kab/kota: Tuban

  • Alun-Alun Tuban Sudah Bisa Dinikmati Pengunjung, Begini Respon Masyarakat

    Alun-Alun Tuban Sudah Bisa Dinikmati Pengunjung, Begini Respon Masyarakat

    Tuban (beritajatim.com) – Meski belum diresmikan, Alun-Alun Tuban sudah dibuka untuk umum pasca revitalisasi tahun 2024, kini nampak modern dengan nuansa ruang terbuka hijau dan dihiasi lampu-lampu.

    Meski mengalami keterlambatan dari yang ditargetkan pada bulan Desember 2024, Alun-Alun Tuban kini bisa dinikmati oleh banyak pengunjung untuk menjadi tempat berkumpul.

    Sempat disinggung oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky bahwa Alun-Alun Tuban direvitalisasi setelah Taman Hutan Kota Abipraya selesai.

    Bahkan, sejak ia menjabat beberapa ruang publik seperti Rest Area yang sebelumnya sangat memprihatinkan, kini menjadi ruang publik dengan nama Tuban Abirama yang patut dikunjungi.

    Setelah itu, revitalisasi Taman Hutan Kota Abipraya dan Alun-Alun Tuban dilakukan, serta sebelumnya GOR Tuban juga turut diperbaiki dan membangun ikon patung 9 ekor kuda di Taman Sleko.

    Dari banyaknya pembangunan di kota Tuban, salah seorang masyarakat asal Tuban kota bernama Danny mengaku puas dengan pembangunan di Alun-Alun Tuban. “Setelah menunggu lama, akhirnya dibuka ya, kini jadi bagus,” ujar Danny. Rabu (29/01/2025).

    Namun, ia sedikit menyayangkan persoalan masyarakat itu sendiri yang tidak bisa menjaga fasilitas umum, seperti halnya air mancur dibuat renang, serta rumputnya diinjak-injak. “Harusnya kita bisa menjaga fasilitas disini sih, kan sudah dibangun bagus juga,” terang Danny.

    Selain itu, ia juga merasa puas karena bisa dibuat sarana olahraga lari yang mana biasanya dirinya lari di GOR Tuban, kini bisa beralih ke Alun-Alun Tuban. “Kalau di Alun-Alun Tuban enak kita sekali muter saja bisa 750 meter, sedangkan di GOR harus muter 5 kali dulu baru dapat segitu,” kata dia.

    Danny berharap, Alun-Alun Tuban dapat dimanfaatkan masyarakat dengan sebaik mungkin dan menjaga fasilitas yang ada agar tetap terawat. “Ya itu saja sih harapannya, mudah-mudahan tetap bagus seperti ini,” pungkasnya. [ayu/kun]

  • Pangkas Ekspor, Bahlil Akan Kelola Minyak Mentah Dalam Negeri demi Kemandirian Energi

    Pangkas Ekspor, Bahlil Akan Kelola Minyak Mentah Dalam Negeri demi Kemandirian Energi

    Jakarta, Beritasatu.com – Untuk mewujudkan kemandirian energi nasional, pemerintah Indonesia akan terus mengoptimalkan pengolahan minyak mentah (crude oil) dalam negeri. Rencana ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan kilang minyak dalam negeri, guna meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, pemerintah akan mengalihkan seluruh minyak mentah bagian negara yang sebelumnya direncanakan untuk diekspor, agar dapat diproses di kilang dalam negeri.

    Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak memenuhi spesifikasi akan dicampur dan diolah untuk memenuhi standar yang diperlukan bagi konsumsi kilang domestik.

    “Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi, sehingga ekspor crude semakin menurun,” kata Bahlil Lahadalia dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (29/1/2025).

    Bahlil menambahkan, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang minyak dalam negeri. Kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai kini telah mampu mengolah berbagai jenis minyak mentah, termasuk yang sebelumnya tidak memenuhi standar.

    Selain itu, pemerintah tengah mempercepat pembangunan kilang baru, seperti Kilang Tuban dan Balongan, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dalam beberapa tahun ke depan.

    Diperkirakan, ekspor minyak mentah Indonesia pada tahun ini akan mencapai sekitar 28 juta barel. Dari jumlah tersebut, sekitar 12-13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk memperkuat pasokan kilang minyak dalam negeri. Kementerian ESDM juga meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), serta PT Pertamina (Persero) untuk mendukung implementasi kebijakan ini.

    “Kami mendorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina untuk memastikan minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri, sehingga dapat mengurangi impor,” tutup Bahlil.

    Dengan langkah ini, pemerintah berharap dapat mempercepat kemandirian energi Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada impor energi.

  • Tekan Ekspor, Pertamina Bakal Perbarui Kilang Demi Serap Minyak Mentah

    Tekan Ekspor, Pertamina Bakal Perbarui Kilang Demi Serap Minyak Mentah

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) bakal memperbarui kapasitas dan fleksibilitas kilang demi mengolah minyak mentah atau crude oil jatah negara yang seharusnya diekspor.

    Hal ini dilakukan merespons wacana pemerintah yang bakal mengalihkan ekspor minyak mentah untuk diolah dalam negeri. Ini dilakukan demi mendorong komitmen kemandirian energi nasional.

    Selain itu, pemerintah juga menegaskan seluruh minyak mentah bagian negara yang semula akan diekspor akan dialihkan seluruhnya untuk diproses di kilang domestik.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso memastikan pihaknya mendukung langkah pemerintah untuk memaksimalkan crude domestik bisa diolah di dalam negeri.

    Untuk menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina pun akan memperbaharui kilang demi mengolah crude tersebut.

    “Kilang-kilang milik Pertamina terus di-upgrade secara kapasitas dan fleksibilitasnya agar bisa mengolah berbagai jenis crude melalui proyek Refinery Development Master Plan [RDMP],” jelas Fadjar kepada Bisnis, Selasa (28/1/2025).

    Dia mencontohkan, pembaharuan itu akan dilakukan Kilang Balikpapan. Adapun kilang tersebut ditargetkan dapat beroperasi penuh tahun ini.

    Menurutnya, kapasitas pengolahan kilang tersebut juga akan meningkat, yaitu bertambah 100 ribu barel per hari.

    “Sehingga total kapasitas pengolahan menjadi 360.000 barel per hari,” imbuh Fadjar.

    Senada, Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y Nasroen mengaku pihaknya akan mendukung rencana pemerintah untuk mengolah crude pada kilang di dalam negeri.

    “Kami di kilang akan berbenah menyiapkan seluruh kilang untuk dapat menyerap minyak mentah domestik sesuai arahan pemerintah tersebut,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan ekspor minyak mentah akan dioptimalkan pemanfaatannya oleh kilang minyak dalam negeri sehingga meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) nasional.

    Dia pun meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), maupun Pertamina untuk mengimplementasikan hal tersebut.

    “Kami dorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina agar minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri sehingga turut mengurangi impor,” ujar Bahlil melalui keterangan resmi, Senin (27/1/2025).

    Menurutnya, kebijakan ini menjadi langkah penting dalam mempercepat tercapainya tujuan swasembada energi. Oleh karena itu,  pemerintah juga tengah meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang dalam negeri.

    Dalam catatannya, kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai saat ini sudah mampu mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam, termasuk jenis minyak mentah yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi standar.  

    Di sisi lain, Bahlil juga mendorong percepatan pembangunan kilang baru seperti Kilang Tuban dan Balongan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dalam beberapa tahun ke depan.

    “Perkiraan ekspor minyak mentah tahun ini sekitar 28 juta barel. Sekitar 12-13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk menambah pasokan kilang minyak dalam negeri,” katanya.

  • Imlek 2025, Ini Harapan Umat Konghucu di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Imlek 2025, Ini Harapan Umat Konghucu di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Perayaan Imlek 2025 di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban berlangsung khidmat dengan harapan umat Konghucu agar tahun ini membawa keseimbangan dan keberuntungan, seperti makna dari Shio Ular Kayu. Umat beribadah dengan penuh penghayatan sejak malam sebelumnya hingga puncak perayaan Imlek pada Rabu (29/1/2025).

    Diketahui, sembahyang telah dilakukan sejak malam sebelumnya oleh para pengurus dan umat setempat. Namun, pada hari perayaan Imlek, umat dari berbagai kota, bahkan dari luar negeri, turut hadir untuk beribadah di klenteng yang dikenal sebagai salah satu tempat ibadah umat Konghucu terbesar di Indonesia.

    Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Liana, mengungkapkan bahwa ritual sembahyang telah dimulai sejak malam sebelum Imlek. “Kalau hari ini banyak dari luar kota, bahkan dari luar negeri juga ada,” tutur Liana.

    Ia menambahkan bahwa umat yang datang beribadah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari Makassar. “Memang setiap tahunnya pasti datang sembahyang di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban,” imbuhnya.

    Umat beribadah sembahyang di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. [foto: Diah Ayu/beritajatim.com]Harapan umat pada Imlek tahun ini juga disampaikan oleh Liana. Ia berharap agar perayaan tahun baru ini membawa dampak positif dan keseimbangan seperti filosofi Shio Ular Kayu. Selain itu, ia berharap Klenteng Kwan Sing Bio Tuban semakin dikenal luas oleh masyarakat.

    Sementara itu, salah seorang umat yang beribadah, Neta (22), asal Surabaya, turut hadir bersama keluarganya untuk melakukan sembahyang di klenteng tersebut. “Iya setiap tahunnya pasti datang sembahyang ke sini,” ungkap Neta.

    Neta dan keluarganya berharap agar di tahun 2025 selalu diberikan kesehatan, umur panjang, rezeki yang melimpah, serta keseimbangan seperti filosofi Shio Ular Kayu yang diyakini membawa keberuntungan. [ayu/beq]

  • Penampilan Barongsai Meriahkan Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Penampilan Barongsai Meriahkan Imlek di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Perayaan Imlek tahun 2025 di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban menampilkan hiburan Barongsai yang tampil memukau di depan para pengunjung dan umat beribadah.

    Dalam perayaan tersebut tampak meriah, saat Barongsai melakukan atraksi mengambil buah-buahan dan diberikan kepada pengurus TITD Klenteng Kwan Sing Bio Tuban.

    Dari aksinya itu, 2 Barongsai mendapatkan angpau ciri khas dari Imlek itu sendiri, serta pengunjung yang juga ikut memberikan saweran.

    Salah satu pengunjung Adilla (25) asal Semanding, Kabupaten Tuban ini mengaku terpukau melihat atraksi Barongsai di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, bahkan dirinya sudah menunggu sejak pagi tadi.

    “Niat kesini memang mau melihat Barongsai sama foto-foto dan sudah dari tadi jam 8, tapi belum mulai,” ujar Adilla, Rabu (29/01/2025)..

    Sementara itu, Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Liana menjelaskan, bahwa setiap tahunnya perayaan Imlek yakni hiburan Barongsai selalu diberikan kepada masyarakat tidak hanya umat beribadah namun siapapun boleh melihatnya.

    “Memang kami berikan hiburan kepada pengunjung disini, tetapi di halaman Klenteng, tidak di area kawasan Altar, karena untuk ibadah saja,” ujar Liana.

    Selain itu, Barongsai ini khusus didatangkan dari Semarang dan baru sampai di Tuban tadi pukul 05.30 Wib. “Ya harapannya bisa memberikan hiburan kepada masyarakat,” terang dia.

    Menurut Liana, para pengunjung juga dapat menikmati spot foto yang ada di Klenteng terbesar se-Asia Tenggara ini, karena banyak hiasan berupa Lampion, serta patung Shio Ular Kayu.

    “Setiap tahunnya kita membuat patung Shio, kebetulan tahun ini kan Shionya Ular Kayu jadi patungnya menyerupai Ular Kayu,” tutup Liana.

    Sejarah Klenteng Kwan Sing Bio Tuban
    Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Jawa Timur, merupakan salah satu klenteng terbesar di Asia Tenggara dan memiliki sejarah yang kaya, mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dengan lokal.

    Asal Usul dan Pendirian
    Klenteng ini awalnya merupakan tempat pemujaan kecil milik keluarga Tionghoa yang bermigrasi ke Jawa. Menurut legenda, pada sekitar 200 tahun lalu, patung Dewa Kwan Kong (Kwan Sing Tee Koen) yang hendak dipindahkan dari Desa Tambak Boyo terhenti di lokasi klenteng saat ini. Ritual “melempar pue” (kayu berbentuk ginjal) dilakukan, dan hasilnya menunjukkan keinginan dewa untuk menetap di Tuban.

    Klenteng kemudian dibangun di tepi pantai tersebut, yang dahulu merupakan area tambak.
    Terdapat perbedaan catatan tahun pendirian: beberapa sumber menyebut 1773, sementara lainnya menyatakan 1928. Namun, prasasti tertua di klenteng berasal dari tahun 1840, yang mungkin menandai periode renovasi atau perluasan.

    Dewa Utama dan Fungsi Religius
    Klenteng ini didedikasikan untuk Dewa Kwan Kong (Guan Yu), dewa perang dalam kepercayaan Tionghoa yang dihormati sebagai simbol kesetiaan, kejujuran, dan pelindung perdagangan. Patungnya setinggi 30 meter pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai patung panglima perang tertinggi di Asia Tenggara, meski sempat rubuh pada 2020.
    Selain sebagai tempat ibadah Tri Dharma (Buddha, Tao, Konghucu), klenteng ini juga menjadi pusat kegiatan budaya dan toleransi antarumat beragama di Tuban.

    3. Arsitektur dan Simbol Unik
    – Nuansa Laut: Klenteng menghadap langsung ke Laut Jawa, menegaskan peran historis Tuban sebagai kota pelabuhan.
    – Patung Kepiting: Di atas gerbang masuk terdapat patung kepiting, simbol yang langka di klenteng lain. Legenda menyebutkan bahwa pengurus klenteng bermimpi tentang kepiting raksasa yang masuk ke area tersebut, sehingga dipasanglah patung ini sebagai penanda.
    – Warna dominan merah, kuning, dan hijau, serta ornamen naga dan lampion, menciptakan nuansa khas Tionghoa.

    4. Peran dalam Sejarah dan Budaya
    – Era Kolonial hingga Orde Lama: Pada masa pemerintahan Soekarno, gambar Dewa Kwan Kong pernah dipasang di pengadilan sebagai simbol sumpah bagi warga Tionghoa.
    – Akulturasi dengan Lokal: Klenteng menjadi saksi interaksi pedagang Tionghoa dengan masyarakat Jawa sejak abad ke-13, terutama saat Tuban menjadi pusat perdagangan Majapahit.
    – Kunjungan Cheng Ho: Catatan sejarah menyebutkan bahwa Laksamana Cheng Ho singgah di Tuban selama ekspedisinya, memperkuat jejak budaya Tionghoa di wilayah ini.

    5. Perkembangan dan Kontroversi
    – Legenda Mongol: Cerita turun-temurun menyebut klenteng telah ada sejak kedatangan tentara Mongol pada 1293 M, meski bukti tertulis terbatas.
    – Pemugaran dan Rekonstruksi: Klenteng mengalami perluasan dari masa ke masa, termasuk renovasi besar pada 1970-an. Patung Dewa Kwan Kong yang rubuh pada 2020 masih menjadi perhatian masyarakat untuk dipulihkan.

    Klenteng Kwan Sing Bio tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah panjang akulturasi budaya, perdagangan, dan spiritual di Tuban. Keunikan arsitektur, legenda, dan perannya dalam memelihara tradisi menjadikannya destinasi wisata religi dan budaya yang penting di Jawa Timur.
    [ayu/ted]

  • Komisi II DPRD Tuban Soroti Razia Miras, Minta Tempat Karaoke Juga Disasar

    Komisi II DPRD Tuban Soroti Razia Miras, Minta Tempat Karaoke Juga Disasar

    Tuban (beritajatim.com) – Maraknya minuman keras (miras) di wilayah Kabupaten Tuban, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban minta petugas gabungan dari Satpol PP, TNI/Polri yang berkaitan untuk razia di tempat-tempat karaoke.

    Mengingat kemarin petugas gabungan melaksanakan razia warung-warung kecil yang menjual miras, padahal menurut Ketua Komisi II Fahmi Fikroni ini di tempat karaoke juga mengedarkan miras di atas 15%.

    “Kenapa razia minuman keras hanya di warung-warung?,” tanya Fahmi Fikroni. Selasa (28/01/2025).

    Ia berharap Satpol PP atau penegak hukum yang berkaitan merazia ke tempat karaoke yang jelas-jelas mengedarkan minuman keras di atas 15%.

    “Sehingga harapannya tempat-tempat karaoke yang berizin maupun belum berizin juga dilakukan razia,” terang Fahmi sapanya.

    Oleh sebab itu, pihaknya juga akan melaksanakan sidak ke lapangan guna memastikan tidak ada pelanggaran atau penyalahgunaan terkait penjualan miras.

    “Kalau kami menemukan pelanggaran-pelanggaran peredaran minuman keras, kami rekomendasikan untuk dicabut perizinannya dan ditutup,” pungkasnya. [ayu/ian]

  • Geger, Peziarah Asal Jember Ditemukan Meninggal Dunia di Makam Sunan Bonang Tuban

    Geger, Peziarah Asal Jember Ditemukan Meninggal Dunia di Makam Sunan Bonang Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Geger, seorang peziarah di Makam Sunan Bonang Tuban asal Jember, Jawa Timur ditemukan meninggal dunia di Komplek Makam setempat Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Selasa (28/01/2025).

    Diketahui, peziarah tersebut bernama Jalil (65) asal Desa Balung Kulon, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember yang tiba-tiba pingsan, saat disadarkan ternyata korban sudah tidak bernyawa.

    Menurut Kanit Reskrim Polsek Kota, IPDA Raden Abdul Latif Reksonegoro mengatakan bahwa korban datang bersama rombongannya melakukan ziarah ke makam Sunan Bonang.

    “Setelah melakukan tahlil dan doa di pusara Makdum Ibrahim, korban meninggalkan rombongannya untuk beristirahat sejenak di sekitar pintu keluar makam,” ujar Kanit Reskrim Polsek Kota.

    Lanjut, pria yang akrab disapa Latif juga menjelaskan, setelah korban pamit beristirahat dan duduk di sekitar pintu keluar makam, tak lama berselang tiba-tiba korban tidak sadarkan diri.

    “Pengurus makam yang mengetahui ada peziarah yang tidak sadarkan diri, langsung bergegas memberi bantuan,” ungkap Latif.

    Saat mendapat pertolongan, korban menghembuskan nafas dan berdasarkan keterangan dari rombongan dan keluarga korban, Jalil memiliki riwayat penyakit jantung selama 5 tahun.

    “Saat ini korban dievakuasi di RSUD Tuban guna pemeriksaan lebih lanjut,” terang Latif.

    Dari laporan tersebut, pihaknya bersama tim Inafis Polres Tuban langsung menuju TKP untuk mengevakuasi jenazah korban.

    “Diduga penyakit jantungnya kambuh dan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” pungkasnya. [ayu/ian]

  • Nikmatnya Olahan Ikan Gabus di Warung Tepi Sawah Lamongan

    Nikmatnya Olahan Ikan Gabus di Warung Tepi Sawah Lamongan

    Lamongan, Beritasatu.com – Sebuah warung tepi sawah di Desa Banar, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur,  menyajikan berbagai olahan masakan khas pedesaan dengan bahan utama ikan gabus.

    Warung ini terletak di lingkungan yang sejuk dan asri, dengan pemandangan persawahan yang menambah kenyamanan. Salah satu menu andalannya adalah berbagai olahan ikan gabus atau yang dikenal dengan nama ikan kutuk di daerah setempat.

    Di antaranya terdapat sayur lodeh ikan gabus, asem-asem ikan gabus, asem-asem balungan, dan rica-rica belut. Semua hidangan ini bisa dinikmati dengan harga terjangkau hanya Rp 15.000 per porsi.

    Tidak mengherankan apabila warung ini menjadi favorit bagi para pecinta kuliner karena memiliki suasana yang nyaman dan dikelilingi pemandangan alam yang indah. Bahkan, banyak pengunjung datang dari luar daerah seperti Kabupaten Tuban, Mojokerto, dan Surabaya.

    Salah satu pengunjung setia Fredy Wahyudi mengungkapkan, ia sering mampir ke warung ini sebelum berangkat bekerja. Menu asem-asem ikan gabus adalah hidangan favoritnya. Menurutnya, rasa masakan di warung ini sangat lezat dan memuaskan, apalagi sambil menikmati pemandangan sawah yang asri.

    “Sebelum berangkat kerja, saya selalu mampir dahulu. Makan di sini suasananya tenang, di kelilingi tanaman persawahan,” ujar Fredy kepada Beritasatu.com di Lamongan, Rabu (28/1/2025).

    Sementara itu, pemilik warung Tutik menyebutkan, pada hari-hari ramai, warungnya bisa menghabiskan hingga 10 kilogram ikan gabus dengan omzet yang mencapai antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per hari.

    “Menu yang paling banyak diminati di sini adalah asem-asem ikan kutuk. Dalam sehari, bisa habis 5 hingga 10 kilogram ikan gabus,” kata Tutik.

    Bagi Anda yang gemar kuliner dan ingin menikmati berbagai olahan ikan gabus dengan suasana pedesaan yang sejuk dan asri di Lamongan. Warung ini adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi bersama keluarga atau teman. Selamat mencoba.

  • Terjaring Razia saat Ngamar Bareng Pacar, Wanita Montong Tuban Menangis

    Terjaring Razia saat Ngamar Bareng Pacar, Wanita Montong Tuban Menangis

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang perempuan muda berinisial AWS (22), asal Montong, tak kuasa menahan tangis saat terjaring razia oleh petugas gabungan di RA Homestay, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. AWS kedapatan berada di dalam kamar bersama kekasihnya, AA (23), pria asal Tulungagung, pada Senin malam hingga Selasa (28/01/2025) dini hari.

    Razia yang digelar Satpol PP Tuban bersama TNI dan Polri ini menindaklanjuti laporan masyarakat terkait dugaan penyalahgunaan penginapan untuk tindak asusila. Selain AWS dan AA, petugas juga mengamankan tiga pasangan lain yang tidak dapat menunjukkan bukti sah sebagai pasangan suami istri.

    “Kita berhasil mengamankan empat pasangan bukan suami istri, ada satu yang masih status pelajar,” ujar Kanit PAM Obvit Samapta Polres Tuban, Ipda Muin, Selasa (28/1/2025).

    Pasangan lain yang turut terjaring razia di RA Homestay adalah WA (34), pria asal Grabagan, bersama YAY (37), perempuan asal Tuban Kota. Sementara itu, di lokasi lain, yaitu Mara House, Kelurahan Karang, petugas juga menemukan dua pasangan lainnya, yakni AS (26) pria asal Tuban Kota bersama DSAP (22) perempuan asal Tambakboyo, serta SW (51) pria asal Merakurak bersama AP (48) perempuan asal Semanding.

    Akibatnya, keempat pasangan tersebut akan menjalani sidang tindak pidana ringan di Pengadilan Negeri Tuban pekan depan. Selain itu, pemilik penginapan yang terlibat juga akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

    “Razia seperti ini terus dilakukan secara rutin dalam rangka menjaga ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Kabupaten Tuban,” pungkas Muin. [ayu/beq]

  • Ruang Terbuka Milik Pemkab Tuban Sering Dibuat Mesum, DPRD Prihatin

    Ruang Terbuka Milik Pemkab Tuban Sering Dibuat Mesum, DPRD Prihatin

    Tuban (beritajatim.com) – Maraknya remaja yang berpacaran di tempat umum hingga melakukan adegan mesra, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban turut prihatin atas kenakalan remaja-remaja saat ini.

    Seperti halnya beberapa waktu yang lalu, sempat dihebohkan area fasilitas umum milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban Taman Hutan Kota Abipraya dan Alun-Alun yang selalu menjadi tempat mesum bagi para pemuda berpacaran.

    Menurut Komisi IV DPRD Tuban Sri Rahayu yang membidangi pendidikan merasa prihatin dengan fenomena anak remaja yang kurang santun dalam berperilaku. Namun, hal ini menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah saja.

    “Hal ini tak lepas karena adanya teknologi yang semakin canggih dan medsos yang luar biasa,” ungkap Sri Rahayu, Selasa (28/01/2026).

    Lanjut, padahal Pemerintah Daerah telah membuat taman ruang terbuka untuk masyarakat Kabupaten Tuban khususnya, supaya bebas untuk berpikir serta terbuka dan sebagai tempat edukasi juga tempat bertamasya.

    “Oleh karena itu, kami akan mendukung pemerintah untuk memperbanyak CCTV sebagai kontrol,” terang Yayuk sapanya.

    Bahkan, wanita politisi Golkar ini juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi perihal tentang pernikahan dini, potensi diri, pendidikan kesehatan dan perundungan di lingkungan sekolah. Bahkan, pihaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan di tingkat Kecamatan untuk mengarahkan mereka kepada hal yang positif.

    “Sebagai pelopor, anak juga sebagai contoh kebaikan dalam segala hal, melalui potensi diri, kreatifitas dan inovasi,” imbuhnya.

    Sementara itu, untuk mengantisipasi kenakalan remaja, mereka harus melaporkan segala sesuatu hal yang negatif yang terdeteksi pada teman-teman mereka di sekolah maupun di luar sekolah untuk disampaikan pada sekolah, dinas terkait Dinsos P3A dan Komisi IV DPRD Kabupaten Tuban agar dilakukan pembinaan.

    “Namun, fenomena ini adalah tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah, melainkan keluarga sebagai peran pertama, pendidik, tokoh agama, masyarakat tak terkecuali juga wartawan harus memberikan berita-berita yang mengedukasi para remaja kita saat ini,” pungkasnya. [ayu/ted]