kab/kota: Ungaran

  • Bikin Bus Listrik Lebih Sulit Dibanding Bus Diesel, Ini Sebabnya

    Bikin Bus Listrik Lebih Sulit Dibanding Bus Diesel, Ini Sebabnya

    Ungaran

    Karoseri Laksana baru saja meluncurkan seri bus listrik terbaru mereka, Nucleus 6. Dibandingkan bus diesel, membangun bodi di atas sasis bus listrik lebih sulit. Apa saja tantangannya?

    Dijelaskan Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur Stefan Arman, hal pertama yang menjadi tantangan membangun bodi bus listrik adalah terkait dengan bobot sasis bus listrik yang berat, sehingga karoseri harus pandai merumuskan formula yang tepat supaya bobot bus listrik tetap sesuai aturan bobot bus penumpang di Indonesia.

    “Bus listrik ini punya tendensi untuk sasisnya itu lebih berat, karena baterainya ini besar, beratnya sudah 1,5 ton sendiri. Padahal secara regulasi di Indonesia, batas berat total kendaraan bus (gross vehicle weight) itu masih sama,” buka Stefan kepada wartawan di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (15/7/2025).

    Sasis bus listrik Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Dengan bobot baterai yang berat, kata Stefan, pihak karoseri akhirnya yang harus berkolaborasi dengan APM (agen pemegang merek) bus di Indonesia, untuk bagaimana caranya mengkompensasi bobot baterai tersebut.

    Selain dari tantangan dalam membuat rancang bangun bodi, bus listrik juga mendapatkan tantangan dari para calon kustomer mereka. Kata Stefan, bus listrik mempunyai cost produksi dan harga jual yang lebih mahal, sehingga calon kustomer berharap bus listrik menawarkan benefit yang sebanding dengan harga mahal yang mereka bayar.

    “Jadi kustomer mengharapkan bus listrik yang diproduksi, yang dibeli, yang digunakan ini bisa memiliki life time yang panjang sehingga total ownership cost-nya itu akhirnya memang lebih baik atau lebih efisien daripada bus diesel,” sambung Stefan.

    Komponen baterai di sasis bus listrik Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Nah ini yang menjadi tantangannya, sekali lagi light weight, yang kedua lifetime. Maka itu di Nucleus 6 ini kita buat dengan standar strukturnya menggunakan high tensile strength aluminium, itu kuat, ringan, dan yang pasti antikarat. Kita juga menggunakan panel-panel ringan yang menggunakan komposit aluminium, itu juga sama, selain ringan juga antikarat,” kata Stefan lagi.

    Di samping itu, Laksana juga harus membuat bus listrik yang memudahkan operator secara perawatan. “Karena bus listrik memang kebanyakan digunakan untuk bus kota, di mana bus itu harus beroperasi hampir kadang-kadang bisa 20 jam atau 18 jam. Jadi sangat penting sekali selama bus itu masuk ke pool, itu harus sangat mudah sekali dilakukan maintenance (perawatan),” jelas Stefan.

    “Jadi bus listrik ini kita desain, di dashboard, di ducting, di mana electrical, baterai, semua itu mudah diakses,” tukasnya.

    (lua/rgr)

  • Laksana Bawa 4 Model Baru ke GIIAS 2025

    Laksana Bawa 4 Model Baru ke GIIAS 2025

    Ungaran – Karoseri bus Laksana bersiap membawa amunisi di ajang GIIAS. Ini bocorannya.

    Laksana menjadi salah satu karoseri bus yang bakal berpartisipasi di pameran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2025. Perusahaan asal Ungaran, Kabupaten Semarang ini bakal membawa empat model baru di pameran otomotif tahunan tersebut.

    “Kita akan hadir di GIIAS 2025, bawa empat model,” bilang Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur Stefan Arman ditemui detikOto di Ungaran, Selasa (15/7/2025).

    Salah satu bus baru yang akan diluncurkan adalah bus double decker teranyar dengan tinggi 4 meter. Bus double decker itu lebih rendah dibanding bus double decker pada umumnya yang memiliki tinggi rata-rata 4,2 meter.

    Kata Stefan, dengan tinggi bus double decker yang lebih rendah, maka lebih fleksibel digunakan buat kendaraan lintas pulau. Misalnya ketika harus masuk ke kapal laut untuk menyeberangi lautan, tak perlu khawatir lagi atap bus mentok pintu masuk kapal.

    Sebagai informasi, GIIAS 2025 akan diikuti 38 merek kendaraan penumpang, 4 merek kendaraan komersial, 15 merek kendaraan roda dua, 4 merek karoseri, serta lebih dari 100 merek dari industri pendukung otomotif.

    Dengan total exhibitor mencapai lebih dari 60 merek dari industri kendaraan bermotor, menjadikan GIIAS 2025 sebagai pameran otomotif terbesar dan terlengkap yang pernah diselenggarakan oleh Gaikindo.

    Industri karoseri bus akan menempati Hall 11, ICE-BSD City, Tangerang. Adapun merek karoseri yang akan berpartisipasi di GIIAS 2025 meliputi Adiputro, Laksana, New Armada, dan Tentrem.

    (lua/dry)

  • Bus Listrik Buatan Laksana Meluncur, TKDN 41%

    Bus Listrik Buatan Laksana Meluncur, TKDN 41%

    Ungaran – Bus listrik buatan karoseri Laksana resmi diluncurkan. Peluncuran bus listrik karya anak bangsa ini bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-48 Laksana.

    Bus listrik Laksana ini dirancang untuk kebutuhan angkutan perkotaan. Dinamakan Nucleus 6, kendaraan ramah lingkungan ini hadir dengan teknologi kelistrikan terbaru yang mendukung efisiensi energi tinggi dan masa pakai yang lebih panjang.

    Bus ini dirancang memenuhi kebutuhan layanan seperti bus sekolah, shuttle bandara, dan transportasi karyawan. Nucleus 6 juga dirancang agar ramah pada penumpang penyandang disabilitas, dengan fitur seperti ramp, tempat duduk prioritas, serta pegangan tangan yang mudah dijangkau. Desain yang simple memudahkan bus bermanuver pada area dengan akses jalan terbatas dengan tetap mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang.

    “Peluncuran Nucleus 6 adalah wujud nyata kemampuan kami dalam memproduksi bus listrik di dalam negeri, dengan dukungan kolaborasi bersama mitra strategis seperti VKTR, Hyundai, Skywell, dan merek lainnya. Ini menjadi bukti bahwa industri dalam negeri mampu menjawab tantangan elektrifikasi transportasi publik secara mandiri dan berkelanjutan,” kata Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur Stefan Arman pada peluncuran Nucleus 6 di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (15/7/2025).

    Bus listrik Laksana diklaim memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 41% dan akan terus ditingkatkan. Ini menunjukkan komitmen Laksana dalam mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor dan secara aktif memperkuat daya saing industri dalam negeri meski di tengah gempuran produk bus utuh dan siap pakai, atau completely build up (CBU) dari luar negeri.

    Secara tampilan, Nucleus 6 memiliki bodi bus lebih ramping, dari pendahulunya seri E-Cityline, namun masih tetap memiliki ruang kapasitas penumpang yang sama.
    Desain terbaru seri Nucleus mengusung konsep yang modern dan fungsional, dengan garis-garis yang bersih dan proporsi yang seimbang. Setiap elemen dirancang untuk efisiensi tanpa mengorbankan estetika, mencerminkan karakter yang tegas namun tetap elegan.

    Bus listrik Laksana ini dirancang untuk kebutuhan angkutan perkotaan. Dinamakan Nucleus 6, kendaraan ramah lingkungan ini hadir dengan teknologi kelistrikan terbaru yang mendukung efisiensi energi tinggi dan masa pakai yang lebih panjang. Foto: Luthfi Anshori/detikcom

    Sentuhan modern terlihat dari detail lampu LED, pemilihan material ringan, hingga integrasi teknologi terkini. Hasilnya adalah kendaraan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga relevan dengan kebutuhan mobilitas saat ini.

    Selama hampir lima dekade, Laksana telah memproduksi ribuan unit bus medium hingga big bus premium untuk keperluan pariwisata, transportasi antar kota (AKAP), hingga sistem angkutan massal seperti Transjakarta.

    Produk-produk Laksana tidak hanya mendominasi jalanan di Indonesia, tapi juga telah menembus pasar internasional seperti Fiji, Timor Leste, Bangladesh, Laos, dan Sri Lanka.
    Saat ini, Laksana memproduksi sekitar 1.200 hingga 1.500 unit bus setiap tahunnya, dengan lebih dari 1.000 unit di antaranya melayani ratusan halte Transjakarta, membuktikan skala produksi dan kontribusi nyata terhadap sistem transportasi publik Indonesia.

    Sebagai langkah strategis ke depan, Laksana juga tengah membangun pusat riset dan pengembangan (R&D Center). Fasilitas ini akan menjadi ruang kolaboratif antara Laksana dengan berbagai mitra teknologi, termasuk pengembang sistem kelistrikan dan institusi pendidikan, untuk menciptakan solusi transportasi masa depan yang efisien, hijau, dan berbasis produksi lokal.

    “Kami berharap dengan hadirnya pusat riset dan pengembangan, serta sinergi strategis bersama para APM bus listrik di Indonesia seperti contohnya VKTR yang berada di Magelang, kami tidak hanya memproduksi bus, tetapi membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi, mulai dari manufaktur, distribusi, hingga layanan purnajual. Ini adalah bagian dari visi besar kami untuk mempercepat transformasi transportasi hijau di Indonesia, sejalan dengan target pengurangan emisi nasional,” tambah Stefan.

    Di tengah ketatnya persaingan global dan banjirnya produk impor, kehadiran Nucleus 6 menjadi penegasan bahwa industri lokal yang didukung oleh teknologi, inovasi, dan kolaborasi strategis memiliki kapasitas untuk bersaing sejajar dengan produk internasional.

    Laksana pun meyakini bahwa masa depan transportasi Indonesia harus dibangun dari dalam negeri, oleh tangan talenta lokal, dan untuk kemajuan masyarakat secara luas.

    (lua/rgr)

  • Fenomena Bediding Diprediksi Sampai Oktober, Suhu Semarang Tembus 19 Derajat Celsius
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 Juli 2025

    Fenomena Bediding Diprediksi Sampai Oktober, Suhu Semarang Tembus 19 Derajat Celsius Regional 12 Juli 2025

    Fenomena Bediding Diprediksi Sampai Oktober, Suhu Semarang Tembus 19 Derajat Celsius
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Beberapa hari terakhir, masyarakat Jawa Tengah merasakan suhu yang lebih dingin saat pagi hari.
    Kota
    Semarang
    yang dikenal panas bahkan mencapai suhu dingin 19 derajat di pagi hari.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ahmad Yani Semarang menyebut, ini merupakan fenomena tahunan yang disebut Bediding.
    Diperkirakan suhu dingin di pahi hari akan dirasakan hingga Oktober 2025, tergantung dari pola angin dan kondisi cuaca.
    Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang, Haris Syahid Hakim mengatakan, turunnya suhu udara pada malam hingga pagi hari mencapai 19 derajat celcius di Kota Semarang, seperti daerah Tembalang, Mijen, dan Kabupaten Semarang, Ungaran.
    “Suhu di kota sendiri, mungkin lebih cenderung biasanya Semarang Selatan, lalu daerah Ungaran dan sekitarnya itu, Mijen dan dekat perbukitan itu antara 18–19 derajat,” tutur Haris saat dikonfirmasi, Sabtu (12/7/2025).
    Dia menuturkan, suhu dingin ini terjadi karena beberapa faktor klimatologis, seperti embusan angin musim dingin dari Australia.
    Angin tersebut membawa massa udara dingin ke Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa Tengah.
    “Fenomena ini merupakan fenomena yang berulang hampir di setiap tahun terjadi hampir di antara musim kemarau, antara bulan Juli sampai September ataupun Oktober cuma lebih sering terjadi di bulan Juni, Juli, kemudian Agustus,” katanya.
    Selain itu, kondisi ini dipicu oleh minimnya tutupan awan di langit Jawa Tengah selama musim kemarau.
    Akibatnya, panas dari bumi yang dilepaskan pada malam hari langsung menguap ke angkasa tanpa terperangkap oleh awan, dan suhu permukaan turun drastis.
    “Di musim kemarau ini kan sudah berkurang, bahkan mungkin kalau dilihat hari ini bahkan tidak ada awan. Jadi sinar matahari yang nyampai ke bumi pada malam hari itu langsung dilepaskan. Jadi tidak tertahan lagi oleh awan,” imbuhnya.
     
    Menurut Haris, daerah terdingin di Jawa Tengah saat ini adalah kawasan pegunungan, seperti Dieng, wilayah Gunung Merbabu, dan Gunung Slamet.
    Bahkan di kawasan Dieng, suhu dapat mencapai nol derajat dan menimbulkan fenomena embun upas, yakni butiran es tipis yang menyelimuti permukaan tanaman.
    “Cuma yang biasa terekspos itu Dieng karena sudah terkenal dengan fenomena embun upas. Suhunya bisa di bawah nol derajat,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Spek Bus Buatan Laksana yang Diekspor ke Srilanka, Pintunya Cuma Satu

    Spek Bus Buatan Laksana yang Diekspor ke Srilanka, Pintunya Cuma Satu

    Jakarta

    Laksana resmi mengekspor bus ke Srilanka. Srilanka menjadi negara kelima tujuan ekspor karoseri bus asal Ungaran, Jawa Tengah, tersebut. Seperti apa spesifikasi bus itu?

    Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Laksanabus, Bus & Coach Consultant Laksana, Lang Widya Praba Wasista, mengatakan, bus ini menggunakan bodi Legacy SR3 Neo Panorama. Ciri khas bus ini menggunakan kaca depan single, jadi bagian depan terlihat lebih clear tanpa sekat.

    Lang Widya menambahkan, bagian fascia menggunakan tambahan lampu DRL di lips bumper depan yang mirip dengan tipe Ultimate. Sementara bodi samping dan belakang mengadopsi bodi Legacy Series SR3 tipe Standard. Bus ini menggunakan warna silver tanpa banyak tempelan stiker.

    Yang menarik lagi, bus ini hanya memiliki satu pintu, tepatnya di bagian kiri depan. Beda dengan spek bus di Indonesia yang biasanya memiliki tiga pintu, dua pintu di bagian kiri depan dan kiri tengah/kiri belakang, serta satu pintu darurat yang biasanya terletak di bagian kanan belakang.

    “Buat sasisnya menggunakan Mercedes-Benz 1626L yang pakai air suspension. Bodinya pakai tipe HD (High Decker) yang standard,” kata Lang dalam video yang diunggah di akun YouTube Laksanabus, Kamis (3/7/2025).

    Meski pakai bodi standard, bagian bagasi kolong bus ini sudah tembus kanan-kiri, tapi belum bisa untuk membawa motor. Komponen tangki terletak di bagian belakang serta menyatu dengan bagasi.

    Geser ke bagian dalam, nuansanya serba mewah dengan lantai yang menggunakan vinyl bermotif kayu. Bus ini juga sudah dilengkapi headunit android 10 inci, kamera CCTV, juga cooler box untuk pendingin minuman. Secara konfigurasi jok, menggunakan format 2-2 yang sudah dilengkapi sabuk pengaman titik seperti mobil pribadi. Total kursinya berjumlah 45 seat.

    “Sementara dasbornya masih menggunakan dasbor seri SR2. Sekali lagi karena ini pasar ekspor, jadi ada yang dibedakan. Pintunya hanya ada satu dan dioperasionalkan oleh pengemudi (secara elektrik),” sambung dia.

    Bus ini juga sudah dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang lainnya, seperti cooler box (boks pendingin minuman), selain itu juga ada port charger di bagasi atas, juga ada USB tipe A dan tipe C yang ada di louver AC, dan USB charger tipe A dan tipe C berspesifikasi quick charging di bawah jok. Untuk fitur hiburan, ada fasilitas televisi.

    (lua/dry)

  • Laksana Ekspor Bus ke Srilanka

    Laksana Ekspor Bus ke Srilanka

    Jakarta

    Karoseri lokal asal Ungaran, Laksana, kembali melakukan ekspor bodi bus. Laksana mengekspor bodi bus seri Neo untuk pasar Srilanka. Sebelumnya karoseri yang dikenal dengan produk bodi bus Legacy itu telah melakukan ekspor sejak tahun 2009 ke sejumlah negara seperti Bangladesh, Fiji, Timor Leste, dan Laos.

    “Sekarang adalah negara kelima Laksana menembus pasar ekspor, ke Srilanka,” bilang Bus & Coach Consultant Laksana Lang Widya Praba Wasista, dalam video di channel YouTube Laksanabus, Kamis (3/7/2025).

    Bus yang diekspor ke Srilanka ini menggunakan bodi SR3 Neo dengan kaca depan single alias panorama. Bagian fascia-nya masih sama sesuai pakem desain Legacy Series SR3 tipe Ultimate dengan tambahan lampu DRL di lips bumper depan. Sementara bodi samping dan belakang mengadopsi bodi Legacy Series SR3 tipe Standard.

    Secara posisi mengemudi masih sama dengan Indonesia, yakni mengadopsi setir kanan. Namun yang membedakan, bus Laksana buat Srilanka ini hanya punya satu pintu di kiri depan. Sementara pintu belakang, pintu darurat, maupun pintu sopir tidak ada.

    “Untuk sasisnya menggunakan Mercedes-Benz 1626L yang pakai air suspension. Bodinya pakai tipe HD (High Decker) yang standard,” sambung Lang Widya. Meski pakai bodi standard, bagian bagasi kolong bus ini sudah tembus kanan-kiri, tapi belum bisa untuk membawa motor.

    Geser ke bagian dalam, nuansanya serba mewah dengan lantai yang menggunakan vinyl bermotif kayu. Bus ini juga sudah dilengkapi head unit android 10 inci, kamera CCTV, juga cooler box untuk pendingin minuman. Secara konfigurasi jok, menggunakan format 2-2 yang sudah dilengkapi sabuk pengaman tiga titik seperti di mobil pribadi. Total kursinya berjumlah 45 seat.

    (lua/dry)

  • Heboh Transjakarta Melintas di Semarang, Mengapa?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Juni 2025

    Heboh Transjakarta Melintas di Semarang, Mengapa? Megapolitan 30 Juni 2025

    Heboh Transjakarta Melintas di Semarang, Mengapa?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan bus listrik
    Transjakarta
    melintas di depan Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @aboutdkj, tampak badan bus berwarna biru-putih bertuliskan “Transjakarta” dan “Electric Bus”.
    Sejumlah warganet sempat menyebut Transjakarta itu melayani rute Blok M-Lawang Sewu.
    Namun, keterangan dalam video menyebutkan, bus listrik Transjakarta itu sedang menjalani uji coba jalan di wilayah Semarang.
    “Bus listrik Transjakarta terlihat melintas di Semarang dalam rangka menjalani
    road test
    alias uji coba. Bus Listrik Transjakarta ini dioperasikan oleh operator DAMRI (VKTR) untuk pelayanan pelanggan di Jakarta ya,” tulis keterangan dalam video.
    Merespons ini, Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta, Ayu Wardhani, membenarkan bahwa bus listrik tersebut baru selesai dirakit di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang, dan kini sedang menjalani uji coba teknis.
    “Bus listrik yang ada di konten tersebut adalah salah satu bus listrik yang telah selesai proses perakitan di Ungaran,” kata Ayu Wardhani saat dikonfirmasi, Senin (30/6/2025).
    Ayu memastikan, Transjakarta tidak beroperasi di wilayah Semarang. Sementara, detail spesifikasi bus listrik akan disampaikan ketika peluncuran. 
    “Tidak beroperasi di Semarang, detailnya akan dirilis saat
    launching
    bus listrik,” ungkap Ayu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dipaksa Masuk Mobil, Uang dan Perhiasan Pedagang Pasar Salatiga Dirampas 3 Orang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Juni 2025

    Dipaksa Masuk Mobil, Uang dan Perhiasan Pedagang Pasar Salatiga Dirampas 3 Orang Regional 10 Juni 2025

    Dipaksa Masuk Mobil, Uang dan Perhiasan Pedagang Pasar Salatiga Dirampas 3 Orang
    Tim Redaksi
    UNGARAN, KOMPAS.com –
    Seorang perempuan di Kabupaten Semarang menjadi korban
    perampasan
    saat sedang menunggu angkutan umum.
    Korban yang merupakan pedagang itu kehilangan perhiasan, uang Rp 2,5 juta, dan dua ponsel.
    Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy mengatakan, korban bernama Roswati (54) warga Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
    “Lokasi perampasan di wilayah Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/6/2025).
    Ratna mengatakan, pada Senin (9/6/2025) pukul 05.00 WIB, korban yang merupakan pedagang di pasar Kota
    Salatiga
    , diantar anaknya dari rumah ke lokasi tersebut untuk menunggu angkutan umum.
    “Selang beberapa menit datang mobil berwarna hitam yang berisi tiga laki-laki menghampiri korban. Salah satu penumpang berpura pura menanyakan alamat, namun korban tidak menjawab,” kata Ratna.
    Karena tak mendapat jawaban, akhirnya seorang pelaku turun dan mendorong korban masuk mobil.
    “Korban sempat berteriak, namun di lokasi masih sepi dan mulutnya langsung dibekap oleh pelaku, dan dibawa pergi oleh para pelaku,” ungkapnya.
    Menurut Ratna, sebelum para pelaku melarikan diri, korban diturunkan di seputaran Makam Ngebong kota Salatiga.
    “Pelaku merampas perhiasan, uang Rp 2,5 juta dan dua ponsel korban,” paparnya.
    Ratna mengimbau agar warga selalu waspada dan menghindari tempat yang sepi.
    “Serta guna meminimalisir niat jahat seseorang, kami mengimbau untuk tidak menggunakan perhiasan yang mencolok sehingga menimbulkan kerawanan kejahatan,” ungkap Ratna.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waskita tata ulang Benteng Pendem jadi tempat wisata Baru

    Waskita tata ulang Benteng Pendem jadi tempat wisata Baru

    Diharapkan kawasan Benteng Fort Willem I tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, tapi juga sarana pendidikan

    Jakarta (ANTARA) – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyebutkan proyek penataan Kawasan Benteng Pendem atau Benteng Fort Willem 1 di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah, tahap pertama telah diselesaikan dalam proses pemeliharaan.

    Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan Provinsi Jawa Tengah kini memiliki destinasi wisata baru dan sudah siap untuk dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri.

    “Ke depannya, kawasan yang membelakangi Gunung Ungaran ini akan dibuka untuk umum. Kami yakin nantinya proyek tersebut dapat menarik banyak wisatawan kelas dunia ke Ambarawa,” ujar Ermy dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

    Ia menyampaikan tidak mudah mengerjakan proyek benteng terbesar di Pulau Jawa yang dibangun pada abad ke-19, karena harus mempertahankan struktur bangunan aslinya.

    Sementara, penguatan dengan lapisan coating harus dilakukan, supaya tidak mudah rusak dan dipenuhi lumut.

    “Dengan pengalaman Waskita Karya selama lebih dari 64 tahun membangun berbagai infrastruktur, kami berhasil menyelesaikan proyek bersejarah ini secara tepat waktu dan mutu. Kami merasa sangat bangga dapat mengerjakan sekaligus berkontribusi menjaga situs cagar budaya di Jawa Tengah,” katanya.

    Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Semarang Nomor 432/0112/2021 Benteng Fort Willem I ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Kabupaten. Bangunan tersebut juga telah memenuhi definisi bangunan gedung cagar budaya berdasarkan PP 16 Tahun 2021.

    Ermy menyebutkan lingkup pekerjaan proyek senilai Rp152,5 miliar ini mencakup penyelamatan bangunan, pengembangan bangunan, serta penataan lanskap atau tata ruang di luar bangunan.

    Kawasan Benteng Pendem Ambarawa memiliki luas sekitar 27.286,38 meter persegi (m2), dengan area parkir seluas 6.429,9 m2 dan area jalan akses seluas 5.873,4 m2.

    “Sejalan dengan pemerintah, diharapkan kawasan Benteng Fort Willem I tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, tapi juga sarana pendidikan tentang bangunan cagar budaya,” jelas Ermy.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Desa Nyatnyono, Destinasi Wisata Religi di Kabupaten Semarang

    Desa Nyatnyono, Destinasi Wisata Religi di Kabupaten Semarang

    Liputan6.com, Semarang – Desa Nyatnyono berada di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata religi terbaik di Kabupaten Semarang yang wajib dikunjungi.

    Mengutip dari laman Visit Jateng, di kawasan Nyatnyono terdapat Makam Waliyullah Syekh Hasan Munadi dan putranya, Syekh Hasan Dipuro. Kedua makam tersebut kerap dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

    Bahkan, wisatawan luar kota dan luar provinsi juga kerap datang ke makam tersebut. Kawasan wisata religi ini juga berhasil menarik wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Singapura.

    Makam tersebut berada di kawasan dataran tinggi lereng Gunung Ungaran. Lokasi tersebut membuat kawasan ini memiliki suasana sejuk dan penuh ketenangan spiritual.
Untuk sampai ke makam, wisatawan perlu berjalan kaki melewati jalur perbukitan yang asri. Biasanya, pengunjung akan membludak pada malam Jumat dan malam selikuran Ramadan.


    Bagi masyarakat sekitar, Syekh Hasan Munadi dikenal sebagai penyebar agama Islam yang datang dari Kerajaan Mataram sekitar abad ke-15 (sekitar tahun 1400 M). Menetap di kaki Gunung Ungaran, Syekh Hasan Munadi diyakini hidup di zaman yang sama dengan Raden Patah dan Sunan Kalijaga dari masa Kesultanan Demak Bintoro.

    Saat ini, makam Syekh Hasan Munadi dan putranya masih terawat dengan baik. Makam keduanya berada di dalam bangunan cungkup berbahan kayu jati asli yang telah berusia ratusan tahun.
Tak jauh dari makam, terdapat Masjid Subulussalam. Konon, masjid ini didirikan oleh Syekh Hasan Munadi sebagai bagian dari syiar Islam.

    Sejak 1985, masjid tersebut telah mengalami beberapa kali renovasi. Namun, unsur asli pada bangunan masjid ini berupa empat tiang saka guru dan mimbar kayu dengan ukiran khas Majapahit masih dipertahankan.

    Tiang-tiang saka tersebut dulunya berasal dari bahan pembangunan Masjid Agung Demak. Sebagai bentuk simbolik, salah satu saka yang akan digunakan di Masjid Agung Demak dikirim ke Ungaran untuk pembangunan masjid ini.