kab/kota: Tuban

  • Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora, Berikut Perannya

    Polisi Tetapkan 3 Tersangka Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora, Berikut Perannya

     

    Liputan6.com, Blora – Polisi akhirnya menetapkan tiga tersangka terkait kasus ledakan dan kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Blora. Dalam tragedi itu, diketahui sebanyak empat orang warga meninggal dunia.

    Kepala Polres Blora AKBP Wawan Andi Susanto di Blora, Kamis (28/8/2025) mengatakan, tiga tersangka punya peran yang berbeda-beda.

    Pertama SPR (46), warga Bogorejo, Kabupaten Blora, berperan sebagai pemilik lahan sekaligus inisiator pengeboran. Tersangka kedua ST (45), warga Tuban, Jawa Timur, berperan sebagai calon investor pengeboran. Sedangkan tersangka ketiga SHRT alias GD (42), warga Tuban, Jawa Timur, berperan sebagai pelaksana pengeboran (pengebor).

    Wawan juga menjelaskan, peristiwa kebakaran yang terjadi pada Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB itu bermula saat warga mendengar letusan dari arah belakang rumah milik SPR. Minyak mentah yang mengalir di selokan tiba-tiba terbakar dan api menyambar lokasi pengeboran. 

    “Api kemudian merembet ke rumah milik warga setempat, Tamsir, hingga menghanguskan bagian belakang rumah dan menewaskan seekor sapi. Saat kejadian, sejumlah warga berada di sekitar lokasi sehingga turut menjadi korban,” kata Wawan.

    Adapun korban meninggal dunia tercatat, antara lain Tanek (88), warga setempat, dirinya meninggal di lokasi kejadian. kemudian Wasini (51), meninggal di RSUD Blora pada Senin (18/8/2025) akibat luka bakar 90 persen. Lalu Sureni (55), meninggal di RSUD Blora pada Senin (18/8/2025) akibat luka bakar 90 persen. Dan terakhir Yeti (30), meninggal dunia di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, pada Sabtu (23/8/2025) usai mendapat perawatan intensif.

    “Sementara itu, seorang balita bernama AD (2) mengalami luka bakar di wajah dan tubuh bagian depan. Hingga kini, korban masih dirawat intensif di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta,” ungkapnya.

     

  • Memanas! Habib Husein Ikut Terseret di Pusaran Kontroversi Nisan-Nisan Baru di Makam Sunan Bonang Tuban

    Memanas! Habib Husein Ikut Terseret di Pusaran Kontroversi Nisan-Nisan Baru di Makam Sunan Bonang Tuban

    Liputan6.com, Tuban – Nama Habib Husein bin Hasyim bin Toha Ba’agil ikut terseret dalam pusaran kontroversi munculnya nisan-nisan baru di area cagar budaya Makam Sunan Bonang Tuban. Polemik ini makin memanas setelah mencuat ke publik lewat media sosial, dan kini masuk ke ranah hukum.

    Habib Husein resmi dilaporkan ke pihak kepolisian oleh lembaga Perjuangan Wali Songo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) Tuban. Mereka menilai adanya dugaan keterlibatan perusakan cagar budaya di ring satu makam wali tersebut.

    “Diduga perusakan cagar budaya,” ungkap KH Ansari, Ketua PWI-LS Tuban, Selasa (26/8/2025).

    Selain itu, PWI-LS juga menilai laporannya terkait pernyataan Habib Husein secara terbuka di TikTok yang menyebut dirinya terlibat 90 persen dalam proses pemakaman di kawasan Makam Sunan Bonang. Kondisi itu mematik polemik baru lantaran kawasan tersebut adalah situs cagar budaya nasional.

    “Laporannya hanya sifatnya pernyataan Habib Husein 90 persen ikut ngubur (pemakaman) di samping makam Mbah Bonang,” ungkap kyai Ansari.

    Habib Husein Ba’agil ketika dikonfirmasi belum menjelaskan secara pasti apa langkah hukum yang akan diambil terkait adanya laporan tersebut. Namun, Habib menekankan semua bersaudara dan diminta ikut menjaga kondusifitas wilayah Kabupaten Tuban.

    “Kabeh dulur (semua bersaudara ), mari kita jaga kondusifitas dan persaudaraan seluruh anak bangsa khususnya di Kota Tuban ini,” kata Habib Husein lewat pesan singkat.

    Terkait polemik itu, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robin Alexander, sampai sekarang enggan berani memberikan keterangan resmi. Ia pilih tidak merespon ketika dikonfirmasi terkait masalah tersebut.

     

  • Misteri Banyak Nisan Baru di Area Sakral Makam Sunan Bonang

    Misteri Banyak Nisan Baru di Area Sakral Makam Sunan Bonang

    Keramaian kasus ini semakin meluas setelah muncul pernyataan dari Habib Hussein Baagil melalui akun TikTok miliknya. Ia bahkan menjanjikan hadiah Rp1 miliar bagi siapa saja yang bisa membuktikan keberadaan “makam palsu” di area Makam Sunan Bonang.

    Tak berhenti di ranah publik, dugaan perusakan cagar budaya ini juga sudah masuk ke ranah hukum. Salah satu lembaga yang mengatasnamakan Perjuangan Wali Songo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) Tuban melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian agar dapat ditindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku.

    “Ya mas,” jawab KH Ansari, Ketua PWI-LS Tuban ketika dikonfirmasi terkait adanya laporan tentang dugaan pengerusakan cagar budaya di Makam Sunan Bonang Tuban.

    Lebih lanjut, keberadaan Makam Sunan Bonang sendiri setiap tahun dikunjungi ribuan peziarah dari berbagai daerah. Selain sebagai destinasi religi, situs ini juga menjadi simbol sejarah penyebaran Islam di Jawa.

    Dengan munculnya kontroversi ini, masyarakat berharap ada kepastian dan langkah nyata dari pemerintah untuk menjaga kelestariannya. Hal tersebut ramai disampaikan para netizen di sejumlah media sosial.

  • 9 Perusahaan ‘Kakap’ Kuasai 972 Hektare Lahan Tambang Pasir Silika di Tuban

    9 Perusahaan ‘Kakap’ Kuasai 972 Hektare Lahan Tambang Pasir Silika di Tuban

    Penguasaan lahan pasir silika yang terkonsentrasi ini berpotensi menimbulkan ketimpangan dan rawan muncul permainan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari sektor usaha tersebut. Agung Tri Wibowo, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Tuban, sampai saat ini belum merespons terkait isu lingkungan tersebut.

    Meskipun Agung Tri Wibowo pilih diam, namun pemerintah setempat juga telah melakukan monitoring terkait aktivitas tambang dalam rangka menciptakan tata kelola pertambangan yang tertib dan berkelanjutan. Kegiatan tersebut tidak dalam kapasitas melakukan penindakan secara hukum tapi untuk pembinaan.

    “Fokus utama kami bukan pada penindakan, melainkan memberikan arahan, pendampingan, dan edukasi kepada pelaku usaha tambang agar kegiatan mereka berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” jelas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tuban, Agus Wijaya.

    Lebih lanjut, dia menegaskan monitoring aktivitas tambang di wilayah Tuban ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP), Satpol PP dan Damkar, serta Bagian Perekonomian, SDA dan Administrasi Pembangunan.

    “Kami turut menggandeng pihak ESDM Provinsi untuk mendorong proses legalisasi tambang,” pungkasnya.

  • Kapolri jalankan amanat Presiden jaga kerukunan dengan kunjungi ponpes

    Kapolri jalankan amanat Presiden jaga kerukunan dengan kunjungi ponpes

    “Oleh karena itu, kami selalu berkeliling sebagaimana juga apa yang menjadi amanat dan perintah Bapak Presiden untuk kita selalu menjaga kerukunan,”

    Jakarta (ANTARA) – Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menjalankan amanat Presiden RI Prabowo Subianto untuk menjaga kerukunan dengan mengunjungi dua pondok pesantren (ponpes) di Jawa Timur (Jatim).

    Dilansir dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu, Kapolri mengunjungi menyambangi Ponpes Langitan di Tuban, Jawa Timur dan Ponpes Majma’al Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Ploso Jombang, Jawa Timur.

    Jenderal polisi bintang empat itu mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dari Polri memperkuat serta berperan aktif dalam merawat nilai persaudaraan dan persatuan serta kesatuan bangsa.

    “Oleh karena itu, kami selalu berkeliling sebagaimana juga apa yang menjadi amanat dan perintah Bapak Presiden untuk kita selalu menjaga kerukunan,” katanya.

    Selain itu, sambung dia, kegiatan ini merupakan ajang untuk terus menjalin silaturahmi dan semakin menguatkan sinergisitas antara, Polri, ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta seluruh unsur elemen lainnya.

    “Yang pertama tentunya ini bagian dari kegiatan kami untuk terus membangun silaturahmi, membangun sinergitas, membangun hubungan antara umara dan seluruh ulama,” ucapnya.

    Lebih lanjut, dalam kunjungan tersebut, Kapolri juga menyinggung soal membangun Indonesia agar menjadi lebih baik lagi serta bagaimana menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mewujudkan seluruh program pemerintah.

    “Baik dalam hal ketahanan pangan, dalam hal swasembada, dalam hal mempersiapkan SDM-SDM kita dan mengelola sumber daya alam yang kita miliki agar kita bisa masuk di tahun generasi emas nanti sesuai dengan harapan dan cita-cita kita semua, cita-cita bangsa kita,” ucapnya.

    Tidak hanya itu, Kapolri juga meminta masukan dari ulama di kedua ponpes tersebut untuk bisa mewujudkan Polri yang diharapkan oleh masyarakat.

    “Kami juga mohon wejangan, mohon masukan, sehingga kami juga bisa bekerja dengan baik, bekerja lebih baik, dan melakukan pengertian yang lebih baik sesuai dengan apa yang menjadi harapan masyarakat,” tuturnya.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Modus Oknum Guru SMP di Tuban Cabuli Siswi, Korban Diajak Jalan-jalan Keliling

    Modus Oknum Guru SMP di Tuban Cabuli Siswi, Korban Diajak Jalan-jalan Keliling

    GELORA.CO – Belakangan ini publik tengah diricuhkan dengan kasus pencabulan di kawasan Tuban, Jawa Timur.

    Yang mana, seorang oknum guru SMP berinisial FM diduga kuat melakukan tindak asusila tersebut.

    Berdasarkan informasi dihimpun, FM disebut-sebut telah cabuli siswinya, yang tidak lain muridnya sendiri.

    Bukan main, modus yang digunakan oknum guru SMP tersebut dalam melancarkan aksinya ialah dengan cara ajak korban jalan-jalan keliling permukiman warga.

    Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform Facebook milik Kerek News pada Senin (18/8/2025).

    “Pelaku diduga mengajak korban sebut saja Anggrek (14) untuk berjalan-jalan,” jelas dikutip dalam laporan.

    “Saat tiba di tempat sepi, pelaku justru melakukan perbuatan cabul. Peristiwa serupa kembali terulang di kesempatan berikutnya,” lanjutnya.

    Lebih lanjut, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Dimas Robbin Alexander turut menanggapi kasus tersebut.

    Alexander menuturkan bahwa pihaknya membenarkan adanya laporan dari pihak keluarga korban pasca kejadian.

    “Setelah menerima laporan, kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, menganalisis barang bukti, dan menggelar perkara,” jelasnya.

    “Dari hasil penyelidikan, terlapor ditetapkan sebagai tersangka dan kami lakukan penangkapan,” lanjutnya.

    Perlu diketahui, aksi pencabulan yang dilakukan tenaga pengajar ini ternyata sudah terjadi sejak pertengahan tahun kemarin, yakni 2024.

    Tidak hanya sekali, aksi pencabulan itu dilakukan pelaku berulang kali hingga memicu rasa khawatir pada keluarga korban.

    Sebab, korban kerap kali pulang ke rumah dengan waktu yang cukup jauh dari jadwal selesainya pelajaran di sekolah.

    Hingga pada akhirnya, orang tua korban berhasil pergoki anaknya diantar pulang oleh pelaku, yang tidak lain gurunya sendiri.

    Setelah kejadian itu, pihak keluarga sontak mencecar sang anak dengan beragam pertanyaan hingga berujung pada suatu kebenaran.

    Yang mana, pihak keluarga korban mengetahui bahwa putri kesayangan mereka telah menjadi korban pencabulan gurunya sendiri.

    Tidak tinggal diam, mereka langsung melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian guna menindaklanjuti sikap amoral pelaku.

    Kini, pelaku telah ditangkap dan diamankan pihak kepolisian guna mendalami keterlibatannya dalam aksi bejat tersebut. ***

  • Dari Pasuruan untuk Literasi: Rumah Lujeng Jadi Magnet Pecinta Buku "Berat"
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        15 Agustus 2025

    Dari Pasuruan untuk Literasi: Rumah Lujeng Jadi Magnet Pecinta Buku "Berat" Surabaya 15 Agustus 2025

    Dari Pasuruan untuk Literasi: Rumah Lujeng Jadi Magnet Pecinta Buku “Berat”
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Terkadang, ada orang yang rajin membeli buku tetapi kemudian menjadikan buku seolah hiasan di lemari.
    Kebiasaan itu tidak berlaku bagi Lujeng Sudarto, warga Kelurahan Petung Sari, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
    Ia menyimpan buku bacaannya dengan rapi untuk dipinjamkan kepada orang lain dan menjadikan rumahnya sebagai tempat diskusi. 
    Rumah sederhana yang berlokasi Perum Batumas Blok E-II Nomer 11 Pandaan itu dikenal kerap kali didatangi tamu. 
    Meski tidak banyak, ada saja yang bertamu cukul lama. 
    “Ya memang kalau teman-teman yang datang atau orang bertamu di sini ya rata-rata mesti ajak diskusi,” ujar Lujeng sambil senyum saat ditemui
    Kompas.com
    , Jum’at (15/08/2025).
    Jika masuk di rumahnya, tamu langsung melihat rak buku yang sederhana. Namun, di sana terdapat ratusan buku yang tidak banyak orang miliki.
    Sebagian besar buku milik Lujeng bertema revolusi dan filsafat. Bahkan, sejumlah buku yang berjajar itu banyak diburu orang.
    Misalnya Seven theories of relegion karya Daniel L Pala, Bumi Manusia milik Pramoedya Ananta Toer, Memahami Bahasa Agama oleh Komarudin Hidayat, Second Sex karya Simone De Beauvior.
    Ada juga buku Zarathustra milik Nietzsche dan Summer karya Albert Camus.
    “Ya memang buku di sini bagi sebagian orang memang berat untuk dibaca, tapi bagi orang pergerakan ini adalah vitamin untuk memperkaya referensi atau pengetahuan agar tidak gampang menjustifikasi peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi,” katanya.
    Sembari menemui tamu, dia menceritakan kecintaaan pada buku sejak masuk bangku perkuliahan di salah satu kampus di Malang.
    Setiap pulang dari kampus, dia mampir ke kakak kelas untuk membaca buku. Setelah sampai di indekos, dia langsung berkumpul dengan sejumlah aktifis untuk berdiskusi.
    “Kalau diskusi, syaratnya harus sudah punya bahan dari buku yang sudah dibaca. Kalau tidak ya mesti tampak bodoh. Karena di kos saya itu tempatnya mahasiswa kelompok cipayung ya ada PMII, HMI, GMNI dan yang lainnya,” kata Lujeng. 
    Sejak saat itu, kecintaaannya pada buku terus berlanjut. Bahkan, pria kelahiran Tuban itu mempunyai kebiasaan untuk berbelanja buku saat pergi ke mana pun.
    Hampir setiap minggu dia membeli buku dengan tema-tema “berat”, misalnya soal sosial budaya, filasafat, ideologi, dan kumpulan catatan kritis.
    Sementara itu, jumlah koleksi buku yang ada di rumahnya sebanyak 350 buku, di rumah Tuban 150 buku, dan di rumah lamanya sekitar 100 buku.
    “Untuk syarat meminjam buku di sini adalah orang yang sudah saya kenal. Kemudian setelah membaca, harus dapat didiskusikan bersama. Sehingga ada nilai (literasi) yang didapat. Buku itu jangan hanya berhenti dibaca, harus didiskusikan agar menambah pengetahuan,” tutur dia.
    Meski ruang tamu tidak terlalu lebar, rumah Lujeng juga sebagai tempat diskusi dari beberapa kalangan profesi, mulai dari mahasiswa, jurnalis, pegiat sosial, dan aktivis perempuan.
    “Saya beberapa kali ke rumah Mas Lujeng, koleksi bukunya bagus. Saya pernah baca buku The Eve of the French Revolution. Habis baca langsung diajak diskusi,” kata Akmal Taufik, mahasiswa pascasarjana asal Pasuruan.
    Menurut Taufik, buku seperti yang dikoleksi Lujeng saat ini jarang ditemui.
    “Kalau tidak akademisi, ya memang jarang orang baca buku seperti itu. Saya kagum masih ada orang dengan hobi membaca buku-buku setebal itu lalu mau diajak diskusi,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina minta tidak `panic buying`, stok Pertalite di Rembang melimpah

    Pertamina minta tidak `panic buying`, stok Pertalite di Rembang melimpah

    Sumber foto: Sutini/elshinta.com.

    Pertamina minta tidak `panic buying`, stok Pertalite di Rembang melimpah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 15 Agustus 2025 – 15:46 WIB

    Elshinta.com – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di wilayah Kabupaten Rembang Jawa Tengah melimpah dan tersedia bagi masyarakat.

    Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menyatakan ketersediaan stok BBM jenis Pertalite di titik suplai utama hingga ke seluruh lembaga penyalur di wilayah Kabupaten Rembang saat ini dalam kondisi aman. “Kami pastikan bahwa stok BBM aman dan proses distribusi terus dilakukan secara reguler mengingat tidak ada gangguan distribusi, sehingga masyarakat diharapkan tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhannya saja dan tidak melakukan panic buying, karena stok mencukupi,” tuturnya

    Ia menyampaikan total terdapat 26 SPBU yang beroperasi untuk melayani kebutuhan energi bagi masyarakat di Kabupaten Rembang dan seluruhnya menyediakan produk BBM jenis Pertalite.

    “Hingga saat ini, stok Pertalite di Rembang sebesar 377 kilo liter, jika dibagi konsumsi normal harian, stok tersebut dapat memenuhi lonjakan konsumsi 4 kali lipat,” ujar Taufiq seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Jumat (15/8). 

    Lebih lanjut ditegaskan bahwa Kabupaten Rembang mendapat produk melalui 2 supply point utama, yakni Terminal BBM Tuban dan Terminal BBM Semarang.

    “Sehingga dipastikan sangat aman dalam kondisi saat ini, apalagi tidak terdapat gangguan distribusi seperti bencana ataupun kerusuhan,” tegasnya.

    Taufiq mengajak seluruh pihak, baik masyarakat, Pemerintah, dan pihak berwajib untuk turut mengawasi penyaluran konsumsi BBM bersubsidi agar tepat sasaran.

    “Sesuai peraturan perundangan, apabila masyarakat menemukan kecurangan dalam penyaluran BBM bersubsidi, masyarakat dapat melaporkan kepada pihak berwajib untuk dilakukan penindakan lebih lanjut,” tutup Taufiq.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Orangtua Siswa Sekolah Rakyat di Tuban Menangis Lepas Anaknya Hidup di Asrama
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 Agustus 2025

    Orangtua Siswa Sekolah Rakyat di Tuban Menangis Lepas Anaknya Hidup di Asrama Surabaya 14 Agustus 2025

    Orangtua Siswa Sekolah Rakyat di Tuban Menangis Lepas Anaknya Hidup di Asrama
    Tim Redaksi
    TUBAN, KOMPAS.com
    – Sejumlah orangtua siswa Sekolah Rakyat (SR) Terintegrasi 18 Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menangis haru saat melepas anaknya yang akan menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
    Sebanyak 50 siswa yang terdiri dari 25 Siswa Jenjang SMP dan 25 siswa jenjang SMA, mulai tanggal 14 Agustus 2025 sudah mengawali kegiatan belajar mengajar dan tinggal di asrama.
    Lasmijah (49), orang tua siswa asal Kecamatan Palang, mengaku sangat terbantu anaknya dapat kembali melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA yang semula sempat terputus lantaran kekurangan biaya.
    “Iya, senang anak saya bisa sekolah di Sekolah Rakyat ini, karena saya menyekolahkan tidak ada biaya,” kata Lasmijah, kepada
    Kompas.com
    , Kamis (14/8/2025).
    Lasmijah juga merasa sedih dan terharu harus berpisah dengan anaknya yang mulai hari ini harus tinggal di asrama yang telah disiapkan di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tuban.
    Dirinya sebagai orang tua hanya bisa mendoakan anaknya kelak menjadi orang yang sukses, dan ilmunya bermanfaat bagi masyarakat nantinya, serta bisa membanggakan orang tua.
    “Sempat sedih campur bahagia, ya semoga masa depannya sukses,” tutur Lasmijah yang setiap harinya bekerja sebagai buruh tani di kampungnya.
    Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos RI, Beni Sujanto menyampaikan, Sekolah Rakyat nantinya juga memberikan penguatan kepada para orang tua, tidak hanya kepada para siswa melalui Family Support Group.
    “Sekolah Rakyat ini di asrama, mereka akan didampingi mulai bangun tidur hingga tidur lagi dengan pola yang terstruktur, tapi tidak seperti di sekolah militer,” Kata Beni.
    Tujuannya untuk membangun karakter, baik tentang emosional, spiritual, kognitif, psikomotorik dan afeksi tentang pendidikan yang sudah ditetapkan kurikulumnya.
    Adapun para orang tua siswa yang akan berkunjung nantinya tidak bisa serta merta langsung bertemu dengan anaknya di asrama.
    “Terkait kunjungan orang tua telah diatur dan ada standar operasional prosedurnya agar aktivitas anak-anak di asrama tidak terganggu,” ujarnya.
    Dia juga memastikan, untuk kebutuhan tenaga pendidik dan wali asuh atau pendamping sudah tercukupi dengan rinciannya tenaga pendidik 19 guru, pengasuh putra 4 orang, dan pengasuh putri 6 orang.
    “Tempatnya di sini masih terbatas dan sementara, ke depan akan pindah ke tempat baru dengan fasilitas yang lebih baik,” jelasnya.
    Selain itu, dukungan Pemerintah Kabupaten Tuban atas berdirinya Sekolah Rakyat di Tuban saat ini sangat luar biasa dan tidak semua kabupaten atau kota sanggup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wow, Harta Kekayaan Bupati Pati Sudewo Tembus Rp31,5 miliar

    Wow, Harta Kekayaan Bupati Pati Sudewo Tembus Rp31,5 miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Berikut jumlah harta kekayaan Bupati Pati Sudewo yang tengah didemo oleh warganya, karena mau menaikkan PBB hingga 250%.

    Masyarakat Pati, Jawa Tengah menggelar aksi unjuk rasa untuk menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya hari ini, Rabu (13/8/2025).

    Aksi unjuk rasa itu dipicu oleh sikap arogansi Bupati Pati Sudewo terkait penyesuaian tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen pada tahun 2025. Aksi demo Pati itu berlangsung anarkis dan diduga menelan korban jiwa. Petugas kepolisian pun membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata.

    Berapa jumlah harta kekayaan Bupati Pati Sudewo?

    Berdasarkan data situs laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), jumlah kekayaan Bupati Pati Sudewa alias Sudewo adalah Rp31,5 miliar.

    Sudewo melaporkan hartanya itu saat awal menjabat pada 11 April 2025. Adapun, harta kekayaan Sudewo mayoritas berasal dari aset tanah dan bangunan sebesar Rp17 miliar.

    Aset itu tersebar di Pati, Surakarta, Yogyakarta, Bogor, Depok, Blora hingga Tuban. Total, aset tanah dan bangunan milik Sudewo mencapai 31 aset.

    Kemudian, aset transportasi dan mesin Sudewo toral mencapai Rp6,3 miliar. Dalam membantu mobilitasnya, dia memiliki enam mobil seperti Toyota Alphard (2024) Rp1,7 miliar, Toyota Land Cruiser (2019) Rp1,9 miliar.

    Selanjutnya, Toyota Harrier (2014) Rp400 juta, BMW X5 (2023) Rp1,9 miliar, Mitsubishi Pajero (2019) dan Toyota Innova (2013) Rp120 juta. Selain mobil, Sudewo juga memiliki dua motor Honda Beat Rp4 juta dan Suzuki TS125 Rp25 juta 

    Selain kedua aset itu, Sudewo juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp795 juta, surat berharga Rp5,3 miliar dan harta kas setara kas Rp1,9 miliar. Tercatat, Sudewo juga tidak memiliki utang.

    Sejak pekan lalu, Bupati Pati, Sudewo menjadi viral karena mau menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025 hingga 250 persen. Dia mengatakan bahwa bahwa penyesuaian ini PBB di Pati bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mendukung berbagai program pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

    Namun, rencana Sudewo ini mendapat penolakan dari warga Pati, sebab kenaikan tersebut terlalu tinggi dan mempersulit masyarakat, apalagi di tengah maraknya badai PHK dan sulitnya mencari kerja.