kab/kota: Tulungagung

  • Kepala Sekolah Kenang Kristina Korban Pembunuhan Sekeluarga di Kediri, Guru Berdedikasi – Halaman all

    Kepala Sekolah Kenang Kristina Korban Pembunuhan Sekeluarga di Kediri, Guru Berdedikasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – SDN 1 Batangsaren di Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, berduka atas kejadian pembunuhan satu keluarga yang terjadi di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

    Salah satu korban, Kristina (37), adalah seorang guru di sekolah tersebut.

    Kepala SDN 1 Batangsaren, Suparman, mengungkapkan Kristina telah mengajar di sekolah itu sejak diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) pada 1 Maret 2019.

    “Jadi Bu Kristina sudah 5 tahun lebih mengajar di SDN 1 Batangsaren. Dedikasinya baik, kinerjanya juga baik,” ujar Suparman saat ditemui di ruang guru, Jumat (6/12/2024).

    Kristina diketahui menempuh jarak sekitar 50 km dari rumahnya ke sekolah dan tidak pernah mengeluh tentang masalah di rumahnya.

    “Dedikasinya baik, kinerjanya juga baik. Komunikasi dengan guru-guru lain baik, dia juga dekat dengan para siswa,” tambahnya.

    Namun, pada Kamis (5/12/2024), Kristina tidak hadir tanpa kabar, yang membuat Suparman khawatir. Ternyata Kristina tewas bersama suami, dan anak pertamanya.

    “Kami sangat kehilangan sosoknya. Semoga diampuni dosanya dan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tambahnya.

    Penangkapan Pelaku

    Kejadian tragis ini mulai menemukan titik terang dengan penangkapan seorang pelaku berinisial Y, yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

    Y, yang merupakan adik dari Kristina, ditangkap di wilayah Lamongan pada Jumat.

    Kasi Humas Polres Kediri, AKP Sriati, mengonfirmasi pihaknya akan menggelar rilis resmi terkait penangkapan ini.

    Menurut informasi, Y sebelumnya meminta bantuan pinjaman uang sebesar Rp 10 juta kepada Kristina, namun permintaan tersebut tidak dipenuhi.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian pembunuhan ini terjadi pada Kamis, saat keluarga Kristina ditemukan tewas di rumah mereka.

    Tiga anggota keluarga yang tewas adalah Agus Komarudin (38), Kristina (34), dan anak mereka, CAW (12).

    Sementara itu, anak bungsu mereka, SPY (8), berhasil selamat dan kini menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Kota Kediri.

    Kejadian ini dilaporkan terjadi sekitar pukul 08:30 WIB.

    Setelah beberapa kali tidak berhasil menghubungi Agus, salah satu anggota keluarga memutuskan untuk memeriksa rumah dan menemukan pemandangan mengerikan.

    Dua korban ditemukan tergeletak di dapur, sementara CAW ditemukan di ruang tengah.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kata Teman Seprofesi Tentang Sosok Guru Korban Perampokan dan Pembunuhan di Kediri

    Kata Teman Seprofesi Tentang Sosok Guru Korban Perampokan dan Pembunuhan di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Kematian Kristina (34) sekeluarga warga Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri dalam aksi perampokan dan pembunuhan di rumahnya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan teman-temannya . Bagaimana tidak dirinya bersama suaminya Agus Komarudin (38) serta anak sulung mereka Christian Agusta Wiratmaja Putra (9) sama sama meninggal dalam peristiwa tragis ini.

    Guru SDN 1 Batangsaren, Kauman, Tulungagung tersebut dikenal sangat aktif di kegiatan sekolah sekaligus di tempat ibadah.

    “Semua teman-teman merasa kehilangan dengan kepergian almarhumah bersama suami dan anaknya. Mereka orang-orang baik,” ungkap Yulis, teman sesama guru Kristina, pada Jumat pagi 6 Desember 2024.

    Menurut Yulis, Kestina dan keluarga dikenal rajin beribadah. Mereka selalu pergi ke gereja.

    Kristina diangkat menjadi ASN pada 2019 lalu dengan penempatan di Tulungagung. Setiap hari pulang pergi dari Ngancar, Kediri ke Tulungagung untuk mengajar.

    Agus Komarudin, suami Kristina juga berprofesi sebagai guru di SDN 1 Babadan Ngancar. Bapak dua anak itu berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Fetri, guru SDN di Tulungagung juga ikut merasakan kesedihan. Dia berharap pelaku bisa segera ditangkap oleh polisi.

    “Perbuatannya sungguh sadis. Bukan hanya Bu Kristina dan suami, anak mereka juga dianiaya,” kata Fetri, teman seprofesi Kristina.

    Jenazah ketiga korban sudah dibawa ke rumah duka setelah selesai proses autopsi. Sementara anak bungsu mereka Samuel (8) yang selamat dari tragedi berdarah di lereng Kelud Kediri itu kini masih menjalani perawatan.

    Warga lereng Gunung Kelud tepatnya di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, pada Kamis (5/12/2024) geger. Sekeluarga yang tinggal di RT 02 RW 05 ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya.

    Mereka, Agus Komarudin (38), seorang guru SD bersama istrinya Kristina (34) dan anak pertamanya Christian Agusta Wiratmaja Putra (9). Sementara anak kedua mereka, Samuel Putra Yordaniel (8) dalam kondisi kritis. [nm/aje]

  • Detik-detik Penemuan 3 Jenazah Korban Pembunuhan di Kediri, Ditemukan di Dapur dan Ruang Tengah – Halaman all

    Detik-detik Penemuan 3 Jenazah Korban Pembunuhan di Kediri, Ditemukan di Dapur dan Ruang Tengah – Halaman all

     Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Warga di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dikejutkan dugaan penemuan 3 mayat yang diduga korban penganiayaan, Kamis (5/12/2024) pagi.

    Tiga anggota keluarga ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah di rumah mereka, sementara satu anak berhasil selamat meskipun dalam kondisi kritis.

    Dari informasi yang dihimpun, kejadian itu diketahui sekitar pukul 08.30 WIB.

    Sejumlah saksi yang datang untuk mengecek kondisi Agus Komarudin (38), warga setempat yang tidak masuk sekolah setelah izin pada Rabu sebelumnya. 

    Saat dicek, pintu rumah Agus tertutup rapat dan tidak ada yang keluar meski telah diketuk beberapa kali.

    Setelah beberapa kali mencoba menghubungi korban tanpa hasil, salah satu anggota keluarga, Supriono, memutuskan untuk membuka jendela kamar. 

     Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur, namun tidak berani masuk ke dalam rumah.

    Kecurigaan semakin menguat ketika salah satu saksi yang melihat melalui lubang tembok kayu di dapur melaporkan adanya pemandangan mengerikan.

     Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik korban Kristiani (37), istri Agus. 

    Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat dan diteruskan ke Polsek Ngancar.

    Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

    Dua korban ditemukan tergeletak di dapur dalam kondisi berlumuran darah, yaitu Agus Komarudin dan Kristiani.

    Sementara itu, Christian Agusta Wiratmaja, anak pertama pasangan tersebut yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan tergeletak di ruang tengah dengan kondisi serupa.

    Anak bungsu pasangan tersebut, Samuel Putra Yordaniel, yang masih duduk di bangku SD, ditemukan dalam keadaan terluka parah namun masih hidup.

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto memastikan insiden tersebut diduga merupakan kasus pembunuhan dengan pencurian disertai kekerasan atau 365. 

     Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan bahwa korban mengalami kekerasan fisik sebelum meninggal dunia.

    “Dari keterangan beberapa saksi dan hasil olah TKP, kejadian ini kami duga sebagai kasus pencurian dengan kekerasan yang berujung pada pembunuhan. Kami juga sudah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Bhayangkara untuk melihat kondisi salah satu korban yang masih selamat, dan alhamdulillah kondisinya stabil,” kata AKBP Bimo Ariyanto. 

    Dilakukan Otopsi

    AKBP Bimo menambahkan, autopsi akan dilakukan pada hari ini sekitar pukul 18.00 WIB, untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kematian korban. 

    Hasil sementara dari olah TKP menunjukkan bahwa para korban mengalami kekerasan fisik, berupa pukulan menggunakan benda tumpul.

    Namun, penjelasan lebih lengkap akan disampaikan setelah hasil autopsi keluar.

    “Selain itu, dari hasil olah TKP, kami juga menemukan bahwa mobil milik korban hilang, serta beberapa barang lainnya yang juga tidak ada di tempatnya,” bebernya.

     Sementara itu, korban yang selamat, Samuel Putra Yordaniel, yang merupakan anak terakhir dari keluarga tersebut, saat ini masih dalam perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara. 

    AKBP Bimo Ariyanto menjelaskan bahwa kondisi Samuel sudah dalam keadaan sadar, namun masih memerlukan observasi lebih lanjut dari tim medis. 

    “Saat ini korban yang selamat sedang dalam masa pemulihan. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah hasil rontgen dan CT scan keluar,” tambahnya.

    Sementara itu, tim gabungan dari Polres Kediri kini sedang bergerak cepat untuk memburu pelaku. 

    “Saat ini tim gabungan dari Polres Kediri telah bergerak mohon doanya untuk semua untuk pelaku bisa segera tertangkap,” tegas Kapolres.

    Dari hasil olah TKP, dua orang korban ditemukan di ruang belakang rumah, sementara anak mereka ditemukan tergeletak di ruang tengah. 

    “Untuk korban yang selamat saat ini dalam keadaan sadar dan masa pemulihan,” tandasnya. 

    Kondisi Korban Selamat Membaik 

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto langsung mengunjungi Samuel Putra Yordaniel (8), anak yang selamat dari tragedi dugaan pembunuhan satu keluarga tewas di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Kamis (5/12/2024) sore.

    Samuel saat ini tengah dirawat intensif di RS Bhayangkara Kota Kediri.

     “Setelah mengetahui bahwa satu anak selamat dari peristiwa pembunuhan ini, kami segera membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis. Alhamdulillah, kondisinya semakin membaik meski masih mengalami luka,” jelasnya.

    Samuel adalah anak dari pasangan suami istri, Agus Komarudin (38) dan Kristiani (34), yang keduanya bekerja sebagai guru di SDN Babatan 1 dan SDN Barangsaren 1 Kauman Tulungagung.

    Mereka bersama anak pertama Christian Agusta Wiratmaja (9), menjadi korban dalam peristiwa tragis tersebut.

    AKBP Bimo menambahkan, meski kondisi Samuel berangsur membaik, pihak kepolisian belum dapat memintai keterangan lebih lanjut. 

    “Kami akan memberikan pendampingan psikologis agar korban merasa lebih nyaman. Saat ini, belum bisa dimintai keterangan karena kondisi korban yang masih dalam masa pemulihan,” jelas AKBP Bimo.

     

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi Anak Bungsu dalam Tragedi Satu Keluarga Tewas di Kediri, Kapolres Singgung Pendampingan

  • Satu Keluarga Korban Perampokan yang Tewas di Kediri Mantan KPPS yang Dikenal Aktif Bersosial dan Toleran
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        5 Desember 2024

    Satu Keluarga Korban Perampokan yang Tewas di Kediri Mantan KPPS yang Dikenal Aktif Bersosial dan Toleran Surabaya 5 Desember 2024

    Satu Keluarga Korban Perampokan yang Tewas di Kediri Mantan KPPS yang Dikenal Aktif Bersosial dan Toleran
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Kepergian Agus Komarudin beserta keluarganya yang tewas akibat pembunuhan di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (5/12/2024), meninggalkan
    duka mendalam
    bagi para tetangganya.
    Keluarga dengan latar belakang pendidikan sebagai guru ini dikenal ramah dan santun, serta aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat di desanya.
    Sekretaris Desa Pandantoyo, Fendi Yoga, menyampaikan bahwa Agus Komarudin adalah seorang guru SD di Desa Babadan, Kecamatan Ngancar.
    Sementara itu, istrinya, Kristina, merupakan pegawai negeri yang juga mengajar di sebuah SD di Kabupaten Tulungagung.
    “Bahkan pada Pilpres Februari 2024 kemarin, Bu Kristina menjadi Ketua PPS di sini,” ujar Fendi Yoga saat dihubungi Kompas.com.
    Fendi menambahkan, warga setempat mengenal keluarga tersebut sebagai sosok berpendidikan tinggi dengan aktivitas sosial yang positif.
    Kehidupan keagamaan mereka pun dikenal taat dan toleran.
    Meskipun berasal dari keluarga beragama Nasrani, mereka tetap menghargai tradisi umat agama lain, termasuk merayakan Lebaran dengan berkunjung ke rumah tetangga.
    “Meski Nasrani, kalau Lebaran, mereka juga ikut berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk berlebaran,” ungkap Fendi.
    Kepergian para korban secara tragis, menurutnya, meninggalkan duka yang mendalam di kalangan warga desa.
    Warga setempat juga merasa penasaran mengenai latar belakang peristiwa tersebut.
    Fendi dan masyarakat berharap kasus ini segera terungkap agar pelaku dan motif di baliknya bisa diketahui.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa satu keluarga yang terdiri dari Agus Komarudin (38), Kristina (34), dan sang anak sulung, Christian Agusta Wiratmaja Putra (9), ditemukan tewas di rumah mereka.
    Selain itu, anak bungsu mereka yang berinisial SPY (8) juga ditemukan dalam kondisi luka.
    Kasus ini saat ini masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Fakta Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Jawa Timur, Korban Dihantam Benda Tumpul – Halaman all

    3 Fakta Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri Jawa Timur, Korban Dihantam Benda Tumpul – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap sejumlah fakta terkait kematian satu keluarga di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    Diketahui keluarga guru ditemukan tewas di dalam rumahnya, Kamis (5/12/2024) pagi.

    Korban tewas di antaranya pasangan suami istri, Agus Komarudin (38) dan Kristiani (34), yang keduanya bekerja sebagai guru di SDN Babatan 1 dan SDN Barangsaren 1 Kauman Tulungagung.

    Selain pasangan suami istri, anak pertamanya Christian Agusta Wiratmaja un menjadi korban tewas dalam kejadian tersebut.

    Hanya anak bungsunya yang bernama Samuel yang ditemukan selamat dalam tragedi tersebut.

    Samuel kini harus menjalani perawatan intesif di Rumah Sakit Bhayangkara.

    Berikut sejumlah tiga fakta terkait kasus dugaan pembunuhan yang menewaskan satu keluarga di Kediri:

    1. Suami Istri Ditemukan Tewas di Dapur

    Agus Komarudin ditemukan tewas bersama keluarganya oleh rekan sesama guru, Kamis (5/12/2024) sekira pukul 08.30 WIB.

    Agus pada hari sebelumnya meminta izin tidak masuk kerja.

    Namun, pada Kamis pagi, Agus yang biasa mengajar tidak menampakkan batang hidungnya di sekolah. 

    Karena tak masuk dan tak bisa dihubungi, akhirnya sejumlah orang mendatangi rumah Agus.

    Saat datang ke rumah korban, didapati keadaannya sepi.

    Saat di cek, pintu rumah Agus tertutup rapat dan tidak ada yang keluar meski telah diketuk beberapa kali.

    Setelah beberapa kali mencoba menghubungi korban tanpa hasil, seorang anggota keluarga, Supriono memutuskan untuk membuka jendela kamar. 

    Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur, namun tidak berani masuk ke dalam rumah.

    Kecurigaan semakin menguat, ketika salah satu saksi yang melihat melalui lubang tembok kayu di dapur melaporkan adanya pemandangan mengerikan. 

    Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik korban Kristiani (37), istri Agus Komarudin. 

    Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat, dan diteruskan ke Polsek Ngancar.

    Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

    Dua korban ditemukan tergeletak di dapur dalam kondisi berlumuran darah, yaitu Agus Komarudin dan Kristiani.

    Sementara itu, Christian Agusta Wiratmaja, anak pertama pasangan tersebut yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan tergeletak di ruang tengah dengan kondisi serupa.

    Anak bungsu pasangan tersebut, Samuel Putra Yordaniel yang masih duduk di bangku SD, ditemukan dalam keadaan terluka parah namun masih hidup.

    2. Korban Diduga Dihantam Benda Tumpul

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto mengungkap hasil olah Tempat Kejadian perkara (TKP) sementara menunjukkan para korban mengalami kekerasan fisik berupa pukulan menggunakan benda tumpul.

    Namun, penjelasan lebih lengkap akan disampaikan polisi setelah hasil autopsi korban keluar.

    AKBP Bimo menjelaskan kondisi anak bungsu korban saat ini sudah dalam keadaan sadar, namun masih memerlukan observasi lebih lanjut dari tim medis. 

    “Saat ini korban yang selamat sedang dalam masa pemulihan. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah hasil rontgen dan CT scan keluar,” kata AKBP Bimo di lokasi.

    Sementara itu, tim gabungan dari Polres Kediri kini sedang bergerak cepat untuk memburu pelaku pembunuhan satu keluarga tersebut. 

    “Saat ini tim gabungan dari Polres Kediri telah bergerak, mohon doanya untuk semua, agar pelaku bisa segera tertangkap,” tegas Kapolres.

    Dari hasil olah TKP, dua orang korban ditemukan di ruang belakang rumah, sementara anak mereka ditemukan tergeletak di ruang tengah. 

    “Untuk korban yang selamat saat ini dalam keadaan sadar dan masa pemulihan,” ucapnya.

    3. Diduga Perampokan

    Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menduga Agus dan keluarga merupakan korban kasus pembunuhan dengan pencurian disertai kekerasan atau perampokan.

    “Dari keterangan beberapa saksi dan hasil olah TKP, kejadian ini kami duga sebagai kasus pencurian dengan kekerasan yang berujung pada pembunuhan,” kata AKBP Bimo Ariyanto. 

    AKBP Bimo pun menyebut berdasarkan olah TKP, sejumlah barang berharga korban hilang, termasuk mobil avanza milik korban.

    “Selain itu, dari hasil olah TKP, kami juga menemukan bahwa mobil milik korban hilang, serta beberapa barang lainnya yang juga tidak ada di tempatnya,” ucapnya.

    (Surya.co.id/ Isya Anshor)

    Sebagaian dari artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Ngancar Kediri, Olah TKP Ungkap Hal Ini

  • Kondisi Terkini Anak Guru di Kediri Selamat dari Tragedi Berdarah Lereng Kelud

    Kondisi Terkini Anak Guru di Kediri Selamat dari Tragedi Berdarah Lereng Kelud

    Kediri (beritajatim.com) – Samuel Putra Yordaniel (8) selamat dari tragedi perampokan dan pembunuhan yang menyasar keluarganya. Putra bungsu Agus Komarudin (38) guru SD asal Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngacar, Kabupaten Kediri itu tengah dirawat di RS Bhayangkara Kediri.

    Menurut Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto, kondisi korban selamat tersebut semakin membaik. Tetapi sampai saat ini masih dalam observasi tim medis.

    “Tadi saya sempat di Bhayangkara untuk melihat korban yang masih selamat dan alhamdulillah korban kondisinya stabil namun butuh observasi dari dokter,” ungkap AKBP Bimo Ariyanto, pada Kamis (5/12/2024).

    Saat tragedi berdarah di lereng Gunung Kelud itu, Samuel tak luput dari sasaran pelaku. Dia mengalami luka di bagian kepalanya.

    Bocah kelas 4 SD ini ditemukan di kamar rumahnya. Sementara ayah dan ibunya, Agus Komarudin (38) – Kristina (34) serta kakaknya Christian Agusta Wiratmaja Putra (9) meninggal dunia.

    AKBP Bimo mensinyalir para korban mengalami pukulan benda tumpul. Untuk memastikan, pihaknya menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Kediri.

    Untuk diketahui, Agus Komarudin berprofesi sebagai guru di SDN 1 Babadan Ngancar. Sedangkan istrinya, Kristina juga seorang pendidik di Tulungagung.

    Mereka menjadi korban perampokan sekaligus pembunuhan sadis. Sebuah mobil serta sejumlah barang milik korban raib. [nm/ian]

  • Promosikan Judi Online, Selebgram Asal Tulungagung Divonis Penjara 10 Bulan, Didenda Rp5 Juta

    Promosikan Judi Online, Selebgram Asal Tulungagung Divonis Penjara 10 Bulan, Didenda Rp5 Juta

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

    TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Jelita Pamungkas Sari (28) yang dikenal sebagai Selebgram asal Desa Padangan, Kecamatan Ngantru diputus bersalah oleh Pengadilan Negeri (PN) Tulungagung, pada Kamis (28/11/2024) lalu.

    Sebelumnya Jelita menjadi terdakwa karena mempromosikan sejumlah situs judi online, dengan imbalan uang.

    Dalam amar putusannya, majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama 10 bulan kepada Jelita.

    Selain itu majelis hakim juga menambahkan pidana denda Rp 5 juta, atau diganti pidana kurungan selama 3 bulan jika tidak dibayar.

    Putusan ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yaitu pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan, dan denda Rp 10 juta, subsider 3 bulan pidana kurungan.

    Barang bukti berupa ponsel Iphone 14 Pro dan Oppo A58, serta rekening berisi Rp 1,4 juta disita.

    Dua ponsel itu yang dipakai Jeje, panggilan akrabnya, untuk aplikasi Instragram yang dipakai mempromosikan judi online.

    Sementara rekening sebuah bank nasional itu dipakainya menerima transferan uang upah dari promosi judi online itu.

    Menanggapi putusan ini, Kasi Intelijen Kejari Tulungagung, Amri Rahmanto Sayekti, mengaku pihaknya masih mempertimbangkan putusan itu.

    “Besok adalah hari terakhir untuk menentukan sikap. Jika terdakwa banding, JPU juga akan banding,” ujar Amri

    Sementara penasihat hukum Jeje, Fitri Erna mengaku menerima putusan majelis hakim.

    “Kami menghargai putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Tulungagung, dan kami tidak banding,” ujar Fitri.

    Fitri mengaku akan membayar pidana denda sebesar Rp 5 juta, seperti amar putusan.

    Dengan demikian nantinya Jeje hanya menjalani pidana penjara selama 10 bulan.

    Jeje mulai ditahan pada 6 Agustus 2024, dan akan bebas pada 6 Juni 2025.

    Jika Jeje mendapat remisi Idul Fitri 2025 yang jatuh di Bulan Maret, maka ia bebas lebih cepat.

    Sosok Jeje selama ini cukup terkenal karena mempunyai 332.000 pengikut di Instagram @jelitaje20.

    Ia juga aktif di Tiktok, dengan pengikut mencapai 651,3 ribu.

    Dalam konten yang diunggahnya, Jeje selalu menampilkan sosok yang seksi dan menarik mata laki-laki.

    Banyaknya pengikut di media sosial ini yang membuatnya dilirik situs judi online.

    Dia mendapat endorse untuk mempromosikan 4 situs judi yaitu Indobet, Eslot, Slotvip dan Fortuna.

    Secara aktif dia mencantumkan tautan (link) situs judi tersebut dalam unggahan di akun instagramnya dengan upah Rp 25 juta.

    JPU menuntut dengan pasal 45 ayat (2) juncto pasal 27 ayat (2) Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang mengatur distribusi muatan perjudian.

  • Alasan Kades Ngentrong Lepas dari Jerat Sanksi meski Ikut Kegiatan Paslon Pilkada Tulungagung 2024

    Alasan Kades Ngentrong Lepas dari Jerat Sanksi meski Ikut Kegiatan Paslon Pilkada Tulungagung 2024

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

    TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Kepala Desa Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Samuji dipastikan lepas dari jerat sanksi yang direkomendasikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

    Sebelumnya, Kades Ngentrong itu terekam ikut dalam kegiatan yang dilakukan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung nomor urut 03, Maryoto Birowo-Didik Girnoto Yekti (Mardinoto).

    Saat itu, paslon 03 melakukan kegiatan pengurukan jalan di depan SPBU Ngentrong yang rusak parah yang dihadiri Maryoto Birowo.

    Samuji hadir memberikan sambutan, serta mendoakan agar Maryoto kembali terpilih sebagai bupati.

    Selain meneriakkan yel-yel dukungan, Samuji juga menyampaikan ajakan untuk mencoblos Mardinoto.

    Videonya beredar luas di grup-grup WhatsApp maupun di media sosial.

    Koordinator Divisi Pencegahan Parmas dan Humas Bawaslu Tulungagung, Nurul Muhtadin, mengatakan, perbuatan Kades Ngentrong ini gagal jadi temuan.

    “Sebelumnya sudah dilakukan penelusuran oleh Panwascam. Tapi gagal memenuhi unsur,” jelas Nurul, Rabu (4/12/2024).

    Lanjutnya, Panwascam Campurdarat telah ditugasi secara khusus untuk melakukan penelusuran.

    Dalam penelusuran ini, Panwascam harus mendapatkan sejumlah syarat formal, seperti tanda tangan dari Kades Ngentrong.

    Namun Panwascam gagal mendapatkan tanda tangan, serta tidak ada pihak lain yang mau memberikan keterangan.

    “Informasinya jadi tidak komplet karena ada formulir yang tak terpenuhi. Akhirnya perkaranya tidak diregister,” tambah Nurul.

    Sebelumnya, Bawaslu punya waktu 7 hari sejak video dukungan Kades Ngentrong ke Paslon 03 menyebar.

    Batas akhir penelusuran pada Senin (25/11/2024), dan tidak ada yang memberikan keterangan.

    Pihak yang mengambil video itu juga tidak bisa dimintai keterangan.

    “Fakta hukumnya tidak dapat, karena tidak ada yang memberikan informasi,” pungkas Nurul.

    Nasib berbeda diterima Kades Tanggulturus, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Wahyunita Ningsih yang kedapatan ikut kampanye pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung nomor urut 01, Gatut Sunu Wibowo-Ahmad Baharudin (Gabah) di GOR Lembupeteng Tulungagung, Sabtu (2/11/2024) silam.

    Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu), yang melibatkan kepolisian dan kejaksaan memutus Wahyunita bersalah.

    Kades perempuan ini tidak melanggar pidana Pemilu, namun melanggar Undang-undang Desa yang mengatur netralitas kades.

    Bawaslu Tulungagung menyampaikan putusan ini ke Pj Bupati Tulungagung untuk menjatuhkan sanksi.

  • Pemkot Kediri Asah Kemahiran Warganya Membuat Tas Anyaman

    Pemkot Kediri Asah Kemahiran Warganya Membuat Tas Anyaman

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri kembali menggelar pelatihan kewirausahaan gratis untuk masyarakat, Selasa (3/12/2024) di Balai pertemuan Kelurahan Tamanan. Kali ini melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar pelatihan bertajuk peningkatan mutu produk kerajinan tas anyaman. Pelatihan ini menyasar 17 ibu rumah tangga.

    Saat ditemui di tempat terpisah, Wahyu Kusuma Wardani, Kepala Disperdagin mengatakan pelatihan ini mengakomodir usulan Musrenbang tahun 2023 dari Kelurahan Tamanan. ”Dalam Musrenbang saat kita identifikasi Kelurahan Tamanan membutuhkan pelatihan tas anyaman. Sehingga kita adakan pelatihan ini untuk mengakomodir kebutuhan mereka,” ujarnya.

    Pelatihan ini difokuskan untuk mengasah kreatifitas, meningkatkan mutu dan kualitas produk sehingga para peserta lebih banyak dibekali praktik secara langsung.

    “Para peserta ini sudah memiliki basic untuk membuat tas anyaman dan telah memiliki produk yang dipasarkan baik dalam kota maupun luar kota. Jadi kita tinggal meningkatkan pengembangan model serta bahan-bahannya karena bahan tas anyaman bermacam-macam,” kata Wahyu.

    Pemerintah Kota Kediri kembali menggelar pelatihan kewirausahaan gratis untuk masyarakat

    Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat berkreasi menciptakan desain baru, memproduksi tas anyaman berkualitas sehingga lebih diminati masyakat. Dalam hal pemasaran, Wahyu melanjutkan Disperdagin akan membantu memperluas pemasaran dan fasilitasi pengurusan merk dagang.

    “Tindaklanjut kegiatan ini bagi para peserta yang belum memiliki merk dagang, tahun depan akan kita fasilitasi untuk pembuatan merk dan akun SIINAS,” jelasnya.

    Pelatihan ini akan diselenggarakan selama dua hari mulai tanggal 3 sampai 4 Desember 2024. Dengan menghadirkan Kamirin yang merupakan pengajar sekaligus pemilik usaha Crafirafi Tulungagung sebagai narasumber.

    Sementara itu ditemui di sela-sela pelatihan Indiah Eviriyanti Ketua komunitas tas anyaman Kelurahan Tamanan mengatakan komunitasnya sudah berjalan hampir 1,5 tahun. Dalam perjalanannya Evi dan komunitasnya sudah berhasil memasarkan produk hingga ke Papua.

    “Saya mengajak ibu-ibu untuk berkreasi dan menambah omzet penghasilan dengan membuat tas anyaman. Alhamdulillah selain mengurus rumah tangga, ibu-ibu bisa menambah penghasilan dan produknya sudah diminati masyarakat,” ungkapnya.

    Evi menambahkan saat ini produk yang banyak diminati ialah tas anyaman untuk souvenir. Untuk menghasilkan 1 tas, dikatakan Evi perlu waktu sekitar 10 hari tergantung tingkat kerumitan dan model tas. “Ibu-ibu ini siap menerima order berapapun yang diminta. Produk kami memiliki kisaran harga 6 ribu sampai 90 ribu,” tambahnya.

    Melalui pelatihan ini, Evi berharap komunitasnya bisa menciptakan banyak produk, bisa mengikuti kebutuhan pasar dan semakin mahir membuat produk tas anyaman.

    “Harapannya selain mengurus rumah tangga ibu-ibu bisa menghasilkan uang dari rumah sehingga ekonomi bisa meningkat dan stunting pelan-pelan bisa menurun karena mereka bisa memberikan gizi tambahan untuk anak-anaknya,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Mahasiswa UTM Dibunuh lalu Dibakar, Presma Tuntut Pelaku Dihukum Mati

    Mahasiswa UTM Dibunuh lalu Dibakar, Presma Tuntut Pelaku Dihukum Mati

    Bangkalan (beritajatim.com) – Aksi pembakaran dan pembunuhan terhadap mahasiswa UTM, berinisial EJ (20) asal Tulungagung, mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Terutama pihak UTM sebagai lembaga tempat korban belajar.

    Presma UTM, Moh Anis Anwari, mengatakan sebagai bentuk solidaritas dan rasa kehilangan terhadap salah satu mahasiswa UTM, ia dan seluruh pihak kampus memakai pita hitam sebagai bentuk rasa duka.

    “Kami sangat terpukul, dan sangat berduka cita, saudara kami dibunuh dengan cara yang tidak manusiawi,” terangnya, Selasa (3/12/2024).

    Ia juga meminta agar pihak kepolisan menangani kasus ini secara serius. Bahkan ia berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal.

    “Hukuman mati adalah sanksi yang paling pantas untuk pelaku,” imbuhnya.

    Tak hanya itu, pihaknya mengaku akan mengawal kasus tersebut hingga jatuh putusan terhadap pelaku pembunuhan dan pembakaran itu. Ia juga mengancam akan melakukan perlawanan jika terdapat pihak yang berusaha menganulir kasus sadis tersebut.

    “Kami akan kawal proses ini hingga putusan terhadap pelaku, bila mana ada lembaga yang tidak profesional dalam mengusut kasus ini, kami sampaikan bahwa perlawanan itu akan datang dan terus berlipat ganda,” pungkasnya.

    Kronologi Pembunuhan

    Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembakaran seorang perempuan di Desa Banjar, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, mulai terungkap. Sebab, pelaku berhasil ditangkap saat kabur ke rumah orang tuanya usai membakar korban.

    Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, pelaku yakni Moh Maulidi Al Izhaq (21) asal Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Bangkalan. Sedangkan korban yakni EJ (20) asal Kabupaten Tulungagung yang merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian semester 5 Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

    “Pelaku saat ini masih kuliah di STIT Al Ibrohimy Bangkalan, sudah semester 7 jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),” terangnya, Senin (2/12/2024).

    Febri mengatakan, kejadian sadis itu bermula saat pelaku mengajak korban untuk mengugurkan kandungannya yang berusia 2 bulan. Pelaku lalu mengajak korban ke sebuah tempat pijat kandungan di wilayah Galis, sekitar pukul 19.00 tadi malam (1/12).

    Namun, sebelum tiba di tempat itu keduanya cekcok diatas motor. Korban meminta pelaku bertanggungjawab dan mengancam akan melaporkan pelaku ke polisi. “Menurut pelaku, korban ini hamil 2 bulan namun kami akan memastikan melalui pemeriksaan medis,” imbuhnya.

    Pelaku yang gelap mata lalu memberhentikan laju motornya di sebuat tempat sepi bekas gudang pemotongan kayu di Desa Banjar Kecamatan Galis, Bangkalan. Di tempat itu, pelaku lalu mengeluarkan goloknya. “Jadi senjata tajam itu sudah dibawa oleh pelaku dari rumahnya, pengakuannya golok itu selalu dibawa,” ungkapnya.

    Usai mengeluarkan golok itu, pelaku langsung membacok badan korban. Korban sempat lari namun pelaku membacok bagian kepala korban. “Korban sempat melindungi kepalanya dengan tangan, namun pelaku kembali membacok hingga jari korban terputus,” ujarnya.

    Korban yang sudah tidak berdaya itu lalu jatuh ke tanah. Pelaku lalu menggorok leher korban hingga nyaris terputus. Tak cukup sampai disitu, pelaku menyeret korban ke dekat gudang kosong itu lalu membakarnya. “Pelaku membakar korban menggunakan bensin yang ia beli dari toko sekitar lokasi. Aksi itu dilakukan untuk menghilangkan barang bukti,” pungkasnya.[sar/but]