kab/kota: Tulungagung

  • Seorang Jamaah Haji Asal Surabaya Meninggal Dunia di Tanah Suci

    Seorang Jamaah Haji Asal Surabaya Meninggal Dunia di Tanah Suci

    Surabaya (beritajatim.com) – Kabar duka kembali menyelimuti rombongan jemaah haji asal Jawa Timur setelah seorang jemaah haji laki-laki asal Surabaya, Soesanto Soemantri Notodiarjo (73), dikabarkan meninggal dunia di Arab Saudi pada Sabtu (17/5) kemarin.

    Plh Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugiyo mengatakan sebelum meninggal dunia jamaah lansia bernama Soesanto Soemantri Notodiarjo sempat dirawat di rumah sakit di Madinah karena keluhan hipertensi.

    “Satu jemaah Embarkasi Surabaya telah wafat pada Sabtu 17 Mei 2025 malam, pukul 21.30 waktu Arab Saudi, atas nama Soesanto Soemantri Notodiarjo 73 tahun,” kata Sugiyo di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Senin (19/5/2025).

    Sugiyo turut menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya salah satu jemaah haji tersebut. Dia mendoakan agar ibadah yang tengah dijalani almarhum diterima.

    “Almarhum berasal dari Kota Surabaya yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 16. Saat ini jenazahnya telah dimakamkan di Komplek Pemakaman Baqi, Madinah,” urainya.

    Kabar duka dari tanah suci hari ini menambah jumlah jemaah haji Jawa Timur yang meninggal dunia menjadi 5 orang, setelah sebelumnya dilaporkan warga dari Tulungagung, Bangkalan, Sidoarjo, dan Kediri.

    “Dua jemaah wafat di Rumah Sakit Haji (Sukolilo, Surabay), satu jemaah wafat di pesawat, dua jemaah wafat di Arab Saudi,” ujarnya.

    Sugiyo menyebut, para jemaah haji yang meninggal akan mendapatkan asuransi senilai Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). Selain itu, nomor keberangkatannya juga bisa digantikan oleh pihak keluarga.

    Sedangkan diketahui, sampai hari ini AHES mencatat sudah memberangkatkan sebanyak 56 kloter ke Tanah Suci. Dengan rincian, sebanyak 36.845 orang yang termasuk jemaah haji dan petugas. [ram/ian]

  • Video Oknum Polisi Tabrak Pemotor di Tulungagung Viral, Ini Faktanya

    Video Oknum Polisi Tabrak Pemotor di Tulungagung Viral, Ini Faktanya

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sebuah video yang menarasikan oknum anggota Satlantas Polres Tulungagung menabrak pemotor saat mengejar pelanggar lalu lintas viral di media sosial. Dalam rekaman itu tampak dua polisi berdiri di dekat korban kecelakaan, disertai klaim bahwa mereka menabrak pengendara. Video ini langsung memicu pro dan kontra di kalangan netizen.

    Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP M Taufik Nabila, menegaskan bahwa narasi dalam video tersebut keliru. Ia menjelaskan ada dua kejadian yang terjadi secara bersamaan: pengejaran pelanggar lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara lain.

    Insiden bermula saat petugas Satlantas mendapati dua orang pengendara Honda Beat tanpa helm di kawasan Pos Tamanan, Kecamatan Tulungagung Kota. Saat dihentikan, mereka justru kabur dan tancap gas.

    “Keduanya diketahui tidak mengenakan helm,” ujar AKP Taufik, Senin (19/5/2025).

    Polisi kemudian melakukan pengejaran hingga ke Desa Tanjungsari. Saat itu, pelanggar menabrak seorang pengendara yang hendak keluar dari gang. Kecelakaan tersebut direkam oleh warga dan diunggah ke media sosial dengan narasi yang menyebut polisi sebagai pihak yang menabrak korban.

    “Hal itu salah, kita di lokasi justru membantu dengan memanggil ambulan untuk menyelamatkan korban,” tegasnya.

    Korban mengalami luka ringan dan telah mendapat perawatan medis. AKP Taufik juga mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang beredar di media sosial tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu.

    “Kami imbau kepada masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang belum tentu benar di media sosial. Saring sebelum sharing, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman publik,” pungkasnya. [nm/beq]

  • Umat Buddha di Tulungagung Gelar Ritual Atthami Puja di Candi Sanggrahan

    Umat Buddha di Tulungagung Gelar Ritual Atthami Puja di Candi Sanggrahan

    Tulungagung (beritajatim.com) – Umat Buddha di Tulungagung mengikuti ritual Atthami Puja, di Candi Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu. Ritual ini dilakukan 8 hari setelah perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak.

    Hari ke delapan setelah Waisak merupakan perayaan penting dalam agama Buddha yang menghormati kelahiran, pencerahan, dan parinirvana Sang Buddha Gautama. Dalam ritual ini mereka melakukan Pradaksina atau berjalan mengelilingi candi sebanyak 3 kali. Mereka juga membaca puja di depan altar yang sudah disiapkan.

    Pembina rohaniawan Vihara Buddha Loka Theravada, Pandita Sugianto mengatakan ritual ini diikuti umat Buddha di wilayah Tulungagung. Mereka memilih Candi Sanggrahan sebagai lokasi Atthami Puja karena memiliki kisah sejarah yang mendekati ritual ini.

    Candi peninggalan zaman Kerajaan Majapahit ini merupakan lokasi persinggahan abu jenasah seorang Bikhuni bernama Rajapatni Dewi Gayatri. “Candi ini memiliki sejarah yang berkaitan dengan umat Buddha karena menjadi persinggahan abu jenasah seorang Bikhuni,” ujarnya.

    Ritual ini merupakan peringatan saat dikremasinya jenasah sang Buddha Gautama. Mereka mengawali ritual ini dengan melakukan Pradaksina. Setelah itu mereka membacakan puja untuk Buddha, Damma dan Sangha. Mereka juga membacakan doa di depan altar yang sudah disiapkan.

    “Kita juga melakukan penutupan dengan Pattidana atau pelimpahan jasa yang kami persembahkan untuk leluhur atau makhluk hidup lainnya dengan harapan memancarkan energi positif dan memberikan kebahagiaan dengan seluruh makhluk,” terangnya.

    Ritual Athami Puja ini belum banyak dikenal bagi umat Buddha. Mayoritas mereka hanya mengenal perayaan Hari raya Tri Suci Waisak saja. Di Tulungagung sendiri ritual ini baru dilakukan sejak empat terakhir.

    Banyaknya Biksu yang memperdalam ajaran Buddha di negara lain membuat ritual ini baru dilakukan di Indonesia. “Sebenarnya ritual ini sudah lama ada, namun belum banyak dikenal umat di Indonesia,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Viral Polisi Tabrak Pelanggar Lalu Lintas, Kasat Lantas Polres Tulungagung Beberkan Faktanya

    Viral Polisi Tabrak Pelanggar Lalu Lintas, Kasat Lantas Polres Tulungagung Beberkan Faktanya

    Tulungagung (beritajatim.com) – Video viral terkait anggota polisi Satlantas Polres Tulungagung, yang dinarasikan mengejar dan menabrak pengendara sepeda motor menjadi perhatian warganet.

    Video dengan durasi 1 menit 34 detik ini menyebar di berbagai platform media dan menjadi perbincangan di media sosial pada Minggu, (18/05/2025).

    Dalam video diceritakan bahwa dua anggota Satlantas mengejar terduga pelaku pelanggaran lalu lintas hingga masuk ke pelosok desa. Bahkan, untuk menghentikan pengendara motor, seakan-akan petugas harus menabrak hingga jatuh.

    Terkait hal itu Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP Taufik Nabila pun angkat bicara. AKP M. Taufik Nabila menjelaskan, insiden tersebut terjadi pada Minggu (18/5/2025) saat anggota Satlantas tengah melakukan patroli di sekitar Pos Tamanan, Kecamatan Tulungagung Kota.

    Petugas mendapati dua pelajar SMP mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm dan berboncengan.

    “Saat diberhentikan, kedua remaja tersebut justru melarikan diri dan memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi ke arah Desa Tanjungsari,” ungkap Taufik.

    Dalam upaya melarikan diri dari kejaran petugas, pengendara pelanggar justru menabrak seorang perempuan pengendara Honda Scoopy merah yang tengah keluar dari gang. Kejadian inilah yang kemudian direkam oleh warga dan diunggah ke media sosial dengan narasi yang menyudutkan petugas kepolisian.

    “Perlu kami luruskan, kejadian tersebut melibatkan pelanggar lalu lintas yang menabrak pengguna jalan lain. Polisi tidak menabrak siapa pun,” tegasnya.

    Taufik menyebut, petugas yang berada di lokasi langsung sigap memberikan bantuan dengan memanggil ambulans untuk membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak Tulungagung.

    “Korban mengalami luka ringan dan dalam kondisi sadar saat mendapat penanganan medis,” lanjutnya.

    Adapun identitas pelanggar diketahui berinisial H (15) dan A (15), warga Desa Joho, Kecamatan Kalidawir. Mereka mengendarai Honda Beat merah dengan pelat nomor AG 4596 RCL. Sedangkan korban pengendara Scoopy adalah S, warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu, dengan nomor polisi AG 6538 RCL.

    Menanggapi simpang siurnya informasi yang beredar, Kasat Lantas Polres Tulungagung pun menghimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi unggahan di media sosial dan tidak serta-merta mempercayai narasi yang belum terverifikasi.

    “Kami mengajak masyarakat untuk selalu cermat dan melakukan pengecekan terhadap informasi yang beredar, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat,” pungkasnya. (ted)

  • Tunggu Perahu Tambangan, Pria Kediri Terjebur ke Sungai Brantas Bersama Motornya

    Tunggu Perahu Tambangan, Pria Kediri Terjebur ke Sungai Brantas Bersama Motornya

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang pria bernama Karmuji (55), warga Dusun Boto, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, dilaporkan tenggelam di Sungai Brantas, Minggu (18/5/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Kejadian tersebut terjadi di lokasi tambangan Desa Ngadi, ketika korban hendak menyeberangi sungai menggunakan perahu penyeberangan tradisional.

    Kapolsek Mojo, AKP Karyawan Hadi, S.H., M.H., menyampaikan bahwa korban saat itu sedang menunggu perahu dari arah timur sambil berdiri di pinggir dermaga yang terbuat dari anyaman bambu.

    “Korban saat menunggu perahu posisi di pinggir dermaga yang terbuat dari sesek/bambu dianyam di bagian barat, tidak disadari korban berpegangan bambu kering dan rapuh. Tiba-tiba bambu patah dan korban jatuh bersama dengan motornya,” jelas Kapolsek AKP Karyawan Hadi.

    Korban bersama sepeda motor Shogun warna merah bernopol AG 4330 OAJ langsung tenggelam dan hilang di arus sungai yang deras. Sementara motor berhasil ditemukan tidak jauh dari lokasi dan telah dievakuasi warga.

    Dua saksi mata di lokasi kejadian adalah Nur (50) dan Mansur (42), keduanya warga Desa Banjarsari, Ngantru, Tulungagung. Mansur diketahui sebagai pemilik perahu tambangan urut membantu proses evakuasi motor korban dan memberikan keterangan awal kepada petugas.

    Polsek Mojo bersama jajaran Reskrim, SPKT, serta tim BPBD Kabupaten Kediri segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mencatat keterangan para saksi, dan memulai pencarian korban di sekitar lokasi.

    “Upaya pencarian masih terus dilakukan. Kami juga mengimbau warga yang ikut terlibat untuk berhati-hati karena arus sungai cukup deras,” pungkas AKP Karyawan Hadi. [nm/ted]

  • Dulu Desa Terpencil, Kini Cileng Magetan Jadi Contoh Pengentasan Stunting

    Dulu Desa Terpencil, Kini Cileng Magetan Jadi Contoh Pengentasan Stunting

    Magetan (beritajatim.com) – Desa Cileng di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, berhasil mencuri perhatian publik dengan transformasi luar biasa dari desa terpencil menjadi teladan pembangunan. Terpilihnya Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) Desa Cileng sebagai wakil Kabupaten Magetan dalam penilaian tingkat Provinsi Jawa Timur menjadi bukti nyata kemajuan desa ini. Penjabat (Pj) Bupati Magetan, Nizhamul, mengapresiasi pencapaian tersebut.

    “Desa Cileng dahulu masuk menjadi kategori Desa Terpencil dan Miskin menurut Kemendes PDT dan Transmigrasi, kini sudah maju dengan beberapa torehan prestasi, tingginya angka unmet need kala itu yaitu sebanyak 7,81 persen dijawab oleh desa ini, hingga bisa mencapai capaian partisipasi masyarakat mengikuti program KB. Pada capaian kesertaan Pasangan Usia Subur (PUS) ber-KB meningkat menjadi 72,31 persen serta kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmeet Need) menurun menjadi 4,31 persen,” ungkap Nizhamul.

    Tidak hanya dalam aspek kependudukan, Indeks Desa Membangun (IDM) Desa Cileng pun mengalami peningkatan signifikan, dari 0,6810 dengan kategori berkembang menjadi 0,7606 dan masuk kategori maju. Salah satu pencapaian paling membanggakan adalah diraihnya penghargaan sebagai desa bebas stunting dalam ajang Stunting Awards 2023, prestasi yang mengangkat nama Magetan di tingkat nasional.

    Dalam Lomba Kampung Keluarga Berkualitas Provinsi Jawa Timur Tahun 2025, Desa Cileng bersaing sebagai nominator dalam kategori Penguatan Pengelolaan Kampung KB Kabupaten. Dua desa lainnya yang menjadi pesaing di tingkat provinsi adalah Desa Mangundikaran dari Kabupaten Nganjuk dan Desa Sumberrejo Kulon dari Kabupaten Tulungagung.

    Tim penilai provinsi yang hadir langsung ke Desa Cileng pada Jumat (16/5/25) terdiri dari Ketua Yuni Dwi Tjadikijanto, S.E., serta anggota Dr. Lutfi Agus S., SKM, M.Si, Aninda RoseN, S.Sos, M.Si, Nur Hotimash, S.Sos, M.PSDM, dan Desy Mega Aditia, M.Psi. Mereka menilai penerapan program Quick Win dari BKKBN yang mencakup lima inisiatif strategis, yaitu Taman Asuh Anak (Tamasya), Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (GENTING), Gerakan Ayah Teladan (GATE), Lansia Berdaya, dan AI-Super App. [fiq/beq]

  • Hujan Deras, 2 Sekolah di Tulungagung Terendam Banjir dan Lumpur

    Hujan Deras, 2 Sekolah di Tulungagung Terendam Banjir dan Lumpur

    Tulungagung (beritajatim.com) – Aktivitas belajar mengajar di dua sekolah di Tulungagung terganggu karena banjir. Proses belajar siswa di SMPN 3 Tulungagung dan SDN 1 Besole terpaksa dilakukan secara online. Hal ini dikarenakan ruangan kelas dan sekolah mereka terkena banjir.

    Kondisi paling parah terjadi di SDN 1 Besole, Kecamatan Besuki. Tak hanya air, banjir juga membawa lumpur masuk ke dalam kelas. Intensitas hujan yang terjadi setiap hari membuat kedua sekolah tersebut terkena banjir.

    Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Rahadian Puspita Bintara mengaku sudah mendapatkan informasi terkait bencana yang terjadi di dua sekolah tersebut. Pihaknya akan segera melakukan pendataan terkait kemungkinan adanya kerusakan.

    Setelah itu mereka akan melaporkannya ke Bupati Tulungagung untuk ditindaklanjuti. “Kita sudah menerima laporan nantinya akan kita sampaikan ke Bupati Tulungagung,” ujarnya, Jumat (16/05/2025).

    Peristiwa banjir di sekolah tersebut hampir selalu terjadi setiap tahun. Air dan lumpur masuk ke kawasan sekolah saat hujan terjadi dengan intensitas yang cukup lama. Dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan setiap hari.

    Lokasi sekolah yang lebih rendah dengan jalan juga membuat air dengan mudah masuk ke kelas. “Dua sekolah ini memang menjadi langganan banjir, apalagi hujan terjadi cukup deras dan setiap hari,” tuturnya.

    Meskipun begitu Rahadi memastikan kondisi ini tidak mengganggu proses belajar mengajar. Siswa belajar di rumah dengan sistem online. Beberapa guru juga membersihkan ruang kelas dan sekolah yang terendam air dan lumpur.

    Setelah ruang kelas dan sekolah bersih, siswa akan masuk seperti biasa. “Untuk proses belajar mengajar dilakukan secara online,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jatim: Pancaroba Picu Banjir dan Longsor

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Provinsi Jatim mengatakan, bahwa saat ini pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Di sisa musim hujan ini masih ada wilayah di Jatim yang terjadi hujan deras atau cuaca ekstrem hingga terjadi banjir dan longsor.

    “Kami imbau warga untuk waspada dan turut aktif membersihkan lingkungan sekitar, perhatikan aliran air di selokan agar tidak mampet dan menyebabkan banjir,” tegas Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto kepada wartawan di kantornya, Jumat (16/5/2025).

    Dia memprediksi potensi cuaca ekstrem terjadi hingga akhir Mei 2025. Musim hujan kali ini diperkirakan bakal lebih lama dibanding tahun lalu.

    “Jadi, potensi cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin masih berpotensi terjadi hingga akhir Mei ini,” katanya.

    Gatot menyebut saat ini masih ada beberapa titik di Jatim yang terjadi bencana banjir. Yakni, Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri.

    “Di beberapa daerah ada banjir Sidoarjo, Kota Blitar, Kota Kediri. Kami turunkan tim, dan tim kami bersama kabupaten/kota melakukan penambalan tanggul jebol di Jombang dan pembersihan pasca banjir di Pamekasan. Kalau yang sudah surut di Sampang, Tulungagung, Pamekasan,” tuturnya.

    “Di Lumajang juga ada sungai yang terdampak erupsi Gunung Semeru hingga ada warga yang terisolir,” tambahnya.

    Gatot meminta warga waspada dan rutin mengecek saluran-saluran air di perkampungan agar tidak terjadi banjir. Meski sudah memasuki musim pancaroba, curah hujan masih tinggi. [tok/aje]

  • Warga Tulungagung Hilang Terseret Arus Sungai Saat Menyeberangi Jembatan

    Warga Tulungagung Hilang Terseret Arus Sungai Saat Menyeberangi Jembatan

    Tulungagung (beritajatim.com) – Seorang perempuan muda di Tulungagung dilaporkan hilang setelah terseret arus sungai. Korban diketahui bernama Febi Anggun Lestari (19), warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalidawir.

    Saat kejadian korban bersama temannya sedang berusaha melewati jembatan tanpa pembatas yang tergenang aliran sungai di desanya. Tiba-tiba debit sungai bertambah dan menyebabkan korban terseret arus. Proses pencarian masih berlangsung hingga saat ini.

    Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto mengatakan peristiwa tersebut terjadi kemarin sore. Saat itu korban bersama temannya sedang dalam perjalanan pulang usai bermain di Pantai Sine. Mereka melewati sebuah jembatan tanpa pembatas yang kondisinya tergenang banjir. Mereka kemudian menuntun sepeda motor yang ditumpanginya untuk bisa lewat jembatan tersebut.

    “Jembatan tersebut tidak ada pembatasnya di samping, kondisi sungai juga sedang banjir dan airnya sudah diatas jembatan,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).

    Saat sedang melewati jematan tiba tiba debit air sungai bertambah. Korban yang sudah tidak kuat berteriak minta tolong dan terjatuh terseret arus sungai. Teman korban berhasil selamat setelah berpegangan akar pohon nangka. Sedangkan korban hingga saat ini masih belum ditemukan. “Arusnya cukup deras sehingga korban tidak kuat dan terjatuh terseret arus sungai,” tuturnya.

    Warga sekitar melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Mereka berusaha melakukan upaya pencarian dengan menyusuri sungai tersebut. Mereka menemukan sepeda motor yang juga terseret arus sungai. Sepeda motor tersebut ditemukan sejauh 100 meter dari lokasi kejadian. Karena keterbatasan pencahayaan, proses pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan hari ini.

    “Proses pencarian terhadap korban masih berlangsung hingga saat ini, korban masih belum ditemukan,” pungkasnya. [nm/suf]

  • Alasan Kesehatan, Keberangkatan 6 CJH Cadangan Tulungagung Ditunda

    Alasan Kesehatan, Keberangkatan 6 CJH Cadangan Tulungagung Ditunda

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sebanyak 89 Calon Jemaah Haji (CJH) cadangan asal Kabupaten Tulungagung telah diberangkatkan dari Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso. Namun, enam jemaah lainnya terpaksa menunda keberangkatan karena alasan kesehatan.

    Kepala Staf Penyelenggara Haji Kemenag Tulungagung, Masngut, menjelaskan bahwa keenam CJH tersebut sebenarnya telah mendapatkan visa haji, namun memilih menunda keberangkatan. “Ada 6 yang memilih menunda keberangkatan dengan alasan kesehatan,” ujarnya, Rabu (14/5/2025).

    Menurut Masngut, total ada 95 CJH cadangan yang naik status dan telah mendapatkan visa haji. Dari jumlah tersebut, 82 diberangkatkan dalam kloter 45 dan 7 lainnya dalam kloter 46 embarkasi Surabaya. Mereka bergabung dengan jemaah dari daerah lain seperti Trenggalek, Kediri, dan Blitar.

    Meski tertunda, keenam jemaah masih memiliki peluang berangkat tahun ini selama kuota masih tersedia. Pemberangkatan jemaah cadangan dijadwalkan berlangsung hingga 30 Mei 2025. “Mereka masih bisa berangkat tahun ini selama kuota belum terpenuhi,” jelas Masngut.

    Sementara itu, masih ada 51 CJH cadangan lain yang belum dapat dipastikan keberangkatannya karena belum menerima visa dan masih menunggu kepastian kuota. Jika tidak berangkat tahun ini, mereka akan menjadi prioritas untuk musim haji tahun depan karena telah melunasi biaya perjalanan.

    Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, berpesan kepada para jemaah untuk menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci. Ia berharap seluruh jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali dalam keadaan sehat. “Tentunya ibadah hajinya mabrur,” pungkasnya. [nm/beq]