kab/kota: Tuban

  • PMII Desak Pemkab Tuban Segera Realisasikan Janji Relokasi Pedagang Kaki Lima

    PMII Desak Pemkab Tuban Segera Realisasikan Janji Relokasi Pedagang Kaki Lima

    Tuban (beritajatim.com) – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban kembali menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat untuk segera merealisasikan janji-janji terkait nasib Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terdampak kebijakan relokasi alun-alun.

    Kawasan Alun-alun Tuban, yang sebelumnya dipenuhi dengan pedagang, kini telah dirancang menjadi lebih tertata rapi setelah relokasi yang dilakukan Pemkab Tuban. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 11 Tahun 2018, Pasal 27 Ayat 1 huruf a mengatur larangan bagi PKL untuk berjualan di kawasan tersebut. Meski demikian, janji pemerintah untuk memberikan solusi kepada PKL belum terealisasi, dan kondisi para pedagang semakin memprihatinkan.

    Ahmad Wafa Amrillah, Ketua PC PMII Tuban, mengungkapkan keprihatinannya atas kelanjutan janji yang belum terwujud. “Dalam pertemuan PKL dengan Pemkab Tuban pada 27 Desember 2024, janji-janji yang disampaikan tidak kunjung terealisasi,” ujar Wafa dalam konferensi pers pada Jumat (26/9/2025).

    Menurutnya, sejak relokasi, banyak PKL yang terpaksa gulung tikar atau beralih profesi karena omset mereka turun drastis, bahkan lebih dari 60%.

    Kendati demikian, upaya-upaya pertemuan dengan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, tak memberikan hasil yang diharapkan. Pada Februari 2025, Bupati mengarahkan PKL untuk mencoba lokasi baru selama dua bulan dengan janji evaluasi setelahnya.

    Namun, meski omset menurun, hasil dari kuisioner yang diberikan oleh OPD terkait (Diskopumdag) tidak membuahkan solusi konkret. Pada April 2025, perwakilan PKL kembali menemui Bupati, yang berjanji akan membahas masalah ini lebih lanjut dengan dinas terkait.

    Namun, hingga kini, janji tersebut belum juga terwujud. Bahkan, pertemuan di berbagai tempat, seperti Fitness Tridarma pada 4 Juni 2025 dan Pasar Sore pada 5 Juni 2025, tidak membawa perubahan yang signifikan bagi keberlangsungan usaha PKL.

    Bahkan, meski ada pelatihan dan arahan terkait administrasi dan izin, para PKL merasa bahwa kebutuhan nyata mereka tidak tersentuh. “Kondisi ini menimbulkan kekecewaan mendalam bagi para PKL,” tegas Wafa.

    Sebagai bentuk protes dan tuntutan, PMII Tuban mengajukan empat langkah solusi yang harus segera diambil Pemkab Tuban. Pertama, Pemkab Tuban harus segera merelokasi PKL ke alun-alun dengan penataan ruang yang lebih strategis.

    Kedua, Pemkab Tuban perlu melakukan kajian ulang terhadap kebijakan penataan ruang publik dan pemberdayaan PKL. Ketiga, DPRD Tuban diharapkan segera mengeluarkan rekomendasi resmi tertulis untuk Pemkab Tuban. Keempat, DPRD dapat menginisiasi kebijakan turunan yang menjamin keberlangsungan usaha PKL di seluruh wilayah Kabupaten Tuban.

    “Boleh semata-mata berlandaskan pada kepentingan penataan ruang kota, tetapi harus mempertimbangkan kondisi riil para pedagang yang menggantungkan hidup dari akses ruang publik tersebut,” tutup Wafa. [dya/suf]

  • Gus Maksum: Menkeu Purbaya Mampu Hadirkan Terobosan Strategis di Tengah Ekonomi Rentan

    Gus Maksum: Menkeu Purbaya Mampu Hadirkan Terobosan Strategis di Tengah Ekonomi Rentan

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur, KH Maksum Faqih—atau akrab disapa Gus Maksum—menyatakan dukungan penuhnya kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang baru menggantikan Sri Mulyani.

    ​Gus Maksum menilai, Menkeu Purbaya dinilai mampu menghadirkan terobosan strategis di tengah kerentanan ekonomi Indonesia, terutama dalam penguatan fiskal dan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil.

    ​”Langkah-langkah Menkeu Purbaya ini strategis dan Insya Allah memberikan dampak positif bagi ekonomi bangsa,” ujar Gus Maksum, Jumat (26/9/2025).

    ​Ia secara spesifik mengapresiasi langkah Purbaya yang mendorong perbankan pemerintah menyalurkan dana bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Terobosan tersebut, katanya, akan memperkuat fondasi ekonomi dari lapisan masyarakat bawah.

    ​Gus Maksum lantas berharap Presiden Prabowo Subianto terus memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan ekonomi Purbaya. “Selain kekuatan pertahanan dan ideologi, kekuatan ekonomi juga sangat penting dijaga, dikawal, bahkan dibangkitkan agar mampu bersaing di kancah global,” tegasnya.

    ​Ulama kharismatik ini juga mengingatkan semua pihak, termasuk kementerian dan lembaga negara, untuk bekerja sama menjaga stabilitas ekonomi dan menghindari saling menyalahkan.

    ​”Ekonomi yang kita hadapi hari ini sangat rentan. Maka mari bersama-sama, jangan saling melempar tanggung jawab,” ucapnya.

    ​Di akhir pernyataannya, Gus Maksum memuji karakter Purbaya sebagai sosok yang jujur dan terbuka. Ia mengibaratkan Purbaya seperti paku lurus yang sekalipun dipukul, justru akan menancap kuat.

    “Kalau paku itu bengkok, dipukul tidak ada gunanya. Tapi kalau lurus, sekalipun dipukul, ia akan tertancap dengan baik. Begitu pula Pak Purbaya, orangnya lurus dan apa adanya,” pungkas Gus Maksum. [tok/aje]

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-70, Polres Tuban Gelar Doa Bersama hingga Libatkan Ojol dan Disabilitas

    HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-70, Polres Tuban Gelar Doa Bersama hingga Libatkan Ojol dan Disabilitas

    Tuban (beritajatim.com) – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tuban menggelar doa bersama dan tasyakuran dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Lalu Lintas Bhayangkara ke-70 di Gedung Sanika Satyawada Polres Tuban, Rabu (24/9/2025).

    Kegiatan ini dihadiri Kapolres Tuban AKBP William Cornelis Tanasale, S.I.K., bersama Ketua Bhayangkari Cabang Tuban, pejabat utama, serta anggota Satlantas Polres Tuban. Acara diawali dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur.

    Dalam sambutannya, Tanasale menyampaikan bahwa momentum HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-70 tidak hanya menjadi seremonial, tetapi juga dimaknai dengan berbagai kegiatan sosial.

    “Hal ini tak lepas bahwa Polri merupakan pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat, karena suatu saat nanti kita juga akan kembali kepada masyarakat,” ujarnya.

    Pada peringatan kali ini, pihaknya juga mengundang komunitas ojek online serta penyandang disabilitas di Kabupaten Tuban. Tujuannya adalah untuk mempererat sinergitas dan membangun budaya tertib berlalu lintas di masyarakat.

    “Tentunya ini juga bagian dari bentuk pelayanan kepada masyarakat,” tambah Tanasale.

    Kapolres Tuban juga memberikan apresiasi kepada jajaran Satlantas yang terus berupaya memperbaiki fasilitas pelayanan publik sehingga masyarakat bisa mendapatkan layanan yang lebih baik.

    “Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada masyarakat yang telah ikut membantu. Mari tetap kita jaga situasi ini agar tetap kondusif,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Viral Temuan Ulat Pada Menu MBG di Tuban, SPPG Minta Maaf dan Janji Lebih Teliti

    Viral Temuan Ulat Pada Menu MBG di Tuban, SPPG Minta Maaf dan Janji Lebih Teliti

    Tuban (beritajatim.com) – Kembali viral di media sosial, temuan ulat pada menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan di SD Negeri 1 Compreng, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.

    Setelah sebelumnya ada belatung pada MBG di SMK Negeri Tambakboyo, kali ini kejadian serupa menambah sorotan publik terkait kualitas makanan yang diberikan kepada siswa dalam program MBG.

    Dalam video yang beredar, terlihat dengan jelas seekor ulat berada pada sayur yang disajikan bersama mie kuning. Temuan ini langsung memicu perbincangan panas di media sosial, mengingat program MBG dimaksudkan untuk memberikan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah di daerah tersebut.

    Menanggapi kejadian ini, Kapten Inf Hasan Bisri, Komandan Koraamil Widang, menyampaikan bahwa pihak penyedia makanan, yaitu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), telah segera menarik makanan yang terindikasi tercemar.

    Menu tersebut langsung diganti dengan yang baru. “Alhamdulillah, ulat sudah ditarik dan makanan diganti,” ujar Kapten Inf Hasan Bisri, Rabu (24/9/2025).

    Sebagai bentuk pertanggungjawaban, SPPG juga telah mengeluarkan permintaan maaf kepada publik. Mereka memastikan akan lebih teliti dalam menyajikan menu MBG ke depannya untuk menghindari kejadian serupa. “Temuan ulat ini hanya ada satu ompreng saja pada pendistribusian menu MBG di SDN 1 Compreng,” tambahnya.

    Lebih lanjut, SPPG menyatakan bahwa kejadian ini terungkap setelah seorang siswa melaporkan temuan tersebut kepada guru, yang kemudian diteruskan ke Bhabinsa setempat dan Koramil. Pihak berwenang memastikan bahwa kejadian ini hanya terjadi pada satu menu MBG di SDN 1 Compreng, dan pengawasan akan diperketat.

    “Pengawasan tetap akan ditingkatkan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi,” tegasnya. [dya/suf]

  • Wali Murid SMK di Tuban Minta Pertanggungjawaban atas Dugaan Keracunan Program MBG

    Wali Murid SMK di Tuban Minta Pertanggungjawaban atas Dugaan Keracunan Program MBG

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang wali murid dari SMK Negeri Palang, Juharti, asal Wangun, Kecamatan Palang, menyampaikan kekecewaannya setelah anaknya diduga keracunan akibat mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Peristiwa ini terjadi pada Rabu (24/09/2025) setelah anaknya makan nasi goreng dengan lauk telur ceplok, timun, dan buah anggur. Setelah makan, anaknya mengeluhkan rasa mual dan sesak napas, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

    “Ya gimana, namanya anak, tahu-tahu gini. Saya panik Ketika dikabari bahwa anak saya di rumah sakit,” ungkap Juharti, yang merasa sangat terkejut dan khawatir dengan kondisi anaknya.

    Juharti menjelaskan, awalnya ada lima siswa yang mengalami gejala keracunan. Namun, sekitar pukul 16.00 WIB, jumlah korban bertambah menjadi enam, termasuk seorang siswi yang juga merasakan gejala serupa.

    Makanan yang diduga menjadi penyebabnya adalah nasi goreng dengan lauk telur ceplok dan buah anggur, yang diterima sebagai bagian dari program MBG di sekolah tersebut. “Sekarang keadaannya masih lemas,” terang Juharti, sembari menunggu anaknya yang masih dirawat intensif di rumah sakit.

    Juharti juga menambahkan, kejadian ini telah menimbulkan trauma bagi dirinya dan anaknya, bahkan ia menyatakan tidak ingin anaknya diberikan makanan dari program MBG lagi jika peristiwa serupa terjadi.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak SMK Negeri Palang maupun Kepolisian mengenai kejadian ini. Pihak keluarga berharap agar pihak sekolah segera memberikan pertanggungjawaban dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. [dya/suf]

  • Siswa SMKN Palang Tuban Diduga Keracunan MBG Bertambah Jadi 6 Orang

    Siswa SMKN Palang Tuban Diduga Keracunan MBG Bertambah Jadi 6 Orang

    Tuban (beritajatim.com) – Jumlah siswa SMK Negeri Palang, Kabupaten Tuban, yang diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertambah menjadi enam orang, terdiri dari lima siswi dan satu siswa. Dugaan kuat keracunan muncul setelah para pelajar memakan menu nasi goreng dengan lauk telur ceplok, timun, serta tambahan buah anggur.

    Salah satu korban tambahan dilarikan ke RSUD Tuban pada pukul 16.00 WIB menggunakan mobil pribadi seorang guru. Hingga Rabu sore (24/9/2025), keenam siswa masih menjalani perawatan intensif dengan pengawasan ketat dari tenaga medis.

    Seorang wali murid, Juharti, mengaku panik ketika mendapat kabar anaknya yang berinisial SKN, kelas X, harus dirawat karena tubuh melemah dan mengalami sesak napas. “Ini kondisinya anak saya masih lemas, sama ada sesak nafas,” ujar Juharti.

    Ia menuturkan, gejala awal yang dialami SKN muncul setelah mengonsumsi nasi goreng dari MBG. Anak perempuannya sempat mual sebelum akhirnya mengalami sesak napas.

    Berdasarkan kronologi, sebanyak 203 porsi makanan MBG mulai disiapkan sekitar pukul 09.30 WIB. Pada pukul 11.50 WIB, makanan dibagikan kepada siswa. Sekitar pukul 12.30 WIB, wadah makan (ompreng) diambil kembali oleh pihak penyedia SPPG. Pukul 13.00 WIB, tiga siswi pertama mulai mengeluhkan mual dan sesak napas.

    Selanjutnya, pukul 13.15 WIB ketiga siswa tersebut dibawa ke Puskesmas Palang. Lima belas menit kemudian, satu siswi tambahan dan seorang siswa laki-laki juga mengalami gejala serupa. Kasus bertambah lagi pada pukul 16.00 WIB ketika satu siswi dilarikan ke RSUD, sehingga total korban menjadi enam siswa. [dya/beq]

  • Diduga Keracunan MBG, 5 Siswa SMKN Palang Dilarikan ke RSUD Tuban

    Diduga Keracunan MBG, 5 Siswa SMKN Palang Dilarikan ke RSUD Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Lima siswa SMKN Palang, Kabupaten Tuban, dilarikan ke RSUD dr. R. Koesma Tuban usai diduga mengalami keracunan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (24/9/2025). Rombongan siswa tersebut dibawa menggunakan empat unit ambulans dari Puskesmas Palang.

    Kronologis awal menyebutkan tiga siswa lebih dulu muntah-muntah setelah menyantap makanan MBG. Mereka sempat dirawat di Puskesmas Palang sebelum akhirnya dirujuk ke IGD RSUD Koesma Tuban.

    Dwi Kartiningsih, tante dari salah satu siswa berinisial SKN kelas X, mengaku menerima kabar langsung dari pihak puskesmas. “Pukul 14.30 WIB, saya dihubungi terus saya mengajak ibunya siswa ke Rumah Sakit,” ujarnya.

    Menurutnya, MBG tiba di sekolah sekitar pukul 09.30 WIB dengan total 203 porsi. Makanan dibagikan pada pukul 11.50 WIB, sementara wadah ompreng diambil kembali pihak penyedia sekitar pukul 12.30 WIB. Sekitar pukul 13.00 WIB, tiga siswi mengeluh mual dan sesak napas.

    “Kayaknya muntah-muntah itu karena keracunan, katanya juga menunya nasi goreng,” jelas Dwi.

    Tak lama kemudian, korban dibawa ke Puskesmas Palang sekitar pukul 13.15 WIB. Selang 15 menit, dua siswa lain ikut mengalami gejala serupa hingga total menjadi lima orang.

    Hingga pukul 15.40 WIB, kelima siswa tersebut masih mendapat perawatan intensif di IGD RSUD Koesma Tuban dengan penjagaan ketat tenaga medis. [dya/beq]

  • Terbakar Cemburu, Kakek di Bancar Tuban Tega Bacok Tetangga Sendiri Hingga Tewas

    Terbakar Cemburu, Kakek di Bancar Tuban Tega Bacok Tetangga Sendiri Hingga Tewas

    Tuban (beritajatim.com) – Lantaran terbakar api cemburu, seorang kakek berinisial J (75) asal Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban tega membacok tetangganya sendiri yang juga sudah lanjut usia hingga tewas.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Tuban AKP Dimas Robin Alexander membenarkan kejadian tersebut pada Senin 22 September 2025 sekitar pukul 12.30 WIB, bahwa istri pelaku ini diduga berselingkuh dengan korban yang sama-sama sudah lansia.

    “Pelaku ini sudah memendam amarah, sehingga saat melihat korban berjalan di depan rumahnya, emosinya meluap,” ujar Dimas Robin Alexander. Selasa (23/09/2025).

    Setelah itu, pelaku langsung mengambil sebilah celurit yang disimpan di dapur, kemudian pelaku membuntuti korban dan tanpa basa-basi langsung membacok korban.

    “Akibatnya korban terluka di bagian tubuh serta mengenai kaki korban,” imbuhnya.

    Setelah melihat korban tak berdaya, pelaku langsung kabur dan bersembunyi di semak-semak.

    “Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung menolong korban dan dibawa ke Puskesmas Tambakboyo,” terang Dimas sapanya.

    Namun, saat dalam perjalanan ke Puskesmas, nyawa korban tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

    “Saat ini pelaku sudah kami amankan dan masih kita dalami,” kata Dimas.

    Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Juncto Pasal 351 Ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. [dya/aje]

  • Sebanyak 296 Pencari Kerja di Tuban Ikuti Pelatihan di BLK, Disnakerin Ungkap Ada 6 Jenis Pelatihan

    Sebanyak 296 Pencari Kerja di Tuban Ikuti Pelatihan di BLK, Disnakerin Ungkap Ada 6 Jenis Pelatihan

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 296 peserta asal Kabupaten Tuban mengikuti program pelatihan kerja oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Tuban secara gratis.

    Adapun dalam pembukaan, turut hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Tuban, Kadis Nakerin, kepala UPT BLK Tuban, perwakilan BPJS Ketenagakerjaan Tuban dengan diberikannya jaminan BPJS Ketenagakerjaan bagi peserta dalam pembukaannya.

    Kadis Nakerin Tuban, Rohman Ubaid mengatakan bahwa pelatihan kerja telah dibuka dan diikuti sebanyak 296 peserta yang sebelumnya telah lolos dalam seleksi.

    “Tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Tuban,” ucap Rohman Ubaid. Senin (22/09/2025).

    Pihaknya juga menjelaskan, sebelumnya peserta melakukan pendaftaran dan nantinya diseleksi melalui penggalian potensi peserta, sehingga bisa disesuaikan dengan program pelatihan yang ada dan sesuai kebutuhan.

    “Ada 6 jenis pelatihan, yaitu Las 3G dan Las 6G, Desain Grafis, Listrik Industri Otomatis, Pelatihan K3 Umum dan Garda Pratama,” terang Ubaid sapanya.

    Adapun untuk pelatihan las 3G dengan jumlah 20 peserta dengan lama pelatihan selama 41 hari kedepan. Lalu, untuk Las 6G diikuti 18 peserta dengan lama pelatihan 46 hari. Kemudian, desain grafis 15 peserta dengan lama pelatihan 36 hari. Sedangkan, listrik industri otomatis diikuti 17 orang selama 36 hari, pelatihan K3 umum sebanyak 141 orang selama 14 hari dan garda pratama 80 orang selama 11 hari.

    “Total seluruhnya ada 296 peserta yang terpilih dari seribu peminat, karena terbatasnya kuota, sehingga kami tidak bisa menampung semuanya,” kata Ubaid.

    Ia juga menambahkan, bahwa pemilihan peserta ini memang diprioritaskan kepada keluarga dari desil 1 hingga 5 dengan kuota 60 persen, sisanya desil 6 ke atas dengan sasaran pemuda asal Kabupaten Tuban.

    “Sesuai arahan Bapak Sekda jenis pelatihan ini relevan dengan peluang kerja, misal K3 umum dan garda pratama (satpam) ini bisa mencari kerja di Tuban dan luar Tuban,” pungkasnya. [dya/ian]