kab/kota: Tiongkok

  • Fakta-fakta Lonjakan Penyakit Pernapasan di China, Disebut Dipicu Virus HMPV    
        Fakta-fakta Lonjakan Penyakit Pernapasan di China, Disebut Dipicu Virus HMPV

    Fakta-fakta Lonjakan Penyakit Pernapasan di China, Disebut Dipicu Virus HMPV Fakta-fakta Lonjakan Penyakit Pernapasan di China, Disebut Dipicu Virus HMPV

    Apa Gejalanya?

    HMPV paling banyak terjadi pada kelompok anak. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC China), gejalanya mirip dengan influenza pada umumnya, tetapi bisa berkembang menjadi keluhan lebih parah.

    “Gejala-gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi. Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” beber CDC China.

    Mereka dengan riwayat penyakit paru-paru yang sudah ada sebelumnya, seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi terkena gejala lebih parah.

    “Masa inkubasi berkisar antara tiga hingga lima hari,” kata CDC China.

    Meskipun jumlah kasus meningkat, para ahli menekankan kehati-hatian dalam menggunakan obat antivirus tanpa pandang bulu untuk hMPV.

    Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus dan penanganannya berfokus pada pengurangan gejala. CDC telah mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk menekan penyebaran hMPV dan penyakit pernapasan lain.

    Masyarakat diminta memakai masker di tempat ramai, menjaga jarak sosial, sering mencuci tangan, dan menunda menghindari tempat ramai sebisa mungkin.

    Simak Video “Video: Kemenkes Pastikan Belum Ada Laporan Kasus Flu A dan HMPV di RI”
    [Gambas:Video 20detik]

    (naf/sao)

  • Harga Minyak Mentah Naik pada Awal 2025 Didorong Optimisme Ekonomi China

    Harga Minyak Mentah Naik pada Awal 2025 Didorong Optimisme Ekonomi China

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan lebih dari US$ 1 per barel pada Kamis (2/1/2025) di tengah optimisme investor terhadap ekonomi China dan peningkatan permintaan bahan bakar. Hal ini terjadi setelah Presiden Xi Jinping menjanjikan kebijakan yang lebih agresif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

    Harga minyak mentah Brent naik US$ 1,29 atau 1,7% menjadi US$ 75,93 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) meningkat US$ 1,41 atau 2% ke level US$ 73,13 per barel. Namun, lonjakan persediaan bensin dan sulingan di Amerika Serikat memberikan tekanan dan membatasi kenaikan lebih lanjut.

    Dilansir dari Reuters, dalam pidato tahun baru, Xi Jinping menyatakan komitmennya untuk menerapkan kebijakan yang lebih proaktif guna mempercepat pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Data manufaktur China pada Desember 2024 yang dirilis Kamis menunjukkan perlambatan aktivitas pabrik. Meskipun demikian, beberapa analis menilai data ini dapat mendorong pemerintah Beijing untuk mempercepat stimulus ekonomi.

    Survei resmi sebelumnya menunjukkan sektor manufaktur Tiongkok nyaris stagnan pada akhir 2024, sementara sektor jasa dan konstruksi mencatat hasil yang lebih baik, menandakan mulai berjalannya efek stimulus kebijakan di beberapa sektor.

    Sementara itu, data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan kenaikan signifikan dalam stok bensin sebesar 7,7 juta barel menjadi 231,4 juta barel, sementara stok sulingan naik 6,4 juta barel menjadi 122,9 juta barel. Sebaliknya, persediaan minyak mentah turun 1,2 juta barel, lebih kecil dari perkiraan penurunan 2,8 juta barel dalam survei Reuters.

    Faktor lainnya yang memengaruhi harga minyak mentah naik adalah kondisi geopolitik. Analis IG Tony Sycamore mencatat, risiko geopolitik yang meningkat dan kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump, termasuk tarif perdagangan, menjadi faktor lain yang diperhitungkan oleh para pedagang.

    Harga minyak mentah diperkirakan akan tetap mendekati US$ 70 per barel sepanjang 2025. Jajak pendapat Reuters menunjukkan, lemahnya permintaan dari China dan meningkatnya pasokan global diperkirakan akan menekan upaya OPEC+ untuk menstabilkan pasar. 

  • 2025, Banggar DPR Wanti-Wanti Pelemahanan Ekonomi China hingga Deindustrialisasi

    2025, Banggar DPR Wanti-Wanti Pelemahanan Ekonomi China hingga Deindustrialisasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Badan Angggaran DPR Said Abdullah mewanti-wanti pemerintah agar memanfaatkan tantangan ekonomi pada 2025 menjadi peluang, seperti pelemahan perekonomian China hingga gejala diindustrialisasi dini.

    Said mencontohkan salah satu tantangan terbesar sepanjang tahun ini ada pelemahanan perekonomian China yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

    “Tiongkok dihadapkan perang ekonomi secara multifront [dari banyak sisi], perang tarif dengan AS [Amerika Serikat] dan Uni Eropa,” ujar Said dalam keterangannya, Kamis (2/1/2025).

    Uni Eropa, sambungnya, telah memberlakukan bea masuk 43% untuk mobil listrik dari China. Begitu juga presiden terpilih AS Donald Trump yang mengancam kenaikan bea masuk produk-produk China.

    Said menilai jika perekonomian China makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul maka dampak negatifnya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Negeri Panda tersebut. Oleh sebab itu, dia meyakini pemerintah perlu mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke China yang menurun.

    “Bila Indonesia bisa menggantikan produk-produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar. Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas ke depan,” katanya.

    Apalagi, elite PDI Perjuangan (PDIP) ini juga meningkatkan bahwa perang dagang antara China dan negara-negara Barat juga bisa berdampak negatif ke kurs rupiah. Said mengingatkan pentingnya diplomasi perdagangan internasional dan pengaturan lebih ketat lagi atas devisa hasil ekspor.

    Tidak hanya dari eksternal, dia mengingatkan tantangan perekonomian dari dalam negeri juga tak kalah pelik. Said mengingatkan terjadi penurunan jumlah kelas menengah dan pelemahanan konsumsi rumah tangga. 

    Dia pun mendorong agar pemerintah lebih menggerakkan UMKM yang banyak menyerap tenaga kerja. Menurutnya, pemerintah harus perlu memastikan pelaku UMKM masuk ke dalam rantai pasok program makan bergizi gratis. 

    Sejalan dengan itu, industri manufaktur juga harus dibangkitkan kembali. Said mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 21,28% pada 2014, namun menyusut menjadi 18,67% pada 2023.

    “Peluang yang bisa ditempuh oleh pemerintah hanya dengan perluasan program hilirisasi, yang saat ini masih di sektor nikel. Perluasan hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global,” ungkapnya.

    Sejalan dengan itu, Said menegaskan pentingnya perbaikan angka Incremental Output Rasio (ICOR) Indonesia yang masih tertahan di angka 6. Padahal, lanjutnya, berbagai infrastuktur fisik sudah banyak dibangun selama 10 tahun terakhir.

    Masalahnya, ungkap Said, praktik korupsi dan ketidakefisienan birokrasi masih menjadi permasalahan. Oleh sebab itu, dia meyakini ICOR Indonesia bisa turun hanya dengan pemberantasan korupsi dan permudah iklim berusaha.

    “Dengan ICOR yang rendah maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global,” tutup Said.

  • Wall Street Melemah, Tren Penurunan Berlanjut pada Awal 2025

    Wall Street Melemah, Tren Penurunan Berlanjut pada Awal 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street kembali melemah pada awal 2025 atau Kamis (2/1/2025), melanjutkan tren negatif yang terjadi sejak akhir 2024.

    Indeks S&P 500 turun 0,2%, memperpanjang penurunan empat hari berturut-turut. Setelah sempat bergerak fluktuatif antara kenaikan 0,9% dan penurunan sebesar 0,9%, S&P 500 mencatatkan penurunan terpanjang sejak April 2024.

    Indeks Dow Jones Industrial Average juga melemah 151 poin atau 0,4%, menghapus kenaikan awal 360 poin. Sementara itu, Nasdaq Composite tergelincir 0,2%.

    Secara keseluruhan, S&P 500 turun 13,08 poin menjadi 5.868,55, Dow turun 151,95 menjadi 43.392,27, dan Nasdaq Composite turun 30,00 menjadi 19.280,79.

    Dilansir dari AP, pada saat indeks utama Wall Street melemah, saham Tesla anjlok 6,1% setelah perusahaan tersebut melaporkan pengiriman kendaraan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal terakhir 2024. Hubungan dekat CEO Elon Musk dengan Donald Trump sempat memicu optimisme investor. Namun, kekhawatiran bahwa valuasi saham terlalu tinggi semakin meningkat.

    Menurut Savita Subramanian, ahli strategi dari Bank of America, tingkat rekomendasi beli oleh analis Wall Street mencapai level tertinggi sejak awal 2022. Hal ini menjadi indikator potensial adanya koreksi harga saham.

    Sementara itu, sektor energi mencatatkan kinerja positif seiring kenaikan harga minyak mentah dan gas alam. Saham Constellation Energy melesat 8,4% setelah memenangkan kontrak senilai lebih dari US$ 1 miliar untuk penyediaan listrik dan program penghematan energi.

    Di sektor teknologi, Nvidia melonjak 3%, melanjutkan kenaikan signifikan dalam dua tahun terakhir. Saham perusahaan ini didorong oleh optimisme terhadap adopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Namun, para analis memperingatkan risiko overvaluasi saham di sektor ini.

    Pada saat Wall Street melemah, pasar saham Asia juga mengalami pelemahan signifikan. Indeks di Hong Kong dan Shanghai masing-masing turun 2,2% dan 2,7% setelah data menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur di Tiongkok. Sebaliknya, bursa saham Eropa mencatatkan penguatan moderat.

  • Pemimpin HTS dan Sekutunya Diberikan Pangkat Militer Senior, Mantan Tentara Assad Tidak Senang – Halaman all

    Pemimpin HTS dan Sekutunya Diberikan Pangkat Militer Senior, Mantan Tentara Assad Tidak Senang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keputusan otoritas sementara Suriah untuk memberikan sejumlah pangkat militer senior kepada para pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya, termasuk kepada mereka yang bukan warga negara Suriah, memicu gelombang kritik dan ketidakpuasan.

    Mengutip The New Arab, ketidakpuasan terutama datang dari mantan perwira tentara Suriah yang sebelumnya berada di bawah pemerintahan Bashar al-Assad.

    Kritik ini terutama berfokus pada pemberian pangkat militer kepada pejuang HTS asing.

    Beberapa pihak juga mempertanyakan hak Ahmed al-Sharaa, pemimpin HTS yang kini menjadi penguasa de facto Suriah, untuk mengambil keputusan sepihak.

    Kekhawatiran juga muncul mengenai kompetensi para pejuang tersebut dalam memegang pangkat senior, karena tidak satu pun dari mereka adalah lulusan lembaga militer yang diakui negara.

    Sebaliknya, mereka memperoleh pengalaman hanya di medan perang, di mana aturan dan prosedur yang diterapkan oleh tentara profesional tidak pernah digunakan.

    Keputusan untuk mengintegrasikan faksi-faksi yang terlibat dalam revolusi Suriah, umumnya dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk mengendalikan situasi keamanan di negara tersebut. 

    lihat foto
    Pemimpin baru Suriah yang juga pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani atau Ahmad Al-Sharaa

    Namun, pertanyaan masih muncul terkait bagaimana proses integrasi ini akan dilakukan, siapa saja yang akan diikutsertakan, dan bagaimana caranya.

    Misalnya, faksi-faksi di bawah Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki, diperkirakan akan segera diintegrasikan ke dalam lembaga militer baru yang dibangun di atas sisa-sisa tentara rezim Assad. 

    Namun, tampaknya SNA dikecualikan dari komunikasi apa pun dengan pemerintahan baru ini, menurut laporan pada tanggal 23 Desember.

    Pemberian Pangkat Militer untuk Pemimpin HTS

    Keputusan “No.8”, yang dipublikasikan pada hari Minggu (29/12/2024) di akun Telegram Komando Umum Sharaa, mencantumkan daftar 49 orang yang akan “dipromosikan” ke pangkat Mayor Jenderal, Brigadir Jenderal, dan Kolonel, sebagai bagian dari “pengembangan dan modernisasi tentara Suriah”.

    Di antara mereka yang dipromosikan adalah komandan sayap militer HTS sekaligus Menteri Pertahanan yang baru diangkat dalam pemerintahan transisi, Murhaf Abu Qasra, yang menerima pangkat Mayor Jenderal. 

    Tiga mantan perwira yang membelot dari tentara Suriah selama perang juga termasuk dalam daftar tersebut, bersama beberapa komandan HTS dan anggota faksi lainnya.

    Pejuang non-Suriah yang mendapatkan pangkat militer meliputi Abdul Samriz Bashari (Albania), Alaa Mohammed Abdul Baqi (Mesir), dan Ibnian Ahmed al-Hariri (Yordania), yang menerima pangkat Kolonel.

    Rahman Hussein al-Khatib (Yordania), Omar Mohammed Jaftchi (Turki), dan Abdul Aziz Dawoud Khodabardi (minoritas Turkistan dari Tiongkok) menerima pangkat Brigadir Jenderal.

    Beberapa perwira Suriah yang membelot dan sebelumnya berpangkat tinggi serta memiliki pengalaman militer yang luas menganggap promosi ini sebagai tanda bahwa pemerintahan baru berencana mengandalkan komandan lapangan dari faksi pemberontak untuk membentuk tentara nasional yang bersatu.

    Namun, mereka menegaskan bahwa membangun kembali tentara membutuhkan keahlian akademis, yang tidak dimiliki oleh banyak komandan lapangan ini, meskipun mereka memiliki pengalaman tempur di medan perang.

    Seorang komandan SNA yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed, yang berafiliasi dengan The New Arab, bahwa Ahmed al-Sharaa tidak memiliki kewenangan untuk memberikan pangkat militer.

    Menurutnya, wewenang ini seharusnya hanya dimiliki oleh presiden, setelah konstitusi disusun dan pemilu dilaksanakan.

    Ia juga mempertanyakan pemberian pangkat kepada warga negara asing di angkatan darat yang belum memiliki kewarganegaraan resmi Suriah, serta menegaskan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat harus merupakan lulusan akademi militer yang diakui.

    lihat foto
    Militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah.

    Sementara itu, perguruan tinggi militer yang didirikan oleh Ahmed al-Sharaa di Idlib dikatakan tidak diakui sama sekali.

    Kolonel yang membelot dan analis militer Fayez al-Asmar mengatakan bahwa daftar promosi ini merupakan masalah sensitif bagi masyarakat Suriah.

    Ia menjelaskan bahwa ada ribuan perwira yang membelot, termasuk brigadir, kolonel, dan perwira lainnya, seharusnya diakui oleh pimpinan baru dan dijadikan bagian penting dalam membangun kembali militer.

    Hal itu sebagai bentuk penghargaan atas risiko besar yang mereka ambil selama pembelotan mereka dari tentara Assad.

    Ia juga menekankan bahwa pemimpin militer baru harus memiliki latar belakang akademis dan militer yang kuat agar mampu menangani tugas restrukturisasi tentara.

    “Organisasi dan metode pertempuran faksi-faksi revolusioner sangat berbeda dari militer profesional yang terstruktur dan hierarkis,” imbuhnya.

    Meskipun ia mengakui bahwa seorang Menteri Pertahanan boleh berasal dari kalangan sipil, ia percaya bahwa Kepala Staf dan komandan militer lainnya harus merupakan prajurit terlatih.

    Diperkirakan ada sekitar 5.000 prajurit yang membelot dari tentara Suriah selama perang.

    Beberapa dari mereka tetap tidak aktif dalam kegiatan militer, sementara lainnya bergabung dengan faksi-faksi pemberontak dan terlibat dalam banyak pertempuran sengit yang telah berlangsung hampir 12 tahun.

    Pandangan Pakar

    Pakar militer Diaa Qaddour berpendapat bahwa pemberian pangkat militer kepada sejumlah pejuang asing adalah cara untuk menghormati mereka yang telah berjuang untuk revolusi Suriah dan membuat pengorbanan besar yang layak mendapatkan pengakuan.

    Rashid Hourani, seorang peneliti militer di Jusoor Centre for Studies, menjelaskan bahwa banyak negara di seluruh dunia bergantung pada ahli asing di berbagai bidang, termasuk militer, tanpa harus kehilangan arah nasional.

    Hourani yakin keputusan ini tidak akan berdampak negatif terhadap rekonstruksi tentara baru Suriah.

    Ia percaya bahwa para pejuang asing ini bisa berperan dalam melatih tentara baru dengan metode perang modern.

    Sementara itu, Brigadir Jenderal yang membelot, Mustafa al-Farhat, mengatakan bahwa promosi ini sesuai dengan arah kebijakan pemerintahan baru.

    Namun, menurutnya, tantangan utama adalah mencari sumber daya manusia yang diperlukan untuk membangun tentara yang kuat di tengah situasi sulit Suriah saat ini.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Aktivitas Manufaktur di Negara Asia Lesu, Kebijakan Baru Donald Trump Jadi Pemicu – Halaman all

    Aktivitas Manufaktur di Negara Asia Lesu, Kebijakan Baru Donald Trump Jadi Pemicu – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah pusat manufaktur di kawasan Asia sepanjang tahun 2024 mencatatkan pelemahan usai pasar global mengalami perang harga imbas kebijakan yang diberlakukan Donald Trump, presiden terpilih AS ke-47.

    Mengutip data The Daily Star selama 2024 kemarin pabrik-pabrik telah mengalami tekanan akibat konflik Timur Tengah, namun di akhir tahun kondisi perekonomian manufaktur Asia semakin mencekik terdampak aturan baru yang diusulkan Donald Trump.

    Terbaru Trump memberikan isyarat  bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Kendati masih dalam tahap wacana, namun usulan tersebut telah memberikan pukulan bagi PMI manufaktur global Caixin/S&P untuk Tiongkok hingga amblas tipis menjadi 50,5 pada bulan Desember, lebih rendah dari perkiraan analis, yang mengindikasikan aktivitas akan tumbuh 51,5 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Kemerosotan serupa juga terjadi pada indeks PMI Korea Selatan, dimana pada bulan Desember kemarin indeks tersebut menunjukkan aktivitas penurunan output, sangat kontras dengan angka pertumbuhan ekspor yang lebih baik dari perkiraan yang dirilis pada hari Rabu.

    Sementara itu awal minggu ini, PMI Jepang turut melaporkan aktivitas menyusut, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat pada bulan Desember. Disusul aktivitas manufaktur India tumbuh pada kecepatan terlemahnya untuk tahun 2024. Malaysia dan Vietnam juga melaporkan penurunan aktivitas pabrik.

    Sejauh ini hanya Taiwan yang menunjukkan titik terang yang langka, dengan aktivitas tumbuh pada kecepatan tercepat dalam lima bulan dengan responden survei PMI melaporkan penjualan yang kuat di Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

    Dan di Singapura, yang dianggap sebagai penentu arah perdagangan global tumbuh pada laju tahunan tercepat sejak pandemi pada tahun 2024. Sebagian dibantu oleh dorongan untuk mengekspor sebelum tarif baru AS berlaku.

    Adapun sebelum kemerosotan tersebut terjadi, Oxford Economics sebuah firma penasihat sempat memperkirakan bahwa tarif yang diusulkan Trump dapat menyebabkan penurunan ekspor sebesar 3 persen dari negara Asia selain Cina. 

    “Asia Tenggara akan mengalami penurunan PDB dan perdagangan sebagai bagian dari PDB jika Trump mewujudkan obsesinya terhadap tarif,” Frederick Kleim, peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura.

  • Venezuela Denda TikTok Rp 161 Miliar karena Video Tantangan Viral Berbahaya – Page 3

    Venezuela Denda TikTok Rp 161 Miliar karena Video Tantangan Viral Berbahaya – Page 3

    Sebelumnya, Pengadilan Rusia menjatuhkan sanksi denda sebesar 3 juta Rubel atau USD 28.929 (setara Rp 467 juta) kepada TikTok.

    Mengutip Reuters, Senin (30/12/2024), sanksi denda ini dijatuhkan karena TikTok dinilai bersalah, atas kegagalannya mematuhi peraturan hukum di Rusia.

    Menurut putusan pengadilan kota Moscow, aturan yang dilanggar adalah tentang pendistribusian informasi tertentu milik anak-anak. Tidak diungkapkan lebih detail mengenai pelanggaran seperti apa yang dilakukan oleh TikTok.

    Sementara itu sumber lainnya dari The Daily Star mengungkap, langkah hukum berupa penerapan denda TikTok dari Rusia ini menambah deretan panjang tantangan legal yang dihadapi oleh TikTok di berbagai negara.

    Platform media sosial yang dimiliki oleh perusahaan teknologi Tiongkok ByteDance ini sedang menghadapi masalah di berbagai negara.

    Misalnya di Amerika Serikat, TikTok mendapat ancaman pelarangan operasional, akibat adanya ketakutan tentang pelanggaran privasi dan keamanan data pengguna di negara tersebut.

    Sebelumnya, pada Desember ini, TikTok juga menghadapi pelarangan selama setahun di Albania.

    Belum lagi, pemerintah Kanada pada November lalu juga ingin menghentikan aplikasi TikTok di negara itu, alasannya karena ada risiko keamanan nasional.

  • Ekspor Jakarta pada November 2024 capai 1,34 miliar dolar AS

    Ekspor Jakarta pada November 2024 capai 1,34 miliar dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa nilai ekspor Jakarta pada November 2024 mencapai 1,34 miliar dolar AS dan ada peningkatan 34,75 persen bila dibandingkan periode sama tahun 2023.

    “Kalau dibandingkan dengan November 2023 itu ada kenaikan secara ‘year on year’ di 34,75 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Kamis.

    Nilai ekspor Jakarta pada November 2024 mencapai 1,34 miliar dolar AS dan bila dibandingkan bulan sebelumnya di tahun sama, maka terdapat penurunan 7,01 persen.

    Penurunan nilai ekspor November 2024 terjadi pada minyak dan gas (migas) maupun non migas. Perkembangan ekspor Jakarta menurut sektornya tertinggi ada pada industri pengolahan, yaitu 95,59 persen, sedangkan sektor pertanian 4,22 persen.

    Penurunan yang cukup tinggi pada sektor industri pengolahan sebesar 8,02 persen jika dibandingkan dengan posisi ekspor industri Oktober 2024.

    “Untuk pertanian sebetulnya ada kenaikan tapi karena ‘share’-nya kecil hanya 4,22 persen tentunya dampak terhadap total ini masih belum mengangkat bahwa ekspor kita pada bulan November 2024 ini mengalami penurunan,” tuturnya.

    Hasanudin menambahkan, kinerja ekspor Jakarta menurut kelompok komoditasnya, untuk “Harmonized System” (HS) 2 digit dengan mengambil tiga besar secara nilai pada November 2024, yaitu HS 64 berupa alas kaki sebesar 275,83 juta dolar AS atau 20,55 persen.

    Nilai tersebut, kata dia, terdapat penurunan 11,60 persen jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya.

    Kemudian yang kedua, yaitu HS 87 berupa kendaraan dan bagian-bagiannya sebesar 217,48 juta dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

    “Ada kenaikan 6,47 persen. Jadi di HS 87 ini memiliki ‘share’ yang cukup tinggi di 16,21 persen,” katanya.

    Yang ketiga, yaitu HS 71 berupaya ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata dengan ekspor 126,99 juta dolar AS November 2024 yang mengalami penurunan 8,05 persen. HS 71 ini “share”-nya sebesar 9,46 persen.

    Untuk negara tujuan ekspor yang dominan, yaitu Tiongkok mencapai 14,36 persen. Dari total keseluruhan ekspor ke Tiongkok ini juga ada kenaikan.

    Selanjutnya, yaitu ada ke Amerika Serikat (AS) 13,56 persen dan juga beberapa negara di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Filipina dan juga Vietnam. “Ini negara tujuan utama untuk ekspor di November 2024,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Edan! BYD Jual 4,2 Juta Mobil Sepanjang 2024

    Edan! BYD Jual 4,2 Juta Mobil Sepanjang 2024

    Jakarta

    Build Your Dreams (BYD) menutup 2024 dengan suka cita. Bayangkan saja, produsen asal China tersebut menjual 4,27 juta unit kendaraan sepanjang tahun lalu!

    Disitat dari Carnewschina, Kamis (2/1), ini merupakan kali pertama penjualan mobil BYD di pasar global tembus kepala empat (di atas empat juta). Catatan luar biasa tersebut didukung penjualan Desember 2024 yang sangat impresif, yakni tembus 514 ribuan unit.

    Dengan raihan 4,27 juta unit selama 2024, BYD mengalami peningkatan penjualan 41,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 3 juta unit. Sementara, dari jumlah tersebut, 1,76 juta unit atau 41,5 persennya merupakan mobil listrik bertenaga baterai jenis penumpang.

    Penjualan BYD. Foto: REUTERS/ANNEGRET HILSE

    BYD menjual 2,48 juta kendaraan PHEV (plug-in hybrid) penumpang pada 2024 atau naik 72,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kendaraan tersebut menyumbang 58,5 persen dari total penjualan BYD pada tahun 2024.

    Sementara untuk mobil bensin atau ICE, BYD telah menghentikan produksinya sejak April 2024. Kini, mereka memang hanya fokus mengembangkan dan menjual mobil-mobil ramah lingkungan seperti BEV, PHEV hingga FCEV (hidrogen).

    Kembali ke penjualan, BYD selama tahun lalu mencatat tiga kali penjualan bulanan di atas 500 ribu unit. Sebelumnya, mereka tak pernah mengukir prestasi tersebut. Bahkan, catatan selama Desember 2024 yang mencapai 509 ribu unit meningkat nyaris 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Penjualan BYD. Foto: Doc. Reuters.

    Khusus untuk kendaraan komersial, penjualan kumulatifnya selama 2024 mencapai 21,775 unit. Sedangkan ekspor kendaraan secara umum mencapai 417 ribuan kendaraan atau naik 71,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Selain mobil, BYD merupakan pemasok baterai terbesar kedua di Tiongkok. Pelanggannya juga banyak, ada Tesla, Nio, dan Toyota. Pada 2024, pemasangan baterai kumulatif mereka mencapai 194,7 GWh atau naik 29 persen dari tahun 2023.

    (sfn/din)

  • Ini 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia pada 2025

    Ini 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengatakan, Indonesia akan menghadapi ekonomi 2025 dengan penuh optimistis. Pasalnya, seluruh proyeksi lembaga kredibel terhadap ekonomi makro Indonesia pada 2025, tampak tidak berbeda jauh dengan target target APBN 2025.

    Hanya saja, kata Said, Indonesia perlu mengantisipasi sejumlah tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada agar perubahan-perubahan proyeksi ekonomi 2025 tidak terlalu berdampak signifikan, tetapi justru menjadi peluang untuk melompat lebih maju lagi.

    “Mari kita menghitung tantangan ke depan, agar lebih dini mempersiapkan diri, sekaligus membuat langkah yang memberikan lompatan penting bagi perekonomian nasional. Tujuannya agar hitungan kita realistis, tetapi memberikan capaian yang optimistik,” ujar Said kepada wartawan, Kamis (2/1/2024).

    Said kemudian membeberkan enam tantangan dan peluang Indonesia pada 2025. Pertama, kata dia, Indonesia akan menghadapi perang tarif antara Tiongkok berhadapan dengan Amerika Serikat (AS) dan dan Uni Eropa. Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43% mobil listrik dari Tiongkok dan AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara-negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.

    Menurut Said, jika perang tarif tersebut makin tajam, maka Indonesia akan terkena spillover effect yang bisa berdampak negatif namun juga positif.

    “Negatifnya, ketidakpastian bisnis global makin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. Namun, apabila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar. Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas ke depan,” tandas Said.

    Kedua, perekonomian Tiongkok yang menjadi mitra dagang terbesar Indonesia mengalami penurunan. Menurut Said, jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok.

    “Pemerintah perlu menyiapkan mitigasi risiko atas menurunnya perekonomian Tiongkok, semisal mencari negara lain sebagai pengganti ekspor ke Tiongkok yang menurun,” imbuh dia.

    Ketiga, perang tarif bisa berdampak pada depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Belajar dari perang tarif Tiongkok dan AS pada 2018 lalu, kata Said, banyak pelaku pasar lebih menyalakan tombol risk on, artinya menggenggam dolar AS lebih low risk ketimbang mata uang lainnya.

    “Jika situasi ini terulang, maka kita harus bersiap sejak dini untuk memperkuat sistem moneter kita. Saya mengapresiasi Bank Indonesia atas upayanya menggunakan triple intervention di pasar spot, swap, dan DNDF untuk memperkuat rupiah, termasuk penggunaan underlying pembelian dolar AS dan rencana kebijakan debt switch/reprofiling,” kata dia.

    Keempat, kata Said, di dalam negeri, Indonesia menghadapi penurunan kelas menengah dan konsumsi rumah tangga. Menurut dia, menurunnya kelas menengah akan menjadi ancaman bagi upaya Indonesia atas posisinya saat ini di upper middle income country. Sementara menurunnya daya beli akan menjadi sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Kelima, data BPS memperlihatkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada 2014 sebesar 21,28% dan pada 2023 kontribusinya menyusut 18,67% atau Rp 3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp 20.892 triliun. Said mengatakan, merujuk pada data BPS tersebut, banyak pihak menilai Indonesia mengalami deindustrialisasi.

    “Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, tetapi peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali. Sebab jika industri manufaktur tumbuh, saya berkeyakinan, kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi, sebab kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri,” ungkap Said.

    Menurut Said, perluasan hilirisasi bisa menjadi peluang bagi pemerintah untuk membangkitkan industri manufaktur dan mendorong kembali tumbuhnya kelas menengah. Karena itu, kata dia, hilirisasi tidak hanya di sektor nikel seperti saat ini, tetapi hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, seperti perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global.

    Terakhir, kata Said, Indonesia perlu menurunkan angka angka incremental output ratio (ICOR) yang dalam 2 tahun terakhir berturut-turut berada di angka 6. Penyebabnya adalah masih tingginya praktik korupsi dan problem struktural seperti ketidakefisienan birokrasi serta perizinan.

    “Indonesia memiliki peluang menurunkan ICOR jika berhasil membereskan hambatan ekonomi, seperti korupsi, dan memberikan pesan yang jelas kepada investor dan pelaku pasar tentang arah kebijakan ekonomi 2025. Dengan ICOR yang rendah maka produk ekspor Indonesia bisa berdaya saing di pasar global, menurunnya tingkat korupsi juga menguatkan kepercayaan kepada pemerintah,” pungkas Said.