Alasan Prabowo Tetap Terbang ke China meski Sempat Batal karena Situasi RI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden RI Prabowo Subianto memutuskan untuk tetap bertolak ke China dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Selasa (2/9/2025) malam setelah sebelumnya Prabowo sempat batal ke China. Ini alasannya.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan alasan mengapa Prabowo akhirnya tetap terbang ke China.
Pasalnya, beberapa hari lalu, Prabowo sempat menyatakan batal terbang ke China karena melihat dinamika situasi dalam negeri yang diwarnai kerusuhan.
“Dalam beberapa hari belakangan ini, ada permohonan yang sangat (besar) dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok,” ujar Prasetyo dalam YouTube Setpres, Selasa malam.
Prabowo telah mendapatkan laporan bahwa situasi di Indonesia telah pulih, maka Prabowo berangkat malam ini.
“Namun demikian, Bapak Presiden di dalam mengambil keputusan tentu saja tetap mempertimbangkan segala sesuatu yang berkenaan dengan dinamika beberapa hari di tanah air,” sambungnya.
Dia mengatakan situasi keamanan di Indonesia telah pulih sehingga Prabowo dapat pergi ke China.
“Satu hari ini juga beliau memonitor seluruh keadaan dan mendapatkan laporan dari seluruh jajaran terkait bahwa kehidupan masyarakat telah kembali berangsur pulih seperti sedia kala,” kata Prasetyo.
Alasan lainnya adalah lawatan ini demi menjaga hubungan baik dengan China.
“Demi menjaga hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, Bapak Presiden memutuskan untuk beliau berangkat malam ini, dan keesokan malam beliau sudah akan kembali ke Tanah Air,” kata dia.
Prasetyo mengatakan, Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, aparat kepolisian, dan TNI.
Selain itu, ucapan terima kasih juga diberikan kepada seluruh jajaran pemerintahan, baik tingkat pusat, gubernur, maupun bupati yang dengan cepat dapat saling bekerja sama.
“Menciptakan rasa persatuan, rasa kerukunan, rasa perdamaian di antara sesama anak bangsa, sehingga dinamika yang terjadi beberapa hari belakangan ini dapat segera pulih dengan secepat-cepatnya,” imbuh Prasetyo.
Pesawat yang membawa Presiden Prabowo dan rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma sekitar pukul 20.00 WIB.
Turut mendampingi Prabowo dalam penerbangan tersebut, yakni Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya
Prabowo akan menghadiri perayaan Hari Peringatan ke-80 Tahun Kemenangan Perang Rakyat Tiongkok.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tiongkok
-
/data/photo/2024/11/09/672f56ab71308.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Alasan Prabowo Tetap Terbang ke China meski Sempat Batal karena Situasi RI Nasional 2 September 2025
-
/data/photo/2025/07/01/6863a5e16472c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Terbang ke China Penuhi Undangan Xi Jinping Nasional 2 September 2025
Prabowo Terbang ke China Penuhi Undangan Xi Jinping
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto terbang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma menuju Beijing, Republik Rakyat China, Selasa (2/9/2025) malam ini.
“Pada malam hari ini Bapak Presiden Prabowo Subianto bertolak menuju ke Beijing, China, untuk memenuhi undangan dari Presiden Xi Jinping,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam keterangannya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (2/9/2025) malam.
Pesawat yang membawa Presiden Prabowo dan rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma sekitar pukul 20.00 WIB.
Turut mendampingi Prabowo dalam penerbangan tersebut, yakni Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya
Prabowo akan menghadiri perayaan Hari Peringatan ke-80 Tahun Kemenangan Perang Rakyat Tiongkok.
Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa undangan Presiden Xi sejatinya telah dijadwalkan sejak 31 Agustus 2025 yang lalu.
Namun, Presiden Prabowo sempat menunda keberangkatan karena mempertimbangkan dinamika situasi di dalam negeri.
“Dan dalam beberapa hari belakangan ini, ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan acara parade militer pemerintah Tiongkok,” kata Prasetyo Hadi.
Prabowo telah mendapatkan laporan bahwa situasi di Indonesia telah pulih, maka Prabowo berangkat malam ini.
“Dan keesokan malam, beliau sudah kembali ke Tanah Air,” ujar Prasetyo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Alasan Prabowo Tetap ke China Setelah Dibilang Batal
Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto telah bertolak menuju Beijing, Republik Rakyat China (RRC), pada Selasa (2/9/2025) malam.
Pesawat yang membawa Presiden Prabowo dan rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 20.00 WIB. Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam penerbangan tersebut, yakni Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa undangan Presiden Xi sejatinya telah dijadwalkan sejak 31 Agustus 2025 yang lalu. Namun, Presiden Prabowo sempat menunda keberangkatan karena mempertimbangkan meluasnya demonstrasi di dalam negeri.
Lebih lanjut, Prasetyo mengungkapkan adanya permintaan khusus dari pemerintah China agar Presiden Prabowo dapat hadir dalam acara peringatan 80 tahun sekaligus parade militer yang digelar di Beijing.
“Dalam beberapa hari belakangan ini, ada permohonan yang sangat dari pemerintah China untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara peringatan 80 tahun dan di acara parade militer pemerintah China,” ujarnya.
Menteri Pras menegaskan bahwa dalam setiap pengambilan keputusan, Presiden Prabowo selalu mempertimbangkan secara matang dinamika yang tengah berlangsung di dalam negeri.
Kendati demikian, lanjutnya, Kepala Negara juga memandang penting untuk tetap menjaga hubungan baik dengan China.
“Oleh karena itulah, demi menjaga hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, Bapak Presiden memutuskan untuk beliau berangkat malam ini dan keesokan malam beliau sudah akan kembali ke Tanah Air,” ungkapnya.
Selain menghadiri acara tersebut, Presiden Prabowo juga diharapkan dapat bertemu dan berinteraksi dengan sejumlah pemimpin dunia yang hadir.
“Tentu saja beliau akan berjumpa dengan para tokoh-tokoh pemimpin dunia, terutama Presiden Xi. Kami berharap, kita semua berharap mungkin di sela-sela waktu kunjungan beliau tentu ada pembicaraan-pembicaraan yang tentu kita berharap membawa kebaikan bagi hubungan Indonesia dan pemerintah China,” tuturnya.
-

Kim Jong Un Tiba di Beijing, Akan Bertemu Xi Jinping-Putin
Jakarta –
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah tiba di Beijing, China. Kim dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir AFP, Selasa (2/9/2025), Kim tiba jelang parade militer besar-besaran pada hari Rabu besok. Kim tiba pukul 16.00 waktu setempat di Stasiun Kereta Api Beijing. Dia disambut oleh Cai Qi, pejabat nomor lima Tiongkok, dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Sebelumnya wartawan AFP melihat sebuah kereta berbendera Korea Utara yang diyakini membawa Kim mendekati stasiun.
Kim akan bergabung dengan Presiden China Xi Jinping, Vladimir Putin dari Rusia, dan pemimpin negara lainnya dalam pertunjukan besar untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
China akan memamerkan kehebatan militernya dengan pasukan yang berbaris dalam formasi, pertunjukan terbang lintas, dan perlengkapan tempur berteknologi tinggi lainnya dalam pertunjukan luar biasa yang berpusat di Lapangan Tiananmen Beijing.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, juga melaporkan kedatangan kereta lapis baja khusus tersebut di ibu kota China.
Ini merupakan kunjungan kedua Kim ke luar negeri yang dilaporkan dalam enam tahun. Sementara ini yang pertama ke China sejak 2019.
China menyebut parade tersebut sebagai pertunjukan persatuan dengan negara-negara lain. Kehadiran Kim akan menjadi pertama kalinya ia terlihat bersama Xi dan Putin di acara yang sama.
Foto-foto yang dirilis KCNA menunjukkan Kim sedang merokok di luar kereta berwarna hijau zaitun miliknya bersama Menteri Luar Negeri Choe Son Hui dan ajudan dekatnya, Jo Yong Won.
Foto lain menunjukkan Kim sedang menyeringai di dalam gerbong kereta mewah berlapis kayu di depan bendera dan lambang nasional Korea Utara. Kedua foto tersebut diambil pada hari Senin, menurut KCNA.
Kehadiran Kim di China “meresmikan hubungan trilateral China-Rusia-Korea Utara kepada publik”, ujar konsultan risiko geopolitik dan mantan analis CIA, Soo Kim, kepada AFP.
Kim menikmati masa singkat diplomasi internasional tingkat tinggi sekitar tahun 2018, bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan kemudian Presiden Korea Selatan Moon Jae-in beberapa kali.
Namun, ia menarik diri dari panggung global setelah gagalnya pertemuan puncak dengan Trump di Hanoi, Vietnam, pada tahun 2019.
Kim tetap berada di Korea Utara selama pandemi Covid-19, tetapi bertemu Putin di timur jauh Rusia pada tahun 2023.
(lir/lir)
-

Apple-Samsung Minggir, Merek China Raja Baru di Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia – Huawei menempati posisi puncak pasar jam tangan pintar global pada kuartal II 2025, melampaui Apple untuk pertama kalinya. Berdasarkan laporan Counterpoint Research, pengiriman smartwatch Huawei melonjak 52% secara tahunan, menjadi pertumbuhan tertinggi di antara merek teratas dunia.
Kinerja Huawei ikut mendorong pasar smartwatch global tumbuh 8% year-on-year (YoY) setelah sebelumnya turun selama lima kuartal berturut-turut sejak awal 2024. Huawei kini menguasai 21% pangsa pasar global pada Q2 2025, naik signifikan dari 15% pada periode yang sama tahun lalu.
Sebaliknya, Apple yang semula memimpin dengan 19% pangsa pasar di Q2 2024, turun menjadi 17% di Q2 2025, setelah pengiriman globalnya terkoreksi 3% YoY. Samsung juga mengalami penurunan 3% dari tahun-ke-tahun dengan pangsa pasar turun dari 7% menjadi 6%.
Sementara itu, dua pemain asal China lainnya turut mencatat pertumbuhan signifikan. Xiaomi naik 38% YoY dengan pangsa pasar tumbuh dari 7% menjadi 9%, sedangkan Imoo mencatatkan kenaikan 21% YoY dan mempertahankan pangsa pasar 7%.
Counterpoint menyebut, lonjakan Huawei ditopang portofolio produk yang beragam, harga kompetitif di segmen menengah hingga premium, serta basis pengguna yang kuat di Tiongkok. Lebih dari tiga perempat pengiriman Huawei terkonsentrasi di pasar domestik, dengan kisaran harga produk antara US$100-400. Selain itu, Huawei secara perlahan memperluas pasar ke Eropa, Timur Tengah & Afrika, serta Asia Pasifik.
“Basis pengguna smartphone Huawei yang terus berkembang di China, ditambah strategi ekosistem terintegrasi, berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ini,” ujar Anshika Jain, Senior Research Analyst di Counterpoint.
Paruh kedua 2025 akan menjadi penentu, jika generasi terbaru Apple Watch dan Samsung Galaxy Watch menghadirkan lompatan fitur yang jelas, keduanya bisa kembali menguat. Namun untuk saat ini, merek-merek asa;l China bergerak lebih cepat dalam skala, keterjangkauan, dan integrasi, sehingga memposisikan diri sebagai penantang global.
“Pasar kini memasuki siklus inovasi baru, di mana kesehatan dan AI akan menjadi pembeda utama dalam jangka panjang,” jelas David Naranjo, Associate Director di Counterpoint.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5335181/original/064967900_1756788455-image.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes
Liputan6.com, Jakarta Dua ilmuwan muda asal Indonesia, Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis mencatat prestasi internasional lewat penemuan senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).
Berkat kontribusi penemuan senyawa itu, Juan dan Fahrul diundang sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, Prancis pada 24-29 Agustus 2025.
Dalam keterangannya, Juan menyatakan senyawa ini ditemukan manfaatnya melalui pendekatan bioinformatika dan terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.
“Mekanisme tersebut berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme,” kata Juan, Sabtu (30/8/2025).
Dijelaskannya, senyawa itu kini telah terdaftar di National Library of Medicine dan sedang diajukan untuk hak paten.
Penelitian keduanya bermula dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang telah lama digunakan di Indonesia.
Uji laboratorium menunjukkan perubahan signifikan pada marker metabolik, dan hasil riset tersebut telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal internasional bereputasi kategori Scopus Q1.
Fahrul menambahkan, dalam perjalanannya riset ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi para pakar senior, di antaranya Rony dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Nurpudji dari Universitas Hasanudin (UNHAS).
“Dukungan dan peran mereka turut memperkuat validitas metode ilmiah dalam tim penelitian ini,” kata Juan.
ICN merupakan kongres empat tahunan yang diselenggarakan International Union of Nutritional Sciences (IUNS). Organisasi gizi dunia yang diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
“ICN dikenal sebagai forum ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dan rujukan utama perkembangan ilmu gizi dunia,” lanjutnya.
Juan merupakan peneliti yang lahir di Jakarta pada tahun 1993, menempuh pendidikan SMP dan SMA di Shanghai, kemudian melanjutkan studi S1 Sains di Boston, Amerika Serikat, dan sekolah medis di Beijing University of Chinese Medicine.
Selain kiprah akademiknya, ia juga aktif membagikan edukasi gizi dan eksperimen ilmiahnya melalui akun Instagram @juan.guladarah.
Sementara, Fahrul merupakan peneliti muda yang lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes.
“Kami bertemu di sebuah konferensi di sekitar akhir 2022 dan kemudian lanjut berkolaborasi karena kesamaan visi misi dalam penelitian dan pengembangan sains khususnya penemuan obat baru,” kata Fahrul.
Ia menambahkan, pengajuan hak paten itu biasanya memakan waktu 1-2 tahun. Sehingga, mereka berharap di tahun 2025, hak paten itu sudah didapatkan.
“Lebih dari satu tahun, kami menginvestasikan penelitian, mulai dari karakterisasi senyawa hingga uji eksperimental pada hewan percobaan di laboratorium,” paparnya.
Keberhasilan Juan dan Fahrul, bersama dukungan tim riset senior, tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia di panggung global, tetapi juga memperlihatkan bagaimana penelitian berbasis herbal dapat bersaing dan diakui dalam forum ilmiah paling prestisius di dunia.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3995760/original/096587400_1649941084-20220414-Proyeksi-Neraca-Perdagangan-Indonesia-FANANI-8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Surplus Neraca Perdagangan Juli 2025 Jadi Penopang Ketahanan Ekonomi – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar USD 4,17 miliar, menunjukkan hal positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Untuk rinciannya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar USD4,17 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Juni 2025 sebesar USD 4,10 miliar.
“Bank Indonesia Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank IndonesiaRamdan Denny Prakoso, dalam keterangannya, Selasa (2/9/2025).
Pria yang akrab disapa Denny ini menyampaikan, surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.
Neraca perdagangan nonmigas pada Juli 2025 mencatat surplus sebesar USD 5,75 miliar, seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar USD 23,81 miliar.
“Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya serta besi dan baja,” ujarnya.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Disisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi sebesar USD 1,58 miliar pada Juli 2025 sejalan dengan peningkatan impor migas di tengah penurunan ekspor migas.
-

Menimbang kebijaksanaan kepemimpinan Sun Tzu untuk Indonesia maju
Surabaya (ANTARA) – Dalam realitas Indonesia mutakhir, barangkali, ada hal menarik direnungkan tentang hakikat kepemimpinan. Apalagi, baru saja bangsa kita diuji oleh kejadian demonstrasi yang menguji naluri kepemimpinan, siapa pun pejabat, birokrat, dan politikus negeri ini.
Artikel berikut mencoba mengulik pesan kepemimpinan yang ditawarkan sejarah kepemimpinan Tiongkok klasik, seni memimpin ala Sun Tzu.
Fenomena kepemimpinan bangsa dalam sepuluh tahun terakhir, dinilai beberapa kalangan kurang berbentuk, terkesan “ceroboh” dalam jangka panjang. Hingga saat ini, dinilai kurang meletakkan hakikat kepemimpinan yang bukan pada keahliannya. Jika dilihat dari fenomena yang muncul, pola-pola yang ada, terindikasi bagaimana prinsip manajemen berkualitas kurang diindahkan dengan tepat dan cepat.
Banyak kisah menarik tentang pemimpin sebenarnya jika kita mau menengok sejarah, menelisik di balik khazanah hidup sejarah bangsa kita dan bangsa-bangsa lain di dunia. Paling tidak, kita mengenal ada pemimpin yang karena banyak pertimbangan, sehingga menjadikannya peragu.
Sebaliknya, ada pula kisah tentang kepemimpinan yang keberaniannya kelewat batas, kurang perhitungan, seakan dia pemimpin pemberani, tetapi sesungguhnya adalah pemimpin ceroboh. Hal ini bisa merugikan kehidupan bangsa di masa depan, kala yang bersangkutan sudah tak memimpin. Ada lagi kisah pemimpin yang “materialistik”, di mana pola dan gaya kepemimpinannya berprinsip yang penting “mendapat”. Begitu seterusnya.
Sun Tzu dikenal sebagai ahli strategi dari Tiongkok kuno. Kita sering mendengar nama itu, bahkan kadang kita membincangkan buku Seni Berperang ala Sun Tzu. Di dalamnya adalah strategi Sun Tzu yang sering dibincangkan secara eksotik-klasik, begitu dahsyat “pelajaran” yang hadir sekitar 2300 tahun lalu. Apa yang menarik? Yuk kita cermati, bagaimana pemikiran Sun Tzu yang bermanfaat bagi kehidupan, bagi dunia bisnis, dunia pendidikan, atau kehidupan lain secara umum.
Di majalah yang berisi tentang motivasi, edisi Januari 2009, ada seni kepemimpinan klasik yang menarik diimplementasikan. Ada sebuah artikel memikat, berjudul; “5 Prinsip Kepemimpinan Sun Tzu”. Jika kita renungkan dalam konteks kekinian, khususnya bagaimana mengelola dunia pendidikan atau umum, misalnya, tampaknya sangat menarik. Meski, bermula dari “dunia perang”, filosofi militer, bukankah mengelola bidang kehidupan sekarang tak ubahnya perang melawan kompetitor kehidupan, baik tampak maupun tidak tampak.
Lima prinsip yang ditawarkan Sun Tzu adalah; (1) zhi (kecerdasan), (2) xin (kepercayaan), (3) ren (kebajikan), (4) yong (keberanian), dan (5) yan (ketegasan). Bagaimana jika memimpin tanpa kecerdasan, kepercayaan, kebajikan, keberanian, dan ketegasan? Mari kita cermati, dengan merefleksikan kehidupan dunia pendidikan kita.
Pertama, prinsip zhi (kecerdasan). Secara bebas, zhi berarti kecerdasan, pengalaman, pengetahuan, kebijaksanaan, dan visi. Apa yang tidak substansial dari arti yang dirujuk prinsip ini? Jika kita ingin menjadi pemimpin, yang dibutuhkan paling tidak pengalaman memimpin, di situlah pengetahuan tercipta dengan seni kecerdasan alami, itu pun jika kita mau terus belajar.
Seni mengembangkan kecerdasan, hemat saya, bermula dari kepekaan dan kejelian yang selalu ingin mengulik segala sesuatu, terlebih sebuah keberhasilan yang dilakukan oleh orang lain. Seni bersahabat dengan pengalaman pribadi adalah telaga renung yang akan menjadi batu asah untuk mengilaukan seni kepemimpinan itu.
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Putin Sapa Narendra Modi ‘Dear Friend’ di Sela-sela KTT SCO China
Jakarta –
Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan kedekatannya dengan Perdana Menteri India Narendra Modi saat menghadiri KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Putin bahkan menyapa Modi dengan sebutan ‘dear friend’.
Dilansir kantor berita Reuters, Senin (1/9/2025), di sela-sela pertemuan SCO di kota pelabuhan Tianjin, Tiongkok, Modi menggandeng tangan Putin saat mereka berjalan menuju Presiden Tiongkok Xi Jinping. Ketiganya tersenyum saat berbicara, dikelilingi para penerjemah.
Kemudian, Modi mengunggah foto di X yang memperlihatkan dirinya dan Putin di dalam limosin lapis baja Aurus yang digunakan oleh pemimpin Rusia tersebut.
Putin kerap bepergian dengan Aurus dalam lawatan ke luar negeri dan sesekali menawarkan tumpangan kepada pemimpin negara lain atau bahkan menghadiahkan kendaraan tersebut, seperti yang dilakukannya kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada tahun 2024.
“Bahkan dalam situasi tersulit sekali pun, India dan Rusia selalu bahu-membahu,” ujar Modi.
“Kerja sama erat kita penting tidak hanya bagi rakyat kedua negara, tetapi juga bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran global,” lanjutnya.
“Rusia dan India telah menjalin hubungan khusus selama beberapa dekade, bersahabat, dan saling percaya. Ini adalah fondasi bagi pengembangan hubungan kita di masa depan,” imbuhnya.
Modi mengatakan ia menyambut baik upaya-upaya terbaru yang bertujuan untuk menghentikan perang di Ukraina sesegera mungkin. Pada hari Sabtu, Modi menegaskan kembali dukungannya terhadap penyelesaian damai melalui percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, ungkap kantor Modi.
“Melakukan pertemuan yang luar biasa dengan Presiden Putin,” ujar Modi pada hari Senin, seraya menambahkan bahwa mereka telah membahas kerja sama “di semua sektor, termasuk perdagangan, pupuk, antariksa, keamanan, dan budaya.”
“Kemitraan Strategis Khusus dan Istimewa kita tetap menjadi pilar penting stabilitas regional dan global,” kata Modi.
Lihat juga Video: Sambutan Hangat Putin ke PM India Modi, Sopiri hingga Berpelukan
(whn/eva)
