kab/kota: Tulungagung

  • ASN di Tulungagung Bakal Terima Gaji ke-13, Total Anggaran Capai Rp60 Miliar

    ASN di Tulungagung Bakal Terima Gaji ke-13, Total Anggaran Capai Rp60 Miliar

    Tulungagung (beritajatim.com) – Pemkab Tulungagung telah mengalokasikan anggaran untuk membayar gaji ke 13 buat ASN. Besaran anggaran yang disiapkan mencapai Rp 60 miliar.

    Tak hanya ASN, para anggota DPRD juga akan mendapat gaji ke-13 ini. Saat ini mereka masih menunggu petujuk teknis dari pemerintah pusat terkait pencairan gaji tersebut. Nantinya jika regulasi sudah turun, mereka akan segera mencairkannya.

    Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Tulungagung, Galih Nusantoro mengatakan pencairan gaji 13 ini rencananya akan dilakukan pertengahan bulan ini. Namun, pencairannya masih menunggu lampu hijau dari pemerintah pusat berupa regulasi resmi.

    “Anggaran sudah kami siapkan. Saat ini, tinggal menunggu peraturan pemerintah atau instruksi presiden sebagai dasar teknis penyaluran,” ujarnya, Minggu (1/6/2025).

    Dari total anggaran Rp 60 miliar tersebut, sekitar Rp50 miliar akan dialokasikan untuk pembayaran gaji 13 para PNS dan PPPK yang merupakan ASN, sementara sisanya digunakan untuk berbagai tunjangan yang menyertai, seperti tunjangan keluarga, tunjangan pangan, serta tunjangan jabatan atau tunjangan umum.

    Menariknya, anggota DPRD juga tak ketinggalan mendapat jatah gaji ke-13. Untuk 50 anggota dewan, Pemkab Tulungagung menyiapkan anggaran sebesar Rp 207 juta. ” Kita juga mengalokasikan gaji 13 untuk anggota DPRD Tulungagung,” tuturnya.

    Tidak semua ASN mendapatkan gaji 13. Galih mejelaskan bahwa gaji 13 ini hanya diberikan kepada ASN dan PPPK yang telah memiliki masa kerja minimal dua tahun. Sedangkan bagi ASN dan PPPK yang masa kerjanya masih dibawah 2 tahun tidak mendapatkannya.

    “PPPK dan CPNS yang baru saja menerima SK pengangkatan pada tanggal 28 Mei 2025 belum memenuhi syarat. Jadi, mereka belum bisa menerima gaji ke-13 tahun ini,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Camilan Ikan Kering Tembus Ekspor, Wanita Ini Kantongi Puluhan Juta

    Camilan Ikan Kering Tembus Ekspor, Wanita Ini Kantongi Puluhan Juta

    Jakarta

    Cita-cita menjadi pengusaha sukses bisa terwujud jika dilakukan dengan sungguh-sungguh. Itu lah yang diterapkan seorang ibu pekerja bernama Siti Masito (56) yang kini disibukkan dengan usahanya melalui olahan camilan kering berbasis ikan.

    Wanita asal Tulungagung, Jawa Timur itu mencoba peruntungannya di bisnis camilan kering berbasis ikan sejak 2015 dengan nama produksi Mina Bunga Cempaka. Keputusan itu diambil setelah sebelumnya ia bekerja sebagai buruh dan penjahit baju seragam.

    “Awal mulanya produksi kue basah, tapi kalau kue basah terlalu capek karena siang malam produksi, pagi sudah diambil. Karena terlalu capek setiap hari ada orderan, kuwalahan, terus kita pilih terjun ke camilan kering berbasis ikan karena bisa bertahan lama,” kata Siti Masito saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (31/5/2025).

    Siti Masito mengaku awalnya tidak mudah untuk memperkenalkan produknya kepada pelanggan. Berkat kerja keras dengan mengikuti berbagai pelatihan hingga memiliki sertifikasi halal, produknya semakin dikenal.

    Kini camilan berbasis ikan milik Siti Masito sudah menembus pasar luar negeri seperti Hong Kong, Malaysia, dan Taiwan lewat vendor ekspor. Ia juga pernah meraih juara 1 di pameran Banjarmasin dan produknya lolos kurasi Bank Indonesia (BI) hingga dipasarkan sampai Amerika Latin.

    Jika ditarik ke belakang, modal usaha Siti Masito saat itu sekitar Rp 5 juta untuk membeli bahan baku dan alat-alat produksi. Kini dari usaha tersebut dirinya bisa mengantongi rata-rata Rp 25 juta per bulan.

    “Awal-awal pernah Rp 7 juta per bulan, mulai 2024 rata-rata Rp 15-25 juta per bulan. Kita punya semacam reseller, jadi kalau sebelum puasa itu reseller sudah pada berdatangan untuk mengambil tester. Pas Hari Raya itu kadang bisa mencapai Rp 80-100 juta,” beber Siti Masito.

    Produk seperti kulit patin crispy, abon lele, hingga sumpia ebi menjadi andalan. Selain memenuhi kebutuhan ekspor, produknya itu rutin dikirim ke berbagai tempat oleh-oleh yang sudah menjadi mitranya.

    “Karyawan saat ini ada empat cukup. Paling kalau mendekati Hari Raya itu biasanya kita ada tambahan karyawan harian,” bebernya.

    Camilan Ikan Kering Tulungagung Tembus Ekspor, Omzetnya Puluhan Juta Foto: Dok. Mina Bunga Cempaka

    Dari Siti Masito juga bisa dipelajari bahwa kepandaian dalam menjalin relasi bisnis dan memperluas jaringan begitu penting dalam mengembangkan usaha kecil menjadi besar. Hal ini juga menjadi motivasi bagi para ibu rumah tangga lainnya untuk mengejar impian dan mengembangkan potensi wirausaha yang dimiliki.

    “Tetap semangat, jangan patah semangat, jangan takut mencoba, harus berani mencoba, jangan takut kalah. Kita tetap semangat, kita optimis, kita harus bisa. Kalau mau bisnis yang penting ada niat, bismillahirrahmanirrahim kita niat untuk usaha, selain itu kita niati ibadah, mudah-mudahan bisnis yang kita jalani membawa berkah,” pesannya.

    Menurutnya, yang menjadi kendala dalam berbisnis saat ini adalah biaya ongkir yang mahal utamanya untuk pengiriman ke luar pulau Jawa. Hal ini membuat calon reseller-nya yang berada di sana menjadi pikir dua kali untuk menjualkan produk Siti Masito.

    Untuk harga, camilan kering berbasis ikan dijual dengan harga beragam mulai dari Rp 12.000-25.000/pcs. Untuk kemasan setengah kilogram (kg), harganya Rp 40.000-80.000.

    Mau coba? Info selengkapnya hubungi 082142164726. Ada juga sistem reseller, cocok bagi yang ingin memiliki penghasilan namun tidak punya modal besar.

    (aid/ara)

  • Demi Rupiah, Warga Nekat Berburu Emas Meski Sudah Dilarang

    Demi Rupiah, Warga Nekat Berburu Emas Meski Sudah Dilarang

    Foto Bisnis

    Rafida Fauzia – detikFinance

    Jumat, 30 Mei 2025 17:00 WIB

    Tulungagung – Warga Tulungagung masih nekat mendulang emas di Sungai Kalibambang. Meski hasilnya sangat kecil dan sempat dilarang, aktivitas ini tetap berlangsung.

  • Demam Emas di Tulungagung: Sungai Bamban Diserbu Pemburu Harta Karun

    Demam Emas di Tulungagung: Sungai Bamban Diserbu Pemburu Harta Karun

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sejumlah warga mencari emas di aliran Sungai Bamban, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Dengan peralatan sederhana mereka berusaha memisahkan biji emas dari tanah dan pasir. Aktifitas tersebut mulai ramai dilakukan warga sejak 10 hari terakhir ini. Video pencarian emas di sungai tersebut telah viral di media sosial. Beberapa warga dari luar kota juga ikut mendatangi sungai tersebut untuk mencari emas.

    Salah seorang warga, Siran mengatakan aktifitas pencarian emas ini mulai ramai sejak viral di media sosial. Menurutnya pencarian emas ini berawal dari seorang warga Kediri. Setelah itu banyak warga yang ikut-ikutan mencari emas. Mereka penasaran dengan informasi temuan emas yang menyebar di media sosial. “Banyak juga yang hanya iseng ikut ikutan mencari emas di sungai ini,” ujarnya, Kamis (29/05/2025).

    Warga Tulungagung ramai-ramai cari emas di Sungai

    Informasi yang menyebar di media sosial tersebut membuat Adi, warga Blitar ikut mencari emas di sungai ini. Setelah beberapa jam berusaha, Adi mulai menemukan butiran emas di sungai tersebut. Menurutnya ini merupakan jenis emas lepas. Kadar emas juga disebut mencapai antara 80-90 persen. “Di kalangan penambang emas ini disebut emas lepas, saya yakin di hulu sungai semakin banyak ditemukan,” tuturnya.

    Meski begitu emas yang diperoleh di sungai tersebut masih perlu diolah lagi. Nantinya butiran emas ini akan diberi air raksa untuk mengikat. Setelah itu emas baru bisa dilebur dan dijual. Dari informasi warga terdapat pembeli emas yang datang lagsung ke lokasi tersebut. Mereka membeli langsung emas yang ditemukan warga. “Kalau tadi saya tanya warga sini harganya bisa Rp 900- Rp 950 ribu per gram nya,” pungkasnya. [nm/kun]

  • BPBD Trenggalek Terus Lakukan Pembersihan Material Longsor

    BPBD Trenggalek Terus Lakukan Pembersihan Material Longsor

    Trenggalek (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih terus melakukan upaya pembersihan material longsor, di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Material longsor masih menutup sejumlah akses jalan di desa tersebut.

    Petugas juga dibantu warga sekitar untuk melakukan pembersihan ini. Satu buah alat berat dikerahkan agar proses pembersihan berjalan maksimal.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan pasca operasi pencarian terhadap korban resmi berakhir, mereka mulai fokus melakukan pembersihan material longsor. Petugas melakukan pembersihan di beberapa akses jalan yang masih tertutup.

    “Mulai dari jalan penghubung antar RT hingga akses jalan penghubung ke Tulungagung kita bersihkan dari material longsor,” ujarnya.

    Pihak BPBD juga mulai melakukan mitigasi untuk mencari lokasi yang akan digunakan sebagai tempat relokasi korban bencana longsor ini. Mereka akan berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Desa setempat, guna menentukan titik relokasi.

    “Kita mulai melakukan koordinasi untuk mencari lokasi relokasi, setelah lokasi dapat akan segera kita laporkan ke provinsi,” tuturnya.

    Sementara itu, Sekda Kabupaten Trenggalek Edy Soepriyanto menambahkan lokasi relokasi diusahakan akan berada di desa tersebut. Penentuan titik relokasi tentunya juga memperhatikan kondisi masyarakat setempat. Nantinya pihak Pemprov Jatim akan membangun kembali rumah korban longsor di titik relokasi yang sudah disepakati.

    “Lokasi relokasi kita yang mencarikan, untuk pembangunan rumah akan dilakukan oleh Pemprov Jatim,” pungkasnya. [nm/beq]

  • Pria Serabutan Temukan Emas Saat Ikut Tren Tetangga Mendulang di Sungai Tulungagung
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        28 Mei 2025

    Pria Serabutan Temukan Emas Saat Ikut Tren Tetangga Mendulang di Sungai Tulungagung Surabaya 28 Mei 2025

    Pria Serabutan Temukan Emas Saat Ikut Tren Tetangga Mendulang di Sungai Tulungagung
    Tim Redaksi
    TULUNGAGUNG, KOMPAS.com
    – Sebuah keberuntungan tak terduga menghampiri
    Ifan Aditia
    (36) saat mencoba
    mencari emas
    di aliran sungai dekat tempat tinggalnya di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten
    Tulungagung
    , Jawa Timur.
    Ifan, yang sehari-harinya bekerja serabutan, mengaku baru pertama kali mencoba peruntungan ini, mengikuti tren yang berkembang di kalangan tetangganya.
    “Ini saya bersama istri mencari emas. Tetangga cari emas katanya ada emasnya gitu,” kata Ifan saat ditemui di lokasi pencarian pada Rabu (28/5/2025).
    Ia mengaku mendapatkan emas pada percobaan pertamanya, yang membuatnya bersyukur atas rezeki yang tak terduga ini.
    Lokasi yang dipilih Ifan, seperti warga lainnya, yakni di aliran Sungai Desa Keboireng.
    “Sudah dapat tadi satu lumayan besar dari pada lainnya. Kira-kira sebesar ujung kepala jeruji sepeda. Sudah alhamdulillah itu. Alhamdulillah rezeki,” terang Ifan.
    Proses pencarian emas yang dilakukan Ifan terbilang sederhana dan tradisional. Ia menggunakan alat seadanya, berupa wajan bekas penggorengan.
    Caranya, ia menggali pasir aliran sungai, kemudian menaruhnya di dalam wajan dan memutar-mutarnya di air, selayaknya pendulang emas pada umumnya.
    Pasir berwarna coklat akan terbuang, sementara jika beruntung, serpihan emas akan tertinggal di dasar wajan.
    “Harus teliti, karena tidak menutup kemungkinan ada serpihan emas berukuran kecil,” terang Ifan.
    Ketika ditanya mengenai rencana ke depan, Ifan mengaku akan tetap bekerja serabutan, namun tak menutup kemungkinan untuk mencari emas lagi sebagai hiburan.
    “Ya, cari-cari hiburan, pas lagi tidak ada kerjaan di luar. Soalnya saya kerja serabutan,” terang Ifan.
    Sementara itu, sudah dua bulan terakhir, warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten
    Tulungagung
    , Jawa Timur, dihebohkan dengan adanya emas di aliran sungai tersebut.
    Semakin hari, warga desa setempat banyak yang penasaran dan ikut mencari emas di aliran sungai tersebut.
    Kemudian, aktivitas warga mendulang emas tersebut menghebohkan jagat maya dan viral di berbagai media sosial.
    Bahkan, banyak warga dari wilayah lain yang datang ke lokasi tersebut karena penasaran.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heru Tjahjono dan BGN Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis

    Heru Tjahjono dan BGN Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir di Kediri untuk melakukan edukasi warga mengenai asupan gizi yang tepat bagi masyarakat. Program MBG merupakan langkah pemerintah untuk meningkatkan gizi dan mensejahterakan masyarakat.

    Kegiatan sosialisasi program MBG dilaksanakan di Pare’s Resto, Kediri. Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini diikuti oleh 300-an peserta yang merupakan warga setempat.

    Acara sosialisasi dengan mengangkat tema bersama mewujudkan generasi sehat Indonesia ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Heru Tjahjono, Tenaga Ahli Deputi Promosi dan Kerjasama BGN
    Imam Bachtiar, dan Kepala Instalasi Gizi RSUD Iskak Tulungagung
    Ratih Puspitaningtyas.

    Anggota Komisi IX DPR RI Heru Tjahjono menyampaikan, mengenai mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini dan harus segera ditangani. Salah satunya yakni dengan membuat program MBG untuk memberikan asupan gizi kepada masyarakat.

    “Indonesia saat ini tengah menghadapi dinamika pembangunan yang kompleks dan tantangan di berbagai bidang termasuk dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tutur Heru Tjahjono.

    “Di tengah persaingan global yang semakin ketat, kita dituntut untuk mempersiapkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi,” lanjut mantan Sekdaprov Jatim ini.

    Di sisi lain, Heru yang juga mantan Bupati Tulungagung dua periode mengungkapkan bahwa Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan gizi khususnya pada anak-anak usia sekolah. Stunting, gizi buruk, dan anemia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diatasi bersama. Kondisi ini tentu akan berdampak pada kualitas SDM kita di masa mendatang jika tidak segera ditangani dengan tepat.

    Menyikapi tantangan tersebut, Program Makan Bergizi Gratis hadir sebagai salah satu solusi strategis untuk memastikan pemenuhan gizi seimbang bagi anak sekolah.

    “Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah gizi jangka pendek, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang dalam melahirkan generasi emas Indonesia yang unggul dan berkarakter,’ ungkap Heru.

    Melalui sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, ia yakin dapat mewujudkan cita-cita ini Dukungan dan peran aktif pemerintah daerah, sekolah, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci sukses implementasi program MBG di lapangan.

    Heru juga menyampaikan mengenai proyeksi bonus demografi di tahun 2030, sudah menjadi tugas bersama untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas dan produktif. Program Makan Bergızı Gratis menjadi langkah awal yang strategis untuk mewujudkan hal tersebut dan jadikan program ini sebagai momentum untuk bergerak maju, menyongsong masa depan Indonesia yang lebih gemilang.

    Tenaga Ahli Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional (BGN) Imam BachtiarImam Bachtiar menegaskan bahwa program MBG merupakan upaya pemerintah dalam memberikan peranan ekstra kepada masyarakat.

    “Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan dan ketenagakerjaan,” imbuh Imam.

    Sosialisasi program MBG bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI ini dilakukan sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai manfaat dan implementasi program MBG.

    Tujuan dari diadakannya sosialisasi program MBG adalah untuk menyebarluaskan informasi mengenai program Makan Bergizi Gratis serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung dan memanfaatkan program tersebut.

    Sementara itu, Kepala Instalasi Gizi RSUD Iskak Tulungagung Ratih Puspitaningtyas juga menyampaikan mengenai langkah nyata pemerintah untuk menekan kasus stunting yang saat ini terjadi di Tanah Air.

    “Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi Prenatal –Kelahiran-Postnatal,” ucap Ratih.

    Kualitas pangan dan gizi merupakan kunci utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Program Makan Bergizi Gratis juga sejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas atau generasi yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.

    Berdasarkan riset, Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045 dan program ini dapat menjadi pilar penting dalam mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan. [tok/beq]

  • DPRD Jatim Ingatkan Lemahnya Pengawasan Hewan Kurban Jelang Iduladha

    DPRD Jatim Ingatkan Lemahnya Pengawasan Hewan Kurban Jelang Iduladha

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Erma Susanti, mengingatkan potensi lemahnya pengawasan terhadap peredaran hewan kurban menjelang Hari Raya Iduladha 2025. Kondisi ini, menurutnya, dapat berisiko terhadap kesehatan ternak dan kestabilan ekonomi peternak lokal, khususnya dalam menghadapi ancaman penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

    “Tapi tentunya seperti biasa, setiap Iduladha selalu ada pengawasan-pengawasan terkait penyakit tertentu,” ujar Erma, Jumat (23/5/2025).

    Erma menegaskan pentingnya kehadiran aktif pemerintah, terutama Dinas Peternakan, untuk mengawal distribusi dan kesehatan hewan kurban secara ketat. Dia menekankan bahwa pergerakan hewan dari satu wilayah ke wilayah lain harus dilengkapi dokumen kesehatan resmi yang dikeluarkan oleh tenaga medis hewan.

    “Pasti nanti ada perpindahan, dan perpindahan ini ada standar secara administrasi, seperti surat pengantar dari dokter hewan,” jelas legislator dapil Blitar-Tulungagung ini.

    Menurutnya, pasar hewan dan kandang penampungan merupakan titik rawan penyebaran penyakit zoonosis. Oleh sebab itu, penempatan tenaga pengawas dan petugas medis harus dipastikan sejak jauh hari.

    “Meminimalisir penyebaran penyakit harus mulai dari sekarang. Antisipasi itu penting. Jangan sampai nanti tidak ada tenaga atau fasilitas untuk memantau kondisi hewan,” tegasnya.

    Erma juga mendorong Dinas Peternakan Jatim segera menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke titik-titik distribusi dan penampungan hewan kurban. Hal ini dinilai penting agar jual-beli hewan kurban benar-benar memenuhi standar kesehatan.

    Dengan populasi sapi potong lebih dari 5 juta ekor per 2023, Jawa Timur menjadi provinsi dengan populasi sapi terbesar di Indonesia. Namun, beberapa wilayah seperti Kabupaten Tuban mencatat penurunan akibat wabah PMK tahun lalu.

    “Kami melihat ada transaksi ekonomi yang berputar di para peternak di Jawa Timur, nah itu patut untuk tetap dijaga di momen Iduladha 2025 ini,” ujar Erma.

    Ia menekankan, Iduladha bukan hanya soal ibadah kurban, tapi juga momentum strategis dalam menjaga roda ekonomi desa. Untuk itu, Pemprov Jatim diminta tidak hanya fokus pada kelancaran distribusi hewan, tapi juga menjamin aspek kesehatan dan kesejahteraan peternak. [asg/beq]

  • Diduga Terseret Arus Sungai, Ibu dan Anak di Tulungagung Hilang

    Diduga Terseret Arus Sungai, Ibu dan Anak di Tulungagung Hilang

    Tulungagung (beritajatim.com) – Seorang ibu dan anak di Tulungagung dilaporkan hilang. Diduga korban terseret arus sungai saat dalam perjalanan pulang. Korban diketahui bernama Ety Puspitasari (38) dan Najma Herra (7) warga Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo.

    Sepeda motor yang dikendarai korban ditemukan terseret arus sungai dan tersangkut di bebatuan. Hingga saat ini petugas masih terus melakukan upaya pencarian terhadap korban.

    Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto mengatakan peristiwa ini terjadi kemarin sore. Saat itu sedang terjadi hujan deras sehingga menyebabkan air dari saluran air meluap dan menutup jalan.

    Korban sendiri dalam perjalanan pulang usai menjemput putrinya dari sekolah. “Namun hingga sore hari keduanya belum sampai rumah, pihak keluarga yang khawatir berusaha menghubungi lewat telepon tapi tidak ada jawaban,” ujarnya, Selasa (20/05/2025).

    Pihak keluarga kemudian berinisiatif melakukan pencarian. Mereka menelusuri rute yang biasa dilewati korban. Keluarga menemukan sepeda motor yang digunakan korban tersangkut di bebatuan.

    Selain itu sebuah jaket juga ditemukan tersangkut pada ranting pohon di pinggiran sungai. “Pihak keluarga kemudian melaporkan temuan ini kepada petugas,” tuturnya.

    Petugas langsung mendatangi lokasi kejadian. Diduga korban terseret arus sungai saat hendak melewati sebuah jembatan. Proses pencarian terhadap korban segera dilakukan. Namun karena keterbatasan cahaya, pencarian terpaksa dihentikan.

    Mereka melanjutkan kembali pencarian hari ini. “Kondisi di TKP juga masih hujan dan air cukup deras sehingga menyulitkan proses pencarian,” pungkasnya. [nm/ted]

  • Seorang Jamaah Haji Asal Surabaya Meninggal Dunia di Tanah Suci

    Seorang Jamaah Haji Asal Surabaya Meninggal Dunia di Tanah Suci

    Surabaya (beritajatim.com) – Kabar duka kembali menyelimuti rombongan jemaah haji asal Jawa Timur setelah seorang jemaah haji laki-laki asal Surabaya, Soesanto Soemantri Notodiarjo (73), dikabarkan meninggal dunia di Arab Saudi pada Sabtu (17/5) kemarin.

    Plh Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugiyo mengatakan sebelum meninggal dunia jamaah lansia bernama Soesanto Soemantri Notodiarjo sempat dirawat di rumah sakit di Madinah karena keluhan hipertensi.

    “Satu jemaah Embarkasi Surabaya telah wafat pada Sabtu 17 Mei 2025 malam, pukul 21.30 waktu Arab Saudi, atas nama Soesanto Soemantri Notodiarjo 73 tahun,” kata Sugiyo di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Senin (19/5/2025).

    Sugiyo turut menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya salah satu jemaah haji tersebut. Dia mendoakan agar ibadah yang tengah dijalani almarhum diterima.

    “Almarhum berasal dari Kota Surabaya yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 16. Saat ini jenazahnya telah dimakamkan di Komplek Pemakaman Baqi, Madinah,” urainya.

    Kabar duka dari tanah suci hari ini menambah jumlah jemaah haji Jawa Timur yang meninggal dunia menjadi 5 orang, setelah sebelumnya dilaporkan warga dari Tulungagung, Bangkalan, Sidoarjo, dan Kediri.

    “Dua jemaah wafat di Rumah Sakit Haji (Sukolilo, Surabay), satu jemaah wafat di pesawat, dua jemaah wafat di Arab Saudi,” ujarnya.

    Sugiyo menyebut, para jemaah haji yang meninggal akan mendapatkan asuransi senilai Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). Selain itu, nomor keberangkatannya juga bisa digantikan oleh pihak keluarga.

    Sedangkan diketahui, sampai hari ini AHES mencatat sudah memberangkatkan sebanyak 56 kloter ke Tanah Suci. Dengan rincian, sebanyak 36.845 orang yang termasuk jemaah haji dan petugas. [ram/ian]