kab/kota: Tulungagung

  • Korupsi SKTM di RSUD dr Iskak Tulungagung, Dua Orang Ditetapkan Tersangka

    Korupsi SKTM di RSUD dr Iskak Tulungagung, Dua Orang Ditetapkan Tersangka

    Tulungagung (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri Tulungagung menetapkan dua tersangka dalam kasus korupsi penyalahgunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di RSUD dr Iskak Tulungagung. Kasus ini terjadi dalam rentang tahun 2022 hingga 2024 dengan nilai kerugian negara mencapai Rp4,3 miliar.

    Dua tersangka tersebut adalah mantan Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD dr Iskak Tulungagung, Yudi Rahmawan (60), serta Staf Keuangan, Renny Budi Kristanti.

    Kepala Kejaksaan Negeri Tulungagung, Tri Sutrisno, menjelaskan kebijakan Pemkab memberikan keringanan biaya rumah sakit bagi warga tidak mampu cukup menggunakan SKTM dari pemerintah desa. Setelah itu, pihak rumah sakit menghitung sisa biaya yang harus dibayarkan pasien.

    “Ternyata uang yang dibayarkan pasien ini tidak diserahkan ke kas dan digunakan untuk kepentingan pribadi,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).

    Dari hasil penyidikan, Yudi terbukti memerintahkan Renny untuk menyisihkan uang tersebut. Meski Yudi membantah, Renny mengaku mendapat perintah langsung darinya. Penyidik juga menemukan bukti transfer ke rekening pribadi tersangka.

    “Seharusnya uang tersebut dimasukkan ke kas rumah sakit, tapi tersangka meminta untuk dipisahkan dan ditransfer ke rekeningnya, selain itu ada juga yang diserahkan secara cash,” tuturnya.

    Sebanyak 38 saksi telah diperiksa dalam kasus ini. Yudi diketahui sudah pensiun, sementara Renny masih berstatus ASN di rumah sakit tersebut. Dari hasil perhitungan, kerugian negara mencapai Rp4,3 miliar.

    Pihak Kejaksaan menegaskan penyidikan masih terus dilakukan untuk menelusuri aliran dana. “Tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain dalam kasus ini, kita masih lakukan pengembangan,” pungkas Tri Sutrisno. [nm/ian]

  • Pelaku Mutilasi Wanita dalam Koper di Kediri Divonis Penjara Seumur Hidup

    Pelaku Mutilasi Wanita dalam Koper di Kediri Divonis Penjara Seumur Hidup

    KEDIRI – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Kediri, Jawa Timur, menjatuhkan vonis penjara hukuman seumur hidup terhadap terdakwa pelaku pembunuhan disertai mutilasi di kota ini.

    Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kediri Khairul mengatakan terdakwa Rohmad Tri Hartanto alias Antok terbukti secara sah meyakinkan melakukan pembunuhan berencana seperti dalam dakwaan.

    “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara seumur hidup, menetapkan terdakwa tetap ditahan,” katanya dilansir ANTARA, Selasa, 9 September.

    Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum Ichwan Kabalmay mengatakan sependapat denagan putusan perkara kasus mutilasi tersebut.

    “Majelis sependapat dengan kami, pasal yang didakwakan majelis sependapat, Pasal 340 KUHP, itu yang penting,” kata Ichwan.

    Kasus itu berawal dari temuan mayat wanita dalam koper tanpa kepala pada hari Kamis, 23 Januari 2025 di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Jasad wanita tersebut tidak utuh saat ditemukan. Tubuhnya ditaruh di dalam koper tertutup berwarna merah dan terbungkus seperti paket.

    Saat ditemukan, jasad tersebut dalam keadaan tidak lengkap. Tubuh korban ditaruh di koper tanpa kepala, kemudian kaki kiri mulai pangkal paha tidak ada, dan kaki kanan mulai lutut tidak ada.

    Polisi juga juga melakukan autopsi pada tubuh korban. Hasil autopsi menyebutkan bahwa penyebab kematian korban diduga karena kekurangan napas akibat terhambat jalan pernapasan, kemungkinan akibat cekikan.

    Polisi kemudian menangkap pelaku mutilasi berinisial RTH alias A (32), warga Tulungagung, pada Sabtu, 25 Januari 2025 pukul 24.00 WIB. Kepada polisi, RTH mengaku sakit hati kepada korban sehingga nekat melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap UK.

    Sebelum pembunuhan, korban diajak bertemu pelaku di Terminal Gayatri Tulungagung, pada Minggu, 19 Januari 2025.

    Tersangka kemudian membawa korban ke hotel di Kota Kediri. Di lokasi penginapan itu, korban dicekik hingga terjatuh dan meninggal dunia. Pembunuhan itu dilakukan pada Senin, 20 Januari 2025 pukul 00.30 WIB.

    Pelaku kemudian melakukan mutilasi pada jenazah UK lalu dimutilasi dan anggota tubuhnya dibuang secara terpisah.

    Bagian tubuh, dimasukkan ke dalam koper dan dibuang di Ngawi, bagian kaki dibuang di Ponorogo, sedangkan kepala dibuang di Trenggalek.

  • Mbak Wali Buka Porsenijar Zona 2 Jatim: Ajang Guru Kembangkan Bakat dan Tingkatkan Kompetensi

    Mbak Wali Buka Porsenijar Zona 2 Jatim: Ajang Guru Kembangkan Bakat dan Tingkatkan Kompetensi

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati membuka Pekan Olahraga Seni dan Pembelajaran (Porsenijar) PGRI tingkat Provinsi Jawa Timur Zona 2, Selasa (9/9/2025). Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna SMKN 2 Kediri ini, sebagai ajang atau wadah prestasi sekaligus silaturahmi para tenaga pendidik di zona 2 Jawa Timur.

    Sekitar 104 atlet dan 24 official dari daerah zona 2 Jawa Timur, yang meliputi Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kota Mojokerto, dan Kota Blitar turut berpartisipasi mengikuti perlombaan pada cabang olahraga yang dipertandingkan, yakni bulu tangkis, tenis meja, dan catur.

    Selain olahraga, Porsenijar juga meliputi perlombaan bidang seni yakni menyanyi solo, tari tunggal, video konten kreatif dan video paduan suara. Serta perlombaan pada bidang pembelajaran, meliputi praktik pembelajaran mendalam _(deep learning)_.

    Dalam sambutannya, Mbak Wali menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Porsenijar. Menurutnya, kegiatan ini menjadi wadah berharga bagi para tenaga pendidik untuk mengembangkan potensi di luar kegiatan belajar mengajar.

    “Porsenijar ini kegiatan yang sangat bagus sekali, mempertemukan guru-guru hebat dari 5 kabupaten dan 3 kota di Jawa Timur. Sekaligus sebagai wadah bagi guru untuk mengembangkan potensi dan bakatnya di bidang seni dan olahraga. Harapannya, dari ajang ini lahir atlet maupun seniman dari kalangan guru di Kota Kediri,” ujar Mbak Wali.

    Lebih jauh, Wali Kota termuda di Indonesia ini menekankan bahwa Porsenijar tidak hanya berfokus pada olahraga dan seni. Bidang pembelajaran melalui praktik _deep learning_ menjadi salah satu bagian penting, karena mampu mengasah keterampilan, kreativitas, dan karakter para pendidik.

    “Kompetisi ini secara tidak langsung merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi, bukan hanya soal siapa yang juara, tetapi bagaimana kegiatan ini memberi dampak positif pada kompetensi para guru,” tambahnya.

    Di akhir sambutan, Mbak Wali memberikan semangat kepada seluruh peserta. Harapannya Porsenijar menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, meningkatkan kompetensi, sekaligus mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa dan negara.

    Hadir dalam pembukaan ini Wakil Ketua IV PGRI Provinsi Jawa Timur Munthohar, Ketua Biro Kesra dan Ketenagakerjaan PGRI Provinsi Jawa Timur Budi Lenggono, Ketua PGRI Kota Kediri Anang Kurniawan, Ketua PGRI Kabupaten Kediri Muchsin, Ketua PGRI Kabupaten Blitar Sunarto, Ketua PGRI Kota Blitar Ashari, Ketua PGRI Kabupaten Mojokerto Suwadi, Ketua PGRI Kota Mojokerto Mulib, Ketua PGRI Kabupaten Tulungagung Muhadi, Ketua PGRI Kabupaten Trenggalek Catur Winarno, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Kediri Sidiq, perwakilan Kemenag Abdul Basith, serta seluruh peserta Porsenijar Zona 2 Jawa Timur. [nm/kun]

  • Dalam Sepekan, Lima Sepeda Motor di Bojonegoro Raib, Pelaku Masih Buron

    Dalam Sepekan, Lima Sepeda Motor di Bojonegoro Raib, Pelaku Masih Buron

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Dalam kurun waktu sepekan, kasus pencurian sepeda motor (curanmor) di wilayah hukum Polres Bojonegoro sudah terjadi sebanyak lima kali. Pelaku yang menjalankan aksinya di lima kecamatan berbeda itu kini masih buron.

    Kasus pencurian pertama terjadi pada Jumat (5/9/2025) tiga kejadian curanmor sekaligus. Pertama, di halaman Masjid An-Nidhom Desa Bulu, Kecamatan Sugihwaras. Pelaku menggondol Honda Scoopy yang tengah diparkir saat pemiliknya menunaikan ibadah salat.

    “Benar, pemiliknya bernama Isa Anshori (22) warga Desa Bulu. Saat ini kami masih lidik (penyelidikan),” ungkap Kapolsek Sugihwaras, AKP Wahjoe Febri, Senin (8/9/2025).

    Selanjutnya, lokasi kedua, di Desa Pekuwon, Kecamatan Sumberrejo, sebuah Suzuki Smash dengan Nomor Polisi S-3124-CE juga dilaporkan hilang. Namun, Kapolsek Sumberrejo, Iptu Zakaria Abdul Rahim, saat berusaha dikonfirmasi perihal kejadian tersebut, belum merespon.

    Kemudian, tempat kejadian perkara (TKP) ketiga, di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, motor Honda Beat dengan Nomor Polisi B-4289-BJO milik warga setempat, juga dilaporkan hilang, saat ditinggal pemiliknya mancing di kawasan setempat.

    “Motornya dibawa mancing oleh anak pelapor. Dan terparkir di area pemancingan. Untuk pelaku masih dalam pengejaran, semoga segera tertangkap,” kata Kapolsek Ngraho, Iptu Sutaryanto.

    TKP keempat, terjadi pada Sabtu (6/9/2025) di Desa Drokilo, Kecamatan Kedungadem, sebuah Honda Scoopy dengan Nomor Polisi S-2966-AD juga dilaporkan hilang saat terparkir di Masjid desa setempat. Peristiwa ini, dibenarkan oleh Kapolsek Kedungadem, AKP Matsuiswanto. “Benar, kejadiannya pada Sabtu malam Minggu. Posisi kuncinya masih nempel,” ujar AKP Matsuiswanto.

    Rentetan pencurian ini berlanjut pada hari ini, Senin (8/9/2025), dimana sebuah Honda Vario S-4881-BA yang terparkir di Balai Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno, turut digasak maling. Namun, pihak kepolisian masih belum menerima laporan dari pihak korban. “Masih dalam penyilidikan. Masih memeriksa dan mencari keterangan saksi-saksi,” tutur Kapolsek Baureno, Iptu M Sholeh.

    Sementara itu, Kanit 1 Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Bojonegoro, Ipda Michael Manansi mengungkapkan, dirinya akan segera melakukan penyelidikan terhadap rentetan curanmor yang marak di sejumlah wilayah di Bojonegoro ini. “Langsung (kami) selidiki, mas,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Polisi lulusan Akpol tahun 2022 ini memaparkan, para petugas sedikit mengalami kesulitan dalam mendeteksi maling-maling yang masih berkeliaran ini, disebabkan modus mereka mengambil motor yang kuncinya masih menempel.

    “Karena modusnya kunci nempel, untuk pelaku sedikit sulit diidentifikasi. Karena pekerjaan utamanya bukan itu,” tutur polisi asal Padang, Sumatera ini.

    Ipda Michael menghimbau, kepada warga Kabupaten Bojonegoro untuk selalu waspada terhadap kendaraan pribadi. Ia menekankan, agar kunci masih menempel tidak menjadi kebiasaan, walaupun ditinggal hanya dalam waktu singkat. “Jangan jadi kebiasaan untuk membiarkan kunci menempel di kendaraan walau ditinggal sebentar,” pesannya. [lus/kun]

  • Bupati Tulungagung Serahkan Petikan SK PPPK, Masih Ada Formasi Belum Terisi

    Bupati Tulungagung Serahkan Petikan SK PPPK, Masih Ada Formasi Belum Terisi

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sebanyak 77 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menerima petikan salinan SK dari Pemkab Tulungagung. Mereka dinyatakan diterima sebagai PPPK tahap kedua. Para ASN ini akan dikontrak selama 3 tahun.

    Meski begitu tidak semua formasi yang dibuka dalam rekrutmen PPPK tahap kedua ini terisi sepenuhnya. Masih terdapat 10 formasi yang kosong dalam perekrutan ini.

    Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo mengatakan para ASN yang baru menerima SK ini diharapkan bisa bekerja secara maksimal. Mereka diminta untuk selalu melayani masyarakat sebaik-baiknya. Terlebih saat ini kondisi kinerja ASN banyak mendapat sorotan masyarakat.

    “Untuk itu saya berharap para ASN baru ini bisa bekerja maksimal dan sebaik-baiknya dalam melayani masyarakat,” ujarnya, Senin (8/9/2025).

    Sementara itu Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Tulungagung, Soeroto mengatakan rekrutmen PPPK tahap kedua tahun ini dibuka setelah formasi yang tersedia tidak terpenuhi di tahap pertama.

    Tahun ini Pemkab membuka total 521 formasi PPPK. Namun dalam perekrutan tahap pertama masih terdapat 88 formasi yang belum terpenuhi.

    “Akhirnya untuk mengisi formasi tersebut kami membuka perekrutan PPPK tahap kedua, pesertanya non ASN yang aktif bekerja di instansi minimal 2 tahun,” tuturnya.

    Terdapat 2.740 pelamar dalam perekrutan PPPK tahap kedua ini. Dari jumlah tersebut sebanyak 77 pelamar dinyatakan lolos ujian dan diterima sebagai PPPK.

    Dengan jumlah tersebut masih terdapat 10 formasi yang tidak terisi. Hal ini dikarenakan tidak ada pelamar yang mendaftar di posisi tersebut. “Terkait formasi yang tidak terisi tahun ini akan kami bahas lagi untuk dibuka tahun depan, namun hal itu masih menunggu petunjuk selanjutnya,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Gus Qowim Ajak Masyarakat Kediri Jadikan Sedekah sebagai Budaya

    Gus Qowim Ajak Masyarakat Kediri Jadikan Sedekah sebagai Budaya

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha atau Gus Qowim, menghadiri kegiatan Sedekah Akbar 5 bertema ‘Bersama Mengetuk Pintu Langit’ yang digelar Rumah Muslim Kediri pada Minggu (7/9/2025). Dalam acara tersebut, santunan disalurkan kepada 300 anak yatim, dhuafa, penghafal Alquran, serta penyandang disabilitas se-Kediri Raya.

    Dalam sambutannya, Gus Qowim menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Rumah Muslim Kediri yang konsisten menggelar acara penuh manfaat ini. Ia menilai kegiatan yang digelar rutin dua tahun sekali tersebut menjadi wujud nyata rasa cinta, kepedulian, dan kebersamaan masyarakat di Kota Kediri.

    Menurutnya, tema acara kali ini sangat indah dan penuh makna. Ia meyakini doa anak-anak yatim dan orang-orang berhati tulus lebih cepat dikabulkan oleh Allah SWT.

    Selain memberikan semangat, Gus Qowim juga menyampaikan motivasi kepada para penerima manfaat. Ia menegaskan bahwa anak-anak adalah kebahagiaan semua orang. Meski sebagian memiliki keterbatasan, mereka tidak boleh merasa sendiri karena banyak orang yang menyayangi dan mendoakan.

    Ia juga menekankan pentingnya semangat, doa, dan usaha sungguh-sungguh dalam menentukan masa depan. Menutup sambutannya, Gus Qowim mengajak masyarakat untuk menjadikan sedekah sebagai budaya hidup.

    “Mari kita terus jadikan sedekah sebagai budaya. Insya Allah, dari sini doa-doa kita bersama benar-benar mengetuk pintu langit, membawa keberkahan untuk kita semua, dan menjadikan Kediri sebagai kota yang penuh rahmat, damai, dan sejahtera,” ujarnya.

    Acara ini turut dihadiri Kapolsek Mojoroto Kompol Rudi Purwanto, Pabung Kodim 0809 Kediri Mayor Inf Ngatari, Kepala BPS Kota Probolinggo Mouna Sri Wahyuni, Kepala BPS Kabupaten Tulungagung Dyah Sari Prihantari, Lurah Bandar Lor Wasis Tri, Pembina Yayasan Rumah Muslim Kediri Bimo, Ketua Panitia Sedekah Akbar 5 Anwar, jajaran pengurus yayasan, penerima manfaat, serta para tamu undangan. [nm/suf]

  • Komunitas Pegiat Lingkungan Gugat Dugaan Tambang Ilegal di Tulungagung

    Komunitas Pegiat Lingkungan Gugat Dugaan Tambang Ilegal di Tulungagung

    Tulunagung (beritajatim.com) – Komunitas Pegiat Lingkungan Lush Green Indonesia (LGI) resmi melayangkan gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) terkait dugaan praktik tambang ilegal yang menyebabkan kerusakan lingkungan di Kecamatan Bandung dan Besuki, Kabupaten Tulungagung.

    Gugatan tersebut telah diterima Pengadilan Negeri (PN) Tulungagung melalui sistem e-court pada Kamis, 4 September 2025, dengan nomor perkara 86/Pdt.G/2025/PN Tlg.

    Dalam daftar tergugat, tercatat seorang konglomerat pemilik showroom mobil bekas yang cukup aktif di media sosial serta dua kepala desa di wilayah setempat. Mereka diduga terlibat dalam praktik penampungan hasil tambang ilegal sekaligus melakukan pembiaran terhadap aktivitas galian C tanpa izin.

    Direktur Kantor Hukum Yustitia Indonesia (KHYI), Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M., selaku kuasa hukum LGI, membenarkan adanya gugatan tersebut.

    “Sudah kami daftarkan nomer perkara 86/Pdt.G/2025/PN Tlg. untuk tergugat yakni inisial S dan bidang usahanya jual beli mobil dan motor bekas yakni K alamat di Kecamatan Bandung dan 2 Kades di Kecamatan Bandung dan Besuki,” jelasnya.

    Menurut Tito, gugatan ini berlandaskan pada pelanggaran UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta UU No. 2 Tahun 2025 tentang perubahan keempat atas UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

    Regulasi tersebut memuat ancaman pidana hingga 10 tahun penjara serta denda maksimal Rp10 miliar bagi pelaku tambang ilegal.

    “Untuk dua kades, dinilai melakukan pembiaran sehingga terjadi perusakan lingkungan dan terjadi kegiatan tambang ilegai untuk inisial S onwer mobil dan motor bekas sebagai pemanfaat atau menampung diasumsikan juga melanggar Undang-undang Minerba,” lanjut Tito.

    Ia menambahkan, pihaknya mendesak PN Tulungagung untuk segera menjadwalkan pemeriksaan setempat atau descente di lokasi tambang. “Ya berharap segera djadwalkan descente, ke tiga lokasi yang kami cantumkan dalam gugatan PMH,” tandasnya.

    Sementara itu, Tim Advokasi LGI, Helmy Rizal, S.H., menegaskan bahwa langkah hukum ini bukan sekadar menggugat pihak tertentu, melainkan juga membantu negara dalam mengawasi potensi kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal.

    “Pada dasarnya masyarakat menginginkan hidup sehat dan asri, terlebih lagi tambang ilegal pastinya ada kerusakan lingkungan. Karena antara kegiatan tambang dan dampak lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan,” ungkapnya.

    Hingga berita ini ditulis, pihak manajemen showroom mobil dan motor bekas melalui manajernya, Wahyoe, belum memberikan tanggapan. Dihubungi melalui pesan WhatsApp, ia belum menjawab konfirmasi terkait gugatan tersebut. [nm/suf]

  • Kenakan Batik, 181 Eks Jamaah Islamiyah Jatim Mantapkan Transformasi Ideologi

    Kenakan Batik, 181 Eks Jamaah Islamiyah Jatim Mantapkan Transformasi Ideologi

    Surabaya (beritajatim.com)–  181 eks Jamaah Islamiyah (JI) Jawa Timur menjalani pembekalan pemantapan transformasi ideologi, Kamis (4/9/2025) kemarin. Acara ini merupakan bagian dari proses perubahan eks JI usai mengumumkan bubar pada 2024 lalu.

    Pemantapan transformasi ideologi ini merupakan kerjasama antara eks pimpinan JI seperti ustadz Para Wijayanto, ustadz Chairul Anam atau akrab dipanggil Bravo (eks panglima perang JI), ustadz Widi Joko (eks Ketua Bidang HI), dan ustad Joko Priyono (eks Ketua Sasana) bersama Densus 88 Anti teror juga Rumah Wasathiyah.

    Dalam acara ini, 181 eks JI datang dari Bojonegoro, Lamongan, Madura, Gresik, Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Kediri, Malang, Blitar dan Tulungagung. Mereka berkumpul untuk berdiskusi hingga muncul kesimpulan untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Ustadz Para Wijayanto yang merupakan mantan Umar (pimpinan) tertinggi di Jamaah Islamiyah menyampaikan pentingnya transformasi atau perubahan ideologi kepada mantan anggota hingga lapisan paling bawah. Acara seperti ini, mampu memantapkan para anggota untuk tidak kembali ke ideologi yang keliru.

    “Kami mengkaji, berdiskusi dengan para ulama yang ahli dalam keilmuannya. Dari situlah kami menyadari bahwa apa yang dulu kami lakukan itu keliru. Sehingga, hari ini saya sampaikan pentingnya kita menuju Wasathiyah untuk membangun kesadaran baru ideologi sehat dan moderat,” kata Ustadz Para Wijayanto.

    Dalam pemaparan kepada 181 anggota eks JI yang hadir, Ustadz Para Wijayanto menekankan agar tidak ragu dalam bertransformasi. Utamanya, transformasi dari sikap ekstrem menjadi moderat dalam beragama.

    Ia memaparkan berbagai bukti penafsiran dari berbagai sumber ilmiah yang diyakini oleh umat muslim. Dalam analisis yang dilakukan oleh para alim ulama lain bersama rujukan kitab, para pimpinan eks JI tidak menemukan agama Islam merestui kekerasan dan intoleransi.

    “Jadi kita harus bertransformasi. Mulai dari cara berpikir dalam memahami agama, cara berperilaku. Kemudian cara berdakwah atau menyampaikan pikiran,” jelasnya.

    Dalam acara ini, para anggota eks JI diberikan keleluasaan untuk saling berdiskusi, melempar pertanyaan kepada mantan pimpinannya. Namun, setiap pertanyaan yang dilontarkan dapat dijawab dengan lugas.

    Para pimpinan tidak menjawab pertanyaan para eks anggota hanya berdasarkan opini. Tapi, juga dengan studi literasi dari berbagai kitab yang diyakini kebenarannya. Sehingga mampu menjawab sisa keraguan yang selama ini masih dipendam oleh eks anggota JI di Jawa Timur.

    “Kedepan tentu tujuannya agar para anggota eks JI bisa bergabung untuk memperdalam ilmu di organisasi Islam yang sudah diakui pemerintah seperti di Muhammadiyah lalu NU. Dan juga mantap untuk setia kepada NKRI,” tegas Para Wijayanto.

    Dalam acara ini, ratusan eks anggota JI mengenakan pakaian batik dan juga menyanyikan lagu kebangsaan. Mereka sepakat bahwa kedepan kehadiran mereka tidak menyebar ketakutan. Namun harus menjadi manfaat dengan memegang teguh ideologi sehat dan moderat. Sehingga, memilih Wasathiyah (jalan tengah) merupakan win-win solution agar tetap cinta NKRI. [ang/aje]

  • Meski Aksi Unjuk Rasa di Tulungagung Batal, Polisi Tetap Lakukan Pengamanan Ketat

    Meski Aksi Unjuk Rasa di Tulungagung Batal, Polisi Tetap Lakukan Pengamanan Ketat

    Tulungagung (beritajatim.com) – Meski aksi unjuk rasa di Tulungagung hari ini batal, namun penjagaan ketat di beberapa titik tetap dilakukan. Polres Tulungagung tidak ingin kecolongan dengan adanya kemungkinan kerusuhan yang bisa terjadi. Ribuan personel gabungan disiagakan di beberapa titik. Tak hanya unsur Polisi dan TNI, penjagaan ini juga melibatkan anggota pencak silat. Mereka membantu mengamankan bersama petugas lainnya.

    Kapolres Tulungagung, AKBP M Taat Resdi mengatakan berdasar hasil pertemuan dengan koordinator aksi dan Forkopimda mereka sepakat aksi yang akan digelar hari ini ditunda. Adanya penangkapan terhadap terduga provokator yang akan menunggangi aksi tersebut menjadi salah satu alasannya. Aksi ini ditunda hingga situasi Tulungagung dinyatakan kondusif.

    “Ternyata benar hasil pemetaan kami, ada oknum yang ingin membuat kerusuhan dalam aksi unjuk rasa tersebut, ini menjadi salah satu dasar penundaan rencana aksi,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).

    Polisi sendiri tetap melakukan pengamanan ketat di sejumlah titik meski aksi terbut batal dilakukan. Sebanak 1.470 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan pengamanan ini. Tak hanya unsur Polisi dan TNI, sejumlah anggota perguruan pencak silat juga dilibatkan dalam pengamanan ini. Mereka sepakat untuk menjaga situasi Tulungagung kondusif dan tidak terjadi kerusuhan.

    “Pengamanan ini kami lakukan agar tidak kecolongan, karena pamflet ajakan aksi sudah menyebar kami mengantisipasi adanya massa yang datang,” tuturnya.

    Dari hasil pantauan lapangan, hingga siang ini tidak ada pergerakan massa. Aksi tersebut awalnya akan menyasar Mapolres Tulungagung dan kantor DPRD. Namun terpantau kondisi Tulungagung relatif tenang. Pengamanan ini rencananya akan dilakukan hari ini saja. Untuk besok semua sudah kembali normal.

    “Tapi kami melihat situasi dulu, jika situasi belum kondusif akan kami perpanjang,” pungkasnya. [nm/aje]

  • 4
                    
                        Eko Dikira Jarah Patung Iron Man Milik Ahmad Sahroni, Kini Banjir Pesanan
                        Surabaya

    4 Eko Dikira Jarah Patung Iron Man Milik Ahmad Sahroni, Kini Banjir Pesanan Surabaya

    Eko Dikira Jarah Patung Iron Man Milik Ahmad Sahroni, Kini Banjir Pesanan
    Tim Redaksi
    TULUNGAGUNG, KOMPAS.com 
    – Nama Eko Purnomo, seorang perajin kostum asal Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial.
    Pria berusia 39 tahun ini tak pun menyangka bahwa karya tangannya, sebuah kostum Iron Man berbahan sederhana, akan memicu sensasi nasional.
    Namun, ketenaran itu datang dengan cara yang tak terduga, yakni tuduhan bahwa kostum buatannya adalah hasil penjarahan patung Iron Man milik anggota DPR RI, Ahmad Sahroni.
    Kisah ini bermula pada Jumat (29/8/2025), ketika Eko mengunggah foto kostum Iron Man buatannya di akun media sosialnya.
    Kostum tersebut merupakan salah satu dari dua pesanan yang dikerjakannya untuk pelanggan di Malaysia dan Eropa.
    “Saya unggah foto itu di
    Facebook
    , seperti biasa, untuk memamerkan karya saya,” ungkap Eko saat ditemui di rumahnya yang masih dalam tahap renovasi, Kamis (4/9/2025).
    Namun, keesokan harinya, Sabtu, (30/8/2025), kerusuhan terjadi di Jakarta. Tiba-tiba, Eko mulai menerima notifikasi dari teman-temannya.
    “Teman-teman
    nge

    tag
    saya, bilang kalau ‘Iron Man-mu viral, kamu dituduh menjarah’,” cerita Eko dengan nada kaget bercampur tawa.
    Ia syok mengetahui bahwa kostum buatannya disangka sebagai patung Iron Man impor milik Ahmad Sahroni, yang harganya diperkirakan mencapai ratusan juta Rupiah.
    “Saya kaget, syok, karena bukan satu atau dua orang, tapi ribuan, bahkan jutaan netizen menghujat saya,” kenang Eko.
    Padahal, kostum buatan Eko terbuat dari spons sandal jepit, bahan sederhana yang jauh berbeda dari patung impor berbahan premium milik anggota DPR tersebut.
    Eko mulai merintis usaha pembuatan kostum karakter sejak 2019, secara otodidak, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia.
    Selain kostum Iron Man, ia juga membuat kostum Transformer dan karakter superhero lain seperti Ultraman.
    Dari semua karyanya, kostum Iron Man menjadi yang paling diminati. Kostum-kostum ini tidak hanya dijual, tetapi juga disewakan untuk acara seperti ulang tahun dan karnaval.
    Harga kostum buatan Eko terbilang terjangkau, mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 9 juta, tergantung tingkat kerumitan desainnya.
    “Bahan yang saya pakai sederhana, dari spons sandal jepit. Tapi saya olah dengan teknik khusus supaya menyerupai karakter aslinya,” ungkap Eko.
     
    Meski menggunakan bahan sederhana, kostumnya mampu menarik perhatian, karena detail dan kemiripannya dengan karakter Iron Man.
    Setelah viral karena kesalahpahaman, Eko memanfaatkan momen ini untuk melakukan klarifikasi.
    Ia menjelaskan melalui media bahwa kostum yang viral adalah hasil karyanya sendiri, bukan barang jarahan.
    Respons publik pun berbalik arah. Alih-alih hujatan, Eko kini kebanjiran pertanyaan dan pesanan.
    “Banyak yang tanya ke saya, dan pesanan pun berdatangan, terutama untuk kostum Iron Man,” ujar dia dengan wajah berseri.
    Di balik tuduhan yang sempat membuatnya terkejut, Eko merasa bangga. Ia tak menyangka bahwa karya sederhananya bisa disamakan dengan patung mahal milik Ahmad Sahroni.
    “Saya senang, karena ternyata karya saya yang murah ini dianggap setara dengan yang harganya ratusan juta,” tutur dia sambil kembali tersenyum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.