kab/kota: Ungaran

  • Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Mei 2025

    Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga Regional 29 Mei 2025

    Kera Ekor Panjang Turun Gunung Merbabu, Rusak Tanaman dan Masuki Permukiman Warga
    Tim Redaksi

    UNGARAN, KOMPAS.com
    – Warga di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di wilayah Kecamatan Getasan,
    Kabupaten Semarang
    , tengah menghadapi serangan kawanan
    kera ekor panjang
    yang intensitasnya terus meningkat.
    Kera-kera liar yang sebelumnya hanya terlihat di kawasan hutan kini mulai masuk ke kebun pertanian dan bahkan permukiman warga.
    Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Pandhu Kopeng, Agus Surolawe, mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut mulai menyerang tanaman di kebun dan pekarangan rumah warga.
    “Habitat kera tersebut di hutan kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb). Mungkin pada turun karena sumber makanan di hutan mulai menipis,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).
    Agus menyebut serangan paling parah terjadi di Desa Tajuk, Desa Kopeng, dan Dusun Pulihan. Kera-kera itu memakan sayuran siap panen seperti kol, wortel, dan umbi-umbian.
    “Kalau yang parah itu termasuk di Dusun Pulihan, tanaman sayur yang siap panen habis dimakan kera ekor panjang,” ungkapnya.
    Tak hanya memakan tanaman, kera-kera tersebut juga merusak tanaman tembakau milik warga, meski tidak dimakan. Hal ini semakin menambah kerugian petani.
    “Tanaman tembakau milik warga juga dirusak, tapi tidak dimakan. Ini jelas menimbulkan kerugian,” kata Agus.
    Di wilayah Kopeng, kawanan kera dari hutan Tuk Songo juga mulai menjarah tanaman pekarangan rumah seperti jipang (labu siam) dan buah-buahan lainnya.
    Bahkan kera-kera itu tidak takut meskipun sudah beberapa kali dihalau oleh warga.
    “Kawanan kera liar ini menyasar buah jipang atau labu siam dan buah. Mereka ini juga tidak takut lagi meski beberapa kali dihalau,” jelasnya.
    Agus berharap pemerintah dan instansi terkait segera bertindak untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
    “Warga sudah melapor ke pemerintah maupun kepada BKSDA, namun belum ada tindaklanjut. Kami berharap ada upaya agar kawanan kera liar ini tidak turun ke lahan pertanian dan pemukiman warga,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lawang Sewu Jadi Lokasi Ibadah Kenaikan Isa Almasih, Ribuan Umat Hadir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Mei 2025

    Lawang Sewu Jadi Lokasi Ibadah Kenaikan Isa Almasih, Ribuan Umat Hadir Regional 29 Mei 2025

    Lawang Sewu Jadi Lokasi Ibadah Kenaikan Isa Almasih, Ribuan Umat Hadir
    Tim Redaksi

    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Ribuan umat Kristiani memadati kawasan
    Lawang Sewu
    , ikon bersejarah di Kota Semarang, dalam rangka peringatan Hari
    Kenaikan Yesus Kristus
    yang berlangsung khidmat pada Kamis (29/5/2025).
    Gedung peninggalan kolonial yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 160,
    Semarang
    Tengah ini menjadi lokasi untuk ibadah bersama, yang diisi dengan lantunan pujian, tarian Tamborin, hingga khotbah oleh Pendeta Yohanes S. Praptowarso, Ph.D.
    Menurut Manager Historical Building and Museum PT KAI Pariwisata, Otnial Eko Pamiarso, perayaan Kenaikan Yesus Kristus ini menjadi momen ibadah lintas gereja pertama kali yang digelar di Lawang Sewu.
    “Ini jadi semangat kami bahwa Lawang Sewu menjadi wadah baik masyarakat, dan kita mendukung persatuan dan kesatuan secara nasional Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Otnial.
    Sekitar 2.000 umat Kristiani dari berbagai gereja hadir dalam perayaan ini. Mayoritas berasal dari Semarang, namun ada pula yang datang dari luar kota seperti Tegal, Purwokerto, hingga Surabaya.
    “Sebagian besar 80 persen Semarang, tapi 20 persen lainnya dari Jawa Tengah. Tadi kalau saya tanya ada yang dari Tegal, Purwokerto, Surabaya,” tambah Otnial.
    Selain perayaan Kristen, Lawang Sewu juga akan digunakan sebagai tempat ibadah Idul Adha pada 6 Juni 2025. Otnial memprediksi kegiatan tersebut akan dihadiri sekitar 5.000 umat Muslim.
    “Memang Lawang Sewu bisa dipergunakan untuk venue. Apalagi di kita kan banyak agama dan kepercayaan, sehingga kita mendukung untuk toleransi di Indonesia,” tegasnya.
    Salah satu peserta ibadah, Klara, umat Kristiani asal Merauke yang kini tinggal di Ungaran, mengaku bersyukur bisa beribadah di tempat bersejarah tersebut.
    “Mungkin ini sebuah berkat dan keberuntungan. Karena kita juga dari Ungaran, dan baru pertama kali datang ke Lawang Sewu untuk beribadah di sini,” ucap Klara.
    Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo itu datang bersama rombongan dari Gereja PGI Ungaran dan berharap momen ini bisa menjadi refleksi spiritual pribadi.
    “Semoga kehidupannya bisa lebih baik. Mungkin bisa berubah dari sifat yang lama, menjadi lebih baik lagi. Untuk refleksi diri,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Celosia 2 Bandungan Belum Berizin tapi Bangunan Sudah 75 Persen, DPRD: Jangan Bandel!
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Mei 2025

    Celosia 2 Bandungan Belum Berizin tapi Bangunan Sudah 75 Persen, DPRD: Jangan Bandel! Regional 7 Mei 2025

    Celosia 2 Bandungan Belum Berizin tapi Bangunan Sudah 75 Persen, DPRD: Jangan Bandel!
    Tim Redaksi
    UNGARAN, KOMPAS.com
    – Taman Hiburan Celosia 2 di area Alun-alun Bandungan diingatkan untuk segera mengurus perizinan tempat wisata tematik. Pasalnya, saat ini mereka belum mengantongi izin, tapi bangunan sudah berdiri 75 persen.
    Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang Wisnu Wahyudi mengatakan, pengembang jangan menyalahkan pemerintah kalau sampai ada tindakan lebih tegas.
    “Perizinan harus dilengkapi dulu, jangan membandel, ini kan pelaku usaha yang melanggar,” ujarnya, Rabu (7/5/2025) saat melakukan sidak ke
    Taman Bunga Celosia
    2 Bandungan itu.
    Kunjungan dilakukan karena pasca penghentian proses pembangunan Taman Hiburan Celosia 2, pada Selasa (29/5/2025), pengembang masih melakukan aktivitas di area tersebut.
    Menurut Wisnu, penghentian karena pembangunan taman hiburan tersebut belum mengantongi izin.
    “Kami kaget juga, karena komplek wisata ini sudah terbangun 75 persen, tapi perizinan belum ada. Infonya masih dalam proses karena ada perubahan,” ujarnya.
    “Pada proses awal, izinnya adalah untuk agrowisata. Namun dalam perjalanannya ini menjadi wahana wisata tematik, sehingga harus diubah,” kata Wisnu.
    Wisnu menegaskan bahwa semua regulasi harus dipenuhi oleh investor di Kabupaten Semarang.
    “Jangan membangun dulu baru mengurus izin. Kita memang pro-investasi, tapi kebaikan ini jangan malah dijadikan celah untuk melanggar peraturan,” paparnya.
    Menurut Wisnu, jika banyak investor maka akan berdampak positif. Di antaranya menambah pendapatan asli daerah (PAD) dan menggerakkan perekonomian di sekitar lokasi wisata.
    “Karena itu juga, pemkab harus mencarikan solusi agar semua tertangani dengan baik,” kata dia.
    “Pemkab juga harus melakukan pembinaan ke konsultan, kalau ada kekurangan data atau persyaratan harus segera dibenahi. Dengan demikian proses perizinan bisa selesai tepat waktu, persyaratan harus diinfokan sejelasnya,” kata Wisnu.
    Sementara Wakil Direktur Humas dan Legal Celosia 2 Pristyono mengatakan akan menaati yang menjadi aturan dan kebijakan pemerintah.
    “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dari DPRD dan Pemda. Kehadiran ini menjadi solusi bagi kami dalam koordinasi agar perizinan bisa segera selesai,” ujarnya.
    Dia menilai Pemkab Semarang dan DPRD sangat mendukung adanya obyek wisata baru karena bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan PAD.
    “Kami akan memberdayakan warga lokal untuk tenaga kerja,” kata Pristyono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Celosia 2 Bandungan Belum Berizin tapi Bangunan Sudah 75 Persen, DPRD: Jangan Bandel!
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Mei 2025

    Celosia 2 Bandungan Belum Berizin tapi Bangunan Sudah 75 Persen, DPRD: Jangan Bandel! Regional 7 Mei 2025

    Celosia 2 Bandungan Belum Berizin tapi Bangunan Sudah 75 Persen, DPRD: Jangan Bandel!
    Tim Redaksi
    UNGARAN, KOMPAS.com
    – Taman Hiburan Celosia 2 di area Alun-alun Bandungan diingatkan untuk segera mengurus perizinan tempat wisata tematik. Pasalnya, saat ini mereka belum mengantongi izin, tapi bangunan sudah berdiri 75 persen.
    Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang Wisnu Wahyudi mengatakan, pengembang jangan menyalahkan pemerintah kalau sampai ada tindakan lebih tegas.
    “Perizinan harus dilengkapi dulu, jangan membandel, ini kan pelaku usaha yang melanggar,” ujarnya, Rabu (7/5/2025) saat melakukan sidak ke
    Taman Bunga Celosia
    2 Bandungan itu.
    Kunjungan dilakukan karena pasca penghentian proses pembangunan Taman Hiburan Celosia 2, pada Selasa (29/5/2025), pengembang masih melakukan aktivitas di area tersebut.
    Menurut Wisnu, penghentian karena pembangunan taman hiburan tersebut belum mengantongi izin.
    “Kami kaget juga, karena komplek wisata ini sudah terbangun 75 persen, tapi perizinan belum ada. Infonya masih dalam proses karena ada perubahan,” ujarnya.
    “Pada proses awal, izinnya adalah untuk agrowisata. Namun dalam perjalanannya ini menjadi wahana wisata tematik, sehingga harus diubah,” kata Wisnu.
    Wisnu menegaskan bahwa semua regulasi harus dipenuhi oleh investor di Kabupaten Semarang.
    “Jangan membangun dulu baru mengurus izin. Kita memang pro-investasi, tapi kebaikan ini jangan malah dijadikan celah untuk melanggar peraturan,” paparnya.
    Menurut Wisnu, jika banyak investor maka akan berdampak positif. Di antaranya menambah pendapatan asli daerah (PAD) dan menggerakkan perekonomian di sekitar lokasi wisata.
    “Karena itu juga, pemkab harus mencarikan solusi agar semua tertangani dengan baik,” kata dia.
    “Pemkab juga harus melakukan pembinaan ke konsultan, kalau ada kekurangan data atau persyaratan harus segera dibenahi. Dengan demikian proses perizinan bisa selesai tepat waktu, persyaratan harus diinfokan sejelasnya,” kata Wisnu.
    Sementara Wakil Direktur Humas dan Legal Celosia 2 Pristyono mengatakan akan menaati yang menjadi aturan dan kebijakan pemerintah.
    “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dari DPRD dan Pemda. Kehadiran ini menjadi solusi bagi kami dalam koordinasi agar perizinan bisa segera selesai,” ujarnya.
    Dia menilai Pemkab Semarang dan DPRD sangat mendukung adanya obyek wisata baru karena bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan PAD.
    “Kami akan memberdayakan warga lokal untuk tenaga kerja,” kata Pristyono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Taj Yasin Sambut Panitia Waisak-Thudong: Wujud Toleransi dan Kepedulian Lintas Iman di Jateng

    Taj Yasin Sambut Panitia Waisak-Thudong: Wujud Toleransi dan Kepedulian Lintas Iman di Jateng

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, menerima audiensi panitia perayaan Waisak dan perjalanan suci Thudong di ruang kerjanya pada Jumat, 25 April 2025. 

    Pertemuan ini menjadi bagian dari persiapan perayaan Waisak Nasional, yang akan dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.

    “Pada hari ini saya berkesempatan untuk bersilaturahim dengan saudara-saudara kita yang ada di Walubi. Waisak ini menjadi sentral di Jawa Tengah karena ada Borobudur,” ujar Yasin.

    Ia menyampaikan, bahwa para Bhante yang melakukan Thudong, dijadwalkan tiba di Kota Semarang pada 6–7 Mei 2025  mendatang. Kedatangan tersebut, rencananya disambut hangat di Kantor Gubernur Jateng.

     Menurut Taj Yasin, penyambutan para bhante merupakan momentum penting dalam memperkuat semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas agama.

    “Insya Allah  akan kita sambut juga di Kantor Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 7 Mei. Saya senang kegiatan Waisak ini juga menyertakan bakti sosial, selaras dengan program Pemprov seperti Spesialis Keliling,” tambahnya.

    Pria yang akrab disapa Taj Yasin ini menyatakan, akan mendukung kegiatan tersebut. Ia  akan membantu memberikan fasilitasi. Harapannya, rangkaian peringatan Waisak dapat berjalan dengan lancar.

    “Kita harus kawal dengan baik, dan memastikan perjalanan Thudong sampai hari H benar-benar lancar. Terima kasih kepada kawan-kawan Buddha yang tiap tahun menggelar bakti sosial tanpa melihat siapa, tetapi murni karena kemanusiaan,” pungkasnya.

    Sementara itu, Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, Tanto Harsono, menyampaikan rasa syukurnya karena bisa diterima langsung oleh Taj Yasin. 

    “Kami sangat bersyukur hari ini bisa diterima, kami selaku panitia Waisak dan Thudong nasional,” ujarnya.

    Tanto juga menjelaskan rangkaian kegiatan Waisak akan dimulai pada 4 Mei dengan karya bakti di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang. Selanjutnya diselenggarakan bakti sosial pengobatan gratis pada 10–11 Mei di Zona 2 Candi Borobudur. Bakti sosial ditargetkan melayani 7.000 hingga 8.000 warga dalam dua hari. Pelayanan meliputi operasi katarak, bibir sumbing, bedah minor, serta layanan dokter gigi, mata, dan umum.

    “Beberapa tahun terakhir, fokus kami di katarak dan gigi, karena layanan umum sudah tercover BPJS,” jelasnya.

    Acara puncak Waisak akan berlangsung pada 12 Mei dengan kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, mulai pukul 14.00 WIB. Kemudian pelepasan lampion pada pukul 21.00 WIB, dan detik-detik Waisak dilaksanakan pada pukul 23.55.29 WIB.

    Rombongan Thudong sendiri akan masuk ke Semarang pada 6 Mei sore. Kemudian pada 7 Mei melanjutkan perjalanan hingga tiba di Magelang.

    Rute perjalanan para Bhante Thudong di Indonesia dimulai dari Jakarta dan melintasi beberapa kota. Antara lain Bekasi, Cikarang, Karawang, Indramayu, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Kendal, Semarang, Ungaran, Ambarawa, hingga sampai di Candi Borobudur Kabupaten Magelang. (*)

  • Makna Ritual Thudong Jelang Hari Raya Waisak 2025

    Makna Ritual Thudong Jelang Hari Raya Waisak 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE yang akan diperingati pada Senin (12/5/2025), sebanyak 38 biksu telah memulai tradisi Thudong, yaitu perjalanan spiritual dengan berjalan kaki dari Bangkok, Thailand, menuju Candi Borobudur, Magelang, Indonesia.

    Perjalanan ini dimulai pada Kamis (6/2/2025), dan kini para biksu telah tiba di Indonesia. Saat ini, mereka berada di wilayah Indramayu, Jawa Barat, dan akan melanjutkan perjalanan mereka menuju Borobudur sebagai bagian dari perayaan Waisak.

    Dalam sejarahnya, ritual perjalanan jauh Thudong yang dilaksanakan oleh para biksu memiliki makna spiritual yang mendalam, sekaligus menjadi sarana untuk belajar kesabaran. Thudong merupakan perjalanan yang harus ditempuh sejauh ribuan kilometer.

    Dikutip dari buku “Forest Monks and the Nation-state: An Anthropological and Historical Study in Northeastern Thailand” karya JL Taylor, dijelaskan Thudong secara harfiah berarti “melatih”. Istilah ini berasal dari bahasa Pali, dhutanga, yang berarti “latihan keras”.

    Thudong dimaknai sebagai perjalanan hidup yang melibatkan pengembaraan, meditasi, kesendirian, dan pertapaan oleh para biksu. Praktik ini dijalankan sebagai cara untuk mengikuti ajaran Sang Buddha yang mencakup 13 bentuk praktik pertapaan.

    Selain itu, ritual ini juga bertujuan untuk menjauhkan diri dari tiga dosa utama dalam Buddhisme, yaitu nafsu, kemarahan, dan kebodohan. Para biksu menjalani Thudong untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan seperti kasih sayang, kedermawanan, dan kebijaksanaan.

    Menariknya, Thudong juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarpengikut ajaran Buddha dan sesama biksu, sekaligus mengajarkan pentingnya hidup sederhana dan bermurah hati.

    Dalam perjalanannya, para biksu akan berinteraksi dengan berbagai makhluk hidup di dunia, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan, sebagai bagian dari upaya meditasi dan pendekatan diri kepada alam.

    Adapun 13 kebiasaan Thudong yang diterapkan oleh para biksu, yaitu menggunakan jubah dari bahan bekas, memakai tiga lapis jubah, menerima makanan dari sumbangan tanpa memilih, makan sekali dalam sehari, hanya makan dari mangkuk biksu, menolak makanan tambahan, tinggal di hutan atau alam terbuka, menetap di tanah kuburan, tidur di mana saja, serta tidur dalam posisi duduk.

    Meski menghadapi tantangan seperti cuaca ekstrem, kelelahan, dan minimnya fasilitas, para biksu tetap menjalani perjalanan ini dengan penuh ketekunan. Mereka meyakini penderitaan dan pengorbanan selama perjalanan akan membawa mereka lebih dekat pada pencerahan spiritual.

    Dalam pelaksanaan Thudong pada 2025, para biksu yang sudah tiba di Indramayu, akan melanjutkan perjalanan melintasi Jatibarang, Cirebon, Losari, Brebes, Tegal, Pekalongan, Banyuputih, Batang, Kendal, Semarang, Ungaran, Ambarawa, dan berakhir di Candi Borobudur, Magelang, yang diperkirakan pada Sabtu (10/5/2025).

    Tahun ini merupakan kali ketiga ritual Thudong dilaksanakan di Indonesia sejak 2013. Tradisi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Indonesia, yang turut mendukung dengan memberikan makanan dan bantuan lainnya kepada para biksu selama perjalanan. Setelah merayakan Waisak di Borobudur, para biksu akan kembali ke negara asal mereka menggunakan pesawat, tanpa melanjutkan perjalanan pulang dengan berjalan kaki.

  • BREAKING NEWS Wanita Ditemukan Tewas di Bawen Semarang, Ada Bekas Luka Jerat Leher

    BREAKING NEWS Wanita Ditemukan Tewas di Bawen Semarang, Ada Bekas Luka Jerat Leher

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Suasana pagi di Ngancar, Desa/Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang mendadak gempar seusai ditemukannya jenazah wanita paruh baya di dalam kamar rumahnya di lingkungan tersebut, Rabu (23/4/2025).

    Dari hasil pemeriksaan awal yang dilakukan oleh tenaga medis dari Puskemas Bawen, dr. Dian, ditemukan luka di kepala bagian belakang akibat benturan benda tumpul serta jeratan di leher korban, yang menguatkan dugaan adanya unsur kekerasan.

    Kapolres Semarang, AKBP Ratna Quratul Ainy mengatakan bahwa pihaknya segera mendatangi lokasi kejadian seusai menerima laporan dari Bhabinkamtibmas dan warga setempat sekitar pukul 06.30 WIB.

    “Tim Sat Reskrim, Inafis, dan Polsek Bawen sudah melakukan olah TKP,” ungkap AKBP Ratna.

    Korban diketahui berinisial HR (50), yang kali pertama ditemukan oleh anak kandungnya sendiri, Achmad (26) saat hendak berangkat kerja.

    PASANG GARIS – Polisi memasang garis di rumah yang menjadi tempat penemuan jenazah perempuan di Ngancar, Desa/Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (23/4/2025).

    Dia membuka paksa kamar ibunya lantaran sebelumnya tidak kunjung dibuka meski diketuk berkali-kali.

    Achmad mengatakan, dia sempat curiga lantaran rumah dalam keadaan sepi dan tidak ada tanda-tanda keberadaan kedua orang tuanya pada malam sebelumnya.

    “Saya kira ibu dan bapak ke Jogja, karena ibu sempat bilang ingin jalan-jalan ke Malioboro,” kata Achmad.

    Ketua RT setempat, Suroso (54), menyampaikan bahwa tidak ada kejanggalan dalam keseharian korban.

    “Tiga hari lalu korban masih terlihat ceria, tidak ada tanda-tanda mencurigakan,” ujar dia.

    Lebih lanjut, Kapolsek Bawen, AKP Wiwid Wijayanti mengonfirmasi bahwa pihaknya langsung mensterilkan lokasi kejadian begitu menerima laporan.

    Area rumah tersebut kini dipasang garis polisi.

    “Saat ini masih dalam penyelidikan untuk menemukan pelaku,” tegas dia.

    Jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk proses autopsi guna mengungkap pasti penyebab kematian korban. (*)

     

  • Darurat Sampah di TPA Blondo! Pemkab Semarang Siapkan Jurus Ubah Limbah Jadi Briket dan Bahan Bakar

    Darurat Sampah di TPA Blondo! Pemkab Semarang Siapkan Jurus Ubah Limbah Jadi Briket dan Bahan Bakar

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Persoalan kiriman sampah yang kian menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang masih jadi sorotan pemerintah setempat.

    Pengelolaan sampah juga menjadi satu di antara prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.

    Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengungkapkan, sejumlah upaya telah dilakukannya selama masa dia memimpin dan langkah penanganan yang akan datang.

    Menurut dia, penutupan TPA bukanlah sebuah solusi.

    “Duduk bersama, mengkaji dan berdiskusi dengan seluruh pihak terkait untuk menemukan cara-cara yang tepat perlu dilakukan.

    Selain mengurangi kiriman sampah ke TPA, pengelolaan dan pengolahan sampah yang efektif bisa mengurangi dampak sampah-sampah yang tidak sesuai tempatnya.

    Kasihan masyarakat karena sampah ini juga memengaruhi kesehatan,” kata Ngesti ketika ditemui di rumah dinasnya, Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (21/4/2025).

    Sebagai informasi, TPA Blondo seluas sekitar 5.7 hektare tersebut sudah dibangun sejak 2009 untuk jangka waktu 10 tahun, sehingga hingga 2025 terbilang sudah melebihi kapasitas.

    Rata-rata berat kiriman sampah dari 161 tempat pembuangan sampah (TPS) se-Kabupaten Semarang mencapai sekitar 200 ton per harinya.

    Jika dirata-rata kembali, maka dari sekitar 1.08 juta penduduk se-Kabupaten Semarang mengirimkan sampah seberat sekitar 500 gram per harinya.

    Selain upaya memperluas lahan TPA, mengatur pola buang dan menekan kiriman sampah ke TPA, upaya lain yang dilakukan Pemkab Semarang yaitu menggandeng perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah.

    Satu di antara perusahaan yang telah berkomunikasi dengan Pemkab Semarang yaitu PT China Water Industry (CWI) asal Tiongkok.

    “Beberapa waktu lalu saat Ramadan kami telah mengadakan MoU dengan PT CWI untuk melakukan kajian feasibility study terkait pengelolaan sampah.

    Hasilnya nanti dipelajari oleh mereka sampai Agustus 2025, hingga nanti dipaparkan kepada kami misalnya pengolahan untuk briket, pupuk organik, kandungannya dikonversi menjadi listrik ataupun gas,” kata Ngesti.

    Dia mendukung penuh kinerja dari PT CWI hingga nantinya memunculkan kerjasama dan bisa mengatasi persoalan sampah.

    KIRIM SAMPAH – Truk sampah tiba TPA Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (17/7/2024) siang. Penimbunan sampah di sana dinilai semakin mengkhawatirkan.  (Tribun Jateng/ Reza Gustav)

    Upaya Perluasan Lahan TPA Blondo

    Pemkab Semarang juga tengah dalam upaya memperluas kapasitas TPA Blondo dengan membeli lahan warga di sekitarnya.

    Dana yang digunakan berasal dari uang ganti rugi aset Pemkab Semarang yang terkena pembebasan proyek Tol Yogya-Bawen di Kecamatan Bawen.

    Dari uang tersebut, lanjut Ngesti, pihaknya akan menyisihkan sekitar Rp20 miliar untuk perluasan TPA Blondo.

    “Sebagian dana dari hasil penjualan tanah yang terkena tol yang saat ini di PPK, sekitar Rp20 miliar untuk perluasan TPA Blondo.

    Sedangkan saat ini ganti rugi yang sudah dibeli totalnya Rp112 miliar, sisanya akan kami gunakan untuk pengembangan Kabupaten Semarang,” kata Ngesti.

    Pemkab Semarang juga sudah membeli sebanyak 15 bidang lahan di sekitar TPA Blondo dengan biaya Rp7.902.687.057.

    Terdapat 13 warga yang lahannya terdampak rencana perluasan TPA Blondo tersebut.

    Pengadaan tanah untuk penataan dan perluasan TPA Blondo tersebut mencapai total seluas 46.627 meter persegi dengan total 34 bidang tanah milik warga.

    Itu artinya, penyelesaian pembelian tanah hingga kini sudah mencapai sekitar 45 persen dari total kebutuhan.

    Pemkab Semarang juga akan segera menyelesaikan pembelian 19 bidang tanah sisanya dan ditargetkan selesai pada April 2025.

    Manfaatkan TPS3R Kelola Sampah dan Konversi Jadi Bahan Bakar

    Ngesti sebelumnya juga sudah memerintahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang untuk mengkaji pola buang sampah oleh warga. 

    Caranya, dengan memanfaatkan TPS 3R untuk mengolah sampah rumah tangga.

    Pemerintah kini tengah mengkaji pembelian mesin pengolah briket sampah berkapasitas 50 ton per hari. 

    “Namun, mahalnya harga mesin masih menjadi kendala,” ungkap Ngesti.

    Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala DLH Kabupaten Semarang, Sri Utami S menjelaskan bahwa pihaknya akan terus mengelola sampah agar tidak menjadi masalah.

    Satu di antaranya dengan menjadikan sampah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara yakni Refuse Derived Fuel (RDF) atau yang dikenal dengan Keripik Sampah.

    “Pola ini dapat mengurangi volume sampah secara signifikan,” ungkap Sri.

    Menurut dia, pola tersebut lebih cocok diterapkan dibandingkan dengan pola mengambil gas metana dari sampah sebagai alternatif bahan bakar lantaran volume sampah tetap tinggi. (*)

  • 57 Pemuda Dilantik Jadi Pengurus DPD II KNPI Kabupaten Semarang 2024-2027, Jadi Agen Perubahan

    57 Pemuda Dilantik Jadi Pengurus DPD II KNPI Kabupaten Semarang 2024-2027, Jadi Agen Perubahan

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Dewan Pengurus Daerah (DPD) I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Jawa Tengah melantik puluhan pengurus DPD II KNPI Kabupaten Semarang Masa Bhakti 2024-2027 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Sidomulyo, Ungaran Timur pada Minggu (19/4/2025).

    Wakil Ketua DPD I KNPI Provinsi Jawa Tengah, Bagus Suryokusumo mendapatkan amanah untuk melantik 57 anggota kepengurusan dari organisasi kepemudaan di wilayah Bumi Serasi tersebut.

    Pelantikan ditandai dengan pembacaan sumpah, seremoni penyerahan bendera, penandatanganan berita acara, serta para pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang yang bersalaman dengan para pengurus baru.

    Dengan struktur organisasi dan program kerja yang baru, KNPI Kabupaten Semarang diharapkan bisa menjadi motor penggerak peran para pemuda dan generasi muda.

    Sehingga pemuda dan generasi muda di daerah ini tidak sekedar aktif dalam berbagai organisasi, namun juga harus hadir di tengah- tengah masyarakat melalui kreativitas, inovasi dan kolaborasi yang membangun.

    “Mudah-mudahan bisa mewarnai dan bersinergi untuk membangun wilayah dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.

    Saya lihat visi misi yang dipaparkan ketua ini sudah hebat, tinggal anggotanya harus mengikuti dan ketuanya yang mampu mengakomodir semuanya,” kata Bagus seusai pelantikan.

    Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Semarang, Suyana yang hadir dalam pelantikan juga menyambut baik dengan para pengurus yang baru tersebut.

    Menurut dia, pemuda memiliki niat dan semangat untuk memperjuangkan perubahan yang lebih baik dan menjawab tantangan global.

    “Sudah saatnya pemuda bersatu padu dan ikut mengambil peran sebagai agen perubahan, pembangunan, dan pembaruan,” kata dia membacakan sambutan dari Bupati Semarang, Ngesti Nugraha.

    Sementara itu, Ketua DPD II KNPI Kabupaten Semarang yang baru dilantik, Muhammad Ulin Nuha menyampaikan sejumlah program kerja pihaknya ke depan.

    Tagline yang diambil, lanjut dia, yakni Muda Menginspirasi.

    “Artinya pemuda yang memiliki cara pandang dunia yang berpijak pada realita dan fakta, sehingga bukan sesuatu yang mengambang.

    Kami ingin menjadi generasi yang berdampak, tidak hanya omon-omon saja, namun bermanfaat bagi masyarakat dan terbebas dari belenggu penjajahan, termasuk yang memenjarakan pemikiran,” kata pria yang kerap disapa Gus Ulin tersebut.

    Beberapa di antara problematika yang dihadapi bangsa, khususnya wilayah Kabupaten Semarang dan Jawa Tengah, menurut dia, saat ini yaitu persoalan ekonomi, sumber daya manusia, serta lingkungan dan alam.

    Menurut Ulin, tren populasi yang masih baik di Indonesia mampu meningkatkan perekonomian bangsa.

    Selain itu, pemahaman terhadap para pemuda terkait krisis lingkungan juga harus selalu digencarkan.

    “Masih minimnya pengetahuan anak-anak muda yang menganggap sumber daya alam kita tidak terbatas, padahal realitanya hari ini alam sudah mulai keberatan.

    Jangan sampai kita mewariskan dunia yang tidak baik pada generasi penerus nantinya.

    Sehingga harapan kami, dari problem-problem yang kami kaji bisa memunculkan solusi yang baik ke depannya dan bersinergi dengan pemerintah,” pungkas dia.

    Berikut ini daftar komposisi dan personalia DPD II KNPI Kabupaten Semarang Masa Bhakti 2024-2027:

     

    KETUA :

    MUHAMMAD ULIN NUHA

    WAKIL KETUA : 

    KHUSNI MUBAROK

    MUHAMAD DIDIK NUGROHO

    MUHAMMAD FIKRUL UMAM

    DIYAH YUNITASARI

    NUGROHO SUNU PRATAMA

    HANIFA NURUZZAKIA

    NICOLAUS KEVIN MURDY PURNOMO 

    AHMAD MUNIR

    SEKRETARIS : 

    YOGY PRATAMA MUHAMAD ABDUL GHANY, SH

    WAKIL SEKRETARIS : 

    ALVIN FUADY

    SITI MAULUDIYANTI

    JIHAN CRISMAWANDI

    OCKTA RINA KUSUMA, SH

    AZKA ILHAM MAULANA

    ANDRI IHSAN NT

    M JULFA KAMAL

    NUR FAIZ MA’MUN

    BENDAHARA : YOKI ELANGGA ARYARISTY

    WAKIL BENDAHARA : 

    ERNAWATI

    ARYANTO

    NOVI NURYANTI

    SUTARNO

    ARRIJAL WAHYU

    FAHMI RAHMAN SANY

    WARDA LATIF FIANA

    NOVITA YUNI RAHMAWATI

     

    KOMISI KEORGANISASIAN : 

    ALI MAHMUDI

    NURMUWACHID, M.PD

    SINTYA FIKA

    IMRON ISNAINI

    KOMISI KEANGGOTAAN, PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN OKP : 

    KHOIRUDIN NASRULLAH

    AHMAD SHODERI, M.PD

    ERYANI INDRASARI

    ANDRI SULISTYONO

     

    KOMISI POLITIK, HUKUM, HAM, PENCEGAHAN TERORISME DAN RADIKALISME :

    NIRWAN KUSUMA

    MUHAMMAD WILDAN MUA’FFAA

    TRIYANTO

    VICENSA GEROSA RACHEL

     

    KOMISI SOSIAL, PENDIDIKAN, OLAHRAGA, DAN SENI BUDAYA : 

    MUHAMMAD RASYID HAKIM

    SITI FUTKHATIN NASIKHAH

    NASRUL ANWARI

    MAULIDINA NUR RAHMAH

     

    KOMISI PEREKONOMIAN, PARIWISATA, DAN TENAGA KERJA :

    HERU WIDODO

    EKO PUJO NURNANTO

    NIKEN PRASASTI KASIH

     

    KOMISI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK, DAN KESEHATAN :

    IFQI ULFA LUTFIANA

    NUR ADILA MAHDA FIQIHA

    ZULFANIDA ABABIL SALAM

    FATIYA ADINDA

     

    KOMISI PERTANIAN, PERIKANAN, PERKEBUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP :

    SUSANTO

    CLAUDIA BUNGA MEGA PRATIWI

    ANNISA NIDAUL FIRDAUS

     

    KOMISI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK : 

    AHMAD KHANIF

    AGUS KURNIAWAN

    SALMA AZZAHRA RAMADHANI

    OCKA DIAMONDIKA

    (*)

  • Kuda Lumping Raksasa Meriahkan Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang

    Kuda Lumping Raksasa Meriahkan Kirab Budaya HUT Ke-504 Kabupaten Semarang

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Pelaksanaan kirab budaya dalam rangka HUT ke-504 Kabupaten Semarang di pusat kota Ungaran, Ungaran Timur, berlangsung meriah pada Kamis (17/4/2025) siang hingga sore.

    Para peserta, baik dari kalangan pelajar, kolaborasi kelompok kesenian hingga perwakilan kecamatan di wilayah Bumi Serasi menunjukkan penampilan terbaiknya. 

    Satu di antara peserta, kontingen dari Kecamatan Pringapus menghadirkan tema karnaval yang cukup unik.

    Mereka menampilkan tarian, membawa kuda lumping raksasa dan juga replika Tugu Peringatan Pringapus.

    Penampilan mereka memiliki makna bertema sejarah perjuangan warga Pringapus saat masa Agresi Militer II, 27 Juni 1947.

    Ketua Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LLK) Kecamatan Pringapus, Mamiek Pramudya mengatakan bahwa replika tugu yang dibawa membawa semangat pertempuran kala itu.

    “Kreasi kami membuat tugu peringatan karena memang ada kejadian perundingan yang berakhir pertempuran saat Agresi Militer II.

    Kami juga tampilkan kuda lumping karena pasukan kita, pejuang-pejuang lokal, berkamuflase menjadi petani dan lain-lain sehingga Belanda tidak tahu siasat kita,” kata Mamiek seusai penampilan kirabnya.

    Dia menambahkan, pihaknya ingin menyampaikan pesan ke para penonton bahwa terdapat semangat perjuangan yang tinggi dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

    Penampilan dari kontingen mereka juga dilengkapi dengan narasi-narasi cerita sejarah yang dibacakan oleh panitia.

    “Supaya kita tidak melupakan sejarah, yang dulu muncul agar semangatnya terbawa sampai hari ini.

    Maka narasi yang kami buat juga dibacakan saat penampilan kami,” imbuh Mamiek.

    Titik puncak kemeriahan acara terjadi di sekitar panggung yang menjadi garis akhir pawai tersebut.

    Bupati Semarang, Ngesti Nugraha dan pejabat lain menyambut para peserta dengan bersalaman, ikut menari, dan berfoto.

    Para warga memadati sepanjang rute yang dilalui karnaval.

    Ngesti Nugraha mengungkapkan, kirab ini rutin diadakan dan menjadi satu di antara rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Semarang.

    Menurut dia, antusiasme warga setempat untuk menonton dan bersenang-senang dinilai sangat tinggi.

    Meskipun demikian, terdapat perbedaan jumlah peserta yang lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya karena efisiensi anggaran.

    “Yang terpenting, agenda tahunan tetap kami selenggarakan dan rutin karena ini merupakan tradisi.

    Terbukti, meski ada perbedaan ini tidak menyurutkan antusiasme warga yang hadir,” ungkap dia.

    Orang nomor wahid di Kabupaten Semarang tersebut mengaku, pihaknya bisa tetap melestarikan kebudayaan dan kesenian.

    Hal itu seiring dengan adanya seniman di wilayah Bumi Serasi yang berlimpah sebanyak sekitar 4.600 kelompok.

    Pemkab Semarang juga menganggarkan dana bantuan sebanyak Rp10 miliar bagi para seniman untuk kostum, peralatan, serta pementasan.

    “Setiap tahunnya ada 1.000-an kelompok kesenian yang kami bantu, artinya bergilir, serta anggaran untuk pentas seni ini untuk menggerakan seni budaya. 

    Sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, peningkatan UMKM yang ke depan akan semakin berkembang,” pungkas dia. (*)