kab/kota: Tuban

  • Jan Hwa Diana Persilakan Eks Karyawan Ambil Dokumen Kependudukan di Kantor Pengacaranya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 Mei 2025

    Jan Hwa Diana Persilakan Eks Karyawan Ambil Dokumen Kependudukan di Kantor Pengacaranya Surabaya 27 Mei 2025

    Jan Hwa Diana Persilakan Eks Karyawan Ambil Dokumen Kependudukan di Kantor Pengacaranya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pemilik Sentoso Seal,
    Jan Hwa Diana
    akan mengembalikan
    dokumen kependudukan
    karyawannya yang tak terkait kasus
    penahanan ijazah

    Dokumen-dokumen tersebut antara lain KTP, KK, SKCK, buku nikah, SIM A dan B, serta Surat Keterangan (Suket) Pengganti KTP-el yang dikeluarkan beberapa kabupaten, contohnya Kabupaten Gresik dan Tuban.
    Seluruh dokumen tersebut merupakan milik 35 mantan karyawan maupun karyawan yang saat ini masih bekerja di CV Sentosa Seal.
    “Nah, selanjutnya dari ijazah yang ditahan sudah ada di Polda Jatim, tapi untuk dokumen kependudukan ini akan kami serahkan langsung ke pekerja-pekerja yang masih bekerja di tempat Bu Jan Hwa Diana,” kata hukum Jan Hwa Diana, Elok Dwi Kadja saat ditemui wartawan di Rumah Aspirasi Wakil Wali Kota Surabaya,
    Armuji
    , Selasa (26/5/2025).
    Sementara itu, untuk eks karyawan dapat mengambil langsung dokumen tersebut di kantor Elok Kadja Law Firm yang bertempat di Jalan Panglima Sudirman Nomor 66-68, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, atau dapat menghubungi nomor telepon terkait.
    “Semuanya langsung dikembalikan kecuali BPKB dan sertifikat rumah itu kan ada perjanjian utang piutangnya, nah itu nanti saya tanyakan dulu ke Bu Diana,” katanya. 
    Terdapat satu sertifikat rumah dan dua BPKB motor yang pemiliknya merupakan saudara Diana, sehingga perlu konfirmasi lebih lanjut.
    Hari ini, Elok menemui Armuji terkait proses
    pengembalian ijazah
    dan dokumen lain yang tak terkait perkara di Polda Jatim. 
    Ia menuturkan bahwa sebelumnya Diana bersama tim kuasa hukumnya telah menyerahkan 108 ijazah dan 38 dokumen kependudukan ke Polda Jatim untuk proses pengembalian ke pihak korban.
    Namun, sejumlah barang bukti tersebut dikembalikan oleh Polda Jatim karena dinilai sudah tidak berkaitan dengan perkara.
    “Saya sudah menyerahkan 108 ijazah itu ke kepolisian, selain itu ada juga SKCK, SIM, buku nikah, KK yang kemarin sudah kami serahkan ke Polda Jatim, tapi pihaknya tidak berkenan menerima karena tidak berkaitan dengan perkara,” kata Elok.
    Oleh karena itu, Elok meminta arahan kepada Cak Ji terkait langkah selanjutnya yang bisa dilakukan dengan dokumen-dokumen tersebut.
    “Nah, Cak Ji ini kan cacaknya arek Suroboyo, jadi tujuan kami ke sini minta arahan dokumen ini akan kami kemanakan,” tuturnya.
    Ia juga mengatakan bahwa untuk ijazah atas nama Dimas Sefa ditemukan saat penggeledahan di gudang CV Sentosa Seal.
    Namun, untuk 108 ijazah dan 38 dokumen lainnya, Diana dengan sukarela menyerahkan ke kepolisian.
    Cak Ji menyarankan untuk menyerahkan barang bukti tersebut ke Polda Jatim agar seluruh dokumen bisa dikembalikan ke para korban.
    Sebab, hal tersebut bukan lagi wewenang Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
    “Saya sarankan agar berproses secara hukum di Polda Jatim, harapannya agar itu bisa menjadi barang bukti dan bisa ditindaklanjuti secara hukum. Jangan ke saya karena saya tidak punya hak, yang berhak mengembalikan ke karyawan itu Polda Jatim,” ujar Armuji. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diskominfo Tuban Beri Pelatihan Konten Video Kreatif

    Diskominfo Tuban Beri Pelatihan Konten Video Kreatif

    Tuban (beritajatim.com) – Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfo SP) Kabupaten Tuban menggelar Workshop Video Konten Kreatif Batch 1 di Ruang Rapat Dandang Wacono, Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban. Selasa (27/05/2025).

    Kepala Diskominfo SP Tuban, Arif Handoyo mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang. Termasuk anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

    “Saat ini terdapat 23 KIM yang tersebar di berbagai Kecamatan di Kabupaten Tuban dan nantinya kami berharap seluruh kecamatan memiliki KIM yang aktif dan produktif,” ungkap Arif Handoyo.

    Pihaknya juga berkeinginan agar KIM menjadi corong informasi yang tidak hanya menyampaikan program pemerintah, tetapi juga mengangkat potensi lokal dan membangun citra positif Kabupaten Tuban. Hal ini sangat penting untuk membuka peluang kolaborasi yang lebih erat dengan KIM, baik dalam pembuatan konten maupun distribusi informasi.

    “Kolaborasi ini mencakup penyampaian layanan publik seperti SP4N-LAPOR hingga upaya penanggulangan hoaks melalui Klinik Hoaks,” imbuhnya.

    Pelatihan pembuatan video konten kreatif oleh Diskominfo SP Tuban.

    Pria yang akrab disapa Arif ini juga menegaskan bahwa dengan melibatkan KIM, komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dapat berjalan lebih efektif. Serta, kedepan KIM dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Tuban, serta mengenalkan Kabupaten Tuban dengan cara yang luar biasa.

    “Sebab, dalam era digital saat ini, media sosial menjadi sarana utama dalam menyebarluaskan informasi, baik melalui platform seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan Facebook memiliki daya jangkau dan efek yang lebih tahan lama dibandingkan media konvensional,” bebernya.

    Maka dari itu, KIM didorong untuk aktif menciptakan konten yang positif dan membangun reputasi daerah secara digital. Kemudian, peserta juga mendapatkan materi praktis tentang teknik branding yang tepat di media sosial dan pengambilan gambar untuk fotografi dan videografi.

    Salah seorang peserta Chintya Amelya Putri (24) menyampaikan bahwa workshop ini sangat bermanfaat, khususnya bagi mereka yang tertarik mengembangkan kemampuan di bidang konten digital. “Untuk kegiatan ini saya rasakan seru banget, buat teman-teman yang mau join Batch 2. Wajib banget ikut, karena kalian bakal dapat insight yang sangat luar biasa,” kata Chintya Amelya. [dya/but]

  • Industri petrokimia sebagai peluang ekonomi yang menggiurkan

    Industri petrokimia sebagai peluang ekonomi yang menggiurkan

    Pengolahan industri petrokimia (ANTARA/HO-Kemenperin)

    Industri petrokimia sebagai peluang ekonomi yang menggiurkan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 27 Mei 2025 – 07:05 WIB

    Elshinta.com – Industri petrokimia bisa memberikan masa depan yang menjanjikan untuk ekonomi Indonesia. Sektor ini disebut sebagai ibu industri (mother of industry) karena produk yang dihasilkan bisa digunakan sebagai bahan baku sektor lain. Seperti olefin yang digunakan untuk memproduksi plastik, agrochemical untuk penguatan sektor agro, serta aromatik yang bisa digunakan untuk membuat plastik, nilon, detergen, dan bahan baku kosmetik.

    Selanjutnya, bitumen yang digunakan untuk membuat aspal yang kemudian dimanfaatkan untuk melapisi tanggul, jalan, dan menjadi campuran briket, serta petroleum coke yang digunakan untuk meleburkan timah dan aluminium. Salah satu kunci utama penguatan industri petrokimia nasional adalah ketersediaan nafta, yakni fraksi minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk menghasilkan produk dasar seperti ethylene, propylene, dan butadiene melalui proses pemurnian.

    Saat ini, sebagian besar kebutuhan nafta di Tanah Air masih dipenuhi melalui importasi. Meski demikian, Pemerintah sudah berkeinginan untuk mendorong produksi nafta dalam negeri, mengingat strategisnya produk tersebut.

    Melalui pembangunan dan revitalisasi kilang minyak nasional, termasuk proyek-proyek strategis yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero). Kilang-kilang yang ada tengah dirancang agar mampu menghasilkan nafta dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri domestik.

    Selama beberapa dekade, industri petrokimia telah menjadi tulang punggung banyak sektor, mulai dari plastik, tekstil, hingga farmasi. Kini, permintaan terhadap produk berbasis kimia mengalami peningkatan signifikan secara global. Pasar petrokimia mengalami pertumbuhan yang pesat, didorong kebutuhan akan produk konsumsi yang berkaitan erat dengan industri tersebut.

    Laporan International Energy Agency (IEA) menyebut, produk petrokimia akan menyumbang lebih dari 30 persen pertumbuhan permintaan minyak global pada 2030. Hal ini terjadi meskipun kendaraan listrik dan energi terbarukan mulai mengurangi permintaan bahan bakar fosil.

    Pemerintah memandang industri petrokimia sebagai salah satu prioritas dalam upaya substitusi impor, karena apabila sektor ini diperkuat dan nafta berhasil diproduksi secara swasembada, maka tak hanya memperkuat industri petrokimia itu sendiri tapi turut memperkuat sektor lain yang membutuhkan bahan baku dari nafta.

    Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Saat ini, produksi nafta untuk 1 juta ton per tahun memerlukan sekitar 3,03 juta ton minyak mentah jenis light crude per tahun atau 1:3.

    Hingga kini Indonesia hanya memiliki enam kilang minyak dan semuanya sudah berumur. Dari enam kilang itu, baru mampu diproduksi nafta sebesar 7,1 juta ton per tahun. Sedangkan kebutuhan nafta nasional saat ini mencapai 9,2 juta ton per tahun, artinya masih dibutuhkan impor sebanyak 2,1 juta ton.

    Seperti halnya petrokimia yang merupakan ibu industri, nafta merupakan ibu dari sektor petrokimia, yang apabila dapat diproduksi secara domestik mampu menghemat impor hingga 9 miliar dolar AS per tahun atau Rp146,03 triliun (kurs Rp16.226). Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri petrokimia dalam negeri untuk terus tumbuh.

    Prospek Cerah

    Meski dunia tengah bergerak menuju energi terbarukan, industri petrokimia justru diprediksi akan terus tumbuh. Hal ini disebabkan meningkatnya permintaan terhadap produk hilir petrokimia, seperti plastik teknik, komposit ringan, dan bahan baku untuk farmasi yang masih belum bisa tergantikan.

    Sektor petrokimia disebut akan menjadi salah satu kontributor dalam pertumbuhan permintaan minyak global hingga 2040, melampaui sektor transportasi. Oleh karena itu, Indonesia yang memiliki posisi strategis secara global diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan ini.

    Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memasukkan industri petrokimia menjadi salah satu sektor perindustrian yang diprioritaskan pengembangannya.

    Investasi di sektor petrokimia dinilai memberikan dampak ekonomi berlapis. Selain membuka lapangan kerja langsung dalam jumlah besar, sektor ini juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) terhadap industri lain seperti logistik, jasa pendukung, konstruksi, dan industri hilir.

    Proyek petrokimia bernilai 1 miliar dolar AS atau Rp16,2 triliun berpotensi menciptakan hingga 4.000 lapangan kerja. Di sisi fiskal, industri ini berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara melalui pajak, dan royalti. Selain itu, substitusi atau pengurangan volume impor dari industri petrokimia domestik juga dapat menghemat devisa negara hingga miliaran dolar AS per tahun.

    Dengan memberikan pemanis insentif berupa pembebasan pajak (tax holiday) hingga 100 persen dan keringanan pembayaran pajak (tax allowance) hingga 30 persen, diharapkan investor asing di sektor petrokimia mau menanamkan modalnya di Tanah Air. Saat ini, sejumlah proyek strategis tengah digarap untuk memperkuat struktur industri petrokimia nasional.

    Salah satu yang terbesar adalah pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten. Proyek senilai Rp15 triliun tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2027 dan diperkirakan mampu menyerap hingga 3.000 tenaga kerja.

    Selain itu, pemerintah juga tengah membangun beberapa fasilitas kilang minyak atau refinery dengan total kapasitas hingga 1 juta barel per hari, serta mengusulkan untuk membangun kilang minyak baru di wilayah Tuban, yang saat ini telah memiliki pabrik petrokimia, yaitu PT Trans-Pasific Petrochemical Indotama (TPPI).

    PT TPPI punya dua mode produksi, yaitu petrokimia dan bahan bakar. Sebagian besar bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk aromatik berasal dari kondensat. Selain itu, TPPI juga memproduksi nafta yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar. Penguatan industri petrokimia bukan sekadar kebutuhan ekonomi, melainkan fondasi bagi kemandirian industri nasional.

    Dengan memanfaatkan potensi pasar domestik dan membangun ekosistem industri petrokimia yang kuat, Indonesia dapat melangkah lebih percaya diri menuju masa depan sebagai negara manufaktur yang berdaya saing kuat di dunia internasional.

    Sumber : Antara

  • Driver PT Mlindjo Ditemukan Meninggal di Kos Tuban, Diduga Karena Sakit

    Driver PT Mlindjo Ditemukan Meninggal di Kos Tuban, Diduga Karena Sakit

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang driver PT Mlindjo bernama Sucipto (55) asal Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, ditemukan meninggal dunia di kamar kos yang menjadi mess karyawan di Jalan Hayam Wuruk, Lingkungan Jarkali, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Selasa (27/5/2025).

    Menurut keterangan Arif, rekan kerja korban, sebelumnya Sucipto telah dilarang bekerja oleh istrinya karena kondisinya sedang sakit. Namun korban tetap memaksakan diri untuk masuk kerja. “Jadi sampai di mess ini mungkin tambah parah kondisinya,” ujar Arif.

    Arif menuturkan, pada pukul 04.30 WIB ia sempat membantu mengantar Sucipto ke kamar mandi sebelum berpamitan bekerja. Namun sekitar pukul 06.30 WIB, Arif mendapat kabar bahwa Sucipto telah meninggal dunia. Di tempat tidur korban juga ditemukan beberapa obat yang diduga dibawa dari rumah. “Di bawah bantalnya ada obat 4 strip, gak tahu obat apa itu karena dibawa sama Pak Polisi tadi,” tambahnya.

    Kos tempat korban ditemukan diketahui memang menjadi mess bagi sekitar 10 karyawan PT Mlindjo. Istri dan keluarga korban telah diberitahu dan dalam perjalanan menuju Tuban untuk mengurus jenazah. “SOP-nya kan begitu, harus ada keluarga korban yang datang,” ujar Arif.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Semanding Ipda Ghofur menjelaskan, korban mengeluh sakit sejak Senin malam saat datang ke mess bersama rekannya, Muchamad Suwalik. Sekitar pukul 21.00 WIB, korban mengaku seluruh tubuhnya terasa sakit. Setelah tidur pada pukul 22.00 WIB, kondisi korban memburuk. “Sekitar pukul 06.00 WIB, saksi Giyanto masuk ke kamar dan melihat korban dalam kondisi memejamkan mata, tangan gosong, dan tidak bergerak,” terang Ipda Ghofur.

    Setelah diperiksa oleh saksi, korban diketahui telah meninggal dunia. Pemeriksaan dari Puskesmas Wire tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sejumlah obat yang ditemukan di kamar korban antara lain Eltazon, Dapyrin, dan Novaxicam, yang umumnya digunakan untuk meredakan peradangan, nyeri, dan gejala rematik.

    Pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak menghendaki autopsi dilakukan. [dya/beq]

  • Sebanyak 107 Calon Jemaah Haji Kloter 86 Asal Tuban Diberangkatkan

    Sebanyak 107 Calon Jemaah Haji Kloter 86 Asal Tuban Diberangkatkan

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 107 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Kloter 86 resmi diberangkatkan dari Pendapa Kridha Manunggal, Selasa (27/5/2025).

    Prosesi pemberangkatan ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, sebagai penanda rombongan terakhir jemaah haji dari daerah tersebut untuk musim haji tahun ini.

    Kloter 86 ini merupakan gabungan antara jemaah dari Kabupaten Tuban dan Kota Probolinggo, yang selanjutnya akan menuju Embarkasi Surabaya sebelum diterbangkan ke Tanah Suci. Dengan keberangkatan kloter ini, total jemaah haji asal Kabupaten Tuban yang telah diberangkatkan mencapai 1.256 orang.

    “Alhamulilah calon jemaah haji mulai dari kloter 66, 68, 69, 70, dan 86 berlangsung lancar,” ujar Joko Sarwono dalam sambutannya.

    Ia menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proses keberangkatan jemaah haji tahun ini. Menurutnya, sinergi antara Pemerintah Kabupaten Tuban, Kantor Kemenag Tuban, Polres, TNI, KBIH, dan unsur lainnya menjadi kunci suksesnya pelaksanaan ibadah haji.

    “Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi bersama lintas sektor ini,” imbuhnya.

    Joko Sarwono juga mengajak masyarakat untuk turut mendoakan seluruh calon jemaah haji agar diberikan kelancaran dan kekuatan dalam menjalankan rangkaian ibadah, serta bisa kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dan menjadi haji yang mabrur.

    “Mudah-mudahan seluruh jemaah senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan baik jasmani maupun rohani,” katanya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihaknya bersama Kemenag Tuban akan terus memantau kondisi para jemaah, termasuk kinerja petugas haji, tim kesehatan, serta KBIH selama di Tanah Suci.

    Informasi perkembangan kondisi jemaah juga akan terus disampaikan kepada panitia haji di Kabupaten Tuban. “Jika seluruh proses telah selesai, akan dilakukan penjemputan jemaaah haji, dari Surabaya menuju Kabupaten Tuban,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Tuban, Umi Kulsum, mengingatkan pentingnya menjaga keharmonisan antar jemaah, mengingat kloter 86 ini merupakan gabungan dari dua daerah berbeda.

    Ia juga menjelaskan bahwa jemaah dari kloter-kloter sebelumnya yang telah diberangkatkan dari Tuban, saat ini telah tiba di Makkah dan sedang melaksanakan ibadah umrah sebelum menunaikan haji.

    “Saat ini, seluruh rangkaian keberangkatan haji sudah selesai, dan jemaah yang kemarin diberangkatkan tengah melakukan umrah sebelum wajib haji,” pungkasnya. [dya/suf]

  • Sah Jadi Perda! DPRD dan Bupati Tuban Sepakati Aturan Baru untuk Rumah Layak dan Beasiswa Pendidikan

    Sah Jadi Perda! DPRD dan Bupati Tuban Sepakati Aturan Baru untuk Rumah Layak dan Beasiswa Pendidikan

    Tuban (beritajatim.com) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban bersama Bupati Tuban secara resmi menyetujui dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) inisiatif untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (Perda), Senin (26/05/2025). Kedua perda yang disahkan ini mencakup Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Beasiswa Pendidikan di Kabupaten Tuban.

    Ketua DPRD Tuban, Sugiantoro, menyatakan bahwa penetapan ini merupakan hasil rapat paripurna yang dilaksanakan pada 24 Mei 2025. “Sebelum ditetapkan, Raperda tersebut telah melalui beberapa kali pembahasan,” ujarnya.

    Rangkaian proses pengesahan melibatkan rapat Pansus dengan OPD terkait, stakeholder, tim penyusun naskah akademik, serta penyampaian pendapat Kepala Daerah dan fraksi-fraksi hingga penandatanganan berita acara kesepakatan.

    “Alhamdulillah sudah disahkan, selanjutnya kita kirim ke Provinsi untuk dievaluasi oleh Gubernur Jawa Timur,” terang Sugiantoro.

    Ia menambahkan bahwa perda ini memberikan kepastian hukum yang diharapkan mampu meningkatkan angka partisipasi peserta didik, memotivasi mereka untuk berprestasi, serta memperkuat kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Tuban.

    “Muaranya adalah SDM unggul yang bisa memberi kontribusi untuk masyarakat,” ungkap politisi dari Partai Golkar itu.

    Terkait Perda Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, ia menegaskan bahwa perda ini bertujuan menciptakan hunian yang layak, terjangkau, terpadu, dan ramah lingkungan. “Setiap pembangunan akan memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan fungsi lingkungan, tidak hanya di kota saja, tapi hingga pedesaan,” bebernya.

    Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky atau akrab disapa Mas Lindra, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama DPRD dalam menyusun dua perda strategis tersebut.

    ‘’Ini adalah bentuk kolaborasi kami bersama untuk memajukan Kabupaten Tuban,’’ ujar Mas Lindra.

    Ia menjelaskan bahwa perda tentang perumahan sangat penting dalam mendukung pengembangan wilayah, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan berdasarkan RDTR dan RTRWK.

    “Raperda ini juga dimaksudkan agar dalam pembangunan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan fungsi lingkungan baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan,” ucapnya.

    Untuk perda tentang beasiswa, Mas Lindra menekankan bahwa bantuan pendidikan ini dirancang untuk meningkatkan angka partisipasi, prestasi, serta motivasi siswa melalui asas objektif, partisipatif, non-diskriminatif, transparan, dan akuntabel.

    “Raperda beasiswa ini juga diharapkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Tuban agar dapat memiliki daya saing dan berkontribusi bagi masyarakat dan daerah,” tutupnya. [dya/ian]

  • Dianggarkan Rp4 Miliar, Jalan Ringroad Tuban Mulai Proses Lelang untuk Perbaikan

    Dianggarkan Rp4 Miliar, Jalan Ringroad Tuban Mulai Proses Lelang untuk Perbaikan

    Tuban (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban mengalokasikan anggaran sebesar Rp4 miliar untuk perbaikan jalan Ringroad, saat ini masih proses lelang.

    Hal ini disampaikan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky soal kerusakan jalan Ringroad akibat curah hujan yang tinggi dan struktur tanah yang gambut. Sehingga, jalan sepanjang 19 kilometer ini banyak berlubang.

    “Sudah kita anggarkan di APBD sebesar Rp4 miliar,” ungkap Mas Lindra sapaan Bupati Tuban. Senin (26/05/2025).

    Ia menyampaikan komitmennya dalam meningkatkan kemudahan mobilitas warga. Salah satunya dengan upaya menyediakan infrastruktur jalan yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

    “Pemkab telah berulang kali melakukan pemeliharaan dengan cara menutup jalan berlubang menggunakan aspal, akan tetapi intensitas curah hujan yang tinggi dan tanah gambut, sehingga mengakibatkan jalan kembali rusak,” bebernya.

    Anggaran tersebut, menurut Mas Lindra sebagai respon cepat dan menindaklanjuti adanya temuan jalan yang berlubang, terlebih di Jalan Ringroad. “Perbaikan jalan ini diharapkan mampu memperlancar arus kendaraan, menekan angka kecelakaan, dan mendukung aktivitas perekonomian warga sekitar,” terang Mas Lindra.

    Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas PUPR,PRKP Kabupaten Tuban, Agung Supriyadi menjelaskan bahwa pembangunan dan perbaikan jalan Ringroad akan dikerjakan dengan konstruksi cor beton.

    “Adapun panjang pengerjaan menyesuaikan dengan anggaran yang ada saat ini,” kata Agung Supriyadi.

    Termasuk, masih menunggu proses lelang dan nantinya di P-APBD 2025 akan kembali diusulkan sebesar Rp2 miliar rupiah untuk perbaikan di jalan Ringroad tersebut.

    “Kami bersama tim Bidang Bina Marga telah melakukan perbaikan dengan mengganti dan pemadatan urugan dasar (basecose) di sejumlah titik jalan yang rusak, setelah benar-benar padat dengan dilalui kendaraan selanjutnya akan dilapisi hotmix,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Lima Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalur Bojonegoro–Ngawi

    Lima Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalur Bojonegoro–Ngawi

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kecelakaan beruntun atau karambol melibatkan lima kendaraan terjadi di Jalan Raya Bojonegoro–Ngawi, tepatnya di Desa Ngraho, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Senin (26/5/2025) pagi sekitar pukul 08.10 WIB.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Bojonegoro, Ipda Septian Nur Pratama mengungkapkan, insiden tersebut melibatkan satu truk, dua mobil pribadi, satu sepeda motor, dan satu truk tangki air.

    Kecelakaan dipicu oleh kendaraan bus yang belum diketahui nomor polisinya berhenti mendadak untuk menurunkan penumpang. Akibatnya, kendaraan yang berada di belakangnya tidak sempat mengantisipasi, sehingga terjadilah tabrakan beruntun.

    “Truk dari arah belakang tidak sempat mengerem dan menabrak truk tangki air, kemudian mendorong kendaraan-kendaraan di depannya,” ujar Ipda Septian.

    Meski kecelakaan tersebut mengakibatkan kerusakan material cukup parah, beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka serius dalam kejadian tersebut. Petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP dan mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan panjang.

    “Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi bus yang diduga menjadi pemicu awal kecelakaan,” pungkasnya. [lus/suf]

    Adapun kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan beruntun yakni:

    1. Truk bernomor polisi S 8614 A yang dikemudikan Bayu Syaifudin (21), warga Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro.
    2. Toyota Kijang Inova S 1442 ES yang dikemudikan Agus Surjono (62), warga Kabupaten Tuban.
    3. Sepeda motor Supra 125 AE 2813 JAB milik Purnomo, warga Kabupaten Ngawi.
    4. Toyota Avanza K 1228 KN dikemudikan Setyowati (48), seorang guru asal Blora.
    5. Truk tangki air AE 8121 UK yang dikemudikan Jhorgie Ikbal Bagus P (25), warga Kabupaten Ngawi.

  • DLHP Tuban Serahkan Penghargaan Kampung Idaman Berseri

    DLHP Tuban Serahkan Penghargaan Kampung Idaman Berseri

    Tuban (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten Tuban telah menyerahkan penghargaan Kampung Idaman Berseri (KIB) 2024 untuk tingkat RT/RW serta penghargaan Sekolah Adiwiyata Kabupaten Tuban.

    Kepala DLHP Tuban, Bambang Irawan mengatakan bahwa penghargaan KIB dan Adiwiyata ini merupakan upaya nyata dalam membentuk kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan hidup.

    “Hal ini juga sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga merupakan embrio untuk mendorong RT/RW dan sekolah menuju penghargaan yang lebih tinggi di tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional,” ujar Bambang Irawan, Senin (26/05/2025).

    Ia menjelaskan, Kampung Idaman Berseri ini bertujuan menciptakan lingkungan perkampungan yang bersih, sehat, nyaman, dan lestari. Serta, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

    “Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari warga hingga pelajar di sekolah, untuk terus menjaga semangat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup,” kata Bambang sapanya.

    Pihaknya berharap Adiwiyata tidak berhenti di tingkat kabupaten. Namun, sekolah-sekolah nantinya diharapkan naik ke jenjang yang lebih tinggi seperti Adiwiyata Provinsi, Adiwiyata Nasional, Adiwiyata Mandiri, hingga Eco Green School tingkat internasional.

    “Harapan kami program ini dapat menjadi pintu masuk menuju program Desa/Kelurahan Berseri dan Kampung Iklim Nasional, yang menitik beratkan pada keselarasan antara pembangunan permukiman dan kelestarian lingkungan,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Dorong Diversifikasi Pangan di Jatim, PDIP: Ketergantungan ke Beras Tak Bisa Dipertahankan

    Dorong Diversifikasi Pangan di Jatim, PDIP: Ketergantungan ke Beras Tak Bisa Dipertahankan

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Ony Setiawan, menegaskan komitmen partainya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui langkah diversifikasi pangan. Menurutnya, ketergantungan terhadap beras sebagai sumber utama karbohidrat tidak bisa terus dipertahankan.

    “Tanaman pokok pendamping beras ini penting dalam rangka menuju swasembada pangan. Kita harus sadar bahwa ketergantungan pada beras tidak bisa terus dipertahankan, apalagi pencapaian swasembada dalam jangka pendek belum tentu bisa tercapai,” ujar Ony, Senin (26/5/2025).

    Pernyataan itu merespons instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang mendorong pengembangan sepuluh jenis tanaman alternatif pengganti beras, seperti jagung, singkong, dan sorgum. Ony menilai kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk mencapai kedaulatan pangan nasional.

    “Semua itu adalah sumber karbohidrat yang bisa menjadi pengganti beras. Jadi pokoknya harus. Urusan pangan dan energi harus menjadi ranah kedaulatan nasional yang nyata,” tegasnya.

    Politisi asal Dapil Tuban-Bojonegoro ini menambahkan, ketahanan pangan tidak cukup hanya mengandalkan karbohidrat, melainkan juga harus mencakup kebutuhan gizi lain seperti protein dan lemak dari sektor peternakan dan pertanian lokal.

    “Kebutuhan nutrisi tubuh itu macam-macam. Tidak hanya karbohidrat, tapi juga lemak, protein dan lainnya. Karena itu, PDI Perjuangan juga mendorong adanya ketahanan mikro, termasuk dari hasil pertanian sayur, peternakan ayam, dan lainnya,” ujarnya.

    Ony juga menekankan pentingnya peran urban farming sebagai solusi di wilayah perkotaan. Ia menyebut, praktik bertani di lingkungan rumah tidak hanya memperkuat ketahanan pangan keluarga, tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan.

    “Urban farming menyadarkan kita bahwa lingkungan harus dijaga. Dan dari situ kita bisa mulai mengembangkan kemandirian pangan skala rumah tangga,” tandas Ony.

    Sebagai informasi, instruksi Megawati mencakup pengembangan tanaman lokal yang akrab di masyarakat dan dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam skema produksi pangan nasional yang lebih beragam dan berkelanjutan. [asg/beq]