kab/kota: Washington

  • Airlangga: Pemerintah sedang tunggu tanggapan soal tarif resiprokal AS

    Airlangga: Pemerintah sedang tunggu tanggapan soal tarif resiprokal AS

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang menunggu tanggapan (feedback) ​​​​berkaitan dengan proses negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS).

    “Indonesia sudah memberikan second offer seperti yang saya sudah sampaikan, dan second offer ini sudah diterima oleh USTR (United States Trade Representative) dan sudah di-review, tentu Indonesia tinggal menunggu feedback, apakah masih ada feedback tambahan berkait dengan proses negosiasi yang ada,” ujarnya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu.

    Beberapa hari yang lalu, pemerintah Indonesia disebut menyampaikan penawaran kedua terbaik atau “second best offer” dalam upaya negosiasi tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

    Menjelang batas akhir negosiasi yang jatuh pada 8 Juli mendatang, Airlangga mengatakan bahwa permintaan yang diajukan pemerintah AS, baik berupa tarif maupun hambatan dagang, telah disepakati oleh pemerintah Indonesia.

    Pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang pada prinsipnya mengapresiasi sejumlah tawaran dari Indonesia.

    Namun tentunya, keputusan akhir negosiasi tarif antara Indonesia dan AS tidak bergantung pada satu pihak.

    Pemerintah AS harus berkoordinasi dengan USTR, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan.

    Hasil akhir dari negosiasi yang telah melalui pertukaran dokumen berulang kali antara Indonesia-AS bersifat dinamis karena mempertimbangkan negara-negara lain yang juga melakukan negosiasi tarif.

    “Saat sekarang, tim Indonesia standby di Washington dan di China. Kita tunggu saja bagaimana pemerintah Amerika merespons, dan hari ini mereka sedang sibuk urusan budget, peak budget itu sampai tanggal 4 (Juli). Jadi, mungkin sesudah itu baru masalah tarif ini bisa terbahas selanjutnya,” ungkap Airlangga.

    Batas akhir negosiasi tarif jatuh pada 8 Juli 2025 atau 90 hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif resiprokal kepada negara-negara mitra dagang utamanya pada awal April 2025.

    Permintaan utama pemerintah AS saat mengenakan tarif resiprokal 32 persen ke Indonesia dinilai sebatas menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Desak Hamas Terima Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

    Trump Desak Hamas Terima Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak kelompok Hamas untuk menerima gencatan senjata selama 60 hari di Gaza. Trump mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menuntaskan kesepakatan tersebut, seiring pasukannya juga meningkatkan operasi di wilayah Palestina tersebut.

    Trump, dalam sebuah unggahan di media sosial, mengatakan bahwa perwakilannya telah bertemu dengan para pejabat Israel terkait konflik Gaza, menjelang kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Washington minggu depan.

    “Israel telah menyetujui persyaratan yang diperlukan untuk menuntaskan GENCATAN SENJATA 60 Hari, di mana kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mengakhiri Perang,” tulis Trump di media sosial miliknya, Truth Social, dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (2/7/2025).

    Trump mengatakan perwakilan Qatar dan Mesir, mediator dalam konflik Gaza, akan menyampaikan “proposal akhir ini.”

    “Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena ini tidak akan menjadi lebih baik-ini hanya akan menjadi lebih buruk,” ujar Trump.

    Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia akan bersikap “sangat tegas” terhadap Netanyahu saat mereka bertemu pada tanggal 7 Juli mendatang.

    Selain terus melancarkan serangannya di Gaza, militer Israel diketahui meningkatkan aksi kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Aksi kekerasan ini menewaskan 1.000 warga Palestina.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (1/7), ketika dunia teralihkan oleh genosida yang dilakukan pasukan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 56.331 orang dan mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang, Israel juga meningkatkan serangannya di Tepi Barat.

    Tak hanya melalui militer, pemukim Israel juga menyerang dan membunuh penduduk desa Palestina.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cekcok Lagi, Trump Bilang Elon Musk Akan Pulang ke Afsel Tanpa Subsidi

    Cekcok Lagi, Trump Bilang Elon Musk Akan Pulang ke Afsel Tanpa Subsidi

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mantan sekutu dekatnya, miliarder Elon Musk, kembali terlibat cekcok. Trump mengatakan Musk akan “pulang ke Afrika Selatan (Afsel)” jika subsidi federal AS untuk kendaraan listrik dipotong.

    “Elon mungkin mendapatkan lebih banyak subsidi daripada manusia mana pun dalam sejarah, sejauh ini, dan tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup usahanya dan pulang ke Afrika Selatan,” tulis Trump dalam komentar terbarunya via media sosial, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (1/7/2025).

    Afrika Selatan merupakan tempat kelahiran Musk, yang pemilik produsen kendaraan listrik terkemuka AS, Tesla, dan mantan donatur kampanye utama Trump dalam pilpres 2024.

    Pernyataan terbaru Trump itu disampaikan setelah Musk melontarkan lebih banyak kritikan terhadap rancangan undang-undang (RUU) anggaran yang sangat besar, bernama “Big Beautiful Bill”, yang diajukan pemerintahan Trump baru-baru ini.

    Dalam kritikannya, Musk menyebut pemotongan kredit kendaraan listrik dan energi bersih akan “sangat merusak”. Dia menyebutnya sebagai “bunuh diri politik bagi Partai Republik” yang menaungi Trump.

    Trump membalasnya dengan pernyataan berbunyi: “Elon Musk mengetahui, jauh sebelum dia sangat mendukung saya untuk menjadi Presiden, bahwa saya sangat menentang mandat kendaraan listrik. Itu konyol, dan selalu menjadi bagian utama dari kampanye saya.”

    “Mobil listrik bagus, tapi tidak semua orang harus dipaksa untuk memilikinya,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    Musk, pada Selasa (1/7), kembali mengkritik RUU yang diajukan pemerintahan Trump, dengan mengatakan bahwa mereka yang berkampanye untuk memangkas pengeluaran tetapi mendukung RUU itu seharusnya “menundukkan kepala karena malu”.

    Musk juga memperingatkan bahwa para anggota parlemen AS yang mendukung RUU Trump itu akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan.

    Trump dalam responsnya melontarkan sindiran untuk Musk, juga Tesla dan perusahaan transportasi luar angkasa SpaceX miliknya.

    “Tidak ada lagi peluncuran roket, satelit, atau produksi mobil listrik, dan negara kita akan menghemat BANYAK. Mungkin kita harus meminta DOGE untuk mencermati hal ini dengan saksama? BANYAK UANG YANG HARUS DISELAMATKAN!!!” sindir Trump merujuk pada kontrak SpaceX yang menguntungkan dengan pemerintah AS.

    DOGE merupakan kependekan dari Departemen Efisiensi Pemerintah, yang sebelumnya dipimpin Musk dalam upaya merampingkan pemerintahan AS dan menghemat pengeluaran negara.

    Namun, dalam prakteknya, operasional DOGE diwarnai kontroversi pemecatan massal pegawai pemerintah, serta klaim pemborosan dan penyalahgunaan yang tidak terbukti, juga kegagalan memenuhi penghematan yang dijanjikan.

    Musk keluar dari pemerintahan Trump pada Mei lalu, yang kemudian diikuti oleh perang verbal sengit antara sang miliarder AS dengan sang Presiden AS.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tren Muka ‘AI-Generated’ di Instagram, Ada Bahaya yang Jarang Disadari

    Tren Muka ‘AI-Generated’ di Instagram, Ada Bahaya yang Jarang Disadari

    Jakarta

    Perkembangan kecerdasan buatan atau AI membuat media sosial dibanjiri konten yang dibuat oleh AI. Termasuk foto wajah atau bahkan video yang sangat realistis sehingga makin sulit dibedakan dengan yang asli.

    Dosen media digital Brendan Murphy dari Central Queensland University mengatakan sejauh ini, mata yang terlatih biasanya masih dapat mendeteksi wajah yang dihasilkan AI dan mana yang bukan.

    “Biasanya masih ada detail yang tidak sepenuhnya sesuai. Jika Anda melihat hal-hal seperti gigi, Anda mungkin menemukan bahwa gigi tersebut sedikit asimetris,” katanya yang dikutip detikINET dari ABC.

    Namun makin lama, margin kesalahan dalam algoritme AI menipis, sehingga hampir mustahil hanya mengandalkan ketidaksempurnaan visual sebagai cara mendeteksi gambar yang dihasilkan AI.

    Peneliti di Universitas Nasional Australia baru-baru ini menemukan banyak responsen tersesat ketika diminta membedakan foto wajah manusia asli dan gambar wajah yang dihasilkan AI. Penelitian itu menemukan bahwa lebih sering daripada tidak, orang salah mengidentifikasi gambar AI sebagai orang asli dan sebaliknya.

    Murphy pun menyebut masa depan di mana hiperrealisme menjadi standar industri untuk produksi AI sudah dekat dan hampir mustahil dibedakan. Nah, hal itu menyimpan potensi bahaya, seperti pemalsuan identitas dan penipuan.

    Carl Bergstrom salah satu peneliti di Universitas Washington di balik Which Face Is Real?, mengurangi risiko ini bergantung pada kesadaran netizen, bahwa saat ini, tidak semua yang mereka lihat adalah nyata.

    “Bahaya sebenarnya adalah memiliki teknologi tapi tak menyadari keberadaannya. Kita berasumsi bahwa melihat gambar wajah seseorang, itu pasti orang sungguhan. Jelas bagi saya bahwa kita sudah sangat dekat dengan waktu dan tempat di mana ini tak lagi benar,” paparnya.

    Jean Burgess, profesor media digital di Universitas Teknologi Queensland, mengatakan literasi media telah menjadi suatu keharusan. Pemerintah atau otoritas juga perlu menegakkan hukum bahwa foto AI harus dilabeli dengan penjelasan bahwa itu dibuat oleh AI.

    (fyk/fyk)

  • Harga Emas Antam Akhirnya Naik Lagi Hari Ini 1 Juli 2025, Jual atau Beli? – Page 3

    Harga Emas Antam Akhirnya Naik Lagi Hari Ini 1 Juli 2025, Jual atau Beli? – Page 3

    Harga emas dunia mencatat kenaikan kecil pada penutupan perdagangan Senin, didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Para pelaku pasar kini fokus menanti data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini, khususnya data ketenagakerjaan, sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/Fed).

    Mengutip CNBC, Selasa (1/7/2025), harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 3.293,55 per troy ounce, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 29 Mei di awal sesi. Sepanjang kuartal II tahun ini, harga emas telah naik sekitar 5,5%, menandai kenaikan dua kuartal berturut-turut.

    “Pelemahan dolar hari ini memberi sedikit dorongan bagi harga emas. Namun secara teknikal, emas masih bergerak dalam rentang sempit sejak pertengahan Mei,” kata Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior Zaner Metals Peter Grant.

    Pelemahan dolar AS terjadi terhadap mata uang utama seperti euro dan franc Swiss, dipicu kekhawatiran pasar atas membengkaknya defisit anggaran pemerintah AS serta kabar negosiasi dagang yang lebih positif.

    Di sektor perdagangan, Amerika Serikat dan Tiongkok telah menyelesaikan beberapa isu terkait ekspor rare earth (logam tanah jarang) dan pengiriman magnet, membuka peluang pembicaraan dagang lanjutan antara kedua negara.

    Sementara itu, Kanada juga membatalkan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi AS, demi melancarkan kembali negosiasi perdagangan dengan Washington.

  • Harga Emas Pegadaian Hari Ini 1 Juli 2025: Cek Rinciannya di Sini! – Page 3

    Harga Emas Pegadaian Hari Ini 1 Juli 2025: Cek Rinciannya di Sini! – Page 3

    Harga emas dunia mencatat kenaikan kecil pada penutupan perdagangan Senin, didukung oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Para pelaku pasar kini fokus menanti data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini, khususnya data ketenagakerjaan, sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/Fed).

    Mengutip CNBC, Selasa (1/7/2025), harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 3.293,55 per troy ounce, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 29 Mei di awal sesi. Sepanjang kuartal II tahun ini, harga emas telah naik sekitar 5,5%, menandai kenaikan dua kuartal berturut-turut.

    “Pelemahan dolar hari ini memberi sedikit dorongan bagi harga emas. Namun secara teknikal, emas masih bergerak dalam rentang sempit sejak pertengahan Mei,” kata Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior Zaner Metals Peter Grant.

    Pelemahan dolar AS terjadi terhadap mata uang utama seperti euro dan franc Swiss, dipicu kekhawatiran pasar atas membengkaknya defisit anggaran pemerintah AS serta kabar negosiasi dagang yang lebih positif.

    Di sektor perdagangan, Amerika Serikat dan Tiongkok telah menyelesaikan beberapa isu terkait ekspor rare earth (logam tanah jarang) dan pengiriman magnet, membuka peluang pembicaraan dagang lanjutan antara kedua negara.

    Sementara itu, Kanada juga membatalkan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi AS, demi melancarkan kembali negosiasi perdagangan dengan Washington.

  • Iran Enggan Negosiasi dengan AS Jika Ada Tekanan dan Keinginan Mendikte

    Iran Enggan Negosiasi dengan AS Jika Ada Tekanan dan Keinginan Mendikte

    JAKARTA – Perwakilan Tetap Iran untuk PBB Duta Besar Sa’eed Iravani mengatakan, tidak ada negosiasi apa pun dengan Amerika Serikat jika ada tekanan dari Washington dan keinginan mendikte kebijakannya terhadap Teheran.

    “Negosiasi memiliki prinsipnya sendiri, dan ini adalah proses memberi dan menerima. Jadi, kita harus terlibat dalam negosiasi dan berdiskusi satu sama lain, mungkin kita mencapai kesimpulan atau tidak, tetapi penyerahan tanpa syarat bukanlah negosiasi,” kata Duta Besar Iravani dalam wawancara dengan CBS News, melansir IRNA 30 Juni.

    Dubes Iravani mengatakan, jika Negeri Paman Sam ingin berbicara dengan Negeri Para Mullah, “mereka akan mendapati kita siap untuk itu, tetapi jika mereka ingin mendikte kita, tidak mungkin ada negosiasi dengan mereka.”

    Lebih jauh, Dubes Iravani mengecam ancaman Presiden AS Donald Trump untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai “pelanggaran berat hukum internasional,” dengan berdasarkan hukum internasional, kepala negara memiliki kekebalan dari serangan apa pun.

    Pekan lalu, Presiden Trump rencananya untuk mencabut sanksi terhadap Iran, mengkritik Ayatollah Khamenei dan mempertimbangkan akan mengebom kembali Iran jika melanjutkan pengayaan uraniumnya, dikutip dari Reuters.

    Itu reaksi setelah sebelumnya Khamenei mengatakan Iran “menampar muka Amerika Serikat” seiring serangan terhadap pangkalan utama AS di Qatar, mengatakan Iran tidak akan pernah menyerah.

    Presiden Trump mengatakan Ia telah menyelamatkan nyawa Khamanei. Pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada tanggal 15 Juni, Presiden Trump telah memveto rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi tersebut.

    “Negaranya hancur, tiga Situs Nuklirnya yang jahat DIHANCURKAN, dan saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Presiden Trump dalam unggahan media sosial.

    “SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MEMALUKAN,” katanya.

    Dubes Iravani sendiri menegaskan kembali hak Iran untuk memperkaya uranium berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dengan mengatakan program pengayaan negaranya tidak akan berhenti setelah tindakan agresi AS terhadap situs nuklir Iran.

    AS diketahui mengebom tiga fasilitas nuklir utama di Iran, yaitu Fordow, Natanz dan Isfahan pada 21 Juni, sehingga terlibat langsung dalam perang agresi Israel yang pecah pada 13 Juni, sebelum kemudian disepakati gencatan senjata pada 24 Juni.

  • Israel Bombardir Gaza Jelang Perundingan Gencatan Senjata, 60 Orang Tewas

    Israel Bombardir Gaza Jelang Perundingan Gencatan Senjata, 60 Orang Tewas

    Jakarta

    Israel terus memborbardir Gaza hari ini dan menewaskan sebanyak 60 orang. Serangan Israel ini berlangsung menjelang perundingan gencatan senjata yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dikutip Reuters, Senin (30/6/2025), pejabat Israel dijadwalkan berada di Washington, AS, untuk perundingan gencatan senjata. Menteri urusan strategis Israel, Ron Dermer, orang kepercayaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sedang melakukan perjalanan ke Washington untuk berunding tentang Iran dan Gaza.

    Menurut sumber di Washington, Dermer diperkirakan akan memulai pertemuan dengan pejabat pemerintahan Trump pada Selasa (1/7/2025). Meski perundingan gencatan senjata bakal dilakukan, belum ada tanda-tanda pertempuran akan berakhir di Gaza.

    Hari ini, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk di distrik-distrik besar di Jalur Gaza utara, yang memaksa gelombang pengungsian baru.

    “Ledakan tidak pernah berhenti; mereka mengebom sekolah dan rumah. Rasanya seperti gempa bumi,” kata Salah, 60, seorang ayah dari lima anak, dari Kota Gaza.

    “Di berita, kita mendengar gencatan senjata sudah dekat, di lapangan kita melihat kematian dan kita mendengar ledakan. Lihatlah kami, kami bukan hanya angka dan bukan hanya gambar. Setiap hari kami menjadi martir seperti ini,” kata seorang perempuan pengungsi Amani Swalha.

    Sebanyak 58 orang tewas dalam serangan Israel pada hari Senin, kata otoritas kesehatan, termasuk 10 orang tewas di Zeitoun dan sedikitnya 13 orang tewas di barat daya Kota Gaza. Petugas medis mengatakan sebagian besar dari 13 orang tersebut terkena tembakan, tetapi penduduk juga melaporkan adanya serangan udara.

    Dua puluh dua orang, termasuk wanita, anak-anak, dan seorang jurnalis lokal tewas dalam serangan udara Israel di sebuah kafe tepi pantai di Kota Gaza, kata petugas medis. Persatuan Jurnalis Palestina mengatakan lebih dari 220 jurnalis telah tewas di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023.

    Pengeboman tersebut menyusul perintah evakuasi baru ke wilayah yang luas di utara, tempat pasukan Israel telah beroperasi sebelumnya dan meninggalkan kehancuran berskala luas. Militer memerintahkan orang-orang di sana untuk menuju ke selatan, dengan mengatakan bahwa mereka berencana untuk memerangi militan Hamas yang beroperasi di Gaza utara, termasuk di jantung Kota Gaza.

    (idn/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Donald Trump Kumpulkan Konglomerat AS untuk Beli TikTok, Kini Cari Restu Xi Jinping

    Donald Trump Kumpulkan Konglomerat AS untuk Beli TikTok, Kini Cari Restu Xi Jinping

    PIKIRAN RAKYAT – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat manuver mengejutkan di panggung geopolitik dan bisnis digital.

    Dalam wawancara terbarunya dengan Fox News, Trump mengumumkan bahwa ia secara pribadi telah mengumpulkan sekelompok konglomerat kaya Amerika untuk membeli TikTok—platform video pendek populer yang hingga kini masih berada di bawah kendali ByteDance, perusahaan teknologi asal China.

    “Kami memiliki pembeli untuk TikTok, omong-omong,” kata Donald Trump saat berbicara dalam program Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo pada Minggu 29 Juni 2025 waktu setempat.

    Kisah Penjualan yang Berliku

    Isu penjualan TikTok sebenarnya bukan barang baru. Ketegangan antara Washington dan Beijing sejak era kepemimpinan Trump memang membuat aplikasi ini terus menjadi sasaran tekanan politik.

    Pemerintah AS menuduh TikTok berisiko membahayakan keamanan data warga Amerika karena induk perusahaannya berbasis di China.

    Tahun ini, undang-undang baru yang disahkan di AS mewajibkan ByteDance melepas seluruh aset TikTok di AS sebelum 19 Januari 2025, atau aplikasi tersebut harus berhenti beroperasi di Amerika.

    Sanksi ini dinilai Donald Trump sebagai cara untuk memaksa “kemandirian” platform tersebut dari pengaruh Beijing.

    Donald Trump sendiri, meski tidak lagi menjabat presiden, memainkan peran sentral dalam negosiasi yang berlarut-larut ini. Awal bulan ini, ia memperpanjang tenggat waktu pelepasan TikTok hingga 17 September, dengan dalih memberi waktu untuk pembeli yang cocok.

    Mencari Restu Xi Jinping

    Trump menegaskan bahwa akuisisi TikTok versi Amerika ini tidak akan mulus tanpa restu langsung dari China. Ia percaya Presiden China Xi Jinping, meski bersikap keras dalam negosiasi perdagangan, pada akhirnya akan menyetujui skema penjualan ini.

    “Saya rasa saya mungkin perlu persetujuan China. Saya pikir Presiden Xi mungkin akan melakukannya,” ucap Trump optimistis dalam wawancara tersebut, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Isyarat Donald Trump ini menandakan bahwa ketegangan AS–China di era Biden, terutama soal tarif tinggi yang ia wariskan, masih membayangi kesepakatan bisnis lintas negara.

    Siapa Konglomerat Misterius?

    Sejauh ini, Donald Trump belum membocorkan nama-nama para taipan yang bersedia menjadi pembeli TikTok. Dia hanya menyebut mereka sebagai “orang-orang kaya” yang akan dia ungkapkan ke publik dalam waktu sekitar dua minggu.

    Langkah ini menambah spekulasi, karena sejak wacana pelepasan TikTok pertama kali muncul pada 2020, beberapa nama besar seperti Oracle, Microsoft, hingga Walmart sempat disebut-sebut tertarik. Namun, Trump tidak menjelaskan apakah nama-nama lama tersebut masih ada di lingkaran pembeli.

    Taruhan Besar Jelang Pemilu

    TikTok punya arti politis yang penting bagi Trump. Dalam pemilu lalu, basis pemilih muda—yang notabene pengguna aktif TikTok—menjadi tantangan serius baginya. Beberapa analis menyebut langkah Trump kini adalah strategi ‘2 in 1’: menekan dominasi teknologi China di pasar digital AS, sekaligus merebut hati pemilih muda dengan memberi sinyal bahwa TikTok “diselamatkan” dan tetap bisa diakses.

    Bahkan, Trump secara terbuka mengakui bagaimana TikTok memengaruhi dukungan anak muda dalam pilpres.

    Batas Waktu Menyempit

    Dengan tenggat hukum yang semakin dekat, drama masa depan TikTok di AS pun memasuki babak penentuan. Jika ByteDance gagal melepas asetnya atau tidak menunjukkan kemajuan berarti, maka TikTok wajib menutup operasinya pada 19 Januari mendatang.

    Donald Trump berharap skema yang ia bangun bisa memisahkan operasi TikTok di AS ke perusahaan baru yang benar-benar dikuasai investor lokal. Kesepakatan semacam ini pernah disiapkan pada musim semi lalu, tetapi batal setelah Beijing menolak, terutama karena konflik dagang yang memanas.

    Langkah AS Selanjutnya

    Meskipun Donald Trump bukan lagi presiden, pernyataan kerasnya menegaskan betapa kuatnya pengaruh politisi Partai Republik ini dalam mendikte arah kebijakan teknologi AS–China. Beberapa pihak di Kongres pun mendukung gagasan pembelian TikTok oleh investor Amerika sebagai solusi kompromi ketimbang melarang total.

    Namun, di balik semua drama politik, satu hal yang pasti: masa depan TikTok di Amerika Serikat masih belum aman. Segala keputusan tetap menunggu lampu hijau dari Beijing, sekaligus seberapa besar pengaruh Trump di panggung kekuasaan AS mendatang.***

  • Gila! AS Tak akan Diam

    Gila! AS Tak akan Diam

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menarik perhatian dunia internasional dengan komentarnya yang lantang soal proses hukum yang menjerat Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu.

    Lewat platform Truth Social, Trump menyebut tindakan jaksa Israel penjajah dalam kasus korupsi Benjamin Netanyahu sebagai sesuatu yang “kegilaan” dan menegaskan Washington tidak akan tinggal diam melihat sekutu terdekatnya diguncang skandal di tengah situasi Timur Tengah yang memanas.

    “Ini adalah KEGILAAN melakukan apa yang dilakukan oleh jaksa yang tidak terkontrol kepada Bibi Netanyahu,” kata Donald Trump pada Sabtu 29 Juni 2025 waktu setempat.

    Latar Belakang Kasus dan Penolakan Penundaan

    Benjamin Netanyahu, yang kerap disapa Bibi, sudah lama bergelut dengan dakwaan serius di dalam negeri. Sejak tahun 2019, ia resmi didakwa atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Ketiga dakwaan tersebut telah dibantah mentah-mentah oleh Netanyahu, yang bersikukuh bahwa ia menjadi korban persekongkolan politik.

    Sidang yang digelar sejak 2020 telah memeriksa tiga kasus berbeda. Upaya Benjamin Netanyahu untuk menunda kesaksiannya terbaru pun kandas. Pada Jumat, pengadilan Israel penjajah menolak permintaan tim kuasa hukumnya yang beralasan perlu penundaan karena urusan diplomatik dan keamanan usai eskalasi konflik berdarah dengan Iran beberapa waktu lalu.

    Dengan penolakan itu, Benjamin Netanyahu dijadwalkan tetap harus hadir di persidangan pada Senin untuk menjalani pemeriksaan silang—di saat ia juga terlibat aktif dalam negosiasi genting dengan Hamas terkait gencatan senjata di Gaza.

    Trump Singgung Hubungan AS-Israel

    Trump menilai proses hukum Netanyahu justru bisa mengganggu upaya Israel penjajah menjaga stabilitas kawasan. Ia juga menyinggung besarnya sokongan dana militer AS ke Israel penjajah.

    “Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar setiap tahun, jauh lebih banyak daripada negara lain, untuk melindungi dan mendukung Israel. Kami tidak akan membiarkan ini terjadi,” tutur Trump.

    Mantan presiden AS itu bahkan menyinggung posisi Netanyahu sebagai negosiator kunci dengan Hamas dan Iran. Menurut Trump, menjerat Netanyahu di pengadilan justru melemahkan posisi Israel penjajah dalam berunding dengan lawan-lawannya.

    “Proses peradilan ini akan mengganggu kemampuan Netanyahu untuk melakukan pembicaraan dengan kelompok militan Palestina Hamas, dan Iran,” ucapnya dalam unggahan tersebut.

    Netanyahu Balas Dukungan Trump

    Menariknya, Benjamin Netanyahu merespons langsung dukungan Trump. Lewat akun X resminya, Netanyahu membagikan ulang pernyataan Donald Trump.

    “Terima kasih sekali lagi, @realDonaldTrump. Bersama-sama, kita akan membuat Timur Tengah hebat lagi!” ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.***