kab/kota: Tiongkok

  • Perjalanan Teh di Indonesia, dari Sampah Kapal hingga Minuman Khas

    Perjalanan Teh di Indonesia, dari Sampah Kapal hingga Minuman Khas

    Liputan6.com, Yogyakarta – Teh yang kini menjadi minuman keseharian masyarakat Indonesia memiliki sejarah unik yang jarang diketahui. Minuman yang identik dengan kehangatan dan keramahan ini ternyata berawal dari daun teh berkualitas rendah yang terbuang selama perjalanan kapal dagang Belanda di abad ke-17.

    Mengutip dari berbagai sumber, pada era 1600-an, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda aktif mengimpor teh dari Tiongkok untuk dipasarkan di Eropa. Selama perjalanan panjang melintasi lautan dari Tiongkok menuju Eropa, banyak daun teh yang mengalami kerusakan dalam penyimpanan.

    Daun-daun teh ini hancur menjadi remah-remah kecil dan dianggap tidak layak untuk pasar Eropa yang menuntut kualitas tinggi. Proses pengangkutan teh dari Tiongkok ke Eropa memakan waktu berbulan-bulan melalui jalur laut.

    Selama perjalanan panjang tersebut, daun teh sering terpapar bau kapuk dan kayu kapal dagang. Aroma asing ini meresap ke dalam daun teh, mengubah karakteristik aromanya yang asli dan menurunkan nilai jualnya di pasar Eropa yang mengutamakan kemurnian rasa.

    Dalam catatan dagang VOC, teh-teh berkualitas rendah ini bahkan diberi label khusus sebagai thee afval yang secara harfiah berarti sampah teh. Status sebagai produk buangan ini menyebabkan teh-teh tersebut tidak dikirim ke Eropa dan menumpuk di gudang-gudang Batavia dan Surabaya.

    Untuk mengurangi kerugian finansial, VOC kemudian menjual teh-teh berkualitas rendah ini dengan harga sangat murah di pasar lokal. Harganya yang terjangkau menyebabkan teh ini menjadi konsumsi utama kalangan buruh dan masyarakat ekonomi bawah di daerah pesisir Pulau Jawa.

    Tanpa disadari, penjualan teh berkualitas rendah ini menjadi titik awal penyebaran budaya minum teh di kalangan pribumi Nusantara. Masyarakat lokal kemudian mengembangkan cara penyajian khas untuk mengatasi kekurangan kualitas teh tersebut.

    Penambahan gula aren atau gula merah dalam jumlah banyak menjadi solusi untuk menutupi aroma kurang sedap dari teh-teh buangan tersebut. Seiring berjalannya waktu, kombinasi teh berkualitas rendah dengan gula aren dalam jumlah banyak menciptakan cita rasa khas yang kemudian dikenal sebagai teh Jawa.

    Kepopuleran teh Jawa terus meningkat dan menyebar ke berbagai daerah di Nusantara, tidak lagi terbatas pada kalangan buruh dan masyarakat miskin. Perkebunan teh mulai dikembangkan di Pulau Jawa pada awal abad ke-19.

    Gubernur Jenderal Belanda saat itu, Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, memerintahkan penanaman bibit teh dari Tiongkok di kebun percobaan Bogor pada tahun 1826. Eksperimen ini berhasil dan mendorong perluasan perkebunan teh di dataran tinggi Jawa Barat seperti Garut, Cianjur, dan Sukabumi.

    Pengembangan perkebunan teh di Hindia Belanda meningkatkan ketersediaan teh untuk pasar lokal. Kualitas teh yang diproduksi juga semakin membaik dibandingkan dengan teh-teh buangan yang awalnya dikenal masyarakat.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Prabowo Subianto Sebut Indonesia Netral dalam Perang Dagang AS-China – Halaman all

    Prabowo Subianto Sebut Indonesia Netral dalam Perang Dagang AS-China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia akan bersikap netral dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta berharap kedua negara segera mencapai kesepakatan damai.

    “Saya berharap pada akhirnya kedua negara akan mencapai semacam kesepakatan,” kata Prabowo usai menghadiri Antalya Diplomacy Forum (ADF) di Turki pada Jumat (11/4/2025).

    Indonesia, kata Prabowo, tidak akan memihak salah satu negara dalam perang dagang tersebut.

    Indonesia bersikap netral karena memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat maupun dengan Tiongkok.

    Sebaliknya, Prabowo ingin Indonesia menjadi jembatan antara kedua negara dalam mencari titik temu dari kondisi yang terjadi saat ini.

    “Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap Tiongkok sebagai teman baik kami, dan kami juga menganggap Amerika Serikat sebagai teman baik kami. Kami ingin menjadi jembatan,” katanya.

    Terkait kemungkinan Indonesia mengurangi kerja sama dagang dengan Tiongkok, Presiden membantahnya.

    Prabowo mengatakan bahwa mengurangi kerja sama dagang dengan Tiongkok merupakan hal yang tidak mungkin terjadi.

    “Oh, tidak mungkin. Tiongkok sangat dekat dengan Indonesia,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, perang dagang antara AS dan China terus memanas.

    Presiden AS, Donald Trump, menerapkan kenaikan tarif sebesar 145 persen atas barang impor asal China yang masuk ke negaranya.

    Kebijakan tersebut kemudian direspons China dengan menaikkan tarif impor atas produk-produk asal Amerika dari 84 persen menjadi 125 persen.

  • Vivo V50 Lite Segera Rilis di Indonesia, Intip Bocoran Spesifikasinya

    Vivo V50 Lite Segera Rilis di Indonesia, Intip Bocoran Spesifikasinya

    Liputan6.com, Bandung – Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Vivo tengah bersiap untuk memperkenalkan smartphone Android terbarunya Vivo V50 Lite di pasar elektronik Indonesia. Adapun salah satu keunggulan dari ponsel ini adalah bodinya yang digadang-gadang super tipis di kelasnya.

    Melansir dari situs resminya, bodi Vivo V60 Lite memiliki ketebalan hanya sekitar 7,79 mm dengan bobot ringan 157 gram. Selain itu, ponsel ini telah dilengkapi oleh baterai berkapasitas 6500 mAh.

    Vivo V60 Lite juga menawarkan desain yang dibuat lebih trendi atau mengikuti zaman dengan warna-warna yang lebih elegan. Berdasarkan bocoran, Vivo Indonesia mengatakan bahwa ponsel ini akan jadi seri pertama V Lite dengan layar P-OLED dan Borderless Screen.

    Meskipun mengandalkan desain yang ramping, Vivo V60 Lite mengantongi sertifikasi SGS Five-Star Drop Resistance, Military Grade Certification, dan lolos tes IP69. Ponselnya juga tahan debu, air, dan aman meski jatuh dari ketinggian 1,5 meter tanpa casing.

    Ponselnya juga dirancang untuk pengguna yang ingin perpaduan gaya, ketahanan, serta performa yang optimal dalam satu paket. Kemudian memiliki kamera yang diklaim sekelas fotografi profesional.

    Sebagai informasi, Vivo V50 Lite sebelumnya telah resmi diluncurkan pada pasar Global sejak Maret 2025. Product Manager Vivo Indonesia, Fendy Tanjaya mengungkapkan ponsel ini bisa menjadi respon atas kebutuhan masyarakat untuk perangkat praktis namun fungsional.

    “Vivo selalu berkomitmen untuk menghadirkan inovasi terbaik dalam desain dan teknologi. Kali ini, kami menghadirkan inovasi terbaru melalui Vivo V50 Lite yang akan segera kami luncurkan di Indonesia,” ucapnya melalui siaran pers pada Kamis (10/4/2025).

  • Vivo V50 Lite Segera Rilis di Indonesia, Intip Bocoran Spesifikasinya

    Vivo V50 Lite Segera Rilis di Indonesia, Intip Bocoran Spesifikasinya

    Liputan6.com, Bandung – Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Vivo tengah bersiap untuk memperkenalkan smartphone Android terbarunya Vivo V50 Lite di pasar elektronik Indonesia. Adapun salah satu keunggulan dari ponsel ini adalah bodinya yang digadang-gadang super tipis di kelasnya.

    Melansir dari situs resminya, bodi Vivo V60 Lite memiliki ketebalan hanya sekitar 7,79 mm dengan bobot ringan 157 gram. Selain itu, ponsel ini telah dilengkapi oleh baterai berkapasitas 6500 mAh.

    Vivo V60 Lite juga menawarkan desain yang dibuat lebih trendi atau mengikuti zaman dengan warna-warna yang lebih elegan. Berdasarkan bocoran, Vivo Indonesia mengatakan bahwa ponsel ini akan jadi seri pertama V Lite dengan layar P-OLED dan Borderless Screen.

    Meskipun mengandalkan desain yang ramping, Vivo V60 Lite mengantongi sertifikasi SGS Five-Star Drop Resistance, Military Grade Certification, dan lolos tes IP69. Ponselnya juga tahan debu, air, dan aman meski jatuh dari ketinggian 1,5 meter tanpa casing.

    Ponselnya juga dirancang untuk pengguna yang ingin perpaduan gaya, ketahanan, serta performa yang optimal dalam satu paket. Kemudian memiliki kamera yang diklaim sekelas fotografi profesional.

    Sebagai informasi, Vivo V50 Lite sebelumnya telah resmi diluncurkan pada pasar Global sejak Maret 2025. Product Manager Vivo Indonesia, Fendy Tanjaya mengungkapkan ponsel ini bisa menjadi respon atas kebutuhan masyarakat untuk perangkat praktis namun fungsional.

    “Vivo selalu berkomitmen untuk menghadirkan inovasi terbaik dalam desain dan teknologi. Kali ini, kami menghadirkan inovasi terbaru melalui Vivo V50 Lite yang akan segera kami luncurkan di Indonesia,” ucapnya melalui siaran pers pada Kamis (10/4/2025).

  • Perang Tarif Trump Vs China Memanas, Bagaimana Nasib Ekonomi Global dan Indonesia? – Page 3

    Perang Tarif Trump Vs China Memanas, Bagaimana Nasib Ekonomi Global dan Indonesia? – Page 3

    Mengutip laman DW, Jumat (11/4/2025), pekan lalu, JPMorgan memprediksi peluang terjadinya resesi global mencapai 60 persen pada akhir tahun. Angka ini lebih tinggi dari sebelum pengumuman tarif Trump yang mencapai 40 persen.

    “Kenaikan tarif sejak dimulainya pemerintahan Trump kini merupakan kenaikan pajak AS terbesar dalam hampir 60 tahun,” kata ekonom bank tersebut dalam sebuah catatan minggu lalu.

    “Hal ini akan berdampak langsung pada pengeluaran rumah tangga dan bisnis serta efek berantai melalui pembalasan, penurunan sentimen bisnis, dan gangguan rantai pasokan.”

    Dalam catatan riset Deutsche Bank memperingatkan kalau Trump menggandakan kebijakan tarif baru akan berdampak yang sangat besar pada 2025 dan tahun berikutnya.

    Asia dinilai terpukul jauh lebih keras daripada Eropa. Hal ini seiring pungutan lebih dari 40% pada beberapa negara utama yang mendorong negara antara lain Vietnam, Taiwan, dan Indonesia bernegosiasi untuk capai kesepakatan perdagangan baru dengan AS.

    Adapun India yang sekarang menghadapi pungutan sebesar 26% atas ekspor ke AS tidak berencana membalas tarif Trump. India dengan cepat memangkas beberapa tarif atas impor AS.

    Sementara itu, impor dari Uni Eropa ke AS menghadapi pungutan sebesar 20%. Komisi Eropa menuturkan, bea masuk terhadap barang dari AS akan mulai dipungut pada tahap pertama tarif impor berlaku mulai 15 April dengan serangkaian tindakan kedua menyusul pada 15 Mei.

    ABN Amro, salah satu bank Belanda memangkas prospek ekonomi untuk negara anggota Uni Eropa. ABN Ambro perkirakan, pertumbuhan kuartalan blok itu akan berkisar di sekitar nol dengan kemungkinan besar kuartal tersebut negatif.

    Kondisi Indonesia

    Prediksi serupa juga datang dari dalam negeri. Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengakui jika ekonomi global saat ini menunjukkan kecenderungan yang tidak seragam atau divergent.

    Data ekonomi dari AS menunjukkan performa yang berada di bawah ekspektasi pasar, sementara Eropa dan China justru mencatatkan kinerja ekonomi yang melampaui ekspektasi sebelumnya.

    “Perekonomian global cenderung divergent seiring rilis data perekonomian Amerika Serikat yang berada di bawah ekspektasi, sementara di Eropa dan Tiongkok justru di atas ekspektasi sebelumnya,” kata dia.

    Namun demikian, volatilitas di pasar keuangan global masih tinggi. Ketidakpastian kebijakan ekonomi yang terus berlanjut, ditambah dengan meningkatnya risiko geopolitik, menjadi pendorong utama dari fluktuasi pasar yang terus berlangsung hingga awal 2025.

    Mahendra menuturkan, OECD merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2025 menjadi 3,1%, dan lebih rendah lagi menjadi 3% pada 2026.

    Revisi ini disebabkan oleh peningkatan hambatan perdagangan global serta kebijakan ekonomi yang tidak pasti di berbagai negara utama.

    Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pun turut direvisi oleh OECD menjadi 4,9% pada 2025, seiring dengan tren perlambatan global.

    Meski demikian, Mahendra menegaskan, penurunan tersebut masih tergolong wajar dan sejalan dengan kinerja ekonomi negara-negara berkembang lainnya, baik di kawasan Asia maupun luar kawasan.

    “Namun penurunan itu masih sejalan dengan perbandingan peer countries ataupun negara-negara berkembang di kawasan dan di luar kawasan kita,” ujarnya.

  • Pertama di Dunia, China Luncurkan Senjata Monster 16 Laras: Misi Lenyapkan Ribuan Drone AS-Taiwan – Halaman all

    Pertama di Dunia, China Luncurkan Senjata Monster 16 Laras: Misi Lenyapkan Ribuan Drone AS-Taiwan – Halaman all

    Pertama di Dunia, China Luncurkan Senjata Monster 16 Laras: Misi Lenyapkan Puluhan Ribu Drone AS-Taiwan

    TRIBUNNEWS.COM – Guna meningkatkan kemampuan dalam peperangan anti-drone dan menetralisir roket, rudal, dan helikopter yang terbang rendah, militer China dilaporkan sukses mengembangkan sistem persenjataan baru yang dilengkapi meriam 16 laras.

    Menurut lansiran GT, media yang dikelola pemerintah China, sistem persenjataan pertama di dunia dari jenis ini juga dapat secara efektif melawan kawanan pesawat tak berawak alias drone.

    “Sistem pertahanan udara baru ini dikenal sebagai sistem senjata anti-pesawat tak berawak dan anti-serangan rudal,” tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (11/4/2025) .

    Sistem Senjata Monster 16 Laras

    Yu Bin, kepala perancang sistem persenjataan ini, berbicara dalam sebuah wawancara yang dilaporkan GT, menjelaskan tentang mekanisme dan cara kerja senjata yang berjuluk ‘monster’ tersebut dalam menembakkan peluru.

    Ia mengatakan senjata itu melepaskan “serangan beruntun,” sama halnya seperti menembakkan peluru secara beruntun.

    Tanpa menyebut spesifikasi teknis berapa peluru yang dimuntahkan dalam rotasi laras per menit, Yu menyebut amunisi-amunisi yang ke luar dari laras senapan bergerak secara serentak ke arah target.

    “Rentetan tembakan dapat mencakup semua posisi target yang masuk, secara efektif mencegat target dengan bergerak dari area yang luas ke suatu titik yang tepat,” papar Yu.

    Yu mengatakan jika senjata pertahanan udara konvensional menggunakan konsep intersepsi “titik ke titik”, maka sistem baru persenjataan ini menggunakan konsep “pesawat ke titik”.

    Secara mudah diartikan pembidik yang menggunakan senjata baru ini akan menembakkan peluru tidak ke titik objek, yang lazimnya bergerak di udara.

    “Konsep baru ini mengikuti arsitektur di mana beberapa senjata pertahanan udara ditembakkan bersama-sama untuk meningkatkan kepadatan tembakan dan kemungkinan intersepsi,” kata Yu menjelaskan.

    Senjata baru tersebut adalah sistem pertahanan udara jarak dekat yang dilengkapi dengan meriam 16 laras untuk menembakkan “amunisi unik.”

    Unik yang dimaksud adalah bentuk yang tidak seperti peluru konvensional, namun memngikuti kontur laras meriam. 

    Yu menambahkan, sistem persenjataan ini tidak tersedia (dijual) secara global.

    “Ini adalah sistem pertama di dunia yang mampu mencegat ancaman udara seperti kawanan pesawat tak berawak (drone),” katanya.

    GT melaporkan kalau sistem persenjataan tersebut memiliki kecepatan isi ulang yang cepat, kepadatan tembakan tinggi, ukuran rentetan tembakan yang dapat dikendalikan, daya rusak yang luar biasa, dan kemampuan untuk menemani pasukan dalam manuver.

    SENJATA 16 LARAS – Penampakan senjata yang berjuluk monster dengan 16 laras meriam yang diluncurkan China. Senjata ini diumumkan sebagai senjata pertahanan udara, utamanya untuk menangkal serangan drone dan roket.

    Senjata Pertahanan Udara yang Hemat dan Efektif

    Senjata pertahanan udara saat ini dinilai kesulitan menangani kawanan drone secara efektif. 

    “Senjata ini sering kali tidak dapat menangani serangan saturasi dan tidak hemat biaya. Namun, sistem senjata rentetan baru buatan China ini mengatasi masalah tersebut,” menurut Yu.

    Sistem ini telah berhasil menunjukkan kemampuannya untuk menembak jatuh semua drone kecil dengan satu serangan.

    Ia juga dapat mencegat senjata yang diluncurkan dari udara dengan cepat seperti rudal yang tengah melesat. 

    Selain itu, ia dapat menangkal roket, mortir, dan peluru howitzer.

    Yu menambahkan target utama sistem persenjataan ini adalah ancaman udara seperti kawanan pesawat tak berawak, pesawat sayap tetap, helikopter, dan rudal jelajah.

    Namun, sistem persenjataan ini juga dapat menargetkan target permukaan tanah atau air bila diperlukan.

    Yu menambahkan kalau sistem senjata ini bersifat modular dan dapat dipasang pada truk, kendaraan lapis baja, atau kapal perang.

    Fu Qianshao, seorang pakar militer, mengatakan kepada GT kalau senjata baru ini akan efektif dan hemat biaya terhadap serangan pesawat tak berawak dan rudal.

    Senjata rentetan itu menarik bagi pengguna dalam negeri dan pasar internasional karena ancaman dari pesawat tak berawak terus meningkat, kata Fu.

    Dibuat untuk Melawan AS dan Taiwan

    Pembaruan sistem persenjataan China ini dilaporkan untuk mengantisipasi manuver Amerika Serikat (AS) dan Taiwan yang telah bekerja sama untuk memenuhi Selat Taiwan dengan puluhan ribu drone.

    Kepadatan tembakan senjata monster ini diklaim mampu melenyapkan drone-drone yang sudah disiapkan AS dan Taiwan tersebut.

    Di sepanjang Selat Taiwan, AS telah mulai mengerahkan drone jarak jauhnya, seperti MQ-4C Triton.

    Kementerian Pertahanan Taiwan telah memesan 3.500 pesawat tak berawak produksi dalam negeri untuk melawan China.

    Selain itu, Taiwan memiliki rencana untuk mendirikan fasilitas pengujian kendaraan udara tak berawak (UAV) besar di Kabupaten Chiayi untuk membantu membangun rantai pasokan drone-nya.

    Rencana pertahanan baru Taiwan menyoroti peran penting drone dalam berbagai operasi militer.

    Drone ini akan memberikan peringatan dini dan mendukung komando dan kontrol di lingkungan yang menantang.

    Selama fase berikutnya, dengan fokus pada perolehan kendali atas wilayah pesisir, pulau tersebut berencana menggunakan pesawat tanpa awak yang lebih kecil, seperti Albatross dan Chien-Hsiang, untuk peperangan elektronik dan mematikan sensor pesisir.

    Terakhir, dalam fase di mana mereka mengamankan pendaratan di pantai, Taiwan akan mengerahkan drone yang lebih murah dan mudah diganti seperti ALTIUS 600M-V dan Capricorn.

    Drone ini akan melakukan serangan tepat terhadap pasukan musuh dan memberikan informasi penargetan waktu nyata kepada pasukan darat.

    Mengingat hal ini, Tiongkok berinvestasi secara signifikan dalam mengembangkan sistem antipesawat tak berawak baru, termasuk sistem senjata antipesawat tak berawak dan sistem senjata antiserangan rudal yang baru-baru ini diluncurkan .

     

     

    (oln/GT/*)

     

  • Indonesia Ajukan Pertemuan dengan Trump Jauh Sebelum Tarif AS Diumumkan

    Indonesia Ajukan Pertemuan dengan Trump Jauh Sebelum Tarif AS Diumumkan

    JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan resmi untuk menggelar pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Permintaan tersebut diajukan sejak awal masa jabatan Trump pada Januari 2025, jauh sebelum kebijakan tarif resiprokal diumumkan.

    Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri RI Sugiono, sebagai respons atas isu rencana pertemuan kedua pemimpin yang kembali mencuat setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    “Kita sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan Presiden Trump itu beberapa waktu lalu, jauh sebelum pengumuman tarif sebenarnya,” ujar Menlu Sugiono saat memberikan keterangan di Ankara, seperti dikutip dari ANTARA.

    Sugiono menjelaskan bahwa sejumlah delegasi, termasuk dari Kementerian Luar Negeri, telah dikirim ke Washington D.C. untuk membahas hubungan bilateral Indonesia–AS, serta dinamika kebijakan perdagangan terbaru dari Negeri Paman Sam.

    Hingga saat ini, lanjut Menlu, pihaknya masih menunggu konfirmasi resmi dari Gedung Putih mengenai jadwal pertemuan antara kedua kepala negara.

    “Permintaan sudah disampaikan sejak sesaat setelah Presiden Trump dilantik. Kita masih menantikan jadwal pastinya,” jelasnya.

    Sebelumnya, Presiden Donald Trump pada Rabu (9/4) mengumumkan penundaan selama 90 hari terhadap kebijakan tarif resiprokal bagi sejumlah negara mitra dagang. Meski demikian, AS tetap menaikkan tarif impor terhadap produk asal Tiongkok hingga 125 persen.

    Untuk negara lain, termasuk Indonesia, tarif resiprokal yang sebelumnya direncanakan akan dinaikkan kini hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, berlaku untuk komoditas seperti baja, aluminium, dan kendaraan bermotor.

    Trump mengklaim bahwa lebih dari 75 negara telah menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat, meskipun AS juga mempertimbangkan peningkatan tarif di sektor farmasi.

    Menanggapi kebijakan ini, Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan sejumlah opsi dan paket negosiasi yang akan dibawa dalam perundingan di Washington D.C., sebagai langkah strategis dalam menghadapi tekanan tarif dagang dari AS.

  • Imbas Perang Tarif, Tiongkok Boikot Film Hollywood?

    Imbas Perang Tarif, Tiongkok Boikot Film Hollywood?

    Jakarta: Industri film dunia kembali diguncang keputusan besar dari Tiongkok. 
     
    Negeri Tirai Bambu itu mengumumkan akan mengurangi secara moderat jumlah film Hollywood yang dirilis di bioskop mereka. 
     
    Keputusan ini bukan tanpa alasan. Langkah ini diambil sebagai respons atas kebijakan tarif impor tinggi dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Dalam pernyataan resminya, yang dilansir dari Aljazeera, Jumat, 11 April 2025, Administrasi Film Nasional Tingkok menyebut langkah Washington yang menaikkan tarif produk-produk Tiongkok hingga 145 persen sebagai pemicu utama.
     
    “Langkah yang salah dari pemerintah AS untuk menyalahgunakan tarif pada China pasti akan semakin mengurangi kesukaan penonton domestik terhadap film-film Amerika,” kata administrasi film dalam pengumumannya.
     

    Hollywood kena imbas 
    Langkah Tiongkok ini makin menegaskan bahwa perang tarif antara AS dan Tiongkok tidak cuma berdampak pada sektor teknologi dan manufaktur, tapi juga menjalar ke industri hiburan.
     
    “Kami akan mengikuti aturan pasar, menghormati pilihan penonton, dan secara moderat mengurangi jumlah film Amerika yang diimpor,” katanya.
     
    Menurut pengamat industri film internasional Chris Fenton, yang juga penulis buku Feeding the Dragon, ini bukan sekadar soal ekonomi tetapi juga permainan simbolik dan kekuatan budaya.
     
    “Hukuman yang begitu keras terhadap Hollywood adalah sebuah gerakan kekuatan yang dilakukan oleh Beijing yang pasti akan diperhatikan oleh Washington,” kata Fenton.
    Dampak ke Box Office 
    Keputusan Tiongkok ini bisa jadi pukulan telak bagi studio-studio besar AS. Pasalnya, meski hanya sekitar 10 film Hollywood dirilis di Tiongkok tiap tahun, pasar Tiongkok pernah menjadi penyumbang pendapatan terbesar di Box Office global.
     
    Namun dalam beberapa tahun terakhir, minat penonton Tiongkok terhadap film Barat mulai menurun. Data menunjukkan, film-film Hollywood kini hanya menyumbang 5 persen dari total pendapatan box office di Tiongkok.
     
    Masih belum jelas bagaimana keputusan tersebut akan berdampak pada rilis yang sangat ditunggu-tunggu yang akan dirilis akhir tahun ini, seperti Mission Impossible, The Final Reckoning dari Paramount, film Superman terbaru dari Warner Brothers, dan versi lain dari The Fantastic Four dari Marvel.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • China Hajar Tarif AS Jadi 125 Persen, Sindir Trump Lelucon Ekonomi

    China Hajar Tarif AS Jadi 125 Persen, Sindir Trump Lelucon Ekonomi

    Beijing, Beritasatu.com – Pemerintah China resmi menaikkan bea masuk atas produk impor atau tarif dari barang Amerika Serikat (AS) hingga 125%. Hal ini sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump yang meningkatkan tekanan terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

    Kementerian Keuangan Tiongkok mengutuk langkah Trump sebagai lelucon dan tindakan sepihak yang melanggar aturan perdagangan internasional. Mereka juga menyebut strategi tersebut tidak masuk akal serta bertentangan dengan prinsip ekonomi dasar.

    “Jika AS terus menaikkan tarif, itu tidak lagi relevan secara ekonomi dan hanya akan tercatat sebagai lelucon dalam sejarah ekonomi global,” demikian pernyataan resmi dari Beijing seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/4/2025).

    Keputusan Trump yang diumumkan Rabu (9/4/2025) lalu mencakup kenaikan tarif hingga 145% terhadap barang-barang Tiongkok, disertai dengan penangguhan sementara bea masuk terhadap sejumlah produk dari negara lain selama 90 hari. Hal ini membuat para investor menanti langkah balasan dari Tiongkok.

    Pada Kamis (10/4/2025), nilai tukar yuan anjlok ke titik terendah sejak krisis keuangan global, meski sempat menguat kembali pada Jumat.

    Analis menyatakan bahwa perang tarif AS dan China ini telah membuat perdagangan antara kedua negara nyaris tidak mungkin dilakukan.

    “Dengan tarif yang melampaui 100%, keuntungan eksportir terhapus dan harga barang impor menjadi tidak kompetitif,” ucap dia.

    Menurut UBS, keputusan China untuk tidak membalas tarif lebih lanjut mencerminkan bahwa hubungan dagang dengan AS telah nyaris terputus sepenuhnya.

    Meski tidak akan lagi membalas dalam bentuk tarif, Tiongkok membuka kemungkinan pembalasan dalam bentuk lain. Beijing telah mengumumkan pembatasan impor film-film Hollywood dan memperingatkan warganya untuk berhati-hati saat bepergian ke AS. Imbauan juga diberikan kepada mahasiswa yang ingin belajar di Ohio.

    Saat ini, hampir seluruh perdagangan barang antara kedua negara dikenakan tarif tinggi. Porsi barang yang dikenai bea masuk oleh China naik menjadi 100% sejak Rabu (9/4/2025) menyusul perluasan tarif oleh AS yang sebelumnya mencapai 67%.

    Data dari Peterson Institute for International Economics menunjukkan bahwa rata-rata tarif AS atas barang China kini mencapai 135% dan meningkat drastis dibandingkan sebelum perang dagang dimulai pada 2018.

  • China Tak Gentar Hadapi Ancaman Tarif Tambahan Trump

    China Tak Gentar Hadapi Ancaman Tarif Tambahan Trump

    Jakarta

    Perang dagang antara Amerika Serikat dan China tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, dengan Presiden China Xi Jinping menyerukan Uni Eropa bergabung dengan Beijing menentang “intimidasi” dari AS terkait tarif.

    Beijing mengumumkan tarif sebesar 125% terhadap barang-barang AS pada Jumat (11/04). Jumlah ini naik dari 84% yang diumumkan pada Rabu (09/04) silam.

    Tarif baru China terhadap barang-barang AS ini sama dengan tarif AS saat ini terhadap barang-barang China.

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan bahwa ia masih berharap untuk mendapatkan kesepakatan dengan Beijing, dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu akan “berakhir dengan hasil yang sangat baik bagi kedua negara”.

    Ketika Trump pertama kali mengumumkan skema pajak impornya, China dikenai tarif resiprokal sebesar 34%. Beijing membalas dengan mengenakan tarif sebesar 34% terhadap barang-barang Amerika.

    AS menanggapi dengan menaikkan tarif mereka hingga total 104%, sehingga China menaikkan tarif mereka menjadi 84%. AS merespons lagi, dan sebagaimana keadaannya saat ini, tarif AS terhadap barang-barang China adalah sebesar 125%.

    Namun tarif AS terhadap Beijing dapat meningkat lebih jauh, hingga 145% untuk beberapa produk karena pungutan sebelumnya telah dikenakan pada perusahaan yang memproduksi fentanil.

    Beijing “dengan tegas menentang dan tidak akan pernah menerima praktik hegemonik dan intimidasi seperti itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian kepada wartawan.

    Kementerian Perdagangan China sebelumnya menyebut pungutan tambahan AS tersebut sebagai “kesalahan di atas kesalahan” dan mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah menerima “aksi pemerasan” AS.

    Sementara itu, Presiden AS menuduh China tidak menghormati AS dan “merampok” AS.

    Dengan kedua negara yang saling membalas pengenaan tarif ini, siapa yang akan mengalah terlebih dahulu?

    “Salah jika berpikir bahwa China akan mundur dan menghapus tarif secara sepihak,” kata Alfredo Montufar-Helu, penasihat senior di China Center di lembaga kajian The Conference Board.

    Baca juga:

    “Langkah seperti itu tidak hanya akan membuat China tampak lemah, tetapi juga akan mendorong AS untuk meminta lebih banyak. Kita sekarang telah mencapai jalan buntu yang kemungkinan akan menyebabkan kesengsaraan ekonomi jangka panjang,” tambahnya.

    Sebagian besar tarif ini akan menghantam ekonomi Asia: tarif untuk Tiongkok akan naik menjadi 54%, tarif untuk Vietnam akan melonjak menjadi 46%, tarif untuk Kamboja mencapai 49%, dan tarif untuk Indonesia menyentuh 32%.

    Para ahli khawatir pemerintah, dunia bisnis, dan investor tidak punya banyak waktu untuk menyesuaikan diri atau bersiap menghadapi ekonomi global yang sangat berbeda.

    Pasar global telah merosot sejak pekan lalu ketika tarif baru yang dikenakan Trump terhadap hampir setiap negara, mulai berlaku.

    Bagaimana China merespons tarif Trump?

    “Tidak ada pemenang dalam perang tarif,” kata Presiden China Xi Jinping setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez Jumat (11/04).

    Ia menyerukan China dan Uni Eropa untuk bersama-sama “menentang praktik intimidasi sepihak”, merujuk pada tarif global besar-besaran yang diberlakukan AS.

    Dia juga menganjurkan agar kedua kekuatan internasional tersebut melanjutkan globalisasi ekonomi.

    “Melawan dunia hanya akan menyebabkan isolasi,” tambahnya.

    Getty Images

    China telah merespons putaran pertama tarif Trump dengan mengenakan tarif balasan pada impor tertentu dari AS, kontrol ekspor pada logam langka, dan penyelidikan antimonopoli terhadap perusahaan-perusahaan AS, termasuk Google.

    China juga telah mengumumkan tarif balasan, tetapi tampaknya juga bersiap menghadapi rasa sakit akibat perang dagang dengan AS.

    China telah membiarkan mata uangnya, yuan, melemah, yang membuat ekspor China lebih menarik. Dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan negara telah membeli saham yang dinilai sejumlah ekonom sebagai langkah menstabilkan pasar.

    Namun, pertikaian antara China dan AS tetap menjadi perhatian utama.

    Getty ImagesKaryawan bekerja di produksi topi yang diekspor ke Amerika Serikat di sebuah pabrik di Suqian, provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, pada 7 April 2025. Pasar saham Asia anjlok pada Senin yang suram pada 7 April setelah Tiongkok menghantam Amerika Serikat dengan tarifnya yang tinggi, meningkatkan perang dagang yang ditakutkan banyak orang dapat memicu resesi.

    “Apa yang kita lihat adalah permainan siapa yang dapat menanggung lebih banyak rasa sakit. Kita telah berhenti berbicara tentang rasa untung,” kata Mary Lovely, seorang pakar perdagangan AS-China di Peterson Institute di Washington DC, kepada program Newshour BBC.

    Meskipun ekonominya melambat, China mungkin “sangat bersedia menanggung rasa sakit untuk menghindari menyerah pada tindakan yang mereka yakini sebagai agresi AS”, tambahnya.

    Terguncang oleh krisis pasar properti yang berkepanjangan dan meningkatnya pengangguran, masyarakat Tiongkok tidak banyak berbelanja. Pemerintah daerah yang terlilit utang di China juga telah berjuang untuk meningkatkan investasi atau memperluas jaring pengaman sosial.

    “Tarif memperburuk masalah ini,” kata Andrew Collier, Peneliti Senior di Mossavar-Rahmani Center for Business and Government di Harvard Kennedy School.

    Baca juga:

    Jika ekspor China terpukul, pemasukan negara akan kena dampak yang menyakitkan.

    Ekspor telah lama menjadi faktor utama dalam pertumbuhan eksplosif Tiongkok. Ekspor juga menjadi pendorong signifikan, meskipun negara tersebut mencoba untuk mendiversifikasi ekonominya dengan manufaktur teknologi canggih dan konsumsi domestik yang lebih besar.

    Sulit untuk mengatakan kapan tepatnya tarif “akan berdampak tetapi kemungkinan besar segera,” kata Collier, seraya menambahkan bahwa “[Presiden Xi] menghadapi pilihan yang semakin sulit karena ekonomi yang melambat dan sumber daya yang semakin menipis”.

    Bagaimana dampaknya terhadap AS dan negara lain?

    Namun, bukan hanya China yang akan merasakan dampaknya.

    Menurut Kantor Perwakilan Dagang AS, AS mengimpor barang senilai US$438 miliar dari China pada 2024. Adapun ekspor AS ke China senilai US$143 miliar, sehingga terjadi defisit perdagangan sebesar US$295 miliar.

    Belum jelas bagaimana AS akan menemukan pengganti barang-barang China dalam waktu sesingkat itu.

    Selain pajak atas barang fisik, kedua negara “saling terkait secara ekonomi dalam banyak halada sejumlah besar investasi di kedua belah pihak, banyak perdagangan digital dan aliran data”, kata Deborah Elms, Kepala Kebijakan Perdagangan di Hinrich Foundation di Singapura.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    “Suatu negara hanya dapat mengenakan tarif dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu tertentu. Namun, ada cara lain yang dapat dilakukan kedua negara untuk saling menyerang.”

    “Jadi, mungkin situasinya tidak mungkin menjadi lebih buruk, tetapi ada banyak cara yang dapat dilakukan.”

    Seluruh dunia juga mengamati, untuk melihat ke mana barang-barang impor China yang tidak masuk ke pasar AS akan mengarah.

    Mereka akan berakhir di pasar lain seperti di Asia Tenggara, tambah Elms.

    “Negara-negara ini [berurusan] dengan tarif mereka sendiri dan harus memikirkan di mana lagi kami dapat menjual produk kami?”

    “Jadi kita berada di dunia yang sangat berbeda, dunia yang benar-benar tidak jelas.”

    Bagaimana peluang negosiasi AS-China?

    Dalam sebuah postingan di Truth Social, platform media sosial yang dibuat perusahaan milik Trump, Trump memperingatkan bahwa “semua pembicaraan dengan China mengenai permintaan pertemuan mereka dengan kami [soal tarif] akan dihentikan!”

    Trump mengomentari tindakan balasan China dengan berkata “meskipun saya sudah memperingatkan bahwa negara mana pun yang membalas AS dengan mengenakan tarif tambahan… akan segera dikenai tarif baru yang jauh lebih tinggi”.

    Beijing mengatakan bahwa “menekan atau mengancam China bukanlah cara yang tepat”.

    “Langkah hegemonik AS atas nama ‘timbal balik’ adalah pemenuhan kepentingan egois dengan mengorbankan kepentingan negara lain dan mengutamakan ‘Amerika’ daripada aturan internasional,” kata juru bicara Kedutaan Besar China, Liu Pengyu, dalam sebuah pernyataan.

    Baca juga:

    “Ini adalah langkah khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi.”

    Dari Gedung Putih, Trump berbicara soal kemungkinan tarif bersifat permanen dan peluang negosiasi.

    “Kita punya utang US$36 triliun [sekitar Rp608 kuadriliun] karena suatu alasan,” katanya, seraya menambahkan bahwa AS akan berbicara dengan China dan negara-negara lain untuk membuat “kesepakatan yang adil dan kesepakatan yang baik”.

    “Sekarang Amerika yang utama,” kata Trump.

    Apa sebenarnya tujuan Trump?

    Ketika Trump memberlakukan tarif kepada sejumlah negara, dua pertanyaan mengemuka: Apa sebenarnya tujuan akhir Trump? Apakah itu sepadan dengan kehancuran ekonomi global?

    Satu teori mencuat bahwa Trump memiliki rencana dengan beberapa penasihat utamanya yang disebut “kesepakatan Mar-a-Lago”.

    Kesepakatan ini bertujuan memaksa mitra dagang Amerika melemahkan dolar AS di bursa mata uang internasional.

    Langkah ini dinilai dapat membuat ekspor Amerika lebih terjangkau bagi pasar luar negeri sekaligus mengurangi nilai cadangan mata uang AS di China.

    Penasihat ekonomi Trump, Stephen Miran, disebut-sebut mendorong rencana ini. Mirran telah membantah bahwa itu adalah kebijakan pemerintahan Trump.

    Teori ini hanya salah satu kemungkinan penjelasan atas kekacauan pasar saham yang sengaja dipicu Trump yang sangat berisiko menurut banyak ekonom terkemuka. Itu bukanlah satu-satunya.

    Sejak Trump mengejutkan dunia dengan rencana tarifnya, pejabat-pejabat Gedung Putih telah berbicara ke media dengan penjelasan yang terkadang bertentangan.

    Trump disebut menerapkan tarif untuk meningkatkan pendapatan dan melindungi industri Amerika atau sebagai alat negosiasi.

    Tarif itu disebut bersifat permanen atau sementara. Tarif itu disebut akan mendorong kesepakatan individual dengan negara lain atau memaksakan beberapa perjanjian multilateral yang besar.

    Saat Trump meneken tarif pada Rabu (09/04) , ia tampak ingin membuat khalayak dunia terus menduga-duga.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini