kab/kota: Tuban

  • 31 Siswa Disabilitas SLB Rengel Rekam KTP dan KIA, Langkah Nyata Penuhi Hak Sipil Anak

    31 Siswa Disabilitas SLB Rengel Rekam KTP dan KIA, Langkah Nyata Penuhi Hak Sipil Anak

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 31 siswa penyandang disabilitas dari SLB Jati Wiyata Rengel, Kabupaten Tuban, telah mengikuti kegiatan perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Identitas Anak (KIA). Program ini merupakan hasil kerja sama antara pihak sekolah dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Tuban serta Pemerintah Kecamatan Rengel.

    Ketua Yayasan SLB Dharma Wanita Rengel, Ari Irmawati, S.Pd., mengatakan kegiatan ini tidak hanya bertujuan memenuhi hak-hak sipil para siswa, tetapi juga menjadi bentuk pembelajaran kontekstual yang memberi pengalaman langsung terkait pelayanan publik.

    “Sebanyak 31 peserta didik dari jenjang TKLB hingga SMALB telah melaksanakan perekaman,” ujar Ari Irmawati, Selasa (14/10/2025).

    Adapun rinciannya, 5 siswa mengikuti proses pembuatan KTP dan 11 siswa melakukan pembuatan KIA, dengan pendampingan dari para guru, pengurus PKK, dan Dharma Wanita. Menurut Ari, pemberian dokumen kependudukan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kesetaraan dan kemandirian anak-anak disabilitas.

    “Dengan memberikan identitas yang sama, itu bisa menjadi sarana sosialisasi bagi mereka, baik dalam urusan kependudukan maupun untuk mempersiapkan diri dalam mencari pekerjaan,” terangnya.

    Ia menambahkan, sekitar 50 persen siswa SLB Jati Wiyata Rengel belum memiliki dokumen kependudukan, sehingga kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kesadaran hukum dan tanggung jawab sebagai warga negara.

    “Alhamdulillah anak-anak tidak hanya memperoleh dokumen kependudukan, tetapi juga merasakan pengalaman belajar langsung tentang prosedur pelayanan publik,” pungkas Ari. [dya/beq]

  • Tingkatkan Produksi, Begini Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina

    Tingkatkan Produksi, Begini Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus melanjutkan proyek pembangunan kilang baru dan merevitalisasi kilang yang beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Inisiatif proyek yang telah dimulai sejak tahun 2014 ini dikenal sebagai Refinery Development Masterplan Program (RDMP), termasuk pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) dan revitalisasi kilang eksisting.

    Vice President Corporate Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan, saat ini Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengoperasikan enam kilang yakni Kilang Dumai di Riau, Kilang Plaju Sumatera Selatan, Kilang Balongan di Jawa Barat, Kilang Cilacap di Jawa Tengah, Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur, dan Kilang Kasim di Papua Barat Daya.

    “Keenam kilang yang beroperasi saat ini mampu mengolah minyak mentah hingga 1 juta barel per hari, dan menghasilkan berbagai jenis produk, BBM, LPG, Avtur, dan Petrokimia,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).

    Dia melanjutkan, guna meningkatkan kapasitas pengolahan kilang, proyek RDMP telah dijalankan untuk merevitalisasi kilang di Kilang Balongan dan Kilang Balikpapan. Upaya untuk pengembangan Kilang Cilacap dan Dumai menjadi kilang hijau dilakukan untuk memproduksi bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamina Renewable Diesel (RD), Pertamax Green dan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF). Melalui Kilang Plaju dan Kilang Kasim, Pertamina juga mendukung program pemerintah terkait produksi Biosolar B40.

    Di sisi lain, Fadjar menjelaskan, Pertamina telah menyelesaikan proyek Pertamina Langit Biru Cilacap pada tahun 2019. Tujuan proyek ini untuk meningkatkan kualitas BBM menjadi lebih ramah lingkungan.

    Selanjutnya, pada tahun 2022, Pertamina juga telah menyelesaikan RDMP Balongan. Dengan RDMP Balongan, Pertamina meningkatkan kapasitas pengolahan minyak Kilang Balongan dari 125 ribu barrel menjadi 150 ribu barrel per hari.

    “Dengan kemampuan kilang eksisting, saat ini Pertamina tidak lagi mengimpor Solar dan Avtur,” tutur dia.

    Sementara itu, pada tahun 2025, RDMP Balikpapan ditargetkan akan memulai uji coba operasi di salah satu unit baru yaitu Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC). Dengan proyek tersebut, Pertamina menargetkan total kapasitas pengolahan kilang naik menjadi 1,16 juta barel per hari.

    “Penyelesaian proyek secara bertahap, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat, dan mengurangi impor,” jelas Fadjar.

    Melalui RDMP, kilang Pertamina juga dapat meningkat kompleksitasnya atau Nelson Complexity Index dari 4,1 menjadi 8, sehingga produk-produk yang dihasilkan lebih variatif dan lebih ramah lingkungan. Kilang-kilang RDMP dipersiapkan untuk menghasilkan BBM setara Euro 5 dengan kandungan rendah sulfur yang dapat mengurangi emisi karbon.

    Untuk itu, dia menegaskan, RDMP terus berlanjut. Pasalnya, Pertamina menargetkan adanya kilang baru, melalui GRR Tuban di Jawa Timur yang akan menambah kapasitas pengolahan sebanyak 300 ribu barrel per hari.

    Pengembangan Petrokimia

    Selain meningkatkan pengolahan BBM melalui Proyek RDMP, Pertamina juga tengah memperkuat bisnis Petrokimia untuk meningkatkan nilai Perusahaan sekaligus memberikan kontribusi nyata sebagai BUMN bagi Negara.

    Pengembangan bisnis Petrokimia dilakukan melalui sejumlah anak usaha dan afiliasi, di antaranya Grup Tuban Petrochemical Industries. PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai salah satu anak usahanya telah berhasil menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas produksi aromatik dari 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun.

    Saat ini, TPPI juga terus dikembangkan melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang tengah mengkaji pembangunan kompleks Pabrik Olefin. Proyek ini diharapkan dapat menambah pasokan bahan baku plastik dalam negeri sampai dengan 1.600 ribu ton per tahun. Jika indikator keekonomian menunjukkan prospek positif, pengembangan ini tentu akan memperkuat pertumbuhan industri hilir Petrokimia nasional.

    Lebih jauh, pengembangan lain juga dilakukan melalui PT Polytama Propindo di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, dengan rencana peningkatan kapasitas produksi petrokimia sebesar 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada 2028.

    Selain itu, Pertamina berkomitmen untuk terus mengidentifikasi dan mengembangkan potensi produk petrokimia baru yang prospektif di Indonesia.

    “Melalui dukungan anak perusahaan dan afiliasi, Pertamina meyakini langkah ini akan mampu mendorong pertumbuhan industri petrokimia nasional sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor,” tandas dia. 

    (bul/bul)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa Timur Laut Tuban, Warga Lamongan dan Bawean Merasakan Getaran

    Gempa Timur Laut Tuban, Warga Lamongan dan Bawean Merasakan Getaran

    Tuban (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Meteorologi Tuban kembali merilis informasi gempa di Timur Laut Tuban Jawa Timur dengan kekuatan 4.3 Magnitudo. Gempa dirasakan oleh warga asal Kabupaten Lamongan.

    Adapun info gempa tersebut pada 12 Oktober 2025 pukul 12.58 Wib dengan lok:5.74 LS:112.54 BT atau 140 Km TimurLaut Tuban-Jatim 10 Km BMKG PGR VII.

    Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban, Muchammad Nur mengatakan bahwa gempa 4.3 M di timurlaut Tuban dengan kedalaman 10 Km dirasakan (MMI): II-III Bawean.

    “Untuk laporan merasakan hanya ada 1 warga yang konfirmasi ke kami itu warga Lamongan,” tutur Muchammad Nur, Minggu (12/10/2025).

    Selain itu, pria yang akrab disapa Nur ini menyampaikan dilihat dari group Whatshapp orang Tuban tidak ada laporan yang merasakan getaran gempa tersebut.

    “Untuk laporannya, gempa bumi tektonik guncangannya dirasakan di daerah Bawean II-III MMI atau Pulau Bawean Jatim, getarannya seperti terdapat truk melintas,” imbuhnya.

    Lanjut, jenis dan mekanisme gempa bumi ini dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.

    “Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” ucap Nur.

    Terkait dengan gempa bumi Susulan, dari monitoring pukul 14.00 WIB, hasilnya menunjukkan terdapat 1 gempa bumi susulan (aftershock) pada pukul 13.57.05 WIB.

    “Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” tambahnya.

    Selain itu, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. [dya/but]

  • Cianjur Diguncang Gempa Magnitudo 3,1 Sore Ini

    Cianjur Diguncang Gempa Magnitudo 3,1 Sore Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG melaporkan telah terjadi gempa magnitudo 3,1 di Cianjur Jawa Barat.

    Kejadian gempa terekam pada, 12-Oct-2025 pukul 16:05:05WIB.

    Adapun titik pusat gempa yakni di 7.07LS, 107.16BT (27 km Tenggara KAB-CIANJUR-JABAR).

    Catatan BMKG pusat gempa dalam dengan kedalaman 111 Km.

    Selain di Cianjur, juga terjadi gempa berikut ini

    Gempa Mag:3.9, 12-Oct-2025 15:27:09WIB, Lok:7.20LU, 127.03BT (357 km TimurLaut MELONGUANE-SULUT), Kedlmn:10 Km

    #Gempa Mag:3.1, 12-Oct-2025 14:33:14WIB, Lok:8.49LS, 122.96BT (19 km BaratDaya LARANTUKA-NTT), Kedlmn:239 Km

    Gempa Mag:3.9, 12-Oct-2025 14:21:13WIB, Lok:2.72LS, 129.61BT (96 km TimurLaut MALUKUTENGAH), Kedlmn:10 Km

    Gempa (UPDATE) Mag:4.3, 12-Okt-25 12:58:00 WIB, Lok:5.74 LS, 112.54 BT (Pusat gempa berada di laut 140 km timurlaut Tuban), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) II-III Bawean

  • Gempa Timur Laut Tuban, Warga Lamongan dan Bawean Merasakan Getaran

    Gempa Berkekuatan Magnitudo 4,3 Guncang Pulau Bawean Gresik dan Sekitarnya

    Gresik (beritajatim.com)– Gempa bumi dengan berkuatan magnitudo 4,3 kembali mengguncang Pulau Bawean Gresik dan sekitarnya pada Minggu (12/10) pukul 12.58 wib di wilayah timur Laut Tuban. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pusat gempa berada di 5,74 lintang selatan dan 112 bujur timur, atau sekitar 140 kilometer arah timur Laut Tuban di kedalaman 10 kilometer.

    Data BMKG menyebutkan gempa ini tergolong dangkal, akibat dipicu aktivitas tektonik dasar laut, dan tidak berpotensi tsunami.

    Getaran gempa ini terasa di beberapa daerah. Diantaranya Gresik, Tuban dan Pulau Bawean. Sejumlah warga mengaku sempat merasakan ada getaran. Namun, tidak berlangsung lama.

    “Ada goyangan beberapa detik, warga sempat kaget, ujar Syafei warga asal Sangkapura Pulau Bawean.

    Sementara itu, secara terpisah Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, FX.Driatmicko Herlambang membenarkan ada gempa berkekuatan 4,3 magnitudo yang melanda Pulau Bawean.

    “Barusan kami menerima laporan dari BMKG, pusat gempa berlokasi di 5,74 lintang selatan, dan 112,54 bujur timur. Tepatnya 140 kilometer timur Laut Tuban,” ujarnya.

    Terkait dengan kejadian itu lanjut dia, BPBD Gresik langsung melakukan monitoring terhadap kejadian gempa yang melanda Pulau Bawean dan sekitarnya.

    “Berdasarkan laporan di lapangan belum ditemukan kerusakan rumah warga. Sampai saat ini kami terus memonitor kondisi disana pasca ada gempa,” pungkas Micko. [dny/aje]

  • Gempa Timur Laut Tuban, Warga Lamongan dan Bawean Merasakan Getaran

    Lagi, Gempa 4.3 M Terjadi di Timur Laut Tuban: Masyarakat Tidak Merasakan

    Tuban (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Meteorologi Tuban kembali merilis info gempa di Timur Laut Tuban Jawa Timur dengan kekuatan 4.3 Magnitudo tidak dirasakan oleh masyarakat.

    Adapun info gempa tersebut pada 12 Oktober 2025 pukul 12.58 Wib dengan lok:5.74 LS:112.54 BT atau 140 Km TimurLaut Tuban-Jatim 10 Km BMKG PGR VII.

    Salah seorang warga asal Tuban, Dwi yang sedang berada di warung kopi tidak merasakan adanya getaran gempa tersebut.

    “Mungkin karena di perairan sana jadi gak kerasa mbak,” ujar Dwi. Minggu (12/10/2025).

    Meski begitu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban, Muchammad Nur belum memberikan laporan terkait gempa tersebut. Namun, dalam postingannya di instagram menanyakan kepada masyarakat perihal ada yang merasakan atau tidak. [dya/aje]

  • Misteri Jembatan Kaliketek Bojonegoro, Tempat Pembuangan Mayat Anggota PKI

    Misteri Jembatan Kaliketek Bojonegoro, Tempat Pembuangan Mayat Anggota PKI

    GELORA.CO – Jembatan Kaliketek yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo, konon mempunyai banyak kisah misteri. Jembatan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

    Jembatan Kaliketek sendiri merupakan jalur provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Jembatan ini membentang di atas sungai terpanjang di Pulau Jawa yakni Sungai Bengawan Solo.

    Ada dua jembatan yang membentang yang menghubungkan dua desa yakni Desa Banjarejo, Kecamatan Bojonegoro Kota dengan Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Jembatan sisi barat merupakan jembatan baru yang dibangun setelah Jembatan Kaliketek sisi timur.

    Jembatan ini baru dibangun karena secara konstruksi dan ruas Jembatan Kaliketek yang kurang lebar. Sementara Jembatan Kaliketek sisi timur sendiri merupakan salah satu peninggalan era kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1914.

    Nama Jembatan Kaliketek lantaran wilayah yang berada di seberang Sungai, konon dahulu banyak terdapat ‘ketek’ atau kera. Hal ini yang membuat orang-orang sekitar menyebut Jembatan Kaliketek, dan nama itu yang populer dipakai hingga kini.

    Cerita-cerita mistis mengiringi jembatan ini selama beroperasi. Pantauan di jembatan ketika malam hari memang suasana sepi dan minim penerangan.

    Jembatan ini menjadi akses kendaraan – kendaraan besar, seperti truk dan bus menuju kawasan Kabupaten Tuban atau ke jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), dan menjadi penghubung jalur tengah dan jalur Pantura.

    Jalurnya lebar bisa dilalui kendaraan besar di kedua lajurnya. Masing-masing lajur memiliki kurang lebih lebar 6 meter, dengan total lebar lajur sekitar 12 meter. Sementara panjang jembatan baru sisi barat diperkirakan sekitar panjang 800 meter.

    Sedangkan Jembatan Kaliketek sisi timur atau jembatan peninggalan Belanda memiliki lebar lebih sempit. Kurang lebih lebarnya sekitar 6 meter, itu pun di tengah lajur jembatan dulunya terdapat rel kereta api yang menghubungkan antara Bojonegoro dengan Tuban.

    Saat ini, rel kereta api itu sudah tak terpakai lagi, layaknya Jembatan Kaliketek sisi timur yang terbengkalai. Bahkan jembatan lama aspal – aspalnya pun sudah tak lagi tampak, tinggal rangkai baja dan besi yang masih tersisa. Seluruh lalu lintas jembatan dialihkan ke Jembatan Kaliketek baru di sisi barat dari jembatan lama.

    Meski sudah ada jembatan baru, suasana mistis dan menyeramkan masih terlihat di lokasi. Apalagi, saat malam tiba, dengan suasana gelap dan penerangan sekitar jembatan kurang. Belum lagi tiupan angin dan suara arus Sungai Bengawan Solo yang ada di bawah jembatan membuat bulu gidik merinding.

    Perasaan menakutkan kian terasa saat kendaraan besar seperti truk dan bus besar melintas, yang membuat jembatan bergetar karena getaran beban kendaraan yang melintas. Banyaknya tanaman liar yang tumbuh kian membuat jembatan ini tampak mistis di malam hari.

    Apalagi residu energi jembatan di masa penjajahan Belanda kian terasa. Pengamatan tak kasat mata, sejumlah teriakan dan suara rintihan yang menjadi residual energi di masa lalu, masih terasa.

    Konon di masa lalu Jembatan Kaliketek memakan tumbal akibat pembangunan di masa Belanda. Saat itu Belanda membangun Jembatan Kaliketek guna mengangkut hasil rempah dari Bojonegoro dan sekitarnya ke area utara di pelabuhan.

    Jembatan Kaliketek ini konon juga menjadi saksi bisu sejumlah pembantaian saat peperangan antara pasukan Belanda dengan masyarakat Bojonegoro yang dikomandoi Lettu Suyitno di masa Agresi Militer usai kemerdekaan.

    Saat masa revolusi tragedi pembantaian orang – orang yang diduga ikut PKI di tahun 1965 lantas dibuang di Sungai Bengawan Solo, konon juga menjadi bagian dari residual energi yang kuat.

  • Lapas Tuban Gelar Razia Gabungan Bersama TNI-Polri, Pastikan Blok Hunian Bebas Barang Terlarang

    Lapas Tuban Gelar Razia Gabungan Bersama TNI-Polri, Pastikan Blok Hunian Bebas Barang Terlarang

    Tuban (beritajatim.com) – Lapas Kelas IIB Tuban menggelar razia gabungan bersama TNI dan Polri di sejumlah kamar blok hunian, Sabtu (11/10/2025) dini hari. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perintah Direktur Jenderal Pemasyarakatan untuk merespons kondisi aktual pada satuan kerja Pemasyarakatan di berbagai wilayah Indonesia.

    Razia tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas (Ka. KPLP), Kasi Administrasi Keamanan dan Ketertiban (Adm Kamtib), serta Kasubbag Tata Usaha, dengan melibatkan unsur TNI dan Polri sebagai Aparat Penegak Hukum (APH).

    Kepala Lapas Kelas IIB Tuban, Irwanto, mengatakan pemeriksaan dilakukan di blok A10, A11, B1, dan B2 dengan tetap menjunjung tinggi prinsip humanis serta menghormati hak-hak Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). “Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya barang terlarang seperti handphone maupun narkoba,” ujar Irwanto, Sabtu (11/10/2025).

    Meski tidak menemukan barang berbahaya, petugas berhasil mengamankan sejumlah benda yang berpotensi disalahgunakan seperti kabel, baterai, kaca, paku, dan alat cukur. “Kini seluruh barang temuan tersebut telah dicatat dan diamankan untuk dimusnahkan sesuai prosedur,” tegasnya.

    Irwanto menegaskan, kegiatan razia gabungan ini menjadi bentuk komitmen nyata jajaran Lapas Tuban dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan pemasyarakatan. Upaya tersebut juga bertujuan menciptakan lapas yang bersih, aman, serta bebas dari praktik pelanggaran aturan.

    “Razia penggeledahan kamar hunian ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari langkah preventif dan pembinaan agar WBP dapat menjalani masa pidana dengan tertib dan produktif,” pungkasnya. [dya/beq]

  • Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena kulminasi atau yang populer disebut ‘hari tanpa bayangan’ diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 hingga 14 Oktober 2025.

    Peristiwa unik ini terjadi karena posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, atau di titik zenit.

    Secara ilmiah, kulminasi utama terjadi tepat ketika nilai deklinasi Matahari sama dengan nilai lintang pengamat.

    Deklinasi adalah sudut antara garis khatulistiwa dengan benda langit, sementara lintang pengamat menunjukkan posisi geografis pengamat di Bumi. Kesamaan nilai sudut ini adalah syarat utama terjadinya fenomena ‘hari tanpa bayangan’.

    Ketika syarat tersebut terpenuhi, Matahari akan berada tepat di atas pengamat. Akibatnya, bayangan dari benda tegak, seperti tiang atau tugu, akan terlihat ‘menghilang’. Ini terjadi karena bayangan tersebut jatuh tepat di bawah benda dan bertumpuk dengannya. Inilah alasan mengapa hari kulminasi utama juga dikenal sebagai ‘hari tanpa bayangan’.

    Sementara, dampak yang mungkin dirasakan saat terjadi kulminasi adalah cuaca terasa lebih terik dari biasanya.

    Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Bhilda Maulida, fenomena kulminasi akan memiliki pengaruh langsung pada suhu udara. Hal ini berpotensi membuat cuaca yang dirasakan menjadi semakin terik.

    “Saat kulminasi, apabila kondisi cuaca cerah dan tutupan awan sedikit, panas matahari akan langsung masuk ke permukaan bumi tanpa hambatan,” ujar Bhilda, Jumat (10/10/2025).

    ​Namun, Bhilda menambahkan, dampak sebaliknya juga bisa terjadi. Pemanasan matahari tidak akan maksimal atau terasa menyengat apabila terdapat banyak tutupan awan atau kondisi cuaca lain yang menghalangi sinar matahari, seperti hujan.

    ​Mengingat potensi cuaca terik saat kulminasi dengan kondisi cerah, BMKG menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.

    ​”Karena intensitas radiasi matahari dan sinar UV sangat tinggi, maka akan memiliki dampak buruk bagi kulit” imbau Bhilda.

    ​Selain itu, Bhilda juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum harian yang cukup. Minum air yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca benar-benar terasa terik.

    ​Imbauan serupa juga berlaku bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengamati momen langka ini.

    ​”Jika ingin mengamati fenomena tanpa bayangan di luar ruangan pada detik-detik kulminasi, sebaiknya gunakan tabir surya atau pakaian, payung, dan topi yang dapat melindungi kulit dari panas matahari,” tutup Bhilda. (rma/ted)

    *Berikut jadwal hari tanpa bayangan yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 – 14 Oktober 2025:*

    • 10 Oktober 2025

    – Tuban 11.18 WIB

    • 11 Oktober 2025

    – Sumenep 11.11 WIB
    – Pamekasan 11.12 WIB
    – Sampang 11.13 WIB
    – Bangkalan 11.15 WIB
    – Gresik 11.16 WIB
    – Lamongan 11.17 WIB
    – Bojonegoro 11.19 WIB

    • 12 Oktober 2025

    – Pasuruan 11.14 WIB
    – Bangil 11.15.22 WIB
    – Sidoarjo 11.15 WIB
    – Surabaya 11.15 WIB
    – Mojosari 11.16 WIB
    – Mojokerto 11.16 WIB
    – Jombang 11.17 WIB
    – Nganjuk 11.18 WIB
    – Caruban 11.19 WIB
    – Madiun 11.20 WIB
    – Ngawi 11.20 WIB
    – Magetan 11.21 WIB

    • 13 Oktober 2025

    – Situbondo 11.10 WIB
    – Bondowoso 11.10 WIB
    – Kraksaan 11.12 WIB
    – Probolinggo 11.13 WIB
    – Malang 11.15 WIB
    – Batu 11.16 WIB
    – Ngasem 11.18 WIB
    – Kediri 11.18 WIB
    – Ponorogo 11.20 WIB

    • 14 Oktober 2025

    – Banyuwangi 11.08 WIB
    – Jember 11.11 WIB
    – Lumajang 11.13 WIB
    – Kepanjen 11.15 WIB
    – Kanigoro 11.17 WIB
    – Blitar 11.17 WIB
    – Tulungagung 11.18 WIB
    – Trenggalek 11.19 WIB
    – Pacitan 11.21 WIB.

  • Tim Jatanras Tuban Kembalikan Barang Curian Tanpa Biaya ke Korban

    Tim Jatanras Tuban Kembalikan Barang Curian Tanpa Biaya ke Korban

    Tuban (beritajatim.com) – Tim Jatanras Satreskrim Polres Tuban mengembalikan sejumlah barang hasil tindak pidana pencurian kepada pemiliknya. Barang-barang tersebut berupa kendaraan bermotor, telepon genggam, laptop, televisi, dan blender.

    Kanit Jatanras Polres Tuban, IPDA Rudi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hasil pengungkapan kasus pencurian yang terjadi sepanjang bulan September 2025. “Barang yang dikembalikan meliputi lima unit ponsel berbagai merek, satu unit sepeda motor, satu unit televisi, satu unit laptop, dan satu unit blender,” ujar IPDA Rudi, Kamis (9/10/2025).

    Menurutnya, barang-barang tersebut diamankan dari sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Tuban, seperti Kecamatan Semanding, Jatirogo, dan kawasan perkotaan. Total nilai barang yang diserahkan mencapai sekitar Rp25 juta. “Semua barang kami serahkan langsung kepada pemiliknya tanpa dipungut biaya sepeser pun,” tegas Rudi.

    Sementara itu, salah satu korban pencurian motor, Andi Nurhata, warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban, mengaku bersyukur atas kerja keras pihak kepolisian yang berhasil menemukan kendaraannya. “Saya kehilangan sepeda motor Honda Beat saat sedang ngopi sekitar dua bulan lalu,” ungkap Andi.

    Setelah melaporkan kehilangan tersebut ke Satreskrim Polres Tuban, motornya akhirnya berhasil ditemukan dan dikembalikan. “Saya ucapkan terima kasih kepada Jatanras Polres Tuban, motor saya bisa kembali dan bisa saya gunakan lagi untuk bekerja,” tutup Andi. (dya/kun)