kab/kota: Trenggalek

  • Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang

    Korban Longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang

    Trenggalek (beritajatim.com)– Dua jenazah korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, dikuburkan di pemakaman umum desa. Kedua korban yang berhasil diidentifikasi oleh Tim Inafis Polres Trenggalek tersebut adalah Mesinem (85) dan Yatemi (65). Mereka dimakamkan dalam satu liang kubur. Hingga saat ini masih ada 4 korban yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian.

    Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro mengatakan prosesi pemakaman ini awalnya direncanakan kemarin malam. Namun karena faktor cuaca pemakaman baru bisa dilakukan hari ini. “Awalnya pemakaman rencana kemarin setelah ditemukan namun karena hujan pemakaman dilakukan hari ini, ” ujarnya, Jumat (23/05/2025).

    Pemakaman di TPU ini juga atas permintaan keluarga. Nantinya jika semua korban sudah ditemukan akan dimakamkan di lokasi yang sama. Sugeng berharap 4 korban lain bisa segera ditemukan. “Semoga korban lain bisa segera ditemukan, ” pungkasnya.

    Sebelumnya longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Senin (19/05/2025) sore. Total terdapat 12 rumah yang terdampak bencana ini. Dari jumlah tersebut tiga rumah diantaranya rata dengan material longsor. 6 warga dilaporkan hilang. Petugas mengerahkan 4 ekor anjing pelacak untuk membantu proses pencarian. Hasilnya dua korban berhasil ditemukan kemarin. [nm]

  • Tangis di Kebonagung: Nenek dan Lansia Ditemukan Tewas Terkubur Longsor Trenggalek

    Tangis di Kebonagung: Nenek dan Lansia Ditemukan Tewas Terkubur Longsor Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Petugas gabungan telah menemukan dua korban bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Kedua korban berjenis kelamin perempuan ini ditemukan terkubur reruntuhan rumah mereka. Proses pencarian hari keempat ini ditutup karena terjadi hujan. Petugas khawatir terjadi longsor susulan di lokasi kejadian.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo mengatakan korban pertama ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB. Proses evakuasi terhadap korban membutuhkan waktu hingga 20 menit. Sedangkan korban kedua ditemukan pukul 16.00 WIB. Posisi korban kedua tak jauh dari korban pertama. “Proses evakuasi baik korban pertama dan kedua memakan waktu hingga 20 menit,” ujarnya, Kamis (22/05/2025).

    Kedua korban ini masih bisa dikenali oleh pihak keluarga dan tetangga. Identitas keduanya diketahui adalah Yatemi (70) dan Misinem (90). Korban ditemukan di dalam rumahnya. Meskipun identitas jenazah telah diketahui, namun kedua jenazah tersebut tetap dibawa ke rumah sakit untuk proses selanjutnya. “Berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga identitas jenazah tersebut adalah Yatemi dan Misinem,” tuturnya.

    Proses pencarian hari ini dihentikan pukul 16.20 WIB. Hal ini dikarenakan sudah turun hujan. Petugas khawatir terjadi longsor susulan. Terlebih struktur tanah masih labil dan mereka menemukan adanya pergerakan tanah di lokasi kejadian. “Operasi pencarian hari keempat ini ditutup pukul 16.20 WIB karena sudah turun hujan dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Hari Keempat Pencarian, Dua Korban Longsor di Trenggalek Ditemukan Meninggal

    Hari Keempat Pencarian, Dua Korban Longsor di Trenggalek Ditemukan Meninggal

    Trenggalek (beritajatim.com) – Dua korban bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, berhasil ditemukan oleh tim gabungan pada hari keempat proses pencarian. Kedua jenazah berjenis kelamin perempuan tersebut langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Relawan Susanto membenarkan penemuan tersebut. Menurutnya, kedua korban ditemukan sekitar pukul 15.43 WIB, Kamis (22/05/2025). “Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dibawa turun menggunakan ambulans ke rumah sakit. Untuk informasi lengkapnya menunggu dari Basarnas,” ujarnya.

    Dengan ditemukannya dua korban ini, masih ada empat orang lagi yang dilaporkan hilang akibat longsor. Semua korban diketahui masih memiliki hubungan keluarga. Tragisnya, salah satu korban yang masih dalam pencarian merupakan balita berusia 2 tahun.

    Sebanyak 150 personel dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, BPBD, Basarnas, dan relawan, dikerahkan untuk mempercepat pencarian. Empat ekor anjing pelacak juga dilibatkan dan berhasil mendeteksi sejumlah titik yang dicurigai menjadi lokasi korban tertimbun. Proses pencarian berikutnya akan difokuskan pada titik-titik tersebut. [nm/beq]

  • Khofifah Akan Kirim Tim Ahli ke Lokasi Longsor Trenggalek

    Khofifah Akan Kirim Tim Ahli ke Lokasi Longsor Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bedungan, Kabupaten Trenggalek. Usai mendengar langsung paparan terkait bencana ini, Khofifah berencana mendatangkan tim ahli. Tim tersebut akan membantu melakukan identifikasi lahan di sekitar lokasi longsor tersebut.

    Khofifah mengatakan tim ahli ini dari Universitas Brawijaya Malang, Keberadaan tim ini diperuntukkan untuk melakukan identifikasi lahan di sekitar dilokasi longsor, sejauh mana kerawanannya. Ditakutkan terdapat aliran air di bawah tanah sehingga membahayakan warga di sekitar. Dengan menurunkan tim ini diharapkan titik-titik rawan bisa teridentifikasi dengan baik sehingga warga lain di sekitar lokasi yang masuk zona rawan bisa ikut direlokasi.

    “Kita akan menurunkan tim dari Brawijaya yang punya alat cukup canggih untuk bisa mendeteksi titik-titik mana yang diindikasikan di bawahnya masih ada aliran-aliran air,” ujarnya, Kamis (22/05/2025).

    Khofifah juga menekankan pentingnya komunikasi dengan masyarakat dalam menentukan lokasi relokasi yang aman dan nyaman. Pihaknya akan membantu untuk membangun rumah korban bencana longsor ini. Sedangkan pihak Pemkab diminta menentukan dimana lokasi aman untuk dilakukan relokasi. Tentunya mereka juga harus melakukan komunikasi dengan masyarakat sekitar.

    “Tanah itu riwayat, jadi apa yang akan diputuskan untuk menjadi tempat relokasi, tentu harus dilakukan berdialog dengan masyarakat yang akan direlokasi dan masyarakat yang berdekatan dengan masyarakat di tempat relokasi,” tuturnya.

    Mantan Menteri Sosial ini juga berharap proses pencarian berjalan lancar dan seluruh korban yang dinyatakan hilang dapat ditemukan secepatnya. Anjing pelacak yang dikerahkan guna membantu proses pencarian tersebut juga sudah mendeteksi beberapa titik yang diduga didalamnya terdapat korban.

    “Mohon doa semuanya, semoga diberikan kemudahan untuk identifikasi warga yang hari ini sedang diupayakan oleh Pak Kapolres untuk dilakukan identifikasi oleh anjing pelacak. Dan Tim Inavis sudah datang untuk melakukan identifikasi melakukan pencarian,” pungkasnya. [nm/but]

  • Korban Longsor di Trenggalek Masih Keluarga, Termasuk Balita 2 Tahun

    Korban Longsor di Trenggalek Masih Keluarga, Termasuk Balita 2 Tahun

    Trenggalek (beritajatim.com) – Bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, menyisakan duka mendalam. Enam orang yang hingga kini dinyatakan hilang diketahui masih satu keluarga, termasuk seorang balita berusia dua tahun.

    Peristiwa memilukan ini terjadi saat delapan anggota keluarga tersebut berada di tiga rumah yang berdekatan. Ketiga rumah itu kini rata tertimbun material longsor. Dua orang selamat, sementara enam lainnya masih dalam pencarian.

    “Hingga saat ini masih ada enam korban yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian,” ujar Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro, Kamis (22/5/2025).

    Korban hilang yakni Torik (2), Mesinem (90), Nitin (36), Tulus (65), Yatini (50), dan Yatiem (70). Sementara dua orang yang berhasil menyelamatkan diri adalah Khoiri dan Suminto.

    “Jadi sebenarnya ada delapan orang yang menghuni tiga rumah itu, enam dinyatakan hilang dua selamat, semuanya masih memiliki hubungan keluarga,” kata Sugeng.

    Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki menuturkan bahwa pencarian hari ini difokuskan di tiga titik yang dicurigai menjadi lokasi korban tertimbun. “Sebelumnya anjing pelacak berhasil mendeteksi lokasi. Titik-titik tersebut sudah kami tandai untuk mempermudah proses evakuasi,” ujarnya.

    Pencarian masih terus dilakukan dengan melibatkan tim gabungan serta bantuan anjing pelacak untuk mempercepat penemuan para korban. [nm/beq]

  • Khofifah Datangi Posko Pengungsian Longsor di Trenggalek, Ini Janji Gubernur untuk Korban

    Khofifah Datangi Posko Pengungsian Longsor di Trenggalek, Ini Janji Gubernur untuk Korban

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengunjungi warga terdampak bencana tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Rabu malam (22/5/2025). Dalam kunjungannya, Gubernur Jatim membagikan buah, sembako, dan kebutuhan warga di tempat pengungsian. Khofifah juga berbincang dengan sejumlah pengungsi di posko tersebut.

    Khofifah menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jatim telah menyiapkan alokasi anggaran untuk membangun hunian bagi warga terdampak. Pihaknya meminta Pemkab Trenggalek untuk menentukan titik aman untuk relokasi rumah yang terdampak longsor ini.

    ” Jadi kalau membangun Insya Allah dalam waktu yang cepat kita bisa lakukan. Tetapi kalau lahan saya minta tolong pemkab melakukan identifikasi di titik mana lahan-lahan itu bisa dijadikan relokasi, supaya aman. Pemprov Jatim akan membangun rumah yang bersifat permanen untuk warga yang terdampak,” ujarnya, Rabu (21/05/2025).

    Relokasi ini juga sudah pernah dilakukan oleh Pemprov Jatim di Trenggalek. Proses pembangunan rumah ini seperti yang pernah dilakukan di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Terjaadi bencana tanah gerak di wilayah tersebut. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan warga direlokasi di lahan milik Pemprov Jatim.

    “Di Sumurup kan pernah. Jadi di Sumurup itu, tanah bergerak di sana dan kemudian sudah direlokasi. Kebetulan lahannya lahan pemprov. Jadi sederhana sekali. Kalau di sini ada lahan daerah maka juga bisa lebih cepat untuk bisa dibangunkan rumah. Bagi masyarakat hunian tetap itu sangatlah penting,” tuturnya.

    Disinggung mengenai bencana di Jawa Timur, Khofifah mengatakan setiap hari BMKG memberikan warning. Titik potensial hujan dan intensitasnya dilaporkan ke Pemprov. Khofifah berharap semua waspada dalam menghadapi kondisi cuaca seperti ini.

    “Selalu sebetulnya dikabarkan kepada kita semua terkait itu. Tentu kita berharap dari perubahan iklim global seperti sekarang perlu ada kewaspadaan bersama supaya terhindar dari hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Peta Bencana Banjir dan Longsor di Trenggalek, Warga Perlu Waspada!

    Peta Bencana Banjir dan Longsor di Trenggalek, Warga Perlu Waspada!

    Trenggalek (beritajatim.com) – Terdapat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Trenggalek, Senina (19/05/2025) lalu. Kedua bencana tersebut terjadi di beberapa titik. Untuk bencana longsor terbesar terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Sebanyak 12 rumah terdampak bencana ini.

    Dari jumlah tersebut terdapat 3 unit rumah yang tertutup total material longsor. Selain itu terdapat 6 warga yang hingga saat ini belum ditemukan. Berikut peta bencana banjir dan longsor yang diunggah BPBD Trenggalek melalui akun IG resminya.

    Untuk bencana banjir terjadi di 17 titik di 17 desa/kelurahan di 6 kecamatan. Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Karangan, Trenggalek, Pogalan, Durenan, Gandusari dan Munjungan. Sebanyak 1559 KK terdampak bencana banjir ini. Satu korban meninggal dunia dalam kejadian banjir tersebut. Selain itu banjir juga membuat akses jalan utama terputus. Beberapa layanan masyarakat seperti RSUD dr Soedomo juga menutup pelayanan sementara waktu. Hingga saat ini banjir sudah mulai surut.

    Peta Tanah Longsor Trenggalek.

    Sedangkan untuk bencana longsor terjadi di 34 titik di 19 desa/kelurahan yang tersebar di 9 kecamatan. Bencana longsor terjadi di wilayah Kecamatan Dongko, Suruh, Tugu, Bendungan, Trenggalek, Watulimo, Kampak dan Munjungan. Longsor ini berdampak terhadap 26 rumah dan menutup akses beberapa jalan. Petugas gabungan masih berupaya membersihkan material longsor tersebut.

    Hingga saat ini petugas gabungan masih melakukan proses pencarian terhadap 6 korban longsor. Sebanyak 4 ekor anjing pelacak dikerahkan untuk membantu proses pencarian. Petugas mendirikan posko pengungsian di desa tersebut. Puluhan warga mengungsi pada malam hari. Namun saat pagi hingga sore mereka kembali ke rumahnya. [nm/ian]

  • Anjing Pelacak Deteksi Tiga Titik Diduga Terdapat Korban Longsor di Trenggalek

    Anjing Pelacak Deteksi Tiga Titik Diduga Terdapat Korban Longsor di Trenggalek

    Trenggalek (beritajatim.com) – Proses pencarian korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek menemukan sejumlah perkembangan. Anjing pelacak yang dikerahkan untuk membantu proses pencarian berhasil mendetaksi tiga titik yang diduga terdapat korban. Petugas sudah memasang bendera untuk menandai titik tersebut. Selain itu alat berat juga telah dapat masuk ke titik utama bencana longsor.

    Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki mengatakan terdapat empat ekor anjing pelacak yang dikerahkan di hari ketiga proses pencarian ini. Dua ekor merupakan milik Polda Jatim sedangkan lainnya dari relawan. Keempat anjing ini berhasil mendeteksi titik yang diduga terdapat korban di dalamnya. “Ada tiga titik yang terdeteksi oleh anjing pelacak diduga terdapat korban yang hilang,” ujarnya, Rabu (21/05/2025).

    Meskipun begitu petugas masih kesulitan untuk melakukan evakuasi. Karena diduga korban berada di kedalaman 10 meter. Proses evakuasi sendiri rencananya akan dilakukan besok dengan alat berat. Dua unit alat berat diketahui sudah bisa mendekat ke titik utama longsor. “Hari ini masih manual, besok akan menggunakan alat berat, saat ini posisinya sudah masuk di lokasi utama longsor,” tuturnya.

    Proses pencarian ini harus dilakukan dengan hati-hati. Dari hasil pemantuan petugas menemukan adanya pergerakan tanah. Hal ini menjadi catatan petugas untuk selalu waspada saat proses pencarian. Mereka juga akan menggunakan alkon atau alat penyemprot guna mempermudah pencarian.

    “Tentunya dengan mempertimbangkan ketersediaan air, besok seluruh kekuatan akan diarahkan ke titik yang sudah ditandai,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi pencarian orang hanyut di Sungai Keling Desa Pengkol Kecamatan Kauman, Ponorogo mulai dilakukan. Puluhan relawan dikerahkan dalam operasi laka air yang terjadi pada hari Selasa (21/5) kemarin. Korban hanyut adalah Bani, seorang buruh tani yang merupakan warga desa setempat.

    “Hari inj operasi SAR laka air di hari kedua. Kami juga lakukan koordinasi dengan Basarnas Trenggalek dan Bojonegoro yang saat ini dalam perjalanan menuju Ponorogo,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, Rabu (21/5/2025).

    Agung mengungkapkan bahwa pencarian yang dilakukan oleh relawan, dibagi menjadi 4 Search and Rescue Unit (SRU). Dengan fokus pencarian 2 SRU di darat dan 2 SRU di sungai dengan menggunakan 2 perahu karet milik BPBD Ponorogo dan SAR MTA.

    “Untuk pencarian hari ini kita bagi menjadi 4 SRU. Di mana masing-masing SRU terdiri dari 10 anggota,” katanya.

    Pencarian dilakukakan mulai dari titik 0, pertama kali korban masuk sungai, hingga radius 2 kilometer. 2 SRU darat menyusuri kanan dan kiri sungai, juga sejauh 2 kilometer.

    “Pencarian di titik 0 sampai tikungan yang ada pohon trembesi tumbang, dan sampai jembatan Keling,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, demi menghemat jarak tempuh saat pulang kerja, seorang buruh tani di Ponorogo nekat menyeberangi sungai yang tengah berarus deras. Aksi nekat itu justru berujung petaka. Korban diketahui bernama Bani (60), warga Dusun Keling Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Ponorogo.

    Peristiwa itu terjadi Selasa (20/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB, ketika Bani selesai bekerja di sawah. Alih-alih memilih jalan darat yang memutar lebih dari satu kilometer, Bani memilih jalur biasa yang kerap Ia lewati: menyebrangi sungai Keling di Desa Pengkol. Namun, hari itu aliran sungai sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai berenang. Dari pulanh kerja garuk,” kata, Gianti, anak korban yang juga menjadi saksi kejadian, Selasa siang.

    Gianti bercerita memang biasanya kalau ke sawah menyebrang sungai ini, namun biasanya arusnya landai. Gianti menuturkan, awalnya bapaknya terlihat masih sanggup berenang.

    Tapi begitu hampir sampai ke seberang, tubuhnya kembali hanyut ke tengah karena kuatnya arus. Tak lama kemudian, korban menghilang dari pandangan, sekitar lebih 30 meter dari lokasi awal korban menyeberang. [end/aje]

  • Pencarian Hari Ketiga Longsor Trenggalek, 150 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Pencarian Hari Ketiga Longsor Trenggalek, 150 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Trenggalek (beritajatim.com) – Sebanyak 150 personel gabungan dikerahkan dalam proses pencarian korban longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

    Dalam pencarian hari ketiga ini mereka dibagi menjadi dua tim. Satu tim bergerak dari jalur bawah untuk melakukan normalisasi jalur sedangkan tim lain bergerak dari atas dan fokus melakukan pencarian korban. Sebanyak 4 ekor anjing pelacak dikerahkan dalam proses pencarian ini.

    Kasi Operasi dan Siaga Kantor SAR Surabaya, Didit Arie Ristandy mengatakan operasi hari ketiga ini fokus untuk melakukan pencarian terhadap korban. Akses jalan yang tertutup longsor sudah terbuka sejak kemarin. Namun proses pencarian belum maksimal dilakukan karena faktor cuaca.

    ” Hari ini kita fokus untuk melakukan pencarian korban, ” ujarnya, pada Rabu (21/05/2025).

    Dalam proses pencarian ini petugas mengerahkan 4 ekor anjing pelacak. Dua ekor anjing pelacak dari Polda Jatim dan lainnya dari relawan. Mereka diturunkan sebelum tim lainnya tiba di titik utama longsor. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan proses pencarian.

    “Jadi lokasi titik utama longsor belum tersentuh alat berat dan lainnya, nantinya jika anjing pelacak mencurigai di satu titik akan kami tandai dengan bendera, ” terangnya.

    Faktor cuaca masih menjadi kendala selama proses pencarian ini. Jika hujan terjadi petugas akan menghentikan sementara waktu aktifitas di titik utama longsor. Mereka juga mensiagakan petugas untuk memantau pergerakan tanah dari atas.

    “Kalau nanti ada pergerakan tanah petugas akan meniup peluit dari atas sebagai peringatan, ” pungkasnya. [nm/aje]