kab/kota: Trenggalek

  • Polisi Libatkan Anjing Pelacak Cari Korban Longsor di Trenggalek

    Polisi Libatkan Anjing Pelacak Cari Korban Longsor di Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Proses pencarian terhadap korban longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek belum dapat berjalan maksimal. Petugas baru berhasil membuka akses jalan menuju lokasi kejadian di hari kedua.

    Meskipun petugas sudah berhasil menembus lokasi kejadian, namun mereka belum dapat melakukan proses pencarian. Hal ini dikarenakan kondisi tanah masih basah dan cuaca yang kurang mendukung.

    Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki mengatakan saat ini akses jalan utama sudah terbuka. Tim gabungan berhasil membuka 8 titik lonhsor yang menutup akses jalan. Namun alat berat masih belum bisa masuk ke lokasi longsor. Petugas menjangkau lokasi longsor dengan berjalan kaki. “Untuk alat berat masih sulit masuk karena akses jalan, ” ujarnya, Selasa (20/05/2025).

    Proses pencarian dan evakuasi terhadap korban longsor rencana dilanjutkan besok. Petugas akan membagi dua tim untuk mempermudah proses tersebut. Satu tim akan bergerak dari bawah dengan fokus membersihkan material longsor dengan alat berat.

    Sedangkan tim lain akan bergerak dari atas dan fokus melakukan pencarian terhadap korban. “Kita kerahkan dua tim untuk proses pencarian dan pembersihan material longsor, ” terangnya.

    Selain itu mereka juga akan mendatangkan anjing pelacak dari Polda Jatim untuk membantu proses pencarian korban. Dua ekot anjing pelacak rencananya akan datang malam ini. Keduanya diturunkan pagi hari sebelum proses pembersihan material longsor dilakukan. “Malam ini datang dua ekor anjing pelacak dari Polda Jatim, keduanta kami terjunkan besok untuk membantu proses pencarian, ” pungkasnya. [nm/kun]

  • Longsor Trenggalek, BPBD Jatim Gercep Terjunkan Tim Evakuasi Korban

    Longsor Trenggalek, BPBD Jatim Gercep Terjunkan Tim Evakuasi Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor yang terjadi pada Senin (19/5/2025) sore di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek direspons cepat Tim BPBD Jatim.

    Usai menerima laporan kejadian, BPBD Jatim langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi kejadian pada malam harinya untuk melakukan assessment.

    Bersama Tim Gabungan dari BPBD Trenggalek, Basarnas, TNI, Polri, dan para relawan, Selasa pagi (20/5/2025), Tim BPBD Jatim mulai berjibaku membersihkan material longsor yang menutup akses jalan ke lokasi.

    Guna melakukan percepatan penanganan, Tim Gabungan BPBD Jatim juga mengerahkan alat berat, termasuk dari OPD terkait di lingkungan Pemkab Trenggalek.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dengan didampingi Kalaksa BPBD Trenggalek Triadi Atmono juga langsung meninjau lokasi kejadian, tepatnya, di titik tertinggi mahkota longsoran di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kec. Bendungan.

    Berdasar update laporan Pusdalops BPBD Jatim, sedikitnya 12 unit rumah terdampak tanah longsor dan 5 unit rumah lainnya tertimbun, yakni, 3 rumah di RT 16 dan 2 unit rumah di RT 15 RW 07 Dusun Kebonagung.

    Sebanyak 26 warga (13 laki-laki, 13 perempuan) telah mengungsi di Paseban Desa Depok, dan 6 warga RT 16 juga dilaporkan hilang, yakni, Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik.

    Selain itu, sejumlah tiang listrik juga ditemukan roboh dan berakibat pada padamnya listrik.

    Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto juga melakukan koordinasi dengan OPD terkait untuk melakukan percepatan penanganan. Salah satunya, dengan Dinas PU Bina Kabupaten Trenggalek untuk pengerahan alat berat dan Dinas Sosial untuk pendirian dapur umum.

    Setidaknya, 3 alat berat yang dikerahkan untuk percepatan penanganan material longsor penutup jalan, yakni, dari BPBD Kab. Trenggalek, Dinas PU Bina Marga Trenggalek dan milik BPBD Jombang.

    “Kami juga melakukan koordinasi dengan BMKG untuk memastikan kondisi cuaca di area terdampak longsor,” ujarnya.

    Hingga Selasa sore (20/5/2025), akses jalan yang tertutup material longsor menuju ke lokasi kejadian di RT 15 dan RT 16 Dusun Kebonagung sudah mulai terbuka.

    Dengan terbukanya akses ini, diharapkan proses pencarian dan evakuasi korban bisa lebih cepat dilakukan. [tok/beq]

  • Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Akses Jalan Menuju Lokasi Longsor di Trenggalek Sudah Terbuka

    Trenggalek (beritajatim.com) – Akses jalan menuju lokasi longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek telah terbuka. Petugas mengerahkan 3 unit alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan utama.

    Terdapat 5 titik longsor di sepanjang jalan tersebut. Petugas berharap tidak turun hujan sehingga proses pencarian terhadap 6 korban yang dilaporkan hilang bisa segera dilakukan.

    Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Subroto usai meninjau lokasi longsor mengatakan, akses jalan telah berhasil dibuka oleh petugas pukul 12.30 WIB. Mereka mengerahkan 135 personel serta 3 unit alat berat untuk membersihkan material yang menutup akses jalan.

    Dari hasil asesment terdapat total 5 rumah yang tertimbun longsor. Sebanyak 3 rumah berada di RT 16 dan dua rumah di RT 15 “Enam korban dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih dalam tahap pencarian, ” ujarnya, Selasa (20/04/2025).

    Saat ini petugas mulai melakukan upaya pembersihan di lokasi utama longsor. Meskipun begitu upaya pembersihan ini masih mengalami kendala. Hal ini dikarenakan struktur tanah masih labil dan rawan terjadi longsor susulan saat hujan.

    “Kami berharap tidak turun hujan agar proses evakuasi dan pembersihan bisa berjalan lancar, ” tuturnya.

    Gatot juga berharap korban yang dinyatakan hilang bisa segera ditemukan. Petugas akan berusaha maksimal untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi terhadap korban. “Semoga cuaca panas ini membantu dan memperlancar proses pencarian, ” pungkasnya. [nm/but]

  • Nekat Seberangi Sungai Deras, Buruh Tani di Ponorogo Hanyut

    Nekat Seberangi Sungai Deras, Buruh Tani di Ponorogo Hanyut

    Ponorogo (beritajatim.com) – Seorang buruh tani di Ponorogo bernama Bani (60), warga Dusun Keling, Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, dilaporkan hanyut terbawa arus Sungai Keling pada Selasa (20/5/2025) siang. Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, saat korban hendak pulang dari sawah dengan menyeberangi sungai yang sedang berarus deras.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai, berenang. Dari pulang kerja garuk,” ungkap Gianti, anak korban yang menjadi saksi mata.

    Menurut Gianti, ayahnya memang kerap menyeberangi sungai untuk mempersingkat jarak pulang ke rumah, alih-alih memutar lewat jalan darat sejauh lebih dari satu kilometer. Namun siang itu, arus Sungai Keling sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    Awalnya Bani sempat terlihat masih sanggup berenang, tetapi saat hampir mencapai tepi sungai, tubuhnya terseret kembali ke tengah arus dan akhirnya menghilang sekitar 30 meter dari lokasi awal.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo segera melakukan penyisiran manual di sepanjang aliran sungai. Pencarian korban masih berlangsung dan menunggu kedatangan tim dari Basarnas Trenggalek.

    “Kami sedang melakukan penyisiran manual sambil menunggu bantuan dari Basarnas Trenggalek,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo.

    BPBD Ponorogo mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri menyeberangi sungai saat debit air tinggi, demi menghindari kejadian serupa. [end/beq]

  • Terdampak Banjir, Pelayanan di RSUD dr Soedomo Trenggalek Tutup Sementara

    Terdampak Banjir, Pelayanan di RSUD dr Soedomo Trenggalek Tutup Sementara

    Trenggalek (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Kabupaten Trenggalek mengakibatkan lumpuhnya sebagian layanan di RSUD dr Soedomo. Pihak rumah sakit menutup sementara pelayanan poliklinik rawat jalan karena ruang pelayanan terdampak banjir yang terjadi Senin malam.

    “Karena kondisi ruang pelayanan untuk rawat jalan masih kotor akibat terdampak banjir tadi malam, hari ini kita tutup untuk dilakukan proses pembersihan,” ujar Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sujiono, Selasa (20/5/2025).

    Meski demikian, layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan rawat inap tetap berjalan normal. Menurut Sujiono, genangan air memang telah surut, namun lumpur dan kotoran masih memenuhi ruang pelayanan. Proses pembersihan terus dilakukan agar layanan bisa kembali dibuka secepatnya.

    Sementara itu, banjir juga berdampak pada akses menuju pusat kota. Kasatlantas Polres Trenggalek, AKP Agus Prayitno, menyebutkan bahwa genangan masih terjadi di sejumlah titik ruas jalan nasional, seperti di Jalan Soekarno-Hatta Kelurahan Kelutan dan ruas Jalan Raya Kranding, Bendorejo.

    “Arus lalin menuju ke kota kami alihkan lewat Karangan,” jelasnya. Beberapa pengendara terpaksa memutar arah untuk menghindari genangan air yang cukup tinggi di beberapa lokasi. [nm/beq]

  • Evakuasi Longsor Trenggalek, 135 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Evakuasi Longsor Trenggalek, 135 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Trenggalek (beritajatim.com) – Upaya pencarian enam warga yang tertimbun tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, terus dilakukan. Sebanyak 135 personel gabungan dikerahkan dalam operasi ini. Namun medan sulit dan akses jalan yang terputus menjadi tantangan utama di lapangan. Petugas juga mengerahkan 3 unit alat berat untuk membuka akses jalan menuju lokasi kejadian.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo menuturkan untuk menuju lokasi terdampak, petugas harus berjalan kaki selama lebih dari 45 menit akibat tertutupnya akses utama. Material longsor diketahui menutup akses jalan di beberapa titik.

    “Akses yang bisa dilalui saat ini hanya dengan jalan kaki, itu pun memakan waktu cukup lama, sekitar 45 menit,” ujarnya, Selasa (20/05/2025).

    Menurut Nanang, tim awal sudah berhasil menjangkau titik longsor. Namun, kondisi tanah yang labil dan medan curam membuat pergerakan tim sangat terbatas. Oleh karena itu, proses evakuasi dilakukan bergantian demi keamanan personel.

    Langkah awal yang dilakukan saat ini adalah mendorong alat berat ke lokasi untuk membuka akses. Selain menggunakan alat manual, tim juga akan memanfaatkan Alkon atau alat penyemprot air guna mempercepat proses pemindahan material longsor dan lumpur.

    “Titik longsor ada tiga. Akses tertutup lumpur, batang pohon, dan ranting. Itu semua harus dibersihkan terlebih dahulu agar kendaraan operasional bisa masuk,” jelasnya.

    Dari hasil asesmen sementara, tiga rumah warga dilaporkan hilang tertimbun material longsor. Sementara itu, masih ada warga yang memilih bertahan di lokasi meski akses keluar sangat terbatas. Hingga kini, proses pencarian korban masih berlangsung. Tim gabungan dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Tagana, dan relawan terus bergantian menyisir area terdampak longsor.

    “Warga yang bertahan menyampaikan harapan agar jalur segera dibuka. Saat ini mereka hanya bisa berjalan kaki untuk aktivitas sehari-hari karena jalan utama tertutup longsor,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Longsor Trenggalek Sebabkan Enam Orang Hilang, BPBD Jatim: Awas Bencana Susulan

    Surabaya (beritajatim.com) – BPBD Jatim langsung turun ke lapangan untuk memantau kondisi bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (19/5/2025) sore.

    Bencana alam ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama beberapa jam.

    Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, bahwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 16.10 WIB. Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.40 WIB.

    “Tanah longsor menimpa beberapa rumah warga di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mengetahui dampak dan kebutuhan warga yang terdampak,” ujar Gatot saat dikonfirmasi beritajatim.com.

    Gatot menambahkan, bahwa terdapat enam jiwa yang terindikasi berada di dalam rumah yang terdampak tanah longsor dan masih dalam pencarian. Nama-nama yang terindikasi tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, dan Torik.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Trenggalek telah berkoordinasi untuk melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak. Kami juga akan memberangkatkan personel dan peralatan guna percepatan penanganan evakuasi pencarian korban terdampak,” ungkap Gatot.

    Dampak dari tanah longsor ini cukup signifikan, dengan tujuh rumah rusak dan tiga rumah rusak berat. Sebanyak 10 KK atau 30 jiwa terdampak langsung dari bencana ini.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan dan assessment untuk mengetahui kebutuhan warga yang terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban terdampak,” kata Gatot.

    Gatot menambahkan, bahwa akses jalan menuju lokasi tertimbun tanah longsor masih terkendala, serta listrik padam akibat beberapa tiang listrik roboh. Hujan sedang dan berkabut juga menjadi kendala dalam proses evakuasi.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur akan terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan,” pungkas Gatot. [tok/aje]

  • Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Longsor Timpa Rumah Warga Trenggalek, 6 Orang Dilaporkan Hilang

    Trenggalek (beritajatim.com) – Bencana tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Terdapat beberapa titik longsor di desa tersebut.

    Material longsor ini juga mengenai 10 rumah warga. Selain itu terdapat 6 warga yang masih belum diketemukan. Longsor juga membuat akses menuju desa tersebut terputus. Hingga saat ini BPBD setempat masih berupaya melakukan proses evakuasi.

    Kalaksa BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono mengatakan longsor ini terjadi sore tadi. Sebelumnya hujan deras terjadi di wilayah tersebut.

    Material longsor menimpa rumah warga di RT 16 RW 17 Dusun Kebonagung. Sebanyak 3 rumah tertimbun total dan 7 rumah tertimbun sebagian.

    “Tanah longsor terjadi sore tadi bertepatan dengan hujan deras yang terjadi,” ujarnya, Senin (19/05/2025).

    Sebanyak 6 warga dilaporkan hilang.Enam warga tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi dan Torik. Proses pencarian terkendala hujan yang hingga saat ini masih terjadi.

    Bencana longsor ini juga menutup akses menuju desa tersebut. “Kami berupaya membuka akses jalan yang tertutup material longsor, saat ini proses pencarian juga masih berlangsung,” jelasnya.

    Sejumlah warga juga mengungsi ke posko bencana yang disiapkan petugas. Posko tersebut ditempatkan di kawasan Bumdesma setempat. Sebanyak 7 pengungsi berada di posko tersebut.

    Petugas juga masih melakukan pendataan untuk mengetahui pasti jumlah kerugian. “Ini kita masih melakukan pendataan juga,” pungkasnya. [nm/aje]

  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Trenggalek, Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Trenggalek, Tidak Berpotensi Tsunami

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gempa bumi tektonik dengan magnitudo M4,8 mengguncang wilayah Samudera Hindia bagian selatan Jawa, tepatnya di barat daya Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (20/5/2025) pukul 04.36 WIB.

    Meski terasa hingga sejumlah wilayah pesisir, gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami.

    Menurut data resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak pada koordinat 11,10° Lintang Selatan dan 111,08° Bujur Timur. Episenter berada di laut, berjarak sekitar 324 kilometer arah barat daya dari Kota Pacitan, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

    Dr. Daryono, S.Si., M.Si., Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG menyatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini merupakan jenis gempa dangkal.  “Gempa akibat deformasi batuan di luar zona subduksi atau outer rise zone,” kata Dr Daryono.

    Jenis dan Mekanisme Gempa: Pergerakan Normal Fault

    Dilihat dari mekanismenya, gempa tersebut tergolong gempa bumi dangkal dengan sumber deformasi batuan yang menimbulkan mekanisme sesar normal (normal fault). Hal ini sesuai dengan karakteristik gempa di wilayah luar zona subduksi.

    Dampak Guncangan: Dirasakan di Trenggalek dan Pacitan

    Berdasarkan pemodelan peta guncangan atau shakemap, getaran gempa dirasakan ringan di beberapa wilayah seperti Munjungan dan Panggul di Trenggalek, serta Kebonagung di Pacitan.

    “Intensitas gempa berada pada skala II MMI, yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.”kata Daryono.

    BMKG menegaskan hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang diakibatkan oleh gempabumi ini dan menambahkan bahwa hasil pemodelan menunjukkan tidak ada potensi tsunami.

    Tidak Ada Gempa Susulan Hingga Saat Ini

    Hasil monitoring hingga pukul 04.55 WIB menunjukkan belum terjadi gempa susulan (aftershock), meskipun BMKG akan terus melakukan pemantauan lanjutan terhadap aktivitas seismik di kawasan tersebut.

    Imbauan BMKG untuk Warga

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik. “Kami mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Dr. Daryono.

    Warga juga diminta memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, guna memastikan tidak ada kerusakan struktural yang membahayakan. (ted)

     

  • Hari Kedua Operasi SAR Kediri : Sisir 12 Km Sungai Demi Cari Mbah Tekat

    Hari Kedua Operasi SAR Kediri : Sisir 12 Km Sungai Demi Cari Mbah Tekat

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 50 personel Tim SAR gabungan dikerahkan dalam operasi pencarian korban banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu 18 Mei 2025. Pencarian hari kedua ini dilakukan untuk menemukan Mbah Tekat, warga yang dilaporkan hilang sejak bencana menerjang wilayah tersebut.

    Tim menyisir aliran sungai sejauh 12 kilometer dengan metode jalan kaki dan menggunakan perahu karet. Motode jalan kaki di Sungai Bruni. Sedangkan menggunakan perahu di Sungai Brantas.

    Komandan Tim Operasi SAR Mojo dari Basarnas Pos SAR Trenggalek, Candra Kristiawan, menjelaskan bahwa penyisiran dilakukan secara intensif, menyusuri Sungai Bruni hingga Sungai Brantas.

    “Untuk hari kedua, Tim SAR gabungan di Kediri, kita menggerakkan 50 personel dari Tim SAR gabungan. Untuk potensinya ada Basarnas, Polsek, Koramil, BPBD, PMI, Tagana dan relawan,” terangnya.

    Candra menyebutkan, penyisiran jalan kaki dilakukan mulai dari SDN Blimbing hingga ke Tanjung, lalu diteruskan ke Dawuhan. Untuk perahu karet di Sungai Brantas wilayah Desa Kranton hingga Alun-Alun Banda Ngalim, Kota Kediri.

    Tim SAR membagi personel menjadi dua satuan tugas penyusuran (SRU) untuk memaksimalkan pencarian melalui jalur darat dan sungai.

    “Untuk sru satu dan dua, kita maksimalkan penyisiran skoting atau penyisiran aliran sungai. Jadi, memaksimalkan, dimana TKP sampai nanti keluarnya Sungai Brantas kita maksimalkan penyisiran jalan kaki, atau susur sungai. Untuk di sungai besar di Sungai Brantas kita menggunakan LCR atau perahu karet,” jelasnya.

    Meski penyisiran terus dilakukan secara intensif, hingga kini belum ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

    “Untuk tanda-tanda korban atas nama Mbah Tekat belum ada tanda-tanda. Ya, kita saling berdoa, supaya hari ini membuahkan hasil,” ujar Candra penuh harap.

    Tantangan dalam pencarian tidak ringan. Medan licin dan labil akibat lumpur serta hujan menyulitkan pergerakan tim, terutama di tepi sungai yang rawan longsor. Namun begitu, semua personel tetap bekerja secara maksimal.

    “Untuk kesulitan saat ini, potensi SAR gabungan, karena masih dalam lumpur atau curah hujan itupun dorongan dari lumpur yang longsor dari atas, penyisiran ini sedikit licin, dan tanahnya labil untuk penyisiran di tepi sungai,” katanya.

    Operasi pencarian dijadwalkan berlangsung selama tujuh hari, dengan harapan korban segera ditemukan dan keluarga mendapatkan kepastian. [nm]