kab/kota: Tiongkok

  • Ini 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia pada 2025

    Ini 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengatakan, Indonesia akan menghadapi ekonomi 2025 dengan penuh optimistis. Pasalnya, seluruh proyeksi lembaga kredibel terhadap ekonomi makro Indonesia pada 2025, tampak tidak berbeda jauh dengan target target APBN 2025.

    Hanya saja, kata Said, Indonesia perlu mengantisipasi sejumlah tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada agar perubahan-perubahan proyeksi ekonomi 2025 tidak terlalu berdampak signifikan, tetapi justru menjadi peluang untuk melompat lebih maju lagi.

    “Mari kita menghitung tantangan ke depan, agar lebih dini mempersiapkan diri, sekaligus membuat langkah yang memberikan lompatan penting bagi perekonomian nasional. Tujuannya agar hitungan kita realistis, tetapi memberikan capaian yang optimistik,” ujar Said kepada wartawan, Kamis (2/1/2024).

    Said kemudian membeberkan enam tantangan dan peluang Indonesia pada 2025. Pertama, kata dia, Indonesia akan menghadapi perang tarif antara Tiongkok berhadapan dengan Amerika Serikat (AS) dan dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43% mobil listrik dari Tiongkok dan AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara-negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.

    Menurut Said, jika perang tarif tersebut makin tajam, maka Indonesia akan terkena spillover effect yang bisa berdampak negatif namun juga positif.

    “Negatifnya, ketidakpastian bisnis global makin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. Namun, apabila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar. Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas ke depan,” tandas Said.

    Kedua, perekonomian Tiongkok yang menjadi mitra dagang terbesar Indonesia mengalami penurunan. Menurut Said, jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok.

    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi risiko atas menurunnya perekonomian Tiongkok, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke Tiongkok yang menurun,” imbuh dia.

    Ketiga, perang tarif bisa berdampak pada depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Belajar dari perang tarif Tiongkok dan AS pada 2018 lalu, kata Said, banyak pelaku pasar lebih menyalakan tombol risk on, artinya menggenggam dolar AS lebih low risk ketimbang mata uang lainnya.

    “Jika situasi ini terulang, maka kita harus bersiap sejak dini untuk memperkuat sistem moneter kita. Saya mengapresiasi Bank Indonesia atas upayanya menggunakan triple intervention di pasar spot, swap, dan DNDF untuk memperkuat rupiah, termasuk penggunaan underlying pembelian dolar AS dan rencana kebijakan debt switch/reprofiling,” kata dia.

    Keempat, kata Said, di dalam negeri, Indonesia menghadapi penurunan kelas menengah dan konsumsi rumah tangga. Menurut dia, menurunnya kelas menengah akan menjadi ancaman bagi upaya Indonesia atas posisinya saat ini di upper middle income country. Sementara menurunnya daya beli akan menjadi sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Kelima, data BPS memperlihatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada 2014 sebesar 21,28% dan pada 2023 kontribusinya menyusut 18,67% atau Rp 3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp 20.892 triliun. Said mengatakan, merujuk pada data BPS tersebut, banyak pihak menilai Indonesia mengalami deindustrialisasi.

    “Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, tetapi peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali. Sebab jika industri manufaktur tumbuh, saya berkeyakinan, kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi, sebab kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri,” ungkap Said.

    Menurut Said, perluasan hilirisasi bisa menjadi peluang bagi pemerintah untuk membangkitkan industri manufaktur dan mendorong kembali tumbuhnya kelas menengah. Karena itu, kata dia, hilirisasi tidak hanya di sektor nikel seperti saat ini, tetapi hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, seperti perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global.

    Terakhir, kata Said, Indonesia perlu menurunkan angka angka incremental output ratio (ICOR) yang dalam 2 tahun terakhir berturut-turut berada di angka 6. Penyebabnya adalah masih tingginya praktik korupsi dan problem struktural seperti ketidakefisienan birokrasi serta perizinan.

    “Indonesia memiliki peluang menurunkan ICOR jika berhasil membereskan hambatan ekonomi, seperti korupsi, dan memberikan pesan yang jelas kepada investor dan pelaku pasar tentang arah kebijakan ekonomi 2025. Dengan ICOR yang rendah maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global, menurunnya tingkat korupsi juga menguatkan kepercayaan kepada pemerintah,” pungkas Said.

  • Demi Ekonomi Tumbuh Menjulang, Ini Sederet Tantangan yang Kudu Diwaspadai

    Demi Ekonomi Tumbuh Menjulang, Ini Sederet Tantangan yang Kudu Diwaspadai

    Jakarta: Indonesia bisa memaksimalkan peluang guna membuat ekonomi menjulang tinggi di 2025. Proyeksi atas pertumbuhan ekonomi RI juga bisa saja melesat ke atas, jika pemerintah siap dan waspada terhadap sejumlah tantangan, baik dari domestik maupun internasional.
     
    Adapun, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 5,1 persen. Sementara Bank Dunia atau World Bank, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5,1 persen.
     
    Sedangkan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 sebesar 5,2 persen.
    “Proyeksi ini sesungguhnya tidak terlalu berbeda jauh dengan target pertumbuhan ekonomi pada APBN 2025 sebesar 5,2 persen,” kata Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 2 Januari 2025.
     
    Menurut Said, Indonesia berpotensi masih menghadapi pelemahan konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan perekonomian. Merosotnya daya beli berdampak pada rendahnya tingkat permintaan. “Gejala ini sesungguhnya sudah nampak sejak pasca pandemi,” tutur dia.
     
    Ia pun membeberkan sederet tantangan yang harus dihadapi agar pemerintah siap dan mawas diri. Hal ini juga agar Indonesia bisa memanfaatkan peluang ekonomi sehingga bisa melambung tinggi.
     
    1. Perang tarif

    Tiongkok dihadapkan perang ekonomi secara multifront, perang tarif dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43 persen mobil listrik dari Tiongkok.
     
    AS juga akan memberlakukan tarif masuk ke Meksiko dan Kanada atas barang ekspor untuk meredam imigran, dan peredaran narkotika. AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.
     
    “Jika perang tarif ini semakin menajam di tahun ini, maka Indonesia akan terkena spillover effect, bisa negatif namun juga positif,” terang Said.
     
    Negatifnya, ungkap dia, ketidakpastian bisnis global semakin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. Namun bila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar.
     
    “Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas kedepan,” tuturnya.
     
    2. Perekonomian Tiongkok melempem

    Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2025 berada di kisaran 4,5 persen, perkiraan ini lebih rendah dari prediksi pertumbuhan Tiongkok di tahun 2024 sebesar 4,8 persen.
     
    Jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok.
     
    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi resiko atas menurunnya perekonomian Tiongkok, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke Tiongkok yang menurun,” tutur Said.
     
    3. Dolar AS makin kuat

    Said menuturkan, perang tarif bisa berdampak pada depresiasi dolar AS (USD) terhadap rupiah. Belajar perang tarif Tiongkok dan AS pada 2018 lalu, banyak pelaku pasar lebih menyalakan tombol ‘risk on’, artinya menggenggam USD lebih low risk ketimbang mata uang lainnya.
     
    “Jika situasi ini terulang, maka kita harus bersiap sejak dini untuk memperkuat sistem moneter kita,” urai dia.
     
    Said mengungkapkan efek penguatan USD akan berlangsung lama jika perang tarif berkepanjangan. Indonesia harus memanfaatkan diplomasi perdagangan internasional untuk membuat tata perdagangan dunia lebih adil, setidaknya tidak merugikan kepentingan nasional Indonesia.
     
    “Sedangkan di dalam negeri, BI, OJK, dan pemerintah perlu mengatur lebih ketat lagi atas devisa hasil ekspor untuk kepentingan nasional,” jelas Said.
     

     

    4. Turunnya kelas menengah

    Di dalam negeri, sambung Said, Indonesia menghadapi penurunan kelas menengah dan konsumsi rumah tangga. Menurunnya kelas menengah akan menjadi ancaman bagi upaya Indonesia atas posisinya saat ini di upper middle income country. Sementara menurunnya daya beli akan menjadi sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
     
    Said bilang, pemerintah bisa mengombinasikan program makan siang bergizi gratis untuk siswa guna meningkatkan gizi anak, sekaligus menggerakan ekonomi UMKM. Libatkan para pelaku UMKM dalam rantai pasok makan bergizi gratis.
     
    “Langkah ini akan berdampak multiplier ekonomi, sebab sektor UMKM akan menyerap produk produk petani dan peternak. Apalagi sektor UMKM menopang tenaga kerja terbesar di Indonesia,” tutur dia.
     
    5. Industri nonmigas susut

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2014 sebesar 21,28 persen dan pada 2023 kontribusinya menyusut 18,67 persen atau Rp3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp20.892 triliun.
     
    “Banyak pihak menilai kita mengalami deindustrialisasi. Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, namun peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali. Sebab jika industri manufaktur tumbuh, saya berkeyakinan, kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi, sebab kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri,” ucap Said.
     
    Menjawab tantangan tersebut, kata Said, peluang yang bisa ditempuh oleh pemerintah untuk membangkitkan industri manufaktur dan mendorong kembali tumbuhnya kelas menengah hanya dengan perluasan program hilirisasi, yang saat ini masih di sektor nikel.
     
    “Perluasan hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global,” jelasnya.
     
    6. Pecut investasi

    Said menuturkan, Indonesia memiliki peluang menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan, jika berhasil membereskan hambatan ekonomi, seperti korupsi, dan memberikan pesan yang jelas kepada investor dan pelaku pasar tentang arah kebijakan perekonomian lima tahun kedepan.
     
    “Dengan ICOR yang rendah, maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global. Menurunnya tingkat korupsi juga menguatkan kepercayaan kepada pemerintah,” terang Said.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Ramalan Keberuntungan Shio Tikus 2025 Tahun Ular Kayu, Kelahiran 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020

    Ramalan Keberuntungan Shio Tikus 2025 Tahun Ular Kayu, Kelahiran 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020

    Ramalan Keberuntungan Shio Tikus 2025 Tahun Ular Kayu, Kelahiran 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini ramalan keberuntungan Shio Tikus 2025 tahun ular kayu.

    Tahun Baru Imlek 2025 jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Dengan demikian, Tahun Ular Kayu akan berlangsung hingga 16 Februari 2026.

    Bagi Anda yang memiliki shio Tikus, berikut adalah prediksi peruntungan di berbagai aspek kehidupan selama tahun ini. 

    Karier

    Tahun 2025 diprediksi membawa stabilitas dalam karier bagi shio Tikus.

    Dengan pemikiran yang cepat dan perspektif unik, Anda akan mampu membuat keputusan yang meningkatkan posisi profesional.

    Meskipun bukan tahun paling beruntung, akan ada banyak peluang untuk mencapai pencapaian signifikan.

    Keuangan

    Secara finansial, tahun ini menjanjikan stabilitas.

    Anda mungkin akan membuat keputusan keuangan besar yang memperkuat posisi ekonomi.

    Tetaplah berhati-hati dalam pengeluaran dan pertimbangkan investasi yang bijaksana untuk memastikan kesejahteraan finansial jangka panjang. 

    Asmara

    Bagi shio Tikus yang masih lajang, Tahun Ular Kayu 2025 merupakan momen sempurna untuk menemukan jodoh.

    Energi Kayu yang dominan tahun ini membawa potensi besar dalam hubungan interpersonal.

    Bagi yang sudah berpasangan, ini adalah waktu yang baik untuk memperkuat ikatan dan meningkatkan keharmonisan dalam hubungan. 

    Kesehatan

    Kesehatan Anda diprediksi stabil sepanjang tahun.

    Namun, disarankan untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan rutin berolahraga guna memastikan kondisi fisik tetap prima.

    Perhatikan juga kesehatan mental dengan mengelola stres melalui aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi.

    Tips untuk Shio Tikus di Tahun 2025

    Manfaatkan Peluang: Meskipun tahun ini bukan yang paling beruntung, peluang untuk kemajuan tetap ada. Jangan ragu untuk mengambil inisiatif dan memanfaatkan kesempatan yang datang.

    Jaga Hubungan: Energi Kayu mendukung hubungan interpersonal. Perkuat jaringan sosial dan bangun hubungan yang positif dengan orang-orang di sekitar Anda.

    Kelola Keuangan dengan Bijak: Meskipun stabil, tetaplah berhati-hati dalam pengeluaran dan pertimbangkan investasi yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang.

    Perhatikan Kesehatan: Jaga keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan terapkan gaya hidup sehat.

    Mengenal Shio Tikus

    Dalam astrologi Tiongkok, Shio Tikus dikenal dengan sifat cerdas, cekatan, dan penuh akal.

    Mereka yang memiliki shio Tikus dipercaya memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan naluri yang tajam untuk memanfaatkan peluang.

    Orang yang lahir pada tahun berikut memiliki shio Tikus: 1924, 1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020, 2032.

    Pembagian Elemen Shio Tikus

    Tikus Kayu (1924, 1984, 2044)

    Tikus Api (1936, 1996, 2056)

    Tikus Tanah (1948, 2008, 2068)

    Tikus Logam (1960, 2020, 2080)

    Tikus Air (1912, 1972, 2032).

    Shio Tikus dikenal sebagai pemikir strategis yang sangat cerdik.

    Mereka memiliki kemampuan analisis yang baik dan sering kali dapat melihat peluang di mana orang lain tidak melihatnya.

    Orang dengan shio Tikus sangat peduli pada keluarga dan teman-temannya.

    Mereka rela berkorban demi orang-orang yang mereka sayangi.

    Shio Tikus dikenal pandai berbicara dan membangun hubungan interpersonal.

    Sifatnya yang ramah membuat mereka mudah disukai oleh orang lain.

    Shio ini memiliki ambisi besar dan tidak takut bekerja keras untuk mencapai tujuannya.

    Mereka adalah individu yang sangat berdedikasi.

    Namun, Shio Tikus juga memiliki kelemahan di antaranya; bisa menjadi terlalu perhitungan, terutama dalam hal keuangan, sulit merasa puas dan kadang-kadang terlalu khawatir dengan hal-hal kecil. (*)

  • Said Abdullah Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia di 2025, Apa Saja? – Page 3

    Said Abdullah Beberkan Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia di 2025, Apa Saja? – Page 3

     

    Said membeberkan, terdapat tantangan ekonomi yang harus dihadapi dan dilalui Indonesia sepanjang tahun 2025. Ia menyebut, mulai dari perang tarif hingga turunnya kelas menengah menjadi tantangan.

    “Besar kemungkinan dunia akan dihadapkan perang tarif, China dihadapkan perang ekonomi secara multifront, perang tarif dengan AS dan Uni Eropa,” bebernya.

    “Uni Eropa memberlakukan bea masuk 43 persen mobil listrik dari Tiongkok, AS juga akan memberlakukan tarif masuk ke Meksiko dan Kanada atas barang ekspor untuk meredam imigran, dan peredaran narkotika, serta AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS,” jelas Said.

    Menurutnya, jika perang tarif semakin menajam, maka Indonesia akan terkena spillover effect yang bisa berdampak negatif dan positif.

    “Negatifnya, ketidakpastian bisnis global makin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi, namun bila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar,” ucap Said.

    Ia juga mengungkapkan, ekonomi China sedang mengalami penurunan yang berdampak pada Indonesia. Pasalnya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi China di 2025 di level 4,5 persen atau lebih rendah dari prediksi pertumbuhan di tahun 2024 sebesar 4,8 persen.

    “Jika perekonomian China makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke China,” ungkap Said.

    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi risiko atas menurunnnya perekonomian China, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke China yang menurun,” imbuhnya.

     

  • Lima Tahun Pandemi, WHO Desak Tiongkok Ungkap Asal Usul Virus Covid-19 – Halaman all

    Lima Tahun Pandemi, WHO Desak Tiongkok Ungkap Asal Usul Virus Covid-19 – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendesak Tiongkok untuk mengungkap asal usul virus Covid-19 yang menjadi pandemi.

    Lima tahun lalu, tepatnya tanggal 31 Desember 2019, Kantor Perwakilan WHO di Tiongkok membuat pernyataan media mengenai kasus ‘pneumonia virus’ di Wuhan, Tiongkok.

    Kemudian, dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun setelah itu, Covid-19 datang berkembang menjadi pandemi dan  membuat banyak pelajaran di kehidupan dunia.

    “Kami terus meminta Tiongkok untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal-usul Covid-19. Ini adalah keharusan moral dan ilmiah. Tanpa transparansi, berbagi, dan kerja sama antarnegara, dunia tidak dapat mencegah dan mempersiapkan diri secara memadai untuk epidemi dan pandemi di masa mendatang,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers beberapa lalu.

    Di tahun 2020 lalu, seluruh dunia mengaktifkan sistem darurat setelah WHO menerbitkan panduan komprehensif mengenai SARS-CoV-2 pertama.

    Sejak saat itu, pihaknya terus mengumpulkan para ahli dan kementerian kesehatan dari seluruh dunia, mengumpulkan dan menganalisis data tentang SARS-CoV-2 pertama.

    “Kami menandai tonggak sejarah ini, mari kita luangkan waktu untuk menghormati kehidupan yang berubah dan hilang. Kami mengucapkan terima kasih kepada para petugas kesehatan yang telah berkorban begitu banyak. Semua berkomitmen untuk belajar dari Covid-19 untuk membangun masa depan yang lebih sehat,” ungkap dia.

    Diketahui pandemi Covid-19 membuat lebih 775,5 juta orang di dunia terkonfirmasi positif Covid-19 dengan angka kematian menyentuh 7 juta orang, seperti yang dilaporkan hingga 13 April 2024.

    Sementara di Indonesia, angka kasus konfirmasi Covid-19 berdasarkan data Kemenkes sebanyak 6,4 juta kasus dengan kematian mencapai 157 ribu orang.

    WHO pun mengumumkan per 5 Mei 2023, Covid-19 sudah tidak lagi menjadi kedaruratan internasional hal ini juga membuat hampir semua negara melonggarkan protokol kesehatan berupa pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

     

     

  • Kasus Penyakit Pernapasan ‘Ngegas’ di China, RI Gimana? Kemenkes Bilang Gini

    Kasus Penyakit Pernapasan ‘Ngegas’ di China, RI Gimana? Kemenkes Bilang Gini

    Jakarta

    Belum lama ini sebuah video ramai di media sosial menunjukkan membludaknya antrean pasien pada rumah sakit besar China. Belakangan diketahui, pasien-pasien tersebut terpapar penyakit pernapasan termasuk influenza A dan human metapneumovirus (hMPV).

    Muncul kekhawatiran kasus tersebut juga mulai menyebar luas ke luar China, termasuk Indonesia.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan RI drg Widyawati, MKM, menyebut sejauh ini belum ditemukan wabah yang sama seperti di China. Mengutip data World Health Organization (WHO), Widyawati menekankan lonjakan kasus influenza maupun hMPV hanya menyebar di China.

    Dari data yang kami himpun khususnya dari WHO, hingga saat ini kasus influenza A dan HMPV masih menyebar di wilayah tiongkok saja

    “Kasus influenza tipe A untuk varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia, pada 2005 hingga 2017,” terang dia dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (2/1/2025).

    “Namun sejak 2018 belum ada kasus baru pada manusia. Untuk varian h5N6 dan H9N2 dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok tapi belum pernah dilaporkan kedua varian tersebut terjadi di indonesia,” lanjutnya.

    Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyebut virus influenza A maupun hMPV bukanlah virus baru. Kedua penyakit pernapasan ini sudah lama menyebar dan termasuk kategori endemik, menetap dan terus muncul di beberapa wilayah tertentu.

    Virus influenza A, menjadi salah satu varian virus yang tengah dipantau ketat lantaran diwaspadai berisiko memicu pandemi bila menyebar luas antarmanusia.

    “Ini yang dikhawatirkan kalau bicara influenza A. Jadi dikatakan serius, serius sebetulnya. Namun saat ini pada level yang belum membahayakan atau belum meningkatkan kekhawatiran sebetulnya,” katanya lagi.

    Berbeda dengan hMPV, virus pernapasan yang ditemukan pada 2001 ini sama dengan RSV atau respiratory syncytial virus. Lebih rentan menyerang anak-anak, tetapi bisa juga menular di kelompok dewasa saat imunitas mereka menurun.

    “Nah kalau sampai ke Indonesia bicara dua penyakit ini ya tentu tetap ada kasus impor. Terutama melalui pelancong internasional atau pelaku perjalanan khususnya berarti dari Asia Timur itu,” tuturnya.

    “Namun dengan sekali lagi pengendalian perbatasan dan protokol kesehatan tentu risiko wabah besar bisa diminimalkan. Apalagi di Indonesia harusnya orang sudah mulai terbiasa untuk update atau booster imunitas dengan vaksinasi,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • Mengenal HMPV Penyakit Pernapasan yang Melonjak di China, Ini Gejalanya    
        Mengenal HMPV Penyakit Pernapasan yang Melonjak di China, Ini Gejalanya

    Mengenal HMPV Penyakit Pernapasan yang Melonjak di China, Ini Gejalanya Mengenal HMPV Penyakit Pernapasan yang Melonjak di China, Ini Gejalanya

    Jakarta

    Setelah lima tahun pasca COVID-19, China kini mencatat lonjakan kasus infeksi virus pernapasan lain yakni human metapneumovirus (hMPV).

    Otoritas kesehatan di seluruh dunia ikut menyoroti wabah tersebut dan kembali menekankan peningkatan tindakan kebersihan seperti mengenakan masker wajah dan mencuci tangan sesering mungkin, terlebih pasca melakukan perjalanan ke tempat asal wabah.

    Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional di China telah menetapkan protokol untuk pelaporan laboratorium serta verifikasi kasus.

    Data dari 16-22 Desember menunjukkan peningkatan infeksi pernapasan akut, termasuk hMPV, terutama di provinsi utara. “Kasus-kasus terkini sebagian besar melibatkan mereka yang terpapar berada di usia di bawah usia 14 tahun,” menurut Reuters.

    “Siaran pemerintah CCTV mengonfirmasi bahwa infeksi pernapasan musim dingin ini sebagian besar disebabkan oleh virus influenza, dengan hMPV juga ikut berkontribusi,” CDC menambahkan.

    Kabarnya, virus tersebut pertama kali terdeteksi pada 2001 oleh peneliti Belanda dalam sampel aspirasi nasofaring dari anak-anak dengan infeksi pernapasan, disebabkan oleh patogen yang tidak diketahui.

    Minggu lalu, badan pengendalian penyakit China mengatakan mereka sedang menguji coba sistem pemantauan untuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya. Menurut laporan Reuters, kasus penyakit pernapasan diperkirakan akan meningkat selama musim dingin.

    Apa saja gejala infeksi hMPV?

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC China) mencatat sejumlah gejala yang kerap ditemui.

    “Gejala-gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi. Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.”

    Badan tersebut lebih lanjut mencatat mereka memiliki kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya, seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi terkena hasil yang parah.

    Next: Bagaimana virus hMPV menyebar?

    Simak Video “Video: Respons China ke WHO soal Tudingan Tutupi Data Asal-usul COVID-19”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Proyek Bendungan Kamtok Picu Protes Warga Tibet Terhadap Tiongkok – Halaman all

    Proyek Bendungan Kamtok Picu Protes Warga Tibet Terhadap Tiongkok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembangunan Bendungan Kamtok di Dataran Tinggi Tibet telah memicu ketegangan antara Tibet dan Beijing. 

    Dilansir dari Hamrakura pada Kamis (2/1/2025), proyek itu dikecam masyarakat Tibet, lantaran bermasalah di bidang lingkungan dan pembangunan.

    Bagi masyarakat Tibet, wilayah tersebut merepresentasikan pelestarian budaya dan kebebasan beragama, sehingga ada anggapan pembangunan bendungan sebagai erosi identitas mereka.

    Ketegangan tersebut menandai puncak konflik berupa penindakan disertai kekerasan dari pihak Tiongkok.

    Bendungan Kamtok, yang terletak di anak Sungai Yarlung Tsangpo, merupakan bagian dari strategi ambisius Tiongkok untuk pembangkit listrik tenaga air dan pengelolaan air di Daerah Otonomi Tibet (TAR).

    Secara resmi, Beijing menggembar-gemborkan proyek tersebut sebagai langkah penting menuju keamanan energi, pertumbuhan ekonomi, dan mitigasi perubahan iklim.

    Namun, bagi banyak warga Tibet, pembangunan bendungan tersebut memiliki dampak yang signifikan.

    Para kritikus berpendapat bahwa proyek tersebut telah menggusur situs-situs suci masyarakat setempat, dan mengganggu ekosistem di Tibet. 

    Laporan Hamrakura menunjukkan bahwa upaya relokasi tak diimbangi kompensasi memadai, hingga kurangnya sosialisasi dengan penduduk yang terkena dampak.

    Banyak warga Tibet melihat ini sebagai contoh lain dari Beijing yang memprioritaskan kepentingan ekonomi dan politik di atas masalah-masalah lokal.

    Selain itu, signifikansi agama dan budaya daerah tersebut—dengan biara-biara dan tempat-tempat doa yang menghiasi lanskap—telah semakin memicu pertentangan.

    Aksi Protes Warga

    Di wilayah yang jarang terjadi perbedaan pendapat publik dan sering kali mendapat balasan keras, protes terhadap Bendungan Kamtok dinilai sebagai hal yang berani. 

    Dimulai sebagai pertemuan kecil pada akhir November, demonstrasi dengan cepat berkembang seiring tersebarnya berita di desa-desa.

    Masyarakat meneriakkan slogan-slogan, membawa spanduk, dan melakukan doa tradisional, ratusan warga Tibet turun ke jalan untuk menuntut penghentian segera proyek tersebut, menurut laporan BBC terbaru.

    Protes tersebut terkenal karena pesan yang mereka sampaikan. Para biksu dari biara-biara di sekitar bergandengan tangan dengan para petani, penggembala, dan pemilik toko.

    Pertunjukan solidaritas yang langka ini menggarisbawahi frustrasi dan kemarahan atas apa yang dilihat banyak orang sebagai pelanggaran terhadap tanah dan budaya mereka. 

    Media sosial, meskipun ada sensor ketat, memainkan peran penting dalam memperkuat demonstrasi.

    Video dan gambar pendek menangkap emosi mentah para pengunjuk rasa, memicu diskusi dalam komunitas diaspora Tibet dan menarik perhatian internasional yang terbatas.

    Namun, aktivisme digital ini juga menempatkan para demonstran pada risiko besar, karena otoritas Tiongkok dengan cepat memantau dan melacak perbedaan pendapat daring.

    Pemerintah Tiongkok tidak membuang waktu dalam menanggapi protes tersebut. Dengan mengerahkan pasukan paramiliter ke wilayah tersebut, otoritas menindak dengan keras seperti biasanya. Laporan saksi mata menggambarkan personel keamanan memukuli pengunjuk rasa yang tidak bersenjata dengan tongkat, menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, dan menangkap puluhan orang.

    BBC melaporkan, mengutip sumber lokal, bahwa banyak dari mereka yang ditahan dibawa ke lokasi yang dirahasiakan, meningkatkan kekhawatiran tentang keselamatan dan kesejahteraan mereka. Organisasi hak asasi manusia telah menyatakan kekhawatiran bahwa para tahanan dapat menghadapi penyiksaan atau pemenjaraan jangka panjang, nasib yang telah menimpa banyak aktivis Tibet di masa lalu.

    Media pemerintah sebagian besar tetap bungkam tentang peristiwa tersebut, membingkai protes tersebut sebagai insiden kerusuhan yang terisolasi yang diatur oleh “pembuat onar.” Sebaliknya, platform media sosial Tiongkok dihapus dari referensi apa pun tentang demonstrasi tersebut, yang menggarisbawahi upaya pemerintah untuk mengendalikan narasi tersebut.

    Otonomi Wilayah Tibet

    Protes Bendungan Kamtok dan tindakan keras berikutnya telah menghidupkan kembali diskusi tentang perjuangan Tibet untuk meraih otonomi dan hak mereka. Selama beberapa dekade, Beijing telah menggunakan kombinasi insentif ekonomi, pergeseran demografi, dan penindasan politik untuk menegaskan kendali atas TAR.

    Sementara itu, strategi ini telah membawa pembangunan infrastruktur ke wilayah tersebut, mereka juga telah meminggirkan suara orang Tibet dan merusak cara hidup tradisional. Bendungan Kamtok merupakan lambang tren yang lebih luas di mana sumber daya alam Tibet dieksploitasi untuk mendorong pertumbuhan industri dan perkotaan Tiongkok.

    Proyek skala besar, termasuk operasi pertambangan dan pembangkit listrik tenaga air, telah mengubah lanskap Tibet, seringkali tanpa memperhatikan konsekuensi lingkungan atau sentimen lokal.  Bagi warga Tibet, inisiatif ini dilihat sebagai alat asimilasi, yang dirancang untuk mengencerkan warisan budaya mereka dan memperkuat cengkeraman Beijing di wilayah tersebut.

    Protes tersebut telah menarik perhatian terbatas tetapi penting dari organisasi hak asasi manusia internasional dan kelompok pengungsi Tibet. Pemerintah Pusat Tibet (CTA), yang berpusat di Dharamshala, India, mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan keras tersebut dan menyerukan pengawasan internasional yang lebih besar.

    “Situasi di Tibet sangat buruk,” kata juru bicara CTA. “Dunia tidak boleh menutup mata terhadap penindasan dan kerusakan lingkungan yang sedang berlangsung.” Namun, realitas geopolitik mempersulit tanggapan internasional. Banyak negara enggan menghadapi Tiongkok terkait masalah hak asasi manusia, mengingat pengaruh ekonomi dan pengaruh diplomatik Beijing.

    Sementara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara lain telah menyatakan keprihatinan atas Tibet di masa lalu, tindakan mereka sering kali terbatas pada gerakan simbolis daripada intervensi substantif. Bagi orang Tibet, perjuangan melawan Bendungan Kamtok merupakan bagian dari perjuangan yang lebih besar untuk melestarikan budaya, identitas, dan lingkungan mereka.

    Protes tersebut telah menggarisbawahi ketahanan masyarakat yang, meskipun mengalami penindasan selama puluhan tahun, terus melawan dalam menghadapi rintangan yang sangat besar. Pada saat yang sama, tindakan keras tersebut berfungsi sebagai pengingat yang jelas tentang tantangan yang mereka hadapi dalam menegaskan hak-hak mereka dalam sistem otoriter.

    Untuk saat ini, Bendungan Kamtok berdiri sebagai penghalang fisik dan simbolis, yang memisahkan masyarakat yang mendambakan penentuan nasib sendiri dari negara yang menuntut kendali yang tak tergoyahkan.

    SUMBER

  • Pesan Tahun Baru Presiden Tiongkok Xi Jinping : Saat ini Dunia Menghadapi Perubahan – Halaman all

    Pesan Tahun Baru Presiden Tiongkok Xi Jinping : Saat ini Dunia Menghadapi Perubahan – Halaman all

    TRIBUNENWS.COM, TIONGKOK – Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan pesan Tahun Baru 2025 melalui China Media Group (CMG) dan platform internet. 

    Xi Jinping mengatakan,  saat ini dunia sedang menghadapi perubahan dan kekacauan.

    “Tiongkok sebagai negara besar yang bertanggung-jawab, aktif mendorong transformasi tata kelola global, serta memperdalam solidaritas dan kerja sama Selatan Global,” kata Xi Jinping, Rabu (1/1/2025).

    Tiongkok, kata dia  mendorong pembangunan bersama Sabuk dan Jalan yang berkualitas secara semakin mendalam dan pragmatis, dan telah sukses menyelenggarakan KTT Beijing Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika.

    “Dalam berbagai ajang bilateral dan multilateral, Tiongkok dengan tegas mengemukakan pendiriannya dan menginjeksikan lebih banyak energi positif untuk menjaga perdamaian dan kestabilan dunia,” katanya.

    Xi Jinping menunjukkan, perubahan dunia yang sebelumnya belum pernah terjadi dalam seratus tahun ini sedang berevolusi dengan cepat, kelapangan dada dibutuhkan untuk menhapuskan perselisihan dan memperhatikan nasib segenap manusia.

    “Tiongkok bersedia bersama dengan berbagai negara menjadi praktisi persahabatan dan kerja sama, pendorong saling pembelajaran antar peradaban, partisipan pembentuk komunitas senasib sepenanggungan manusia,  bersama-sama menciptakan masa depan indah dunia,” katanya.  

    Xi Jinping juga merangkum perjalanan luar biasa yang telah dilalui Tiongkok dan dunia pada tahun 2024 dan berharap harapan dapat terkabul serta mendapatkan lebih banyak kebahagiaan dan kedamaian.

    “Tahun 2024 tak terlupakan sebagai kita telah bersama-sama melewati musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, serta bersama-sama mengalami cuaca angin, hujan dan pelangi,” katanya. 

    Dia menggunakan 3 angka untuk mengungkapkan pencapaian Tiongkok selama setahun terakhir.

    Pertama, PDB Tiongkok diperkirakan melampaui 130 triliun yuan RMB (Rp288.800 Triliun), dapat memperlihatkan ekonomi Tiongkok yang sedang membaik. 

    Kedua, produksi pangan melampaui 1,4 triliun kati (700 miliar kilogram), dapat menunjukkan swasembada pangan Tiongkok.

    Ketiga, produksi tahunan kendaraan energi baru untuk pertama kalinya melampaui 10 juta unit, mencerminkan Industri baru, format bisnis baru dan model baru bermunculan satu demi satu.

    Xi Jinping mencatat jejak inspeksinya di Tiongkok selama setahun terakhir ini, menyatakan kesenangannya atas apa yang disaksikan seperti kehidupan rakyat yang penuh warna dan rasa perolehan yang telah ditingkatkan lagi.

    “Urusan keluarga, urusan negara, urusan dunia, membuat rakyat hidup bahagia adalah urusan yang paling penting,” katanya.

    Dikatakannya, pada tahun 2025, Tiongkok akan merampungkan Repelita ke-14, secara menyeluruh, dan modernisasi ala Tiongkok pasti akan membuka prospek yang lebih luas dalam reformasi dan keterbukaan. 

    Tiongkok akan terus meningkatkan level pembangunan dan tata kelola sosial, serta menyelesaikan berbagai masalah rakyat sipil dengan baik, agar semua orang dapat lebih sering tersenyum dan merasakan kehangatan

     

     

  • Harga Minyak Turun 3% di 2024, Anjlok Dua Tahun Berturut-turut – Page 3

    Harga Minyak Turun 3% di 2024, Anjlok Dua Tahun Berturut-turut – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia turun sekitar 3% sepanjang perdagangan tahun 2024, dan membukukan pelemahan untuk tahun kedua berturut-turut.

    Pendorong merosotnya harga minyak dunia ini karena pemulihan permintaan pascapandemi terhenti, ekonomi Tiongkok yang menjadi importir utama minyak tak kunjung pulih, dan AS serta produsen non-OPEC lainnya memompa lebih banyak pasokan minyak mentah ke pasar global.

    Mengutip CNBC, Kamis (2/1/2025), harga minyak mentah Brent berjangka pada hari Selasa, hari perdagangan terakhir 2024, ditutup naik 65 sen atau 0,88% menjadi USD 74,64 per barel.

    Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup naik 73 sen atau 1,03% menjadi USD 71,72 per barel.

    Harga acuan Brent ditutup turun sekitar 3% dari harga penutupan akhir 2023 sebesar USD 77,04. Sementara harga WTI hampir tidak berubah dengan harga penutupan akhir tahun lalu.

    Pada September, harga minyak mentah Brent ditutup di bawah USD 70 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2021, dan tahun ini Brent diperdagangkan secara luas di bawah harga tertinggi yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir karena permintaan pascapandemi meningkat dan guncangan harga akibat invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 mulai mereda.

    Prospek 2025

    Harga minyak mentah kemungkinan akan diperdagangkan sekitar USD 70 per barel pada tahun 2025 karena permintaan Tiongkok yang lemah dan pasokan global yang meningkat, mengimbangi upaya yang dipimpin OPEC+ untuk menopang pasar.

    Prospek permintaan yang lebih lemah di Tiongkok khususnya memaksa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional (IEA) untuk memangkas ekspektasi pertumbuhan permintaan minyak mereka untuk tahun 2024 dan 2025.

    IEA melihat pasar minyak memasuki 2025 dengan surplus, bahkan setelah OPEC dan sekutunya menunda rencana mereka untuk mulai meningkatkan produksi hingga April 2025 dengan latar belakang harga yang turun.

    Produksi minyak AS naik 259.000 barel per hari ke rekor tertinggi 13,46 juta barel per hari pada bulan Oktober, karena permintaan melonjak ke level terkuat sejak pandemi, data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan pada Selasa kemarin.

    Menurut IEA, produksi akan naik ke rekor baru 13,52 juta barel per hari tahun ini.