kab/kota: Tuban

  • Ampo, Camilan Unik dari Tanah Tuban yang Menggugah Rasa dan Rasa Ingin Tahu

    Ampo, Camilan Unik dari Tanah Tuban yang Menggugah Rasa dan Rasa Ingin Tahu

    Meskipun belum banyak penelitian ilmiah yang membuktikan secara gamblang manfaat konsumsi tanah liat, tradisi ini tetap hidup karena pengalaman turun-temurun dari masyarakat yang mengonsumsinya secara rutin dan tidak mengalami gangguan kesehatan.

    Bahkan, dalam beberapa kepercayaan lokal, Ampo dipercaya dapat menenangkan perut ibu hamil dan menjadi ‘obat’ alami untuk orang yang mengalami gangguan lambung ringan. Dalam praktiknya, Ampo kerap dijajakan di pasar-pasar tradisional di Tuban, terutama oleh para penjual tua yang telah mewarisi keahlian membuatnya dari generasi sebelumnya.

    Mereka membuat Ampo bukan sekadar untuk dijual, tapi juga untuk mempertahankan jejak budaya yang semakin tergerus zaman. Fenomena Ampo juga memunculkan beragam reaksi dari masyarakat luar daerah maupun wisatawan asing.

    Ada yang memandangnya sebagai keunikan budaya yang luar biasa dan layak dilestarikan, tetapi tak sedikit pula yang merespons dengan rasa heran bahkan jijik, mengingat kebiasaan umum yang menghindari tanah sebagai sesuatu yang tidak layak dimakan. Namun justru di sinilah nilai penting dari Ampo sebagai representasi warisan budaya lokal.

    Ia menantang persepsi umum dan membuka ruang dialog mengenai hubungan manusia dengan alam. Dalam konteks antropologi kuliner, Ampo adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya alam secara ekstrem namun tetap aman dan bermakna secara sosial dan spiritual.

    Ia menjadi simbol dari kesederhanaan hidup yang penuh makna, tentang bagaimana sesuatu yang dianggap ‘kotor’ bisa diubah menjadi simbol kemurnian dan keaslian jika dikelola dengan niat dan tradisi yang kuat. Di tengah arus modernisasi yang kian deras, keberadaan Ampo semakin langka dan terancam punah.

    Generasi muda di Tuban mulai enggan meneruskan tradisi ini karena dianggap tidak praktis, kurang menguntungkan, atau bahkan malu dengan bahan dasarnya. Padahal, jika dikelola dengan inovatif, Ampo bisa menjadi ikon kuliner eksotis yang punya daya tarik kuat di dunia internasional, sebagaimana negara lain mulai mengadopsi konsep edible clay dalam bentuk produk kecantikan atau kesehatan.

    Maka, tantangannya kini adalah bagaimana mengenalkan Ampo sebagai warisan budaya yang unik namun tetap relevan dengan zaman. Pelestarian tidak hanya berarti mempertahankan cara membuatnya, tetapi juga merumuskan kembali narasi yang membingkai Ampo sebagai simbol dari filosofi hidup yang menghargai alam, kesederhanaan, dan kearifan lokal.

    Sebab dalam sebatang Ampo, tersembunyi cerita panjang tentang ketahanan budaya, keyakinan, dan rasa hormat terhadap bumi tempat manusia berpijak.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Kisruh Belasan Tahun Tak Kunjung Usai, Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan Atasi Konflik Kelenteng Tuban

    Kisruh Belasan Tahun Tak Kunjung Usai, Presiden Prabowo Diminta Turun Tangan Atasi Konflik Kelenteng Tuban

    Liputan6.com, Tuban – Pengurus dan umat berharap Presiden Prabowo Subianto turun tangan untuk menyelesaikan kisruh kepengurusan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban yang telah terjadi selama 13 tahun atau sejak 2012 silam. Langkah itu diambil lantaran konflik internal kembali memanas pasca adanya pemilihan pengurus dan penilik kelenteng pada awal bulan Juni 2025.

    “Aku laporkan ke Pak Presiden Prabowo Subianto. Mohon Bapak Presiden turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Kelenteng Tuban,” kata Go Tjong Ping, Ketua Umum Terpilih TITD Kwan Sing Bio Tuban, Kamis (3/7/2025).

    Mantan Anggota DPRD Provinsi Jatim itu merasa prihatin atas polemik kepengurusan di internal TITD Kwan Sing Bio Tuban yang telah terjadi bertahun-tahun tak kunjung selesai. Kisruhnya berdampak terhadap legalitas kepengurusan kelenteng periode 2025-2028 yang diajukan ke Kementerian Agama tidak bisa turun.

    “Sangat disayangkan kelenteng terbesar se-Asia Tenggara ini, cari rekomendasi sangat sulit. Akibatnya, kepengurusan macet tidak dapat rekomendasi dari Kementerian Agama,” tegas Tjong Ping panggilan akrabnya.

    Tjong Ping menyebut sudah tiga kali permohonan legalitas kepengurusan kelenteng yang diajukan ke Kementerian Agama tidak bisa ditindaklanjuti karena masih terjadi sengketa internal. Kejadian pertama pada tahun 2013, 2019, dan kali ini masih terjadi lagi menjelang perayaan hari ulang tahun kelenteng pada 17 Juli 2025.

    “Semoga cepat sadar dan bertobat orang-orang yang buat susah terhadap Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban,” tambah Tjong Ping.

    Dia menuding macetnya kepengurusan selama 13 tahun ini dipicu oleh pihak-pihak yang tidak suka melihat kelenteng Tuban maju dan berkembang. Terbukti, ketika ada pemilihan pengurus yang baru selalu muncul penolakan dengan alasan melanggar aturan, padahal ini demi kebaikan bersama.

    “Semua ini demi kebaikan, dan tolong diingat hidup cuma sekali mengapa kok selalu bikin susah Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban. Selama 13 tahun tidak pernah punya kepengurusan karena selalu disomasi,” beber Tjong Ping.

     

  • Dibangun Miliaran Rupiah, Bangunan Pasar Rakyat Kenduruan Tuban Berujung Mangkrak

    Dibangun Miliaran Rupiah, Bangunan Pasar Rakyat Kenduruan Tuban Berujung Mangkrak

    Liputan6.com, Tuban – Proyek revitalisasi Pasar Rakyat Kenduruan era mantan Bupati Tuban H Fathul Huda, terkesan dibiarkan mangkrak bertahun-tahun. Akibatnya, kondisi pasar yang dibangun menghabiskan uang rakyat miliaran itu sangat memprihatinkan dan tak terawat.

    “Bangunan sudah jadi tapi dibiarkan mangkrak,” kata Marwan, seorang warga Kenduruan, Tuban, Rabu (2/7/2025).

    Hasil penelusuran situs resmi milik Pemkab Tuban, keberadaan Pasar Rakyat Kenduruan di Desa Sidomukti, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban itu dibangun menggunakan Dana Tugas Pembantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia sebesar Rp4 miliar.

    Pemkab Tuban juga mengucurkan dana yang masing-masing Rp200 juta bersumber dari Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) tahun 2019 dan 2010. Anggaran tersebut diperuntukkan untuk pembangunan pagar depan, saluran air, dan jalan akses masuk pasar.

    Kemudian Pasar Rakyat Kenduruan yang digadang-gadang untuk membangkitkan perekonomian masyarakat setempat itu diresmikan oleh Bupati Tuban H Fathul Huda dan Wabup Noor Nahar Hussein pada awal Desember 2020.

    Pasar tipe D yang telah diresmikan itu memiliki 18 unit kios, 96 unit los, kantor pengelola pasar, musala, ATM, toilet, dan pembuangan sampah sementara.

    Satu tahun kemudian, pemerintah setempat kembali menggelontorkan anggaran lagi sekitar Rp1,7 miliar di tahun 2021 silam. Dana itu untuk penambahan fasilitas seperti sarana listrik, air, pembangunan tempat parkir, plengsengan dan saluran pendukung lainnya.

    Namun saat ini kondisi pasar itu malah tidak difungsikan sebagai mana fungsinya, dan terkesan dibiarkan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky. Ironisnya, kondisi bangunan pasar yang sudah menjadi aset Pemkab Tuban itu sudah mulai tampak rusak, banyak rumput, dan tak terawat.

    “Kami sudah pesimis dari awal terkait bangunan pasar rakyat ini. Karena di sini sudah ada pasar tradisional desa. Kenapa bangun pasar lagi,” kata warga merasa prihatin.

    Kepala Dinas Koperasi, UMK dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya, belum bisa menjelaskan kondisi pasar rakyat tersebut ketika dikonfirmasi lewat pesan singkat lewat WhatsApp. Termasuk, pihaknya belum mampu menerangkan terkait apa yang menjadi kendala sampai saat ini kondisi pasar masih tidak difungsikan.

  • Ini 7 Daerah Penghasil Padi Terbesar di Jawa Timur dan Tingkat Produksinya

    Ini 7 Daerah Penghasil Padi Terbesar di Jawa Timur dan Tingkat Produksinya

    Lamongan

    Lamongan merupakan daerah penghasil padi nomor satu di Jawa Timur. Produktivitasnya sebesar 798.704,85 ton GKG pada 2023 dan sebanyak 776.290,66 ton GKG pada 2024. Sedangkan untuk beras mencapai 461.188,28 ton pada 2023 dan 448.245,88 ton pada 2024.

    Ngawi

    Produksi padi Kabupaten Ngawi tercatat sebanyak 771.251,37 ton GKG pada 2023 dan 765.703,53 ton GKG pada 2024. Jumlah itu menghasilkan beras sebanyak 445.336,10 ton pada 2023 dan mencapai 442.132,64 ton pada 2024.

    Bojonegoro

    Nomor tiga penghasil padi di Jawa Timur adalah Bojonegoro dengan produktivitasnya pada 2023 sebesar 705.962,63 ton GKG pada 2023 dan pada 2024 710.527,18 ton GKG. Padi itu menghasilkan beras sebanyak 407.637,03 ton pada 2023 dan 410.272,70 ton pada 2024.

    Jember

    Produktivitas padi di daerah ini pada 2023 616.725,77 ton GKG dan 623.264,88 ton pada 2024. Kabupaten Jember mampu menghasilkan beras sebanyak 356.109,87 ton pada 2023 dan 359.885,69 ton pada 2024.

    Tuban

    Bumi Ronggolawe termasuk daerah penghasil padi di Jawa Timur, tercatat produktivitasnya sebanyak 501.741,12 ton GKG pada 2023 dan 523.067,49 ton pada 2024. Dari jumlah itu, dari tanah Tuban menghasilkan beras 289.715,44 ton pada 2023 dan 302.029,69 ton pada 2024.

    Banyuwangi

    Tanah dari daerah di ujung timur Pulau Jawa ini mampu menghasilkan 454.768,46 ton GKG pada 2023 dan 395.631,38 ton pada 2024. Sedangkan produksi beras Banyuwangi sebesar 262.592,47 ton pada 2023 dan 228.445,54 ton pada 2024.

    Madiun

    Madiun termasuk kabupaten penghasil padi di Jawa Tmur, tercatat produktivitasnya mencapai 437.593,08 ton GKG pada 2023 dan 437.458,25 ton pada 2024. Beras yang dihasilkan sebanyak 252.675,05 ton pada 2023 dan 252.597,18 ton pada 2024.

    Itulah tujuh daerah penghasil padi terbesar di Jawa Timur dan potensi pertaniannya masih dapat terus dikembangkan. Tentu melalui berbagai terobosan dan dukungan kebijakan pemerintah terhadap petani maupun pelaku usaha pertanian.

  • KPK Sita Aset Tersangka Korupsi Hibah Jatim, Termasuk 3 Bidang Tanah Untuk Tambang Pasir – Page 3

    KPK Sita Aset Tersangka Korupsi Hibah Jatim, Termasuk 3 Bidang Tanah Untuk Tambang Pasir – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita tiga bidang tanah milik tersangka kasus korupsi dana hibah kelompok masyarakat (Pokmas) dari APBD Jawa Timur tahun anggaran 2021–2022. Tanah tersebut berlokasi di kawasan Tuban dan rencananya akan dijadikan area penambangan pasir.

    “Dilakukan pemasangan tanda penyitaan pada 3 lokasi tanah di Tuban yang rencananya akan dijadikan area penambangan pasir oleh salah satu Tersangka,” ujar Plt Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangannya, Jumat (27/6/2025).

    Selain tiga bidang tanah di Tuban, penyidik KPK juga menyita sebuah rumah milik tersangka di Surabaya. Rumah tersebut ditaksir bernilai sekitar Rp1,3 miliar.

    KPK telah memeriksa lima saksi, salah satunya anggota DPR RI Anwar Sadad, untuk mendalami mekanisme dan alokasi dana hibah.

    “Saksi hadir dan didalami terkait dengan alokasi dana hibah dan mekanisme penganggarannya,” ujar Budi mengenai pemeriksaan Anwar di kantor BPKP Jawa Timur pada Kamis, (26/6/2025).

    Selain Anwar, penyidik juga memeriksa anggota DPRD Jatim Mathur Husyairi, dua pihak swasta, serta seorang pengurus Kacong Mahhud Institute.

    KPK telah menetapkan 21 orang tersangka dalam perkara ini. Rinciannya, 4 penerima dan 17 pemberi, termasuk di antaranya penyelenggara negara dan staf pemerintahan.

  • 1 Identitas Jasad Perempuan Muda di Tuban Akhirnya Terungkap Surabaya

    1

    Identitas Jasad Perempuan Muda di Tuban Akhirnya Terungkap
    Surabaya

  • PLTS jadi Senjata Industri Semen Tekan Emisi Karbon – Page 3

    PLTS jadi Senjata Industri Semen Tekan Emisi Karbon – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di seluruh area operasi Perusahaan, salah satunya di pabrik Tuban, Jawa Timur. 

    Pada November 2024, instalasi panel surya berkapasitas 6,4 Megawatt peak (MWp) pada sepuluh atap bangunan pabrik Tuban telah mencapai tahap commercial operation. Capaian di pabrik tersebut, yang dikelola PT Solusi Bangun Indonesia Tbk selaku anak usaha SIG, mendongkrak total kapasitas panel surya di SIG Group hingga 6 kali lipat menjadi 6,5 MWp, dari 0,12 MWp (2023).

    Megawatt peak adalah potensi maksimal pembangkitan listrik terbarukan, ketika semua daya dukung teknis terpenuhi.

    Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra mengatakan, SIG menempatkan aspek keberlanjutan sebagai fondasi dalam menjalankan bisnis. Sebagai perusahaan bahan bangunan yang memanfaatkan sumber daya alam, SIG memiliki komitmen kuat menjalankan praktik bisnis terbaik dalam koridor keberlanjutan dan memiliki Sustainability Roadmap 2030 sebagai acuan operasi yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. 

    ”Konstruksi panel surya di Pabrik Tuban yang telah rampung semakin membuktikan komitmen SIG untuk menjalankan operasi bisnis yang ramah lingkungan. Penggunaan sumber energi alternatif ini tidak hanya membantu Perusahaan dalam mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), tetapi juga berdampak positif pada efisiensi biaya konsumsi listrik,” kata Indrieffouny Indra.

     

  • Motif Pembunuhan Wanita Berkalung Emas Huruf P di Tuban: Sakit Hati Ditinggal Nikah

    Motif Pembunuhan Wanita Berkalung Emas Huruf P di Tuban: Sakit Hati Ditinggal Nikah

    Liputan6.com, Tuban – Penyesalan selalu datang belakangan. Itu yang dirasakan Sulthon Farid Ahmadi (25), pria di Tuban usai menghabisi nyawa kekasihnya sendiri. Pemicunya adalah dirinya sakit hati lantaran akan ditinggal nikah.

    Korban berinisial PR (22), perempuan Tuban ditemukan tewas mengenaskan dengan masih mengenakan kalung emas berbandul huruf P di area persawahan Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Kini, pelaku telah diamankan ke Mapolres Tuban guna proses penyelidikan lebih lanjut, Senin malam (23/6/2025).

    “Sakit hati karena dia akan menikah dengan orang lain. Menyesal,” kata pelaku yang tinggal di Desa Mergosari, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.

    Kasus dugaan pembunuhan yang dipicu asmara itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander. Ia menyebut sebelum nyawa korban dihabisi ada cekcok antara mereka berdua.

    “Motifnya sendiri karena asmara, pertikaian antara sepasang kekasih” ungkap AKP Dimas panggilan akrab Kasat Reskrim Polres Tuban.

    Hasil pemeriksaan, pelaku kelahiran asal Kabupaten Sidoarjo itu kenal dengan korban berinisial PR (22), seorang perempuan asal Desa Tingkis, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban lewat media sosial Instagram. Lalu, mereka berdua menjalin asmara kurang lebih dua bulan.

    Kemudian pelaku mengajak jalan-jalan korban karena mendapat kabar bahwa kekasihnya akan dijodohkan dengan orang lain. Pada saat itu bukan menyelesaikan masalah, tapi sepasang kekasih ini malah terlibat cekcok di area persawahan pada malam hari.

    “Terjadi perselisihan antara korban dan pelaku. Hingga terjadi peristiwa tersebut,” terang AKP Dimas.

     

  • Bagaimana Nasib Proyek Kilang BBM Rusia di RI? Ini Kata Bahlil

    Bagaimana Nasib Proyek Kilang BBM Rusia di RI? Ini Kata Bahlil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan bahwa pembangunan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) atau kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) Tuban masih tetap dikerjakan PT Pertamina (Persero) bersama mitra asal Rusia, yakni Rosneft.

    Hal tersebut disampaikan Bahlil usai mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam lawatan ke kota Saint Petersburg, Rusia untuk menghadiri pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa hari lalu.

    Menurut dia, saat ini pemerintah masih melakukan sejumlah evaluasi terhadap keputusan akhir investasi atau Final Investment Decision (FID) untuk kilang tersebut.

    “Kemarin kita juga melakukan pembahasan dengan Rosneft. Itu Tuban itu kan Rosneft. Rosneft sama Pertamina. Sampai dengan sekarang kita lagi melakukan evaluasi terhadap investasinya,” ucap Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-9, Selasa (24/6/2025).

    Ia lantas membeberkan bahwa nilai investasi untuk kilang ini cukup besar, yakni sekitar US$ 24 miliar, dengan luasan lahan lebih dari 800 hektare. Namun, hingga kini belum ada kemajuan yang berarti untuk pengerjaan proyek tersebut lantaran masih dilakukan perhitungan mengenai keekonomian proyek.

    “Nah, sekarang kenapa belum jalan? Setelah dihitung kembali antara investasi dan nilai ekonominya masih terjadi review kembalilah. Belum pas. Bahasa ekonominya itu tidak boleh saya sebutkan, tapi belum pas aja. Belum cocok,” ujar Bahlil.

    Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) membeberkan bahwa keputusan investasi final atau Final Investment Decision (FID) perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia, Rosneft, pada proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban ditargetkan terealisasi pada kuartal 4 2025.

    Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman. Dia menyebut, proyek tersebut diperkirakan akan menelan investasi sebesar US$ 23 miliar atau setara Rp 377,84 triliun (asumsi kurs Rp 16.430 per US$).

    “FID Rosneft itu kalau gak salah di kuartal 4 ini,” kata Taufik saat ditemui di sela acara the 49th IPA Convex 2025, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Selasa (20/5/2025).

    Dirinya juga menegaskan bahwa PT KPI masih tetap bersama dengan Rosneft, meski di tengah adanya sanksi Uni Eropa terhadap perusahaan asal Rusia.

    “(GRR) Tuban kan masih sama Rosneft,” tegasnya.

    “Kan sebagai ini tugas kita partnership-nya JV kan? Kita kan harus melaksanakan tugas JV kita,” ujarnya.

    Akibat adanya keterlambatan dari pembangunan GRR Tuban ini, Taufik menyebut biaya investasi akan mengalami peningkatan dari perkiraan awal US$ 23 miliar atau setara Rp 377,84 triliun.

    “Proyeksinya (biaya) akan lebih (dari perkiraan awal). Pastikan dampak,” katanya saat ditanya perkiraan biaya investasi.

    Seperti diketahui, proyek Kilang Tuban ini merupakan proyek kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft. Keduanya membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PTPRPP).

    Kilang minyak Tuban ini direncanakan dibangun dengan kapasitas 300.000 barel per hari (bph). Proyek ini sudah dicanangkan sejak 10 tahun lalu, namun hingga kini belum juga terbangun.

    Mengutip situs PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia (PRPP), pada tanggal 7 September 2015, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) memulai inisiasi rencana pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur melalui surat kepada Kementerian BUMN.

    Tuban dipilih dengan mempertimbangkan pelbagai faktor, baik aspek geografi maupun potensi di bidang ekonomi khususnya di Jawa Timur. Sejak tahun 2016 dibentuklah kemitraan bersama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan minyak dan gas internasional asal Rusia, Rosneft melalui skema Joint Venture.

    Pada 28 November 2017, bertempat di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kemitraan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft diwujudkan melalui pembentukan perusahaan Joint Venture PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

    PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional menguasai 55% saham PRPP sedangkan 45% sisanya dikuasai oleh afiliasi Rosneft di Singapura yaitu Rosneft Singapore Pte. Ltd. (dahulu Petrol Complex Pte. Ltd).

    Setelah melalui serangkaian kajian dan dinamika akhirnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tmur No. 188/23/KPTS/013/2019 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kilang Minyak di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur tanggal 10 Januari 2019 dimana telah dikukuhkan lahan seluas kurang lebih 840 hektar di 4 desa Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang GRR Tuban.

    Kilang GRR Tuban pun telah disahkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pembangunan Kilang Tuban Mandek, Bahlil Ungkap Biang Keroknya

    Pembangunan Kilang Tuban Mandek, Bahlil Ungkap Biang Keroknya

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan proyek kilang minyak di Tuban, Jawa Timur yang digarap oleh PT Pertamina (Persero) dan perusahaan Rusia, Rosneft masih dalam tahap evaluasi. Evaluasi tersebut menyangkut nilai investasinya dan nilai keekonomiannya.

    Bahlil mengatakan nilai investasi proyek ini mencapai US$ 24 miliar dengan luas lahan lebih dari 800 hektare (ha). Dengan nilai investasi yang besar tersebut, perlu perhitungan kembali, sehingga manfaat ekonomi yang didapatkan sesuai.

    Untuk diketahui, proyek kilang minyak Tuban sedang memasuki tahap akhir persiapan Final Investment Decision (FID) yang ditargetkan rampung pada kuartal IV- 2025.

    “Sekarang kenapa belum jalan? Setelah dihitung kembali antara investasi dan nilai ekonominya masih terjadi review kembali lah. Belum pas. Bahasa ekonominya itu tidak boleh saya sebutkan, tapi belum pas aja. Belum cocok,” kata Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitik Forum IX di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

    Pihaknya telah membahas dengan Rosneft terkait kelanjutan proses kilang minyak di Tuban. Pembahasan ini dilakukan saat ia mendampingi Presiden Prabowo kunjungan ke Rusia beberapa waktu lalu.

    “Kemarin kita juga melakukan pembahasan dengan Rosneft. Itu Tuban itu kan Rosneft. Rosneft sama Pertamina. Sampai dengan sekarang kita lagi melakukan evaluasi investasinya,” katanya.

    Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Rosneft akan tetap bekerja sama dengan Pertamina untuk menggarap proyek kilang migas di Tuban, Jawa Timur. Kepastian ini diungkapkan Putin usai menerima Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan kenegaraan di Istana Konstantinovsky, St Petersburg, Rusia, Kamis siang waktu setempat.

    “Perusahaan Rosneft dan perusahaan Pertamina melaksanakan proyek bersama membangun kilang minyak dan kompleks petrokimia di provinsi Jawa Timur,” kata Putin dalam keterangan pers bersama usai pertemuan, ditulis Jumat (20/6/2025).

    Rosneft dan Pertamina selama ini sedang mengembangkan kilang New Grass Root Refinery (NGRR) yang ditargetkan dapat memproduksi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas seperti gasoline, diesel dan avtur hingga 229 ribu barel per hari.

    Proyek NGRR Tuban memproduksi bahan bakar minyak yang berkualitas Euro V dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari. Proyek tersebut didanai secara patungan atau joint venture antara Pertamina yang berkontribusi 55% dan perusahaan minyak asal Rusia yakni Rosneft yang menaruh 45% dari total dana.

    (ara/ara)