelah para pejabat mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan rencana darurat untuk mempertahankan hukuman ekonomi blok tersebut terhadap Moskow jika Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menolak untuk mengalah. Diketahui Hongaria sebelumnya sempat mengatakan bahwa sanksi Rusia menghancurkan ekonomi Eropa.

    Rekan-rekan Uni Eropa khawatir penolakan Budapest untuk memperbarui langkah-langkah tersebut dapat merusak pengaruh blok tersebut terhadap Rusia saat Amerika Serikat menekan upaya perdamaian.

    PM Orban mengambil keputusan tersebut secara langsung saat terakhir kali sanksi — yang perlu diperpanjang setiap enam bulan — diajukan untuk diperbarui pada bulan Januari lalu.

    Namun, sementara Uni Eropa memastikan langkah-langkah yang ada akan tetap berlaku, mereka gagal mendapatkan izin untuk paket sanksi baru karena pemblokiran oleh sekutu Hongaria, Slowakia.

    Slowakia tetap bergantung pada impor gas Rusia dan memperoleh uang dari biaya transit untuk pasokan yang disalurkan melalui pipa di wilayahnya.

    Fico mengadakan pembicaraan dengan Pemimpin Uni Eropa Ursula von der Leyen pada hari Kamis sebelumnya tetapi gagal mendapatkan konsesi yang diinginkannya dan mengumumkan bahwa ia akan menunda persetujuan paket sanksi tersebut.

    Namun, para pejabat mengatakan bahwa dorongan untuk menurunkan batasan harga ekspor minyak Rusia telah ditangguhkan setelah Washington gagal mendukung dorongan tersebut sebagai bagian dari inisiatif G7 yang lebih luas.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ketakutan Bayangi AS, Iran Bisa Tiru Korut untuk Kembangkan Nuklir

    Ketakutan Bayangi AS, Iran Bisa Tiru Korut untuk Kembangkan Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kekhawatiran atas respons Iran terhadap serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklirnya makin menguat.

    Jim Himes, anggota senior Partai Demokrat di Komite Intelijen DPR AS, memperingatkan bahwa langkah militer tersebut justru berpotensi mendorong Teheran untuk menjalankan program nuklirnya secara sembunyi-sembunyi, mirip dengan pendekatan yang dilakukan Korea Utara.

    Himes menyampaikan keprihatinannya bahwa serangan semacam itu akan menutup pintu diplomasi dan menghilangkan transparansi dari program nuklir Iran.

    “Kekhawatiran saya bukan soal serangan militer terhadap aset Angkatan Laut kita di Bahrain atau pangkalan udara di Qatar. Kekhawatiran saya adalah bahwa Iran akan melakukan persis seperti yang dilakukan Korea Utara,” ujarnya kepada MSNBC, dikutip Kamis (26/6/2025).

    Himes menilai dari sudut pandang Iran, jalur diplomatik telah gagal total. Ia menyinggung keputusan mantan Presiden AS Donald Trump yang pada 2018 menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), kesepakatan nuklir 2015 yang sempat memperlambat pengembangan senjata nuklir Iran.

    “Ketika jalur diplomasi terbukti tidak efektif, terutama setelah serangan militer yang diluncurkan Israel awal bulan ini lewat Operasi Rising Lion, Teheran kemungkinan menganggap bahwa hanya kekuatan militer yang dihormati,” lanjut Himes.

    Ia menambahkan bahwa Iran dapat mengambil pelajaran dari negara-negara seperti Ukraina dan Libya yang menyerahkan program nuklir mereka namun tetap menjadi sasaran intervensi asing. “Alternatif [bagi Iran] adalah meniru Korea Utara, yang mengembangkan bom secara diam-diam,” kata Himes.

    Meskipun Presiden Donald Trump mengeklaim bahwa serangan AS telah menghancurkan kemampuan Iran untuk membuat bom nuklir, laporan intelijen awal yang dikutip oleh CNN International dan The New York Times justru meragukan efektivitas operasi tersebut.

    Sementara itu, Daryl Kimball, Direktur Eksekutif Arms Control Association (ACA), menyebut bahwa serangan militer semata tidak akan menghancurkan pengetahuan nuklir yang telah dimiliki Iran.

    “Serangan militer mungkin hanya akan menunda program nuklir Iran untuk sementara. Tapi ini bisa justru menjadi pembenaran bahwa senjata tersebut diperlukan sebagai alat pencegah, dan bahwa Washington tidak tertarik dengan diplomasi,” jelas Kimball dalam pernyataan resminya.

    Kekhawatiran serupa disampaikan oleh lembaga think tank ternama di AS, Center for Strategic and International Studies (CSIS), yang dalam laporannya Oktober 2024 lalu menegaskan bahwa serangan militer bisa mendorong Iran untuk mengalihkan aktivitas nuklir mereka ke bawah tanah, secara harfiah dan metaforis, sehingga semakin sulit dipantau oleh komunitas internasional.

    Presiden Dewan Nasional Iran-Amerika (NIAC), Jamal Abdi, dalam pernyataannya kepada Newsweek juga menyoroti ketidakpastian seputar komponen-komponen utama dari program nuklir Iran.

    “Masih banyak pertanyaan signifikan tentang ke mana arah program ini akan dibawa Iran setelah serangan-serangan tersebut,” ujarnya.

    Sampai saat ini, dampak penuh dari serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran masih belum diketahui secara pasti. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, bahkan menyebut bahwa keberadaan sebagian stok uranium yang telah diperkaya oleh Iran masih misterius.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Khamenei Puji ‘Kemenangan’ Iran, Klaim Israel Nyaris Hancur

    Khamenei Puji ‘Kemenangan’ Iran, Klaim Israel Nyaris Hancur

    Teheran

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan komentar pertamanya sejak negaranya menyepakati gencatan senjata dengan Israel yang mengakhiri perang selama 12 hari antara kedua negara. Khamenei memuji apa yang disebutnya sebagai “kemenangan” Iran atas Israel.

    Khamenei, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (26/6/2025), juga menyebut Israel “nyaris kolaps dan hancur” saat menghadapi serangan balasan Iran.

    “Saya ingin mengucapkan selamat kepada bangsa Iran yang hebat… atas kemenangannya atas rezim Zionis yang sesat,” kata Khamenei dalam pernyataan publik pertamanya sejak gencatan senjata berlaku pada Selasa (24/6) waktu setempat.

    Dalam pernyataannya, yang dilaporkan kantor berita IRNA dan disiarkan televisi pemerintah Iran ini, Khamenei mengklaim Iran nyaris “menghancurkan” Israel.

    “Terlepas dari semua kegaduhan, dan dengan semua klaim tersebut, rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah serangan-serangan Republik Islam (Iran),” sebut Khamenei.

    Perang antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni lalu ketika Tel Aviv melancarkan serangan udara besar-besaran menargetkan fasilitas nuklir dan militer Teheran, yang diklaim bertujuan mencegah musuh bebuyutannya itu mengembangkan senjata nuklir. Iran telah berulang kali membantah tuduhan semacam itu.

    Pertempuran diakhiri dengan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Selasa (24/6), yang menghentikan pertempuran udara yang sengit selama 12 hari.

    Tonton juga “Khamenei: Pernyataan Presiden AS Konyol, Iran Tak Takut Ancaman!” di sini:

    Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Iran, rentetan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 627 orang dan melukai lebih dari 4.800 orang lainnya selama perang berlangsung.

    Gelombang serangan balasan Iran, menurut data otoritas Tel Aviv, dilaporkan menewaskan sedikitnya 28 orang di wilayah Israel.

    Khamenei Sebut AS Tak Dapat Apa Pun dari Serangan ke Iran

    Khamenei, dalam pernyataannya, juga menyebut bahwa Amerika Serikat (AS), yang mengebom fasilitas nuklir Iran, “tidak memperoleh apa pun” dari seranganya tersebut.

    Disebutkan oleh Khamenei bahwa AS “terlibat langsung dalam perang tersebut, meyakini bahwa penolakan untuk melakukan intervensi akan menyebabkan kehancuran total rezim Zionis”.

    “Amerika Serikat tidak memperoleh apa pun dari perang ini,” tegas Khamenei.

    Dia mengklaim Iran telah memberikan “tamparan keras” dengan membalas serangan AS tersebut melalui serangan terhadap pangkalan militer Washington yang ada di Qatar.

    “Republik Islam (Iran) menang, dan sebagai balasannya, telah memberikan tamparan keras di wajah Amerika,” sebutnya.

    Tonton juga “Khamenei: Pernyataan Presiden AS Konyol, Iran Tak Takut Ancaman!” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Negosiasi Damai di Gaza Capai Kemajuan Signifikan

    Trump Bilang Negosiasi Damai di Gaza Capai Kemajuan Signifikan

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan, kemajuan signifikan tengah berlangsung untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza, seiring dimulainya kembali negosiasi gencatan senjata setelah lebih dari 20 bulan konflik.

    “Saya kira kemajuan besar sedang dicapai di Gaza,” ujar Trump kepada para wartawan. Dia menambahkan bahwa utusan khususnya, Steve Witkoff, telah mengatakan gencatan senjata di “Gaza sudah sangat dekat.”

    Optimisme Donald Trump akan adanya “kabar sangat baik” dalam waktu dekat dikaitkannya dengan kesepakatan gencatan senjata pada Selasa (24/6) lalu antara Israel dan Iran, untuk mengakhiri perang rudal selama 12 hari.

    Tekanan terhadap Netanyahu

    Di Israel, tekanan politik kian meningkat dari keluarga para sandera, bahkan dari anggota koalisi pemerintah sendiri. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi desakan untuk mengakhiri perang di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Qatar sebagai mediator konflik Selasa (24/6) mengumumkan, akan melancarkan inisiatif baru untuk mencapai gencatan senjata. Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa intensitas pembicaraan telah meningkat.

    “Komunikasi kami dengan mediator di Mesir dan Qatar tidak pernah berhenti, dan telah meningkat dalam beberapa jam terakhir,” kata pejabat Hamas, Taher al-Nunu, kepada AFP. Namun, dia menambahkan sejauh ini kelompoknya “belum menerima proposal baru” untuk menghentikan perang.

    Pemerintah Israel menolak mengomentari pembicaraan gencatan senjata terbaru. Pernyataan resmi hanya menyebutkan, upaya untuk memulangkan para sandera Israel masih berlangsung “di medan tempur maupun melalui negosiasi.”

    Insiden mematikan di Gaza

    Kampanye militer tersebut, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas dan diakui oleh PBB, telah menewaskan setidaknya 56.156 orang, sebagian besar warga sipil.

    Dalam salah satu insiden paling mematikan bagi militer Israel, tujuh tentara dilaporkan tewas pada Selasa di Gaza selatan. Dengan demikian, total korban jiwa militer Israel di wilayah itu mencapai 441 orang.

    Tragedi tersebut memicu kritik langka dari mitra koalisi Netanyahu, yakni pemimpin partai ultra-Ortodoks United Torah Judaism. “Saya masih tidak mengerti mengapa kita bertempur di sana… Tentara terus saja tewas,” kata anggota parlemen Moshe Gafni dalam sidang di Knesset, Rabu (25/6).

    Kelelahan berperang

    Ketujuh tentara yang tewas berasal dari korps tempur mekanis Israel. Menurut pernyataan militer, mereka tengah menjalankan misi pengintaian di Khan Yunis ketika kendaraan mereka terkena ledakan.

    Kesedihan mendalam menyelimuti pemakaman Sersan Staf Ronel Ben-Moshe (20) di Rehovot, selatan Tel Aviv, Rabu (25/6). Di tengah isak tangis keluarga, para prajurit muda berdiri terdiam dalam seragam.

    Seorang mantan rekan Ben-Moshe yang ikut bertugas di Gaza mengungkapkan kelelahan mental akibat perang yang tak berkesudahan.

    “Saya bahkan tidak bisa menyelesaikan wajib militer. Secara mental saya hancur hingga akhirnya didemobilisasi,” ujar pria yang hanya menyebut namanya Ariel. “Saya telah melihat terlalu banyak anak-anak seperti saya mati. Sudah waktunya ini dihentikan.”

    Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang—kelompok utama yang mewakili keluarga para sandera—juga menyuarakan desakan penghentian perang.

    “Perang di Gaza telah melewati batas. Ini dijalankan tanpa tujuan yang jelas dan tanpa rencana konkret,” bunyi pernyataan mereka.

    Dari 251 sandera yang diculik dalam serangan Hamas, 49 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang telah dinyatakan tewas oleh militer Israel.

    Bencana kemanusiaan di Gaza

    Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Laporan kelompok hak asasi manusia menyebutkan bahwa lebih dari dua juta warga Gaza kini menghadapi situasi mirip kelaparan akibat blokade Israel, dengan korban berjatuhan hampir setiap hari saat mengantre bantuan pangan.

    Badan pertahanan sipil Gaza pada Rabu menyebutkan, 35 orang, termasuk enam warga yang tengah menunggu bantuan, tewas akibat tembakan Israel. Juru bicara pertahanan sipil, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP kerumunan warga di Gaza tengah, di lokasi yang kerap menjadi tempat berkumpul warga setiap malam untuk mendapatkan bantuan, terkena “peluru dan peluru tank”.

    Saat dikonfirmasi AFP, militer Israel menyatakan, mereka “tidak mengetahui adanya insiden di Gaza tengah pagi ini yang menimbulkan korban.”

    Pada Selasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam penggunaan bantuan makanan sebagai senjata di Gaza dan mengkritik keberadaan Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Badan yang didukung Israel dan AS itu kini mengambil alih peran organisasi kemanusiaan internasional di wilayah tersebut.

    Didatangkan ke Gaza pada akhir Mei, operasi GHF justru dibayangi kekacauan, korban jiwa, dan tuduhan bias politik. GHF membantah adanya insiden maut yang terjadi di dekat titik distribusi bantuannya.

    Namun, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak akhir Mei hampir 550 orang tewas di sekitar pusat bantuan saat berupaya mendapatkan suplai makanan yang masih langka.

    rzn/as (AFP, AP)

    Tonton juga “Trump: Perang Israel Vs Iran Bisa Meledak Lagi” di sini:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini