kab/kota: Tulungagung

  • Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi Terancam Hukuman Mati

    Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi Terancam Hukuman Mati

    Liputan6.com, Surabaya – Rohmad Tri Hartanto (RTH), pelaku mutilasi wanita dalam koper merah di Ngawi, terancam hukuman mati atau seumur hidup. Suami siri korban ini dijerat dengan pasal berlapis dengan pasal utama pembunuhan berencana.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengungkapkan, kasus penyidikan mayat wanita dimutilasi yang ditemukan di Ngawi, Jawa Timur ini sudah menetapkan RTH sebagai tersangka tunggal.

    “Berdasarkan pemeriksaan, RTH kami tetapkan sebagai tersangka,” ujar Kombes Farman kepada jurnalis di Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025).

    Farman mengatakan, dalam perkara ini penyidik Ditreskrimum Polda Jatim menjerat tersangka dengan pasal berlapis. RTH, disebutnya dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider pasal 351 KUHP ayat 3 dan Pasal 365 ayat 3 KUHP. “Ancaman hukumannya maksimal mati atau seumur hidup,” ucapnya.

    Farman menyatakan, terkait dengan peristiwa ini pihaknya menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya, mobil Suzuki Ertiga dengan Nopol AG 1078 PB milik korban, mobil Toyota Vios, mobil Toyota Avanza, HP iPhone dan Samsung milik korban, HP Oppo milik tersangka, kaos dan celana tersangka, serta satu buah pisau yang digunakan untuk memutilasi korban.

    Diketahui, korban dalam kasus ini adalah Uswatun Khasanah, seorang sales kosmetik asal Blitar. Ia menjadi korban pembunuhan dan mutilasi. Jasadnya ditemukan dalam koper tanpa kepala dan kaki di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.

    Jenazah Uswatun telah dimakamkan di kampung halamannya di Garum, Blitar. Ayah korban, Nur Khalim, mengungkap bahwa Uswatun telah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak.

    Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. Pernikahan ketiganya dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah,” kata Khalim.

    Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu. Polisi memastikan bahwa Desa Dadapan hanyalah lokasi pembuangan mayat, bukan tempat pembunuhan.

  • Pelaku Mutilasi Wanita Asal Blitar Tertangkap, Ini Kata Bapak Tiri Korban

    Pelaku Mutilasi Wanita Asal Blitar Tertangkap, Ini Kata Bapak Tiri Korban

    Blitar (beritajatim.com) – Handi Suprapto mengaku baru sekali bertemu dengan Rohmad Tri Hartanto alias Antok, pelaku mutilasi anaknya Uswatun Khasanah. Ayah tiri Uswatun Khasanah tersebut menyebut bahwa ia pernah sekali bertemu dengan pelaku mutilasi anaknya. 

    Handi pun mengaku tidak kenal dekat dengan pria asal Tulungagung itu. Meski begitu, Handi mengakui bahwa pelaku pernah sekali datang ke rumah keluarga besar Uswatun Khasanah yang ada di Blitar, Jawa Timur.

    “Saya cuma sekali bertemu dia (pelaku),” ucap Handi Suprapto, ayah tiri korban mutilasi Ngawi, Senin (27/01/2025).

    Menurut Handi, selama ini anaknya Uswatun Khasanah tertutup soal kisah asmaranya. Perempuan 2 anak itu hampir tidak pernah bercerita soal hubungan asmaranya baik dengan pelaku atau dengan suami sebelumnya.

    “Anak saya tertutup soal asmara,” tegasnya.

    Ayah tiri Uswatun Khasanah pun mengatakan bahwa pelaku memang pernah bertemu dengan keluarganya di Blitar. Ia pun sempat berjumpa dengan Rohmad Tri Hartanto alias Antok.

    Pihak keluarga pun tidak menduga bahwa Rohmad Tri Hartanto alias Antok tega menghabisi nyawa Uswatun Khasanah dengan cara yang tragis. Pihak keluarga pun meminta agar pelaku diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.

    “Tahu sekali pernah datang ke rumah sekali,” tandasnya.

    Motif mutilasi sadis perempuan di Ngawi ternyata adalah sakit hati dan cemburu. Tersangka Rohmad Tri Hartanto alias Antok yang merupakan suami siri dari korban mengaku bahwa anak kandungnya pernah disebut korban akan menjadi PSK (penjaja seks komersil).

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, ucapan itu dilakukan korban ketika tersangka dan korban sedang berselisih paham. Selain itu, korban juga kerap meminta uang kepada tersangka saat sedang bertemu.

    “Karena anak pertama tersangka dikatakan hal seperti itu, maka ini membuat dirinya sakit hati. Korban juga sering meminta uang kepada tersangka dan itu sudah disiapkan saat berada di hotel sebesar Rp 1 juta,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    Selain itu, tersangka juga cemburu karena hanya dikenalkan ke tetangga korban sebagai suami siri. Sedangkan, korban kerap menerima tamu pria ke dalam kosnya.

    “Tersangka cemburu karena mengetahui korban pernah memasukan pria lain ke alam kostnya, sementara dirinya dikenalkan kepada tetangga kostnya sebagai suami sirinya,” tutur Farman. [owi/beq]

  • Sisi Lain Antok, Pelaku Mutilasi Mayat Dalam Koper di Ngawi: Ketua Perguruan Silat, Aktif di LSM – Halaman all

    Sisi Lain Antok, Pelaku Mutilasi Mayat Dalam Koper di Ngawi: Ketua Perguruan Silat, Aktif di LSM – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap sisi lain tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (29), Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33).

    Pelaku ternyata merupakan ketua ranting sebuah perguruan silat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

    Tak hanya itu, ternyata tersangka juga anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak pada isu sosial, kemasyarakatan, dan antikorupsi. 

    Fakta ini diungkap oleh Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, dalam konferensi pers di depan Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025). 

    “Tersangka bergerak seolah-olah sebagai LSM di Tulungagung.”

    “Sisi lain yang baru kita ketahui, si tersangka juga merupakan salah satu ketua ranting salah satu perguruan pencak silat di Tulungagung,” kata Farman, Senin, dilansir Surya.co.id.

    Diketahui, pelaku nekat melakukan perbuatan keji karena didasari motif cemburu dan sakit hati.

    “Hasil dari pemeriksaan terhadap tersangka diketahui motifnya adalah korban sakit hati dan cemburu,” ujar Farman.

    Tersangka yang mengaku sebagai suami siri korban, merasa sakit hati karena korban ketahuan pernah memasukan laki-laki lain di dalam kos. 

    “Korban pernah ketahuan memasukkan laki-laki ke dalam kos korban, sementara tersangka mengaku sebagai suami siri dari korban,” lanjut Farman.

    Di sisi lain, pelaku juga ketahuan telah memiliki seorang anak perempuan.

    Kenyataan ini membuat korban merasa tidak terima dan mendoakan agar anak perempuan pelaku kelak menjadi seorang pekerja seks komersial (PSK).

    Mendengar kalimat itu, pelaku merasa sakit hati dan naik pitam.

    “Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar akan menjadi PSK, tersangka sakit hati,” lanjut Farman.

    Tersangka lalu melancarkan aksi kejinya pada Minggu (19/1/2025), di sebuah kamar hotel di Kediri.

    Sebelum melancarkan aksinya, tersangka membujuk korban bertemu di kamar hotel dengan iming-iming membawa uang Rp 1 juta untuk diberikan kepada korban.

    Ini dilakukan karena korban juga sering meminta uang ke tersangka.

    “Korban sering minta uang ke pelaku. Tanggal 19 (bertemu) di hotel, tersangka sudah menyiapkan uang Rp1 juta untuk diberikan kepada korban karena sebelumnya sudah ada chat dengan korban,” jelas Farman.

    Setelah melancarkan aksinya, tersangka lalu membuang potongan jasad korban ke luar kota secara terpisah.

    Diketahui, potongan jasad korban pertama kali ditemukan warga dalam kondisi tubuh tanpa kepala dan kaki di sebuah selokan dekat tempat pembuangan sampah (TPS) di Ngawi pada Kamis (23/1/2025).

    Lalu, polisi menemukan kepala dan kaki jenazah di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

    Sementara itu, potongan kaki lainnya ditemukan di tempat pembuangan sampah di Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BREAKING NEWS Pembunuh dan Pemulitasi Uswatun Khasanah, Punya Jabatan Ini di Tulungagung

    (Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Adi Suhendi)(Surya.co.id/Luhur Pambudi)

  • Motif Mutilasi Ngawi Karena Anak Tersangka Disebut Akan Jadi PSK

    Motif Mutilasi Ngawi Karena Anak Tersangka Disebut Akan Jadi PSK

    Surabaya (beritajatim.com) – Motif Mutilasi sadis perempuan di Ngawi ternyata adalah sakit hati dan cemburu. Tersangka Rohmad Tri Hartanto alias Antok yang merupakan suami siri dari korban mengaku bahwa anak kandungnya pernah disebut korban akan menjadi PSK (pejaja seks komersil).

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, ucapan itu dilakukan korban ketika tersangka dan korban sedang berselisih paham. Selain itu, korban juga kerap meminta uang kepada tersangka saat sedang bertemu.

    “Karena anak pertama tersangka dikatakan hal seperti itu, maka ini membuat dirinya sakit hati. Korban juga sering meminta uang kepada tersangka dan itu sudah disiapkan saat berada di hotel sebesar Rp 1 juta,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    Selain itu, tersangka juga cemburu karena hanya dikenalkan ke tetangga korban sebagai suami siri. Sedangkan, korban kerap menerima tamu pria ke dalam kosnya.

    “Tersangka cemburu karena mengetahui korban pernah memasukan pria lain ke alam kostnya, sementara dirinya dikenalkan kepada tetangga kostnya sebagai suami sirinya,” tutur Farman.

    Farman menjelaskan bahwa tersangka menghabisi korbannya di sebuah kamar di Hotel Kediri. Korban tewas dengan cara dicekik. Lalu untuk menghilangkan jejak, tersangka membeli pisau dari salah satu minimarket. Pisau itu juga yang digunakan untuk memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian.

    “Anggota tubuh korban dimutilasi lalu dibuang di 3 tempat berbeda. Di Ngawi, Tulungagung dan Ponorogo,” tegas Farman.

    Atas perbuatannya, penyidik Unit Jatanras Polda Jawa Timur menjerat Antok dengan pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP dan 351 ayat 3 dengan ancaman maksimal hukuman mati. [ang/suf]

  • Terungkap Motif Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Koper di Ngawi, Sakit Hati…

    Terungkap Motif Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Koper di Ngawi, Sakit Hati…

    Terungkap Motif Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Koper di Ngawi, Sakit Hati…
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Setelah ditahan di Polda Jatim, terungkap motif pelaku di balik kasus pembunuhan
    mayat dalam koper
    merah yang ditemukan di Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (23/1/2025).
    Menggunakan baju tahanan oranye bernomor 92, tersangka
    Rohmad Tri Hartanto
    atau RTH (33) digelandang menuju ruang rilis Polda Jawa Timur pada Senin (27/1/2025).
    Tersangka merupakan warga Dusun Banaran, Desa Gombal, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.
    Diketahui, mayat korban UK (29) ditemukan warga dalam kondisi tanpa kepala dan kaki di sebuah selokan dekat tempat pembuangan sampah (TPS) di Ngawi pada Kamis (23/1/2025).
    Namun, ternyata tersangka telah melakukan aksi kejinya sejak Minggu (19/1/2025) di sebuah kamar hotel di Kediri.
    Setelah didalami oleh pihak kepolisian, alasan tersangka melakukan pembunuhan dan mutilasi dilatarbelakangi rasa sakit hati dan cemburu.
    “Hasil dari pemeriksaan terhadap tersangka diketahui motifnya adalah korban sakit hati dan cemburu,” kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes M Farman kepada awak media pada Minggu (27/1/2025).
    Tersangka yang mengaku sebagai suami siri korban merasa sakit hati karena korban ketahuan pernah bersama dengan laki-laki lain di dalam kos.
    “Korban pernah ketahuan memasukkan laki-laki ke dalam kos korban, sementara tersangka di sekitar kos mengaku sebagai suami siri dari korban,” ujarnya.
    Kemudian, tersangka juga mengaku bahwa korban sering meminta uang.
    Di tanggal dan tempat yang sama saat kejadian, tersangka telah menyiapkan uang Rp 1 juta untuk diberikan kepada korban.
    “Korban sering minta uang ke pelaku. Tanggal 19 di hotel, tersangka sudah menyiapkan uang Rp 1 juta untuk diberikan kepada korban karena sebelumnya sudah ada
    chat
    dengan korban,” ucapnya.
    Setelah didalami, ternyata korban merasa tidak terima karena tersangka telah memiliki seorang anak perempuan.
    Karena merasa kesal, korban mendoakan anak perempuan tersebut dengan kalimat kurang baik sehingga membuat tersangka yang notabene sebagai ayah merasa sakit hati.
    “Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar akan menjadi PSK, tersangka sakit hati,” ucapnya.
    Selain itu, tersangka juga mengaku bahwa korban yang tidak terima meminta dirinya agar menghilangkan anak perempuan tersebut.
    “Korban tidak terima, pelaku punya anak kecil. Korban sempat meminta supaya pelaku menghilangkan anak keduanya,” tuturnya.
    Sebelumnya, terungkap bahwa korban mutilasi yang ditemukan dalam sebuah koper merah tersebut seorang perempuan UK (29).
    Dia merupakan warga Dusun Sidodadi, Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, yang bekerja di Tulungagung.
    Korban merupakan seorang
    single parent
    yang bekerja untuk menghidupi anak dan neneknya.
    Setelah diotopsi, korban diserahkan kepada pihak keluarga dan telah dimakamkan di TPU Sidodadi pada Jumat (24/1/2025) dengan kondisi jenazah tanpa kepala dan kaki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragis, Rencana Pembangunan Rumah Uswatun Khasanah Terhenti Usai Dibunuh oleh Suami Sirinya

    Tragis, Rencana Pembangunan Rumah Uswatun Khasanah Terhenti Usai Dibunuh oleh Suami Sirinya

    Blitar (beritajatim.com) – Pada hari Senin (27/1/2025), rencana besar yang dimiliki Uswatun Khasanah, seorang perempuan 29 tahun asal Blitar, terhenti tragis.

    Korban yang semula akan meletakkan batu pertama pembangunan rumah di Dusun Pucungsari Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, ternyata ditemukan telah tewas dengan cara yang mengenaskan, bahkan jasadnya dimutilasi dan dibuang di Ngawi.

    Kepergian Uswatun Khasanah meninggalkan banyak pertanyaan, terutama terkait dengan aksi kejam yang dilakukan oleh suami sirinya.

    Uswatun, yang sehari-hari bekerja sebagai sales kosmetik, selama ini tinggal bersama neneknya dan belum memiliki rumah sendiri. Rumah yang tengah ia rencanakan untuk kedua anaknya yang masih kecil, kini hanya menjadi mimpi yang tak pernah terwujud.

    “Itu kan rencana hari Senin hari ini terus dia (Uswatun Khasanah) mau tanggal 31 Januari besok pas hari Jumat,” ujar Handi Suprapto, ayah tiri korban, dengan penuh kesedihan, Senin (27/1/2025).

    Selama ini, Uswatun Khasanah menempati rumah tantenya di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Namun, segala impian tersebut harus terhenti setelah suami sirinya, berinisial A, menghabisi nyawa korban.

    “Selama ini tinggal sama nenek, tapi menempati rumah bulek (tante) yang kosong,” lanjut Handi mengenang kondisi kehidupan korban sebelum peristiwa tragis ini terjadi.

    Uswatun Khasanah meninggalkan dua anak yang kini berusia 7 dan 10 tahun. Kepergian ibunya yang mendalam tentu membuat anak-anaknya syok, bahkan tak percaya bahwa bapak tirinya yang seharusnya melindungi mereka, justru tega mengakhiri nyawa ibunda mereka dengan cara yang kejam.

    Pihak keluarga korban mengungkapkan permintaan agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Ayah tiri korban menambahkan, “Ingin bertemu saya, ya saya ingin bertanya mengapa pelaku tega dan apa permasalahannya,” sebagai bentuk kekecewaan yang mendalam terhadap kejadian ini.

    Pelaku pembunuhan dan mutilasi ini, yang diketahui adalah suami siri korban asal Tulungagung, telah ditangkap oleh Tim Jatanras Polda Jawa Timur.

    Hubungan suami istri antara pelaku dan korban ternyata sudah berlangsung beberapa tahun, meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Korban sendiri tinggal di sebuah kos di Tulungagung dan diketahui sering terlihat bersama pelaku. [owi/suf]

  • Pelaku Mutilasi Uswatun Ngakunya Suami Siri, Ayah Korban Ingin Bertemu Langsung: Apa Permasalahannya

    Pelaku Mutilasi Uswatun Ngakunya Suami Siri, Ayah Korban Ingin Bertemu Langsung: Apa Permasalahannya

    TRIBUNJATIM.COM – Akhirnya terungkap pelaku mutilasi Uswatun yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi, Jawa Timur.

    Pelaku kini juga sudah ditangkap oleh polisi.

    Satu fakta terjawab bahwa menurut polisi, pelaku mengaku sebagai suami siri korban.

    “Pengakuan sementara katanya suami siri,” kata Direskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Farman dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).

    Meski demikian, hal tersebut masih sebatas pengakuan dari pelaku.

    Di sisi lain, polisi juga belum mengungkapkan identitas, kronologi kejadian hingga motif pelaku dalam kasus tersebut.

    Adapun pelaku pembunuhan disertai mutilasi terhadap perempuan berinisial UK di Ngawi, berhasil ditangkap polisi Sabtu (25/1/2025).

    Usai ditangkap, pelaku kini masih dalam proses penyidikan.

    Di sisi lain, ayah kandung korban, Nur mengungkapkan, suami siri sang anak tidak menghadiri pemakaman UK.

    Adapun jenazah korban telah dimakamkan pada Jumat (24/1/2025).

    “Suaminya juga tidak terlihat datang,” kata Nur, Jumat, dikutip dari Tribunnews.

    Menurut penjelasannya, UK sudah menikah siri dengan warga Tulungagung selama tiga tahun. 

    RTH, pelaku kasus mutilasi di Ngawi ditangkap polisi. Sadis, jasad Uswatun Khasanah dibuang di tiga Kabupaten berbeda di Jawa Timur. (Kolase Istimewa/TribunJatim.com)

    Meski demikian, ia mengaku, setahun belakangan tidak pernah bertemu dengan suami siri sang anak.

    Bahkan, saat Hari Raya Idulfitri tahun lalu, juga tidak berkunjung ke rumahnya.

    Sementara Hendi Suprapto, ayah tiri korban mengatakan, keluarga ingin bertemu dengan pelaku dan bertanya langsung soal masalah yang terjadi antara pelaku dan anaknya sehingga sampai membunuh, bahkan memutilasi.

    “Ingin saya ke sana, bertemu. Cuma ingin tanya apa permasalahannya,” kata Hendi di Blitar, Minggu (26/1/2025), dikutip dari Antara.

    Dia mengatakan keluarga masih berduka karena kejadian yang menimpa anak tirinya itu. Keluarga pun menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian.

    Ia mengatakan Uswatun adalah sosok yang baik dan memiliki dua anak yang masih bersekolah.

    Korban juga merupakan tulang punggung keluarga.

    “Kalau kepribadiannya, dia kan tulang punggung keluarga. Dia anak baik. Ke rumah sering, sebulan bisa dua sampai tiga kali, pokoknya pulang ada waktu senggang kalau sama anaknya main ke sini (rumah ibunya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar),” kata Hendi.

    Ia menambahkan, keluarga juga sering berkomunikasi dengan Uswatun.

    Menurut Hendi, komunikasi terakhirnya dengan korban terjadi pada Sabtu, 18 Januari 2025.

    Pada Selasa (21/1/2025), Uswatun sudah tidak berkomunikasi dengan keluarga.

    Keluarga, kata dia, mencoba menghubungi lewat WhatsApp, namun sudah tidak bisa.

    Padahal, biasanya yang bersangkutan ketika dihubungi saat senggang, pasti membalas atau langsung menelepon kembali.

    “Sampai malam tidak ada kabar. Sampai dua hari tidak ada (kabar),” kata dia.

    Adapun jasad UK, korban mutilasi ditemukan dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Dugaan sementara penyebab kematian korban, karena afeksia atau kekurangan napas akibat terhambat jalan pernafasan.

    Hal tersebut kemungkinan dikarenakan cekikan.

    Sementara Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menduga kasus pembunuhan disertai mutilasi perempuan berinisial UK di Ngawi bukan terjadi karena direncanakan.

    Hal tersebut disampaikan oleh Reza Indragiri Amriel di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (27/1/2025).

    “Seandainya koper itu disediakan sebelum terjadinya pembunuhan, maka patut kita menduga ini merupakan 340, pembunuhan berencana. Tetapi saya membayangkan hotel sesungguhnya bukanlah tempat yang ideal bagi seseorang untuk melakukan pembunuhan, kemudian mutilasi sedemikan rupa, kenapa, karena Hotel adalah wilayah terbuka, ruang yang tidak sepenuhnya dalam penguasaan si pelaku,” ucap Reza, dikutip dari kompas.tv.

    “Si pelaku ingin perbuatannya tidak diketahui orang lain maka semaksimal mungkin dia harus memiliki wilayah yang tertutup, yang tidak diakses oleh sembarangan orang. Bahkan kalau perlu, dia satu-satunya pihak yang memiliki kekuasaan atas wilayah atau tempat tersebut. Jadi perkiraan saya, karena dia salah pilih lokasi, maka tampaknya ini bukan merupakan 340,” lanjutnya.

    Uswatun Khasanah semasa hidup dan potongan kepala korban mutilasi dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung, Minggu (26/1/2025). (istimewa dan Tribunjatim.com/David Yohanes)

    Menurut Reza, kasus pembunuhan disertai mutilasi di Ngawi diawali dari cekcok antara korban dan pelaku yang memicu terjadinya kekerasan atau penganiayaan.

    “Dia sebatas melakukan kekerasan, namun berakibat fatal terhadap korban, karena korban kehilangan nyawa. Kalau situasinya sedemikian rupa ini bukan pembunuhan berencana, ini bukan pula pembunuhan, tapi boleh jadi ini adalah penganiayaan yang mengakibatkan orang meninggal dunia,” ucap dia.

    “Pada titik itu tidak ada perencanaan, tapi bahwa pelaku kemudian berupaya menghilangkan tubuh korban dengan memberi koper misalnya, di situ ada perencanaan, tapi perencanaan bukan terkait dengan pembunuhan tapi perencanaan terkait menghilangkan barang bukti,” lanjutnya.

    Atas dasar itu, Reza pun memperkirakan kasus mutilasi di Ngawi bukan pembunuhan berencana.

    “Tapi akibat ada ledakan emosional yang sesaat, yang membuat seseorang gelap mata sehingga melakukan penganiayaan yang mengakibatkan orang meninggal dunia,” ujar Reza.

    Sebelumnya pembunuhan disertai mutilasi terhadap perempuan berinisial UK di Ngawi.

    Kasus tersebut bermula dari ditemukannya Jasad UK di dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, (23/1/2025).

    Kemudian jasad UK berhasil diketahui melalui metode pengenalan sidik jari dan juga bantuan alat Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS).

    Selain itu, diperkuat dengan keterangan keluarga korban yang membenarkan ciri-ciri fisik, pakaian dan aksesoris yang dikenakan korban saat ditemukan.

    Terkait kasus tersebut, polisi telah menangkap pelaku yaitu suami siri korban dan kini dalam proses penyidikan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Detik-detik Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah Ditangkap di Kota Madiun, Sempat Ada Perlawanan – Halaman all

    Detik-detik Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah Ditangkap di Kota Madiun, Sempat Ada Perlawanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, NGAWI – pelaku mutilasi Uswatun Khasanah berinisial RTH (33) asal Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Tulungagung dibekuk polisi.

    RTH ditangkap di seberang Pemakaman Umum Bulusari Jalan Raya Madiun Ponorogo. 

    Tempat penangkapan tersebut masuk wilayah Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Minggu (26/1/2025)  sekitar pukul 00.30 WIB.

    RTH ditangkap anggota Polres Ngawi, Polres Tulungagung bekerja sama dengan Tim Jatanras Polda Jatim 

    Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman membenarkan pelaku mutilasi Uswatun Khasanah telah ditangkap Unit Jatanras.

    “Alhamdulillah, pelaku berhasil kami tangkap tadi malam sekitar pukul 00.00 WIB (Minggu, 25 Januari)” ujar Farman ketika dikonfirmasi SURYAMALANG.COM.

    Video penangkapan pelaku mutilasi Uswatun Khasanah itu pun beredar luas alias viral di Instagram. 

    Dalam tayangan, sekitar 10 polisi menangkap RTH yang terlihat sempat memberi perlawanan.

    Setelah itu pelaku dibawa keliling untuk mencari potongan tubuh korban lainnya.

    Setelah seharian,  RTH kemudian dibawa ke Markas Polda Jatim untuk diperiksa atas dugaan pembunuhan berencana.

    Uswatun Khasanah, wanita korban pembunuhan dan mutilasi di Ngawi (kiri) dan RTH alias A pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (kiri) (Kolase Tribunjatim.com/ Tribunmataraman.com)

    Terungkap, RTH ternyata sudah memiliki istri sah asal Ngawi, Jawa Timur.

    Uswatun Khasanah asal Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar itu diduga merupakan pacar RTH.

    Sehari-hari RTH diduga menjadi makelar mobil bodong di Tulungagung.

    Setelah kabar penangkapan RTH menyebar luas, akun Instagram miliknya @skipp3r_86 diserbu netizen.

    RTH terakhir kali mengunggah videonya sedang ngegym pada 12 July 2023.

    Banyak komentar netizen yang mengecam perbuatan RTH karena beraninya sama perempuan.

    Hal itu tidak seperti aktivitasnya ngegym dengan badan sempat berotot.

    Disebut-sebut RTH merupakan suami siri korban. 

    Sebelum digiring ke Polda Jatim, RTH sempat menjalani penyelidikan dan penyidikan di beberapa lokasi yang menjadi locus delicti kasus tersebut; Kabupaten Kediri, Ponorogo, Trenggalek, dan Madiun.

    Setelah hampir seharian, akhirnya tersangka RTH dibawa ke Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim pada pukul 21.33 WIB. 

    Tersangka RTH tampak turun digelandang oleh beberapa orang anggota kepolisian berpakaian sipil.

    Selama digelandang ke Polda Jatim, pelaku masih berpakaian kasual, memakai kemeja lengan pendek warna hitam dengan kondisi kedua pergelangan tangan diborgol ke belakang pinggang.

    Sesaat setelah membawa tersangka RTH ke dalam gedung tersebut, beberapa penyidik lainnya mulai berdatangan menggunakan dua mobil yang berbeda. 

     Mobil pertama, mobil jenis SUV warna putih, ternyata mobil sarana yang dipakai tersangka membuang jenazah korban dan mobil kedua, mobil jenis sedan warna hitam yang ternyata merupakan mobil pribadi milik tersangka.

    Kedua kendaraan tersebut diparkir di area parkir halaman depan Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim sebagai barang bukti kasus pembunuhan dan mutilasi tersebut.

    Selain itu, beberapa orang anggota kepolisian juga mengeluarkan sebuah kantong kresek warna hitam yang telah diikat pada bagian ujungnya. 

    Benda tersebut merupakan barang bukti kasus tersebut.

    Lalu, petugas polisi berpakaian sipil membawa kantong masuk ke dalam gedung. 

    Sebelum ditemukan tewas termutilasi di Ngawi, Jawa Timur, Uswatun Khasanah sempat bertemu keluarga, berada di kos, hingga membeli soto di dekat TKP pembunuhan. (TribunJatim.com/SuryaMalang.com, Isya Anshori dan Febrianto Ramadani)

    Potongan Tubuh Disebar di 3 Kabupaten

    PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi membenarkan, RTH sengaja dibawa ke Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim untuk menjalani penyidikan lanjutan atas kasus tersebut. 

    Tersangka RTH ditangkap di kawasan Kabupaten Madiun.

     Lalu, membuang beberapa potongan tubuh korban di wilayah lain, seperti Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo. 

    “Iya itu BB, besok dirilis. Ditangkap di Madiun, mohon waktu,” ujar AKP Fauzi di halaman depan Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, pada Minggu (26/1/2025) malam. 

    Pelaku mutilasi RTH merupakan pria asal Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Tulungagung. 

    Sedangkan korban Uswatun Khasanah berasal dari Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar namun bekerja di Tulungagung.

    Lalu penemuan koper merah berisi jasad korban tergeletak di dasar parit Desa Dadapan, Kendal, Ngawi pada Kamis (23/1/2025). (Suryamalang/Sarah Elnyora Rumaropen)

     

  • Fakta-Fakta Pelaku Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi: Suami Siri Korban, Punya Anak Istri Sah

    Fakta-Fakta Pelaku Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi: Suami Siri Korban, Punya Anak Istri Sah

    Ngawi (beritajatim.com) – Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur bersama Polres Ngawi dan Polres Tulungagung serta Kediri telah menangkap pelaku mutilasi wanita dalam koper yang ditemukan di Ngawi, di Jalan Raya Madiun-Ponorogo tepatnya simpang tiga Makam Bulusari, Kelurahan Pandean, Taman, Kota Madiun pada Minggu (26/01/2025) pukul 00.30 WIB. Polisi langsung melakukan pengembangan hingga pelau menunjukkan lokasi pembuangan kepala dan kaki korban.

    Bagian kepala ditemukan di sebuah saluran air pinggir Jalan Raya Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Kondisi kepala terbungkus plastik kresek warna putih. Kemudian, kedua kaki korban ditemukan berada di pinggir Jalan Raya Ponorogo-Magetan masuk Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Masing-masing bagian tubuh langsung diserahkan ke tim forensik untuk diperiksa lebih lanjut.

    Tangkapan layar video penangkapan A, pelaki mutilasi wanita di koper merah Ngawi, di Madiun, Minggu (26/01/2025)

    Berikut sejumlah fakta pelaku yang telah dihimpun beritajatim.com

    1. Pelaku Suami Siri Korban

    Pria berinisial A, warga Tulungagung itu adalah suami siri korban, Uswatun Khasanah (29) warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Blitar. Sudah beberapa tahun ini, pelaku menjalin hubungan suami istri meski sembunyi-sembunyi. Korban yang bekerja di Tulungagung diketahui kerap terlihat bersama pelaku. Korban sendiri, tinggal di sebuah kos di Tulungagung.

    2. Rajin Pergi ke Gym

    Dari postingan pelaku di media sosial pribadinya, pelaku terlihat rajin pergi ke gym atau pusat kebugaran. Pelaku yang berbadan tinggi dan kekar itu ternyata sudah beberapa tahun membesarkan ototnya. Sejumlah postingan menunjukkan, pelaku berlatih di pusat kebugaran yang tidak terlihat alamat atau nama pusat kebugaran tempatnya latihan. A juga diketahui merupakan anggota pengurus perguruan silat di Tulungagung.

    3. Diduga Makelar Mobil Bodong

    Sejumlah informasi tentang pelaku yang tersebar, A adalah seorang makelar jual beli mobil bodong atau yang tak memiliki surat-surat resmi. Namun, tak diketahui pasti dimana pelaku melaukan jual beli tersebut. Apakah hanya di kawasan Tulungagung saja atau juga lintas wilayah.

    4. Punya Anak dan Istri Sah

    Dalam live akun TikTok Hellboy Polisi Langit Jatanras pada Minggu (26/01/2025) , pelaku mengaku punya anak istri. Dia mengaku saat pertama kali jasad Uswatun ditemukan di Ngawi, Kamis (23/01/2025), dia sempat mendatangi sang ibunda di Kediri, dan kemudian bertolak ke Jombang untuk bertemu anak istrinya.

    Terduga pelaku kasus mutilasi Uswatun Khasanah dihadirkan dalam olah TKP di Hotel Adisurya Kediri

    5. Kepikiran Kabur ke Taiwan

    Pengakuan pelaku dalam live Akun TikTok Hellboy Polisi Langit Jatanras, pelaku mengaku kepikiran untuk pergi ke Taiwan. Dia mengaku pernah bekerja sebagai buruh migran Indonesia (BMI) di Taichung, Taiwan dengan gaji Rp13 juta per bulan.

    6. Pelaku Ditangkap Saat Mengendarai Mobil Mewah

    Polisi yang sempat berada di kawasan Tulungagung mencium keberadaan A. A yang mengarah ke Kota Madiun itu terus dibuntuti polisi. A saat itu mengendarai Toyota Voxy, harga baru mobil itu mencapai Rp700 jutaan. Saat mengendarai mobil mewah itulah, A dikejar petugas hingga dipaksa berhenti di Kota Madiun. Pelarian A pun berakhir saat borgol polisi membelenggu kedua tangannya.

    7. Lokasi Pembunuhan di Kediri

    Tangkapan layar CCTV hotel menunjukkan pelaku menenteng koper merah.

    Tak hanya buka mulut soal lokasi pembuangan potongan tubuh korban, A juga membeberkan lokasi tempat dia mengakhiri nyawa sang istri siri. Salah satu hotel di Kediri menjadi saksi pembunuhan yang dilakukan A terhadap Uswatun.

    Polisi telah melakukan olah TKP pada Minggu (26/1/2025) siang. Ada pula tangkapan layar CCTV hotel yang menunjukkan pelaku keluar dari kamar membawa koper merah yang diduga kuat adalah koper berisi potongan jenazah Uswatun, yang dibuang di Ngawi.

    8. Keluarga Korban Ingin Bertemu Pelaku

    Handi Suprapto, ayah tiri Uswatun Khasanah, mengungkapkan keinginannya untuk bertemu dengan pelaku guna menanyakan alasan di balik tindakan pembunuhan yang disertai mutilasi itu. “Ingin bertemu saya, ya saya ingin bertanya mengapa pelaku tega dan apa permasalahannya,” ujar Handi Suprapto, Minggu (26/1/2025).

    Kematian tragis Uswatun Khasanah masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Mereka tidak menyangka bahwa perempuan berusia 29 tahun itu harus mengakhiri hidupnya dengan cara yang begitu mengenaskan. Oleh karena itu, pihak keluarga berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku. Mereka menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan dan penegakan hukum kepada Polda Jawa Timur. “Kita tunggu saja, intinya ya semoga diadili dengan seadil-adilnya,” tandas Handi Suprapto.

    9. Diduga Dipicu Motif Asmara

    Masih belum jelas motif yang mendasari sadisnya pelaku yang tega membunuh dan memutilasi korban. Kabarnya, pembunuhan disertai mutilasi ini diduga karena masalah asmara. Pelaku kesal dengan korban yang kerap membeli kendaraan secara kredit dan membebankan pembayaran pada pelaku.

    Sampai berita ini ditulis, Polda Jawa Timur belum memberkan keterangan resmi. Konferensi pers akan dilakukan pada Senin (27/1/2025) pukul 08.00 WIB. Polisi bakal memberikan sejumlah keterangan utamanya motif pelaku. [fiq/beq]

  • RTH Buang Jasad Mutilasi Uswatun di 3 Kabupaten Jawa Timur, Termasuk Ngawi, Daerah Asal Istri Sahnya

    RTH Buang Jasad Mutilasi Uswatun di 3 Kabupaten Jawa Timur, Termasuk Ngawi, Daerah Asal Istri Sahnya

    TRIBUNJATIM.COM – Pelaku mutilasi jasad wanita di dalam koper, Ngawi, Jawa Timur, akhirnya diringkus polisi. 

    RTH ditangkap anggota Polres Ngawi, Polres Tulungagung bekerja sama dengan Tim Jatanras Polda Jatim. 

    Korbannya diketahui bernama Uswatun Khasanah.

    Setelah kabar penangkapan RTH menyebar luas, akun Instagram miliknya @skipp3r_86 diserbu netizen.

    Kini, siapa sosok RTH pun jadi sorotan. 

    Akun Instagram miliknya pun banjir hujatan setelah dirinya ditangkap terkait kasus mutilasi di Ngawi. 

    Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, sehari-hari RTH diduga menjadi makelar mobil bodong di Tulungagung.

    Pelaku mutilasi Uswatun Khasanah, RTH (33), berasal dari Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Tulungagung sudah memiliki istri sah asal Ngawi.

    akun Instagram miliknya @skipp3r_86 diserbu netizen.

    RTH terakhir kali mengunggah videonya sedang ngegym pada 12 Juli 2023.

    Banyak komentar netizen yang mengecam perbuatan RTH karena beraninya sama perempuan. Padahal dirinya berbadan dempat berotot.

    RTH ditangkap anggota Polres Ngawi, Polres Tulungagung bekerja sama dengan Tim Jatanras Polda Jatim di seberang Pemakaman Umum Bulusari Jalan Raya Madiun Ponorogo. 

    Tempat penangkapan tersebut masuk wilayah Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun.

    Penangkapan berlangsung pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 00.30 WIB.

    Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman membenarkan pelaku mutilasi Uswatun Khasanah telah ditangkap Unit Jatanras.

    “Alhamdulillah, pelaku berhasil kami tangkap tadi malam sekitar pukul 00.00 WIB (Minggu, 25 Januari)” ujar Farman ketika dikonfirmasi SURYAMALANG.COM.

    Video penangkapan pelaku mutilasi Uswatun Khasanah itu pun beredar luas alias viral di Instagram. 

    Dalam tayangan video itu, sekitar 10 polisi menangkap RTH yang terlihat sempat memberi perlawanan.

    RTH kemudian dibawa ke Markas Polda Jatim untuk diperiksa atas dugaan pembunuhan berencana.

    Adapun lokasi mutilasi Uswatun Khasanah dilakukan RTH di Hotel Adisurya, Kediri.

    Minggu siang, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar 301 di hotel itu.

    Tampak garis polisi terpasang di kamar yang menjadi saksi bisu mutilasi tubuh Uswatun Khasanah. 

    Pantauan Tribun Network sejak pagi, aparat kepolisian telah melakukan sterilisasi area dan memasang garis polisi di kamar 301, tempat korban menginap. 

    Petugas terlihat mondar-mandir melakukan pemeriksaan, sementara awak media masih kesulitan menggali informasi lebih lanjut karena penyelidikan masih berlangsung.  

    Dari pantauan di lokasi, kamar yang dihuni korban berada di lantai satu hotel.

    Tampang RTH alias A tersangka mutilasi jasad wanita dalam koper di Ngawi, yang ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim, Minggu (26/1/2025) (TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI)

    Tidak seperti hotel-hotel dengan bangunan tinggi, kamar di Hotel Adisurya lebih menyerupai penginapan dengan akses langsung ke area luar, sehingga memudahkan akses keluar-masuk tamu.  
     
    Menurut Irfan, seorang satpam hotel menyebutkan sejak pagi telah datang mobil Inafis dari kepolisian untuk melakukan olah TKP. 

    “Ada dua petugas yang datang dan memasang garis polisi,” ungkapnya. 
      
    Saat dikonfirmasi, pihak manajemen hotel belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut terkait kejadian tragis tersebut.

    Mereka menyatakan masih menunggu perkembangan dari pihak kepolisian.  

    Meskipun terjadi insiden besar, operasional hotel tetap berjalan seperti biasa.

    Tamu hotel masih keluar-masuk, dan aktivitas pelayanan tidak terganggu meskipun ada penyelidikan di salah satu kamar.  

    Pihak hotel maupun tamu lainnya belum memberikan keterangan mengenai apakah ada suara mencurigakan atau pergerakan aneh di sekitar kamar 301 sebelum kejadian mutilasi terjadi.

    Hingga saat ini, kepolisian terus melakukan pendalaman terkait motif pembunuhan sadis ini.

    Pelaku masih dalam pengejaran, dan berbagai bukti dari lokasi kejadian telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.  

    “Mohon maaf untuk informasi belum bisa saya berikan,” imbuh Irfan sambil mengatakan bahwa pelayanan hotel masih berjalan lancar seperti biasa.

    Buang potongan tubuh di 3 kabupaten

    Jasad wanita dalam koper ditemukan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Kamis, (23/1/2025). Pelaku kini telah ditangkap oleh polisi. (Kolase Istimewa/TribunJatim.com)

    RTH telah mutilasi Uswatun Khasanah menjadi beberapa bagian.

    RTH membuang potongan-potongan tubuh perempuan pemandu lagu lepas itu di tiga kabupaten.

    Potongan kepala dibuang di wilayah Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. 

    Tepatnya di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo.

    Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro menuturkan kepala jenazah ditemukan pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” kata Eko, Minggu.

    Potongan kepala korban dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung, Minggu.

    Bagian tubuh kemudian dibawa menggunakan mobil Unit Inafis Satreskrim Polres Trenggalek.

    Personel yang membawa bagian jenazah ini tiba pukul 12.55 WIB, disambut personel Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung.

    Bagian kepala ini dibungkus dengan kantong jenazah berwarna oranye, langsung dibawa ke ruang pemulasaraan.

    Sedangkan potongan kaki korban dibuang RTH di di Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

    Potongan kaki itu saat ini dititipkan di RSUD dr Harjono.

    “Jam 05.00 kamar jenazah RSUD dr Harjono menerima bungkusan kresek dari Polsek Sampung dan Satreskrim Polres Ponorogo,” ungkap Humas RSUD dr Harjono Ponorogo, Sugiyanto, Minggu.

    Bungkusan itu seperti paket dengan ukuran panjang 45 sentimeter dan lebar 28 sentimeter.

    “Setelah diterima, bungkusan itu dimasukkan frezer jenazah di kamar jenazah RSUD dr Harjono Ponorogo,” kata Sugiyanto saat ditemui di RSUD dr Harjono Ponorogo.

    Sementara itu warga Jalan Ponorogo-Magetan, Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo geger lantaran ditemukan bungkusan seperti paket.

    Diduga merupakan potongan kaki milik korban mutilasi di Ngawi, Uswatun Khasanah.

    Dari informasi warga, di lokasi penemuan kaki banyak aparat polisi.

    Sebelumnya, koper merah membuat geger warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.

    Koper itu berisi sebagian tubuh Uswatun Khasanah, Kamis (23/1/2025).

    Berita Viral lainnya