kab/kota: Tokyo

  • Gamer Indonesia Wakili Manchester United di Turnamen eFootball Dunia

    Gamer Indonesia Wakili Manchester United di Turnamen eFootball Dunia

    Jakarta

    Kompetisi esports The eFootball Championship 2025 Manchester United Club Event selesai digelar. Pemain Indonesia, Rommy Hadiwijaya alias Zeus_Rommyhw, berhasil menjadi juara di kategori konsol.

    Gelar pemain eFootball konsol terbaik tersebut didapatkannya setelah berhasil membantai lawannya, Guilherme Fonseca Agostini alias GuiFera99, yang berasal dari Brasil dengan skor akhir 3-0. Sementara di kategori mobile, pemain bintang asal Jepang, Rei Noguchi alias Gu_038games, menjadi juaranya. Dirinya menang dari pemain Thailand, Jxmxrn, di babak final dengan skor akhir 1-0.

    Dengan kemenangan yang mereka peroleh, kedua pemain tersebut resmi mewakili Manchester United di kompetisi eFootball tingkat dunia. Acaranya akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada musim panas 2025.

    Dalam hal ini Zeus_Rommyhw dan Gu_038games berhasil melaju ke ke World Final eFootball Championship 2025 melalui jalur Club Event. Nantinya, kemungkinan besar kedua pemain ini akan berhadapan dengan jawara lainnya yang lolos ke World Final lewat jalur Open Qualifier. Apabila tidak ada halangan, mereka akan bertanding pada Juli 2025.

    Tentunya ajang bergengsi ini akan sangat seru dan kompetitif, mengingat Konami tak hanya memberikan rasa bangga ketika jawara mengangkat piala. Di sini pemain terbaik berhak mendapatkan hadiah uang tunai puluhan dolar. Berikut besaran hadiah uang tunai yang telah disiapkan Konami untuk kategori mobile dan konsol di World Final eFootball Champhionship 2025:

    Juara 1: USD 20 ribu atau sekitar Rp 337 jutaPeringkat 2: USD 8 ribu atau sekitar Rp 134 jutaPeringkat 3-4: USD 4 ribu atau sekitar Rp 67 jutaPeringkat 5-8: USD 2 ribu atau sekitar Rp 33 jutaPeringkat 9-16: USD 750 atau sekitar Rp 12 juta

    Sedikit informasi soal The eFootball Championship 2025 Manchester United Club Event. Turnamen ini terbuka untuk umum, yang mana artinya bisa diikuti oleh semua pemain eFootball di seluruh dunia di semua perangkat mobile dan konsol.

    Kompetisinya bergulir dalam empat babak kualifikasi yang digelar online. Nah setiap babak yang dihelat online dibagi ke dalam beberapa wilayah, mulai dari Eropa & Afrika, Amerika, Asia (Barat), Asia (Timur), Oseania, dan wilayah lainnya.

    Babak satu dan dua digelar pada 16 Januari 2025 dan berlangsung selama satu minggu. Babak ketiga berlangsung dari 24-27 Januari 2025. Kemudian babak keempat dan terakhir diselenggarakan pada 22 Februari 2025.

    Setelah menyelesaikan empat babak secara online, pemenang regional diundang ke Manchester pada April 2025. Mereka bertanding di babak final yang berlokasi di Old Trafford. Namun pertandingannya tetap bisa disaksikan online melalui siaran langsung yang tayang di kanal YouTube eFootball.

    (hps/fay)

  • Bank Kagawa akan Rekrut Sekitar 30 WNI untuk Bekerja di Jepang – Halaman all

    Bank Kagawa akan Rekrut Sekitar 30 WNI untuk Bekerja di Jepang – Halaman all

    Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Bank Kagawa, yang berkantor pusat di Kota Takamatsu, Prefektur Kagawa, Jepang, berencana merekrut sekitar 30 Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai pemagang untuk bekerja di Jepang.

    Langkah ini diambil seiring dengan kondisi Jepang yang sedang mengalami kekurangan tenaga kerja.

    Bank Kagawa telah menjalin kontrak dengan organisasi pengirim sumber daya manusia bersertifikat dari pemerintah Indonesia.

    Kerja sama ini bertujuan untuk memperkenalkan tenaga kerja asing berketerampilan khusus kepada perusahaan-perusahaan Jepang yang menjadi nasabah bank tersebut.

    “Ini merupakan pertama kalinya sebuah bank regional di Shikoku melakukan hal semacam ini. Bahkan mungkin ini juga pertama kalinya dilakukan oleh bank di Jepang,” ujar seorang eksekutif Bank Kagawa kepada Tribunnews.com, Rabu (9/4/2025).

    Izin Resmi dari Kementerian Tenaga Kerja Jepang

    Bank Kagawa baru saja memperoleh izin dari Kementerian Tenaga Kerja Jepang untuk menjadi penerima tenaga kerja asing.

    Sejak April 2021, bank ini telah memiliki izin untuk menjalankan bisnis penempatan kerja berbayar.

    “Kami akan menyalurkan tenaga kerja Indonesia ke berbagai perusahaan Jepang yang membutuhkan. Perusahaan-perusahaan ini sangat menantikan kehadiran tenaga kerja tambahan untuk memperkuat operasional mereka,” jelas sang eksekutif.

    Bank Kagawa juga berkomitmen untuk memastikan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia, termasuk memperhatikan kebutuhan pekerja Muslim.

    “Kami akan memberikan pemahaman kepada perusahaan penerima mengenai perbedaan budaya, termasuk kewajiban salat lima waktu bagi pekerja Muslim,” tambahnya.

    Pada November 2024, Bank Kagawa melakukan kunjungan inspeksi dan pelatihan di Indonesia, khususnya di sektor perawatan kesehatan. Kunjungan ini bertujuan untuk mempersiapkan sistem rekrutmen tenaga kerja asing yang lebih terstruktur.

    Saat ini, Bank Kagawa berencana menerima sekitar 30 tenaga kerja Indonesia pada tahun 2025, meskipun jadwal pastinya masih belum ditentukan.

    Bagi yang tertarik bekerja di Jepang melalui program ini, dapat bergabung dengan kelompok Pencinta Jepang dengan mengirimkan nama lengkap, alamat, dan nomor WhatsApp ke tkyjepang@gmail.com.

  • AS Kerahkan Drone Mata-mata ke Okinawa Jepang, Ada Apa?

    AS Kerahkan Drone Mata-mata ke Okinawa Jepang, Ada Apa?

    Tokyo

    Militer Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan sejumlah drone mata-mata jarak jauh dan berukuran besar ke wilayah Okinawa, Jepang, yang terletak dekat Taiwan. Pengerahan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengintaian aliansi pertahanan Washington-Tokyo.

    Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, seperti dilansir AFP, Selasa (8/4/2025), mengumumkan langsung pengerahan drone mata-mata AS di wilayah Jepang itu.

    Dikatakan oleh Nakatani bahwa sejumlah drone MQ-4C Triton yang dikerahkan Washington akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen aliansi pertahanan AS-Jepang.

    Pengerahan drone mata-mata ini diumumkan saat China semakin meningkatkan tekanan terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dan menggelar latihan militer, yang menurut para analis, sebagai pendahuluan untuk kemungkinan pengambilalihan pulau itu di masa mendatang.

    “Situasi keamanan di sekitar negara kita menjadi semakin parah,” kata Nakatani saat berbicara kepada wartawan setempat.

    Lebih lanjut, dia mengatakan beberapa drone Triton akan tiba di Pangkalan Udara AS di Kadena, pulau utama Okinawa, dalam beberapa pekan ke depan.

    “Untuk memperkuat aktivitas pengumpulan intelijen, pengawasan, dan pengintaian di sekitar Jepang,” sebut Nakatani.

    Sekitar 54.000 personel militer AS kini ditempatkan di seluruh wilayah Jepang, dengan sebagian besar di Okinawa.

    Sepanjang tahun lalu, menurut laporan media lokal, militer Jepang telah mengerahkan jet tempur sebanyak 30 kali untuk mencegat drone-drone di perairan selatan negara tersebut, yang diyakini berasal dari China.

    Menurut harian Yomiuri Shimbun, angka itu jauh lebih tinggi daripada sembilan kali pengerahan sepanjang tahun fiskal 2023 dan empat kali pengerahan pada tahun fiskal 2021.

    Produsen drone MQ-4C Triton, Northrop Grumman, menyebut drone mata-mata itu merupakan pesawat tanpa awak yang mampu mengudara di “ketinggian yang tinggi, dengan daya tahan lama” yang mampu beroperasi selama lebih dari 24 jam dan menempuh jarak 13.700 kilometer.

    Militer Jepang yang juga memiliki drone yang mampu mengudara di ketinggian yang tinggi, secara terpisah berencana untuk membeli drone tempur yang lebih kecil sebagai bagian dari upaya besar untuk meningkatkan pertahanan nasional.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Merenungkan Kembali Jakarta Saat Lebaran

    Merenungkan Kembali Jakarta Saat Lebaran

    Jakarta – Jakarta saat Lebaran seperti menemukan ruang untuk bernapas. Jalanan yang biasanya riuh mendadak lengang, udara yang saban hari diselimuti polusi terasa lebih ringan, dan kota yang akrab dengan hiruk-pikuk sejenak melambat dalam keheningan. Ada semacam ketenangan yang menyelinap di antara gedung-gedung tinggi dan trotoar yang lebih lapang, seolah Jakarta sedang menunjukkan wajah lain—lebih ramah.

    Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat bahwa selama periode Lebaran, volume kendaraan turun hingga 50 persen dibandingkan hari biasa, sementara indeks PM2.5 merosot 60 persen, menandakan bahwa tanpa kemacetan harian, Jakarta bisa menjadi kota yang lebih sehat dan layak huni.

    Namun, di balik suasana itu, terselip sebuah ironi yang tak bisa diabaikan: mengapa Jakarta baru terasa nyaman saat sebagian besar penghuninya pergi? Jika jeda ini bisa menghadirkan kota yang lebih tertata, bukankah seharusnya ada cara agar ketenangan seperti ini bukan sekadar peristiwa musiman?

    Jakarta Tempo Dulu

    Jakarta seperti tidak pernah benar-benar dibangun dengan visi jauh ke depan, melainkan tumbuh dengan logika tambal sulam. Pada rentang 1965-1985, kota ini mengalami transformasi besar-besaran sebagai ibu kota negara, namun perencanaannya lebih berfokus pada mengejar pertumbuhan ekonomi ketimbang menciptakan tatanan kota yang berkelanjutan. Pelebaran jalan raya digenjot, kawasan bisnis di pusat kota dikembangkan, dan permukiman baru terus meluas. Namun, di tengah gegap gempita pembangunan, transportasi publik sebagai aspek krusial luput dari perhatian.

    Sejak awal, Jakarta lebih bersahabat dengan kendaraan pribadi ketimbang warganya sendiri. Pada dekade 1970-an, gagasan pembangunan ring road untuk mengurai kepadatan mulai digagas, tetapi implementasinya setengah hati. Kawasan industri mulai digeser ke pinggiran seperti Bekasi dan Tangerang, tetapi ini pun tak cukup untuk meredam gelombang harian para komuter yang tetap harus bekerja di pusat kota. Tanpa sistem transportasi massal yang memadai, Jakarta terjebak dalam pusaran urban sprawl—pertumbuhan kota yang melebar tanpa kendali, menggerogoti ruang hijau dan merenggut kenyamanan warganya.

    Seandainya rencana tata ruang masa itu terlaksana dengan lebih cermat, Jakarta mungkin tak akan sesak seperti sekarang. Distribusi pusat ekonomi akan lebih merata, tak hanya menumpuk di pusat kota, tetapi tersebar ke kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sistem transportasi publik yang matang sejak awal juga akan membentuk pola mobilitas yang lebih sehat, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

    Kota ini seharusnya bisa memiliki jaringan MRT dan LRT yang luas sejak dekade 1980-an, sebagaimana yang terjadi di Tokyo atau Singapura. Jika itu terjadi, kemacetan yang kini kita anggap sebagai bagian tak terpisahkan dari Jakarta mungkin hanya akan menjadi catatan sejarah. Namun, kenyataan berkata lain. Banyak rencana besar yang akhirnya hanya menjadi dokumen birokrasi. Konsistensi kebijakan mudah goyah oleh kepentingan jangka pendek.

    Dominasi bisnis properti lebih banyak didorong oleh kebutuhan pasar ketimbang visi pembangunan kota yang berkelanjutan. Urbanisasi yang tak terkendali mempercepat krisis infrastruktur. Jakarta akhirnya berkembang tanpa pola yang jelas, hingga kini harus menanggung beban kemacetan, polusi udara, dan ketimpangan ruang yang semakin nyata.

    Tantangannya Kini

    Kondisi Jakarta saat ini menggambarkan sebuah kota yang terperangkap dalam dinamika pertumbuhan yang cepat, namun tanpa pengelolaan yang seimbang. Permukiman yang semakin padat menjadi potret nyata dari kota yang kehilangan ruangnya. Dengan lebih dari 10 juta orang yang beraktivitas di pusat kota pada siang hari dan lebih dari 12 juta orang jika dihitung dengan kawasan sekitarnya, Jakarta sudah sangat sesak.

    Urban sprawl yang tak terkendali membuat kota ini terus meluas ke pinggiran, tetapi malah memperparah kepadatan di pusatnya. Kawasan permukiman yang seharusnya menjadi ruang hunian kini banyak yang terintegrasi dengan zona komersial dan industri, mengaburkan fungsi ruang dan menciptakan ketidakseimbangan. Alih-alih memberikan kenyamanan, pertumbuhan ini justru menciptakan kondisi menuju tidak layak huni.

    Kemacetan menjadi gambaran lain yang tak bisa lepas dari Jakarta. Setiap hari, warga Jakarta menghabiskan waktu berharga mereka di jalan, dengan rata-rata 2 hingga 3 jam perjalanan menuju tempat kerja. Berdasarkan laporan TomTom Traffic Index 2023, Jakarta menempati urutan ke-6 dalam daftar kota-kota dengan kemacetan terburuk di dunia, dengan indeks kemacetan mencapai 53 persen.

    Artinya, waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama 53 persen dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan tanpa kemacetan. Dampaknya jelas: produktivitas menurun, kualitas hidup tergerus, dan kesehatan terancam. Kemacetan ini, pada gilirannya, juga memperburuk polusi udara yang sudah lama menjadi masalah utama.

    Polusi udara di Jakarta mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan kualitas udara yang sering berada pada level berbahaya. Partikel halus (PM2.5) dan nitrogen dioksida (NO2), yang mayoritas berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah, menjadi musuh utama. Data IQAir pada 2024 menunjukkan bahwa kualitas udara Jakarta sering kali berada pada kategori “berbahaya” atau “tidak sehat”, memberikan dampak buruk pada kesehatan pernapasan dan jantung, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    Dengan lebih dari 17 juta kendaraan yang mengisi jalan-jalan Jakarta, emisi gas buang semakin sulit untuk dikendalikan. Akibatnya, polusi udara semakin menjadi ancaman nyata bagi kesehatan warga kota, memperburuk kualitas hidup mereka setiap harinya.

    Jakarta kini menjadi cerminan dari sebuah kota yang terus berkembang, tetapi dengan harga yang semakin mahal. Kemacetan yang kronis, polusi udara yang semakin buruk, serta ketimpangan dalam penataan ruang menunjukkan bahwa pertumbuhan kota ini lebih mengarah pada keberlanjutan yang rentan.

    Jika strategi penataan ruang dan transportasi tidak diterapkan dengan berani dan lebih terintegrasi, maka Jakarta akan semakin terjerat dalam lingkaran krisis perkotaan yang sulit untuk diatasi. Sudah saatnya Jakarta berhenti hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi semata, dan mulai memperhitungkan batas ekologis serta daya dukung ruang kota.

    Kota ini membutuhkan visi pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan, untuk memastikan bahwa masa depannya lebih layak huni, nyaman, dan ramah lingkungan. Sebab apa yang kita saksikan hari ini bukanlah sekadar hasil dari keputusan-keputusan di masa lalu, melainkan konsekuensi dari cara kita memahami dan mengelola kota.

    Batasi Pertumbuhan

    Laporan Club of Rome tentang Limit to Growth pada 1972 adalah pengingat kepada dunia akan bahaya pertumbuhan tak terbatas yang dapat membawa kehancuran ekologis. Tak sedikit kota besar berusaha mencari model pembangunan yang lebih berkelanjutan. Namun, Jakarta, sayangnya, masih terperangkap dalam paradigma ekspansi yang tidak terkendali.

    Fenomena urban sprawl yang meluas tanpa pengendalian matang semakin memperparah ketimpangan akses terhadap infrastruktur dan layanan publik. Permukiman yang tumbuh liar tanpa koneksi transportasi yang efisien semakin meningkatkan ketergantungan pada kendaraan pribadi. Hal ini tidak hanya memperburuk kemacetan, tetapi juga mengakibatkan polusi udara yang merusak kualitas hidup warganya.

    Untuk keluar dari jebakan ini, Jakarta harus berani mengubah arah kebijakan perencanaan kota. Alih-alih terus memperluas wilayah terbangun dan membangun jalan-jalan baru yang hanya akan mendorong penggunaan kendaraan pribadi lebih masif, kota ini seharusnya mulai mengoptimalkan ruang yang sudah ada.

    Penerapan konsep compact city yang mengutamakan pembangunan vertikal yang terhubung dengan sistem transportasi publik yang efisien bisa menjadi solusi yang tepat. Kawasan Transit-Oriented Development (TOD) yang sudah mulai diterapkan memang menunjukkan potensi, namun perlu diperluas dan diintegrasikan secara menyeluruh. Tanpa itu, TOD hanya akan menjadi proyek prestisius yang tak membawa perubahan signifikan terhadap sistem transportasi dan mobilitas kota.

    Selain itu, pembatasan kendaraan pribadi adalah langkah penting yang harus diambil Jakarta. Sistem ganjil-genap yang ada saat ini, meskipun sudah memberikan dampak positif, masih belum cukup efektif. Oleh karena itu, kebijakan pajak kendaraan yang lebih tinggi bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil harus segera diberlakukan.

    Pendekatan ini akan semakin efektif jika disertai dengan penguatan sistem transportasi publik yang lebih terintegrasi, nyaman, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Tanpa langkah tegas dan terencana, Jakarta akan terus melampaui daya dukung ekologisnya, dan pada akhirnya, kota ini akan terperangkap dalam ketidakseimbangan lingkungan yang semakin sulit untuk diperbaiki.

    Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kendaraan, Jakarta memerlukan kebijakan yang lebih berani dan berfokus pada keberlanjutan, bukan hanya pertumbuhan yang eksploitatif. Jika kota ini terus terjebak dalam pola pikir pembangunan tanpa batas, dampak ekologis yang semakin berat akan menghantui kita semua, mengancam keberlanjutan sosial dan ekonomi di masa depan.

    Kota yang nyaman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bukanlah impian yang tidak mungkin diwujudkan, tetapi itu hanya akan tercapai jika kita mulai merancang kembali Jakarta dengan visi yang jauh ke depan, mengutamakan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

    Perlu Keseimbangan

    Konsep Doughnut Economy yang diperkenalkan oleh Kate Raworth pada 2012 menawarkan solusi yang lebih berimbang: bagaimana memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan tanpa menghancurkan ekosistem yang menopang kehidupan di dalamnya. Jakarta, sebagai kota yang terus berkembang pesat, seharusnya dapat mengadopsi model ini dengan menggeser orientasi kebijakannya dari ekspansi ke optimalisasi, dari pola pertumbuhan eksploitatif ke pola yang lebih regeneratif.

    Langkah pertama yang harus diambil adalah penyebaran pusat-pusat ekonomi ke luar Jakarta. Kota-kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Karawang harus didorong untuk berkembang sebagai pusat bisnis dan industri baru. Hal ini harus didukung dengan pembangunan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan berkualitas tinggi, agar arus komuter yang membebani Jakarta bisa berkurang secara signifikan. Dengan demikian, pusat kota tidak lagi menjadi satu-satunya episentrum ekonomi yang menciptakan beban berlebih pada infrastruktur dan kualitas hidup warganya.

    Langkah kedua yang krusial adalah memperhatikan ruang hijau dan infrastruktur berbasis alam dalam perencanaan kota. Ruang terbuka hijau seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis, tetapi harus menjadi bagian integral dari sistem ekologis kota yang berperan sebagai kawasan resapan air, pengendali suhu, serta habitat untuk biodiversitas. Jakarta harus memiliki target yang jelas untuk memastikan keberadaan ruang hijau yang fungsional, bukan sekadar taman kecil yang hanya ada sebagai simbol penghijauan. Ruang hijau yang nyata bisa membantu menjaga keseimbangan lingkungan, serta mengurangi dampak pemanasan global.

    Langkah ketiga adalah implementasi sistem ekonomi regeneratif dalam sektor industri dan pembangunan. Alih-alih membiarkan industri berbasis bahan bakar fosil terus berkembang tanpa kendali, Jakarta harus segera bertransisi ke ekonomi berbasis energi terbarukan. Pengelolaan limbah yang lebih ketat juga harus diberlakukan. Kawasan industri yang ada bisa diubah menjadi ecopark yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular, limbah dari proses produksi diolah kembali menjadi sumber daya yang dapat digunakan. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berdampak negatif pada daya dukung ekologis kota.

    Keempat, kebijakan pengendalian alih fungsi lahan harus ditegakkan dengan lebih disiplin. Saat ini, konversi lahan hijau dan pertanian menjadi kawasan properti komersial sering kali terjadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Pembatasan ini harus diiringi dengan dorongan untuk pembangunan berbasis green building, yang lebih ramah lingkungan. Insentif fiskal untuk pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan harus diprioritaskan agar pengembang lebih termotivasi untuk mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan.

    Langkah kelima yang tidak kalah penting adalah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kota. Model urban commons, warga kota berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya seperti air, energi, dan ruang publik, bisa menjadi solusi untuk mengurangi tekanan ekonomi sekaligus meningkatkan keterlibatan sosial. Kesadaran publik mengenai pentingnya pola hidup berkelanjutan juga harus terus didorong agar kebijakan pemerintah dapat berjalan dengan efektif dan diterima dengan baik oleh masyarakat.

    Jakarta saat Lebaran memang memberikan gambaran tentang kota yang lebih tenang, sehat, dan nyaman untuk dihuni. Namun, untuk mewujudkan kondisi ini secara permanen, kita harus mulai dengan merencanakan dan membangun kota ini dengan pendekatan yang lebih bijak dan berkelanjutan. Penerapan konsep-konsep keberlanjutan seperti Doughnut Economy dalam pengelolaan tata ruang, penguatan sistem transportasi publik, serta kebijakan yang memprioritaskan keseimbangan ekologis akan menjadikan Jakarta sebagai kota yang tidak hanya maju, tetapi juga ramah lingkungan.

    Perubahan ini tentu saja tidak bisa tercapai hanya dengan satu atau dua kebijakan semata. Dibutuhkan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Sebuah kota yang nyaman, aman, dan berkelanjutan adalah cita-cita yang bukan hanya impian, melainkan tujuan yang bisa dicapai jika kita bertindak dengan tegas dan visioner. Jakarta yang lebih baik bukanlah sebuah utopia yang jauh dari kenyataan, melainkan sebuah distopia yang bisa dihindari jika kita bertindak sekarang.

    Dengan kebijakan yang berfokus pada keberlanjutan dan pengelolaan kota yang bijak, kita bisa memastikan bahwa Jakarta akan berkembang menjadi kota yang seimbang, kemajuan dan keberlanjutan berjalan seiring sejalan.

    Marselinus Nirwan Luru staf pengajar Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Trisakti

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 6
                    
                        Liburan Tanpa Izin, Pemerintahan Tanpa Malu?
                        Regional

    6 Liburan Tanpa Izin, Pemerintahan Tanpa Malu? Regional

    Liburan Tanpa Izin, Pemerintahan Tanpa Malu?
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    SEORANG
    kepala daerah tersenyum mengenakan kimono di jalanan Tokyo,
    Jepang
    . Dalam unggahan media sosialnya, tampak ia menikmati udara dingin musim semi Jepang.
    Di tempat yang jauh, di wilayah yang ia pimpin, rakyatnya sedang sibuk merayakan Lebaran, berjibaku menghadapi harga kebutuhan pokok yang melambung, lalu lintas mudik yang padat, dan layanan publik yang tetap harus siaga.
    Itu bukan skenario fiksi. Itu potret nyata dari Bupati Indramayu,
    Lucky Hakim
    , yang diketahui pergi ke Jepang saat momentum Idul Fitri, tanpa izin dari gubernur Jawa Barat maupun persetujuan menteri dalam negeri.
    Perjalanan itu tak tercatat sebagai perjalanan dinas, tak pula dalam kerangka tugas negara. Itu murni liburan pribadi. Yang membuatnya lebih parah: tidak ada izin, tidak ada pemberitahuan, tidak ada rasa bersalah.
    Dan yang paling menyakitkan: tidak ada rasa malu.
    UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur dengan jelas bahwa kepala daerah yang bepergian ke luar negeri harus memperoleh izin dari menteri dalam negeri.
    Ketentuan ini bukan sekadar urusan birokrasi administratif. Ini soal disiplin kewenangan dan etika jabatan.
    Seorang bupati bukan pribadi bebas seperti warga biasa. Ia adalah pemegang mandat rakyat. Ia terikat pada kepercayaan konstitusional yang melekat dalam jabatannya.
    Maka setiap langkahnya—bahkan untuk sekadar berlibur—tidak bisa semaunya sendiri. Ada sistem yang harus dihormati, ada publik yang harus dilayani.
    Kepergian Lucky Hakim ke Jepang tanpa izin memperlihatkan satu hal mendasar: kekuasaan bisa berubah menjadi gaya hidup, dan etika bisa ditinggalkan tanpa beban. Ia tidak sedang membunuh hukum. Ia sedang melukai moral pemerintahan.
    Era otonomi daerah yang dimulai sejak 2001 memberikan ruang luas bagi daerah untuk mengelola urusannya sendiri. 
    Namun, otonomi tanpa kontrol justru melahirkan otokrasi kecil. Kepala daerah bisa menjelma menjadi “raja lokal” yang sulit disentuh, sulit dikritik, dan semakin jauh dari semangat pelayanan.
    Ketika kepala daerah mulai memperlakukan jabatan sebagai panggung pribadi, maka daerah kehilangan kepemimpinan publiknya. Liburan tanpa izin hanyalah satu ekspresi dari akumulasi kesewenang-wenangan yang lahir dari lemahnya pengawasan dan lunaknya sanksi.
    Di sinilah kita menemukan paradoks: otonomi dirayakan, tapi akuntabilitas dilupakan. Kepala daerah bebas bepergian ke luar negeri, tapi rakyatnya tak bisa bebas dari kemiskinan, pelayanan yang lamban, dan jalan berlubang.
    Sistem pemerintahan daerah di Indonesia masih terlalu permisif terhadap pelanggaran etik. Mekanisme pengawasan formal seperti inspektorat daerah, DPRD, hingga gubernur sebagai wakil pusat, sering kali tidak memiliki taji untuk mencegah, menegur, apalagi menghukum.
    Dalam kasus Lucky Hakim, Gubernur Dedi Mulyadi secara terbuka menyatakan tak diberi tahu. Bahkan, ia mengaku mengetahui kepergian bupati dari unggahan media sosial.
    Kementerian Dalam Negeri juga membenarkan tidak adanya izin. Maka pertanyaan publik menjadi masuk akal: bagaimana mungkin seorang kepala daerah pergi ke luar negeri tanpa diketahui siapa pun?
    Jawabannya sederhana: karena sistem kita lemah. Karena pejabat bisa berjalan di luar rel tanpa takut tergelincir. Karena dalam banyak kasus, birokrasi memilih bungkam ketimbang bersuara.
    Lucky Hakim bukan figur asing dalam dunia hiburan. Ia aktor, pembicara publik, dan figur media sosial. Popularitasnya tinggi, pengikutnya banyak, dan citranya dikenal luas. 
    Namun, jabatan kepala daerah bukan soal pencitraan. Ini bukan panggung untuk gaya hidup. Ini ruang pengabdian.
    Sayangnya, dalam praktik politik kita hari ini, popularitas kerap menutupi cacat integritas. Seorang pemimpin bisa dimaafkan karena terkenal. Bisa dimaklumi karena disukai. Bisa dilupakan pelanggarannya karena terlanjur viral.
    Dalam sistem yang sehat, integritas mengalahkan segala bentuk pencitraan. Dalam realitas hari ini, yang terjadi sebaliknya.
    Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto sudah menyatakan bahwa kepala daerah yang bepergian tanpa izin bisa dikenai sanksi pemberhentian sementara selama tiga bulan. Sanksi itu akan menjadi catatan kosong jika tidak ditegakkan.
    Kemendagri harus berani menunjukkan ketegasan. Bukan hanya demi menegakkan hukum, tetapi demi menyelamatkan wibawa pemerintahan daerah.
    Jika pelanggaran etik semacam ini dibiarkan, maka preseden akan terbentuk: bahwa kepala daerah boleh pergi ke luar negeri kapan pun, selama ia mampu mengelola opini publik.
    Dan jika itu terjadi, maka kita tidak hanya kehilangan kepala daerah yang baik, tapi kehilangan sistem yang sehat.
    Momentum Idul Fitri bukan sekadar hari raya keagamaan. Ia adalah ujian kesiapsiagaan pemerintahan daerah.
    Dari pengendalian harga pasar, pengaturan arus mudik, hingga pelayanan publik selama libur panjang. Dalam konteks itulah kehadiran seorang bupati menjadi krusial.
    Rakyat tidak menuntut kepala daerah yang sempurna, tapi mereka menuntut kehadiran. Mereka ingin pemimpinnya berada di tengah rakyat—mendengar keluh, merasakan derita, menyapa di pasar, hadir saat layanan terganggu.
    Ketika pemimpin pergi, rakyat merasa ditinggal. Ketika pemimpin liburan tanpa izin, rakyat merasa dihina. Dan ketika semua itu terjadi tanpa rasa malu, rakyat tahu: yang hilang bukan hanya pemimpinnya, tapi nurani kekuasaannya.
    Dalam budaya politik kita, rasa malu dulu menjadi rem utama. Pejabat publik takut dikritik, takut ditegur, takut kehilangan muka di hadapan rakyat.
    Kini, rasa malu itu perlahan hilang. Kepala daerah bisa tersenyum lebar saat melanggar prosedur. Bisa mengaku lupa izin tanpa merasa bersalah. Bisa tetap aktif di media sosial saat daerahnya ditinggalkan.
    Jika rasa malu telah mati, maka demokrasi kita tinggal prosedur. Rakyat hanya jadi alat pemilih, bukan pemilik suara. Dan kekuasaan hanya jadi kendaraan, bukan ladang pengabdian.
    Liburan ke Jepang bukanlah dosa. Namun, ketika liburan itu dilakukan tanpa izin, saat rakyat membutuhkan, dan tanpa kesadaran etis sebagai pemimpin publik, maka ia menjelma menjadi wajah baru dari pemerintahan yang tak tahu malu.
    Ini bukan hanya soal Lucky Hakim. Ini soal semua kepala daerah yang merasa jabatan adalah hak, bukan amanah.
    Ini soal sistem pengawasan yang harus diperkuat. Ini soal pendidikan politik yang harus ditanamkan sejak dini: bahwa jabatan bukan panggung, tapi beban kepercayaan.
    Jika hari ini kita membiarkan pemimpin berlibur seenaknya, maka jangan salahkan rakyat jika esok mereka memilih untuk tidak lagi percaya pada siapa pun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran di Kochi Jepang Hanguskan 4 Bangunan, Termasuk Asrama Pemagang asal Indonesia – Halaman all

    Kebakaran di Kochi Jepang Hanguskan 4 Bangunan, Termasuk Asrama Pemagang asal Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kebakaran hebat terjadi di kawasan padat penduduk Kota Kochi Jepang, Senin  (7/4/2025) pagi.

    Kebakaran itu yang menghanguskan empat bangunan, termasuk asrama karyawan milik perusahaan konstruksi Sudo Industry.

    Dua pemagang asal Indonesia yang tinggal di asrama tersebut dilaporkan selamat karena sedang bekerja saat kejadian.

    Informasi yang dihimpun, kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 09.40 waktu setempat, saat seorang pejalan kaki melihat asap hitam mengepul dari lantai dua asrama.

    “Saksi segera menghubungi layanan darurat 119,” kata sumber Tribunnews.com di kepolisian Jepang.

    Kobaran api dengan cepat menyebar ke tiga bangunan di sekitarnya.

    Menurut kesaksian warga sekitar, asap mulai terlihat dari lantai dua, disusul api besar hanya dalam hitungan menit.

    Suasana menjadi panik karena lokasi kebakaran berada di lingkungan padat penduduk, tepatnya di selatan Sekolah Dasar Hada, Prefektur Kochi.

    Dua pemagang teknis asal Indonesia yang tinggal di lantai dua asrama, lokasi awal mula kebakaran selamat.

    Mereka idak berada di tempat saat kejadian karena sedang bekerja di lokasi proyek.

    Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini.

    Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api setelah tiga jam berjibaku.

    Saat ini, polisi dan dinas kebakaran masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran, termasuk kemungkinan korsleting listrik atau kelalaian.

    Peristiwa ini juga menjadi pembahasan hangat di komunitas Pencinta Jepang.

    Masyarakat yang ingin bergabung dalam komunitas ini bisa mendaftar gratis dengan mengirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email tkyjepang@gmail.com.

  • Labschool Kebayoran Dorong Wawasan Global Siswa Lewat Kunjungan ke Universitas Ternama di Jepang – Page 3

    Labschool Kebayoran Dorong Wawasan Global Siswa Lewat Kunjungan ke Universitas Ternama di Jepang – Page 3

    Liputan6.com, Tangerang Sebanyak 40 siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan melakukan kunjungan ke Jepang melalui program MUSUBI 2025. Mereka terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang pada Senin (7/4/2025).

    Kepala SMA Labschool Kebayoran Dr. Suparno, M.M mengatakan bahwa puluhan siswa-siswinya akan mengunjungi berbagai universitas yang berada di Jepang. Kunjungan tersebut memiliki banyak manfaat penting dari sisi akademik, budaya dan pengembangan pribadi.

    “Beberapa universitas yang akan dikunjungi adalah Universitas Waseda, Universitas KEIO, Universitas Kyushu, dan Tokyo International University,” terang Suparno kepada wartawan di Terminal 3 Bandara Soetta.

    Suparno menambahkan, kunjungan ke sejumlah universitas dapat memberikan inspirasi karier dan motivasi belajar bagi siswa-siswinya.

    Dia menilai, dengan melihat lingkungan universitas Jepang yang kompetitif dan terstruktur dapat memotivasi siswa untuk menetapkan tujuan akademik yang lebih jelas. 

    “Mereka bisa bertemu dengan profesor, peneliti, atau mahasiswa Jepang, yang membuka wawasan tentang peluang karier di bidang seperti teknologi, robotika, kedokteran, atau seni,” terang Suparno.

    Selanjutnya, siswa-siswi juga bisa eksplorasi Inovasi dan teknologi. Pasalnya, universitas di Jepang sering menjadi pusat penelitian mutakhir, misalnya dalam bidang kecerdasan buatan, energi terbarukan, atau desain produk. 

    “Siswa SMA Labschool Kebayoran bisa melihat langsung laboratorium atau proyek-proyek inovatif, yang mungkin menginspirasi mereka untuk mengejar bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics),” kata Suparno.

    Suparno mengungkapkan, kunjungan ini juga bisa menjadi persiapan studi ke luar negeri bagi siswa yang berencana melanjutkan pendidikan di Jepang. Serta menjadi langkah awal untuk memahami proses pendaftaran, beasiswa (seperti MEXT).

  • Kontroversi Liburan Bupati Lucky Hakim ke Jepang, Ini Dampak Bagi Karier Politiknya – Halaman all

    Kontroversi Liburan Bupati Lucky Hakim ke Jepang, Ini Dampak Bagi Karier Politiknya – Halaman all

    Ringkasan Berita

    Bupati Indramayu, Lucky Hakim, terlibat kontroversi setelah diketahui berlibur ke Jepang selama libur Lebaran 2025 tanpa izin dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Kementerian Dalam Negeri.

    Lucky tidak memberikan pemberitahuan atau izin kepada Gubernur Dedi Mulyadi atau Kementerian Dalam Negeri mengenai perjalanan ke luar negeri.

    Sesuai aturan Kementerian Dalam Negeri, kepala daerah yang bepergian ke luar negeri tanpa izin berisiko diberhentikan sementara selama tiga bulan.

    Keputusan Lucky Hakim yang tidak mengikuti prosedur dapat merusak citra politiknya, berpotensi menurunkan kepercayaan publik dan partainya, serta mempengaruhi karier politiknya di masa depan.

    TRIBUNNEWS.COM TOKYO-  Bupati Indramayu, Lucky Hakim, kini tengah terjerat kontroversi setelah diketahui pergi berlibur ke Jepang selama libur Lebaran 2025 tanpa izin dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, maupun Kementerian Dalam Negeri.

    Keputusan ini berisiko mengancam karier politiknya, mengingat pelanggaran terhadap aturan yang melarang kepala daerah bepergian ke luar negeri tanpa izin bisa berujung pada pemberhentian sementara.

    Kontroversi ini mengundang kecaman, dengan banyak pihak mempertanyakan integritas dan tanggung jawab Lucky Hakim sebagai pemimpin daerah.

    Lucky Hakim mengakui bahwa ia bepergian ke Jepang setelah menggelar open house di Pendopo Kantor Bupati Indramayu. 

    Dalam penjelasannya, Lucky menyebutkan bahwa ia tetap melaksanakan tugas sebagai kepala daerah pada hari pertama Lebaran, termasuk menyambut warga dan melakukan patroli.

    Namun, di hari H+2 Lebaran, ia berangkat ke Jepang dan dijadwalkan kembali bekerja pada tanggal 8 April 2025, dengan agenda mengunjungi desa korban rob di Eretan.

    Namun, meskipun telah mengonfirmasi perjalanan tersebut, Lucky Hakim tidak memberikan pemberitahuan atau izin kepada Gubernur Dedi Mulyadi maupun Kementerian Dalam Negeri. 

    Dedi Mulyadi bahkan mengungkapkan bahwa ia mencoba menghubungi Lucky melalui WhatsApp beberapa kali namun tidak mendapatkan jawaban.

    “Jangankan surat, WA (WhatsApp) juga nggak,” ujar Dedi Mulyadi, yang merasa kecewa dengan ketidaktahuan mengenai perjalanan Bupati Lucky.

    Dedi Mulyadi menegaskan bahwa sesuai dengan peraturan Kementerian Dalam Negeri, kepala daerah harus meminta izin terlebih dahulu sebelum bepergian ke luar negeri, terutama pada masa libur Lebaran.

    Dalam undang-undang tersebut, kepala daerah yang melanggar aturan ini berisiko diberhentikan sementara selama tiga bulan.

    “Silahturahmi kita kan dengan warga, bukan luar negeri, berbagai masalah bisa terjadi ketika Lebaran, makanya harus standby, apalagi ini ke luar negeri tanpa izin,” ujar Dedi Mulyadi.

    Ia juga menegaskan bahwa setiap kepala daerah yang hendak bepergian ke luar negeri wajib memberitahukan Gubernur dan Kemendagri sesuai dengan aturan yang ada.

    Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil Bupati Lucky Hakim untuk meminta penjelasan terkait pelanggaran yang dilakukannya. 

    “Pak Bupati akan kami minta penjelasan. Mungkin waktu retret kepala daerah terlewat memahami penjelasan Pak Mendagri soal kewajiban dan larangan bagi kepala daerah,” ujar Bima Arya.

    Kehadiran Lucky Hakim dalam kontroversi ini tentunya berpotensi merusak citra politiknya.

    Sebagai Bupati yang baru dilantik pada Februari 2021, langkahnya yang tidak mengikuti prosedur bisa menurunkan kepercayaan publik dan partainya.

    Jika pemanggilan dari Kemendagri tidak memberikan hasil yang memadai, karier politik Lucky Hakim bisa mengalami dampak buruk yang lebih besar di masa mendatang.

  • Pasar Global Ambruk! Anthony Budiawan: Dunia Terguncang Gara-Gara Trump

    Pasar Global Ambruk! Anthony Budiawan: Dunia Terguncang Gara-Gara Trump

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Managing Director PEPS, Anthony Budiawan, menyebut kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump sebagai pemicu gejolak pasar global.

    Dikatakan Anthony, saat ini dunia sedang terguncang. 3 April 2025 lalu bursa saham global membara.

    “Indeks Dow Jones turun 3,98 persen, S&P 500 turun 4,84 persen, Nasdaq turun 5,97 persen,” ujar Anthony kepada fajar.co.id, Minggu (6/4/2025).

    Di Eropa, kata Anthony, indeks DAX Jerman turun 3,01 persen, FTSE 100 Inggris turun 1,55 persen, CAC 40 Perancis turun 3,31 persen, dan AEX Belanda turun 2,67 persen.

    Sebelumnya, indeks Nikkei 225 Tokyo anjlok 2,77 persen, Hang Seng Hong Kong minus 1,52 persen, Kospi Korea Selatan minus 0,76 persen.

    “Hari ini, bursa saham global masih lanjut merah,” ucapnya.

    Lanjut Anthony, episentrum guncangan disebabkan oleh kebijakan Presiden Donald Trump yang resmi memberlakukan tarif impor tambahan, yang disebut tarif resiprokal, kepada hampir semua negara di dunia.

    “Trump berpendapat, perdagangan dunia selama ini tidak adil dan merugikan Amerika Serikat,” Anthony menuturkan.

    Tambahnya, tarif impor AS relatif jauh lebih rendah dibandingkan tarif impor negara partner dagang lainnya, seperti China, dan juga Indonesia.

    “Akibatnya, neraca perdagangan AS mengalami defisit dengan hampir seluruh negara mitra dagang,” sebutnya.

    Dijelaskan Anthony, defisit neraca perdagangan AS tahun 2022, 2023 dan 2024 masing-masing mencapai 951,2 miliar (2022), 773,4 miliar (2023), dan naik lagi menjadi 918,4 miliar dolar AS pada 2024.

  • Tarif Trump Picu Kekhawatiran Perang Dagang, Resesi, dan iPhone Seharga Rp38 Juta

    Tarif Trump Picu Kekhawatiran Perang Dagang, Resesi, dan iPhone Seharga Rp38 Juta

    JAKARTA – Kebijakan tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu 2 April langsung memicu kekhawatiran global akan potensi perang dagang, resesi ekonomi, dan lonjakan harga barang-barang konsumsi, termasuk produk populer seperti iPhone. Langkah tersebut menuai respons keras dari berbagai negara dan menyebabkan kejatuhan tajam di pasar saham dunia.

    Trump secara resmi menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk seluruh produk impor, dengan tarif tambahan yang lebih tinggi untuk puluhan negara. Menurut pemerintahannya, langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi negosiasi perdagangan AS dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Namun, para analis menyebut kebijakan ini sebagai tindakan sepihak yang dapat mengguncang fondasi ekonomi global yang telah dibangun selama puluhan tahun berdasarkan perdagangan bebas.

    Di Jepang, salah satu mitra dagang terbesar Amerika Serikat, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut kebijakan tersebut sebagai “krisis nasional”. Bursa saham Tokyo mengalami pekan terburuknya dalam lima tahun terakhir, dipimpin oleh penurunan tajam pada saham-saham bank besar Jepang. Obligasi pemerintah Jepang juga mengalami lonjakan permintaan, menunjukkan kekhawatiran investor bahwa Bank of Japan mungkin terpaksa menunda rencana kenaikan suku bunga.

    Bank investasi JP Morgan meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi global dari 40% menjadi 60% pada akhir tahun 2025. Di AS sendiri, indeks Dow Jones turun hampir 4%, S&P 500 kehilangan hampir 5%, dan Nasdaq, yang banyak diisi oleh saham teknologi, anjlok hampir 6%—penurunan harian terbesar sejak awal pandemi COVID-19 pada Maret 2020.

    Salah satu dampak yang paling mencolok adalah potensi kenaikan harga barang-barang konsumsi. Menurut proyeksi Rosenblatt Securities, harga sebuah iPhone kelas atas dapat mencapai hampir 2.300 dolar AS (sekitar Rp38 juta) jika Apple memutuskan untuk meneruskan beban tarif kepada konsumen.

    Perusahaan-perusahaan besar AS yang bergantung pada produksi luar negeri segera melakukan penyesuaian. Produsen mobil Stellantis mengumumkan akan merumahkan sementara para pekerjanya di AS dan menutup pabrik di Kanada dan Meksiko. General Motors, sebaliknya, mengatakan akan meningkatkan produksi dalam negeri sebagai bentuk respons terhadap kebijakan tersebut.

    Negara-negara mitra dagang utama AS langsung mengecam langkah ini. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan bahwa Amerika Serikat telah “meninggalkan perannya sebagai pemimpin kerja sama ekonomi internasional” dan mengumumkan serangkaian tindakan balasan. China dan Uni Eropa juga menyatakan akan melakukan pembalasan terhadap tarif AS, sementara Prancis menyerukan agar negara-negara Eropa menangguhkan investasi di Amerika Serikat.

    Namun, sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Meksiko, dan India memilih untuk menahan diri terlebih dahulu dan menunggu apakah kebijakan tersebut akan berubah arah melalui negosiasi.

    Di tengah ketidakpastian ini, Trump menyatakan bahwa tarif-tarif tersebut memberikan AS “kekuatan besar dalam bernegosiasi”, meskipun beberapa pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa tarif tersebut bukan bagian dari strategi tawar-menawar, melainkan kebijakan tetap.

    Di dalam negeri, reaksi juga terbelah. Wakil Presiden AS, JD Vance, membela langkah Trump dengan menyatakan bahwa tarif tersebut penting demi keamanan nasional dan kemandirian produksi barang-barang strategis seperti baja dan obat-obatan. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat mendorong inflasi, meningkatkan biaya hidup keluarga Amerika hingga ribuan dolar per tahun, dan bahkan memicu resesi di dalam negeri.

    Selain itu, banyak pihak memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat merusak hubungan strategis Amerika Serikat dengan sekutu utamanya di Asia. Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan terkena tarif khusus masing-masing sebesar 24%, 25%, dan 32%, meskipun ketiganya merupakan mitra militer penting AS di kawasan Indo-Pasifik.

    Secara keseluruhan, langkah terbaru dari Gedung Putih ini menandai pergeseran besar dalam arah kebijakan perdagangan global. Analis dari Capital Alpha menyebut kebijakan ini tidak matang dan tidak mencerminkan pemahaman teknis yang dibutuhkan dalam diplomasi perdagangan. Meski tarif-tarif tersebut belum berlaku hingga 9 April, kekhawatiran telah menyebar luas dan menciptakan ketidakpastian besar di kalangan pelaku pasar, bisnis, dan pemerintah di seluruh dunia.