kab/kota: Trenggalek

  • Petasan Balon Udara Rusak Rumah di Tulungagung, 7 Perakit Jadi Tersangka

    Petasan Balon Udara Rusak Rumah di Tulungagung, 7 Perakit Jadi Tersangka

    Tulungagung

    Polisi mengusut kasus petasan balon udara yang meledak hingga merusak rumah warga di Tulungagung, Jawa Timur. Total tujuh orang perakit petasan itu kini ditetapkan sebagai tersangka.

    Kapolres Tulungagung AKBP Mohammad Taat Resdi mengatakan ketujuh tersangka berinisial AA (20), ZR (19), IRK (16), KAF (16), KFH (15), RRP (14), dan GWP (14). Semuanya warga Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek.

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan, RRP (14) disebut sebagai otak dari peristiwa ini. Ia mendapatkan ide membuat petasan dari media sosial dan mengajak ZR (19) untuk meraciknya,” kata Taat Resdi dilansir detikJatim, Jumat (4/4/2025).

    Resi mengatakan tujuh tersangka ini sengaja menerbangkan balon udara dengan dilengkapi ratusan petasan. Saat diterbangkan rangkaian petasan itu jatuh dan meledak di salah satu rumah warga di Dusun Bancang, Desa Gandong.

    “Rangkaian petasan itu terdiri dari ukuran kecil 100 buah dan yang besar lima. Dari jumlah itu 83 yang kecil meledak dan dua yang besar juga meledak. Akibat ledakan itu satu rumah dan mobil rusak. Selain itu juga melukai pemudik asal Bali,” ujarnya.

    Para tersangka mengaku memproduksi sendiri balon udara berukuran 20 meter maupun bahan peledak yang digunakan. Bahan baku peledak juga dibeli secara daring dari dirakit sendiri.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wisatawan Serbu Pantai Pasir Putih Trenggalek Saat Libur Lebaran

    Wisatawan Serbu Pantai Pasir Putih Trenggalek Saat Libur Lebaran

    Trenggalek, Beritasatu.com – Pada H+3 Lebaran, ribuan wisatawan dari berbagai daerah di Jawa Timur memadati sejumlah destinasi wisata pantai di pesisir selatan Trenggalek, Kamis (3/4/2025). Salah satunya adalah Pantai Pasir Putih Karanggongso di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

    Pantai yang terletak di kawasan Teluk Prigi ini memiliki ombak yang landai, menjadikannya aman untuk bermain baik anak-anak maupun dewasa.

    Petugas Pantai Pasir Putih, Heri Purwanto menyebutkan bahwa jumlah pengunjung di pantai ini meningkat hingga dua kali lipat. Biasanya, jumlah pengunjung berkisar antara 500 hingga 1.000 orang per hari, tetapi selama libur Lebaran jumlahnya melonjak menjadi sekitar 3.000 hingga 4.000 wisatawan. 

    “Peningkatan jumlah pengunjung cukup signifikan. Baru pada siang hari saja sudah tercatat 3.000 pengunjung, padahal kami buka hingga sore. Kebanyakan pengunjung datang dengan kendaraan roda empat,” jelas Heri Purwanto kepada Beritasatu.com, Kamis (3/4/2025).

    Salah satu pengunjung, Saikhu mengaku datang ke Pantai Pasir Putih Karanggongso untuk berlibur bersama keluarga setelah bersilaturahmi dengan sanak saudara di Kediri. 

    “Kami sengaja datang ke sini untuk memanfaatkan libur Lebaran bersama keluarga, setelah bersilaturahmi di rumah famili di Kediri,” ujar wisatawan asal Jakarta tersebut kepada Beritasatu.com.

    Para wisatawan terlihat menikmati waktu mereka dengan bermain pasir di tepi pantai dan berenang di sekitar pantai. Selain itu, Pantai Pasir Putih Karanggongso juga menawarkan penyewaan perahu untuk berkeliling di sekitar pantai. 

    Bagi wisatawan  yang ingin berkunjung cukup membayar Rp 10.000 per orang untuk menikmati perjalanan singkat ini.

    Selain Pantai Pasir Putih Karanggongso, beberapa destinasi lain yang juga ramai dikunjungi wisatawan adalah Pantai Mutiara, Pantai Prigi, dan Pantai Cengkrong. Diperkirakan, puncak kunjungan wisatawan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

  • Petasan Balon Udara Memakan Korban di Tulungagung, 1 Warga Terluka hingga Mobil-Rumah Rusak – Halaman all

    Petasan Balon Udara Memakan Korban di Tulungagung, 1 Warga Terluka hingga Mobil-Rumah Rusak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Tulungagung – Sebuah insiden tragis terjadi di Dusun Bacang, Desa Gandong, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (2/4/2025) pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Ledakan besar yang berasal dari petasan yang jatuh dari balon udara mengakibatkan satu warga terluka dan merusak sebuah mobil.

    Kronologi Kejadian

    Menurut keterangan Kapolsek Bandung, AKP Anwari, ledakan terjadi setelah sebuah balon udara yang baru diterbangkan dari Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, melintas di atas kawasan tersebut.

    Balon udara tersebut membawa untaian petasan yang kemudian tersulut dan jatuh ke tanah.

    “Petasan ini jatuh ke rumah milik Turmudi dan kawasan persawahan di depan rumah. Ledakan yang dihasilkan sangat keras, dengan petasan berukuran sekitar 20 cm,” jelas Anwari.

    Akibat ledakan tersebut, rumah Turmudi mengalami kerusakan parah, termasuk pecahnya kaca asbes.

    Salah satu petasan jatuh tepat di samping mobil Daihatsu Xenia milik Mujadi, warga asal Denpasar, Bali, yang saat itu sedang bersiap mengemas barang untuk kembali ke pulau.

    Korban dan Kerugian

    Mujadi mengalami luka-luka akibat pecahan kaca yang terlempar saat ledakan terjadi.

    “Bagian kiri bodi mobil melesak ke dalam, dan seluruh kaca kiri spion serta panel pintu kiri pecah berantakan,” ungkap Anwari.

    Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung telah melakukan olah tempat kejadian perkara.

    Polisi menemukan tiga petasan ukuran besar yang belum sempat meledak dan banyak petasan berukuran kecil di lokasi kejadian.

    Selain itu, petugas juga menemukan bekas perapian dan dua botol plastik bekas minyak tanah yang diduga digunakan sebagai bahan bakar balon udara.

    Polisi telah mendatangi lokasi penerbangan balon udara untuk menyelidiki lebih lanjut.

    (TribunMadura.com/David Yohanes)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Petasan Balon Udara Meledak di Tulungagung, 1 Pemudik Luka-Rumah Rusak

    Petasan Balon Udara Meledak di Tulungagung, 1 Pemudik Luka-Rumah Rusak

    Tulungagung

    Petasan balon udara jatuh dan meledak hingga menimpa rumah warga di Tulungagung, Jawa Timur. Satu orang pemudik terluka hingga sebuah rumah dan mobil warga rusak akibat insiden tersebut.

    Peristiwa itu terjadi pada Rabu (3/4) sekitar pukul 06.15 WIB. Petasan itu jatuh dan menimpa rumah milik Harmudi, warga Dusun Bancang, Desan Gandong. Salah satu pemudik di rumah Harmudi bernama Mujadi mengatakan awalnya balon udara terbang dengan membawa rentengan petasan.

    “Kemudian petasan balon udara jatuh di rumah dan meledak. Awalnya itu ada tiga ledakan kecil-kecil, tapi yang dua besar,” kata Mujadi dilansir detikJatim, Kamis (3/4/2025).

    Mujadi mengatakan setelah ledakan kecil, kondisi di sekitarnya dipenuhi asap tebal. Dia lalu melihat petasan besar yang ikut jatuh bersama balon udar di lokasi rumahnya, namun saat akan dipindahkan petasan tersebut justru meledak.

    Rentetan ledakan di atap teras tersebut membuat kaca jendela hancur. Selain itu, ledakan juga merusak bagian kiri mobil Daihatsu Xenia DK 1643 AB miliknya.

    “Saya juga kena lontaran batu-batu kecil, ini melukai tangan, wajah, dan kaki,” ujar Mujadi.

    “Dugaannya itu dinaikkan oleh anak-anak di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek. Ada saksi yang mengetahui asal balon tersebut sekitar 500 meter dari TKP,” kata Anwari.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hendak Balik ke Bali, Mobil Pemudik Rusak Gegara Balon Udara Jatuh dan Meledak di Tulungagung – Halaman all

    Hendak Balik ke Bali, Mobil Pemudik Rusak Gegara Balon Udara Jatuh dan Meledak di Tulungagung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Empat kali ledakan besar mengguncang Dusun Bacang, Desa Gandong, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Rabu (2/4/2025) sekitar pukul 06.00 WIB.

    Ledakan tersebut merusak rumah warga serta sebuah mobil, dan menyebabkan luka pada seorang korban.

    Ledakan ini disebabkan oleh petasan berukuran besar yang jatuh dari balon udara yang tengah melintas di wilayah tersebut.

    Balon udara itu diketahui berasal dari Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, yang berbatasan langsung dengan Desa Gandong.

    Kapolsek Bandung, AKP Anwari, menjelaskan bahwa balon udara tersebut membawa untaian petasan yang mulai tersulut dan jatuh saat terbang melintasi pemukiman.

    “Balon udara itu membawa untaian petasan. Saat melintas itulah, petasan yang mulai tersulut berjatuhan,” ujarnya.

    Beberapa petasan jatuh ke rumah warga bernama Turmudi, sementara yang lain jatuh ke persawahan di sekitarnya.

    Salah satu petasan dengan diameter sekitar 20 cm meledak di samping mobil Daihatsu Xenia milik Mujadi, pemudik dari Denpasar, Bali. 

    Akibatnya, mobil dengan nomor polisi DK 1643 AB mengalami kerusakan parah di bagian kiri, dengan kaca, spion, serta panel pintu hancur.

    “Satu petasan jatuh tepat di samping mobil dan langsung meledak. Seketika mobil rusak parah di bagian kiri,” lanjut Anwari.

    Saat kejadian, Mujadi dan keluarganya tengah bersiap mengemas barang untuk kembali ke Bali.

    Ia mengalami luka akibat terkena pecahan kaca yang terlempar akibat ledakan.

    Tim Inafis Satreskrim Polres Tulungagung telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan tiga petasan berukuran besar yang belum meledak serta sejumlah petasan kecil.

    Polisi juga menelusuri lokasi penerbangan balon udara dan menemukan bekas perapian serta dua botol plastik bekas minyak tanah, yang diduga digunakan sebagai bahan bakar balon udara.

    7 Anak Dimintai Keterangan, Keluarga Tanggung Jawab

    Sementara itu Polsek Bandung telah mengamankan tujuh anak terduga pelaku penerbang balon udara yang menjatuhkan petasan tersebut.

    Sebelumnya personel Polsek Tulungagung menemukan lokasi penerbangan balon udara ini dari Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek.

    Polisi juga mendapatkan rekaman sejumlah anak yang menerbangkan balon udara yang terbuat dari plastik itu.

    Pihak Polsek Bandung kemudian berkomunikasi dengan Pemerintah Desa Ngadisuko.

    “Sebenarnya ada sembilan anak yang menjadi terduga pelaku. Tetapi 2 di antaranya belum kooperatif,” ujar Kapolsek Bandung, AKP Anwari.

    Dalam pertemuan ini juga dilakukan mediasi antara korban dan para terduga pelaku.

    Keluarga para terduga pelaku sepakat untuk menanggung semua kerusakan, baik mobil maupun rumah.

    “Pihak korban juga menerima tawaran ganti rugi dari para terduga pelaku. Jadi sebenarnya sudah terjadi kesepakatan para pihak,” sambung Anwari.

    Namun di luar perkara ganti rugi kerusakan, perkara ini ditarik ke Polres Tulungagung.

    Polisi akan menyelidiki peredaran bubuk mesiu yang digunakan para terduga pelaku untuk membuat petasan.

    Peredaran bubuk mesiu ini juga menjadi perhatian Polda Jawa Timur, sehingga perkara ini juga akan menjadi prioritas.”Sekarang perkaranya sudah dalam penyelidikan Polres Tulungagung,” tegas Anwari.

    Lebih jauh Anwari mengungkapkan, para terduga pelaku adalah anak-anak sekolah.

    Mereka membuat sendiri balon udara dan menerbangkannya untuk hura-hura menyambut lebaran.

    Kegiatan ini udah menjadi tradisi tahunan wilayah Kecamatan Durenan, Bandung dan Pakel.

    Tahun ini kami gencar melakukan sosialisasi. Sejauh ini belum ditemukan titik penerbangan di Kecamatan Bandung,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Polisi Amankan 7 Anak Terkait Ledakan di Gandong Tulungagung, Selidiki Peredaran Bubuk Mesiu Petasan.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, TribunJatim.com/David Yohanes)

  • Polisi Selidiki Kasus Petasan Jatuh dari Balon Udara di Tulungagung

    Polisi Selidiki Kasus Petasan Jatuh dari Balon Udara di Tulungagung

    Tulungagung (beritajatim.com) – Polisi masih melakukan penyelidikan terkait insiden jatuhnya petasan dari balon udara yang merusak rumah dan mobil di Desa Gandong, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung. Sejumlah barang bukti telah diamankan setelah olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan di lokasi.

    Kapolsek Bandung, AKP M Anwari, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan kejadian tersebut dan segera melakukan olah TKP. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, meskipun seorang saksi mengalami luka ringan di bagian pipi. Kerugian materi akibat kejadian ini diperkirakan mencapai Rp30 juta.

    “Yang rusak parah bagian teras dan depan rumah korban, selain itu bagian kiri mobil juga rusak,” ujar AKP M Anwari, Rabu (2/4/2025).

    Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa balon udara berisi petasan tersebut diterbangkan dari arah utara, tepatnya di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Dugaan sementara menyebutkan bahwa balon udara baru saja diterbangkan sebelum akhirnya petasan yang terpasang jatuh dan meledak.

    “Kita sudah mengidentifikasi lokasi dan pelaku penerbangan balon udara ini,” tambahnya.

    Saat ini, polisi masih memburu pelaku yang menerbangkan balon udara beserta petasan tersebut. Selain itu, saksi korban juga telah dimintai keterangan untuk mendukung proses penyelidikan lebih lanjut.

    “Kita masih terus melakukan pencarian terhadap pelaku,” pungkas AKP M Anwari.

    Sebelumnya, sebuah rumah dan mobil di Desa Gandong mengalami kerusakan parah akibat ledakan petasan berukuran besar yang jatuh dari balon udara. Kaca rumah hancur, sementara sisi kiri mobil mengalami penyok akibat kerasnya ledakan. [nm/aje]

  • Mengenal Nasi Tiwul Ayam Lodho, Kuliner Menarik Ketika Berlibur di Trenggalek

    Mengenal Nasi Tiwul Ayam Lodho, Kuliner Menarik Ketika Berlibur di Trenggalek

    Liputan6.com, Bandung – Makanan tradisional Indonesia sudah sangat beragam jenisnya dan salah satunya adalah Sego Tiwul atau Nasi Tiwul. Makanan ini memiliki bahan dasar berupa tepung gaplek yaitu singkong yang telah dikeringkan dan diolah menjadi butiran menyerupai nasi.

    Makanan ini memiliki tekstur yang khas yaitu sedikit kenyal dengan rasa yang sedikit manis. Sego tiwul sering dijadikan makanan pokok pengganti nasi terutama pada masa lalu ketika beras sulit diperoleh.

    Hidangan ini biasanya disajikan dengan lauk-pauk sederhana seperti ikan asin, sambal, sayur daun ketela, dan urap, sehingga menciptakan rasa yang kaya dan menggugah selera. Sego tiwul berasal dari daerah Jawa.

    Diketahui makanan ini ditemukan khususnya di wilayah pesisir selatan seperti Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, hingga Trenggalek. Makanan ini erat kaitannya dengan sejarah panjang masyarakat yang dahulu menghadapi keterbatasan bahan pangan.

    Pada masa penjajahan dan masa-masa sulit lainnya masyarakat di daerah pegunungan dan pesisir selatan Jawa mengandalkan tiwul sebagai sumber karbohidrat utama karena singkong lebih mudah tumbuh di lahan yang tandus dibandingkan padi.

    Di Trenggalek, sego tiwul menjadi salah satu kuliner yang tetap bertahan hingga kini dan bahkan masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu alasan utama mengapa makanan ini tetap lestari di Trenggalek adalah karena kondisi geografisnya.

    Selain faktor geografis, budaya masyarakat Trenggalek yang masih menjaga kearifan lokal juga berperan dalam melestarikan sego tiwul. Banyak masyarakat yang masih menikmati makanan ini sebagai sarapan atau makanan sehari-hari.

    Adapun ketika mengunjungi Trenggalek terdapat tempat Sego Tiwul yang bisa dikunjungi yaitu Nasi Tiwul Ayam Lodho.

  • Jumlah peserta mudik gratis bersama BUMN PJT I naik 20 persen

    Jumlah peserta mudik gratis bersama BUMN PJT I naik 20 persen

    Tahun ini totalnya sekitar 325 pemudik dengan tujuan delapan rute keberangkatan dari Malang dan Jakarta

    Surabaya (ANTARA) – Jumlah peserta kegiatan Mudik Bersama BUMN Perum Jasa Tirta (PJT) I pada Lebaran 2025 mengalami peningkatan sebesar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Direktur Utama PJT I Fahmi Hidayat dalam keterangannya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, mengatakan jumlah pemudik pada tahun ini mencapai 325 orang, naik dari 270 pemudik pada 2024.

    “Alhamdulillah Program Mudik Bersama BUMN 2025 berjalan dengan baik. Ada peningkatan jumlah pemudik yang mendaftar. Tahun ini totalnya sekitar 325 pemudik dengan tujuan delapan rute keberangkatan dari Malang dan Jakarta,” katanya.

    Fahmi menjelaskan peningkatan jumlah peserta mudik tidak lepas dari optimalisasi sosialisasi kepada masyarakat serta penambahan tujuan mudik yang baru.

    Pemberangkatan peserta mudik gratis dilakukan dari dua titik utama, yakni Malang dan Jakarta, dengan total delapan rute perjalanan, yaitu Jakarta-Malang, Malang-Banyuwangi, Malang-Trenggalek, Malang-Jakarta, Malang-Semarang (via tol), Malang-Semarang (non-tol), Malang-Purwokerto, serta rute baru Malang-Cirebon-Bandung via tol.

    Melihat minat masyarakat yang tinggi, Direktur Utama PJT I Fahmi Hidayat mengungkapkan rencana penambahan rute baru pada tahun 2026.

    “Kami berharap dengan bertambahnya wilayah kerja di empat wilayah sungai baru pada 2025, kami dapat membuka lebih banyak rute mudik, termasuk tujuan Bali. Kami terus berupaya memperluas manfaat bagi para pemudik di tahun-tahun mendatang,” katanya.

    PJT I juga memastikan kenyamanan dan keamanan pemudik dengan menyediakan berbagai fasilitas, termasuk paket konsumsi, obat-obatan ringan, serta goodie bag berisi perlengkapan perjalanan. Mengingat perjalanan dilakukan di bulan Ramadhan, pemudik tetap mendapatkan makanan ringan dan nasi kotak sebagai cadangan jika tidak kuat berpuasa selama perjalanan.

    Guna memastikan keselamatan perjalanan, seluruh kru bus telah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter perusahaan sebelum keberangkatan untuk memastikan kondisi fisik pengemudi tetap prima.

    Selain itu, guna menambah keseruan perjalanan, PJT I juga mengadakan pengundian doorprize dan grandprize berupa peralatan rumah tangga bagi peserta yang beruntung.

    Peserta mudik memberikan tanggapan positif terhadap program ini. Salah satu peserta asal Jakarta, M. Fahri Hasan, mengaku senang bisa mudik bersama dengan orang-orang dari kampung halamannya.

    “Program ini sangat membantu, saya senang bisa mudik bareng,” katanya.

    Sementara itu, seorang peserta lanjut usia berharap program ini terus berlanjut.

    “Saya bersyukur PJT I mengadakan program ini setiap tahun. Dari tahun ke tahun, kuotanya selalu cepat penuh,” ungkapnya.

    Pewarta: Willi Irawan
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 28 Maret 2025: Langit Pagi Mayoritas Cerah – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 28 Maret 2025: Langit Pagi Mayoritas Cerah – Page 3

    Berdasar informasi dari BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung selama 4-5 hari ke depan, termasuk di Jawa Timur.

    Untuk itu, BPBD Jatim memastikan pihaknya akan siaga 24 jam sepanjang musim tersebut serta guna mendukung kelancaran dan keselamatan masyarakat dalam melakukan mudik dan balik saat libur lebaran tahun ini.

    “Sesuai arahan Ibu Gubernur, BPBD menjadi salah satu dari lima OPD yang tidak mendapatkan libur guna memastikan kesiapan penanganan bencana dan keadaan darurat saat musim lebaran tahun ini,” ujar Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Sabtu (22/3/2025).

    Gatot mengungkapkan, tahun ini posko khusus di beberapa wilayah tidak didirikan karena kebijakan efisiensi. Namun, posko pusat di kantor BPBD Jatim tetap melakukan pemantauan dan koordinasi 24 jam.  

    “Seluruh BPBD di kabupaten/kota juga telah diarahkan untuk siaga di daerah masing-masing, terutama dalam menghadapi potensi bencana seperti, longsor dan banjir,” ungkapnya.

    Beberapa wilayah yang menjadi perhatian utama dalam pemantauan bencana, di antaranya, meliputi kawasan Mataraman, seperti, Trenggalek, Magetan, dan Pacitan.

    “Selanjutnya wilayah Sidoarjo, Malang Raya dan Pantai Selatan, serta wilayah Tapal Kuda, seperti, Bondowoso dan Situbondo. Sementara, wilayah Madura dan sisi utara Jatim diprediksi dalam kondisi relatif aman,” ujar Gatot.

    Kabid KL Satriyo Nurseno menambahkan, kesiapan BPBD Jatim ini juga didukung para personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang akan melakukan pemantauan 24 jam.

    “Kami tetap siaga 24 jam dengan sistem shift, dari yang biasanya tiga shift menjadi dua shift. Setiap shift terdiri dari 15-20 personel untuk memastikan kesiapan penanganan di seluruh wilayah,” tambahnya.

    Selain kesiapan personel, BPBD Jatim juga telah memastikan ketersediaan logistik untuk mendukung penanganan bencana serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Perhubungan untuk membantu kelancaran arus mudik dan balik.

    Satriyo juga mengajak masyarakat dan awak media untuk berperan aktif dalam memberikan informasi terkait bencana yang terjadi.

    “Jika ada kejadian bencana yang belum terpantau oleh kami, mohon segera melaporkan melalui call center 117 atau melalui nomor WhatsApp posko BPBD 0813-3200-9050,” pintanya.

    Dengan kesiapsiagaan ini, BPBD Jatim berharap dapat memberikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi segala kemungkinan selama masa mudik dan balik lebaran.

  • Potret Keseruan Warga Berburu Kue Kering di Pasar Legi Songgolangit
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        26 Maret 2025

    Potret Keseruan Warga Berburu Kue Kering di Pasar Legi Songgolangit Surabaya 26 Maret 2025

    Potret Keseruan Warga Berburu Kue Kering di Pasar Legi Songgolangit
    Tim Redaksi
    PONOROGO,  KOMPAS.com
    – Hari masih pagi ketika Lestari (30) mengemasi lebih dari 10 jenis
    kue kering
    yang dibungkus di dalam plastik transparan di
    Pasar Legi
    Songgolangit, Kabupaten
    Ponorogo
    , Jawa Timur.
    Puluhan jenis kue yang dibeli warga Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur itu dibungkus dalam kemasan masing-masing berat 0,5 kilogram.
    “Ini baru 10 jenis yang kami beli untuk lebaran. Masih banyak lagi yang mau kami beli,” ujar dia ditemui di Pasar Legi Ponorogo, Rabu (26/3/2025).
    Lestari kemudian menuju rak yang berisi puluhan jenis permen. Puluhan jenis permen yang diletakkan di dalam stoples yang cukup besar tersebut juga dijual per kilo.
    “Ada permen juga kami beli untuk anak-anak yang datang lebaran ke rumah. Mayoritas anak-anak kalau lebaran suka dengan kue kering, kerupuk sama permen seperti ini,” imbuh dia.
    Sementara Suprayitno, salah satu warga Ponorogo lainnya yang juga terlihat sibuk memilih  puluhan jenis kue kering mengaku memiliki tradisi berbagi kue kering dan jajanan.
    Budget
    yang dia keluarkan untuk memborong berbagai kue kering tersebut tak tanggung tanggung, mencapai Rp 15 juta.
    “Satu jenis kue kering itu kami bisa beli 10-15 kilo. Ini tadi ada delapan jenis, tapi masih banyak lagi yang mau kami beli. Memang untuk dibagikan kepada sanak keluarga untuk persiapan kue lebaran,” sambung dia.
    Selain berbagi kue kepada sanak saudara,  Suprayitno juga memiliki tradisi berbagi minyak dan gula kepada tetangga di lingkungan dan saudaranya. Tradisi tersebut menurutnya sudah ada sejak jaman nenek mereka.
    “Ini kan tradisi baik, meski harga minyak goreng naik, gula naik kita tetap melaksanakan itu. Sejak nenek kami sudah ada tradisi seperti itu untuk menyambung
    silaturohim
    ,” ucapnya.
    Membawa gula dan minyak goreng, menurut Suprayitno, dilakukan saat lebaran. Biasanya sanak keluarga yang lebih muda akan mendatangi orangtua mereka dan akan keliling ke rumah saudara yang lebih tua,
    Tradisi tersebut dinamakan ujung. “Kalau orangtua masih ada biasanya
    ngumpul
    -nya di situ, tapi sebelumnya biasanya keluarga yang lebih muda akan berkunjung ke rumah saudara yang lebih tua dahulu, sambil membawa gula dan minyak goreng sambil meminta maaf,” ujar dia.
     
    Puncak pembelian kue warga Ponorogo menurut dia paling ramai adalah seminggu sebelum hari raya lebaran.
    “Paling ramai Hari Minggu kemarin. Sejak awal puasa sudah ramai untuk persediaan Ramadhan tapi paling ramai seminggu jelang lebaran. Hari ini ramai tapi tidak seramai kemarin,” kata dia.
    Winda salah satau pedagang kue kering di Pasar Legi Songgolangit mengaku kue paling banyak diminati oleh pembeli adalah kue getas yang warna warni.
    Kue yang di mulut langsung lumer dengan rasa manis tersebut bahkan bisa laku puluhan kilogram setiap hari selama bulan puasa.
    “Paling ramai kalau jelang lebaran. Kalau omzet jualan kue kering kiloan bisa naik hingga lima kali lipat dibandingkan dengan hari biasa,” ujar dia tanpa menyebut angka pasti.
    Pasar Legi Songgo Langit Ponorogo merupakan pasar besar di Kabupaten Ponorogo yang tidak hanya digunakan untuk transaksi jual beli warga setempat, tapi warga Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Pacitan hingga Kabupaten Trenggalek.
    Transaksi jual beli di Pasar Legi Songgolangit  terjadi dari subuh hingga siang.
    Kegiatan pasar subuh dimulai sejak dini hari dengan kebanyakan pedagang hasil bumi dari luar kota berdatangan serta para penjaja sayur keliling mulai mempersiapkan dagangannya.
    Sedangkan di siang hari  yang menjual bukan hanya pedagang hasil bumi, tetapi pedagang kebutuhan sandang, pangan, dan kebutuhan sampingan lainnya.
    Nama Pasar Legi Songgolangit diambil dari nama seorang putri, dari Kerajaan Daha (sebuah wilayah di dekat Kediri) yang termahsyur pada masanya.
    Nama Putri Songgolangit menjadi bagian dari legenda legenda asal-usul  Reog Ponorogo karena permintaannya kepada Klonosewandono.
    Klonosewandono adalah pangeran dari Kerajaan Bantarangin, sebelum ada Ponorogo yang meminta adanya hiburan yang belum pernah ada sebelumnya saat dilamar. Saat itulah lahir reog Ponorogo.
    Pasar Legi Songgolangit pernah mengalami kebakaran hebat pada tahun 2002 yang menghanguskan seluruh bangunan pasar yang terjadi pada saat bulan Ramadhan.
    Pasar Legi Songgolangit kembali mengalami kebakaran hebat pada Bulan Mei 2017 dengan kurang lebih 500-an kios terbakar. Kebakaran Pasar Legi Songgolangit juga terjadi pada bulan Ramadhan.
    Saat ini Pasar Legi Songgo Langit yang memiliki luas 3,2 hektar dibangun lebih modern empat lantai dengan 2.497 los dan kios dengan fasilitas dua lift dan enam eskalator.
    Pasar Legi Songgolangit juga memiliki gedung parkir dua lantai dan memiliki fasilitas masjid berkapasitas 600 jemaah di lantai paling atas. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.