kab/kota: Tiongkok

  • Indosat Tunjuk Wamenkomdigi Nezar Patria Jadi Komut – Page 3

    Indosat Tunjuk Wamenkomdigi Nezar Patria Jadi Komut – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indosat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2024. Dengan agenda utama membagikan deviden, Indosat juga mengumumkan fokusnya menjadi perusahaan telko berbasis AI atau yang mereka sebut AI TechCo.

    Adapun dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 2,7 triliun atau setara Rp 83,3 per saham.

    Distribusi dividen ini menegaskan kinerja keuangan Indosat yang stabil sejak merger di tahun 2022.

    Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menyebut, seiring perkembangan Indosat menjadi perusahaan telko berbasis AI, pembagian dividen jadi bukti nyata neraca keuangan sehat dan memberi nilai berkelanjutan bagi pemegang saham.

    Sebagai bagian dari transformasi menjadi AI Tech Co, berbagai langkah dilakukan untuk mendukung bisnis.

    Mulai dari pemrograman dan pengembangan solusi berbasis AI, layanan TIK terintegrasi, konsultasi, dan desain berbasis IoT, hingga pengembangan layanan berbasis data di sektor-sektor strategis, mulai dari kesehatan dan keuangan digital.

    Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tentu tak bisa dilepaskan dari keterlibatan pihak yang tepat. Indosat Ooredoo Hutchison pun menggandeng perusahaan industri teknologi asal Tiongkok, Huawei, untuk mengembangkan inovasi berbasis kecerdasan buatan …

  • Kunjungi IKN, Dubes Tiongkok Pertimbangkan Tambah Investasi

    Kunjungi IKN, Dubes Tiongkok Pertimbangkan Tambah Investasi

    Nusantara, Beritasatu.com – Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Wang Lutong, untuk pertama kalinya berkunjung ke Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur. Hasil dari kunjungan perdananya itu, Pemerintah China pun tertarik untuk menambah investasi di IKN, khususnya di bidang energi bersih dan ekonomi digital.

    Dubes RRT untuk Indonesia, Wang Lutong, tiba di Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur dan langsung disambut oleh Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, Kamis (29/5/2025) sekira pukul 08.00 Wita.

    Dubes RRT untuk Indonesia Wang Lutong mengatakan, kedatangannya ke IKN ini merupakan kunjungan perdananya ke wilayah Kalimantan Timur. Selama di IKN, ia juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah wakil menteri untuk membahas potensi kerja sama dalam hal investasi di wilayah IKN.

    “Ini kunjungan pertama saya ke Kalimantan Timur dan juga ke Nusantara, ibu kota baru. Saya baru saja melakukan pertemuan yang sangat produktif dengan wakil menteri di IKN. Kami di sini untuk mengetahui tentang kemajuan yang telah dilakukan untuk ibu kota baru dan juga insentif dan kebijakan yang dirancang untuk mendorong perusahaan asing untuk berkontribusi pada pembangunan ibu kota baru ini,” kata Wang Lutong kepada Beritasatu.com di IKN, Kamis (29/5/2025) pagi.

    Menurut Wang, selama berada di IKN, ia telah melihat langsung kondisi Istana Negara, sejumlah gedung untuk para ASN dan ruang kerja menteri, serta progres pembangunan rumah sakit dan universitas yang ada di IKN. Ia menilai dengan kondisi progres pembangunan yang berlangsung di IKN saat ini, merupakan suatu kemajuan besar yang luar biasa.

    Sejauh ini, sudah ada dua Badan Usaha Milik Negara atau BUMN China yang telah berkontribusi dalam pembangunan IKN, yakni Pelabuhan China dan Perusahaan Kontruksi China yang telah mengerjakan proyek pembangunan jalan dan pemukiman di IKN.

    “Rupanya kami memiliki perusahaan pelabuhan China dan konstruksi China untuk perusahaan milik negara China. Mereka telah mengerjakan jalan dan rumah di ibu kota baru ini,” sambungnya.

    Oleh sebab itu, Pemerintah China pun kini melirik potensi kerja sama investasi dalam bidang energi bersih, ekonomi digital, manufaktur canggih, pariwisata, pendidikan dan farmasi untuk dikembangkan di wilayah Ibu Kota Nusantara ini.

    “Kami juga ingin mengeksplorasi area baru seperti energi bersih, ekonomi digital, manufaktur canggih, pariwisata, pendidikan, dan farmasi. Jadi saya pribadi melihat banyak potensi dan peluang di IKN ini,” tegasnya.

  • Letjen TNI Purn Jadi Bos Bea Cukai, Pengamat Tantang Ini

    Letjen TNI Purn Jadi Bos Bea Cukai, Pengamat Tantang Ini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, turut mengomentari penunjukan Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

    Dikatakan Gigin, penunjukan mantan perwira tinggi Kopassus tersebut menimbulkan ekspektasi tinggi di tengah berbagai persoalan pelik yang membayangi institusi tersebut.

    “Letjen Kopassus ditunjuk menjadi Dirjen Bea Cukai karena dianggap jagoan,” ujar Gigin di X @giginpraginanto (28/5/2025).

    Ia juga menyinggung isu besar yang hingga kini belum terungkap secara tuntas, yakni dugaan penyelundupan jutaan ton nikel ke Tiongkok.

    “Saya jadi penasaran pada keberaniannya membongkar dan menangkapi pelaku penyelundupan 5 juta ton nikel ke Cina yang sudah bertahun-tahun mengendap,” tandasnya.

    Penunjukan Djaka Budhi Utama memantik beragam reaksi dari publik. Di satu sisi, kehadiran figur berlatar militer dianggap sebagai sinyal pembenahan serius atas maraknya praktik korupsi dan penyelundupan di lingkungan Bea Cukai.

    Namun di sisi lain, publik mempertanyakan efektivitas pendekatan tersebut dalam menghadapi persoalan yang telah mengakar.

    Sebelumnya, Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama resmi menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI, dengan status sebagai Aparatur Sipil Negara berjenis Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Penjelasan ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, guna merespons berbagai pertanyaan publik mengenai status kepegawaian Djaka Budhi pasca-pelantikannya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Jumat (22/5/2025).

  • Poin-Poin Risalah Rapat FOMC The Fed: Risiko Inflasi dan Resesi Masih Menghantui

    Poin-Poin Risalah Rapat FOMC The Fed: Risiko Inflasi dan Resesi Masih Menghantui

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve mengambil posisi waspada menyusul lonjakan ketidakpastian ekonomi, dengan memutuskan untuk menahan suku bunga sambil menanti kejelasan lebih lanjut terkait arah inflasi dan pertumbuhan.

    Dalam risalah pertemuan kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 6-7 Mei lalu, The Fed menyatakan bahwa bahwa pendekatan sabar lebih tepat diterapkan dalam kondisi saat ini.

    The Fed mengakui risiko dari tekanan inflasi yang belum mereda bersamaan dengan meningkatnya angka pengangguran semakin meningkat dibandingkan pertemuan sebelumnya pada Maret. Risiko ini muncul di tengah kekhawatiran atas volatilitas pasar keuangan dan peringatan staf internal Fed mengenai potensi resesi yang semakin besar.

    Situasi ini dinilai berpotensi menempatkan dua mandat utama The Fed—menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja—dalam posisi yang saling bertentangan.

    “Peserta sepakat bahwa dengan pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang masih kuat, serta sikap kebijakan moneter yang cukup ketat, komite berada pada posisi yang baik untuk menunggu kejelasan lebih lanjut terkait prospek inflasi dan aktivitas ekonomi,” tulis risalah tersebut seperti dilansir Bloomberg, Kamis (29/5/2025).

    Risalah juga menyoroti peningkatan ketidakpastian akibat perubahan arah kebijakan pemerintah, dan menekankan perlunya kehati-hatian sampai dampak bersih dari kebijakan tersebut dapat dipetakan secara lebih akurat.

    The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,5% untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

    Kebijakan dagang Presiden Donald Trump yang penuh gejolak menjadi faktor utama yang menyelimuti prospek ekonomi dengan ketidakpastian. Rapat Mei sendiri digelar hanya beberapa hari sebelum tercapainya kesepakatan sementara antara AS dan Tiongkok untuk menurunkan tarif timbal balik.

    Kendati ada sinyal deeskalasi, beban tarif terhadap barang impor tetap tinggi, mendorong banyak pelaku usaha menunda ekspansi dan perekrutan. Para ekonom secara umum menilai bahwa tarif akan mendorong inflasi dan membebani pertumbuhan, meski potensi resesi tahun ini mulai mengecil seiring meredanya ketegangan dagang.

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dan 2026 turut direvisi turun oleh The Fed, mencerminkan dampak kebijakan tarif. “Staf menilai kemungkinan terjadinya resesi hampir sebanding dengan proyeksi dasar,” bunyi risalah tersebut.

    Mereka juga memperkirakan pasar tenaga kerja akan melemah secara signifikan, dengan tingkat pengangguran diproyeksikan melampaui tingkat alami dan bertahan tinggi hingga 2027. Sementara itu, tarif diperkirakan akan mendorong inflasi naik secara tajam sepanjang tahun ini.

    Ekspektasi Inflasi

    Para pejabat juga semakin mencermati ekspektasi masyarakat terhadap inflasi jangka panjang, karena khawatir lonjakan harga akibat tarif bisa menetap lebih lama dari yang diharapkan. “Hampir semua peserta” menyatakan kekhawatiran bahwa inflasi dapat lebih persisten dari prediksi sebelumnya.

    Indeks ekspektasi inflasi konsumen versi Universitas Michigan untuk jangka 5–10 tahun melonjak tahun ini, terutama didorong oleh tarif. Namun, sebagian besar pejabat Fed meredam kekhawatiran tersebut dengan mengacu pada indikator berbasis pasar yang menunjukkan ekspektasi inflasi tetap terjaga.

    “Peserta mencatat bahwa komite mungkin akan menghadapi dilema sulit jika inflasi terbukti lebih persisten sementara prospek pertumbuhan dan lapangan kerja melemah,” lanjut risalah tersebut, seraya menekankan bahwa arah perubahan kebijakan pemerintah dan dampaknya terhadap ekonomi masih sangat tidak pasti.

    Tinjauan Kerangka Kerja

    Selain soal inflasi, para pembuat kebijakan The Fed juga melanjutkan diskusi rutin mengenai evaluasi kerangka kerja strategis bank sentral—dokumen yang menjadi acuan dalam menjalankan kebijakan moneter.

    Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyampaikan bahwa saat ini merupakan momen yang tepat untuk meninjau kembali formulasi dalam kerangka kerja tersebut, khususnya terkait pendekatan target inflasi rata-rata dan definisi kekurangan dari target ketenagakerjaan bank sentral.

    Dalam tinjauan sebelumnya yang rampung pada 2020, The Fed memperkenalkan strategi baru yang membiarkan inflasi bergerak sedikit di atas target 2% untuk beberapa waktu, sebagai kompensasi atas periode panjang inflasi rendah. Pendekatan ini dikenal dengan istilah flexible average inflation targeting.

    Namun, risalah terbaru mengisyaratkan adanya dukungan yang lebih kuat terhadap pendekatan yang lebih sederhana, yakni target inflasi fleksibel, di mana bank sentral akan fokus membawa inflasi kembali ke target 2% tanpa harus mengimbangi penyimpangan sebelumnya.

    Langkah ini menunjukkan perubahan sikap yang lebih adaptif terhadap kondisi ekonomi yang dinamis, sekaligus mencerminkan kehati-hatian The Fed dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas harga dan ketahanan pasar tenaga kerja.

  • IHSG Juni Bisa Melejit Lagi apabila Syarat Ini Terpenuhi

    IHSG Juni Bisa Melejit Lagi apabila Syarat Ini Terpenuhi

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan performa positif sepanjang Mei 2025 dengan penguatan sebesar 7,44% disertai aksi beli investor asing senilai Rp 6,18 triliun. Tren positif ini diperkirakan akan berlanjut pada Juni 2025.

    Menurut analisis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, IHSG diprediksi bergerak di kisaran 7.000–7.300, dengan potensi menembus level resistance 7.300 apabila didukung oleh berlanjutnya net buy asing, stimulus domestik, serta stabilitas nilai tukar rupiah.

    “IHSG akan bergerak sideways cenderung menguat pada Juni 2025 dalam rentang 7.000–7.300, dengan kecenderungan menembus resistance 7.300,” tulis Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza C Suryanata dalam risetnya, Rabu (28/5/2025).

    Liza menjelaskan, sejumlah sentimen positif dalam negeri akan mendorong kinerja IHSG pada Juni. Di antaranya adalah window dressing akhir semester, peningkatan konsumsi rumah tangga karena libur sekolah, serta penurunan suku bunga penjaminan LPS dari 4,25% menjadi 4%.

    Sementara dari sisi eksternal, pelaku pasar perlu mencermati potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam FOMC Meeting Juni-Juli, serta kemungkinan akumulasi saham oleh fund manager di sektor-sektor berpotensi tinggi.

    “Masih ada risiko negosiasi tarif antara Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Uni Eropa serta tensi geopolitik global. Namun, apabila tidak memburuk, sentimen pasar bisa tetap stabil. Jangan lupa 9 Juli adalah batas akhir jeda 90 hari tarif liberation day. Kami perkirakan mendekati tanggal tersebut akan terjadi perundingan negosiasi antara AS dan negara mitra dagang,” tambah Liza.

    Berdasarkan riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, sektor-sektor saham yang berpotensi menguat pada Juni meliputi sektor konsumsi atau ritel, sektor transportasi, sektor perbankan, sektor properti, sektor teknologi, dan sektor energi.

    “Juni 2025 membawa momentum positif yang cukup kuat untuk pasar saham Indonesia, baik dari sisi stimulus fiskal, stabilitas moneter, hingga penguatan rupiah. Apabila ditambahkan sentimen dovish The Fed, peluang IHSG menembus 7.300 cukup terbuka dengan arus dana asing yang bisa kembali deras. Namun, hati-hati terhadap potensi gejolak global dan siklus ketidakpastian suku bunga eksternal,” tutup Liza.

  • Mendag Busan Dampingi Presiden Prabowo Hadiri KTT ke-46 ASEAN – Page 3

    Mendag Busan Dampingi Presiden Prabowo Hadiri KTT ke-46 ASEAN – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan, Budi Santoso mendampingi Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Kuala Lumpur, Malaysia, Senin dan Selasa, 26-27 Mei 2025.

    Mendag Busan mengungkapkan, terdapat sejumlah hal yang ditekankan Presiden Prabowo saat sesi pleno KTT ke-46 ASEAN. Ia menyebut, Presiden Prabowo menekankan agar ASEAN lebih berwawasan ke depan, adaptif, dan berorientasi pada hasil.

    Selain itu, Mendag Busan juga mengatakan, Presiden Prabowo meminta ASEAN berevolusi untuk bertindak lebih efektif, termasuk memperkuat kapasitas kelembagaan.

    “Kemudian, ASEAN harus bersatu untuk merespons ketidakpastian dan guncangan eksternal di masa mendatang dengan lebih cepat,” katanya.

    Tak hanya itu, Mendag Busan juga mengungkapkan, Presiden Prabowo menyoroti pentingnya memperkuat kemitraan eksternal, termasuk melalui skema ASEAN-Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC)-Tiongkok.

    Lebih lanjut, Mendag Busan menegaskan dukungan Indonesia terhadap kepemimpinan Malaysia dalam KTT ke-46 ASEAN yang mengusung tema inklusivitas dan keberlanjutan sebagai landasan kerja sama kawasan ke depan.

  • Hingga April 2025, APBN Jawa Barat Surplus Rp8,36 Triliun

    Hingga April 2025, APBN Jawa Barat Surplus Rp8,36 Triliun

    JABAR EKSPRES – Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Barat menyampaikan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) Jawa Barat sampai dengan April 2025 di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat II, Jalan Ahmad Yani nomor 5, Kota Bekasi, (Rabu, 28/5).

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kanwil DJP Jawa Barat II R. Dasto Ledyanto menyampaikan beberapa hal terkait kondisi perekonomian di Jawa Barat. Beliau menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

    Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Jawa Barat sampai dengan 30 April 2025 mencatatkan total pendapatan Rp45,55 triliun (28,09 persen) dengan Total Belanja Rp37,18 triliun (31,55 persen), sehingga menghasilkan surplus regional sebesar Rp8,36Kinerja ekonomi Jawa Barat Triwulan I-2025 tumbuh positif sebesar 0,28 persen (q-to-q), 4,98 persen (yoy). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31,89 Dari sisi pengeluaran, Komponen PK- LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,8 persen.Pada April 2025 terjadi Inflasi sebesar 1,67 persen (yoy) dengan IHK 108,73. Penyumbang utama Inflasi yoy diantaranya emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin, cabe rawit.Neraca Perdagangan Maret 2025 (yoy) surplus USD 2,11 miliar, dengan total ekspor USD3,09 miliar mengalami penurunan 3,51 persen dari bulan sebelumnya dan total impor USD0,98 miliar yang naik 10,38 persen dari bulan sebelumnya. Dilihat dari transaksi dengan mitra dagang utama, perdagangan Nonmigas dengan AS menunjukan surplus mencapai USD441,39 juta sedangkan dengan Tiongkok dan Taiwan mengalami defisit.Nilai Tuka Petani (NTP) April 2025 turun 0,95 persen menjadi 112,03, sedangkan NTN naik 0,59 persen menjadi 113,21. NTP turun karena penurunan NTP Tanaman Pangan, NTP Peternakan, dan NTP Perikanan. Indeks harga hasil produksi pertanian (IT) turun sebesar 0,40 persen dan Indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani (IB) naik sebesar 0,55.

    Lebih lanjut, Dasto menyampaikan kinerja di sisi pendapatan Pendapatan Negara Regional Jawa Barat sampai dengan April 2025. Dasto menyampaikan beberapa hal berikut:

    Target Penerimaan Negara dan Hibah pada tahun 2025 sebesar Rp162,18 triliun dan s.d 30 April 2025 terealisasi sebesar Rp45,55 triliun atau 28,09 persen dari target yang telah ditetapkan. Secara akumulatif Pendapatan Negara tumbuh sebesar 4,07 persen (yoy).Realisasi penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 3,83 persen (yoy). Pertumbuhan terutama dikontribusi oleh pertumbuhan pada penerimaan Pajak Penghasilan, Cukai dan Pajak Sedangkan PBB terkontraksi sebesar 47,48 persen sebagai dampak perubahan kebijakan pencatatan penerimaan pajak atas kewajiban pajak perusahaan-perusahaan besar di daerah yang mulai dicatat sebagai target penerimaan kantor pajak besar (LTO, Large Tax Office) di Jakarta.Sampai dengan April 2025, Penerimaan Pajak di Jawa Barat didominasi oleh penerimaan yang berasal dari WP Badan sebesar 84,11% persen . Sebanyak 89,31 persen penerimaan berasal dari Pengawasan Pembayaran Masa (PPM). Jenis Pajak Lainnya mengalami pertumbuhan positif yang signifikan (20.837,43 persen) sejalan penerapan sistem Deposit penyetoran PPh Non Migas tumbuh sebesar 2,86 persen (Rp457,55 miliar) secara yoy.Penerimaan Kepabeanan dan Cukai di Jawa Barat s.d. 30 April 2025 sebesar Rp10,41 triliun atau 34,01 persen target APBN dan ekstra effort sebesar Rp28,83 miliar (0,28 Terdapat realisasi Bea Keluar (BK) sebesar Rp2,8 juta dari komoditas kulit dan kayu pada KPPBC Bogor (ekspor melalui PLB).Pertumbuhan penerimaan total (yoy) tumbuh 8,96 persen atau Rp0,86 triliun, didorong pertumbuhan limpahan CK1 tahun 2024 dan produksi sigaret utama (SKM Gol.I) berdasarkan CK1 tahun 2025 tumbuh 4,49 persen yoy atau 228,29 juta batang.Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jawa Barat dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) melakukan pengawasan dan penindakan rokok ilegal dengan jumlah penindakan 1 Januari d. 30 April 2025 sebanyak 626 penindakan, serta jumlah Barang Hasil Penindakan 27,31 juta batang dengan perkiraan nilai barang Rp39,81 miliar dan potensi penerimaan negara yang hilang Rp20,64 miliar.Realisasi PNBP mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,53 persen (yoy) disumbang oleh pertumbuhan PNBP lainnya sebesar 18,04 persen sedangkan Pendapatan PNBP BLU terkontraksi sebesar 1,01 persen.

  • AS Mulai Kebanjiran iPhone Buatan India

    AS Mulai Kebanjiran iPhone Buatan India

    Jakarta

    Kenaikan terjadi pada pengiriman iPhone buatan India ke Amerika Serikat (AS). Unit iPhone rakitan India pada April 2025 naik pengirimannya hingga 76% bila dibandingkan tahun lalu.

    Lonjakan ini terjadi saat Apple mempercepat rencana memperbanyak gawai buatan India yang menurut para analis akan menghadapi penolakan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan juga China.

    Dilansir dari CNBC, Rabu (28/5/2025), data dari Canalys menunjukkan bahwa iPhone AS yang dikirim dari India pada bulan April mencapai sekitar 3.000.000 unit. Jumlah tersebut sangat kontras dengan pengiriman dari China selama periode yang sama, yang hanya cuma 900.000 unit.

    Manajer Penelitian di Omdia Le Xuan Chiew mengatakan angka-angka yang ada di bulan April menunjukkan tindakan agresif yang telah diambil Apple untuk beradaptasi dengan tarif AS. Mereka mulai mengurangi pengiriman produk dari China yang terkena tarif jauh lebih besar.

    Apple sendiri diam-diam telah berinvestasi besar-besaran dalam rantai pasokan di India selama pandemi COVID-19. Perusahaan tampak sudah bersiap dengan potensi perang dagang yang bisa memanas.

    “Perang dagang terbaru dengan Tiongkok ini adalah jenis gangguan yang telah lama coba dihadapi Apple,” kata Chiew.

    India juga melampaui China dalam pengiriman iPhone ke Amerika Serikat pada bulan Maret. Menurut Chiew, pengiriman bulan itu luar biasa tinggi dan tampaknya merupakan hasil dari penimbunan barang oleh perusahaan.

    CEO Apple Tim Cook sendiri pada awal bulan Mei menegaskan kembali rencana agar sebagian besar iPhone yang dijual di AS diproduksi di India. Sebab, iPhone yang diimpor dari China berdasarkan ketentuan tarif Trump saat ini masih menghadapi bea masuk tambahan sebesar 30%, sementara tarif dasar saat ini adalah 10% untuk sebagian besar negara lain, termasuk India.

    Meskipun lonjakan pengiriman iPhone India pada bulan Maret dan April menunjukkan kemampuan adaptasi rantai pasokan Apple, pertumbuhan tersebut diperkirakan akan melambat selama sisa tahun ini.

    “Kapasitas manufaktur India diperkirakan tidak akan tumbuh cukup cepat untuk memenuhi seluruh permintaan AS. Masih terlalu dini,” kata Chiew.

    Diperkirakan bahwa permintaan iPhone AS sekitar 20 juta per kuartal, dengan India diperkirakan dapat menyamai level tersebut hanya pada tahun 2026.

    (acd/acd)

  • Evolusi Teknologi Fast Charging di HP Android: Baterai Penuh dalam Hitungan Menit – Page 3

    Evolusi Teknologi Fast Charging di HP Android: Baterai Penuh dalam Hitungan Menit – Page 3

    Menurut laporan Counterpoint Research, pada kuartal pertama 2023, sekitar 80 persen smartphone global telah mengadopsi teknologi fast charging, dengan rata-rata daya 34W.

    Produsen asal China memimpin tren ini, sedangkan perusahaan seperti Apple dan Samsung lebih fokus pada keamanan baterai dan efisiensi energi.

    Dominasi Produsen China

    Produsen smartphone asal Tiongkok seperti Oppo, Xiaomi, Realme, dan Vivo menjadi pemimpin dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini.

    Mereka berlomba-lomba menghadirkan daya pengisian yang semakin tinggi dengan waktu pengisian yang semakin singkat.

    Misalnya, Xiaomi telah menguji teknologi HyperCharge 200W yang dapat mengisi penuh baterai 4.000 mAh dalam kurang dari 10 menit, sedangkan Realme mencuri perhatian dengan pengisian 320W SuperSonic Charge pada prototipe smartphone mereka.

  • Menjunjung Semangat Bandung, Membangun Jembatan Kerja Sama Teknologi dan Budaya

    Menjunjung Semangat Bandung, Membangun Jembatan Kerja Sama Teknologi dan Budaya

    Liputan6.com, Jakarta – KTT Global Pertama tentang Pembangunan Bersama “Belt and Road” Berkualitas Tinggi yang diselenggarakan oleh United Nations Global Compact (UNGC) dan Pemerintah Indonesia dibuka dengan megah di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2025.

    Pada kesempatan ini, dua proyek unggulan dari GEM diumumkan secara global sebagai proyek percontohan kolaborasi teknologi dan budaya pertama dalam Platform Aksi“Belt and Road” UNGC: Laboratorium Riset Bersama Tiongkok-Indonesia GEM-ITB-CSU dan Akademi Metalurgi Masa Depan GEM-UNU Yogyakarta.

    Kedua proyek ini bertujuan untuk memberikan dukungan talenta dan penguatan teknologi demi pembangunan berkelanjutan dalam kerangka “Belt and Road”. Profesor Xu Kaihua, pendiri dan ketua GEM Group, diundang untuk bergabung sebagai anggota Dewan Penasihat Tingkat Tinggi PlatformAksi “Belt and Road” UNGC, menjadikannya salah satu dari sepuluh pengusaha global terkemuka dalam dewan ini.

    Peluncuran Global Laboratorium Riset Bersama dan Akademi Metalurgi Masa Depan Tiongkok-Indonesia pada tanggal 25 Mei 2025, KTT Global Pertama “Belt and Road” bertema Better Business, Better World – Percepatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan resmi dibuka di Jakarta. Lebih dari 300 tamu tingkat tinggi dari kalangan pemerintah, korporasi, organisasi internasional, akademisi, think tank, dan LSM hadir untuk membahas pembangunan bersama “Belt andRoad” yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

    Tahun 2025 menandai 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia serta 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Dalam peringatan bersejarah ini, dengan disaksikan oleh tokoh-tokoh penting seperti Menko Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Wamen Investasi dan IndustriHilir Todotua Pasaribu, dan Wamen Ketahanan Pangan Nani Hendiarti, perwakilan UNGC di Tiongkok Liu Meng mengumumkan peluncuran global dua proyek unggulan GEM.

    Liu Meng memuji proyek GEM sebagai contoh terbaik dari kolaborasi perusahaan dalam inovasi teknologi dan pembangunan berkelanjutan di bawah inisiatif “Belt and Road”, yang mencerminkan kebijaksanaan Tiongkok: “Memberi kail lebih baik daripada memberi ikan”. Ini adalah praktik nyataperusahaan dalam membangun “Belt and Road” berkualitas tinggi secara berkelanjutan.

    Rektor UNU Yogyakarta, Prof. Widya, menjelaskan bahwa Akademi Metalurgi Masa Depan Tiongkok-Indonesia adalah pusat unggulan global dalam pendidikan, riset, dan kebijakan metalurgi basah. Proyek ini didukung oleh pemerintah Tiongkok dan Indonesia serta bekerja sama dengan GEM, perusahaan terdepan dunia dalam bidang pertambangan kota dan metalurgi basah hijau.

    Ia menyatakan keyakinannya bahwa akademi ini akan menjadilandasan dalam melatih generasi ahli metalurgi dan mendukung pembangunan berkelanjutan industri metalurgi global.

    Rektor ITB, Prof. Tatacipta, menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. XuKaihua dan GEM atas dukungannya terhadap ITB. Ia menekankan bahwa Laboratorium Riset Bersama Tiongkok-Indonesia telah membawa lompatan signifikan bagi ITB di bidang riset material baru dan energi.

    Ia berharap kerja sama tripartit “GEM-ITB-CSU” akan menjadi pionir kolaborasi antara universitas dan industri dalam kerangka “Belt and Road”.

    Wakil Rektor CSU, Prof. Guo Xueyi, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan GEM atas dukungan mereka terhadap pengembangan CSU. Ia menekankan komitmen universitas untuk terus menciptakan produktivitas baru guna mendukung “Belt and Road” dengan kekuatan dan kebijaksanaan Tiongkok.