kab/kota: Tokyo

  • Siapa Pemilik FamilyMart? Ini Profil dan Sejarahnya

    Siapa Pemilik FamilyMart? Ini Profil dan Sejarahnya

    Jaringan waralaba convenience store atau toko serba ada (toserba) asal Jepang, FamilyMart telah berdiri sejak 1978 silam. FamilyMart merupakan jaringan toserba pertama yang buka 24 jam di Negeri Sakura tersebut.

    FamilyMart memjual barang kebutuhan pokok, makanan ringan, minuman, hingga menyediakan layanan bisnis kartu kredit, bisnis manufaktur makanan, serta layanan akuntansi.  Lalu, siapa pemilik FamilyMart? Berikut profil perusahaannya di bawah ini.

    Profil FamilyMart

    ilustrasi gerai FamilyMart di Indonesia (instagram.com/familymartid)

    FamilyMart awalnya dimiliki oleh perusahaan Seiyu, Ltd dan telah berdiri sejak 1978 silam. Di tahun itu, Seiyu Stores dibuka dengan sistem waralaba (franchise).

    Kemudian, perusahaan Jonas.Co mengakuisisi bisnis Seiyu Stores dan melanjutkan bisnis dengan berganti nama menjadi FamilyMart. Saham FamilyMart perdana melantai di Bursa Efek Tokyo Second Section pada Desember 1987 silam.

    Melansir situs resminya, convenience store FamilyMart dari Jepang resmi diperkenalkan pada 18 Agustus 1988. Toko pertama FamilyMart dibuka di pusat perbelanjaan, tepatnya di depan stasiun utama Taipei, Taiwan pada 2 Desember 1988.

    Pemilik FamilyMart secara global

    Pada Februari 1998, sahamnya dibeli oleh Itochu Corp. Hal ini membuat Itochu Corp menjadi pemilik FamilyMart sekaligus pemegang saham terbesarnya secara global hingga saat ini.

    FamilyMart pun melebarkan sayapnya lewat sistem franchise dengan membuka banyak gerai di berbagai negara. Mulai dari Amerika Serikat (AS), Cina, Filipina, Indonesia, Taiwan, Thailand, dan Filipina. Bahkan, jaringan waralaba FamilyMart telah mencapai 20 ribu gerai di seluruh dunia pada Februari 2012 lalu.

    Pemilik FamilyMart di Indonesia

    ilustrasi gerai FamilyMart di Indonesia (instagram.com/familymartid)

    Sementara itu, pemilik FamilyMart di Indonesia adalah PT Fajar Mitra Indah sebagai pemegang lisensi tunggal. Perusahaan tersebut merupakan anak usaha dari Wings Group milik Eddy William Katuari.

    Gerai pertama FamilyMart di Indonesia telah dibuka di Cibubur, Jakarta Timur sejak 16 Oktober 2012 di Cibubur. Lalu, disusul cabang yang kedua di Jalan Bulungan, Jakarta Selatan pada 17 November 2012.

    Kemudian diikuti oleh gerai ketiga FamilyMart di Pejaten, Jakarta Selatan, keempat di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dan yang kelima di Thamrin Residence Apartment, Jakarta Pusat. Adapun FamilyMart di Indonesia tercatat sudah memiliki lebih dari 250 gerai yang tersebar di seluruh daerah hingga April 2023.

  • Gempa 6,9 Magnitudo di Jepang, Kemenlu Sebut Belum Ada WNI Terdampak
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        13 Januari 2025

    Gempa 6,9 Magnitudo di Jepang, Kemenlu Sebut Belum Ada WNI Terdampak Nasional 13 Januari 2025

    Gempa 6,9 Magnitudo di Jepang, Kemenlu Sebut Belum Ada WNI Terdampak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) Judha Nugraha memastikan belum ada informasi warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak dalam peristiwa gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo di Jepang.
    “KBRI Tokyo dan KJRI Osaka telah menghubungi simpul masyarakat di Prefektur Miyazaki, Kumamoto, dan Kochi, dan didapatkan informasi bahwa belum terdapat WNI yang terdampak,” kata Judha, dalam keterangan tertulis, Senin (13/1/2025).
    Judha mengatakan, saat ini ada 2.204 WNI yang tercatat menetap di lokasi terdampak gempa, khususnya di Prefektur Miyazaki.
    Sedangkan 964 WNI berada di Prefektur Kochi. Mereka semua disebut dalam keadaan selamat.
    Sebelumnya,
    gempa Jepang
    bermagnitudo 6,8 pada Senin (13/1/2025) menyebabkan dua
    tsunami kecil
    setinggi 20 sentimeter (cm) di dua pelabuhan Prefektur Miyazaki.
    Sejauh ini, tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa dari gempa yang terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat tersebut.
    Pusat gempa berada di kedalaman 36 kilometer, sekitar 18 km dari lepas pantai Miyazaki di wilayah Kyushu.
    Badan Meteorologi Jepang (JMA) sempat memperingatkan kemungkinan gelombang tsunami satu meter dan mendesak warga menjauh dari pesisir.
    “Tsunami bisa terjadi berulang kali. Mohon jangan ke laut atau mendekati wilayah pesisir,” kata JMA, di media sosial X, dikutip dari kantor berita AFP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa M 6,9 Guncang Jepang, Kemenlu: Belum Ada WNI Terdampak

    Gempa M 6,9 Guncang Jepang, Kemenlu: Belum Ada WNI Terdampak

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melaporkan hingga saat ini, belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 di Jepang.

    Gempa bumi mengguncang Prefektur Miyazaki, Jepang pada Senin (13/1/2025) pukul 21.19 waktu setempat. Pusat gempa dilaporkan berada di Laut Hyuganada dengan kedalaman kurang lebih 30 km.

    Gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Kochi.

    Menyusul terjadinya gempa, Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan Tsunami pada pukul 21.29 waktu setempat untuk Prefektur Kochi dan Miyazaki.

    Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI Judha Nugraha mengatakan, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Osaka telah menghubungi simpul masyarakat di Prefektur Miyazaki, Kumamoto, dan Kochi.

    “Didapatkan informasi bahwa belum terdapat WNI yang terdampak,” kata Judha melalui keterangan tertulisnya, Senin (13/1/2025).

    Menurut Judha, terdapat 2.204 orang WNI yang tercatat menetap di Prefektur Miyazaki dan 964 orang di Prefektur Kochi.

  •  BREAKING NEWS: Jepang Diguncang Gempa M 6,9, Peringatan Tsunami Dikeluarkan – Halaman all

     BREAKING NEWS: Jepang Diguncang Gempa M 6,9, Peringatan Tsunami Dikeluarkan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JEPANG – Gempa bumi kuat dengan kekuatan awal M 6,9 telah mengguncang Jepang barat daya.

    Badan Meteorologi Jepang (JMA) pada Senin (13/1/2025) malam memperingatkan masyarakat agar menjauh dari wilayah pesisir karena adanya ancaman tsunami.

    Peringatan tsunami dikeluarkan untuk Prefektur Miyazaki, tempat terjadinya gempa.

    Juga di pulau barat daya Kyushu, serta Prefektur Kochi di dekatnya, di pulau Shikoku, tak lama setelah gempa terjadi pada pukul 09:19 malam waktu setempat.

    Belum ada laporan kerusakan langsung yang dilaporkan warga.

     Warga di beberapa daerah pesisir diminta untuk mengungsi sebagai tindakan pencegahan.

    Seorang pria mengalami luka ringan di Kyushu setelah jatuh dari tangga, NHK melaporkan.

    Kereta berhenti beroperasi di Stasiun Miyazaki, membuat penumpang terlantar.

    Dikutip dari Associated Press, lembaga penyiaran publik NHK TV mengatakan tsunami yang diperkirakan setinggi 1 meter (3,2 kaki), mencapai daratan dalam waktu 30 menit setelah gempa.

    “Perairan yang terdeteksi di Pelabuhan Miyazaki berukuran 20 sentimeter (0,7 kaki),” kata laporan tersebut.

    Gempa tersebut, yang berpusat pada kedalaman 30 kilometer (18,6 mil), mengguncang wilayah yang luas di Kyushu, pulau utama barat daya, kata Badan Meteorologi Jepang.

    Jepang sering dilanda gempa bumi karena lokasinya di sepanjang “Cincin Api” yaitu busur gunung berapi dan garis patahan di Cekungan Pasifik.

    Rekaman NHK TV memperlihatkan lalu lintas yang lancar dan jalanan yang terang benderang, yang berarti tenaga listrik masih berfungsi.

     Tidak ada masalah yang terdeteksi di berbagai pos pemantauan pembangkit nuklir di area tersebut.

    Para ahli di badan meteorologi mengadakan pertemuan pada Senin malam untuk mengukur hubungan antara gempa bumi terbaru dengan gempa yang disebut sebagai gempa Palung Nankai .

    Istilah ini merujuk pada wilayah luas yang diyakini rawan gempa besar secara berkala.

    Gempa Palung Nankai di lepas pantai Shikoku pada tahun 1946 menewaskan lebih dari 1.300 orang.

    Wilayah tersebut dilanda gempa berkekuatan 7,1 skala Richter pada bulan Agustus tahun lalu.

    Penjelasan Warga

    Warga negara Indonesia (WNI) di Jepang mengonfirmasikan terjadinya gempa bumi magnitudo 6,9 yang memicu peringatan tsunami.

    Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan gelombang tsunami mencapai satu meter setelah gempa bumi tersebut.

    Mereka mengungkapkan kedalaman pusat gempa mencapai 30km.

    Menurut seorang WNI, Sigit, gempa bumi tersebut terasa di sejumlah prefektur di Kyushu.

    Namun menurutnya getaran gempa bumi tersebut tidak terasa sampai Tokyo, tempat ia tinggal.

    “Epicentrum di Prefektur Yamazaki. Getaran sampai di beberapa prefektur tetangga di wilayah Kyushu,” katanya kepada Kompas TV lewat aplikasi pesan WhatsApp.

    Ia mengungkapkan pemerintah pusat Jepang belum mengeluarkan pernyataan resmi.

    “SOP (Standard Operating Procedure) standar mereka dari sejak awal badan meterologi langsung ngeluarin peringatan,” ujarnya.

    “Pemerintah setempat sudah minta warga pesisir evakuasi ke lokasi aman sampai tsunami warning dicabut,” kata Sigit.

    Menurutnya pemerintah pusat baru akan mengeluarkan pernyataan resmi jika skala gempa lebih besar.

    Hal yang sama juga diungkapkan WNI lainnya yang tinggal di Tokyo, Sutami.

    “Saya di Tokyo, tidak terasa,” ungkapnya.

    Namun, menurutnya saat ini sedang diselidiki apakah gempa magnitudo 6,9 itu terkait ancaman megaquake.

    Selain itu, Sutami mengatakan bahwa hingga saat ini peringatan tsunami belum dicabut.

    Seperti dikutip dari NHK, diprediksi tsunami akan membuat perubahan tingkat air laut, tetapi tidak ada ancaman kerusakan akibat tsunami.

    Selain di Prefektur Miyazaki, tsunami juga diperkirakan terjadi di Provinsi Kochi.

  • Tsunami Setinggi 20 Cm Terjadi di Miyazaki Jepang Usai Gempa M 6,9

    Tsunami Setinggi 20 Cm Terjadi di Miyazaki Jepang Usai Gempa M 6,9

    Tokyo

    Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 6,9 terjadi Miyazaki, Pulau Kyushu, Jepang. Tsunami dengan ketinggian 20 Cm dilaporkan terjadi di Miyazaki.

    Dilansir kantor berita Xinhua, Senin (13/1/2025), badan cuaca Jepang mengatakan tsunami setinggi 20 sentimeter (cm) terpantau di Prefektur Miyazaki.

    Sementara itu, kantor berita Kyodo juga melaporkan tsunami setinggi 20 Cm terjadi di Miyazaki.

    Gempa bumi kuat itu terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat. Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan gempa ini dengan intensitas lebih rendah yakni 5, pada skala Jepang dari 0 hingga 7 di daerah yang paling parah dilanda gempa.

    Gempa terjadi di lepas perairan Hyuga-nada di Kyushu selatan pada garis lintang 31,8 derajat utara dan garis bujur 131,6 derajat timur. JMA telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk prefektur Miyazaki dan Kochi.

    Sementara itu, BMKG RI mengatakan gempa bumi di Jepang ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah RI. Masyarakat RI diminta untuk tenang.

    “Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia dihimbau agar tetap tenang,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya pada hari ini.

    (lir/jbr)

  • Gempa M 6,9 Guncang Pulau Kyushu Jepang, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

    Gempa M 6,9 Guncang Pulau Kyushu Jepang, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

    Tokyo

    Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,9 terjadi di lepas pantai barat barat daya Jepang. Gempa ini memicu dikeluarkannya peringatan dini tsunami di pulau Kyushu.

    Dilansir CNN, Senin (13/1/2024), Badan Meteorologi Jepang mengatakan gempa terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat. Gempa ini memicu peringatan tsunami untuk provinsi Miyazaki, di pulau Kyushu, serta prefektur Kochi di selatan Jepang.

    Badan Meteorologi dan pihak berwenang telah mendesak penduduk setempat untuk tidak memasuki laut atau mendekati pantai sampai peringatan dicabut.

    Lihat juga Video: Momen Gempa M 7,1 Hantam Jepang

    (lir/maa)

  • Tampang Subaru WRX STI S210 yang Tebar Pesona di Tokyo Auto Salon 2025

    Tampang Subaru WRX STI S210 yang Tebar Pesona di Tokyo Auto Salon 2025

    Tampang Subaru WRX STI S210 yang Tebar Pesona di Tokyo Auto Salon 2025

  • Wow! Ikan Tuna Raksasa Ini Laku Terjual Rp 21 Miliar

    Wow! Ikan Tuna Raksasa Ini Laku Terjual Rp 21 Miliar

    Jakarta

    Seekor ikan tuna sirip biru raksasa terjual seharga US$ 1,3 juta atau setara Rp 21,04 miliar (kurs Rp 16.190). Restoran sushi ternama Jepang Onodera Group menyebut ikan itu beratnya mencapai 608 pon atau 276 kilogram (kg)

    Ikan tuna yang dilelang di pasar ikan Toyosu, Tokyo, Jepang itu terjual dengan sangat mahal. Sebelumnya, ikan tuna termahal pertama dijual pada 2019 lalu seharga US$ 3,1 juta atau setara Rp 50,1 miliar.

    Pasar Ikan Toyosu merupakan tempat pelelangan ikan ternama Jepang. Pelelangan ikan tuna pertama di 2025 ini dinilai akan menjadi keberuntungan.

    “Tuna pertama tahun ini membawa keberuntungan. Kami ingin membuat orang tersenyum dengan makanan,” kata Presiden Sushi Onodera, Shinji Nagao dikutip CNN dari pemberitaan Kyodo, ditulis, Senin (13/1/2025).

    Nelayan yang menangkap ikan tuna itu bernama Masahiro Takeuchi. Dia mengatakan belum tahu apakah bisa mendapatkan ikan sebesar itu lagi ke depannya.

    “Saya selalu khawatir tentang berapa tahun lagi saya bisa terus memancing seperti ini,” kata pria berusia 73 tahun itu.

    Menurut situs web Sushi Ginza Onodera, ini adalah tahun kelima berturut-turut Grup Onodera membayar harga tertinggi untuk membeli ikan tuna. Tahun lalu, restoran itu mengeluarkan lebih dari US$ 720.000 untuk seekor tuna sirip biru.

    (ada/fdl)

  • Nostalgia dengan Gadget Lawas di Extinct Media Museum Tokyo

    Nostalgia dengan Gadget Lawas di Extinct Media Museum Tokyo

    FotoINET

    REUTERS/Irene Wang – detikInet

    Senin, 13 Jan 2025 16:00 WIB

    Jepang – Extinct Media Museum menawarkan ribuan koleksi gadget lawas yang pernah diluncurkan. Dari kaset video Betacam hingga disket dan kamera statis ada di sini.

  • Ikan Tuna yang Tidak Jelas Asal Usulnya Masuk Pasar di Jepang – Halaman all

    Ikan Tuna yang Tidak Jelas Asal Usulnya Masuk Pasar di Jepang – Halaman all

    Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Saat ini mulai banyak bermunculan Yami Maguro atau ikan tuna gelap yang tidak jelas asal mulanya masuk ke pasar ikan di Jepang.

    Hal itu terdeteksi setelah pengetatan hukum jual beli ikan tuna besar di Jepang sesuai pula ketetapan peraturan internasional yang semakin memonitor ketat perdagangan tuna di dunia.

    Mulai tahun 2025, diputuskan pada konferensi internasional untuk membahas pengelolaan sumber daya bahwa kuota tangkapan tuna sirip biru Jepang akan meningkat 1,5 kali lipat dari kuota tangkapan saat ini untuk penangkapan ikan skala besar 30 kg atau lebih, dan 1,1 kali lipat untuk tangkapan skala kecil kurang dari 30 kg.

    Berdasarkan perjanjian ini, tangkapan tahunan ikan besar akan meningkat dari 5.614 ton menjadi 8.421 ton, dan ikan kecil akan meningkat dari 4.007 ton menjadi 4.407 ton, sementara “tuna hitam” ilegal yang tidak melaporkan tangkapan tuna ke Badan Perikanan tampaknya terus berkeliaran  di pasar.

    Sesuai dengan kerangka kerja internasional untuk pengelolaan sumber daya tuna sirip biru Pasifik, Badan Perikanan mulai membatasi jumlah ikan yang ditangkap pada tahun 2015, tetapi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap distribusi tuna hitam adalah “peraturan penangkapan ikan rekreasi” yang dimulai pada April 2023.

    “Ikan kecil dengan berat kurang dari 30 kg tidak diperbolehkan, dan ikan besar dengan berat lebih dari 30 kg dibatasi untuk satu orang per hari. Nelayan rekreasi harus melaporkan berat dan luas tuna sirip biru mereka kepada Badan Perikanan. Nelayan menggambarkan pelepasan tuna sirip biru sebagai “membuangnya”. Tetapi tuna sirip biru yang seharusnya dibuang bercampur dengan pasar di seluruh negeri, dan tuna sirip biru yang mencurigakan juga telah memasuki Pasar Toyosu Tokyo,” ungkap Kimura seorang pedagang ikan tuna besar Jepang.

    Ada beberapa perusahaan yang menghasilkan uang dengan membuangnya ke dalam pasar gelap tanpa melaporkannya ke Badan Perikanan, dan ada informasi bahwa perantara mencampurkan tuna gelap ke dalam tuna sirip biru yang dilaporkan dan memasukkannya ke pasar, tetapi distribusi tuna sirip biru rumit dan kebenarannya tetap menjadi misteri, tambahnya.

    Pada Februari tahun lalu, Kepolisian Prefektur Aomori mengirim dokumen kepada lebih dari 20 nelayan karena dicurigai melanggar kewajiban pelaporan hasil tangkapan mereka.

    Pada bulan September 2024, Penjaga Pantai Jepang mengirim seorang kapten kapal nelayan ke kantor polisi karena dicurigai melanggar Undang-Undang Perikanan dengan gagal melaporkan sekitar 10 ton tuna sirip biru yang ditangkap kepada pemerintah di sebuah pelabuhan perikanan di Kota Kesennuma, Prefektur Miyagi.

    “Tuna sirip biru di Oma di Prefektur Aomori dijual di sebuah pasar di Prefektur Shizuoka tanpa melalui koperasi perikanan, dan harganya setengah dari harga Pasar Toyosu.”

     Ada kasus lain di mana itu mengalir ke rantai sushi jaringan konveyor utama, tetapi akibatnya, citra merek Oma turun. 

    Tahun 2025 ini, kuota tangkapan tuna sirip biru diperkirakan akan sedikit meningkat, tetapi jumlah tuna sirip biru yang akan “dibuang” tidak akan banyak berubah. 

    Badan Perikanan juga mendirikan pos baru yang disebut “Petugas Manajemen Tangkapan” pada bulan April 2024 untuk mengawasi perdagangan dan perdagangan tuna hitam, tetapi hanya ada 20 anggota. 

    “Kita tidak bisa membasmi tuna gelap dengan cara ini,” kata seorang petugas kepada Tribunnews.com belum lama ini.

    Bahkan menurutnya, “tuna gelap” kemungkinan akan merajalela selama tahun 2025 ini juga.

    Penjualan tuna gelap ilegal juga menggunakan aplikasi khusus bernama Signal.

    “Ya mereka pakai alikasi itu jual beli ikan tuna ilegal,” papar Yasuto Ogawa Manajer Pasar Grosir Pusat Kota Yokohama kepada pers Sabtu ini (11/1/2025).

    Olehkarna itu penjualan ilegal tuna harus diusut lebih lanjut dan hukuman penjara diterapkan lebih keras lagi, usulnya lagi.

    “Kalau tidak demikian kepercayaan masyarakat memudar dan harga juga jadi jatuh banyak dampak kurang baik akan terjadi nantinya.”

    Tahun 2023 sebanyak 18 ton pedagang tuna Ohma tidak melaporkan tangkapannya 2 pedagang kena hukuman penjara.

    Demikian pula September 2024 warga Sendai pedagang tuna 10 ton tidak melaporkan tangkapannya sedang diproses pidana saat ini.

    Diskusi mengenai maguro (ikan tuna) Jepang  juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang gratis bergabung silakan email ke: tkyjepang@gmail.com