kab/kota: Tiongkok

  • AS “Jinakkan” Raksasa China, Trump di Ambang Kemenangan Besar

    AS “Jinakkan” Raksasa China, Trump di Ambang Kemenangan Besar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan perkembangan baru dalam negosiasi masa depan TikTok, dengan memastikan algoritma aplikasi populer itu akan berada di bawah kendali perusahaan-perusahaan AS, sementara mayoritas kursi dewan pengawas operasional di Amerika akan diisi warga AS.

    Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan bahwa kesepakatan hampir tuntas. “Kami 100% yakin kesepakatan sudah tercapai, sekarang hanya tinggal ditandatangani dan tim presiden sedang bekerja dengan mitra Tiongkok mereka untuk menyelesaikan hal itu,” ujarnya dalam acara Saturday in America di Fox News, Sabtu (20/9/2025).

    Leavitt menambahkan algoritma juga akan dikendalikan oleh Amerika, menekankan poin utama dari perundingan yang selama ini menjadi pusat tarik-menarik antara Washington dan Beijing.

    Leavitt mengatakan perusahaan teknologi raksasa Oracle akan memegang tanggung jawab penuh atas keamanan data dan sistem aplikasi di Amerika. Menurut rencana, tujuh kursi dewan pengawas akan dibentuk untuk mengatur operasi TikTok di AS, di mana enam di antaranya akan dipegang warga Amerika.

    Kesepakatan ini muncul setelah percakapan telepon panjang antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (19/9/2025). Trump menyebut Xi sebagai “seorang pria terhormat” dalam menangani isu tersebut. “Semuanya sedang diselesaikan. Kami akan memiliki kendali yang sangat baik,” kata Trump.

    Meski begitu, pernyataan pemerintah China usai percakapan itu tidak menjelaskan apakah Xi setuju pada pelepasan saham pengendali ByteDance di TikTok demi menghindari larangan operasi di AS.

    Trump menegaskan sejumlah investor Amerika sudah siap mengambil bagian dalam kesepakatan ini. Namun, ia masih menghindari detail konkret terkait siapa yang akan benar-benar memegang kendali penuh atas algoritma TikTok.

    Leavitt menekankan bahwa Trump “menyadari pentingnya melindungi privasi dan data warga Amerika, sambil tetap memastikan aplikasi ini tetap terbuka.” Ia bahkan menyebut TikTok sebagai “bagian vital dari proses demokrasi kita.”

    Survei terbaru Pew Research Center menunjukkan dukungan publik untuk larangan TikTok di AS menurun. Pada Maret 2023, 50% responden mendukung pelarangan, namun kini hanya sekitar sepertiga warga Amerika yang setuju. Sepertiga lainnya menolak, sementara sisanya masih ragu.

    Dari kelompok yang mendukung pelarangan, 8 dari 10 menyebut kekhawatiran tentang keamanan data pengguna sebagai alasan utama mereka.

    Sebelumnya, TikTok, yang dimiliki induk perusahaan asal Tiongkok ByteDance, menghadapi ancaman larangan beroperasi di AS sejak Kongres mengesahkan undang-undang yang memberi batas waktu hingga Januari 2025. Namun, Trump berulang kali menandatangani perintah yang memungkinkan aplikasi itu tetap beroperasi sambil menunggu tercapainya kesepakatan penjualan operasional TikTok di AS.

    Pertanyaan terbesar selama proses ini adalah apakah ByteDance akan melepaskan kendali atas algoritma TikTok-fitur yang mengatur konten video yang muncul di linimasa pengguna. Pejabat AS menilai algoritma tersebut rawan dimanipulasi otoritas China untuk memengaruhi opini publik dengan cara yang sulit dideteksi.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ratusan Orang Mengantre pada Peluncuran iPhone 17 di Beijing

    Ratusan Orang Mengantre pada Peluncuran iPhone 17 di Beijing

    Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan masyarakat Beijing rela mengantre pada peluncuran perdana iPhone 17 pada Jumat (19/9/2025).

    Antrean panjang ini menandakan bahwa penjualan seri baru ini menunjukkan awal yang menjanjikan di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

    Salah satu dari 300 orang yang tiba di took Apple di pusat kota Sanlitun, mengatakan ia mengantre untuk mengambil ponsel yang telah dipesannya secara daring.

    Shuke Wang, 35 tahun, mengatakan ia membeli model Pro Max dengan harga mulai dari 9.999 yuan ($1.406) atau sekitar Rp23 jutaan, di Tiongkok.

    Adapun seri tersebut dipatok oleh para analis sebagai model terlaris di seri 17.

    “Saya sangat menyukai desain ulang seri 17, dan menurut saya warna oranye terlihat bagus, tetapi terlalu mencolok. Model Air juga terlihat bagus, tetapi Pro Max menawarkan daya tahan baterai yang lebih lama,” ujarnya dikutip dari Reuters.

    Apple mengatakan bahwa model dasar iPhone 17 memiliki layar yang lebih cerah dan lebih tahan gores, serta kamera depan yang lebih baik sehingga swafoto horizontal terlihat lebih baik.

    Para analis mengatakan seri iPhone 17 dapat memberikan dorongan penting di akhir tahun bagi pangsa pasar dan pengiriman Apple di Tiongkok, yang telah tertekan tahun ini akibat persaingan yang semakin ketat dari Xiaomi dan Huawei di tengah melemahnya permintaan konsumen.

    Selain Beijing, antrean panjang untuk penjualan iPhone 17 ini juga terjadi di Malaysia dan India. Warga Mumbai bahkan rela menunggu sejak malam demi melihat perilisan resmi iPhone 17 series tersebut.

  • Terbesar di ASEAN, Pelaku Industri Alat Kesehatan Bakal Kumpul di Indonesia – Page 3

    Terbesar di ASEAN, Pelaku Industri Alat Kesehatan Bakal Kumpul di Indonesia – Page 3

    Pembaruan yang tak kalah signifikan adalah perpindahan lokasi dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu Jakarta Convention Center ke ICE BSD City, tepatnya di Hall 1, 2, 3, dan 3A. Akan ada lebih dari 500 perusahaan dan institusi yang akan berpameran di area seluas 25.990 m2.

    Sebanyak 70% peserta pameran berasal dari Indonesia dan sisanya dari India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan Tiongkok.

    Teknologi ortopedi hingga laundri Teknologi alat kesehatan terkini yang dipamerkan di antaranya ambulans, peralatan anastesi, peralatan kecantikan, bangunan kantor dan arsitektur, peralatan laboratorium klinis  dan reagent, alat habis pakai medis.

    Kemudian, peralatan gigi, alat diagnosis, alat sekali pakai medis, peralatan tindakan gawat darurat, endoscopy & bronchoscopy, ENT & peralatan mata, peralatan hemodialisa, tempat tidur perawatan, sistem informasi RS, peralatan dapur, alat mesin laundri, pakaian seragam medis, gas medis, pelatihan, ortopedi, peralatan bedah medis, patient central monitor, farmasi dan peralatannya, peralatan fisioterapi, peralatan radiologi, peralatan pernafasan, peralatan sterilisasi, pengolahan air limbah, dan lain-lain.

     

     

     

     

  • OPINI: Operasi ‘Bendera Proletar Palsu’ Kaum Kapitalis Barat – Page 3

    OPINI: Operasi ‘Bendera Proletar Palsu’ Kaum Kapitalis Barat – Page 3

    2. Metode Kapitalis Barat (AS) Kontempore

    AS sedang “menggerakkan revolusi dunia” dengan tujuan mempertahankan hegemoninya, menghadapi dua tantangan besar: kapitalisme negara ala Tiongkok dan nasionalisme populis Trump di dalam negeri sendiri. Metodenya berbeda jauh dari Lenin, tapi punya pola persamaan tertentu.

    a. Basis Ideologi

    Lenin berangkat dari sosialisme ilmiah.

    AS kini berangkat dari kapitalisme liberal-demokratik, tetapi dengan narasi “global governance” yaitu: demokrasi, HAM, kebebasan pasar, dan keterbukaan. Namun di balik narasi ini, tujuannya tetap menjaga dominasi dolar, teknologi, dan supply chain global.

    b. Aktor Penggerak

    Lenin: partai pelopor (Bolshevik)

    AS koalisi kapital transaksional — Wall Street, Silicon Valley, lembaga keuangan internasional (IMF, World Bank), serta jaringan NGO dan media global. Mereka bukan partai tunggal, tetapi bekerja dalam orkestrasi yang rapi.

    c. Target Mobilisasi

    Lenin memobilisasi proletar Rusia (buruh, petani, tentara).

    AS memobilisasi kelas menengah global (urban educated, aktivis NGO, kelompok liberal di negara-negara berkembang) serta elit kosmopolitan yang diuntungkan oleh globalisasi. Di dalam negeri, AS juga sedang memobilisasi kelas menengah progresif untuk melawan populisme Trump, dengan isu gender, ras, climate change, dan anti-fasisme.

    d. Metode Perjuangan

    Lenin: revolusi bersenjata, pengambilalihan negara.

    AS: revolusi lunak (soft revolution) melalui ekonomi: sanksi, tarif, decoupling supply chain dari Tiongkok. Juga melalui teknologi: kontrol chip, AI, 5G, serta dominasi standar internasional. Melalui Budaya/Media: narasi anti-otoritarianisme (melawan Tiongkok) dan anti-fasisme (melawan Trumpisme). NGO & Civil Society: membiayai gerakan HAM, demokrasi, gender equality, lingkungan, yang dijadikan “kuda troya” dalam politik domestik negara-negara lain. Koalisi Global: memperkuat NATO, G7, dan blok ekonomi demokrasi melawan BRICS+.

    e. Slogan dan Narasi

    Lenin: “Tanah, Roti, Perdamaian.”

    AS: “Democracy vs Authoritarianism,” “Climate Justice,” “Inclusive Growth,” dan “Protecting the Rules-Based Order.”Slogan ini bersifat universal, mudah dijual, dan dipakai sebagai legitimasi untuk melawan musuh geopolitik.

    f. Institusionalisasi

    Lenin: Soviet, Cheka, nasionalisasi.

    AS: global institutions (WTO, IMF, NATO, UN agencies), private governance (big tech, rating agencies, SWIFT system), serta military bases di seluruh dunia. Semua ini memperkuat sistem kapitalisme liberal global.

     

  • PBB Beri Sanksi ke Iran Terkait Program Nuklir yang Aktif Kembali

    PBB Beri Sanksi ke Iran Terkait Program Nuklir yang Aktif Kembali

    Jakarta

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi memberikan sanksi ekonomi yang berat terhadap Iran atas program nuklirnya yang kembali aktif, yang memicu reaksi keras dari Teheran. Hal itu setelah mendapat tekanan dari Eropa

    Dilansir AFP, Sabtu (20/9/2025), Inggris, Prancis, dan Jerman diketahui telah menandatangani kesepakatan tahun 2015 yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang bertujuan untuk menghentikan Teheran memperoleh senjata nuklir.

    Ketiga negara tersebut menuduh Iran telah mengingkari janjinya dalam perjanjian tersebut.

    “Kami mendesak (Iran) untuk bertindak sekarang,” kata Duta Besar Inggris Barbara Woodward, yang memberikan suara menentang resolusi yang akan memungkinkan perpanjangan penangguhan sanksi.

    Ia membuka pintu bagi diplomasi di Majelis Umum PBB minggu depan, ketika para kepala negara dan pemerintahan akan berkumpul di New York.

    Namun, Amir Saeid Iravani selaku utusan Iran untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pemungutan suara tersebut merupakan “politik pemaksaan.”

    “Tindakan hari ini tergesa-gesa, tidak perlu, dan melanggar hukum. Iran tidak mengakui kewajiban untuk melaksanakannya,” ujarnya.

    Kemudian, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada hari Jumat sebelumnya bahwa ia telah mengajukan proposal yang “adil dan berimbang” kepada negara-negara Eropa untuk mencegah penerapan kembali sanksi.

    Menjelang pemungutan suara, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat mengatakan dalam sebuah wawancara televisi Israel bahwa ia memperkirakan sanksi internasional akan diberlakukan kembali pada akhir bulan ini. Namun, duta besar Prancis untuk PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa opsi penyelesaian melalui negosiasi masih tersedia.

    Dalam sebuah surat kepada PBB pada pertengahan Agustus, “Tiga Negara Eropa” mengecam Iran karena telah melanggar beberapa komitmen di bawah JCPOA, termasuk meningkatkan stok uranium hingga lebih dari 40 kali lipat dari tingkat yang diizinkan dalam kesepakatan tersebut.

    Meskipun terdapat serangkaian pembicaraan diplomatik antara negara-negara Eropa dan Teheran, trio negara Barat tersebut bersikeras bahwa tidak ada kemajuan.

    “Dewan masih punya waktu untuk menyetujui resolusi lebih lanjut yang memperpanjang penangguhan sanksi ika Iran dan Eropa mencapai kesepakatan di menit-menit terakhir,” kata Gowan.

    Israel, musuh bebuyutan Iran, menyambut baik langkah Dewan Keamanan, yang ditentang oleh Aljazair, Tiongkok, Pakistan, dan Rusia.

    “Tujuan komunitas internasional harus tetap sama: mencegah Iran memperoleh kemampuan nuklir,” tulis Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar di X.

    (azh/azh)

  • Huawei Siap Rebut Pasar Nvidia di China Lewat SuperPoD Interconnect

    Huawei Siap Rebut Pasar Nvidia di China Lewat SuperPoD Interconnect

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa teknologi asal Shenzhen, Huawei, resmi meluncurkan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) terbaru dalam konferensi tahunan Huawei Connect, di tengah larangan Nvidia berjualan di negeri Tirai Bambu. 

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempersulit langkah Nvidia untuk berjualan di China, yang merupakan kompetitor AS dalam hal teknologi dan perdagangan. 

    Sementara itu, kehadiran infrastruktur AI baru Huawei dipandang sebagai upaya strategis untuk memperkuat daya saing perusahaan menghadapi dominasi Nvidia.

    Dilansir dari Techcrunch, Jumat (19/9/2025) Huawei memperkenalkan SuperPoD Interconnect, sebuah teknologi interkoneksi berperforma tinggi yang mampu menghubungkan hingga 15.000 unit kartu grafis, termasuk chip AI buatan Huawei seri Ascend.

    Dengan solusi ini, Huawei ingin memberikan akses komputasi lebih masif bagi pengembang dan perusahaan yang membutuhkan tenaga pemrosesan besar untuk melatih serta mengembangkan sistem AI berskala besar.

    Teknologi tersebut disebut-sebut sebagai pesaing NVLink milik Nvidia, yang saat ini menjadi standar industri untuk komunikasi berkecepatan tinggi antar prosesor grafis. Meski chip AI Huawei masih dinilai lebih rendah dalam hal performa individu dibanding GPU Nvidia, kemampuan untuk menggabungkannya dalam jumlah besar diyakini akan mengurangi kesenjangan daya komputasi.

    Peluncuran ini juga bertepatan dengan momentum penting: sehari sebelumnya, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk melarang perusahaan teknologi domestik membeli perangkat keras Nvidia, termasuk server RTX Pro 600D yang khusus dikembangkan untuk pasar China.

    Larangan tersebut mempersempit ruang gerak Nvidia di pasar terbesar dunia sekaligus memberikan celah bagi Huawei untuk memperkuat posisinya sebagai pemasok alternatif teknologi AI dalam negeri.

    Dengan strategi ini, Huawei tidak hanya berusaha menutup celah performa dengan Nvidia, tetapi juga mendukung ambisi Beijing dalam membangun kemandirian teknologi, terutama di sektor semikonduktor dan kecerdasan buatan yang dianggap strategis bagi masa depan ekonomi dan pertahanan nasional.

    Pasar Nvidia yang Hilang di China

    Chief Executive Officer (CEO) Nvidia Jensen Huang mengatakan jika tidak terkendala aturan ekspor, China berpotensi menjadi pasar senilai US$50 miliar bagi perusahaannya.

    “Pasar China bisa mencapai US$50 miliar setahun jika kami diperkenankan menjual produk kompetitif,” kata Huang dikutip dari Register, Kamis (28/8/2025).

    Nvidia mengungkap hingga saat ini masih harus menunggu persetujuan Washington untuk mengekspor AI generasi terbaru Blackwell ke pasar China. Produk chip sebelumnya, yakni H20, juga belum bisa menembus pasar Negeri Tirai Bambu lantaran izin ekspor yang berlarut-larut.

    Meskipun sejumlah pelanggan di China telah memperoleh lisensi beberapa pekan terakhir, Nvidia mengakui tidak ada satu pun unit H20 yang berhasil dikirim. Pemerintah AS juga meminta potongan 15% dari setiap transaksi berlisensi, namun belum ada kejelasan aturan tertulis mengenai pungutan tersebut.

    Menurut Nvidia, bila hambatan regulasi dapat diselesaikan, tambahan pendapatan sebesar US$2 miliar – US$5 miliar dapatdiraih di luar proyeksi kuartal III yang kini dipatok mencapai US$54 miliar.

  • Mendes Bicara Upaya Genjot Digitalisasi Desa, Ajak China Kerja Sama

    Mendes Bicara Upaya Genjot Digitalisasi Desa, Ajak China Kerja Sama

    Jakarta

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto memaparkan 12 rencana aksi Kemendes PDT di hadapan Delegasi China Investment Association Overseas Investment Union (CIAOIU).

    Yandri menjelaskan seluruh poin berikut dengan peluang kerja sama yang bisa dilaksanakan Indonesia dan China untuk memajukan desa melalui berbagai bidang.

    Di antaranya terkait digitalisasi desa, hilirisasi, pemuda pelopor desa, penguatan pengawasan dana desa, hingga percepatan pembangunan daerah tertinggal.

    Langkah ini diyakini mampu mempercepat pembangunan desa di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    “Tentang digitalisasi desa. Kami sampaikan 75.266 desa pengawasannya masih tradisional, masih secara manual. Ini juga tantangan bagi kami sementara dana desa dari pemerintah pusat selama sepuluh tahun ini Rp 680 Triliun. Ini pengawasannya agak lumayan sulit karena digitalisasi desa belum maksimal. Ini juga bisa merupakan bagian yang bisa digarap teman-teman dari Tiongkok,” papar Mendes Yandri saat bertemu Delegasi CIAOIU di Operational Room Kemendes PDT Jakarta, Kamis (18/9/2025).

    Sekadar informasi, total dana desa yang digelontorkan sejak 2015 hingga 2025 adalah Rp 680,68 Triliun dan telah menghasilkan 20.503 desa mandiri, 23.578 desa maju, dan menurunkan desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi 9.375.

    Jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal ini dipastikan terus merosot dengan bertambahnya desa mandiri dan maju jika ada kolaborasi, baik dengan mitra dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya adalah Pemerintah Tiongkok yang telah 75 tahun menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.

    Kolaborasi lain yang bisa dilaksanakan berkaitan dengan hilirisasi. Ada beberapa hal yang bisa dilaksanakan di antaranya dengan memanfaatkan teknologi milik Tiongkok untuk menambah nilai guna produk yang dihasilkan desa di Indonesia.

    Manfaatnya semakin luas tidak hanya menjadikan bahan mentah menjadi produk jadi hingga siap dikonsumsi namun juga meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta membawa perubahan pada status desa.

    Kerja sama Indonesia – Tiongkok merupakan hal yang sangat penting direalisasikan karena dipastikan membawa keuntungan dan kemajuan untuk keduanya. Di antaranya adalah dalam bidang ekonomi, perdagangan, keamanan, maupun pertukaran budaya yang kondisinya sangat baik karena hubungan harmonis pemimpin dua negara ini sebagaimana dikatakan Presiden CIAOIU Liu Xiongying dalam sambutannya.

    “Kami meyakini bahwa di masa mendatang, dengan kerja sama erat antara kedua belah pihak, Tiongkok dan Indonesia akan terus mendorong pembangunan komunitas dengan nasib bersama pada tingkat yang lebih tinggi, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perdamaian dan pembangunan, baik di kawasan maupun di dunia,” katanya.

    Hadir mendampingi Mendes Yandri yaitu Wamendes PDT Ahmad Riza Patria serta Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama.

    Selain itu, pertemuan ini dihadiri beberapa tokoh penting dari Beijing Bangzhen Technology, Orenda Green Singapore, Henan Mining Group Import & Export, GEMS Capital Pte Ltd Singapore, Fulong Group, PT Nusantara Garuda Jaya (international trade and logistics), Entrepreneur in tourism and logistics (Pulau Tunda projects, downstream supply chain), Angkasa Pura II (airport logistics and halal cargo), PT Metta Karya Agri (agribusiness and smart farming), dan PT Metta Energi Sejahtera (renewable energy and PLTS projects).

    Selanjutnya para delegasi akan melaksanakan kunjungan ke Desa Ciasem Baru Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat dan Desa Wargasara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Provinsi Banten.

    (hns/hns)

  • Dari Diskusi hingga Kunjungi Pelabuhan Tanjung Priok

    Dari Diskusi hingga Kunjungi Pelabuhan Tanjung Priok

    Jakarta: Forum PEMSEA Network of Local Governments (PNLG) 2025 di Jakarta memasuki hari kedua. Para delegasi pemerintah lokal negara anggota ini saling bertukar pikiran dalam sesi presentasi dalam bidang ekonomi maritim.

    “Kami juga mendengarkan presentasi dari Indonesia, Tiongkok, Korea, dan Vietnam mengenai gagasan dan pengalaman mereka dalam bidang ekonomi maritim (blue economy). Sehingga, fungsi utama dari forum ini yaitu untuk menyediakan platform untuk anggota bertukar gagasan,” kata Deputy Secretary-General PNLG Secretariat, Fang Qinhua dalam tayangan Metro TV Rabu, 17 September 2025.

    Selain itu para delegasi ini juga melakukan kunjungan ke PT Pelindo Tanjung Priok. Kunjungan ini untuk melihat langsung pengelolaan pelabuhan di Jakarta. 

    Fang Qinhua, mengungkapkan bahwa selain mendengarkan pemaparan tentang Green Port, para delegasi juga diajak tur ke Control Room untuk mempelajari konsep Smart Port (pelabuhan pintar).
     
    “Disini kami belajar cara mengelola pelabuhan, terutama pelabuhan pintar (smart port) dan pelabuhan hijau (green port),” kata Fang Qinhua dalam tayangan Metro TV Rabu, 17 September 2025.
     

    Menurutnya, hal ini sangat penting bagi anggota PNLG, khususnya untuk memahami tantangan dan solusi penerapan pelabuhan pintar dan pelabuhan hijau dalam menghadapi krisis energi dan lingkungan.

    “Belajar mengenai tantangan bersama yang akan kami lewati dalam area krisis lingkungan, clean energy, dan lain-lain,” jelasnya.

    Selain itu, para delegasi juga mengunjungi Museum Maritim untuk menyaksikan sejarah maritim Jakarta yang disajikan dalam diorama. Kunjungan ini memberi mereka gambaran nyata pengelolaan pelabuhan di Jakarta.

    Jakarta: Forum PEMSEA Network of Local Governments (PNLG) 2025 di Jakarta memasuki hari kedua. Para delegasi pemerintah lokal negara anggota ini saling bertukar pikiran dalam sesi presentasi dalam bidang ekonomi maritim.
     
    “Kami juga mendengarkan presentasi dari Indonesia, Tiongkok, Korea, dan Vietnam mengenai gagasan dan pengalaman mereka dalam bidang ekonomi maritim (blue economy). Sehingga, fungsi utama dari forum ini yaitu untuk menyediakan platform untuk anggota bertukar gagasan,” kata Deputy Secretary-General PNLG Secretariat, Fang Qinhua dalam tayangan Metro TV Rabu, 17 September 2025.
     
    Selain itu para delegasi ini juga melakukan kunjungan ke PT Pelindo Tanjung Priok. Kunjungan ini untuk melihat langsung pengelolaan pelabuhan di Jakarta. 

    Fang Qinhua, mengungkapkan bahwa selain mendengarkan pemaparan tentang Green Port, para delegasi juga diajak tur ke Control Room untuk mempelajari konsep Smart Port (pelabuhan pintar).
     
    “Disini kami belajar cara mengelola pelabuhan, terutama pelabuhan pintar (smart port) dan pelabuhan hijau (green port),” kata Fang Qinhua dalam tayangan Metro TV Rabu, 17 September 2025.
     

     
    Menurutnya, hal ini sangat penting bagi anggota PNLG, khususnya untuk memahami tantangan dan solusi penerapan pelabuhan pintar dan pelabuhan hijau dalam menghadapi krisis energi dan lingkungan.
     
    “Belajar mengenai tantangan bersama yang akan kami lewati dalam area krisis lingkungan, clean energy, dan lain-lain,” jelasnya.
     
    Selain itu, para delegasi juga mengunjungi Museum Maritim untuk menyaksikan sejarah maritim Jakarta yang disajikan dalam diorama. Kunjungan ini memberi mereka gambaran nyata pengelolaan pelabuhan di Jakarta.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Arah komunikasi Prabowo dalam narasi global

    Arah komunikasi Prabowo dalam narasi global

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto akan naik podium dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 pada 23 September di Markas Besar PBB, New York.

    Prabowo tampil sebagai pembicara ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Penempatan urutan ketiga ini di luar tradisi PBB.

    Ini bukan sekadar urutan agenda tetapi dapat dipandang secara eksistensial, bahwa Indonesia sebagai negara non-blok, yang lahir dari semangat Konferensi Asia-Afrika 1955, ditempatkan di posisi yang jarang diberikan untuk aktor di luar hegemoni Barat-Latin Amerika.

    Secara filosofis, posisi ini mengingatkan kita pada dialektika Hegel: bahwa tesis Barat yang diwakili Amerika, antitesis Global South diwakili Brazil, dan sintesis potensial dari Indonesia menggambarkan betapa diperhitungkannya posisi Indonesia di percaturan internasional.

    Nampaknya dunia sedang mencari jalan baru untuk menyelesaikan ketegangan antara Barat dan BRICS, Amerika dan Tiongkok, serta melemahnya multilateralisme global.

    Karena itu Presiden Prabowo diharapkan mampu membangun narasi sebagai jembatan bagi para pihak, bukan sekadar gema retorik di tengah erosi multilateralisme.

    Suara Jakarta di New York

    Secara historis, pidato Prabowo menandai kembalinya presiden Indonesia ke podium Majelis Umum setelah absen satu dekade. Presiden Joko Widodo, selama dua periode, memilih mendelegasikan tugas ini kepada Menteri Luar Negeri, sebagai sebuah pilihan pragmatis. Prabowo menjadi presiden keempat RI yang berpidato langsung di sidang ini, setelah pendahulunya presiden Soekarno, Suharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Tradisi PBB menempatkan Brasil dan AS di urutan pertama, sementara slot ketiga sering menjadi arena uji bagi aktor menengah yang berpotensi memediasi. Posisi ketiga lebih dilihat sebagai bobot diplomatik strategis dan simbol kehormatan. Peluang ini sekaligus merupakan pernyataan implisit bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan narasi global.

    Tesis ini menguji kredibilitas Prabowo dalam membangun narasi politik internasional: apakah ia bisa mengubah persepsi soal urutan berbicara menjadi amplifier bagi suara Jakarta di New York.

    Komunikasi multilateralisme

    Di tengah ketegangan Barat-BRICS, rivalitas AS-Tiongkok, dan pelemahan fondasi multilateralisme serta perang Rusia – Ukraina, pidato Presiden Prabowo tak hanya harus didengar, tapi juga diukur; apakah posisi Indonesia, yang dianggap unik, mampu menjadi jembatan ketegangan akibat benturan aliansi ekonomi, dan keberpihakan pada entitas global secara netral, seperti soal Palestina.

    Ini sangat tergantung dari pilihan materi atau narasi yang akan digaungkan Prabowo di arena sidang tersebut.

    Secara filosofis, Presiden Prabowo tetap dapat menggemakan gagasan tentang “perdamaian abadi” melalui federasi republik: multilateralisme, bukan utopia dalam konstruksi rasional yang rapuh.

    Prabowo juga harus mampu mendinginkan eskalasi BRICS dan Amerika, Trump dan Tiongkok, bukan sekadar mengutuk perang misalnya, tetapi mengusulkan kerangka pragmatis. Fokus pada isu Palestina, Qatar, dan stabilitas global lain, sebuah portofolio mencerminkan peran netral Indonesia sebagai aktor global.

    Narasi Internasional Prabowo harus tetap dalam dimensi komunikasi bergestur Indonesia, mencerminkan semangat ideologis Indonesia, seperti yang pernah dilakukan presiden Soekarno ketika itu. Setiap narasi yang disodorkan harus mencerminkan gagasan identitas sebagai bangsa merdeka dan berdaulat baik secara: politik, ekonomi dan sosial dalam konstelasi global yang aktif, jauh dari jebakan polarisasi.

    Kiprah Indonesia

    Menurut Analisis Center for Strategic and International Studies (CSIS), enam bulan pertama kepemimpinan Prabowo ditandai “diplomatic charm offensive” di mana Indonesia berupaya memperbesar pengaruhnya secara global, fokus pada multi-alignment dan kebijakan “good neighbor” yang bisa jadi jembatan Barat dan Global South, tanpa mengabaikan orientasi regional dan domestik. Sebagai pemimpin informal ASEAN Prabowo harus menempatkan Indonesia sebagai mediator dalam konflik kawasan seperti Laut China Selatan.

    Arah kebijakan luar negeri seperti itulah yang ditunggu dunia internasional di tengah ambisi besar, menciptakan perdamaian dunia. Dorongan Indonesia terhadap posisi ASEAN menuju peran global harus disisipkan sebagai upaya menciptakan kedaulatan, modernisasi pertahanan, dan keseimbangan ekonomi.

    Karena itu keputusan bergabung dengan BRICS harus memberi benefit pada kawasan ASEAN, meskipun beresiko menimbulkan ketegangan baru dengan AS.

    Narasi Prabowo harus “big deal,” sehingga bisa lebih memorable daripada pidato Soekarno jika substansinya kuat.

    Maka Presiden Prabowo seharusnya mengangkat isu-isu strategis yang mencerminkan posisi netral Indonesia dan kontribusinya bagi multilateralisme.

    Pertama, isu Palestina harus menjadi prioritas utama, dengan dorongan kuat untuk pengakuan negara Palestina dan solusi dua negara, sebagaimana ditegaskan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Termasuk kecaman serangan Israel baru-baru ini guna mendukung stabilitas Timur Tengah.

    Kedua, perubahan iklim dan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di mana Indonesia bisa mensponsori isu lingkungan global, termasuk transisi energi dan konservasi hutan hujan.

    Ketiga, hak asasi manusia sebagai bagian dari ujian politik, dengan merespons kritik internasional atas rekam jejak domestiknya.

    Keempat, eskalasi geopolitik seperti rivalitas AS-Tiongkok dan perang Rusia-Ukraina, di mana Indonesia dapat mengusulkan kerangka “constructive pragmatism” sebagai model perdamaian, termasuk mediasi di konflik regional. Kelima, penguatan multilateralisme melalui BRICS dan ASEAN, dengan pengenalan konsep “Asta Cita” (delapan cita-cita) ke dunia untuk menekankan peran Indonesia sebagai jembatan. Isu-isu ini tidak hanya akan memperkuat “soft power” Indonesia, sekaligus memperkokoh posisinya sebagai pemimpin tangguh dari Asean.

    *) Dr. Eko Wahyuanto, dosen Sekolah Tinggi Multimedia ST-MMTC Komdigi Yogyakarta

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • China Larang Bytedance hingga Alibaba Beli Chip AI Nvidia – Page 3

    China Larang Bytedance hingga Alibaba Beli Chip AI Nvidia – Page 3

    Larangan ini merupakan babak baru dalam ketegangan perang dagang teknologi antara AS dan China.

    Sebelumnya, pemerintah AS sudah lebih dulu membatasi ekspor chip canggih buatan Nvidia ke Tiongkok dengan alasan keamanan nasional.

    Untuk menyiasati aturan tersebut, Nvidia akhirnya membuat chip versi khusus dengan spesifikasi lebih rendah, seperti H20 dan RTX Pro 6000D, agar tetap bisa dijual di pasar Tiongkok.

    Namun, setelah larangan terbaru dari pemerintah Tiongkok, situasi jadi semakin rumit. Menanggapi kondisi ini, CEO Nvidia, Jensen Huang, memberikan pernyataan dalam sebuah konferensi pers.

    Ia mengaku kecewa dengan keputusan tersebut, tapi juga memahami bahwa persoalan ini merupakan bagian dari agenda yang jauh lebih besar antara kedua negara.

    “Saya kecewa dengan apa yang saya lihat, tetapi mereka memiliki agenda yang lebih besar untuk diselesaikan antara China dan AS. Dan saya sabar tentang itu,” ujar Huang.