kab/kota: Tokyo

  • Tegang dengan Jepang, Kapal Penjaga Pantai China Melintas di Senkaku

    Tegang dengan Jepang, Kapal Penjaga Pantai China Melintas di Senkaku

    Jakarta

    Formasi kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) China melintasi perairan Kepulauan Senkaku pada Minggu waktu setempat. Coast Guard China menyatakan ini sebagai ‘patroli penegakan hak’ di tengah meningkatnya ketegangan China dan Jepang buntut pernyataan Perdana Menteri Sanae Takaichi soal Taiwan.

    Dilansir Reuters, Minggu (16/11/2025), perseteruan diplomatik China dan Jepang semakin memanas sejak PM Takaichi mengatakan kepada Parlemen Jepang bahwa serangan hipotetis China terhadap Taiwan yang diperintah secara demokratis dapat memicu respons militer dari Tokyo.

    Pernyataan tersebut kemudian memicu kemarahan dari Beijing, yang mengisyaratkan bahwa mereka berharap Takaichi akan menarik kembali pernyataan tersebut.

    China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau tersebut, yang terletak hanya 110 km (68,35 mil) dari wilayah Jepang. Namun Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing.

    “Formasi kapal Penjaga Pantai Tiongkok 1307 melakukan patroli di perairan teritorial Kepulauan Diaoyu. Ini adalah operasi patroli yang sah yang dilakukan oleh Penjaga Pantai China untuk menegakkan hak dan kepentingannya,” demikian pernyataan itu.

    China dan Jepang telah berulang kali berseteru di sekitar kepulauan yang dikelola Jepang, yang disebut Beijing sebagai Diaoyu dan Tokyo sebagai Senkaku. Kedutaan Besar Jepang di Beijing belum memberikan tanggapan mengenai hal itu.

    Beijing kemudian memanggil duta besar Jepang untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Kementerian Pertahanan China menyatakan bahwa intervensi Jepang apa pun pasti akan gagal.

    Pada Jumat kemarin, China memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke Jepang. Hal itu dibalas Tokyo, yang mendesak Beijing mengambil ‘tindakan yang tepat’ meskipun tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Tiga maskapai penerbangan China mengatakan pada hari Sabtu bahwa tiket ke Jepang dapat dikembalikan dananya atau diubah secara gratis.

    Di Taiwan, Kementerian Pertahanan mengatakan pada Minggu pagi bahwa mereka telah mendeteksi 30 pesawat militer China yang beroperasi di sekitar pulau itu dan tujuh kapal angkatan laut selama 24 jam terakhir.

    Sabtu malam, Kementerian Pertahanan menyampaikan China telah melakukan ‘patroli tempur gabungan’ lainnya untuk ‘mengganggu wilayah udara dan laut di sekitar kita’. Taiwan telah mengirimkan pesawat dan kapalnya sendiri untuk memantau situasi. Taiwan melaporkan patroli Chinasemacam itu beberapa kali sebulan sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai kampanye tekanan militer yang sedang berlangsung.

    Pemerintah Taiwan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat menentukan masa depannya.

    Tonton juga video “Imbas Topan Kalmaegi, Bangkai Kapal Abad ke-14 Muncul di Pantai Vietnam”

    (knv/gbr)

  • Jepang Protes Imbauan Perjalanan China Buntut Pernyataan soal Taiwan

    Jepang Protes Imbauan Perjalanan China Buntut Pernyataan soal Taiwan

    Jakarta

    Jepang menyampaikan keberatan setelah China menyerukan warganya untuk menghindari kunjungan ke Jepang. Perseteruan imbas komentar pemimpin baru Jepang, Sanae Takaichi, soal Taiwan ini belum menunjukkan tanda-tanda reda.

    Dikutip dari AP News, Minggu (16/11/2025), pemerintah di Tokyo melayangkan protes melalui juru bicara utamanya, Kepala Sekretaris Kabinet Minoru Kihara. Dia mendesak China untuk mengambil ‘langkah yang semestinya’ seperti dalam laporan Kyodo News Service.

    China sebelumnya meminta warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Jepang dalam waktu dekat. China mengutip adanya serangan terhadap warganya di Jepang dan menyebut pernyataan PM Takaichi tentang Taiwan sebagai ‘pernyataan keliru’ yang merusak hubungan bilateral.

    Minoru Kihara mengatakan bahwa justru karena adanya perbedaan antara kedua pemerintah, komunikasi berlapis-lapis itu sangat penting.

    Bukan kali ini saja China meminta warganya berhati-hati terhadap keamanan selama berada di Jepang. Imbauan telah disampaikan berulang kali selama setahun terakhir.

    Namun imbauan terbaru ini terlihat lebih kuat karena menyarankan agar tak melakukan perjalanan, seperti dalam pemberitahuan di situs Kedutaan Besar China di Tokyo.

    Untuk diketahui, Jepang merupakan tujuan wisata yang sangat populer bagi para turis China. Hal itu memberikan dorongan ekonomi yang penting tapi juga memicu sentimen anti-China dan anti-orang asing di kalangan sebagian masyarakat.

    Perihal imbauan terbaru yang dikeluarkan China, belum diketahui secara jelas bagaimana dampaknya terhadap kunjungan wisatawan. Namun beberapa maskapai China dilaporkan menawarkan pengembalian dana tanpa penalti untuk tiket yang telah dibeli sebelumnya setelah pengumuman pemerintah itu.

    Hubungan Jepang dan China

    Perselisihan Jepang dan China ini menandakan bahwa hubungan kedua negara yang sudah rapuh dapat semakin goyah di bawah kepemimpinan PM Takaichi. Hal itu disebabkan oleh pernyataannya yang mendukung peningkatan kemampuan militer untuk mengantisipasi potensi ancaman dari Beijing dan klaim-klaim teritorialnya di perairan sengketa di kawasan Pasifik barat.

    Berbicara di parlemen, Takaichi mengatakan bahwa serangan China terhadap Taiwan dapat dianggap sebagai ‘ancaman eksistensial’ bagi Jepang sehingga memungkinkan penggunaan kekuatan oleh militer Jepang.

    Pernyataan itu kemudian memicu protes keras dari China, termasuk unggahan di media sosial oleh konsul jenderal China di Osaka akhir pekan lalu yang menyatakan ‘kami tak punya pilihan selain memutus leher kotor itu yang diarahkan kepada kami’. Komentar tersebut, yang kemudian dihapus, memicu protes diplomatik dari Jepang yang disusul saling balas pernyataan sepanjang pekan.

    China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan dalam beberapa tahun terakhir menggelar latihan militer yang bersifat mengancam di perairan sekitar pulau tersebut. Amerika Serikat (AS) maupun Jepang tidak menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi AS adalah pemasok utama peralatan pertahanan bagi militer Taiwan dan menentang penyelesaian isu China dan Taiwan melalui kekerasan.

    Jepang adalah sekutu militer Amerika Serikat dan menjadi tuan rumah beberapa pangkalan militer AS, termasuk pangkalan Angkatan Laut besar di selatan Tokyo.

    Tonton juga video “Indonesia-Jepang Sepakat Teruskan Kerja Sama Karbon”

    Halaman 2 dari 2

    (knv/gbr)

  • Tegang dengan Jepang, Kapal Penjaga Pantai China Melintas di Senkaku

    China Serukan Warganya Tidak Bepergian ke Jepang, Ada Apa?

    Jakarta

    Pemerintah China menyerukan warganya untuk tidak bepergian ke Jepang. Ini dilakukan menyusul protes China atas pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang menyebutkan kemungkinan keterlibatan negaranya, jika perang China dan Taiwan pecah.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/11/2025), komentar Takaichi pada 7 November lalu tersebut secara luas ditafsirkan menyiratkan bahwa serangan China terhadap Taiwan, dapat memicu aksi militer oleh Tokyo. Diketahui bahwa Taiwan yang diklaim oleh China, hanya berjarak 100 kilometer (62 mil) dari pulau terdekat di Jepang.

    Pada hari Jumat (14/11), Beijing mengatakan telah memanggil duta besar Jepang untuk dimintai keterangan. Sementara Tokyo pun mengatakan telah memanggil duta besar China setelah sebuah unggahan daring yang “tidak pantas” dan kini telah dihapus.

    Jepang menegaskan posisinya terhadap Taiwan tidak berubah.

    Dalam sebuah unggahan daring Jumat malam waktu Beijing, Kedutaan Besar China di Jepang memperingatkan warganya agar tidak bepergian ke negara tersebut.

    “Baru-baru ini, para pemimpin Jepang telah melontarkan pernyataan yang terang-terangan provokatif mengenai Taiwan, yang sangat merusak suasana komunikasi antarmasyarakat,” demikian bunyi unggahan WeChat tersebut.

    “Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar serta Konsulat China di Jepang dengan sungguh-sungguh mengingatkan warga negara China untuk menghindari perjalanan ke Jepang dalam waktu dekat,” tambahnya.

    Beijing telah berulang kali menegaskan bahwa Taiwan — yang diduduki Jepang selama beberapa dekade hingga 1945 — adalah bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekerasan untuk merebut kendali.

    Lihat juga Video ‘Perusahaan Penyedot Debu asal China Ini Bakal Memproduksi Supercar’:

    (ita/ita)

  • Kritik ke PM Jepang Saat Slogan ‘Kerja Bagai Kuda’ Jadi Nyata

    Kritik ke PM Jepang Saat Slogan ‘Kerja Bagai Kuda’ Jadi Nyata

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi dikritik karena membuat stafnya mulai bekerja pada dini hari. Sikap Takaichi ini dinilai berlebihan.

    Dilansir South China Morning Post, Jumat (14/11/2025), Takaichi disebut membuat stafnya mulai bekerja pada dini hari, tepatnya pukul 03.00 pagi waktu setempat. Pada Jumat (7/11) pekan lalu, Takaichi tiba di kantornya pukul 03.00 pagi untuk menggelar rapat dengan para ajudannya guna mempersiapkan debat parlemen pertamanya.

    Sidang komite anggaran dijadwalkan digelar di gedung parlemen Jepang pada pukul 09.00 waktu setempat pada hari itu.

    “Saya ternganga ketika mendengar pukul 03.00 pagi,” kata seorang pejabat Jepang, yang tidak mau disebut namanya, saat berbicara kepada Fuji News Network.

    Slogan ‘Kerja Bagai Kuda’

    Takaichi diketahui pernah berjanji untuk “bekerja bagai kuda” setelah berhasil memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) yang membawanya ke kekuasaan. Dengan adanya kabar mengenai bekerja pukul 03.00 pagi, tampaknya Takaichi tidak bercanda dengan ucapannya itu.

    Diketahui, di Jepang sedang marak kasus karoshi, atau kematian akibat kerja berlebihan, Jepang juga saat ini sedang berupaya melonggarkan batasan jam kerja maksimum.
    Meskipun orang Jepang dinilai gila kerja, jam kerja dini hari itu mengejutkan banyak orang. Media lokal Jepang menyebutnya sebagai “sesi belajar pukul 03.00 pagi”. Rapat Takaichi dengan para stafnya itu, seperti dikutip Kazinform News Agency, dilaporkan berlangsung selama tiga jam.

    Kritik ke Takaichi

    Kritikan terhadap Takaichi datang dari kubu oposisi, yang menyebut jam kerja dini hari itu memberikan beban yang tidak perlu terhadap stafnya. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat untuk Rakyat, Kazuyu Shimba, yang menegur sang PM Jepang karena mengabaikan kesejahteraan stafnya.

    “Jika Perdana Menteri mulai kerja pukul 03.00 pagi waktu setempat, maka stafnya harus mulai bekerja pukul 01.30 atau pukul 02.00 pagi waktu setempat,” ucap Shimba dalam pernyataannya, seperti dikutip Chosun Daily. “Orang-orang tidak bisa menghadapi itu secara fisik,” sebutnya.

    Mantan PM Jepang Yoshihiko Noda, yang kini memimpin partai oposisi utama, Partai Demokrat Konstitusional, menyebut keputusan Takaichi itu “tidak masuk akal”. Dia mengatakan bahwa para pemimpin nasional seharusnya tidak mewajibkan para stafnya bekerja ketika “semua orang sedang tidur”.

    Respons Takaichi

    Dalam responsnya, Takaichi, yang saat ini tinggal di salah satu asrama parlemen di Tokyo, menjelaskan bahwa asrama tempat dia tinggal hanya memiliki mesin faksimili tua, yang memicu masalah logistik.

    Dia mengatakan harus meninggalkan tempat tinggalnya lebih awal karena mesin faksimili itu tidak berfungsi, yang membuatnya tidak dapat meninjau materi debat tepat waktu.

    Saat berbicara di parlemen, Takaichi menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para stafnya. Namun dia mengatakan bahwa rapat dini hari itu diperlukan untuk menyelesaikan revisi dokumen pengarahan.

    Halaman 2 dari 3

    (zap/isa)

  • Suruh Staf Rapat Jam 3 Pagi, PM Jepang Ramai Dikritik!

    Suruh Staf Rapat Jam 3 Pagi, PM Jepang Ramai Dikritik!

    Tokyo

    Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi berjanji untuk “bekerja bagai kuda” setelah berhasil memenangkan pemilihan Ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) yang membawanya ke kekuasaan. Tampaknya Takaichi tidak bercanda dengan ucapannya itu.

    Baru-baru ini, seperti dilansir South China Morning Post, Jumat (14/11/2025), Takaichi menuai kritikan karena membuat stafnya mulai bekerja pada dini hari, tepatnya pukul 03.00 pagi.

    Hal itu memicu kekhawatiran karena dianggap memberikan contoh berbahaya untuk kerja berlebihan atau overwork. Terlebih, Jepang secara memprihatinkan marak diselimuti kasus karoshi, atau kematian akibat kerja berlebihan, dan saat ini sedang berupaya melonggarkan batasan jam kerja maksimum.

    Pada Jumat (7/11) pekan lalu, Takaichi tiba di kantornya pukul 03.00 pagi untuk menggelar rapat dengan para ajudannya guna mempersiapkan debat parlemen pertamanya. Sidang komite anggaran dijadwalkan digelar di gedung parlemen Jepang pada pukul 09.00 waktu setempat pada hari itu.

    “Saya ternganga ketika mendengar pukul 03.00 pagi,” kata seorang pejabat Jepang, yang tidak mau disebut namanya, saat berbicara kepada Fuji News Network.

    Meskipun orang Jepang dinilai gila kerja, jam kerja dini hari itu mengejutkan banyak orang. Media lokal Jepang menyebutnya sebagai “sesi belajar pukul 03.00 pagi”. Rapat Takaichi dengan para stafnya itu, seperti dikutip Kazinform News Agency, dilaporkan berlangsung selama tiga jam.

    Kritikan terhadap Takaichi datang dari kubu oposisi, yang menyebut jam kerja dini hari itu memberikan beban yang tidak perlu terhadap stafnya. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat untuk Rakyat, Kazuyu Shimba, yang menegur sang PM Jepang karena mengabaikan kesejahteraan stafnya.

    “Jika Perdana Menteri mulai kerja pukul 03.00 pagi waktu setempat, maka stafnya harus mulai bekerja pukul 01.30 atau pukul 02.00 pagi waktu setempat,” ucap Shimba dalam pernyataannya, seperti dikutip Chosun Daily. “Orang-orang tidak bisa menghadapi itu secara fisik,” sebutnya.

    Mantan PM Jepang Yoshihiko Noda, yang kini memimpin partai oposisi utama, Partai Demokrat Konstitusional, menyebut keputusan Takaichi itu “tidak masuk akal”. Dia mengatakan bahwa para pemimpin nasional seharusnya tidak mewajibkan para stafnya bekerja ketika “semua orang sedang tidur”.

    Dalam responsnya, Takaichi, yang saat ini tinggal di salah satu asrama parlemen di Tokyo, menjelaskan bahwa asrama tempat dia tinggal hanya memiliki mesin faksimili tua, yang memicu masalah logistik.

    Dia mengatakan harus meninggalkan tempat tinggalnya lebih awal karena mesin faksimili itu tidak berfungsi, yang membuatnya tidak dapat meninjau materi debat tepat waktu.

    Saat berbicara di parlemen, Takaichi menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para stafnya. Namun dia mengatakan bahwa rapat dini hari itu diperlukan untuk menyelesaikan revisi dokumen pengarahan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kerja di SPBU, Kumpulin Uang, Investasi Crypto, Beli Toyota GR 86

    Kerja di SPBU, Kumpulin Uang, Investasi Crypto, Beli Toyota GR 86

    Jakarta

    Haru tak terlihat terlalu antusias saat saya bertanya soal background kehidupannya. Di balik kemudi Toyota GR 86, dia lebih sibuk membuka Spotify dari iPhone 17 yang dia sambungkan ke perangkat audio mobil.

    Saya mengenali beberapa lagu dalam playlist-nya, salah satunya Heavy Rotation milik grup AKB48. Sebelumnya, dia memutar Stay yang dibawakan Victoria – yang belakang saya tahu ada dalam album kompilasi Initial D Vol 2.

    Haru, mengaku usianya 20 tahun, memutar lagu-lagunya dalam volume sedang-sedang saja. Saya sepertinya paham kenapa dia melakukan itu. Duduk dalam kabin tepat di sebelahnya, gelegar deru mesin GR 86 lebih asyik didengar ketimbang suara penyanyi siapapun yang keluar dari perangkat audio itu.

    “Kenapa ya…Mungkin karena ini mobil impian saya dari kecil. Cool aja,” kata Haru singkat saat saya tanya kenapa dia memilih GR 86 ketimbang mobil produksi Jepang lain.

    Haru bersama beberapa temannya yang membawa mobil-mobil JDM Toyota Foto: Doni Wahyudi/detikoto

    Saya berkenalan dengan Haru di Daikoku Parking Area.

    Daikoku Parking Area adalah lokasi legendaris buat penggemar kultur JDM (Japanese Dometic Market). Sejatinya ini memang sebuah rest area, tempat istirahat pemobil yang melintas jalur tol Shuto Expressway. Lokasinya di Yokohama, Perfecture Kanagawa. Sekitar 30-40 menit dari Tokyo via jalan tol.

    Bukannya berlebihan, banyak yang menyebut Daikoku Parking Area sebagai ‘Tanah Suci’ buat penggemar mobil JDM di Jepang. Bagaimanapun juga ini memang lokasi paling ikonik, juga penuh sejarah. Sampai sekarang titik ini adalah tempat berkumpul, dan simbol paling nyata kultur otomotif Jepang.

    Fakta bahwa tempat ini masih sangat hidup sampai sekarang menunjukkan bagaimana gairah terhadap mobil-mobil domestik Jepang berbahan bakar bensin masih bertahan. Katanya, setiap akhir pekan, mulai Jumat malam sampai Minggu pagi, tempat ini ramai luar biasa dan masih jadi magnet buat kumpul.

    Haru adalah salah satu pemilik mobil yang diperkenalkan Toyota pada saya dan rombongan wartawan dari Indonesia. Setidaknya ada sekitar 10 anak muda lain dengan mobil JDM Toyota-nya masing-masing. Mobil-mobil yang mereka bawa beragam, dari keluaran baru, sampai yang klasik. Beberapa di antaranya yang saya kenali adalah Toyota Chaser 96, Toyota Soarer 91, Toyota Supra MK4 93, Toyota Supra MK5, dan tentu saja Toyota GR 86.

    Mobil-mobil JDM Toyota di Daikoku Rest Area yang legendaris (Foto: Doni Wahyudi/detikoto)

    Antara Nissan GTR dan Toyota GR 86

    Saya beruntung malam itu. Meski baru sekitar pukul 20.00 jalan tol yang membentang dari Daikoku ke Tokyo, tak ramai. Beberapa kali saya melirik jarum speedometer bergerak melewati angka 100. Deru mesin menggerung, seiring jari-jari Haru memainkan paddle sift di balik kemudinya.

    Sesekali kami berpapasan dan menyalip mobil JDM Toyota yang lain. Menghasilkan suara gelegar yang terdengar makin menyenangkan. Potongan gambar yang sebelumnya hanya cuma bisa disaksikan di game Need for Speed atau film-film seperti Fast n Furious, hadir di depan mata.

    “Saya masih sekolah (mungkin maksudnya kuliah),” lagi-lagi Haru menjawab singkat pertanyaan saya.

    “Beberapa tahun lalu saya membelinya sendiri, harga 4,8 juta yen (sekitar Rp 519 juta).”

    “Enggak tahu juga, ya…Nissan GTR juga sepertinya menarik. Mungkin saya bakal membelinya,” kata dia, meladeni pertanyaan lanjutan saya soal mobil impian dia selanjutnya.

    Merasakan langsung kultur JDM di Jepang dengan taxi riding dari Daikoku ke Tokyo (Foto: Doni Wahyudi/detikoto)

    Buat Haru dan banyak temannya, pilihan mobil untuk dipakai hanyalah produksi Jepang. Dia menggeleng sambil tersenyum ketika saya menyebut beberapa brand Eropa untuk jadi mobil pilihan berikutnya.

    Harga 4,8 juta yen bukan angka yang kecil buat seorang mahasiswa. Bagaimana Haru bisa mengumpulkan uang sebanyak itu di usianya yang masih muda?

    “Saya dulu bekerja di SPBU. Saya menabung cukup banyak. Lalu beberapa tahun lalu crypto. Kamu tahu… crypto?”.

    Dukungan Toyota pada Kultur JDM

    Saya berada di Daikoku Parking Area dan merasakan pengalaman mengendarai mobil-mobil JDM – meskipun sebatas taxi riding – atas undangan Toyota. Masih dalam rangkaian Japan Mobility Show 2025, Toyota ingin menunjukkan bagaimana konsep ‘To You, Toyota’ direalisasikan.

    ‘To You, Toyota’ pada prinsipnya menekankan pendekatan yang lebih personal dan fokus pada pelanggan di seluruh dunia. Toyota ingin produk dan layanannya benar-benar relevan bagi setiap individu-siapa pun di manapun, dan apa pun gaya hidupnya.

    Ini sekaligus menjadi bukti komitmen Toyota dalam mendekatkan diri dengan penggunanya. Yang dalam hal ini adalah anak muda jepang dan penggemar mobil-mobil performa.

    Haru membeli GR86 dengan harga 4,8 juta yen. Sekitar Rp 500-an juta. (Foto: Doni Wahyudi/detikoto)

    “Kebutuhan masyarakat itu berbeda-beda. Ada yang ingin fungsional, ada yang emosional. Dan di sini kita melihat bahwa Toyota punya excitement yang luar biasa bisa membuat mobil-mobil yang luar biasa sehingga anak-anak muda, terutama yang ada di Jepang, antusias terhadap mobil-mobil Toyota. Baik yang heritage maupun yang sekarang,” kata Marketing Planning General Manager Toyota Astra Motor, Resha Kusuma Atmaja.

    Mobil-mobil JDM sejatinya lebih dari sekadar mobil performanya. Mobil JDM juga terjalin erat dengan budaya pop Jepang, di antaranya melalui anime, manga, dan video game.

    Seri-seri legendaris seperti Initial D, Wangan Midnight, dan Gran Turismo menampilkan mobil JDM dalam skenario balap beroktan tinggi, yang memperkuat daya tariknya dan mengukuhkan statusnya sebagai ikon budaya kontemporer.

    Salah satu ciri khas budaya JDM adalah peluang kustomisasi dan tuning yang dinamis. Para penggemar di seluruh dunia antusias menyambut kesempatan untuk mempersonalisasi mobil JDM mereka, baik melalui modifikasi aftermarket, peningkatan performa, atau yang cuma sebatas kosmetika.

    Hal tersebut diyakini oleh Toyota dengan mendirikan entitas GAZOO Racing (GR). Selain fokus di dunia balap dengan tim TGR global dan lokal, GR juga menciptakan kendaraan sporty dengan nuansa racing tinggi. Sentuhan khas Japanese style membuat GR Family langsung memikat para sporty car enthusiast.

    (din/rgr)

  • Purna Tugas, 3 Seri KRL Legendaris Lakukan Perjalanan Terakhir 11 November 2025

    Purna Tugas, 3 Seri KRL Legendaris Lakukan Perjalanan Terakhir 11 November 2025

    Liputan6.com, Jakarta – KAI Commuter secara resmi menggelar rangkaian seremonial perjalanan terakhir (Last Run) bagi Kereta Rel Listrik (KRL) Seri 7000, Seri 8500, dan Seri 203, Selasa (11/11/2025). Sarana KRL asal Jepang ini, yang beroperasi di wilayah Jabodetabek sejak 2006 dan 2010, akan memasuki masa purna tugas.

    Dengan mengangkat tema Arigato KRL, menandakan berakhirnya era salah satu armada paling ikonik dan tangguh yang selama bertahun-tahun melayani jutaan pengguna KRL Commuter Line di wilayah Jabodetabek. 

    Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan, ketiga seri KRL ini telah menjadi saksi dari pertumbuhan kota, perubahan zaman, dan kemajuan industri perkeretaapian nasional, terutama di Jabodetabek.

    “KRL Seri 8500, Seri 7000, dan Seri 203 adalah saksi bisu sekaligus penopang utama transformasi transportasi publik di Jabodetabek. sejak pengoperasiannya. Perjalanan rangkaian KRL legendaris ini juga sebagai pembuka jalan bagi generasi baru kereta yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan wujud dari komitmen KAI Commuter untuk terus meningkatkan layanan bagi masyarakat,” ujarnya, Selasa, 11 November 2025.

    Hingga saat ini, KAI Commuter telah mengoperasikan KRL Seri 8500 atau yang dikenal sebagai “JALITA” (Jalan-Jalan Lintas Jakarta) sebanyak 400 unit kereta, dan telah berhenti beroperasi pada November 2025. Sementara itu Seri 203 telah dioperasikan sebanyak 170 unit dan berhenti beroperasi sejak September 2025.

    Sedangkan KRL Seri 7000 sudah ada di Indonesia sejak tahun 2010 sebanyak 40 unit dari perusahaan Tokyo Metro. KRL ini beroperasi selama 15 tahun, sebelum harus berhenti beroperasi pada 11 November 2025.

     

  • Ada Triliunan Buat Tambang Minyak Baru, Lokasi di RI Jadi Incaran

    Ada Triliunan Buat Tambang Minyak Baru, Lokasi di RI Jadi Incaran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan raksasa global mengucurkan triliunan rupiah untuk membangun infrastruktur AI, terutama data center. Lokasi di Indonesia ternyata menjadi salah satu tujuan utama investor sebagai tempat pembangunan “minyak baru” tersebut.

    Indonesia kembali menjadi sorotan sebagai pasar strategis untuk data center di Asia-Pasifik, terutama seiring meningkatnya kebutuhan yang mendukung teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Namun, peluang tersebut datang bersama tantangan besar pada sisi biaya dan infrastruktur. Menurut laporan Data Centre Construction Cost Index 2025 dari Turner & Townsend, Indonesia menempati peringkat ke-20 dalam biaya konstruksi data center global, turun enam peringkat dari tahun sebelumnya.

    Biaya konstruksi data center di Jakarta tercatat sekitar Rp187.207 per watt, lebih murah dibandingkan dengan Singapura (Rp257.681 per watt) dan Tokyo (Rp253.005 per watt). Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai target pasar yang menarik bagi pengembang dan investor.

    Selain Indonesia, Malaysia dan Mumbai juga menjadi pasar yang mencuri perhatian, dengan biaya konstruksi masing-masing Rp189.879 per watt dan Rp110.888 per watt

    Meski begitu, sejumlah tantangan dinilai dapat menghambat laju ekspansi, terutama terkait ketersediaan listrik dan rantai pasok teknologi.

    Sebanyak 48% responden global dalam laporan tersebut menyebut ketersediaan daya sebagai hambatan terbesar dalam pembangunan data center. Di Indonesia, pasokan listrik dinilai memadai, tetapi keterbatasan infrastruktur transmisi tegangan tinggi menjadi kendala.

    Pemerintah disebut terus mendorong percepatan pembangunan jaringan tenaga listrik seiring meningkatnya permintaan fasilitas komputasi berkapasitas besar.

    Turner & Townsend mencatat 83% ahli industri menilai rantai pasok lokal belum siap mendukung teknologi pendinginan canggih berbasis liquid cooling yang dibutuhkan data center AI berdensitas tinggi. Meski Indonesia memiliki pasokan air berlimpah untuk mendukung teknologi tersebut, komponen khusus masih banyak bergantung pada pemasok internasional.

    Selain itu, minimnya kontraktor internasional Grade A mendorong lebih banyak pengembang beralih ke penyedia regional karena efisiensi biaya dan kapasitas kerja yang lebih fleksibel.

    Permintaan data center berbasis AI diperkirakan mendorong peningkatan konsumsi daya 165% di Asia-Pasifik hingga 2030. Di Indonesia, hal ini dapat membuat beban operasional dan biaya desain melonjak 2-3 kali lipat dibandingkan data center konvensional.

    Turner & Townsend merekomendasikan pelaku industri untuk memperkuat strategi pengadaan, mencari desain hemat energi, dan mempertimbangkan solusi koneksi listrik off-grid untuk mengurangi ketergantungan jaringan utama.

    Sumit Mukherjee, Managing Director for Real Estate in Asia di Turner & Townsend, mengatakan Indonesia memiliki kombinasi ideal untuk menjadi pusat data center masa depan.

    “Indonesia, dengan karakteristik pertumbuhan tinggi, kunci di Asia Tenggara untuk pembangunan data centre. Meskipun peringkat biaya konstruksinya telah menurun, permintaan yang terus meningkat akan infrastruktur yang siap untuk AI memberikan tekanan signifikan pada struktur biaya dan kapasitas jaringan listrik yang ada,” ujar Sumit. “Untuk tetap kompetitif, Indonesia harus terus berinvestasi dalam peningkatan infrastrukturnya guna memenuhi permintaan industri,” imbuhnya.

    Minyak baru

    Salah satu perusahaan yang agresif membangun data center adalah OpenAI, perusahaan pencipta ChatGPT. OpenAI Bahkan menyebut data center AI sebagai sumber “minyak baru” untuk perekonomian dunia.

    Pentingnya data center, membuat daya listrik adalah aset strategis dalam pembangunan infrastruktur AI, bukan sebatas utilitas.

    “[Listrik] adalah aset kritis dalam pembangunan infrastruktur AI untuk menjaga kepemimpinan kita dalam teknologi yang paling berdampak besar [AI] sejak diciptakannya listrik,” kata OpenAI.

    OpenAI menyatakan AS saat ini tertinggal oleh China dalam hal ketersediaan listrik. Kesenjangan ini disebut oleh OpenAI sebagai electron gap atau “jurang elektron.”

    “Elektron adalah minyak baru,” katanya.

    Dalam beberapa bulan terakhir, OpenAI mengumumkan proyek-proyek data center raksasa yang membutuhkan pasokan listrik besar. Kapasitas infrastruktur listrik AS padahal saat ini sudah kesulitan memenuhi permintaan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tegang, Jepang Panas ke China Gegara ‘Penggal Leher’ PM

    Tegang, Jepang Panas ke China Gegara ‘Penggal Leher’ PM

    Jakarta CNBC Indonesia – Jepang panas ke China. Tokyo bahkan telah mengajukan protes ke Beijing, Senin (10/11/2025).

    Ini terkait ancaman “pemenggalan kepala” yang dilontarkan seorang diplomat China secara daring setelah pernyataan tentang Taiwan oleh perdana menteri baru Jepang, PM Sanae Takaichi. Ini terungkap dalam unggahan X, Konsul Jenderal China di Osaka, Xue Jian, Sabtu.

    Mengutip AFP, ia mengancam akan “memenggal leher kotor itu tanpa ragu sedetik pun”. “Apakah Anda siap untuk itu?,” tulisnya, tanpa menyebut nama Takaichi tetapi mengutip sebuah artikel berita tentang pernyataannya di parlemen pada Jumat.

    Sebenarnya, Takaichi mengatakan serangan bersenjata terhadap Taiwan dapat membenarkan Jepang mengirimkan pasukan untuk mempertahankan pulau itu dengan alasan “pertahanan diri kolektif”. Jika keadaan darurat di Taiwan melibatkan kapal perang dan penggunaan kekuatan, ujarnya, maka itu bisa menjadi situasi yang mengancam kelangsungan hidup (Jepang), bagaimanapun Anda melihatnya.

    “Apa yang disebut sebagai kontingensi Taiwan telah menjadi begitu serius sehingga kita harus mengantisipasi skenario terburuk,” tambah Takaichi, yang telah lama dianggap sebagai sosok yang agresif terhadap China.

    Perlu diketahui, China bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya. Negeri itu pun tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk merebut kendali atas pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.

    “Unggahan diplomat China itu sangat tidak pantas”, kata juru bicara pemerintah Jepang, Minoru Kihara.

    “Kami memprotes keras dan mendesak agar unggahan itu segera dihapus,” tambahnya.

    Konsisten

    Di sisi lain, Takaichi pada pernyataan terbaru, Senin, mengatakan kepada parlemen bahwa ia tidak berniat mencabut ucapannya. Ia bersikeras bahwa pernyataan tersebut konsisten dengan sikap Tokyo sebelumnya.

    Namun, PM perempuan pertama Jepang itu menambahkan bahwa ia akan menahan diri untuk tidak merujuk secara eksplisit pada skenario tertentu di masa mendatang. Undang-undang keamanan yang disahkan pada tahun 2015 memungkinkan Jepang untuk menggunakan hak bela diri kolektif dalam kondisi tertentu, termasuk jika terdapat bahaya yang nyata bagi kelangsungan hidup Jepang.

    Taiwan Tak Terpisahkan dari China

    Masih mengutip AFP, Kementerian Luar Negeri China telah menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah “bagian tak terpisahkan dari wilayah China”. Bahkan pemerintah Presiden Xi Jinping mendesak “Jepang untuk merenungkan kesalahan historisnya dalam masalah Taiwan”.

    “Berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan,” ujar juru bicara Kementerian, Lin Jian, dalam jumpa pers rutin.

     

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penyebab PM Jepang Berniat Potong Gaji Sendiri

    Penyebab PM Jepang Berniat Potong Gaji Sendiri

    Tokyo

    Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi berniat memotong gajinya sendiri. Hal itu bakal dilakukannya lewat revisi undang-undang remunerasi pegawai negeri.

    Dilansir Japan Times, Senin (10/11/2025), revisi UU itu akan menyebabkan pemotongan gaji para anggota kabinet, termasuk PM Jepang. Rencana tersebut diumumkan dalam sidang luar biasa parlemen Jepang.

    Pemerintah akan menggelar rapat menteri terkait paling cepat pada Selasa (11/11) untuk mengonfirmasi penangguhan gaji tambahan bagi Perdana Menteri Jepang dan para menteri anggota kabinetnya. Gaji tambahan itu dibayarkan di luar gaji mereka sebagai anggota parlemen.

    Takaichi disebut ingin menunjukkan komitmennya terhadap reformasi. Salah satunya lewat seruan sejak lama untuk memotong gaji para menteri.

    Rencananya itu mendapat dukungan dari Partai Inovasi Jepang atau Nippon Ishin no Kai. Partai itu merupakan mitra koalisi terbaru untuk Partai Demokrat Liberal yang menaungi PM Takaichi.

    “Saya akan mengupayakan revisi undang-undang agar (para anggota kabinet) tidak menerima gaji yang melebihi gaji anggota parlemen,” kata Takaichi saat berbicara dalam konferensi pers pelantikannya pada Oktober lalu.

    Pemerintah Jepang disebut sedang mempertimbangkan untuk menyatakan dalam undang-undang bahwa gaji tambahan untuk Perdana Menteri dan para menteri kabinet tidak akan diberikan ‘untuk sementara waktu’. Saat ini, menurut Kepala Sekretaris Kabinet Minoru Kihara, anggota parlemen Jepang menerima gaji bulanan sebesar 1,294 juta Yen atau Rp 140 juta.

    Selain itu, seorang PM Jepang menerima gaji tambahan sebesar 1,152 juta yen (Rp 124,6 juta). Sementara, para menteri kabinet menerima gaji tambahan sebesar 489.000 Yen (Rp 52,9 juta).

    Dalam rencana terbarunya, Takaichi akan mengembalikan 30 persen dari gaji bulanannya dan para menteri kabinet mengalami pemotongan gaji sebesar 20 persen. Hal ini secara efektif mengurangi gaji tambahan sebesar 390.000 Yen (Rp 42,2 juta) untuk PM Jepang dan sebesar 110.000 Yen (Rp 11,9 juta) untuk menteri kabinet.

    Pujian pun dilontarkan terhadap rencana Takaichi memotong gajinya sendiri dan para menteri kabinet tersebut. Salah satu pemimpin Partai Inovasi Jepang, Fumitake Fujita, menyebutnya sebagai langkah ‘luar biasa’.

    “Ini mencerminkan kesediaan Perdana Menteri untuk melakukan reformasi yang sulit jika Nippon Ishin juga melakukannya,” ujar seorang pejabat senior pemerintah Jepang.

    Namun di sisi lain, beberapa pihak mempertanyakan gagasan pemotongan gaji itu saat pemerintah berupaya meningkatkan pendapatan rakyat. Pemimpin Partai Demokrat untuk Rakyat, Yuichiro Tamaki, mengkritik rencana itu sebagai ‘simbol pola pikir deflasi’.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)