kab/kota: Tiongkok

  • Harga Emas Melejit, Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed jadi Penopang

    Harga Emas Melejit, Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed jadi Penopang

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia menguat pada perdagangan Jumat, 5 Desember 2025. Kenaikan harga emas didorong meningkatnya harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pekan depan. Di sisi lain, harga perak melonjak ke level tertinggi.

    Mengutip CNBC, Sabtu (6/12/2025), harga emas di pasar spot naik 1% menjadi USD 4.212,16 per ounce. Namun, harga emas berada di jalur untuk penurunan mingguan sebesar 0,4%. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari stabil di USD 4.243 per ounce.

    “Pasar semakin yakin bank sentral akan memangkas (suku bunga) dan sebagai respons terhadap hal itu, kami melihat dolar AS sedikit melemah dan itu menguntungkan emas,” ujar Global Head of Commodity Strategy TD Securities, Bart Melek.

    Data ekonomi AS menunjukkan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti naik 0,3% pada September, dengan kenaikan tahunan melambat menjadi 2,8% dari 2,9% pada Agustus. Hal ini menyusul data penggajian swasta yang mengungkapkan penurunan tertajam dalam lebih dari dua setengah tahun bulan lalu.

    Komentar dovish dari beberapa pejabat The Fed semakin memicu ekspektasi pelonggaran moneter. Alat FedWatch CME menunjukkan probabilitas 87,2% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 9-10 Desember.

    COO di Allegiance Gold, Alex Ebkarian menuturkan, emas diproyeksikan diperdagangkan antara USD 4.200 dan USD 4.500 tahun ini, dan antara USD 4.500 dan USD 5.000 tahun depan, tergantung pada keputusan The Fed.

    Sementara itu, permintaan emas fisik di India dan Tiongkok menurun minggu ini karena pembeli menunggu koreksi harga spot.

    Harga perak naik 2,6% menjadi USD 58,59 per ons, naik 4% minggu ini, setelah menyentuh rekor USD 59,32 sebelumnya.

    “(Perak) mengikuti jejak emas dan banyak investor masih percaya bahwa perak relatif murah,” kata Melek.

    Ia menyebutkan defisit struktural dan meningkatnya permintaan elektrifikasi sebagai faktor pendukung.

    Logam putih ini telah menguat 98% sepanjang tahun ini, didorong oleh defisit pasokan dan masuknya ke dalam daftar mineral penting AS. Harga platinum stabil di level USD 1.646,10, sementara paladium naik 0,3% menjadi USD 1.453,39.

  • MPC 2026 Siap Digelar, Soroti Era AI dan Arah Baru Dunia Pemasaran

    MPC 2026 Siap Digelar, Soroti Era AI dan Arah Baru Dunia Pemasaran

    Jakarta: Salah satu konferensi marketing terbesar di Indonesia, MarkPlus Conference (MPC) 2026, kembali digelar pada tanggal 10-11 Desember 2025 di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place.

    Selama lebih dari dua dekade, MPC menjadi rujukan utama para pemimpin bisnis dalam membaca perubahan pasar dan merumuskan strategi pemasaran yang relevan.

    Tahun ini, MPC mengangkat tema ‘Lean & Agile: AI and China in Focus’, menyoroti urgensi bagi perusahaan Indonesia untuk bergerak lebih efisien, adaptif, dan berbasis teknologi di tengah percepatan kompetisi global, khususnya akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI) serta pengaruh ekonomi China yang kian dominan.
     
    Kolaborasi Antar Industri

    Rangkaian MPC 2026 akan dibuka pada 10 Desember 2025 melalui penyelenggaraan ASEAN Marketing Summit, sebuah forum regional yang menghadirkan pemikiran strategis dari berbagai pemimpin bisnis di Asia Tenggara.

    Pada hari pertama, peserta akan mendapatkan pembaruan tren seputar marketing, teknologi, perilaku konsumen, serta strategi operasional yang lebih gesit. Seluruh sesi dirancang untuk memberi pemahaman menyeluruh mengenai bagaimana prinsip Lean & Agile dapat memperkuat ketahanan bisnis, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan efektivitas operasional di tengah ketidakpastian pasar.

    Hari pertama juga menyediakan area networking lintas industri mempertemukan para pemimpin perusahaan, praktisi teknologi, investor, serta pemangku kepentingan dari kawasan ASEAN.

    Pada 11 Desember 2025, konferensi berlanjut ke Indonesia Marketing Convention (IMC) sebagai puncak acara, dengan fokus pada kolaborasi lintas sektor di dalam negeri. Diskusi mendalam akan mengupas integrasi marketing, teknologi, transportasi, keuangan, manufaktur, hingga retail untuk membangun ekosistem bisnis Indonesia yang lebih kompetitif.

    Peserta juga akan memperoleh insight strategis mengenai pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat pengambilan keputusan berbasis data, serta mempercepat transformasi bisnis di berbagai level organisasi.

    Rangkaian konferensi ditutup dengan WOW Night 2026, malam apresiasi dan hiburan yang menampilkan special performance dari Juicy Luicy. Selain menjadi penutup yang meriah, acara ini juga menjadi ajang networking informal setelah dua hari penuh pembelajaran dan kolaborasi.
     

     

    Tegaskan Urgensi Lean & Agile di Era AI

    Menjelang konferensi utama, MarkPlus menggelar Press Conference yang dibuka oleh Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp. Hermawan menekankan pentingnya perusahaan Indonesia untuk tetap lean, agile, dan adaptif menghadapi gelombang perubahan besar yang didorong oleh AI serta meningkatnya kompetisi global, khususnya dari Asia.

    “Sudah 11 tahun ASEAN Marketing Summit berjalan. Meski dibuat untuk ASEAN, pesertanya selalu lintas negara dan menempatkan Indonesia di pusat percakapan Asia. Tahun ini ASEAN menjadi jauh lebih penting. Asia-China trade relationship berada di titik tertinggi, dan ASEAN adalah medan strategis utamanya,” jelas Hermawan Kartajaya pada Kamis, 4 Desember 2025.

    Ia menambahkan bahwa MarkPlus Conference bukan sekadar acara tahunan, tetapi ruang strategis bagi komunitas bisnis untuk membaca perubahan, mempercepat adopsi AI, memahami dinamika industri dan ekonomi Tiongkok, serta memperkuat kemampuan pemasaran dalam menghadapi tahun mendatang.
     
    Menjawab tantangan bersama

    Konferensi pers ini turut menghadirkan tiga pembicara dari sektor berbeda yang memberikan sudut pandang strategis atas penerapan Lean & Agile.

    Director & Chief Enterprise & Strategic Relationship Officer XLSmart, Andrijanto Muljono menyoroti bagaimana data dan AI dapat meningkatkan efektivitas operasional marketing serta mempercepat pengambilan keputusan.

    “Penerapan AI yang berhasil diukur dari peningkatan efektivitas marketing dan menghasilkan business outcome yang lebih baik. Kami menggunakan data dan AI untuk meningkatkan kecepatan eksekusi, akurasi, dan kualitas pengalaman pelanggan,” jelas Andri.

    Lebih lanjut, Chief Marketing Officer Danantara Asset Management, Dendi Danianto menegaskan bahwa transformasi di sebuah perusahaan atau organisasi harus berakar pada efisiensi proses dan budaya pelayanan.

    “Inti layanan kami adalah memperbaiki dasar-dasar layanan dan menghidupkan budaya melayani sepenuh hati. Dalam pengalaman pelanggan, kami mengamankan Esensial sebagai dasar, meningkatkan ke Advance sebagai pembeda, dan menuju Signature untuk menjadi top of mind,” tegas Dendi.

    Direktur Bisnis & Pemanfaatan Aset Transjakarta, Fadly Hasan, juga menekankan pentingnya inovasi dan responsivitas dalam layanan publik demi memastikan operasional transportasi massal tetap optimal dalam melayani jutaan pengguna setiap hari. 

    “Transjakarta terus meningkatkan layanan melalui inovasi, memanfaatkan aplikasi TJ:Transjakarta dan Syntra. Dengan Sistem Kontrol Terintegrasi Transjakarta, kami memantau dan mengelola operasi bus secara real-time untuk memastikan kepatuhan dan mitigasi risiko keselamatan,” bebernya.

    Diskusi ini menunjukkan bahwa transformasi Lean & Agile bukan lagi sekadar strategi bisnis, tetapi agenda nasional yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
     
    Arah baru dunia pemasaran

    Dengan hadirnya para pemimpin industri, pakar strategi, dan praktisi lintas bidang, MarkPlus Conference 2026 diharapkan menjadi momentum penting bagi perusahaan Indonesia dalam membaca tantangan 2026, mengambil langkah strategis, serta membangun kapabilitas baru yang relevan dengan era AI. MPC 2026 bukan hanya konferensi, tetapi platform bersama untuk merumuskan arah baru dunia marketing dan bisnis Indonesia.

    Jakarta: Salah satu konferensi marketing terbesar di Indonesia, MarkPlus Conference (MPC) 2026, kembali digelar pada tanggal 10-11 Desember 2025 di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place.
     
    Selama lebih dari dua dekade, MPC menjadi rujukan utama para pemimpin bisnis dalam membaca perubahan pasar dan merumuskan strategi pemasaran yang relevan.
     
    Tahun ini, MPC mengangkat tema ‘Lean & Agile: AI and China in Focus’, menyoroti urgensi bagi perusahaan Indonesia untuk bergerak lebih efisien, adaptif, dan berbasis teknologi di tengah percepatan kompetisi global, khususnya akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI) serta pengaruh ekonomi China yang kian dominan.
     

    Kolaborasi Antar Industri

    Rangkaian MPC 2026 akan dibuka pada 10 Desember 2025 melalui penyelenggaraan ASEAN Marketing Summit, sebuah forum regional yang menghadirkan pemikiran strategis dari berbagai pemimpin bisnis di Asia Tenggara.

    Pada hari pertama, peserta akan mendapatkan pembaruan tren seputar marketing, teknologi, perilaku konsumen, serta strategi operasional yang lebih gesit. Seluruh sesi dirancang untuk memberi pemahaman menyeluruh mengenai bagaimana prinsip Lean & Agile dapat memperkuat ketahanan bisnis, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan efektivitas operasional di tengah ketidakpastian pasar.
     
    Hari pertama juga menyediakan area networking lintas industri mempertemukan para pemimpin perusahaan, praktisi teknologi, investor, serta pemangku kepentingan dari kawasan ASEAN.
     
    Pada 11 Desember 2025, konferensi berlanjut ke Indonesia Marketing Convention (IMC) sebagai puncak acara, dengan fokus pada kolaborasi lintas sektor di dalam negeri. Diskusi mendalam akan mengupas integrasi marketing, teknologi, transportasi, keuangan, manufaktur, hingga retail untuk membangun ekosistem bisnis Indonesia yang lebih kompetitif.
     
    Peserta juga akan memperoleh insight strategis mengenai pemanfaatan AI untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat pengambilan keputusan berbasis data, serta mempercepat transformasi bisnis di berbagai level organisasi.
     
    Rangkaian konferensi ditutup dengan WOW Night 2026, malam apresiasi dan hiburan yang menampilkan special performance dari Juicy Luicy. Selain menjadi penutup yang meriah, acara ini juga menjadi ajang networking informal setelah dua hari penuh pembelajaran dan kolaborasi.
     

     

    Tegaskan Urgensi Lean & Agile di Era AI

    Menjelang konferensi utama, MarkPlus menggelar Press Conference yang dibuka oleh Hermawan Kartajaya, Founder & Chair of MCorp. Hermawan menekankan pentingnya perusahaan Indonesia untuk tetap lean, agile, dan adaptif menghadapi gelombang perubahan besar yang didorong oleh AI serta meningkatnya kompetisi global, khususnya dari Asia.
     
    “Sudah 11 tahun ASEAN Marketing Summit berjalan. Meski dibuat untuk ASEAN, pesertanya selalu lintas negara dan menempatkan Indonesia di pusat percakapan Asia. Tahun ini ASEAN menjadi jauh lebih penting. Asia-China trade relationship berada di titik tertinggi, dan ASEAN adalah medan strategis utamanya,” jelas Hermawan Kartajaya pada Kamis, 4 Desember 2025.
     
    Ia menambahkan bahwa MarkPlus Conference bukan sekadar acara tahunan, tetapi ruang strategis bagi komunitas bisnis untuk membaca perubahan, mempercepat adopsi AI, memahami dinamika industri dan ekonomi Tiongkok, serta memperkuat kemampuan pemasaran dalam menghadapi tahun mendatang.
     

    Menjawab tantangan bersama

    Konferensi pers ini turut menghadirkan tiga pembicara dari sektor berbeda yang memberikan sudut pandang strategis atas penerapan Lean & Agile.
     
    Director & Chief Enterprise & Strategic Relationship Officer XLSmart, Andrijanto Muljono menyoroti bagaimana data dan AI dapat meningkatkan efektivitas operasional marketing serta mempercepat pengambilan keputusan.
     
    “Penerapan AI yang berhasil diukur dari peningkatan efektivitas marketing dan menghasilkan business outcome yang lebih baik. Kami menggunakan data dan AI untuk meningkatkan kecepatan eksekusi, akurasi, dan kualitas pengalaman pelanggan,” jelas Andri.
     
    Lebih lanjut, Chief Marketing Officer Danantara Asset Management, Dendi Danianto menegaskan bahwa transformasi di sebuah perusahaan atau organisasi harus berakar pada efisiensi proses dan budaya pelayanan.
     
    “Inti layanan kami adalah memperbaiki dasar-dasar layanan dan menghidupkan budaya melayani sepenuh hati. Dalam pengalaman pelanggan, kami mengamankan Esensial sebagai dasar, meningkatkan ke Advance sebagai pembeda, dan menuju Signature untuk menjadi top of mind,” tegas Dendi.
     
    Direktur Bisnis & Pemanfaatan Aset Transjakarta, Fadly Hasan, juga menekankan pentingnya inovasi dan responsivitas dalam layanan publik demi memastikan operasional transportasi massal tetap optimal dalam melayani jutaan pengguna setiap hari. 
     
    “Transjakarta terus meningkatkan layanan melalui inovasi, memanfaatkan aplikasi TJ:Transjakarta dan Syntra. Dengan Sistem Kontrol Terintegrasi Transjakarta, kami memantau dan mengelola operasi bus secara real-time untuk memastikan kepatuhan dan mitigasi risiko keselamatan,” bebernya.
     
    Diskusi ini menunjukkan bahwa transformasi Lean & Agile bukan lagi sekadar strategi bisnis, tetapi agenda nasional yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
     

    Arah baru dunia pemasaran

    Dengan hadirnya para pemimpin industri, pakar strategi, dan praktisi lintas bidang, MarkPlus Conference 2026 diharapkan menjadi momentum penting bagi perusahaan Indonesia dalam membaca tantangan 2026, mengambil langkah strategis, serta membangun kapabilitas baru yang relevan dengan era AI. MPC 2026 bukan hanya konferensi, tetapi platform bersama untuk merumuskan arah baru dunia marketing dan bisnis Indonesia.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Spesifikasi, Harga, dan Keunggulan di Segmen HP Layar Lipat Tiga

    Spesifikasi, Harga, dan Keunggulan di Segmen HP Layar Lipat Tiga

    Mengingat inovasi dan teknologi canggih yang ditawarkan, Samsung Galaxy Z TriFold diperkirakan akan hadir dengan harga premium di pasar global. Bocoran terbaru dari Sammobile pada 1 Desember 2025 menyebutkan bahwa harga perangkat ini akan dibanderol sekitar USD 2.499, atau setara dengan Rp 41,6 juta. Angka ini lebih rendah dari rumor awal yang memprediksi harga sekitar USD 3.000.

    Di Korea Selatan, harga TriFold adalah 3.594.000 won, yang kira-kira setara dengan USD 2.450 berdasarkan nilai tukar saat ini. Sementara itu, di India, perangkat ini diperkirakan akan diluncurkan dengan harga sekitar ₹2,50,000. Harga tersebut memang masih tergolong tinggi untuk segmen flagship, terutama jika dibandingkan dengan Galaxy Z Fold7 yang dijual mulai dari USD 1.999 atau sekitar Rp 33 jutaan.

    Namun, statusnya sebagai ponsel layar lipat tiga pertama dari Samsung menjadikan harga ini tidak terlalu mengejutkan. Samsung memang dikenal sering meluncurkan inovasi perangkat Android, mulai dari smartphone lipat tunggal, lipat dua, hingga jam tangan pintar. 

    Ketersediaan Galaxy Z TriFold akan dimulai di Korea pada 12 Desember, diikuti oleh pasar lain seperti Tiongkok, Taiwan, Singapura, UEA, termasuk di Indonesia. Peluncuran di Amerika Serikat direncanakan pada kuartal pertama tahun 2026.

  • Shenzhen dalam 24 jam pertama, kesan kota yang memproduksi masa depan

    Shenzhen dalam 24 jam pertama, kesan kota yang memproduksi masa depan

    Shenzhen bukan hanya kota hi-tech, tetapi laboratorium sosial yang memperlihatkan apa yang terjadi ketika keberanian inovasi bertemu disiplin eksekusi

    Shenzhen (ANTARA) – Kota Shenzhen tertidur hanya sebentar. Hingga pukul 02.00 dini hari, kota yang terletak di Provinsi Guangdong itu masih ruwet dengan kemacetan yang seolah tanpa ujung.

    Suara klakson beradu memecah malam yang seharusnya hening, dan ketika hiruk-pikuk itu akhirnya mereda, satu dua kendaraan tetap memacu kecepatannya di Huanggang Port, Futian District.

    Shenzhen adalah kota yang menolak jeda. Seakan-akan ada ritme tak terlihat yang terus memaksa kota ini bergerak.

    Di balik kilatan lampu-lampu tinggi dan layar raksasa yang tak pernah mati, tampak denyut yang mengingatkan bahwa transformasi dari wilayah agraris menjadi pusat inovasi global bukan hanya soal kebijakan dan uang, tetapi mentalitas sebuah kota yang tidak mau berhenti tumbuh.

    Bagi Indonesia, kota ini salah satu yang terpenting karena ada jejak jalan sutera maritim yang menghubungkan Nusantara dengan Tiongkok secara keseluruhan.

    Dalam 24 jam pertama di kota ini, yang akan tampak jelas adalah laboratorium raksasa-raksasa bisnis berteknologi canggih yang memproduksi instrumen dengan visi masa depan, yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

    Salah satu sudut di kantor pusat BYD di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China. ANTARA/Hanni Sofia

    Sebut saja BYD, ikon elektrifikasi yang namanya kini bersanding dengan para pemain besar dunia. Ruang workshop BYD tidak hanya menunjukkan kemajuan teknologi, tetapi juga logika masa depan.

    Di sana, baterai diperlakukan bukan sekadar komponen, melainkan organ pusat yang menentukan kelangsungan ekosistem transportasi. Para insinyur menjelaskan bahwa setiap baterai diuji seperti organisme hidup, dipantau, diprediksi, dan disesuaikan agar mampu bertahan dalam berbagai kondisi ekstrem.

    Chip-chip kecil bekerja dalam koordinasi yang nyaris musikal, mengubah rangka besi menjadi sistem mobilitas yang tidak hanya cerdas, tetapi punya intuisi mekanis.

    Seorang petugas di BYD mengatakan bahwa riset mobil listrik China tidak hanya mengejar efisiensi, tetapi “kemandirian sistemik” sebuah konsep bahwa teknologi harus mampu hidup, tumbuh, dan beradaptasi tanpa ketergantungan eksternal yang melemahkan.

    Di titik ini, semua bisa melihat bahwa inovasi mereka bukan hanya urusan industri, tetapi strategi geopolitik jangka panjang.

    Editor: Dadan Ramdani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Desember 2025

    Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China Nasional 4 Desember 2025

    Puan Tegaskan Komitmen RI Perkuat Kerja Sama Strategis dengan China
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama strategis dengan China.
    “Kunjungan Yang Mulia adalah cermin komitmen China untuk terus mengembangkan
    kerja sama strategis
    dengan Indonesia. Yakinlah bahwa kami di
    DPR RI
    juga memiliki komitmen yang sama,” ujarnya dilansir dari laman
    dpr.go.id
    , Rabu (3/12/2025).
    Pernyataan tersebut disampaikan Puan dalam pertemuan bilateral bersama Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC)
    Wang Huning
    di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
    Dalam pertemuan itu, Puan menyatakan kesiapan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan China, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam upaya perdamaian internasional dan memelihara stabilitas keamanan global.
    Pasalnya, sejumlah
    isu global
    menuntut kerja sama lebih erat antara kedua negara, mulai dari krisis iklim yang saat ini melanda Indonesia dan kawasan Asia hingga berbagai konflik geopolitik di Timur Tengah.
    Memasuki usia 75 tahun hubungan diplomatik RI–China, Puan menekankan bahwa momentum ini menjadi landasan penting untuk memperdalam kerja sama di berbagai sektor strategis.
    Ia menyoroti rangkaian pertemuan tingkat tinggi, termasuk kunjungan Presiden Prabowo ke Beijing serta sejumlah perjanjian yang telah disepakati saat Perdana Menteri Li Qiang berkunjung ke Jakarta pada Mei 2025.
    Untuk mendukung peningkatan kerja sama kedua negara, DPR RI baru saja membentuk kembali Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia–China periode 2024–2029.
    GKSB tersebut akan menjadi wadah dialog lintas sektor untuk mendukung konsistensi kebijakan dan memastikan implementasi kerja sama kedua negara berjalan efektif.
    Menurut Puan, hubungan erat
    RI-China
    juga tercermin dalam keterlibatan aktif di berbagai forum multilateral, seperti ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) serta Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS).
    Indonesia-China disebut memiliki visi yang sama terkait penguatan multilateralisme yang efektif, untuk mengatasi berbagai masalah global, seperti krisis iklim dan ketimpangan ekonomi.
    “Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, forum-forum internasional seperti ASEAN dan BRICS memiliki peran penting memperkuat sistem internasional yang berbasis pada keadilan serta kesetaraan,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
    Pada sektor ekonomi, Puan mengapresiasi konsistensi China sebagai salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Hal itu tercermin dari nilai perdagangan Indonesia-China pada 2024 yang mencapai 147,8 miliar dollar Amerika Serikat (AS). 
    Selain itu, realisasi investasi China di Indonesia pada 2024 juga berhasil menembus 8,2 miliar dollar AS. Capaian ini menjadikan China sebagai investor asing terbesar ketiga bagi Indonesia.
    Puan menilai, sejumlah kerja sama RI-China yang telah disepakati, seperti penggunaan mata uang lokal dalam transaksi serta pengembangan ekonomi dan industri, akan semakin memperkuat ketahanan dan daya saing ekonomi kedua negara.
    “Saya berharap Indonesia dan China dapat terus membangun dan mengembangkan kerja sama yang konstruktif untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara, sekaligus turut berkontribusi untuk kemajuan ekonomi negara-negara berkembang,” ucapnya.
    Lebih lanjut, Puan menyebutkan bahwa peluang kerja sama RI-China juga terbuka lebar pada sektor infrastruktur, transisi energi, manufaktur, dan digitalisasi. 
    “Kami percaya, dengan kolaborasi dan alih teknologi, kita dapat menciptakan nilai tambah tinggi di sektor-sektor strategis tersebut,” katanya.
    Tak hanya itu, Puan juga menyoroti pentingnya memperkuat hubungan antarmasyarakat melalui beasiswa, pertukaran pelajar, serta pengembangan pusat studi budaya.
    “Yang Mulia, saya memandang bahwa kerja sama antarmasyarakat adalah fondasi dari suksesnya kemitraan Indonesia dan China. Saya ingin lebih banyak lagi beasiswa, pertukaran pelajar, mahasiswa, dan peneliti antara kedua negara,” ujarnya.
    Pada sektor pariwisata, Puan menilai potensi kedua negara sangat besar dan saling melengkapi. Melalui peningkatan arus wisatawan Indonesia-China, ia percaya hal ini akan memperkuat persahabatan kedua negara
    Di akhir pertemuan, Puan menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wang Huning dan berharap hubungan kedua negara akan terus tumbuh semakin kuat.
    “Yang Mulia, saya sangat berterima kasih atas diskusi yang produktif ini. Saya harap persahabatan Indonesia dan China akan selalu terjaga dan semakin erat di masa depan,” tutup Puan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satgas Cs-137: Polisi menetapkan Direktur PMT tersangka kasus Cikande

    Satgas Cs-137: Polisi menetapkan Direktur PMT tersangka kasus Cikande

    Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipitder) Bareskrim Polri telah menetapkan tersangka Lin Jingzhang, warga negara RRT yang menjabat sebagai Direktur di PT PMT,

    Jakarta (ANTARA) – Satgas Penanganan Cesium (Cs-137) menyampaikan Polri menetapkan Direktur PT Peter Metal Technology (PMT) Lin Jingzhang sebagai tersangka kasus pencemaran lingkungan akibat paparan radioaktif Cs-137 di kawasan industri Modern Cikande, Serang, Banten.

    “Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipitder) Bareskrim Polri telah menetapkan tersangka Lin Jingzhang, warga negara RRT yang menjabat sebagai Direktur di PT PMT,” kata Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137 Bara Krishna Hasibuan, di Jakarta, Kamis.

    Ia menyampaikan penetapan tersangka dilakukan setelah serangkaian penyelidikan intensif yang melibatkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) serta Kementerian Lingkungan Hidup.

    Polisi juga telah mengajukan pencekalan terhadap yang bersangkutan ke Direktorat Jenderal Imigrasi, dan yang bersangkutan resmi dicegah bepergian ke luar negeri.

    Dirinya menjelaskan, kasus ini bermula dari pengecekan paparan radiasi yang dilakukan penyidik Tipidter Bareskrim Polri bersama Bapeten di lokasi PT PMT pada 26 Agustus 2025.

    Dari hasil pengukuran, ditemukan paparan radiasi sebesar 216 mikrosivert per jam pada tungku bakar luar. Pendalaman lanjutan pada 29 Agustus 2025 menunjukkan paparan lebih tinggi, yakni 700 mikrosivert per jam pada tungku bakar dalam perusahaan tersebut.

    PT PMT diketahui mulai beroperasi pada September 2024 dan menghentikan kegiatan operasionalnya pada Juli 2025. Dalam proses produksinya, perusahaan tersebut mengolah bahan baku stainless yang berasal dari scrap dan barang bekas.

    Bara menyampaikan, bahan baku dipress, dilebur dalam tungku dengan suhu antara 1.500 hingga 1.700 derajat Celsius selama sekitar dua jam, kemudian dicetak menjadi billet sepanjang empat meter untuk selanjutnya dikeringkan menjadi produk stainless steel.

    Selama 2024, PT PMT menerima pasokan bahan baku dari 66 pemasok yang berasal dari wilayah Jakarta, Banten, Tangerang, dan Surabaya. Sementara pada 2025, jumlah pemasok meningkat menjadi 82 yang berasal dari Jakarta, Kalimantan, Surabaya, dan Sumatera. Total bahan baku yang diterima mencapai 3.448,7 ton.

    “Hasil produksi stainless steel PT PMT seluruhnya 100 persen diekspor ke Republik Rakyat Tiongkok,” katanya lagi.

    Dalam penyelidikan, kata dia pula, aparat juga menemukan limbah sisa industri berupa refraktori bekas yang diduga mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).

    Limbah tersebut ditemukan dalam bentuk material padat berwarna hitam, putih, dan cokelat yang tersimpan di gudang produksi tanpa pengelolaan sesuai ketentuan. Selain itu, sebagian limbah diduga dibuang ke salah satu lapak rongsok di wilayah Cikande untuk keperluan urukan.

    Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa 40 saksi yang terdiri atas pihak internal PT PMT, pemilik dan pengelola lapak rongsok, pengambil limbah, para pemasok bahan baku, pengelola kawasan industri Modern Cikande, Bapeten, Kementerian Lingkungan Hidup, serta notaris.

    Atas perbuatannya, kata dia lagi, tersangka dijerat dengan Pasal 98 ayat (1) dan/atau Pasal 103, serta Pasal 104 juncto Pasal 116 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    Sementara itu, Kasubdit II Direktorat Tipidter Bareskrim Mabes Polri Kombes Pol Sardo MP Sibarani menyampaikan ancaman hukuman yang akan dihadapi bersangkutan yakni pidana 3 sampai 10 tahun, serta denda Rp8 miliar.

    “Perkara ini ancaman hukumannya antara 3 sampai 10 tahun, denda Rp8 miliar,” kata dia pula.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo cerita bayi panda yang lahir di Indonesia ke Ketua MPR China

    Prabowo cerita bayi panda yang lahir di Indonesia ke Ketua MPR China

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto bercerita tentang seekor bayi panda yang baru lahir di Indonesia kepada Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) China Wang Huning di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

    Sebagaimana dipantau dalam tayangan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, dalam pertemuan itu, awalnya Prabowo dan Wang Huning membahas guci yang berada di salah satu ruangan di Istana Merdeka.

    Setelah itu, Presiden Prabowo menunjukkan foto panda yang baru melahirkan bayi beberapa waktu yang lalu. Prabowo mengatakan sang induk panda telah berada di Indonesia selama satu dekade.

    “Jadi panda ini diberi 10 tahun yang lalu. Baru kemarin melahirkan satu bayi,” ucap Prabowo.

    Kepala Negara menjelaskan bahwa panda tersebut baru melahirkan seekor anak. Presiden menyebut sang induk panda tidak dapat dipisahkan dari anaknya dan masih terus menjaga satwa itu.

    Prabowo juga menyampaikan pihak Taman Safari Indonesia meminta dirinya memberikan nama kepada bayi panda tersebut sehingga dipilihlah nama Satrio Wiratama, dengan panggilan harian Rio.

    “Taman Safari minta saya kasih nama. Saya kasih nama Satrio Wiratama. Artinya pejuang, mulia, yang berani, dan berbudi luhur. Itu nama panjang. Tiap hari kita akan panggil Rio,” kata Prabowo.

    Mendengar arti nama anak panda tersebut, Wang Huning sempat berseloroh bahwa panda tersebut perlu dikirim ke militer, yang disambut tawa Prabowo.

    Wang Huning juga menyampaikan apresiasi atas keberhasilan kelahiran panda di Indonesia, yang dianggap sebagai hal yang tidak mudah.

    “Tidak mudah sekali,” ucap Wang Huning.

    Prabowo mengatakan Panda tersebut sudah berada di Indonesia selama 10 tahun dan baru melahirkan saat dirinya telah menjabat sebagai Presiden.

    Wang Huning lalu menyampaikan pepatah China Ji Ren Tian Xiang yang dimaknai sebagai tanda keberuntungan atau pertanda baik bagi seseorang.

    “Ada satu pepatah di Tiongkok bahwa Ji Ren Tian Xiang. Itu maksudnya, orang yang … akan selalu bertemu dengan hal-hal baik,” kata Wang Huning.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Alibaba Luncurkan Kacamata Quark AI dengan Baterai Lepas Pasang, Siap Tantang Meta Ray-Ban

    Alibaba Luncurkan Kacamata Quark AI dengan Baterai Lepas Pasang, Siap Tantang Meta Ray-Ban

    Liputan6.com, Jakarta – Raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba, secara resmi memasuki persaingan kacamata pintar ‘berotak’ kecerdasan buatan (AI) dengan meluncurkan kacamata Quark AI di China, belum lama ini.

    Inovasi yang patut dicatat adalah sistem baterainya yang dapat dilepas pasang–keunggulan yang tak dimiliki produk pesaing.

    Mengutip The Verge, Kamis (4/12/2025), Alibaba mengumumkan kacamata Quark AI hadir dalam dua varian: S1 sebagai model unggulan (flagship) dan G1 yang berfokus pada gaya hidup (lifestyle). Kedua varian ini tersedia dalam berbagai pilihan warna dan jenis lensa.

    Harga jual Kacamata Pintar Quark dimulai dari 3.799 yuan (sekitar Rp 8,9 jutaan) untuk varian S1 dan 1.899 yuan (sekitar Rp 4,4 jutaan) untuk varian G1.

    Alibaba menjelaskan bahwa perbedaan utama terletak pada lensa, di mana S1 menggunakan layar micro-OLED yang jernih.

    Kedua model dilengkapi dengan mikrofon berbasis bone conduction, kamera internal, dan “sistem baterai ganda yang dapat ditukar” (diklaim mampu menyuplai daya hingga 24 jam).

     

  • Luhut membantah isu kepemilikan di Toba Pulp Lestari

    Luhut membantah isu kepemilikan di Toba Pulp Lestari

    Setiap klaim yang beredar terkait kepemilikan atau keterlibatan beliau merupakan informasi yang keliru dan tidak berdasar.

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan membantah isu keterlibatan atau kepemilikan dirinya di PT Toba Pulp Lestari (TPL).

    “Sehubungan dengan beredarnya berbagai informasi yang simpang siur di media sosial maupun ruang publik, kami sampaikan informasi tersebut adalah tidak benar,” kata Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

    Jodi menyatakan Luhut tidak memiliki, terafiliasi, maupun terlibat dalam bentuk apa pun, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan Toba Pulp Lestari.

    “Setiap klaim yang beredar terkait kepemilikan atau keterlibatan beliau merupakan informasi yang keliru dan tidak berdasar,” ujar Jodi.

    Dia menyampaikan, Luhut sebagai pejabat negara konsisten mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang mengatur transparansi, etika pemerintahan, dan pengelolaan potensi konflik kepentingan.

    Luhut, kata dia lagi, juga selalu terbuka terhadap proses verifikasi fakta dan mendorong publik untuk merujuk pada sumber informasi yang kredibel.

    Juru Bicara Luhut mengimbau seluruh pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi.

    Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengutamakan etika dalam ruang digital, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan disinformasi.

    “Untuk memastikan akurasi dan mencegah penyebaran informasi palsu, kami mempersilakan media maupun publik untuk melakukan klarifikasi langsung kepada pihak kami apabila diperlukan,” katanya pula.

    Sebelumnya, Luhut juga buka suara terkait sejarah pembangunan bandar udara yang berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.

    “Salah satu tonggak awalnya adalah pembangunan kawasan industri Morowali yang dimulai pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diresmikan pada era Presiden Joko Widodo. Dari situlah lahir pemikiran bahwa Indonesia tidak boleh terus mengekspor bahan mentah,” ujar dia.

    Namun, Luhut mengakui bahwa mendatangkan investor asing bukanlah hal yang mudah. Setelah mempelajari kesiapan negara-negara dari segi investasi, pasar, dan teknologi, hanya Tiongkok yang saat itu siap dan mampu memenuhi kebutuhan Indonesia.

    “Tentu dalam perjalanannya terdapat banyak tantangan. Tetapi setiap keputusan kami buat melalui proses yang terpadu, transparan, dengan perhitungan untung-rugi yang jelas, dan yang menjadi titik pijak utama saya adalah kepentingan nasional,” ujar Luhut.

    Dalam setiap kerja sama investasi strategis, terdapat sejumlah ketentuan yang kami tetapkan dan sampaikan kepada Tiongkok untuk memastikan bahwa investasi tersebut membawa manfaat maksimal bagi Indonesia.

    Ketentuan-ketentuan ini berlaku bagi seluruh mitra internasional, termasuk China, dan menjadi landasan dalam setiap proses negosiasi, seperti penggunaan teknologi terbaik, pemanfaatan tenaga kerja lokal, pembangunan industri terintegrasi dari hulu ke hilir, dan transfer teknologi serta capacity building.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nirempati di Tengah Puing, Ruang Kosong dalam Komunikasi Kepemimpinan Tata Kelola Bencana
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Desember 2025

    Nirempati di Tengah Puing, Ruang Kosong dalam Komunikasi Kepemimpinan Tata Kelola Bencana Nasional 4 Desember 2025

    Nirempati di Tengah Puing, Ruang Kosong dalam Komunikasi Kepemimpinan Tata Kelola Bencana
    18 tahun sebagai akademisi (dosen), konsultan, pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & sustainability (keberlanjutan). Saat ini mengemban amanah sebagai Full-time Lecturer, Associate Professor & Head of Centre Sustainability and Leadership Centre di LSPR Institute of Communication & Business, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Dewan Pakar Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT), GEKRAF & HIPMI Institute
    INDONESIA
    kembali memasuki musim bencana dengan luka yang belum benar-benar sembuh dari tahun-tahun sebelumnya.
    Di berbagai daerah, banjir bandang, longsor, dan cuaca ekstrem terus merenggut nyawa dan menenggelamkan harapan.
    Dari Sumatera hingga Sulawesi, dari desa-desa terpencil hingga pesisir yang padat penduduk, tangisan warga sering kali lebih cepat terdengar melalui video amatir di media sosial ketimbang pernyataan resmi pemerintah.
    Situasi ini bukan sekadar persoalan cuaca atau geologi, tetapi ujian bagi komunikasi kepemimpinan kita. Bencana alam setiap tahun seolah mengulang pertanyaan yang sama bagaimana pemimpin hadir, berbicara, dan memenuhi tanggung jawab moralnya?
    Dalam lanskap bencana yang kompleks ini, ada satu hal yang terasa makin langka: empati yang otentik. Kita menyaksikan bukan empati yang sekadar dangkal, tetapi lebih berbahaya: nirempati, kondisi ketiadaan empati.
    Nirempati dalam makna sesungguhnya berarti ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk memahami, merasakan, atau merespons perasaan dan kebutuhan emosional orang lain.
    Ini adalah sikap mengutamakan kepentingan diri sendiri dan bersikap acuh tak acuh terhadap penderitaan orang lain.
    Kita menyaksikan pejabat berdiri di tengah puing-puing rumah yang hanyut, memegang mikrofon, diapit kamera dan perangkat dokumentasi, mengucapkan frasa-frasa seperti “kami berduka”, “kami hadir untuk rakyat”, atau “kami akan segera bergerak”.
    Namun, pada saat yang sama masyarakat bertanya apa bedanya dengan tahun lalu, dan tahun sebelumnya, dan sebelumnya lagi?
    Mereka menunggu bukan sekadar kata-kata yang menenangkan, tetapi jaminan bahwa hidup mereka benar-benar diperhatikan dan tidak hanya dijadikan latar belakang cuplikan berita.
    Sebagai pengamat aspek kepemimpinan, saya melihat bahwa gestur-gestur superfisial itu bukanlah empati semu, melainkan manifestasi dari nirempati yang berwajah manis.
    Nirempati muncul ketika pemimpin hanya menampilkan gestur empatik, tetapi tidak menindaklanjutinya dengan pendengaran yang sungguh-sungguh atau kebijakan yang berubah.
    Mereka hadir, tetapi tidak betul-betul hadir, hanya memenuhi protokol visual yang steril. Mereka berbicara, tetapi tidak memasuki ruang emosional masyarakat, menjaga jarak aman dari trauma yang sebenarnya.
    Empati yang diharapkan korban bencana bukanlah simpati instan yang memisahkan, melainkan kehadiran yang memahami, mengakui, dan berkomitmen untuk bertindak nyata.
    Banyak penelitian tentang kepemimpinan dalam krisis menyebutkan bahwa empati yang otentik mampu menurunkan kecemasan kolektif, memperkuat kohesi sosial, dan meningkatkan kepercayaan publik.
    Ketika pemimpin tidak mampu menunjukkan empati sejati, maka ruang publik terisi oleh kebingungan, frustrasi, dan kecurigaan, yang dalam konteks manajemen bencana, adalah penghambat terbesar bagi koordinasi dan pemulihan, sebuah kegagalan kepemimpinan pada tingkat moral.
    Ketika bencana datang bertubi-tubi, masyarakat tidak hanya mencari pertolongan fisik, tetapi juga petunjuk moral, mereka mencari arah yang jelas dan kejujuran.
    Untuk melawan nirempati yang fatal ini, pemimpin harus mengusung Komunikasi Kehadiran Moral yang menuntut pertanggungjawaban utuh.
    Konsep ini menuntut pemimpin untuk menyapu bersih kabut informasi, menuntaskan kebingungan publik, dan menghadirkan kejelasan yang menenangkan.
    Pemimpin harus menyampaikan informasi secara jujur apa yang sudah dilakukan, apa yang belum, apa yang salah, dan apa yang sedang diperbaiki.
    Tidak ada pencitraan, tidak ada pengaburan, hanya komitmen untuk kejelasan dan tanggung jawab, yang merupakan fondasi paling kuat untuk membangun kembali kepercayaan pascabencana.
    Sebaliknya, komunikasi yang berakar pada nirempati cenderung menghasilkan pesan yang rapi, tetapi steril. Pemimpin berbicara dengan kalimat normatif yang telah disusun tim komunikasi, lengkap dengan struktur yang mulus, tetapi minim substansi.
    Tidak jarang bahasa yang digunakan terasa terlalu teknokratis atau defensif, alih alih humanis. Ketika masyarakat sedang trauma, kehilangan keluarga, rumah, atau masa depan, mereka tidak membutuhkan paragraf teknis tentang status tanggap darurat atau bilai logistik.
    Mereka membutuhkan pengakuan bahwa penderitaan mereka dipahami, dan bahwa negara hadir bukan hanya dalam bentuk pernyataan, tetapi melalui keputusan dan tindakan yang nyata.
    Komunikasi jenis ini, yang fokus pada data dan bukan jiwa, adalah kegagalan humanisme di tengah krisis dan penanda bahwa pemimpin berada pada posisi nirempati.
    Salah satu masalah besar yang saya amati dalam komunikasi kepemimpinan bencana adalah kecenderungan mengalihkan fokus hanya pada respons darurat.
    Kita terbiasa mendengar narasi “yang penting sekarang fokus dulu pada penanganan korban”, seolah pembahasan akar masalah hanya menambah beban emosional di tengah situasi sulit. Padahal, justru di momen genting inilah keberanian politik diuji.
    Apakah pemimpin bersedia menyatakan bahwa banjir bukan hanya soal curah hujan, tetapi soal pilihan kebijakan?
    Jika pemimpin hanya mengulang retorika “musibah alam” atau “takdir ilahi”, maka masyarakat dipaksa percaya bahwa mereka hidup dalam siklus bencana yang tak memiliki hubungan dengan kebijakan publik.
    Retorika itu merupakan pemikiran yang menyesatkan secara intelektual dan berbahaya secara moral karena mengesankan bahwa negara tak berdaya di hadapan alam. Padahal banyak elemen kerentanan berasal dari keputusan manusia.
    Nirempati dalam manajemen bencana adalah ketika masalah diulang setiap tahun tanpa ada intervensi kebijakan yang fundamental.
    Di era digital seperti sekarang, tantangan semakin pelik karena bencana tidak terjadi di ruang fisik saja, melainkan juga di ruang informasi.
    Saat air menggenangi rumah-rumah, linimasa kita juga dibanjiri oleh hoaks, misinformasi, dan spekulasi yang viral jauh lebih cepat dibanding klarifikasi resmi pemerintah.
    Warga sering merasa lebih terhubung dengan laporan
    real time
    dari influencer, relawan independen, atau akun-akun warga daripada dari kanal resmi pemerintah.
    Ini menunjukkan bahwa masyarakat bukan hanya mencari informasi, tetapi mencari kehadiran yang konsisten dan otentik.
    Mereka ingin merasakan bahwa suara mereka didengar, kebutuhan mereka direspons, dan pola komunikasi yang digunakan pemimpin tidak memosisikan mereka sebagai objek informasi, tetapi sebagai mitra dalam pemulihan.
    Dalam manajemen bencana modern, komunikasi yang gagal menguasai ruang digital sama fatalnya dengan kegagalan distribusi logistik, dan kevakuman ini adalah ruang yang diciptakan oleh nirempati birokrasi.
    Dalam situasi seperti ini, saya berpendapat komunikasi kepemimpinan harus dipahami sebagai bagian integral dari logistik darurat.
    Sama pentingnya dengan perahu karet, tenda pengungsian, atau suplai makanan, komunikasi yang jernih dan empatik dapat menyelamatkan hidup.
    Komunikasi yang baik mencegah kepanikan, memastikan bantuan sampai ke titik yang tepat, dan menjaga masyarakat tetap terinformasi.
    Sebaliknya, komunikasi yang buruk menyebabkan kebingungan, memperlebar jarak antara pemerintah dan warga, dan memicu sentimen negatif yang menggerogoti legitimasi institusi.
    Jika pada masa lalu komunikasi publik dianggap sebagai pelengkap kebijakan, kini komunikasi adalah kebijakan itu sendiri, ia adalah
    action
    yang harus direncanakan dan dieksekusi dengan presisi, layaknya operasi penyelamatan.
    Pemimpin yang mampu melewati badai bencana dengan komunikasi yang efektif biasanya menunjukkan tiga hal penting.
    Pertama, mereka merumuskan narasi berdasarkan data akurat, bukan angka yang dibuat stabil demi menenangkan publik. Transparansi data adalah bentuk penghormatan paling dasar terhadap martabat warga.
    Menyampaikan angka korban secara jujur, mengakui ketidakpastian, atau meminta tambahan waktu untuk verifikasi adalah bagian dari komunikasi etis.
    Kedua, mereka mengakui penderitaan masyarakat tanpa meromantisasinya. “Warga kita tangguh” memang terkesan positif, tetapi sering kali frasa itu dipakai untuk menutupi kegagalan negara dalam memastikan keselamatan warganya.
    Mengakui kesedihan dan trauma warga, serta menyatakan bahwa negara bertanggung jawab memperbaiki sistem, jauh lebih bermakna daripada pujian kosong.
    Ketiga, mereka menghubungkan komunikasi dengan tindakan. Setiap pidato, setiap konferensi pers, setiap unggahan di media sosial harus memiliki konsekuensi kebijakan, harus ada pertanggungjawaban di balik setiap janji. Komunikasi tanpa aksi hanya akan memperburuk rasa kehilangan dan ketidakpercayaan.
    Dalam banyak kasus, saya melihat bagaimana pejabat lebih fokus pada gestur simbolis daripada pendengaran yang mendalam.
    Mereka mengunjungi lokasi bencana, meninjau dapur umum, atau mengangkat anak kecil untuk difoto.
    Tindakan ini tentu baik, tetapi jika berhenti di situ, maka itu hanya menjadi panggung estetika penderitaan, sebuah pementasan yang menunjukkan nirempati yang tersembunyi.
    Pada sisi lain, korban bencana sering kali hanya ingin didengar. Mereka ingin menceritakan apa yang terjadi, bagaimana mereka kehilangan rumah, atau kegelisahan mereka tentang masa depan. Di sinilah kehadiran tanpa kamera menjadi penting.
    Pemimpin yang turun tanpa protokol berlapis lapis, yang duduk bersama warga tanpa mikrofon, yang mendengar tanpa interupsi, akan lebih dipercaya daripada pemimpin yang hanya datang untuk “membuka jalur liputan”.
    Tindakan humanis sederhana ini, duduk dan mendengarkan, adalah investasi kepercayaan jangka panjang.
    Beberapa pemimpin dunia menunjukkan bagaimana empati otentik dapat mengubah dinamika krisis. Jacinda Ardern, misalnya, dipuji karena gaya komunikasinya yang tegas sekaligus penuh kehangatan selama krisis Covid 19 dan tragedi penembakan di Christchurch.
    Ia berbicara bukan hanya sebagai kepala pemerintahan, tetapi sebagai manusia yang hadir sepenuhnya. Ia mengakui ketakutan publik, tetapi menawarkan kejelasan. Ia menangis ketika masyarakat berduka, tetapi bertindak cepat dalam kebijakan.
    Contoh lain adalah Presiden Korea Selatan, Moon Jae in, yang terkenal dengan kebiasaan mendengar langsung aspirasi warga tanpa perantara dalam berbagai situasi darurat.
    Pemimpin seperti mereka menunjukkan bahwa empati bukanlah kelemahan, tetapi kekuatan strategis dalam membangun kepercayaan dan kohesi sosial yang esensial dalam fase pemulihan.
    Refleksi saya sebagai pengamat menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam jiwa kearifan lokal. Kita memiliki sejarah panjang tokoh-tokoh lokal yang mempraktikkan empati otentik di masa bencana, meskipun tidak selalu mendapat sorotan media.
    Banyak kepala desa, camat, lurah, dan relawan komunitas yang menghadirkan empati total secara alami. Mereka mungkin tidak memiliki kalimat retoris yang indah, tetapi mereka hadir secara fisik dan emosional.
    Mereka menjaga warganya, berjalan dari rumah ke rumah, memastikan semua orang selamat. Pemimpin seperti ini mengajarkan bahwa empati sejati tidak membutuhkan mikrofon atau pencitraan.
    Ia hadir dalam tindakan, dalam kejujuran, dalam komitmen, dan paling penting, dalam pengakuan bahwa penderitaan warga adalah penderitaan negara.
    Dalam konteks inilah kita perlu bertanya bagaimana seharusnya model komunikasi kepemimpinan Indonesia di era bencana ke depan?
    Pertama, kita perlu menyadari bahwa komunikasi harus diperlakukan sebagai bagian dari mitigasi bencana, bukan sebagai pelengkap, menuntut investasi pada sistem komunikasi risiko terpadu.
    Kedua, kita perlu mendorong pemimpin untuk berani mengakui kesalahan dan ketidakpastian, sebab ini adalah tanda kematangan dan kedewasaan kepemimpinan yang humanis.
    Ketiga, kita harus membangun budaya baru di mana pejabat publik tidak dihargai karena kelancaran berbicara, tetapi karena kedalaman mendengarkan dan ketepatan bertindak yang menyelamatkan nyawa dan martabat.
    Akhirnya, kita sampai pada refleksi paling penting bencana alam sebenarnya hanyalah satu bagian dari cerita.
    Bencana yang lebih besar bisa jadi adalah bencana komunikasi ketika pemimpin gagal memberikan kejelasan, gagal menghadirkan kehangatan, dan gagal memaknai penderitaan rakyat.
    Kegagalan ini, yang berakar pada nirempati birokrasi, meruntuhkan jembatan kepercayaan antara negara dan warga.
    Jembatan yang runtuh itu, sebagai seorang pengamat, saya yakini jauh lebih sulit dibangun kembali dibanding jalan yang ambles atau jembatan fisik yang putus, sebab ia melibatkan rekonsiliasi emosional dan psikologis mendalam.
    Dalam dunia yang dipanaskan oleh perubahan iklim, intensitas bencana di Indonesia tidak akan menurun.
    Hujan mungkin tidak bisa kita hentikan. Lempeng bumi tidak bisa kita kendalikan. Namun, bagaimana pemimpin hadir di hadapan warganya itulah yang sepenuhnya berada dalam kendali kita.
    Pada akhirnya, masyarakat yang berdiri di depan rumah yang hanyut tidak menilai pemimpin dari betapa indahnya kata-kata yang diucapkan, tetapi dari satu pertanyaan sederhana apakah saya merasa lebih sendiri atau lebih ditemani setelah pemimpin berbicara?
    Jika jawaban publik adalah “lebih ditemani”, maka kita sedang dipimpin oleh empati yang sejati. Jika jawabannya “lebih sendiri”, maka yang hadir adalah bayangan kekuasaan yang acuh.
    Indonesia membutuhkan lebih banyak pemimpin yang mampu menunjukkan empati total untuk memulihkan rasa percaya.
    Sebab di tengah badai bencana, hal yang paling menyelamatkan bukan hanya bantuan fisik, tetapi keyakinan bahwa negara benar-benar hadir sepenuhnya, gerak cepat, utuh, dan manusiawi.
    Sudah saatnya kita menuntut para pemimpin untuk keluar dari ruang kosong retorika dan mengisi kehampaan komunikasi dengan kejujuran, komitmen kebijakan, dan kehadiran yang seutuhnya.
    Tanggung jawab moral ini ada di pundak kita semua. Mari bersama-sama menggugat nirempati, menuntut pemimpin untuk bertindak dengan hati nurani, sebelum bencana komunikasi meruntuhkan semua yang tersisa.
    Pray for Sumatera, pray for Indonesia….
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.