kab/kota: Tokyo

  • Seukuran Karimun Wagon R, Mobil Listrik Baru Suzuki Bakal Masuk Indonesia?

    Seukuran Karimun Wagon R, Mobil Listrik Baru Suzuki Bakal Masuk Indonesia?

    Tokyo/Hamamatsu

    Suzuki Motor Corporation baru saja meluncurkan konsep mobil listrik Suzuki Vision e Sky. Mobil ini berukuran kecil seperti Karimun Wagon R, tapi sudah berbekal tenaga listrik sepenuhnya.

    Suzuki berencana meluncurkan mobil listrik Vision e Sky pada tahun fiskal 2026. Apakah mobil listrik ini akan dijual juga di Indonesia seperti Suzuki e Vitoria?

    Sayangnya, Masafumi Harano, Executive General Manager Asia, Latin America and Oceania Automobile Dept. Global Automobile Marketing Suzuki Motor Corporation (SMC), tak mau bicara kemungkinan itu. Dia bilang, Suzuki menampilkan konsep mobil listrik itu untuk menjadi bukti bahwa Suzuki siap masuk ke elektrifikasi.

    “Saya tidak bisa memberi tahu Anda. Sebenarnya mobil-mobil yang kami tampilkan itu adalah bukti bahwa kami siap. Mobil listrik jenis apa pun akan siap. Pertama e Vitara, di mana kami kuat di 4×4. Kedua adalah minicar compact yang juga kami kuat di segmen itu. Dua segmen yang kami kuat di dalamnya, kami siap menyediakan mobil listrik,” kata Harano saat ditemui di kantor pusat SMC di Hamamatsu, Jepang.

    BEV Product Planning Department, Kei-A Planning Group, Suzuki Motor Corporation (SMC) Takako Minowa mengatakan, saat ini Vision e Sky baru sekadar konsep. Suzuki Vision e Sky dikembangkan secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan pasar di segmen kendaraan kei car.

    “Untuk tahap awal perkenalan konsep saat ini, kami akan memprioritaskan Vision e Sky untuk pasar domestik terlebih dahulu,” katanya saat ditemui di Tokyo, Jepang.

    Minowa mengatakan, dari segi dimensi dan ukuran, Vision e-Sky dapat dikatakan memiliki kemiripan dengan model populer Suzuki Wagon R. Namun, ini bukan sebagai pengganti Wagon R.

    “Tidak. Vision e-Sky hadir sebagai model yang baru dan tidak bertujuan untuk menggantikan posisi dari Suzuki Wagon R,” tegasnya.

    Spesifikasi detail dari Suzuki Vision e Sky belum dirilis. Namun Suzuki mengungkapkan, Vision e-Sky dibuat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang rutin menggunakan mobil mini sebagai alat transportasi sehari-hari, seperti untuk bepergian, berbelanja, dan perjalanan singkat saat liburan. Berdasarkan tema “Unik, Cerdas, Positif”, mobil ini mengekspresikan desain unik Suzuki yang membuat orang merasa positif dan ceria.

    Mobil listrik ini punya panjang keseluruhan 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.625 mm. Sekali cas sampai penuh, mobil listrik ini bisa melaju lebih dari 270 km.

    “Ya, bentuknya kei car wagon bertenaga listrik. Setelah kami meluncurkan konsep eWX (konsep mobil listrik Suzuki yang sempat dipamerkan di Indonesia International Motor Show 2025, ada banyak feedback dari masyarakat. Jadi kami sudah menyesuaikan dengan feedback tersebut,” kata Takako Minowa.

    (rgr/din)

  • Profil Kepala BMKG yang Baru Teuku Faisal, Pengganti Dwikorita

    Profil Kepala BMKG yang Baru Teuku Faisal, Pengganti Dwikorita

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala BMKG teranyar baru saja dilantik hari ini menggantikan Dwikorita. Dia adalah Teulu Faisal Fathani.

    Dilansir dari laman BMKG, Prof. Ir, Teuku Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D, IPU. adalah sosok yang dikenal luas sebagai pakar geoteknik dan teknologi kebencanaan.

    Ia menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Bidang Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, serta meraih gelar doktor bidang geoteknik dari Tokyo University of Agriculture and Technology (2005).

    Sebagai ilmuwan, Faisal berperan penting dalam pengembangan sistem deteksi dini longsor berbasis sensor dan Internet of Things(IoT), sebuah inovasi kebencanaan yang kini telah terpasang di berbagai daerah rawan longsor di 12 provinsi di Indonesia, serta diimplementasikan oleh sejumlah perusahaan tambang dalam dan luar negeri.

    Teknologi ciptaannya menjadi salah satu terobosan strategis dalam sistem peringatan dini (early warning system) dan menjadi bukti nyata penerapan sains untuk mitigasi risiko geoteknik. Inovasi ini sejalan dengan semangat BMKG dalam memperkuat inovasi dan integrasi data untuk melindungi kehidupan masyarakat dari ancaman bencana. 

    Adapun penetapan Faisal sebagai Kepala BMKG merupakan hasil Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Utama (JPTU) yang dilaksanakan secara transparan dan akuntabel sejak 4 Agustus 2025. Proses seleksi mencakup berbagai tahapan, mulai dari seleksi administrasi, penyusunan policy briefdan video tapping, seleksi kompetensi/assessment test oleh PUSPENKOM BKN, wawancara akhir, hingga tes kesehatan lengkap.

    Pelantikan ini menandai babak baru kepemimpinan BMKG dalam memperkuat peran strategisnya di tingkat nasional dan global. Dengan latar belakang akademik yang kuat, rekam jejak inovasi, dan kepemimpinan ilmiah yang visioner, Teuku Faisal Fathani diharapkan membawa BMKG menuju organisasi yang semakin modern, tangguh, dan berorientasi pada keselamatan serta kesejahteraan masyarakat.

  • Ada Darat, Laut dan Udara!

    Ada Darat, Laut dan Udara!

    Tokyo

    Sebagai raksasa otomotif dunia, Honda tak hanya membuat mobil dan motor untuk mobilitas darat. Perusahaan asal Jepang itu juga membuat produk lain untuk mengakomodasi mobilitas laut, udara dan luar angkasa.

    Pada pameran Japan Mobility Show atau JMS 2025, Honda menampilkan seluruh pilihan mobilitas yang dimilikinya. Bahkan, mereka turut menghadirkan roket luar angkasa yang sudah menjalani uji coba di Hokkaido, Jepang, pada Juni lalu.

    Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Corporation (HMC), Toshihiro Mibe mengatakan, mobilitas bukan hanya terjadi di darat, melainkan juga laut dan udara. Menurutnya, bukan tak mungkin, mobilitas manusia juga terjadi di luar angkasa.

    “Selain produk dan teknologi sepeda motor serta mobil, sebagai perusahaan mobilitas yang komprehensif, Honda telah menawarkan berbagai produk mobilitas untuk darat, laut, dan udara,” ujar Toshihiro Mibe di Tokyo, Jepang, belum lama ini.

    Roket Honda Foto: (Septian Farhan Nurhuda/detikOto)

    “Termasuk produk daya seperti cangkul dan mesin tempel, serta HondaJet, jet bisnis ringan, Honda menawarkan berbagai produk mobilitas yang akan membantu orang-orang mengembangkan potensi hidup mereka,” tambahnya.

    Untuk mobilitas darat, Honda menampilkan Zero-series, seperti Zero Alpha, Zero SUV dan Zero Saloon. Kemudian ada juga Honda Super One yang digadang-gadang akan menjadi hatchback listrik sejuta umat. Seluruhnya akan dipasarkan secara global sebentar lagi.

    Di segmen roda dua, ada dua motor listrik bertampang radikal yang ditampilkan Honda, yakni EV Urban Concept dan EV Outlier Concept. Sementara untuk mobilitas lain, ada pesawat terbang dan mesin tempel kapal. Seluruhnya, benar-benar menunjukkan betapa seriusnya Honda menyongsong era masa depan.

    “Misi kami lebih dari sekadar memproduksi kendaraan, kami ingin menciptakan mobilitas yang membawa kebahagiaan, keselamatan, dan keberlanjutan bagi semua orang,” tuturnya.

    “Elektrifikasi bukanlah tujuan akhir, melainkan langkah menuju masa depan di mana manusia dan teknologi hidup berdampingan secara harmonis,” kata dia menambahkan.

    (sfn/rgr)

  • Makna di Balik Slogan Baru ‘By Your Side’ dan Perubahan Logo Suzuki

    Makna di Balik Slogan Baru ‘By Your Side’ dan Perubahan Logo Suzuki

    Tokyo

    Suzuki mengumumkan slogan baru sebagai strategi bisnis jangka menengah. Kini, Suzuki mengadopsi slogan ‘By Your Side’ menggantikan ‘Way of Life’.

    ‘By Your Side’ bukan sekadar slogan, tapi juga tagline penuh makna dari Suzuki yang sudah berusia lebih dari 100 tahun menemani konsumennya.

    “Michio Suzuki, sang pendiri (Suzuki), berkata, “Selalu punya ide dengan berfokus pada pelanggan. Jika pelanggan membutuhkan sesuatu, kami harus melakukan apa pun untuk memenuhinya. Kami bisa melakukan apa pun jika kami bekerja keras.” Semangat ini terus diwariskan dan kami telah bergerak maju bersama pelanggan kami selama lebih dari 100 tahun. Semangat ini diwujudkan dalam By Your Side,” kata Toshihiro Suzuki, Representative Director and President Suzuki Motor Corporation.

    “Industri mobilitas saat ini sedang menghadapi perubahan besar seperti perubahan iklim, kekurangan tenaga kerja akibat penurunan populasi dan penuaan, serta penggunaan AI dalam mobilitas. Namun, apa pun eranya, jawaban kami tetap sama: berdiri di sisi Anda dan memecahkan berbagai tantangan kehidupan sehari-hari di seluruh dunia. Itulah By Your Side,” sambungnya.

    Director and Senior Managing Officer Suzuki Motor Corporation (SMC) Aritaka Okajima menambahkan slogan ‘By Your Side’ ini dikeluarkan untuk midtime business plan di tahun 2030 mendatang.

    “Brand Suzuki sendiri sudah lebih dari 100 tahun mendampingi masyarakat termasuk masyarakat Indonesia, oleh karena itu Suzuki membuat slogan corporate ‘By Your Side’ yang menampilkan sebuah sikap Suzuki sebagai brand yang sudah tumbuh bersama bermasyarakat,” ujar Aritaka.

    Menurutnya, Suzuki adalah pabrikan otomotif yang tidak hanya memproduksi mobil (roda empat) tetapi juga sepeda motor (roda dua), dan produk mobilitas lainnya. Harapan Suzuki adalah dapat terus mendampingi masyarakat dan dapat terus berkembang di negara-negara seperti Indonesia, India, dan Jepang.

    “Di India sudah ada banyak proyek atau kegiatan yang berdampingan dengan masyarakat, ke depannya Indonesia juga akan seperti ini,” sebutnya.

    Logo baru Suzuki Foto: Dok. Suzuki

    Bersamaan dengan itu, Suzuki juga baru saja meluncurkan logo baru. Memang tidak banyak berubah, tapi logo baru Suzuki ini dibuat lebih ramping untuk mengikuti perkembangan digitalisasi.

    “Perubahan logo ini adalah bagian dari digitalisasi. Kalau kita melihat logo yang lama dari handphone atau website terlihat mepet jadi susah diidentifikasi. Sedangkan untuk logo yang sekarang dapat dilihat lebih jelas untuk platform digital namun tidak ada perubahan besar yang signifikan,” katanya.

    (rgr/din)

  • Profil Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani: Ahli Kebencanaan dan Penemu Alat Pendeteksi Longsor

    Profil Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani: Ahli Kebencanaan dan Penemu Alat Pendeteksi Longsor

    Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Teuku Faisal Fathani resmi menggantikan Prof Dwikorita Karnawati sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

    Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan mengatakan bahwa serah terima jabatan antara Dwikorita dan Faisal telah dilaksanakan pada Senin pagi di Jakarta dan dipimpin oleh Menteri Perhubungan Duddy Purwagandhi.

    “Sudah mas, tadi pagi jam sembilan,” kata Taufan saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (3/11/2025). Dilansir Antara.

    Prof Teuku Faisal Fathani dikenal sebagai akademisi dan pakar kebencanaan dari UGM yang aktif dalam penelitian sistem peringatan dini longsor dan mitigasi bencana hidrometeorologi. 

    Teuku Faisal lahir di Banda Aceh, 26 Mei 1975. Faisal merupakan alumni SMA Taruna Nusantara angkatan pertama (TN 1) dan dikenal luas di kalangan ilmuwan kebumian karena kiprahnya dalam riset dan pengabdian kebencanaan di berbagai daerah.

    Dia adalah Guru Besar Teknik Sipil dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meraih gelar profesor tahun 2017. Dia meraih gelar PhD di bidang geoteknik dari Tokyo University of Agriculture and Technology serta pengalaman post-doctoral di Public Policy Center, The University of Iowa.

     

  • Teuku Faisal Fathani, Alumni SMA Taruna Nusantara Jadi Kepala BMKG

    Teuku Faisal Fathani, Alumni SMA Taruna Nusantara Jadi Kepala BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi melantik Prof. Teuku Faisal Fathani sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di kantor pusat Kementerian Perhubungan, Kota Jakarta Pusat, Senin (3/11/2025).

    Pelantikan ini merupakan bagian dari upaya penguatan organisasi dan penyegaran kepemimpinan untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia yang adaptif, profesional, serta mampu memperkuat sinergi antara sektor transportasi dan lembaga sistem informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

    Kolaborasi tersebut menjadi kunci dalam mewujudkan konektivitas nasional yang selamat, aman dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Dudy mengatakan BMKG memiliki peran strategis dalam menjaga keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam sektor transportasi.

    “BMKG memegang peran esensial dalam menjaga keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terelisasikan dalam peran penting BMKG, yang merupakan garda terdepan dalam memberikan informasi cuaca, iklim, dan kualitas udara, dalam kaitannya dengan upaya mitigasi risiko dan perencanaan kebijakan nasional di berbagai sektor, termasuk transportasi,” katanya seperti dikutip siaran pers.

    Berikut adalah profil singkat Prof. Teuku Faisal Fathani:

    Seperti dikutip dari unggahan Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara di media sosial Facebook, Prof. Teuku Faisal Fathani merupakan alumni SMA Taruna Nusantara angkatan 1. Prof Faisal juga merupakan Ketua Umum Ikastara periode 2020-2023.

    Ia meraih gelar S1 dan S2 bidang Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Gelar doktor bidang geoteknik didapatnya dari Tokyo University of Agriculture and Technology tahun 2005.

    Ia melanjutkan riset post-doktoral di Ehime University 2010 dan the University of Iowa 2013-2014. Pada 1 Maret 2018, ia diangkat sebagai guru besar termuda di Fakultas Teknik UGM. Penghargaan yang diterima di antaranya: Inovator Teknologi 2015 dari KemeristekDikti hingga Ikon Prestasi Pancasila 2019 dari BPIP.

    Amanah lain yang pernah diembannya adalah adjunct professor of UNESCO Chair on Geoenvironmental Disaster Reduction 2018-2020, Direktur Pusat Unggulan dan Inovasi Teknologi Kebencanaan UGM (GAMA-InaTEK), Vice President of the International Consortium on Geo-Disaster Reduction (ICGdR), Co-Director of StIRRRD (Strengthening Indonesian Resilience: Reducing Risk from Disasters), dan Ketua Prodi Magister Manajemen Bencana, Sekolah Pascasarjana UGM.

    Sebelumnya dalam karier di lembaga pemerintahan, Prof. Faisal pernah menjabat Pelaksana Tugas Direktur Badan Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2022.

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Roket Buatan Honda Ditargetkan Mengorbit Mulai 2030!

    Roket Buatan Honda Ditargetkan Mengorbit Mulai 2030!

    Jakarta

    Produsen otomotif asal Jepang, Honda, benar-benar serius mengembangkan roket luar angkasa. Bahkan, setelah diuji coba dan dipamerkan ke publik, mobilitas baru itu akan mengorbit lima tahun lagi!

    Kepastian tersebut disampaikan Toshihiro Mibe selaku Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Corporation (HMC). Dia menegaskan, pihaknya terus mengebut seluruh proses pengembangan dan pengetasan sebelum benar-benar mengorbit ke angkasa pada 2030.

    “Proyek roket yang dapat digunakan kembali (reusable rocket) telah mencapai tahap validasi pendaratan vertikal, dengan target peluncuran satelit ke orbit sekitar tahun 2030,” ujar Mibe saat wawancara eksklusif dengan rombongan media asal Asia Tenggara di Minato, Tokyo, Jepang, Jumat (31/10).

    Sebagai catatan, roket buatan Honda telah menjalani serangkaian uji coba di Hokkaido, Jepang, pada Juni lalu. Pengujian tersebut menandai Honda sebagai perusahaan swasta pertama di Negeri Sakura yang punya proyek roket suborbital pada 2029.

    Roket tersebut punya panjang 6,3 meter, diameter 85 centimeter, dan berat 900 kilogram. Menariknya, kendaraan uji coba itu mengusung konsep berkelanjutan dan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

    Saat hari pertama Japan Mobility Show atau JMS 2025 kemarin, Mibe paham, membuat roket bukan pekerjaan mudah. Namun, pihaknya telah berkomitmen mengembangkan berbagai pilihan mobilitas. Itulah mengapa, Honda tetap akan merealisasikan keinginan tersebut.

    “Penelitian dan pengembangan roket Honda baru saja melalui langkah pertama. Apa pun kesulitan yang menghadang, Honda akan mengatasinya dengan terus menantang batas tanpa pernah menyerah,” kata dia.

    Pada sesi tanya jawab itu, Mibe juga menegaskan, selain roket, pihaknya juga mengembangkan berbagai teknologi lain, termasuk kecerdasan buatau atau AI, robotik dan pengembangan mesin yang ramah lingkungan.

    (sfn/lua)

  • SIM ‘Emas’ Jadi Tanda Bagi Warga Jepang yang Tak Pernah Melanggar Lalu Lintas

    SIM ‘Emas’ Jadi Tanda Bagi Warga Jepang yang Tak Pernah Melanggar Lalu Lintas

    Tokyo

    Mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) di Jepang tidak mudah. Warga Jepang harus mengikuti sekolah mengemudi selama hampir sebulan. Biaya pembuatan SIM di Jepang pun tak murah.

    Namun, ada perlakuan spesial buat orang Jepang yang tidak pernah melanggar lalu lintas. SIM pengendara di Jepang yang tidak pernah kena tilang atau terlibat kecelakaan akan ditandai.

    “Kalau lima tahun tidak melakukan pelanggaran atau terlibat kecelakaan, bisa dapat gold card (penanda emas di SIM). Ini artinya good driver,” kata Ei Mochizuki, salah satu warga negara Jepang, saat ditemui detikOto di Tokyo, Jepang, Selasa (28/10/2025).

    Mochizuki, yang sudah beberapa tahun terakhir tinggal di Indonesia dan berkarier di Suzuki, mengatakan ada sejumlah keuntungan kalau warga Jepang mendapatkan SIM dengan tanda emas di kolom masa berlakunya. Pemegang SIM emas itu bisa mendapatkan biaya asuransi yang lebih murah. Masa berlakunya juga lebih lama.

    “Keuntungannya asuransi lebih murah. Perpanjang SIM juga bisa lima tahun sekali. Kalau yang biasa harus diperpanjang setiap tiga tahun sekali,” sambung Mochizuki.

    Dikutip dari situs Okinawa Institute of Science and Technology, ada beberapa ketentuan terkait masa berlaku SIM di Jepang. Pengendara yang baru memiliki SIM dengan yang sudah lama memiliki SIM dibedakan masa berlakunya.

    Bagi pengendara yang baru punya SIM pertama, masa berlakunya habis pada sebulan setelah ulang tahun ketiga terhitung dari tanggal penerbitan. Misal, seorang pengendara di Jepang memiliki tanggal lahir 5 November dan penerbitan SIM pertama pada 3 November 2020, maka SIM-nya berlaku sampai 5 Desember 2023 (satu bulan setelah ulang tahun ketiga dihitung dari tanggal penerbitan).

    Namun berbeda jika pengendara sudah lama memegang SIM di Jepang. Pengendara yang memiliki SIM kurang dari lima tahun, atau pengendara yang terkena poin penalti (tilang) pada SIM sebelumnya serta pengendara yang berusia 71 tahun ke atas, maka SIM-nya berlaku selama 3 tahun.

    Jika pengendara berusia 70 tahun, maka masa berlaku SIM-nya adalah 4 tahun. Jika, pengemudi tidak memiliki riwayat poin penalti (tilang) dan berusia di bawah 70 tahun, masa berlakunya adalah 5 tahun.

    Biaya Bikin SIM di Jepang

    Mochizuki menyebut, biaya membuat SIM di Jepang tidak murah. Prosesnya pun tidak instan.

    “Biaya rata-rata (setara) Rp 30 juta. Harus ke sekolah mengemudi, hampir satu bulan harus pergi ke sekolah mengemudi. Ada ujian-ujian, dan tidak gampang ujiannya,” kata Mochizuki.

    Tak heran, di Jepang hampir tidak ada pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pengendara. Semua pengendara kendaraan bermotor tertib antre di lajurnya masing-masing tanpa ada yang saling menyerobot. Begitu juga di persimpangan jalan dan zebra cross, semua tertib berhenti di belakang garis tanpa ada yang menerobos lampu merah.

    (rgr/lua)

  • Banyak yang Belum Tahu, Sejarah Suzuki Bukan Berawal dari Produk Otomotif

    Banyak yang Belum Tahu, Sejarah Suzuki Bukan Berawal dari Produk Otomotif

    Tokyo

    Awal mula lahirnya merek otomotif Suzuki ternyata bukan dari mobil atau motor. Suzuki berawal dari mesin tenun yang berkembang menjadi salah satu raksasa otomotif asal Jepang.

    Sejarah Suzuki bisa dipelajari di Suzuki Plaza Museum di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang. Museum Suzuki berada tepat di seberang kantor pusat Suzuki Motor Corporation (SMC).

    Selain jadi tempat menyimpan kisah panjang perjalanan perusahaan sejak berdiri pada tahun 1909, museum tiga lantai ini juga menjadi manifestasi visual dari Monozukuri, filosofi manufaktur Jepang yang menekankan kualitas, presisi, serta dedikasi mendalam dalam proses penciptaan. Setiap area pameran bukan hanya menampilkan sejarah, tetapi juga memperlihatkan blueprint filosofi yang kini menuntun strategi global Suzuki di era elektrifikasi dan mobilitas berkelanjutan.

    Suzuki Plaza Museum di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Di museum ini dijelaskan, perusahaan bermula ketika sang pendiri, Michio Suzuki, mendirikan pabrik mesin tenun yang terbuat dari kayu dengan sistem pedal. Nama pabriknya saat itu adalah Suzuki Loom Works. Michio sendiri saat itu masih berusia 22 tahun.

    Awalnya, Michio Suzuki membuat mesin tenun untuk ibunya. Orang tua Michio saat itu memang bekerja sebagai petani kapas. Ibunya sangat senang ketika mencoba pertama kali mesin tenun buatan Michio karena sangat memudahkan proses menenun.

    Sejak saat itu Michio terus berinovasi dan fokusnya hanya membuat mesin tenun yang mempermudah penggunanya. Kebetulan saat itu Jepang menjadi negara pengekspor kain terbesar di dunia. Hal itulah yang membuat mesin tenun Suzuki laris di Jepang.

    Dalam perkembangannya, Suzuki menciptakan sepeda bermesin. Suzuki kemudian bertransformasi menjadi pembuat kendaraan roda dua, roda empat sekaligus mesin tempel kapal yang dikenal di seluruh dunia.

    Di antara koleksi kendaraan-kendaraan bersejarah Suzuki, ada Suzulight (1955), mobil pertama Suzuki yang menjadi tonggak lahirnya kategori Kei-car. Model ini menandai komitmen Suzuki terhadap prinsip dasar menciptakan kendaraan kompak, ringan, efisien, dan terjangkau. nilai yang kemudian berkembang menjadi DNA perusahaan Suzuki hingga saat ini.

    Suzuki Plaza Museum di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Memasuki zona pengembangan dan manufaktur modern, museum menampilkan proses perakitan mobil dengan dukungan teknologi robotik mutakhir. Meski berbasis otomatisasi, semangat craftsmanship khas Jepang tetap dijaga menegaskan keseimbangan antara presisi teknologi dan sentuhan manusia. Di tengah cepatnya perubahan lanskap industri otomotif global serta meningkatnya kebutuhan terhadap solusi energi terbarukan, semangat Monozukuri ini terus menjadi fondasi yang relevan sekaligus visioner.

    Selain menjadi destinasi wisata industri, Suzuki Plaza Museum juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran lokal, termasuk lokasi kunjungan lapangan untuk pelajar sekolah dasar. Lewat pengalaman edukatif yang mendalam, tempat ini menjadi bentuk kontribusi Suzuki kepada promosi pariwisata Hamamatsu. Selain itu, museum ini menjadi simbol bagaimana warisan manufaktur bisa terus hidup dan relevan di masa depan.

    (rgr/lua)

  • Mobil Listrik China Banjiri Pasar Global, Bos Besar Honda Bilang Begini

    Mobil Listrik China Banjiri Pasar Global, Bos Besar Honda Bilang Begini

    Tokyo

    Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Company (HMC), Toshihiro Mibe, buka suara soal ancaman mobil listrik China di pasar global. Dia menegaskan, pihaknya tak mau diam saja dan hanya menjadi penonton.

    Mibe sadar, sejak beberapa tahun terakhir, produsen China melesat cepat di segmen electric vehicle (EV). Namun, di era penuh persaingan seperti sekarang, Honda harus adaptif dengan mengembangkan teknologi yang lebih canggih. Bukan hanya listrik, melainkan juga hidrogen.

    “Honda terus mengembangkan teknologi baterai dan kendaraan listrik untuk menutup kesenjangan dengan produsen asal Tiongkok,” ujar Toshihiro Mibe saat forum diskusi bersama rombongan jurnalis asal Asia Tenggara di Minato, Tokyo, Jepang, baru-baru ini.

    “Kami juga melanjutkan penelitian panjang kami di bidang fuel cell, dengan penerapan yang disesuaikan terhadap perkembangan infrastruktur dan biaya hidrogen di setiap wilayah,” tambahnya.

    Mibe juga menyanggah ketika ada pihak yang menyebut Honda bergerak lambat dalam pengembangan dan pemasaran mobil listrik di pasar global. Dia justru memastikan, Honda belakangan mempercepat transisi energi demi menuju netralitas karbon.

    “Pada Mei 2024, Honda menyesuaikan komposisi penjualan jangka menengah dengan memperbesar porsi HEV hingga 2030, menyesuaikan dengan melambatnya pertumbuhan pasar EV global,” tuturnya lagi.

    “Namun, pengembangan EV justru terus dipercepat karena teknologi ini tetap menjadi pilar utama dalam upaya Honda menuju carbon neutrality,” kata dia menambahkan.

    Sebagai catatan, keseriusan Honda menggarap mobil listrik sebenarnya bisa terlihat melalui pameran Japan Mobility Show 2025. Sebab, pada acara tersebut mereka membawa banyak produk konsep di segmen tersebut, misalnya seperti Honda 0 Alpha, Honda 0 SUV, Honda 0 Saloon dan Honda Super One.

    (sfn/lua)