kab/kota: Tiongkok

  • Tanda Tanya Penyebab Gedung di Thailand Runtuh Saat Gempa Diusut

    Tanda Tanya Penyebab Gedung di Thailand Runtuh Saat Gempa Diusut

    Jakarta

    Pemerintah Thailand meluncurkan penyelidikan untuk memecahkan teka-teki salah satu gedung pencakar langit yang runtuh saat gempa M 7,7 terjadi. Saat runtuh, gedung diketahui sedang dalam tahap pembangunan.

    Dilansir Reuters, kejanggalan yang ditemukannya dalam pembangunan gedung di Bangkok itu sebelum runtuh akibat gempa sempat dilaporkan oleh lembaga pengawas antikorupsi. Setidaknya 12 orang tewas usai gedung runtuh.

    Pengujian awal terhadap material yang dikumpulkan di lokasi menunjukkan adanya baja di bawah standar di antara reruntuhan bangunan setinggi 30 lantai tersebut. Pejabat Kementerian Industri Thailand mengatakan pihaknya akan melakukan analisis lebih lanjut.

    Upaya pencarian dan penyelamatan untuk sekitar 75 orang yang dikhawatirkan masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang sedang dibangun untuk Kantor Audit Negara Thailand itu masih dilakukan oleh tim penyelamat. Pembangunan gedung dikerjakan oleh perusahaan China dan perusahaan konstruksi Thailand.

    Mulai Dibangun 2020

    Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa

    Presiden Organisasi Antikorupsi Thailand, Mana Nimitmongkol, mengatakan pihaknya telah memberi tahu kantor audit tentang kekhawatiran mengenai proyek tersebut. Dia mengatakan pemerintah sebenarnya telah mengancam akan membatalkan proyek tersebut pada Januari lalu karena keterlambatan konstruksi.

    Pembangunan yang runtuh total ketika gempa berkekuatan M 7,7 melanda Myanmar tengah pada Jumat (28/3) dan getarannya mengguncang negara-negara tetangga itu dimulai pada tahun 2020 dan sedang dilakukan oleh perusahaan patungan antara perusahaan Thailand dan China. Perusahaan yang mengerjakan proyek itu belum buka suara soal runtuhnya gedung.

    Menara tersebut awalnya dijadwalkan selesai pada 2026 nanti, tetapi terlambat dari jadwal. Wakil Kepala Auditor, Sutthipong Boonnithi, mengatakan konstruksi gedung itu baru 30% selesai sebelum runtuh.

    Kunjungan lapangan ke proyek selama pembangunan oleh kelompok antikorupsi telah menimbulkan kekhawatiran tentang penundaan, kekurangan pekerja, dan kemungkinan penyelewengan anggaran. Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra juga telah memerintahkan badan-badan pemerintah untuk menyelidiki penyebab runtuhnya gedung dalam waktu satu minggu.

    Penyelidikan resmi Thailand sedang mengusut rencana konstruksi, standar material yang digunakan, serta kemungkinan tindakan tidak aman selama pembangunan gedung. Duta Besar China untuk Thailand, Han Zhinqiang, mengatakan China akan bekerja sama dalam penyelidikan tersebut.

    Kekhawatiran Baja di Bawah Standar

    Foto: REUTERS/Chalinee Thirasupa

    Menteri Perindustrian Thailand Akanat Promphan mengatakan dia khawatir baja di bawah standar mungkin telah digunakan dalam pembangunan gedung tersebut. Kementerian Perindustrian Thialand telah menutup tujuh pabrik karena memproduksi baja di bawah standar dalam 6 bulan terakhir dan menyita aset senilai 360 juta baht sekitar Rp 176 miliar.

    “Banyak dari pabrik-pabrik ini menggunakan proses produksi lama dan peralatan yang direlokasi dari Tiongkok,” kata Akanat.

    Kementerian telah memutuskan untuk membuka pengujian sampel secara terbuka. Setelah pengujian, yang mendeteksi beberapa baja di bawah standar dalam sebagian kecil sampel, para pejabat menekankan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah bahan-bahan tersebut berperan dalam keruntuhan gedung.

    “Kami harus mengumpulkan lebih banyak sampel untuk melakukan lebih banyak pengujian setelah kami dapat (memperoleh akses),” salah seorang pejabat, Nontichai Likitaporn, dalam konferensi pers.

    Para ahli dari dewan insinyur yang membantu pemerintah dalam menyurvei gedung-gedung di sekitar Bangkok untuk mengetahui kerusakan akibat gempa bumi berspekulasi gedung pencakar langit itu mungkin runtuh karena material yang tidak aman atau perencanaan konstruksi yang buruk.

    “Anehnya tidak ada bangunan lain yang mengalami hal seperti ini. Bahkan gedung-gedung tinggi lain yang sedang dibangun, tidak runtuh,” kata anggota Dewan Insinyur Thailand, Anek Siripanichgorn.

    Sejumlah gedung pencakar langit di Bangkok mengalami guncangan hebat saat gempa terjadi. Bahkan, air kolam di lantai atas sejumlah gedung juga tumpah hingga membuat ‘air terjun’.

    Lihat Video: Bangunan di Bangkok Runtuh Pascagempa Myanmar, 9 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 3

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ancaman di Balik Maraton Rekor Harga Emas

    Ancaman di Balik Maraton Rekor Harga Emas

    Jakarta

    Harga emas mencapai titik tertingginya sepanjang masa pada Selasa (1/4) kemarin. Nilai komoditas logam mulia ini diperkirakan akan terus meningkat saat pasar menunggu rincian tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang akan segera diumumkan tengah pekan ini.

    Mengutip Reuters, Selasa (1/4/25), harga emas batangan telah mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut, menyentuh US$ 3.139,78 per ons. Sementara di dalam negeri, harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini naik Rp 20.000 dan kembali memecahkan rekor termahal sepanjang sejarah ke level Rp 1.826.000 per gram.

    “Di samping penghindaran risiko umum, investor meningkatkan alokasi ke emas karena kebijakan perdagangan pemerintahan Trump mengancam status cadangan khusus dolar,” kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

    Di sisi lain pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan dari Trump yang membuat Dolar AS menguat, maka berdampak pada harga emas yang terus melambung tinggi.

    “Kemarin saya prediksi di Maret itu tembus di level US$ 3.100 (per troy ons) antara Jumat dan Senin tanggal 31 Maret. Rupanya, tembus di level US$ 3.200 (per troy ons). Lebih tinggi dari prediksi saya. Karena prediksi saya di semester pertama 2025 itu di angka US$ 3.150 (per troy) ons,” kata Ibrahim kepada detikcom, Selasa (1/4/2025).

    Lebih lanjut ia bilang, meroketnya harga emas juga dipicu adanya perang dagang. Sebagai contoh, kebijakan perang dagang yang akan berlaku per 2 April 2025 terhadap negara-negara yang surplus neraca perdagangannya.

    “Neraca perdagangan bukan saja nanti berarti Tiongkok, Eropa, Kanada dan Meksiko. Bisa saja Indonesia masuk, karena sampai saat ini Indonesia pun juga masih surplus neraca perdagangannya dengan Amerika,” katanya melanjutkan.

    Hal kedua, terbangnya harga emas juga dipicu kondisi geopolitik di Timur Tengah. Saat hari pertama Idulfitri, masyarakat yang ada di Jalur Gaza mengalami insiden pengeboman di wilayah tersebut.

    “Kemudian, yang menarik yang terakhir adalah Trump mengancam akan mengebom Iran, kalau tidak ada kerja sama untuk masalah reaktor nuklirnya. Artinya, sudah jelas bahwa pemerintahan Trump itu diktator,” ia mengelaborasi.

    “Ini yang membuat harga emas kemungkinan besar akan mencetak rekor baru. Kemungkinan besar, angka US$ 3.150 (per troy ons) di bulan April ini kemungkinan tercapai. Kalau tidak di minggu ini, ya di minggu depan. Semua ekspektasi gagal total semua. Melebihi ekspektasi, karena gonjang-ganjing perang dagang ini cukup luar biasa,” tutupnya.

    (igo/eds)

  • Terjebak Reruntuhan Gempa Selama 91 Jam, Wanita Myanmar Berhasil Dievakuasi

    Terjebak Reruntuhan Gempa Selama 91 Jam, Wanita Myanmar Berhasil Dievakuasi

    PIKIRAN RAKYAT – Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar (MFSD) berhasil mengevakuasi seorang wanita berusia 63 tahun yang terjebak reruntuhan bangunan akibat gempa.

    Dalam laporan MFSD seperti dilansir dari Xinhua, wanita lanjut usia itu mereka temukan dalam keadaan hidup di kotapraja Zabuthiri, sekira pukul 07.58 pagi waktu setempat, Selasa, 1 April 2025.

    Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Nay Pyi Taw, Myanmar guna menerima perawatan medis.

    Gambaran umum situasi Myanmar

    Pada tanggal 28 Maret, sekitar pukul 12:50 siang waktu setempat, gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar bagian tengah, dengan episentrum di dekat kota Mandalay dan Sagaing pada kedalaman dangkal 10 km. Getarannya terasa di seluruh negeri dan sekitarnya.

    Gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter juga mengguncang wilayah selatan dalam beberapa menit.

    Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), data awal menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 2.200 lainnya terluka, sementara sekitar 200 lainnya hilang di Myanmar bagian tengah dan barat laut. Mayoritas kematian dilaporkan terjadi di wilayah Mandalay.

    Dewan Administrasi Negara (SAC) telah mengumumkan keadaan darurat untuk Wilayah Bago, Wilayah Mandalay, Wilayah Persatuan Nay Pyi Taw, Wilayah Sagaing, dan sebagian Negara Bagian Shan serta meminta bantuan internasional.

    Tidak hanya itu, gempa bumi tersebut menyebabkan kerusakan besar pada rumah-rumah dan kerusakan parah pada infrastruktur penting. Bandara Internasional Mandalay (dengan penerbangan komersial dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut), jembatan-jembatan utama, jalan-jalan, universitas-universitas, hotel-hotel, situs-situs bersejarah dan keagamaan, serta gedung-gedung layanan publik di daerah perkotaan dan pedesaan telah rusak parah.

    Infrastruktur pasokan dan menara komunikasi terkena dampak parah, layanan listrik dan air terganggu, termasuk di Wilayah Yangon. Jaringan telepon rumah, seluler, dan internet tetap tidak stabil.

    Jumlah korban tewas diperkirakan meningkat

    Kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengatakan pada sebuah forum di Naypyidaw, bahwa 2.719 orang kini ditemukan tewas, dengan 4.521 lainnya terluka dan 441 hilang. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat karena upaya bantuan lambat dan minimnya alat berat untuk mengevakuasi korban.

    “Kebutuhannya sangat besar, dan terus bertambah setiap jamnya. Waktu untuk tanggap darurat semakin sempit. Di seluruh wilayah yang terkena dampak, keluarga-keluarga menghadapi kekurangan air bersih, makanan, dan perlengkapan medis yang parah,” kata Julia Rees, wakil perwakilan UNICEF untuk Myanmar seperti dilansir dari New York Times.

    Sejauh ini, MFSD telah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi di Myanmar dengan bekerja sama dengan tim dari Tiongkok, Rusia, dan India.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Perang Dagang Trump Bikin Geger Harga Emas Hingga Rupiah

    Perang Dagang Trump Bikin Geger Harga Emas Hingga Rupiah

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, akan mengumumkan tarif baru yang rencananya dikenakan kepada semua negara. Rencananya, pada Rabu, 2 April 2025 Trump akan mengumumkan pungutan timbal balik lantaran praktik dagang yang dianggap tidak adil oleh pemerintahannya. Hal ini berpotensi pada kian meroketnya harga emas.

    Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan dari Trump yang membuat Dolar AS menguat, maka berdampak pada harga emas yang terus melambung tinggi.

    “Kemarin saya prediksi di Maret itu tembus di level US$ 3.100 (per troy ons) antara Jumat dan Senin tanggal 31 Maret. Rupanya, tembus di level US$ 3.200 (per troy ons). Lebih tinggi dari prediksi saya. Karena prediksi saya di semester pertama 2025 itu di angka US$ 3.150 (per troy) ons,” kata Ibrahim kepada detikcom, Selasa (1/4/2025).

    Lebih lanjut ia bilang, meroketnya harga emas juga dipicu adanya perang dagang. Sebagai contoh, kebijakan perang dagang yang akan berlaku per 2 April 2025 terhadap negara-negara yang surplus neraca perdagangannya.

    “Neraca perdagangan bukan saja nanti berarti Tiongkok, Eropa, Kanada dan Meksiko. Bisa saja Indonesia masuk, karena sampai saat ini Indonesia pun juga masih surplus neraca perdagangannya dengan Amerika,” katanya melanjutkan.

    Hal kedua, terbangnya harga emas juga dipicu kondisi geopolitik di Timur Tengah. Saat hari pertama Idulfitri, masyarakat yang ada di Jalur Gaza mengalami insiden pengeboman di wilayah tersebut.

    “Kemudian, yang menarik yang terakhir adalah Trump mengancam akan mengebom Iran, kalau tidak ada kerja sama untuk masalah reaktor nuklirnya. Artinya, sudah jelas bahwa pemerintahan Trump itu diktator,” ia mengelaborasi.

    “Ini yang membuat harga emas kemungkinan besar akan mencetak rekor baru. Kemungkinan besar, angka US$ 3.150 (per troy ons) di bulan April ini kemungkinan tercapai. Kalau tidak di minggu ini, ya di minggu depan. Semua ekspektasi gagal total semua. Melebihi ekspektasi, karena gonjang-ganjing perang dagang ini cukup luar biasa,” katanya.

    Tidak cuma itu, Ibrahim bilang, kebijakan Trump ini juga berpotensi melemahkan rupiah. Ia khawatir rupiah akan longsor ke angka Rp 17 ribu per US$ 1.

    “Ada ketakutan saya, rupiah ini akan mendekati Rp 17 ribu (per US$ 1). Karena kita tahu bahwa pasar pun juga masih libur sampai tanggal 7 April. Bank Indonesia pun juga tidak melakukan intervensi di pasar. Ini kemungkinan besar Rupiah pun juga akan melemah,” kata Ibrahim

    “Dari kebijakan ini, pasti yang akan terasa nanti adalah barang-barang impor. Karena batu bara, nikel, CPO (crude palm oil) ini pun juga masuk di Amerika. Artinya, pada saat nanti mereka masuk dan kena biaya impor, anggaplah 25% harganya akan dinaikkan. Berarti, pemerintah Indonesia harus mencari pasar baru,” ungkapnya.

    Masih belum ada kejelasan apakah Indonesia akan dikenakan tarif impor juga oleh AS. Namun ia menilai, pemerintah perlu melakukan persiapan dalam menghadapi kebijakan perang dagang besutan Trump ini.

    “Kita belum tahu nanti pernyataan (Trump) besok, apakah Indonesia akan kena juga terhadap perang dagang ini? Kita tahu sendiri, bahwa saat ini Indonesia pun juga sedang mengalami permasalahan ekonomi. Bukan hanya Indonesia, hampir semua negara. Apalagi nanti seandainya Indonesia masuk dalam kancah negara-negara yang surplus, ini pun juga harus siap-siap pemerintah melakukan tanggapan secepatnya,” ungkapnya.

    Ibrahim menilai, neraca perdagangan Indonesia dengan AS juga bisa terganggu. Meski, tidak menutup kemungkinan Indonesia juga bisa melirik potensi keuntungan dari kebijakan AS ini.

    “Masalah perang dagang di 2 April itu, saya sebagai seorang pengamat sudah empis-empisan bahwa ini akan terjadi seperti ini. Apalagi, defisit fiskal yang kemungkinan besar akan melebar,” tutupnya.

    (eds/eds)

  • Kehabisan Kantong Mayat, Update Korban Gempa Myanmar Capai 2.719, Konflik Junta Menambah Parah – Halaman all

    Kehabisan Kantong Mayat, Update Korban Gempa Myanmar Capai 2.719, Konflik Junta Menambah Parah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar telah meningkat menjadi lebih dari 2.700.

    Sementara ratusan lainnya masih hilang.

    Pemerintah militer negara itu mengonfirmasi pada hari Senin (31/3/2025).

    Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala pemerintahan militer Myanmar (Junta), mengatakan pada hari Selasa bahwa 2.719 orang telah dipastikan tewas, 4.521 orang terluka, dan 441 orang masih hilang, dikutip dari ITV.

    Jumlah kematian dan cedera sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi daripada angka resmi, karena para ahli memperingatkan peluang menemukan korban selamat berkurang secara signifikan setelah 72 jam.

    Gempa bumi hari Jumat dengan episentrum dekat Mandalay – kota terbesar kedua di Myanmar – diikuti oleh sejumlah gempa susulan, termasuk satu gempa berkekuatan 6,4 skala Richter .

    Kerusakan luas telah dilaporkan setelah gempa bumi menyebabkan jembatan dan bangunan runtuh, termasuk di Bangkok, di mana pihak berwenang berusaha membebaskan puluhan orang yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan gedung tinggi yang sedang dibangun.

    Sementara itu, bantuan asing dan tim penyelamat internasional dari Rusia, Tiongkok, dan India mulai berdatangan di Myanmar yang dilanda perang setelah junta militer mengeluarkan permohonan bantuan yang langka.

    Kantong Mayat Habis

    Elaine Pearson, Direktur Asia di Human Rights Watch, mengatakan kepada ITV News pada hari Selasa bahwa kota Sagaing telah kehabisan kantong mayat.

    Hal ini menyebabkan polusi bau mayat membusuk.

    “Sagaing, misalnya, Anda tahu, orang-orang masih terjebak di reruntuhan,” katanya.

    “Sepertinya mereka kehabisan kantong mayat, jadi bau busuk mayat membusuk tercium di udara.

    “Mayat-mayat menumpuk untuk dikremasi.”

    Ia menekankan betapa pentingnya bagi organisasi internasional untuk bekerja sama dengan kelompok masyarakat sipil setempat guna mencegah bantuan disalahgunakan atau dikorupsi, seperti yang terjadi di masa lalu, khususnya dengan militer.

    Sejak gempa bumi terjadi, banyak orang tidur di luar, baik karena rumah mereka hancur atau karena khawatir gempa susulan yang berkelanjutan dapat menghancurkan mereka.

    Pearson juga menegaskan betapa rumitnya upaya penyelamatan karena perang saudara yang sedang berlangsung, yang memengaruhi sebagian besar negara, termasuk daerah yang terkena dampak gempa.

    Hal ini semakin diperparah dengan serangan udara Junta yang terus-menerus terhadap wilayah yang dikuasai Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar.

    Pearson mengatakan hal ini menyoroti perasaan Junta terhadap rakyatnya.

    Pada tahun 2021, militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, yang memicu apa yang kemudian berubah menjadi perlawanan bersenjata yang signifikan.

    Pasukan pemerintah telah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Myanmar, dan banyak tempat berbahaya atau tidak mungkin dijangkau oleh kelompok bantuan.

    Lebih dari tiga juta orang mengungsi akibat pertempuran dan hampir 20 juta orang membutuhkan bantuan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa lebih dari 10.000 bangunan secara keseluruhan diketahui runtuh atau rusak parah di Myanmar tengah dan barat laut.

    Gempa bumi tersebut juga mengguncang negara tetangga Thailand dan menewaskan sedikitnya 21 orang, banyak di antaranya berada di lokasi konstruksi di Bangkok di mana sebagian bangunan tinggi yang dibangun runtuh.

    Sebanyak 34 orang lainnya dilaporkan terluka dan 78 orang hilang, terutama di lokasi konstruksi dekat pasar Chatuchak yang populer.

    Uni Eropa, Inggris, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan negara-negara lain telah mengumumkan bantuan jutaan dolar, baik secara langsung maupun melalui mitra lokal dan organisasi internasional.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington akan membantu, tetapi sejauh ini belum ada bantuan yang diketahui untuk Myanmar.

    Sejumlah kecil personel militer Amerika dikirim untuk membantu di Bangkok.

  • Thailand Usut Penyebab Gedung Runtuh Saat Gempa, Baja Diduga di Bawah Standar

    Thailand Usut Penyebab Gedung Runtuh Saat Gempa, Baja Diduga di Bawah Standar

    Bangkok

    Salah satu gedung pencakar langit yang sedang dalam tahap pembangunan di Bangkok, Thailand, runtuh saat gempa bermagnitudo (M) 7,7 terjadi pekan lalu. Pemerintah Thailand pun meluncurkan penyelidikan mengapa gedung itu menjadi satu-satunya yang runtuh saat gempa.

    Dilansir Reuters, Selasa (1/4/2025), sebuah lembaga pengawas antikorupsi telah melaporkan kepada pihak berwenang soal kejanggalan yang ditemukannya dalam pembangunan gedung pencakar langit di Bangkok itu sebelum runtuh akibat gempa pekan lau. Runtuhnya gedung itu menewaskan sedikitnya 12 orang.

    Pengujian awal terhadap material yang dikumpulkan di lokasi menunjukkan adanya baja di bawah standar di antara reruntuhan bangunan setinggi 30 lantai tersebut. Pejabat Kementerian Industri Thailand mengatakan pihaknya akan melakukan analisis lebih lanjut.

    Tim penyelamat saat ini sedang melanjutkan upaya pencarian dan penyelamatan untuk sekitar 75 orang yang dikhawatirkan masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang sedang dibangun untuk Kantor Audit Negara Thailand itu. Pembangunan dikerjakan oleh perusahaan China dan perusahaan konstruksi Thailand.

    Pemerintah telah mengumumkan penyelidikan atas penyebab runtuhnya gedung pencakar langit tersebut. Gedung itu menjadi satu-satunya gedung di Bangkok yang runtuh total ketika gempa berkekuatan M 7,7 melanda Myanmar tengah pada Jumat (28/3) dan getarannya mengguncang negara-negara tetangga.

    Presiden Organisasi Antikorupsi Thailand, Mana Nimitmongkol, mengatakan pihaknya telah memberi tahu kantor audit tentang kekhawatiran mengenai proyek tersebut. Dia mengatakan pemerintah sebenarnya telah mengancam akan membatalkan proyek tersebut pada Januari lalu karena keterlambatan konstruksi.

    Pembangunan gedung tersebut dimulai pada tahun 2020 dan sedang dilakukan oleh perusahaan patungan antara perusahaan Thailand dan China. Perusahaan yang mengerjakan proyek itu belum buka suara soal runtuhnya gedung.

    Kunjungan lapangan ke proyek selama pembangunan oleh kelompok antikorupsi telah menimbulkan kekhawatiran tentang penundaan, kekurangan pekerja, dan kemungkinan penyelewengan anggaran. Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra juga telah memerintahkan badan-badan pemerintah untuk menyelidiki penyebab runtuhnya gedung dalam waktu satu minggu.

    Penyelidikan resmi Thailand sedang mengusut rencana konstruksi, standar material yang digunakan, serta kemungkinan tindakan tidak aman selama pembangunan gedung. Duta Besar China untuk Thailand, Han Zhinqiang, mengatakan China akan bekerja sama dalam penyelidikan tersebut.

    Menteri Perindustrian Thailand Akanat Promphan mengatakan dia khawatir baja di bawah standar mungkin telah digunakan dalam pembangunan gedung tersebut. Kementerian Perindustrian Thialand telah menutup tujuh pabrik karena memproduksi baja di bawah standar dalam 6 bulan terakhir dan menyita aset senilai 360 juta baht sekitar Rp 176 miliar.

    “Banyak dari pabrik-pabrik ini menggunakan proses produksi lama dan peralatan yang direlokasi dari Tiongkok,” kata Akanat.

    Kementerian telah memutuskan untuk membuka pengujian sampel secara terbuka. Setelah pengujian, yang mendeteksi beberapa baja di bawah standar dalam sebagian kecil sampel, para pejabat menekankan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah bahan-bahan tersebut berperan dalam keruntuhan gedung.

    “Kami harus mengumpulkan lebih banyak sampel untuk melakukan lebih banyak pengujian setelah kami dapat (memperoleh akses),” salah seorang pejabat, Nontichai Likitaporn, dalam konferensi pers.

    Para ahli dari dewan insinyur yang membantu pemerintah dalam menyurvei gedung-gedung di sekitar Bangkok untuk mengetahui kerusakan akibat gempa bumi berspekulasi gedung pencakar langit itu mungkin runtuh karena material yang tidak aman atau perencanaan konstruksi yang buruk.

    “Anehnya tidak ada bangunan lain yang mengalami hal seperti ini. Bahkan gedung-gedung tinggi lain yang sedang dibangun, tidak runtuh,” kata anggota Dewan Insinyur Thailand, Anek Siripanichgorn.

    Sejumlah gedung pencakar langit di Bangkok mengalami guncangan hebat saat gempa terjadi. Bahkan, air kolam di lantai atas sejumlah gedung juga tumpah hingga membuat ‘air terjun’.

    Lihat Video: Bangunan di Bangkok Runtuh Pascagempa Myanmar, 9 Orang Tewas

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Update Gempa Myanmar-Thailand: Korban Tewas Tembus 2.000 Orang, 3.900 Terluka, 270 Lainnya Hilang – Halaman all

    Update Gempa Myanmar-Thailand: Korban Tewas Tembus 2.000 Orang, 3.900 Terluka, 270 Lainnya Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi dengan magnitudo 7,7 mengguncang sebagian Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3/2025), mengakibatkan banyak korban jiwa dan meratakan bangunan.

    Pusat gempa berada di Mandalay, Myanmar, kota terbesar kedua di negara tersebut.

    Bahkan di Bangkok, yang berjarak sekitar 1.000 km dari pusat gempa, bangunan pencakar langit yang sedang dibangun runtuh total akibat getaran.

    Korban diperkirakan akan terus bertambah karena upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di gedung-gedung yang runtuh di Myanmar dan Thailand, kata para pejabat.

    Kini, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.056 di Myanmar, mengutip laporan ABC News.

    Lebih dari 3.900 orang terluka dan 270 orang dilaporkan hilang, menurut Junta Militer Myanmar.

    Di Bangkok, sedikitnya 13 orang tewas akibat keruntuhan gedung di kawasan Chatuchak, menurut Otoritas Metro Bangkok.

    GEMPA MYANMAR – Tangkapan layar dari YouTube Al Arabiya English menunjukkan bangunan-bangunan rusak parah di Mandalay setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025). (Tangkapan layar YouTube Al Arabiya English)

    Bantuan Internasional

    Pada Senin (31/3/2025), Kedutaan Besar AS di Myanmar mengumumkan bantuan sebesar $2 juta untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan pascagempa.

    Kedutaan menyebut bantuan tersebut sebagai bagian dari “tanggapan langsung” Amerika Serikat terhadap bencana ini.

    Selain itu, tim tanggap darurat kecil dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) telah dikerahkan untuk menilai situasi di Myanmar, namun hingga Senin pagi, mereka belum dapat memasuki negara tersebut.

    Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan diskusi mengenai tanggapan yang lebih luas terhadap gempa bumi ini sedang berlangsung, termasuk kemungkinan mengirim Tim Tanggap Bantuan Bencana.

    Sementara itu, tim internasional, termasuk dari China dan Rusia, telah berada di lapangan untuk merespons situasi di Myanmar, lapor ABC News.

    Tim dari China tiba 18 jam setelah gempa dengan lebih dari 400 personel yang kini berada di lapangan.

    Pada hari Senin, mereka berhasil menyelamatkan empat orang dari bangunan runtuh di Mandalay.

    Beijing juga mengirimkan pesawat penuh perbekalan, dengan total bantuan senilai $14 juta. China juga memiliki beberapa tim yang membantu di Thailand.

    Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mengatakan di platform X: “China adalah teman dalam kesulitan.”

    IFRC: Myanmar Menghadapi Kehancuran Terburuk di Asia dalam 100 Tahun

    “Myanmar mengalami tingkat kehancuran yang belum pernah terjadi selama satu abad di Asia,” kata penjabat kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) setelah gempa bumi pada hari Jumat.

    “Ini adalah gempa bumi yang dampaknya akan kita rasakan bukan hanya hari ini atau besok, tetapi juga dalam minggu-minggu mendatang,” ujar Marie Manrique kepada CNN pada hari Minggu.

    IFRC meluncurkan seruan darurat, menyerukan solidaritas global saat mereka memobilisasi tim untuk membantu upaya penyelamatan di Myanmar.

    Pernyataan IFRC juga melaporkan kerusakan signifikan pada infrastruktur penting di seluruh negeri.

    Bandara di Mandalay dan Naypyidaw masih ditutup karena masalah keselamatan, sementara pemadaman telekomunikasi menghambat koordinasi di beberapa wilayah.

    Menanggapi banyaknya tantangan dalam upaya kemanusiaan, direktur regional IFRC untuk Asia Pasifik, Alexander Matheou, mengatakan:

    “Ini bukan hanya bencana; ini adalah krisis kemanusiaan yang kompleks yang memperburuk kerentanan yang sudah ada.”

    “Myanmar terus menghadapi masalah pengungsian internal dan kerawanan pangan.”

    “Gempa bumi ini memperparah situasi yang sudah rapuh.”

    “Komunitas global harus melangkah maju untuk mendukung tanggapan yang berani dan berkelanjutan.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Korban Gempa Capai 2.056 Orang, Myanmar Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional

    Korban Gempa Capai 2.056 Orang, Myanmar Umumkan 7 Hari Berkabung Nasional

    Jakarta

    Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo menewaskan ribuan orang di Myanmar. Pemerintah Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari.

    “Myanmar mengumumkan tujuh hari berkabung nasional atas gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala richter yang melanda Myanmar bagian tengah pada hari Jumat,” bunyi keterangan media pemerintah Myanmar, MRTV, dilansir Anadolu Agency, Selasa (1/4/2025).

    Pengumuman itu disampaikan pemerintah Myanmar pada Senin (31/3) waktu setempat. Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang selama masa berkabung untuk menghormati para korban.

    Tim Informasi Administrasi Negara Myanmar mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 2.056. Sekitar 3.900 orang terluka dan hampir 270 orang dilaporkan hilang.

    Rusia, India, Tiongkok, Thailand, PBB, UEA, dan negara-negara lain telah mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan spesialis beserta bantuan kemanusiaan.

    Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Myanmar terus bertambah. Pemerintah Myanmar mengatakan jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 2.000 orang.

    Dilansir Asscoicated Press (AP), upaya pengiriman bantuan ke Myanmar kini terhambat akibat pemadaman listrik hingga jaringan komunikasi yang bermasalah. Pemerintah Myanmar juga mengalami kekurangan alat berat sehingga operasi pencarian dan penyelamatan korban tidak maksimal.

    Lebih dari 10.000 bangunan runtuh atau rusak parah di Myanmar bagian tengah dan barat laut. Satu gedung kelas prasekolah runtuh di distrik Mandalay menewaskan 50 anak dan dua guru.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Doa dan Air Mata Saat Idul Fitri di Myanmar yang Hancur Akibat Gempa

    Doa dan Air Mata Saat Idul Fitri di Myanmar yang Hancur Akibat Gempa

    Mandalay

    Ratusan umat muslim yang berduka berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri di jalanan di Mandalay, Myanmar. Suasana duka menyelimuti perayaan Idul Fitri usai gempa dahsyat merusak berbagai wilayah di Myanmar.

    Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), salat id digelar di jalan di luar dua masjid tempat 20 orang meninggal akibat gempa. Isak tangis dari umat muslim yang hadir dalam salat id semakin kuat saat imam berdoa untuk korban tewas gempa Myanmar.

    “Semoga Allah memberi kita semua kedamaian. Semoga semua saudara terbebas dari bahaya,” ujarnya.

    Umat Muslim Mandalay berkumpul untuk salat Idul Fitri yang muram tiga hari setelah gempa bumi bermagnitudo (M) 7,7 melanda negara tersebut saat mereka sedang salat Jumat. Menara masjid Sajja Selatan di lingkungan Muslim Mawyagiwah runtuh akibat gempa dan menewaskan 14 anak-anak serta dua orang dewasa.

    Empat orang lagi tewas di masjid Sajja Utara yang berdekatan ketika menaranya runtuh. Banyak korban tewas berasal dari keluarga Win Thiri Aung, baik yang dekat maupun yang jauh.

    “Pada masa normal, Idul Fitri penuh dengan kegembiraan. Hati kami ringan. Tahun ini, kami tidak seperti itu. Semua pikiran kami tertuju pada anak-anak yang meninggal. Saya melihat wajah mereka di mata saya. Kami percaya jiwa anak-anak dan semua orang yang kami kenal yang meninggal telah mencapai Surga. Kami percaya mereka meninggal dengan bahagia,” kata Win sambil menangis.

    “Ini adalah ujian dari Allah. Ini adalah pengingat dari-Nya bahwa kita perlu menghadap kepada-Nya. Jadi, kami perlu lebih banyak berdoa,” sambungnya

    “Kami harus berdoa di jalan, merasakan kesedihan dan kehilangan. Situasinya sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi,” kata Kepala Pengurus masjid Sajja Utara, Aung Myint Hussein.

    Pola kehancuran di kota terbesar kedua Myanmar itu bervariasi. Beberapa bangunan hancur total dan beberapa area mengalami kerusakan yang terkonsentrasi. Di ujung jalan dari masjid, seorang penduduk mengatakan enam orang tewas saat sebuah toko makanan runtuh, serta dua orang lagi tewas di sebuah restoran di seberang jalan.

    Namun, sebagian besar kota tampak aman dengan lalu lintas di jalan-jalan dan beberapa restoran mulai kembali buka. Kehidupan sehari-hari mulai kembali normal bagi banyak orang.

    Seorang warga, Sandar Aung, mengatakan putranya berusia 11 tahun terluka parah saat salat Jumat dan meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Dia mengaku sangat terpukul karena putranya begitu semangat menyambut Idul Fitri.

    “Saya sangat sedih, anak saya sangat gembira menyambut Idul Fitri. Kami mendapat baju baru yang akan kami kenakan bersama. Kami menerima apa yang telah direncanakan Allah. Allah hanya melakukan apa yang baik dan apa yang benar dan kami harus menerimanya,” kata wanita berusia 37 tahun itu sambil menangis.

    Gempa Myanmar telah menewaskan sedikitnya 1.700 orang. Tim penyelamat masih melakukan pencarian dan korban tewas diprediksi akan terus bertambah.

    Lihat juga Video ‘Gempa Dahsyat Myanmar Sebabkan 800-an Rumah di Tiongkok Rusak’:

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lebaran 2025: Cek Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini – Page 3

    Lebaran 2025: Cek Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Hari Ini – Page 3

    Menurut survei mingguan Kitco News, banyak analis pasar masih sangat optimis terhadap prospek harga emas dalam waktu dekat. 

    Colin Cieszynski, Kepala Strategi Pasar di SIA Wealth Management, mengatakan bahwa emas masih dalam tren naik yang kuat, terutama karena ketidakpastian global yang terus berlanjut.

    “Saya optimis terhadap emas untuk minggu depan. Harga telah berhasil menembus level resistensi dan secara teknikal masih menunjukkan kekuatan,” ujar Cieszynski.

    Namun, ia juga mengingatkan bahwa volatilitas masih bisa terjadi, terutama menjelang 2 April, ketika Presiden Trump diperkirakan akan mengambil keputusan terkait kebijakan tarifnya.

    Senada dengan itu, Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menilai bahwa faktor fundamental yang mendorong pembelian emas masih kuat. 

    “Harga emas melewati batas USD 3.000 dengan mudah. Ada banyak permintaan potensial dari bank sentral, konsumen di Tiongkok, dan investor di Amerika Utara yang belum sepenuhnya masuk ke pasar,” ujarnya.