kab/kota: Tuban

  • Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Juni 2025

    Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka Regional 15 Juni 2025

    Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
    Tim Redaksi
    TUBAN, KOMPAS.com –
    Ratusan petani di Kecamatan Plumpang dan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjerit akibat lahan pertanian mereka tak bisa ditanami.
    Hal ini terjadi karena banjir rutin dari luapan sungai Avour, yang tak mampu menampung debit air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
    Total ada sekitar 609 hektar lahan pertanian yang gagal tanam.
    Padahal, lahan itu seharusnya menjadi bagian dari kontribusi petani terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional Presiden Prabowo Subianto.
    Penyebab utama banjir disebut karena kondisi sungai Avour yang mengalami pendangkalan dan aliran airnya tersumbat, akibat proyek pembangunan
    Waduk Jabung Ring Dyke
    yang berada di hilir sungai hingga kini mangkrak.
    Puncak keresahan terjadi pada Sabtu (14/6/2025), ketika para petani dari Desa Klotok, Bandungrejo, Plandirejo, Sembungrejo, Kedungrejo, Kedungsoko, Kebomlati, Jatimulyo, Cangkring, dan Plumpang mengadu ke DPRD Kabupaten Tuban.
    “Ini banjir yang paling parah dibanding beberapa tahun sebelumnya,” kata seorang petani, Nur Aksan, Sabtu (14/6/2025).
    Nur mengatakan, petani kini gelisah karena tak bisa lagi menanami lahannya. Setiap kali hujan deras, air dari Sungai Bengawan Solo meluap dan memperparah banjir.
    Para petani mendesak pemerintah segera melakukan
    normalisasi Sungai Avour
    untuk mencegah kerugian lebih besar.
    Mereka juga meminta agar pintu bendungan DAM Inlet Swiss 2 segera dibuka atau dijebol sebagai langkah darurat mengatasi banjir.
    Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tuban, Tulus Setyo Utomo, menyatakan dukungan terhadap perjuangan para petani.
    “Kalau Waduk Jabung Ring Dyke dapat difungsikan sebagaimana mestinya, banjir Kali Avour di Kecamatan Plumpang juga teratasi dan tidak terjadi lagi,” kata Tulus, Minggu (15/6/2025).
    Menurut Tulus, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir dan gagal tanam adalah penyelesaian proyek Waduk Jabung Ring Dyke, yang berada di perbatasan Tuban dan Lamongan.
    Ia juga mendesak BBWS Bengawan Solo bertindak cepat dan tegas.
    Tulus menyoroti pentingnya menyelesaikan persoalan tanggul tambak dan larangan aktivitas penanaman di area proyek waduk seluas 1.400 hektar.
    Sementara itu, perwakilan teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Feri, mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi terkait permintaan petani untuk membuka pintu DAM Inlet Swiss 2.
    “Untuk membuka pintu DAM, kami masih menunggu izin dari pimpinan,” kata Feri.
    Terkait percepatan pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke, Feri mengakui bahwa proses santunan lahan masih menjadi kendala.
    “Dari total 550 bidang, masih ada 57 bidang yang belum terselesaikan santunannya, karena rencana anggarannya masuk tahun 2026 bersamaan dengan kelanjutan pembangunan fisik waduk,” jelasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sawah Tergenang Banjir, DPRD Tuban Desak Normalisasi Sungai Avur

    Sawah Tergenang Banjir, DPRD Tuban Desak Normalisasi Sungai Avur

    Tuban (beritajatim.com) – Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban menggelar rapat kerja bersama eksekutif dan stakeholder terkait, membahas persoalan banjir yang mengenai area Persawahan di wilayah Kecamatan Plumpang. Sabtu (14/06/2025).

    Dalam rapat tersebut juga diikuti puluhan petani yang tergabung dalam Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Kecamatan Plumpang serta perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

    Ketua Komisi I Bidang Pembangunan Infrastruktur dan SDM DPRD Tuban, Suratmin dengan diikuti anggota komisinya memimpin rapat tersebut untuk mencari solusi bagaimana penyelesaian persoalan banjir yang mengenai area persawahan yang diakibatkan kurang maksimalnya saluran utama sungai Avur di Kecamatan Plumpang.

    “Nantinya kami akan melakukan kunjungan kesana, kapan pelaksanaannya belum bisa kami pastikan. Namun, persoalan ini akan kami tindak lanjuti secara bersama-sama,” ungkap Suratmin dalam memimpin rapat.

    Sementara itu, Ketua HIPPA Sumber Pangan Desa Plumpang, Nur Ahsan menyampaikan, bahwa ada 9 hak petani yang sudah disampaikan ke Komisi I DPRD Tuban yakni hak atas tanah, hak atas benih, hak untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan, hak untuk mendapatkan kesejahteraan, hak untuk mendapatkan perlindungan dari gangguan, hak atas pangan, hak berbagi manfaat, hak atas lingkungan yang baik dan hak yang relevan dalam konteks petani di Plumpang.

    “Ada 9 hak yang kami sampaikan dan 2 tuntutan persoalan normalisasi kali Avur untuk dikembalikan fungsi dan penggunaannya, ini belum ada hasil pembahasan kepuasan untuk kami,” ujar Nur Ahsan.

    Lalu, yang kedua pihaknya meminta untuk dibukanya pintu air dam di Desa Banjar, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Menurut Ahsan, permintaan kedua ini dalam waktu dekat akan dilaksanakan. “Untuk permintaan pertama ini kami belum puas,” tambahnya.

    Pihaknya juga akan terus mengawal perkembangan persoalan ini. Apabila tidak ada keseriusan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban terkait dengan normalisasi sungai Avur, pihaknya akan menggerakkan massa di sekitaran sungai Avur di Kecamatan Plumpang maupun Kecamatan Widang.

    “Tidak adanya normalisasi ini disebabkan karena Sungai Avur dangkal, sampah, terus ada tiga titik yang mengakibatkan tidak lancarnya air,” kata Ahsan.

    Ditempat yang sama, pelaksana teknis BBWS, Ferry akan menyampaikan persoalan dan pembahasan rapat hari ini kepada pimpinan untuk mengambil langkah dan arah kebijakan. “Hari ini akan kami koordinasikan dengan pimpinan terkait hal ini,” tutup Ferry. [dya/kun]

  • Jelang HUT Bhayangkara, Personel Polres Tuban Bersih-Bersih Tempat Ibadah

    Jelang HUT Bhayangkara, Personel Polres Tuban Bersih-Bersih Tempat Ibadah

    Tuban (beritajatim.com) – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Polres Tuban menggelar kegiatan bakti sosial religi berupa bersih-bersih tempat ibadah.

    Adapun bersih-bersih tempat ibadah ini diantara lain Klenteng Tjoe Ling Kiong di Jalan Panglima Sudirman, Gereja Beth El Tabernakel di Jalan Sumurgempol Tuban, Pura Sanggah Pamuja di jalan Lukman hakim, Kelurahan Doromukti, Kabupaten Tuban.

    Kegiatan ini juga menyasar area pemakaman umum Mbah Randu yang terletak di belakang Mapolsek Tuban.

    Kasihumas Polres Tuban, AKP J. Mintoro menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian menyambut HUT Bhayangkara ke-79, dengan tujuan mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat.

    “Kami ingin menunjukkan bahwa Polri hadir di tengah masyarakat tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelayan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan toleransi antar umat beragama,” terang AKP J. Mintoro, Jumat (13/6/2025).

    Selain itu, kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian sosial dan mempererat hubungan Polri dengan masyarakat lintas agama, sekaligus menjadi bagian dari semangat pengabdian.

    “Hal ini juga sesuai arah dari Bapak Kapolres Tuban untuk melakukan aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan serta kerukunan antar umat beragama,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Ditjenpas Jatim Canangkan Program Kegiatan Belajar Masyarakat ke Narapidana di Lapas Tuban

    Ditjenpas Jatim Canangkan Program Kegiatan Belajar Masyarakat ke Narapidana di Lapas Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur berikan Program Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Warga Tanah Ronggolawe di Lapas Kelas IIB Tuban, Jumat (13/06/2025).

    Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur, Kadiyono memberikan apresiasi kepada Lapas Kelas II B Tuban karena untuk pertama kalinya di Jawa Timur telah didirikan PKBM pada Lapas.

    “Kami memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut guna memfasilitasi warga binaan dalam memperoleh hak pendidikan,” ujar Kadiyono.

    Ia menjelaskan, PKBM sebagai pendidikan non formal di Lapas berfungsi sebagai wadah pembelajaran dan berorientasi pada pemberdayaan potensi warga binaan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap.

    “Hal ini berdasarkan arahan dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk memastikan fungsi pemasyarakatan, salah satunya pembinaan agar berjalan dengan baik dan meningkat dari waktu ke waktu,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Lapas Tuban, Irwanto Dwi Yhana turut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pendirian PKBM ini terutama Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban dan LBH Kp. Ronggolawe.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya, sehingga harapannya PKBM ini tidak hanya sebagai simbol tetapi juga secara nyata dapat membantu warga binaan,” kata Irwanto sapanya.

    Selain itu, PKBM juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan warga binaan. Sehingga, ketika warga binaan kembali ke masyarakat dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh melalui program tersebut. “Kami berharap mendapatkan penghidupan yang lebih baik ke depannya,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Kapolres Tuban Minta Konflik Internal TITD Klenteng Kwan Sing Bio Tuban Tidak Mengganggu Kamtibmas

    Kapolres Tuban Minta Konflik Internal TITD Klenteng Kwan Sing Bio Tuban Tidak Mengganggu Kamtibmas

    Tuban (beritajatim.com) – Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale minta konflik atau perselisihan internal tempat ibadah Tri Dharma Kwan Sing Bio di Kabupaten Tuban tak berlarut-larut.

    Hal ini disampaikan agar tidak mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dan permasalahan dapat diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan.

    “Kami minta seluruh pihak yang berselisih untuk bisa menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat,” tutur AKBP William sapanya, Jumat (13/06/2025).

    Pihaknya berharap permasalahan tersebut bisa diselesaikan melalui jalur musyawarah dengan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran agama yang menjunjung tinggi kedamaian.

    “Semua pihak jangan melakukan tindakan yang bisa memicu gangguan keamanan masyarakat,” tambahnya.

    Oleh karena itu, pihaknya bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban, serta para pembina umat Buddha dan Konghucu dari Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur telah membuka ruang dialog demi mencari solusi terbaik yang mengakomodasi semua pihak.

    “Kami membuka ruang dialog bagi kedua belah pihak untuk untuk mencari solusi terbaik,” tegas Kapolres Tuban.

    Selain itu, William juga meminta agar pihak yang berselisih tidak termakan provokasi maupun berita hoaks serta tidak melakukan tindakan anarkis dalam bentuk apa pun.

    “Jangan terprovokasi terhadap ajakan maupun informasi yang dapat mengganggu keamanan bersama,” pesannya.

    Pihaknya juga melakukan upaya untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut di antaranya berkoordinasi dengan pengurus tempat TITD Kwan Sing Bio Tuban, tokoh-tokoh umat serta pemerintah kabupaten Tuban.

    “Hari ini telah kita laksanakan Rakor di kantor Kemenag bersama pihak-pihak terkait,” bebernya.

    Kemudian, termasuk pihaknya juga mengerahkan personel untuk mengamankan dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Kita juga ploting anggota untuk melaksanakan pengamanan di Klenteng,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Kemenag Fasilitasi Rakor Perselisihan Internal Umat Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Begini Hasilnya

    Kemenag Fasilitasi Rakor Perselisihan Internal Umat Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Begini Hasilnya

    Tuban (beritajatim.com) – Kementerian Agama (Kemenag) Tuban fasilitasi rapat koordinasi (rakor) serta mediasi terkait dengan perselisihan pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Kwan Sing Bio Tuban. Jumat (13/06/2025).

    Dalam rakor tersebut dipimpin langsung oleh Pembimas Budha dari Kanwil Kemenag Jatim, Ketut Panji Bodhicitta, Kepala Kemenag Tuban, Staf Ahli Pemerintahan, Hukum dan Politik Kabupaten Tuban, Bakesbangpol, Pengurus FKUB dan TNI/Polri.

    Kepala Kemenag Tuban Umi Kulsum menekankan bahwa nilai tinggi indeks kerukunan beragama di Kabupaten Tuban harus terus dijaga, baik antar umat maupun internal umat beragama.

    “Tugas kami dari Kementerian Agama untuk melakukan pembinaan kepada semua Agama,” terang Umi Kulsum.

    Rapat koordinasi di pimpin oleh Pembimas Budha dari Kanwil Kemenag Jatim, Ketut Panji Bodhicitta untuk melakukan mediasi dan diikuti oleh umat TITD Klenteng Kwan Sing Bio Tuban.

    “Mari kita duduk bersama untuk Kabupaten Tuban yang kondusif, karena prinsipnya agar umat beragama yang ada di Kabupaten Tuban merasa nyaman senang dan bahagia dalam beribadah,” tegas Ketut Panji Bodhicitta.

    Sebelumnya, pengurus baru yang terpilih berdasarkan musyawarah yang digelar beberapa waktu yang lalu dan dimenangkan oleh Go Tjong Ping ini timbul polemik. Sehingga, meski dilakukan mediasi dan rakor, hasilnya permasalahan tersebut masih belum menemukan titik terang. [dya/ian]

  • Sekolah Rakyat di Tuban Belum Jalan, Tunggu Validasi dari Pusat

    Sekolah Rakyat di Tuban Belum Jalan, Tunggu Validasi dari Pusat

    Tuban (beritajatim.com) – Rencana pelaksanaan program Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Tuban belum bisa dijalankan dalam waktu dekat. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Tuban menyebut saat ini masih menunggu validasi dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.

    Kepala Dinsos P3A Kabupaten Tuban, Sugeng Purnomo, mengungkapkan bahwa proposal pelaksanaan Sekolah Rakyat telah diajukan melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Program ini merupakan inisiatif Kementerian Sosial yang bertujuan memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga rentan.

    “Yang pasti, untuk kelanjutannya kita masih menunggu validasi dari pusat,” kata Sugeng saat dikonfirmasi usai monitoring bersama Dinsos Jatim, Kamis (12/6/2025).

    Ia menyebut, monitoring dilakukan guna melihat secara langsung kondisi dan kelayakan lokasi yang akan dijadikan tempat belajar Sekolah Rakyat. Rencananya, kegiatan belajar akan dipusatkan di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban milik Disnakertrans Jawa Timur.

    “Perkembangannya kita masih mengikuti arahan dan surat tindak lanjut,” tambahnya.

    Untuk mendukung kesiapan program, Dinsos P3A telah menghimpun data calon siswa dari para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Meskipun masih bersifat data mentah, informasi tersebut menjadi acuan awal klasifikasi peserta.

    “Untuk calon siswa kami sudah mengantongi data dari para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang diambil dari para Keluarga Penerima Manfaat (KPM), meskipun masih data mentah,” beber Sugeng.

    Tercatat sekitar 70 calon siswa yang terseleksi sesuai kriteria. Jika mendapat persetujuan pusat, SR Tuban akan membuka satu rombongan belajar (rombel) untuk jenjang SLTP dan tiga rombel untuk SLTA. Namun jumlah tersebut masih bisa berubah mengikuti hasil tinjauan tim dari pusat.

    “SR di Kabupaten Tuban ini nantinya terdiri dari 1 rombel tingkat SLTP dan 3 rombel tingkat SLTA. Namun, hal itu nantinya masih bergantung hasil tinjauan tim dari provinsi atau pusat,” pungkasnya. [dya/beq]

  • Seorang Warga Kerek Tuban Alami Luka Serius Usai Bakar Sampah Percikan Mengenai Tabung Gas

    Seorang Warga Kerek Tuban Alami Luka Serius Usai Bakar Sampah Percikan Mengenai Tabung Gas

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang warga Desa Wolutengah, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban Gatot Subroto (41) mengalami luka serius usai terkena ledakan tabung gas LPG ukuran 3 kilogram saat membakar sampah.

    Diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada hari Selasa 10 Juni 2025 sekitar pukul 15.40 Wib, saat korban tengah membakar sampah di pekarangan rumahnya. Namun, diposisi berdekatan ada sebuah tabung gas LPG. Sehingga, bara api mengenai tabung tersebut.

    Kepala Desa Wolutengah Rasdan membenarkan adanya peristiwa tersebut yang dipicu adanya percikan api pembakaran sampah lalu menyambar tabung LPG yang ada di dekat tempat membakar.

    “korban yang saat itu di dekat tabung terkena letupan ledakan mengenai tangan dan kaki,” ungkap Rasdan.

    Mengetahui kejadian itu, Pemdes menuju ke rumah korban memakai kendaraan mobil siaga desa dan membawa korban ke RSUD dr Koesma Tuban.

    “Terdapat luka parah di tangan, dan kaki korban, saat ini masih di RSUD,” imbuhnya.

    Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat khususnya di Desa Wolutengah untuk lebih berhati-hati menaruh atau meletakkan tabung LPG agar tidak terlalu dekat dengan sumber api.

    “Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan masyarakat lebih berhati-hati untuk meletakkan tabung gas LPG meski tidak digunakan,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Kwan Sing Bio Tuban Masih Berkonflik, Pepeng Putra Wirawan Turun Tangan

    Kwan Sing Bio Tuban Masih Berkonflik, Pepeng Putra Wirawan Turun Tangan

    Tuban (beritajatim.com) – Pasca pemilihan pengurus dan ketua penilik baru Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, konflik internal belum juga damai. Rabu (11/06/2025).

    Diketahui, pada tanggal 8 juni 2025 pemilihan ketua pengurus yang baru sudah jatuh kepada Go Tjong Ping atau Teguh Prabowo Gunawan melalui pemilihan musyawarah umat berdasarkan buku induk yang dimiliki TITD Klenteng Kwan Sing Bio dan Tjoe Ling Kiong.

    Adapun pemilihan itu diikuti 11 orang calon pengurus dan 7 orang calon penilik. Mereka dipilih secara langsung oleh umat yang datang ke tempat pemilihan dan Go Tjong Ping meraih 78 suara tertinggi.

    Namun, pemilihan ini justru menimbulkan polemik baru hingga tempat ibadah terbesar se-Asia Tenggara ini pagarnya ditutup dan lampu dimatikan pada saat malam hari.

    Salah seorang tokoh yang menjabat Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Timur periode 2025-2029, Pepeng Putra Wirawan tidak setuju jika tempat ibadah harus tutup karena permasalahan internal.

    “Ini resmi saya buka, saya paksa buka karena Klenteng ini untuk umat seluruh Indonesia gak boleh ditutup,” tegas pria yang akrab disapa Pepeng itu.

    Menurutnya, tempat ibadah merupakan tempat yang sakral, sehingga pihaknya tidak ingin hal ini terjadi berkepanjangan. Mengingat, umat juga butuh beribadah, kalau ditutup, umat yang sudah jauh-jauh datang ke Klenteng tidak bisa.

    “Saya membuka dengan izin kemarin pengelola di Surabaya, hari ini juga harus dibuka untuk umum karena ada umat yang kemarin tertolak dan tidak bisa beribadah,” bebernya.

    Pihaknya juga berharap bahwa permasalahan ini segera ada solusi terbaik dan bisa damai, guyup, rukun. Serta, tempat ibadah bisa dijalankan dengan baik.

    “Sementara dalam 1 bulan ini masih proses negosiasi dengan baik sehingga ada kesepakatan nantinya yang bisa dijalankan seterusnya,” tutup Pepeng. [dya/kun]

  • Gempa Hari Ini Selasa 10 Juni 2025, Terjadi Satu Kali Menggetarkan Tuban Jatim – Page 3

    Gempa Hari Ini Selasa 10 Juni 2025, Terjadi Satu Kali Menggetarkan Tuban Jatim – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lindu kembali menggetarkan Bumi Pertiwi pada hari ini, Selasa (10/6/2025). Hingga pukul 20.30 WIB di Indonesia, hanya terjadi satu gempa hari ini.

    Berdasarkan laporan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lindu menggetarkan pagi tadi pukul 06:15:07 WIB di wilayah Tuban, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

    “Pusat gempa berada di laut 119 kilometer timur laut Tuban,” terang BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id dikutip Liputan6.com, Selasa (10/6/2025).

    Lindu di Indonesia tersebut dilaporkan BMKG memiliki kekuatan magnitudo 4,5 dengan kedalaman 5 kilometer. Episenter gempa berada pada koordinat titik 5,84 Lintang Selatan (LS)-112,24 Bujur Timur (BT).

    Lindu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II-III di Bawean.

    Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin malam, 9 Juni 2025, tepatnya pukul 23.55 WIB. Guncangan gempa turut dirasakan di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Cilacap, Kebumen, hingga Banyumas.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa berasal dari aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, bukan dari patahan aktif di permukaan.

    “Gempa terjadi pada pukul 23.55 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, parameter gempa terkini menunjukkan magnitudo 5,0,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa dini hari, seperti dikutip dari Antara.

    BMKG mencatat, episenter gempa terletak pada koordinat 8,09 derajat Lintang Selatan dan 108,71 derajat Bujur Timur, sekitar 49 kilometer tenggara Pangandaran, dengan kedalaman 70 kilometer.

    Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk jenis gempa menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng. Mekanisme yang terdeteksi adalah oblique thrust, yakni kombinasi antara pergerakan naik dan geser.

    Gempa jenis ini umum terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, dan menjadi penyebab utama aktivitas seismik di kawasan selatan Jawa.

     

    Basarnas Kirim Personel untuk Bantu Penanganan Gempa Cianjur