kab/kota: Tulungagung

  • Seluruh Biaya Pengobatan Korban Keracunan MBG di Tulungagung Ditanggung BGN

    Seluruh Biaya Pengobatan Korban Keracunan MBG di Tulungagung Ditanggung BGN

    Tulungagung (beritajatim.com) – Korban keracunan menu MBG di Tulungagung masih bertambah. Berdasarkan data terakhir total terdapat 68 siswa yang menujukkan gejala keracunan usai menyantap menu MBG (Makan Bergizi Gratis).

    Dari jumlah tersebut lima pasien harus dirujuk ke RSUD dr Karneni Campurdarat untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Sedangkan siswa mendapat perawatan di Puskesmas Boyolangu dan Beji. Meski begitu sejumlah korban telah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Saat ini terdapat 5 pasien yang masih menjalani perawatan di Puskesmas.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah mengatakan dari jumlah pasien tersebut terdapat 1 siswa SD. Sedangkan sisanya merupakan siswa SMPN 1 Boyolangu. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit kini kondisinya juga berangsur membaik. Satu pasien telah dinyatakan sembuh.

    Empat lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit. “Kondisinya secara umum sudah membaik, ini yang masih dirawat karena ada obat yang harus dihabiskan dulu, setelah itu baru boleh pulang,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

    Saat disinggung mengenai biaya pengobatan korban keracunan ini, Anna menjelaskan sesuai hasil rapat koordinasi seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Meskipun begitu pihaknya masih menunggu informasi terkait sistem pembayaran biaya pengobatan korban keracunan ini.

    “Apakah nanti kita yang mengklaim ke BGN atau melalui BPJS Kesehatan kita belum tahu, namun hasil rapat koordinasi terakhir seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh BGN (Badan Gizi Nasional),” tuturnya.

    Pihak Dinas Kesehatan sendiri telah mengambil sampel makanan untuk dikirim ke laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya, Laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kab. Tulungagung. Mereka juga melakukan pengumpulan data untuk mendukung penyelidikan epidemiologi.

    Selain itu petugas juga memeriksa penjamah makanan di SPPG Yayasan Gusti Maringi Mukti yang mensuplai kebutuhan MBG di sekolah tersebut. “Kita masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui pasti asal muasal penyebab kejadian ini,” pungkasnya. [nm/suf]

  • Fraksi PKB DPR Sesalkan Tayangan Xpose Trans7 Soal Kyai dan Ponpes Lirboyo

    Fraksi PKB DPR Sesalkan Tayangan Xpose Trans7 Soal Kyai dan Ponpes Lirboyo

    Jakarta (beritajatim.com) – Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI menyesalkan tayangan program “Xpose” Trans7 yang dinilai menampilkan narasi tidak proporsional tentang kiai dan pondok pesantren. Tayangan tersebut dianggap melecehkan martabat ulama, khususnya terhadap Kiai sepuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH. Anwar Manshur.

    Sekretaris Fraksi PKB DPR RI, Anggia Ermarini, menyebut program itu menyesatkan dan jauh dari nilai pendidikan publik. “Itu bentuk pemberitaan yang sangat tidak proporsional dan menyesatkan. Kiai dan pesantren adalah benteng moral bangsa, bukan objek sensasi media,” tegasnya di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

    Anggota DPR asal Daerah Pemilihan Kediri, Kota/Kabupaten Blitar, dan Tulungagung itu mengingatkan seluruh pihak, termasuk media, untuk menjaga sikap dan etika dalam memberitakan pondok pesantren serta para ulama.

    “Bagaimanapun pondok pesantren memiliki peran besar bagi bangsa ini yang harus dihormati dan disyukuri. Tanpa pondok pesantren, dunia pendidikan kita tidak akan berkembang seperti sekarang,” ujarnya.

    Anggia juga mendesak manajemen Trans7 untuk segera meminta maaf secara terbuka dan menarik tayangan yang dinilai bernuansa pelecehan tersebut.

    “Kharisma kiai tidak bisa dipermainkan. Jangan asal memberikan narasi tanpa memperhatikan isi dan dampaknya terhadap masyarakat,” tegasnya. [hen/beq]

  • Puluhan Siswa Keracunan MBG di Tulungagung, BGN Pastikan SPPG Disetop Sementara

    Puluhan Siswa Keracunan MBG di Tulungagung, BGN Pastikan SPPG Disetop Sementara

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan pihaknya akan membantu pengobatan puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur yang diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Jika tidak status lain (Pemkot/Pemda menyatakan KLB), biaya ditanggung BGN. Berlaku nasional,” kata Dadan saat dihubungi detikcom, Selasa (14/10/2025).

    Tidak hanya itu, BGN juga akan mengevaluasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yakni Yayasan Gusti Maringi Mukti, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

    “Operasional (SPPG) dihentikan sementara,” kata Dadan.

    Biasanya, BGN akan menghentikan operasional SPPG minimal selama 14 hari. Periode waktu ini disesuaikan dengan proses hasil uji laboratorium dari BPOM, pengumpulan alat bukti, dan sebagainya.

    Gejala Keracunan yang Dialami Siswa

    Salah seorang siswa Andika Aldiano mengatakan, kejadian dugaan keracunan bermula pada Senin (13/10) pagi saat para siswa mendapatkan jatah MBG dengan menu ayam kecap.

    “Setelah makan itu saya mengalami mual, pusing dan muntah-muntah. Kejadiannya tidak lama setelah makan MBG,” kata Andhika, dikutip dari detikJatim, Selasa (14/10/2025).

    Gejala serupa juga dialami puluhan siswa lainnya. Pihak sekolah akhirnya mengevakuasi puluhan siswa yang mengalami dugaan keracunan ke Puskesmas Boyolangu untuk mendapatkan penanganan medis.

    “38 anak dengan berbagai keluhan, ada salah satu yang menggigil dan nyeri perut, ini sementara mau dirujuk karena kondisinya membutuhkan perawatan intensif,” kata Kapolsek Boyolangu AKP Tarmadi.

    Menurut AKP Tarmadi, kemungkinan besar makanan yang menjadi sumber keracunan adalah ayam.

    Kalau nasinya tidak masalah, kemudian tomat yang diiris itu kelihatannya juga bau busuk. Jadi kemungkinan lauknya yang dagingnya terlalu lembek, sepertinya bukan masakan dadakan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • 62 Siswa SMPN 1 Boyolangu Diduga Keracunan MBG, Polisi dan Dinkes Telusuri Penyebabnya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Oktober 2025

    62 Siswa SMPN 1 Boyolangu Diduga Keracunan MBG, Polisi dan Dinkes Telusuri Penyebabnya Surabaya 13 Oktober 2025

    62 Siswa SMPN 1 Boyolangu Diduga Keracunan MBG, Polisi dan Dinkes Telusuri Penyebabnya
    Tim Redaksi
    TULUNGAGUNG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 62 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung Jawa Timur dibawa ke puskesmas dan rumah sakit setelah diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
    Hingga Senin (13/10/2025) sore, 20 siswa masih menjalani perawatan. Petugas Polres Tulungagung dan Dinas Kesehatan tengah menelusuri sumber penyebab keracunan tersebut.
    Sejak Senin pagi hingga sore, satu per satu siswa dibawa ke Puskesmas Boyolangu Tulungagung dengan keluhan pusing, mual, muntah, dan lemas.
    Mereka diketahui baru saja mengonsumsi menu MBG berupa nasi kuning, ayam kecap, timun, tomat, salak, dan susu kotak.
    Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah membenarkan adanya kasus gangguan pencernaan massal tersebut.
    Pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemiologi bersama kepolisian dan puskesmas setempat.
    “Kami sudah mengambil sejumlah sampel dari muntahan korban, sisa makanan, dan makanan di dapur penyedia MBG, yaitu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung Anna Sapti Saripah, Senin (13/10/2025).
    Pihak Dinas Kesehatan juga telah mengirimkan sampel makanan ke tiga laboratorium, yakni Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLK) Surabaya, Laboratorium RSUD dr Iskak Tulungagung, serta Laboratorium Kesehatan Daerah Tulungagung.
    “Hasil uji laboratorium akan keluar dalam waktu sekitar tujuh hari ke depan dan menjadi dasar penentuan penyebab pasti dugaan keracunan,” ucap Anna.
    Selain itu, tim kesehatan melakukan
    swab rectal
    terhadap para penjamah makanan untuk memastikan ada atau tidaknya kontaminasi bakteri penyebab penyakit.
    Guna mengantisipasi tambahan pasien, Dinas Kesehatan menyiagakan sejumlah puskesmas di sekitar wilayah distribusi MBG, termasuk di Boyolangu, Campurdarat, Besole, Besuki, Bandung, Pakel, dan Bangunjaya.
    Dua rumah sakit rujukan, RSUD dr Iskak dan RSUD dr Karnaeni Campurdarat juga disiapkan menghadapi kemungkinan lonjakan pasien.
    Anna menuturkan, sebagian besar siswa telah menunjukkan kondisi yang membaik dan mendapat perawatan intensif.
    “Yang terpenting sekarang adalah memastikan semua siswa dalam kondisi aman dan mendapatkan perawatan terbaik. Penyelidikan tetap kami lanjutkan bersama pihak kepolisian dan tim laboratorium,” ujar Anna.
    Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tulungagung, terdapat 1.120 siswa SMP Negeri 1 Boyolangu yang menerima dan mengonsumsi menu MBG.
    Dari jumlah total tersebut, 62 siswa mengalami keluhan gangguan pencernaan serta keringat dingin.
    Sebanyak 58 kasus rawat jalan yang berkeluhan di antaranya menjalani observasi dan perawatan di Puskesmas Boyolangu.
    Saat ini, 38 orang sudah pulang, tersisa 20 orang masih dirawat di Puskesmas Boyolangu.
    Adapun empat siswa yang dirujuk ke RSUD dr Karnaeni Campurdarat dalam kondisi stabil, dan masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium lanjutan.
    Hingga Senin sore, petugas gabungan dari Dinkes dan Satreskrim Polres Tulungagung masih terus mengumpulkan data epidemiologi untuk memastikan penyebab pasti kasus dugaan keracunan makanan di sekolah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usai Kasus Keracunan MBG di SMPN 1 Boyolangu, Nasib SPPG Ditentukan oleh BGN

    Usai Kasus Keracunan MBG di SMPN 1 Boyolangu, Nasib SPPG Ditentukan oleh BGN

    Tulungagung (beritajatim.com) – Pemkab Tulungagung fokus untuk melakukan penanganan terhadap korban keracunan menu MBG di SMPN 1 Boyolangu. Mereka menyiagakan sejumlah Puskesmas dan dua rumah sakit untuk memantau perkembangan kondisi korban.

    Berdasarkan data terakhir terdapat 62 siswa di sekolah tersebut yang mengalami gejala keracunan. Sebanyak 4 siswa dirujuk ke rumah sakit karena mengalami dehidrasi ringan. Kondisi mereka kini dikabarkan berangsur membaik.

    Ketua Satgas Percepatan MBG Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro menegaskan pihaknya kini fokus untuk melakukan penanganan terhadap korban keracunan. Puskesmas di sekitar wilayah Boyolangu diminta untuk ikut memantau jika terdapat korban keracunan lain di wilayahnya.

    Mereka juga masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang sudah dikirim. “Nanti kita lihat dulu bagaimana, yang jelas fokus kami saat ini penanganan terhadap korban,” ujarnya, Senin (13/10/2025).

    Saat disinggung mengenai status SPPG Yayasan Gusti Maringi Mukti yang menjadi pemasok MBG tersebut, Johanes enggan menjelaskan lebih rinci. Menurutnya yang berhak menjawab adalah pihak Badan Gizi Nasional (BGN).

    Selama ini SPPG bertangungjawab ke BGN. Nantinya BGN yang akan memutuskan kelanjutan SPPG tersebut. “Kami selaku Satgas hanya membantu percepatan proses MBG di Tulungagung, sedangkan SPPG itu menjadi wewenangnya BGN,” jelasnya.

    Saat ini terdapat 39 SPPG yang sudah beroperasi. Untuk memenuhi kebutuhan MBG, diperlukan sekitar 90 SPPG. Saat ini pihak Satgas mendorong setiap SPPG untuk segera mengurus Serifikat Laik Higiene Sanitasi (SHLS). Mereka sudah menggelar sejumlah pelatihan guna keperluan mengurus SHLS tersebut.

    Ditargetkan pengurusan SLHS bisa rampung bulan ini. “Sudah ada sekitar 39 SPPG yang sudah beroperasi melayani masyarakat,” pungkasnya. [nm/but]

  • Puluhan Siswa SMPN 1 Boyolangu Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis

    Puluhan Siswa SMPN 1 Boyolangu Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis

    Tulungagung (beritajatim.com) – Puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, mengalami keracunan setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (13/10/2025). Para siswa dilarikan ke Puskesmas Boyolangu setelah mengeluhkan pusing, mual, dan sakit perut. Dua di antaranya harus dirujuk ke RSUD dr Karneni Campurdarat untuk mendapatkan perawatan intensif.

    Salah seorang siswa berinisial M menuturkan, menu MBG dibagikan sekitar pukul 07.30 WIB setelah upacara bendera. Hidangan yang diterima berupa nasi kuning dan olahan ayam. Tak lama setelah dikonsumsi, beberapa siswa mulai merasakan gejala tidak biasa.

    “Menunya tadi nasi kuning dan olahan ayam, setelah makan kemudian terasa sakit perut dan pusing,” ujarnya.

    Kapolsek Boyolangu, AKP Tarmadi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, sebanyak 38 siswa SMPN 1 Boyolangu mengalami gejala keracunan dan dibawa ke Puskesmas Boyolangu.

    “Ada dua siswa yang dirujuk dan ada beberapa yang sudah membaik kondisinya,” tuturnya.

    Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab keracunan. Diketahui, menu MBG yang dikonsumsi para siswa dikirim oleh SPPG Yayasan Gusti Maringi Mukti yang berlokasi di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Petugas telah mengambil sejumlah sampel makanan dari tempat tersebut untuk diuji lebih lanjut.

    “Kasus keracunan ini masih diselidiki oleh polisi,” pungkas AKP Tarmadi. [nm/beq]

  • Ecoton Rayakan Kemenangan Gugatan Ikan Mati Massal dengan “Ngintir” di Kali Brantas

    Ecoton Rayakan Kemenangan Gugatan Ikan Mati Massal dengan “Ngintir” di Kali Brantas

    Surabaya  (beritajatim.com)— Suasana penuh semangat mewarnai aksi “Ngintir Kali Brantas” yang digelar tim Ecoton sebagai wujud syukur atas kemenangan gugatan kasus ikan mati massal di Sungai Brantas.

    Membawa poster bertuliskan “Ayo Rek Besuk Sungai Brantas” dan “Brantas Seger Waras”, Alaika Rahmatullah dan Prigi Arisandi bersama tim Ecoton memulai perjalanan dari Kali Surabaya. Aksi ini bukan sekadar selebrasi, tetapi juga kampanye penyadaran publik untuk menjaga sungai sebagai sumber kehidupan masyarakat Jawa Timur.

    Menurut Alaika Rahmatullah, Koordinator Kampanye Ecoton, aksi ini merupakan bentuk rasa syukur atas keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak Peninjauan Kembali (PK) Gubernur Jawa Timur dan Menteri PUPR dalam kasus kematian massal ikan di Kali Brantas.

    “Kami bersyukur atas putusan MA yang bersifat inkracht van gewijsde, artinya keputusan ini sudah berkekuatan hukum tetap dan tidak bisa diganggu gugat,” ujarnya.

    Sebagai bentuk perayaan, tim Ecoton akan melakukan susur sungai dari sumber Brantas di Batu, Malang, hingga hilir di Jagir, Wonokromo.

    Kegiatan ini menjadi bagian dari program “Besuk Sungai Brantas”, sebuah kampanye yang bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga, memelihara, dan melestarikan ekosistem sungai.

    “Kemenangan ini adalah hadiah ulang tahun Jawa Timur. Kami ingin merayakannya dengan cara yang bermanfaat: menyusuri Brantas dari Batu hingga Surabaya lewat berenang, berjalan kaki, bersepeda, dan berperahu,” kata Prigi Arisandi, Koordinator Program Besuk Sungai Brantas.

    Ia menambahkan, kegiatan dimulai pada Minggu, 12 Oktober 2026, dengan aksi ngintir berenang di Kali Surabaya.

    Rute Susur Sungai Brantas

    Rangkaian kegiatan akan berlangsung hampir sebulan penuh dengan rute sebagai berikut:

    12–15 Oktober: Susur Kali Surabaya (Mlirip–Jagir)

    16–18 Oktober: Sumber Brantas – Kota Malang

    19–22 Oktober: Malang – Karangkates – Wlingi – Tulungagung

    24–27 Oktober: Tulungagung – Kediri

    28–31 Oktober: Kediri – Megaluh, Jombang

    2–5 November: Jombang – Mlirip

    Enam Kegiatan Utama Selama “Besuk Sungai Brantas”

    Dalam perjalanannya, tim Ecoton akan melakukan berbagai kegiatan ilmiah dan edukatif, antara lain:

    Inventarisasi sumber pencemaran limbah industri.

    Pemetaan timbulan sampah dan pohon plastik di sepanjang aliran sungai.

    Identifikasi komunitas peduli Brantas.

    Sosialisasi putusan MA terkait kewajiban Gubernur Jatim dan Menteri PUPR serta KLHK untuk melaksanakan 10 tuntutan Ecoton.

    Pengujian kualitas air dan pemantauan pelanggaran pemanfaatan bantaran.

    Uji mikroplastik di berbagai titik aliran sungai.

    Dengan aksi ini, Ecoton berharap semangat menjaga Sungai Brantas dapat menular ke seluruh lapisan masyarakat, agar sungai terbesar di Jawa Timur itu kembali bersih dan sehat bagi generasi mendatang. [aje]

  • Digugat Praperadilan Anggota DPRD Jatim, KPK: Penetapan Tersangka Sudah Sesuai Prosedur

    Digugat Praperadilan Anggota DPRD Jatim, KPK: Penetapan Tersangka Sudah Sesuai Prosedur

    Digugat Praperadilan Anggota DPRD Jatim, KPK: Penetapan Tersangka Sudah Sesuai Prosedur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghormati langkah Anggota DPRD Jawa Timur sekaligus pihak swasta dari Kabupaten Gresik, Hasanuddin yang mengajukan gugatan praperadilan terkait status tersangka ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
    Hasanuddin adalah tersangka terkait kasus suap dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) Provinsi Jawa Timur periode 2019-2022.
    “KPK tentu menghormati hak hukum seorang tersangka yang mengajukan pra peradilan untuk menguji aspek formil dalam penyidikan suatu perkara,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo saat dihubungi, Minggu (12/10/2025).
    Budi memastikan, penetapan tersangka dalam kasus ini dilakukan berdasarkan alat bukti yang sah dan memenuhi prosedur administrasi.
    “Dalam perkara ini, kami pastikan bahwa penetapan tersangka telah dilakukan berdasarkan kecukupan alat bukti yang sah, termasuk keabsahan prosedural dan administrasinya,” ujarnya.
    Sebelumnya, Hasanuddin menggugat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan
    Gugatan yang terdaftar dengan nomor 126/Pid.Pra/2025/PN JKT.SEL ini dilayangkan untuk menguji keabsahan penetapan tersangka oleh KPK.
    “Sah atau tidaknya penetapan tersangka,” demikian klasifikasi perkara yang dimuat dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakarta Selatan, dikutip pada Minggu (12/10/2025).
    Laman SIPP PN Jaksel tak menampilkan petitum lengkap yang diajukan oleh pemohon Hasanuddin.
    “Sidang pertama: Senin, 13 Oktober 2025,” demikian keterangan di SIPP PN Jakarta Selatan.
    KPK diketahui telah menetapkan 21 orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi penerimaan hadiah atau janji terkait Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2021–2022 pada 2 Oktober 2025.
    Pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan, perkara ini merupakan pengembangan dari operasi tangkap tangan (OTT) terhadap STS (Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak) periode 2019-2024).
    “Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan, maka berdasarkan kecukupan alat bukti, KPK kemudian menetapkan 21 orang sebagai Tersangka,” kata Asep dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jakarta, saat itu.
    Asep mengatakan, empat tersangka penerima yaitu Kusnadi (Ketua DPRD Jatim); Achmad Iskandar (Wakil Ketua DPRD Jatim; Anwar Sadad (Wakil Ketua DPRD Jatim); dan Bagus Wahyudyono (Staf AS dari Anggota DPRD).
    Kemudian, tujuh belas tersangka pemberi hadiah yaitu, Mahud (Anggota DPRD Jatim 2019-2024); Fauzan Adima (Wakil Ketua DPRD Sampang 2019-2024); Jon Junadi (Wakil Ketua DPRD Probolinggo 2019-2024); Ahmad Affandy, Ahmad Heriyadi, Abdul Motollib (Swasta Semarang); Moch. Mahrus (Swasta Probolinggo).
    Selanjutnya, A. Royan dan Wawan Kristiawan (Swasta Tulungagung); Ra. Wahid Ruslan dan Mashudi (Swasta Bangkalan); M. Fathullah dan Achmad Yahya (Swasta Pasuruan); Ahmad Jailani (Swasta Sumenep); Hasanuddin (Swast Gresik); Jodi Pradana Putra (Swasta Blitar); dan Sukar (Kepala Desa dari Kabupaten Tulungagung).
    Asep mengatakan, dari 21 tersangka, sebanyak lima tersangka dilakukan penahanan untuk 20 hari ke depan di Rutan Cabang KPK, Merah Putih.
    Mereka yang ditahan KPK adalah pemberi suap kepada Ketua DPRD Jatim Kusnadi yaitu, Hasanuddin, Jodi Pradana Putra, Sukar, dan Wawan Kristiawan.
    “Terhadap keempat Tersangka tersebut, dilakukan penahanan untuk 20 hari pertama terhitung mulai tanggal 2 sampai dengan 21 Oktober 2025 di Rutan Cabang KPK, Merah Putih,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petugas Lapas Tulungagung Gagalkan Penyelundupan HP Lewat Makanan, Modusnya Bikin Geleng Kepala

    Petugas Lapas Tulungagung Gagalkan Penyelundupan HP Lewat Makanan, Modusnya Bikin Geleng Kepala

    Tulungagung (beritajatim.com) – Petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung berhasil menggagalkan upaya penyelundupan handphone yang dilakukan melalui kunjungan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

    Sebuah handphone diamankan petugas dari seorang WBP usai menerima kunjungan keluarganya. Barang terlarang tersebut disembunyikan dalam kemasan makanan yang dibawa oleh pengunjung. Saat ini, petugas masih melakukan pengembangan terkait kasus tersebut.

    Kepala KPLP Lapas Tulungagung, Dhonny Galeh Sulistyo, mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi pada Kamis (9/10/2025). Saat itu, WBP atas nama Dedy Ariyanto menerima kunjungan dari saudara perempuannya. Setelah kunjungan selesai, sebagaimana prosedur tetap, Dedy menjalani pemeriksaan badan oleh petugas.

    Saat proses penggeledahan berlangsung, petugas mencurigai salah satu bungkus makanan yang dibawa telah rusak segelnya. Kecurigaan tersebut mendorong petugas untuk memeriksa lebih lanjut isi kemasan makanan tersebut. “Usai menerima kunjungan, setiap WBP akan kami lakukan pemeriksaan sesuai prosedur,” ujar Dhonny, Jumat (10/10/2025).

    Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan satu unit handphone merek Oppo warna biru yang disembunyikan di dalam makanan berbungkus sterofoam. Menyadari adanya upaya penyelundupan, petugas segera melaporkan temuan tersebut dan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap WBP yang bersangkutan.

    Hasilnya, Dedy Ariyanto yang merupakan narapidana kasus narkotika, mengakui bahwa handphone tersebut diberikan oleh saudara perempuannya saat kunjungan. “WBP kasus narkotika ini mengakui bahwa handphone itu dikirim oleh saudaranya saat besuk,” tuturnya.

    Kepala Lapas Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, memberikan apresiasi atas kesigapan petugas dalam menggagalkan penyelundupan tersebut. Ia menegaskan, jajaran Lapas Tulungagung berkomitmen penuh menjaga integritas dan disiplin dalam melaksanakan tugas.

    “Tindakan cepat dan tepat dari petugas merupakan bukti nyata kesigapan serta dedikasi dalam menegakkan aturan. Kami akan terus melakukan evaluasi dan memperkuat sistem pengamanan demi menjaga lingkungan pemasyarakatan yang bersih dari barang terlarang,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena kulminasi atau yang populer disebut ‘hari tanpa bayangan’ diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 hingga 14 Oktober 2025.

    Peristiwa unik ini terjadi karena posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, atau di titik zenit.

    Secara ilmiah, kulminasi utama terjadi tepat ketika nilai deklinasi Matahari sama dengan nilai lintang pengamat.

    Deklinasi adalah sudut antara garis khatulistiwa dengan benda langit, sementara lintang pengamat menunjukkan posisi geografis pengamat di Bumi. Kesamaan nilai sudut ini adalah syarat utama terjadinya fenomena ‘hari tanpa bayangan’.

    Ketika syarat tersebut terpenuhi, Matahari akan berada tepat di atas pengamat. Akibatnya, bayangan dari benda tegak, seperti tiang atau tugu, akan terlihat ‘menghilang’. Ini terjadi karena bayangan tersebut jatuh tepat di bawah benda dan bertumpuk dengannya. Inilah alasan mengapa hari kulminasi utama juga dikenal sebagai ‘hari tanpa bayangan’.

    Sementara, dampak yang mungkin dirasakan saat terjadi kulminasi adalah cuaca terasa lebih terik dari biasanya.

    Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Bhilda Maulida, fenomena kulminasi akan memiliki pengaruh langsung pada suhu udara. Hal ini berpotensi membuat cuaca yang dirasakan menjadi semakin terik.

    “Saat kulminasi, apabila kondisi cuaca cerah dan tutupan awan sedikit, panas matahari akan langsung masuk ke permukaan bumi tanpa hambatan,” ujar Bhilda, Jumat (10/10/2025).

    ​Namun, Bhilda menambahkan, dampak sebaliknya juga bisa terjadi. Pemanasan matahari tidak akan maksimal atau terasa menyengat apabila terdapat banyak tutupan awan atau kondisi cuaca lain yang menghalangi sinar matahari, seperti hujan.

    ​Mengingat potensi cuaca terik saat kulminasi dengan kondisi cerah, BMKG menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.

    ​”Karena intensitas radiasi matahari dan sinar UV sangat tinggi, maka akan memiliki dampak buruk bagi kulit” imbau Bhilda.

    ​Selain itu, Bhilda juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum harian yang cukup. Minum air yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca benar-benar terasa terik.

    ​Imbauan serupa juga berlaku bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengamati momen langka ini.

    ​”Jika ingin mengamati fenomena tanpa bayangan di luar ruangan pada detik-detik kulminasi, sebaiknya gunakan tabir surya atau pakaian, payung, dan topi yang dapat melindungi kulit dari panas matahari,” tutup Bhilda. (rma/ted)

    *Berikut jadwal hari tanpa bayangan yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 – 14 Oktober 2025:*

    • 10 Oktober 2025

    – Tuban 11.18 WIB

    • 11 Oktober 2025

    – Sumenep 11.11 WIB
    – Pamekasan 11.12 WIB
    – Sampang 11.13 WIB
    – Bangkalan 11.15 WIB
    – Gresik 11.16 WIB
    – Lamongan 11.17 WIB
    – Bojonegoro 11.19 WIB

    • 12 Oktober 2025

    – Pasuruan 11.14 WIB
    – Bangil 11.15.22 WIB
    – Sidoarjo 11.15 WIB
    – Surabaya 11.15 WIB
    – Mojosari 11.16 WIB
    – Mojokerto 11.16 WIB
    – Jombang 11.17 WIB
    – Nganjuk 11.18 WIB
    – Caruban 11.19 WIB
    – Madiun 11.20 WIB
    – Ngawi 11.20 WIB
    – Magetan 11.21 WIB

    • 13 Oktober 2025

    – Situbondo 11.10 WIB
    – Bondowoso 11.10 WIB
    – Kraksaan 11.12 WIB
    – Probolinggo 11.13 WIB
    – Malang 11.15 WIB
    – Batu 11.16 WIB
    – Ngasem 11.18 WIB
    – Kediri 11.18 WIB
    – Ponorogo 11.20 WIB

    • 14 Oktober 2025

    – Banyuwangi 11.08 WIB
    – Jember 11.11 WIB
    – Lumajang 11.13 WIB
    – Kepanjen 11.15 WIB
    – Kanigoro 11.17 WIB
    – Blitar 11.17 WIB
    – Tulungagung 11.18 WIB
    – Trenggalek 11.19 WIB
    – Pacitan 11.21 WIB.