kab/kota: Tiongkok

  • Tarif Impor Trump, Prabowo Diminta Cerdas Mainkan Diplomasi

    Tarif Impor Trump, Prabowo Diminta Cerdas Mainkan Diplomasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Menghadapi ancaman kebijakan tarif impor Trump, Presiden Prabowo Subianto dinilai perlu menyiapkan strategi diplomasi yang matang, cerdas, dan berbasis transaksi. Hal ini disampaikan oleh pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, yang menekankan pentingnya memahami gaya negosiasi Donald Trump yang berbeda dari pemimpin pada umumnya.

    Menurut Rezasyah, latar belakang Trump sebagai pengusaha membuat pendekatannya dalam hubungan internasional sangat pragmatis dan berorientasi pada keuntungan langsung.

    “Trump terbiasa berpikir seperti pebisnis. Semua kerja sama harus memberikan manfaat konkret sejak awal. Ini yang harus dipahami pemerintah Indonesia,” ujar Rezasyah kepada Beritasatu.com, Senin (14/4/2025).

    Ia menambahkan, Trump juga dikenal perfeksionis dan menuntut tingkat profesionalisme tinggi dari para mitranya. Oleh karena itu, strategi yang tepat adalah dengan menyiapkan diplomasi berbasis data dan laporan perdagangan yang solid.

    Rezasyah menilai, Prabowo memiliki peluang besar untuk membangun hubungan positif dengan Trump, apalagi setelah komunikasi telepon antara keduanya beberapa bulan lalu yang disebut berlangsung baik.

    “Ada sinyal positif dari perbincangan mereka. Ini bisa menjadi modal awal yang bagus bagi Indonesia,” katanya.

    Namun, peluang itu harus diperkuat dengan pendekatan yang profesional. Delegasi Indonesia perlu membawa data yang detail terkait neraca perdagangan, tidak hanya dengan Amerika Serikat, tetapi juga dengan China—menggambarkan posisi Indonesia secara realistis di tengah rivalitas dua kekuatan ekonomi dunia.

    “Delegasi harus hadir dengan data rinci, transparan, dan mudah dicerna. Ini menunjukkan bahwa Indonesia serius dan siap bekerja sama secara profesional,” tegasnya.

    Dalam konteks geopolitik saat ini, Teuku juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan hubungan antara Indonesia, AS, dan Tiongkok. Diplomasi yang cerdas dan berpijak pada kepentingan nasional diyakini menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik dalam menghadapi tekanan kebijakan tarif impor Trump.

  • IHSG Hari Ini Meroket, 5 Saham Melonjak Tinggi

    IHSG Hari Ini Meroket, 5 Saham Melonjak Tinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini kembali menunjukkan performa impresif dengan melesat 106,2 poin atau sekitar 1,7% ke posisi 6.368,5 pada penutupan perdagangan Senin (14/4/2025). Ini menandai reli penguatan selama tiga hari berturut-turut.

    Dalam momentum positif ini, lima saham mencatatkan lonjakan signifikan lebih dari 18%, bahkan dua di antaranya menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

    Mengacu pada data RTI, tercatat 492 saham mengalami kenaikan, 137 saham terkoreksi, dan 176 lainnya tidak mengalami perubahan. Nilai total transaksi mencapai Rp 13,9 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 23,25 miliar saham dan frekuensi transaksi mencapai 1.189.274 kali.

    Kinerja positif IHSG hari ini tecermin di seluruh sektor, dengan sektor bahan baku memimpin penguatan sebesar 5,6%. Disusul sektor energi yang naik 4%, properti 3,5%, infrastruktur 3,4%, dan barang konsumsi primer 2,8%.

    Sejalan dengan penguatan IHSG hari ini, bursa saham Asia juga ditutup menguat. Indeks Shanghai (Tiongkok) naik 0,7%, Hang Seng (Hong Kong) melonjak 2,4%, Straits Times (Singapura) menguat 1%, dan Nikkei (Jepang) naik 1,1%.

    Di tengah euforia pasar, lima saham mencuat sebagai top gainers dengan kenaikan lebih dari 18% dalam satu hari perdagangan. Di antaranya, saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) dan PT Lion Metal Works Tbk (LION) menyentuh batas ARA. FORE menguat 34% ke level Rp 252, sementara LION melonjak 24,8% ke harga Rp 422.

    Tiga saham lainnya yang masuk jajaran top gainers adalah PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) yang naik 19,7% ke Rp 1.120, PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) yang menanjak 18,1% ke Rp 390, serta PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON) yang menguat 18% ke Rp 118.

    Analis Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan bahwa lonjakan IHSG didorong oleh kombinasi sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Dari sisi global, penguatan bursa Asia dipicu oleh keputusan Presiden AS untuk menunda pengenaan tarif impor elektronik dari Tiongkok.

    Sementara itu, dari domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per Maret 2025 mencapai US$ 157,1 miliar, meningkat dibandingkan Februari yang sebesar US$ 154,5 miliar. Kenaikan ini dinilai memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga kestabilan ekonomi makro nasional hingga membuat IHSG hari ini menguat.

  • Tarif Impor Trump Ancam Ekspor RI, Pakar: Diplomasi Harus Luwes

    Tarif Impor Trump Ancam Ekspor RI, Pakar: Diplomasi Harus Luwes

    Jakarta, Beritasatu.com – Rencana penerapan tarif impor Trump oleh Amerika Serikat terhadap produk ekspor Indonesia mendapat sorotan tajam dari pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah. Menurutnya, Indonesia harus menerapkan strategi diplomasi yang cermat dan fleksibel dalam menghadapi situasi ini.

    “Dalam perundingan dagang dengan AS, Indonesia harus memperjuangkan agar produk-produk berbasis tenaga kerja—seperti tekstil dan alas kaki—tidak dikenakan tarif tinggi saat masuk ke pasar Amerika,” ujar Rezasyah kepada Beritasatu.com, Senin (14/4/2025).

    Sebelumnya, Pemerintah AS mengumumkan rencana pemberlakuan tarif impor Trump sebesar 32% terhadap sejumlah komoditas ekspor asal Indonesia. Meski pelaksanaannya ditunda selama 90 hari sejak 9 April 2025, kebijakan ini telah memicu kekhawatiran luas karena dapat menghantam sektor industri padat karya yang menyerap jutaan tenaga kerja di tanah air.

    Teuku menilai, sekalipun Indonesia selama ini menikmati surplus perdagangan dengan AS, pemerintah tetap harus bersikap realistis dan terbuka untuk negosiasi. Salah satu kompromi yang bisa dijajaki adalah memberikan akses terbatas bagi produk-produk AS masuk ke pasar Indonesia, tentunya dalam kerangka yang saling menguntungkan.

    “Indonesia harus pandai menyeimbangkan kepentingan nasional dengan tuntutan mitra dagang besar seperti AS. Membuka ruang untuk produk mereka bisa menjadi kartu tawar,” katanya.

    Namun, ia mengingatkan, pemerintah tidak boleh gegabah. Masuknya produk-produk asal AS ke pasar domestik berisiko menambah persaingan dengan barang-barang dari Tiongkok yang sudah lebih dulu mendominasi.

    “Pemerintah harus tetap menjunjung prinsip keadilan dan profesionalisme. Jangan sampai produk AS dimanjakan tanpa perhitungan matang,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Teuku menekankan pentingnya upaya diplomasi bilateral yang intens, di samping pendekatan regional bersama negara-negara ASEAN. Meskipun ASEAN memiliki posisi kolektif dalam menghadapi tekanan dagang global, Indonesia tetap perlu menempuh jalur perundingan langsung dengan Washington.

    “Perundingan bilateral dengan AS adalah langkah yang tidak bisa dihindari. Itu kunci menjaga kepentingan jangka panjang kita,” ujarnya.

    Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Delegasi ini direncanakan akan melakukan negosiasi langsung dengan sejumlah pejabat senior AS, termasuk dari Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, hingga Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), guna membahas lebih lanjut soal tarif impor Trump.

  • Trump Hapus Tarif Barang Elektronik China, Tiongkok: Itu Langkah Kecil AS Perbaiki Kesalahannya – Halaman all

    Trump Hapus Tarif Barang Elektronik China, Tiongkok: Itu Langkah Kecil AS Perbaiki Kesalahannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Perdagangan China mengatakan Beijing sedang menilai dampak keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pengecualian tarif pada perangkat elektronik, yang sebagian besar berasal dari China.

    Kementerian tersebut menggambarkan keputusan tersebut sebagai langkah kecil AS untuk mengoreksi kesalahan mereka di tengah perang dagang.

    Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memutuskan untuk memberikan pengecualian tarif pada telepon pintar, komputer, dan impor elektronik lainnya, yang sebagian besar berasal dari China.

    Hal ini memberikan peluang besar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, yang mengandalkan produk impor.

    “Keputusan pemerintah AS merupakan langkah kecil AS untuk memperbaiki praktik salahnya dalam menerapkan tarif imbalan secara sepihak,” kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan pada Minggu (13/4/2025).

    “Hanya orang yang memasang lonceng di leher harimau yang dapat melepaskannya,” lanjutnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Melalui pernyataannya, China mendesak AS untuk mengambil langkah besar dalam mengoreksi apa yang disebutnya sebagai kesalahannya dan menghapus tarif dagang sepenuhnya.

    Trump Bebaskan Tarif Impor Elektronik China, usai Naikkan Tarif Impor 145 Persen

    Dalam pemberitahuan kepada perusahaan pelayaran, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) menerbitkan daftar kode bea cukai yang akan dibebaskan dari bea masuk, dan pengecualian ini akan berlaku surut sejak tanggal 5 April.

    Artinya barang-barang yang masuk sejak 5 April sudah dianggap mendapat pengecualian bea masuk, meskipun pengumuman atau aturannya baru keluar pada Jumat (11/4/2025) malam.

    CBP memasukkan sekitar 20 produk dalam daftar, termasuk semua komputer, laptop, disk drive, dan perangkat pemrosesan data otomatis, termasuk perangkat semikonduktor, peralatan, chip memori, dan layar panel datar.

    Pemberitahuan itu tidak menyertakan penjelasan mengenai langkah pemerintahan Trump.

    Namun, keringanan tersebut disambut baik oleh perusahaan teknologi besar AS, termasuk Apple, Dell, dan banyak importir lainnya.

    Langkah Trump juga membebaskan barang elektronik ini dari tarif dasar 10 persen atas barang-barang dari sebagian besar negara kecuali China, sehingga mengurangi biaya impor semikonduktor dari Taiwan dan iPhone yang diproduksi Apple di India.

    Sebelumnya, sebuah memo dari CBP menyatakan pengecualian ini terutama menargetkan produk elektronik yang diimpor dari China, meskipun pemerintahan Trump sebelumnya telah mengenakan tarif sebesar 145 persen pada impor China.

    Sementara itu, Trump mengatakan akan menjelaskan alasannya mengecualikan barang-barang tersebut pada hari Senin (14/4/2025).

    “Saya akan memberikan jawaban itu pada hari Senin. Kami akan menjelaskannya secara spesifik pada hari Senin … kami menerima banyak uang, sebagai sebuah negara, kami menerima banyak uang,” kata Trump pada Sabtu (12/4/2025) ketika ditanya tentang alasannya untuk mengecualikan barang-barang tersebut yang diimpor dari China.

    Langkah ini menunjukkan upaya yang jelas dari pemerintah AS untuk mengurangi dampak negatif tarif pada pasar elektronik konsumen, terutama mengingat sulitnya merelokasi jalur produksi barang-barang ini ke Amerika Serikat, sebuah proses yang menurut Bloomberg dapat memakan waktu beberapa tahun.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Wamendagri ajak pemda di Sulteng pahami visi besar Presiden

    Wamendagri ajak pemda di Sulteng pahami visi besar Presiden

    Presiden Prabowo terinspirasi oleh tokoh reformis Tiongkok Deng Xiaoping.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengajak pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk bersama-sama memahami visi besar Presiden RI Prabowo Subianto.

    Wamendagri mengatakan bahwa pokok-pokok pikiran Presiden dapat dibaca dalam buku berjudul Paradoks Indonesia dan Solusinya.

    “Silakan baca maka kita akan punya gambaran lengkap dan lebih bisa menjiwai pemikiran Presiden Prabowo,” kata Bima saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2026 di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulteng, Kota Palu, Senin.

    Dengan membaca buku tersebut, menurut dia, daerah akan lebih mudah memahami latar belakang sejumlah program penting pemerintah pusat. Hal ini meliputi program Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, hingga kebijakan efisiensi anggaran.

    Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Bima menjelaskan bahwa Presiden Prabowo terinspirasi oleh tokoh reformis Tiongkok Deng Xiaoping. Tokoh tersebut diketahui berhasil mendorong perubahan signifikan di negaranya hingga mampu menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

    Semangat tersebut diharapkan juga dapat dimiliki oleh para pemimpin di Indonesia.

    “Saya mengajak Bapak/Ibu memahami jalan pikiran Presiden sebelum mengutak-atik RPJMD dan lain sebagainya,” kata Bima di hadapan peserta Musrenbang RKPD Provinsi Sulteng Tahun 2026.

    Saat ini, kata dia, Indonesia terus berupaya keluar dari ancaman jebakan pendapatan menengah (middle income trap). Caranya dengan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai target sebesar 8 persen.

    Bima berharap target tersebut dapat tercapai sebagai bagian dari upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Pasalnya, sebagai negara besar, Indonesia menerapkan sistem ekonomi campuran (mixed economy).

    Sistem tersebut, lanjut dia, memungkinkan terbukanya kemudahan investasi. Akan tetapi, di sisi lain juga melindungi masyarakat ekonomi bawah melalui kebijakan Koperasi Desa Merah Putih.

    Dalam konteks itu, Bima mengajak pejabat di lingkungan pemda untuk bersama-sama memahami kebijakan tersebut.

    Dalam forum tersebut, dia mengapresiasi Gubernur Sulteng Anwar Hafid yang mampu menjalin keakraban dengan jajarannya. Modal tersebut dianggap penting karena dapat mempermudah sinergisitas dan sinkronisasi antar-pemda.

    Selain itu, hal ini juga menjadi salah satu poin penting yang disuarakan Mendagri dalam gelaran Retret Kepala Daerah 2025 di Magelang beberapa waktu lalu.

    “Sinergi, sinkronisasi, dan akselerasi. Ketika retret, semua diminta untuk fokus pada tiga hal ini. Setiap gubernur diminta untuk sering-sering berkumpul bersama wali kota dan bupati,” kata Bima.

    Dalam forum tersebut, Bima turut menyaksikan penandatanganan berita acara kesepakatan hasil Musrenbang Provinsi Sulteng Tahun 2025 oleh Gubernur Anwar Hafid dan bupati/wali kota se-Sulteng.

    Bima juga menyaksikan pemberian penghargaan atas capaian penurunan angka kemiskinan kepada sejumlah kabupaten/kota di Sulteng.

    Turut hadir dalam acara ini, antara lain, anggota Komisi II DPR RI Longki Djanggola, Gubernur Sulteng Anwar Hafid, Wakil Gubernur Sulteng Reny A. Lamadjido, Ketua DPRD Provinsi Sulteng Moh. Arus Abdul Karim, bupati/wali kota se-Sulteng, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulteng.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sektor Usaha Kecil Indonesia Catatkan Pertumbuhan Tertinggi di 5 Tahun Ini – Halaman all

    Sektor Usaha Kecil Indonesia Catatkan Pertumbuhan Tertinggi di 5 Tahun Ini – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sektor usaha kecil Indonesia mencatatkan tingkat pertumbuhan 83 persen di 2024, naik dari 80 persen di 2023, menjadikannya yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

    Survei tahunan CPA Australia 2024 memperkirakan, 87 persen usaha kecil Indonesia akan terus tumbuh di 2025.

    Capaian ini menempatkan Indonesia di antara tiga pasar paling progresif dari 11 negara Asia-Pasifik yang disurvei, termasuk Australia, Tiongkok, dan Singapura.

    Di tengah ketidakpastian global, pelaku usaha kecil Indonesia menunjukkan kepercayaan diri yang kuat terhadap perekonomian nasional. 

    Sebanyak 76 persen dari mereka memperkirakan ekonomi Indonesia akan terus berkembang pada 2025, jauh melampaui rata-rata Asia-Pasifik yang hanya mencapai 67 persen.

    “Usaha kecil Indonesia adalah yang tercepat pertumbuhannya di kawasan ini,” ungkap Dr. Hendro Lukman, Ketua Komite Penasihat CPA Australia di Indonesia dalam keterangannya, Senin (14/4/2025).

    Ia menambahkan, kombinasi antara fokus pada teknologi dan stabilitas ekonomi domestik menjadi pendorong utama optimisme ini.

    Adopsi teknologi menjadi kunci sukses usaha kecil Indonesia.

    Pada 2024, 68 persen usaha kecil yang berinvestasi pada teknologi melaporkan peningkatan profitabilitas, menempatkan Indonesia di peringkat ketiga di antara 11 pasar yang disurvei.

    Transformasi digital juga terlihat dari maraknya penggunaan pembayaran digital seperti OVO, GoPay, ShopeePay, dan Dana.

    Sebanyak 74 persen usaha kecil mencatat bahwa lebih dari 10 persen penjualan mereka berasal dari kanal digital, melonjak signifikan dari 54 persen sebelum pandemi Covid-19.

    Inovasi menjadi ciri khas sektor ini. Pada 2025, 37 persen usaha kecil berencana meluncurkan produk, layanan, atau model bisnis baru yang unik, baik untuk pasar lokal maupun global.

    “Pengusaha muda Indonesia, yang 85 persen berusia di bawah 50 tahun, menunjukkan dinamisme luar biasa. Mereka tidak hanya mengadopsi teknologi, tetapi juga berpikir visioner dan berfokus pada kebutuhan pelanggan,” kata Dr. Hendro.

    Ancaman Siber

    Namun, di balik pesatnya digitalisasi, ancaman serangan siber menjadi bayang-bayang yang kian nyata.

    Survei CPA Australia mengungkapkan bahwa 50 persen usaha kecil Indonesia mengalami kerugian akibat serangan siber pada 2024, lebih tinggi dari rata-rata Asia-Pasifik sebesar 40 persen.

    Lebih mengkhawatirkan lagi, 54 persen usaha kecil memperkirakan ancaman ini akan meningkat pada 2025. Sayangnya, hanya 48 persen yang telah mengevaluasi keamanan siber mereka dalam enam bulan terakhir.

    “Minimnya kesiapan terhadap ancaman siber bisa menggerus kepercayaan pelanggan dan mengancam keberlanjutan bisnis,” tegas Dr. Hendro. Ia menyarankan usaha kecil untuk lebih proaktif, seperti dengan melakukan audit keamanan rutin dan mengedukasi karyawan tentang praktik digital yang aman.

    Tantangan Pembiayaan Eksternal

    Selain ancaman siber, akses pembiayaan tetap menjadi batu sandungan bagi banyak usaha kecil.

    Pada 2024, 75 persen usaha kecil mencari pembiayaan eksternal, dengan 59 persen di antaranya bertujuan untuk mendukung ekspansi bisnis.

    Meski begitu, lebih dari sepertiga di antaranya menghadapi kendala dalam mendapatkan dana, meskipun bank masih menjadi sumber utama pembiayaan.

    Hendro menekankan pentingnya literasi keuangan untuk mengatasi tantangan ini.

    “Peningkatan literasi keuangan akan membantu usaha kecil memahami opsi pembiayaan yang tersedia dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik,” ujarnya.

    CPA Australia meluncurkan Panduan Pengelolaan UMKM pada akhir 2024, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan finansial pelaku usaha kecil.

    Langkah pemerintah juga patut diapresiasi. Rancangan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM diharapkan menjadi angin segar bagi sektor ini.

    “Regulasi ini, ditambah dengan inisiatif peningkatan kapasitas, akan membantu usaha kecil bertahan di tengah ketidakpastian global,” tambah Hendro.

    Tantangan Geopolitik 

    Di sisi lain, tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk Indonesia menjadi tantangan baru bagi usaha kecil yang berorientasi ekspor.

    Hendro menyarankan pelaku usaha untuk mendiversifikasi pasar ke negara-negara ASEAN, Tiongkok, atau Eropa.

    “Usaha kecil yang sudah mengekspor ke AS perlu berkonsultasi dengan profesional untuk mengevaluasi dampaknya atau menjajaki pasar baru,” katanya.

    “Pengusaha kecil Indonesia dikenal memiliki visi jangka panjang dan keberanian mengambil risiko. Tarif ini mungkin hanya gangguan sementara bagi mereka,” tuturnya.

    Dengan momentum pertumbuhan yang kuat, usaha kecil Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

    Namun, keberhasilan mereka di 2025 akan bergantung pada kemampuan mengatasi ancaman siber, meningkatkan akses pembiayaan, dan menavigasi tantangan geopolitik.

    Dukungan dari pemerintah, asosiasi seperti CPA Australia, dan semangat inovatif para pengusaha muda menjadi kunci untuk mempertahankan optimisme ini.

    “Usaha kecil Indonesia bukan hanya bertahan, tetapi juga berkembang dengan cara yang menginspirasi. Mereka adalah cerminan ketangguhan dan semangat wirausaha bangsa ini. Dengan langkah yang tepat, sektor ini siap mencetak prestasi lebih besar di tahun mendatang,” katanya. (Eko Sutriyanto)

    FOTO : USAHA KECIL MENENGAH – Booth CPA Australia dalam sebuah acara. Survei tahunan CPA Australia 2024, sektor usaha kecil Indonesia mencatatkan tingkat pertumbuhan 83 persen pada tahun lalu, naik dari 80 persen di 2023, menjadikannya yang tertinggi dalam lima tahun terakhir (IST)

     

  • Harga Emas Antam Lengser dari Posisi Termahal dalam Sejarah, Cek Rinciannya di Sini! – Page 3

    Harga Emas Antam Lengser dari Posisi Termahal dalam Sejarah, Cek Rinciannya di Sini! – Page 3

    Setelah mengalami salah satu pekan paling tidak menentu dalam sejarah pasar keuangan, emas kembali menjadi aset andalan. Ketika ketakutan dan ketidakpastian mendominasi sentimen investor, harga emas  justru menunjukkan performa impresif.

    Melansir Kitco News, Senin (14/4/2025), harga logam mulia ini di pasar spot dibuka pada USD 3.032,32 per ons pada awal pekan kedua April 2025. Sempat turun ke USD 2.978 pada Minggu sore, emas langsung bangkit dan kembali menembus angka USD 3.000 selama sesi perdagangan di Asia.

    Namun, euforia investor tidak bertahan lama. Menjelang Kamis dan Jumat pekan lalu, pasar saham mulai bergerak stagnan seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan langkah pencegahan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.

    Lantas bagaimana potensi gerak emas pekan depan di tengah ketegangan perang dagang? 

    Prediksi Pelaku Pasar

    Survei mingguan dari Kitco News menunjukkan para analis dan pelaku pasar tetap optimistis terhadap tren emas ke depan. Bahkan, banyak yang memprediksi kenaikan lebih lanjut.

    “Emas? Ke bulan. Banyak pihak bicara tentang kaburnya modal dari AS dan anjloknya dolar. Ketegangan global dan pelemahan dolar telah menutupi efek dari kenaikan suku bunga dan justru mendorong emas ke rekor baru,” ujar Marc Chandler, Direktur Pelaksana di Bannockburn Global Forex.

    Menurut Chandler, target jangka menengah emas bisa mencapai USD 3.300 bahkan USD 3.500.

    Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menyatakan, penurunan terakhir hanya sementara. Emas punya momentum kuat dan banyak pembeli siap masuk.

    Sementara itu, Darin Newsom dari Barchart.com menambahkan, melihat situasi geopolitik saat ini, naiknya harga emas adalah kesimpulan paling masuk akal. 

    “Sekarang ini, semuanya bisa berubah hanya karena satu postingan di media sosial dari satu orang,” jelasnya

    James Stanley dari Forex.com juga tetap yakin dirinya sudah lama optimis terhadap emas dan tidak melihat alasan untuk mengubah pandangan tersebut sekarang.

    Kemudian Daniel Pavilonis, pialang senior di RJO Futures, melihat pergerakan di pasar obligasi sebagai pendorong utama emas dalam jangka pendek. 

    “Harga emas naik sebelum Hari Pembebasan, istilah untuk dimulainya pemberlakuan tarif balasan. Volatilitas pasar saat ini mencerminkan ketidakpastian, tapi sejauh ini tren emas tetap kuat,” ujar Pavilonis.

  • Trump Hapus Tarif Barang Elektronik China, Tiongkok: Itu Langkah Kecil AS Perbaiki Kesalahannya – Halaman all

    China Kena ‘Prank’ Kebijakan Tarif Trump, Barang Elektronik Tidak Jadi Masuk Pengecualian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kebingungan terus terjadi terkait penetapan sanksi tarif timbal balik 145 persen yang diberikan Trump kepada China pada pekan lalu.

    Hal in terjadi lantaran terus bergantinya detail terkait penetapan sanksi tersebut secara terus menerus oleh administrasi Trump.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada hari Sabtu waktu setempat (12/4/2025) pemerintahan Trump mendadak mengumumkan ralat terkait kebijakan terkait kenaikan tarif untuk China.

    Administrasi Trump mengumumkan bahwa kebijakan tersebut tak berlaku bagi turunan produk-produk yang berkaitan dengan perangkat elektronik seperti smartphone dan laptop.

    Dalam pernyataannya, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebutkan bahwa barang seperti smartphone, laptop, hard drive, monitor panel datar, dan beberapa chip memenuhi syarat untuk pengecualian.

    Mesin pembuat semikonduktor juga dikecualikan, sehingga tidak dikenai tarif 145 persen untuk produk Tiongkok atau tarif dasar 10 persen untuk negara lain.

    Namun tak selang beberapa lama setelah pernyataan tersebut diumumkan, administrasi Trump kembali mengubah pendiriannya.

    Pembebasan tarif yang diumumkan untuk elektronik seperti ponsel pintar dan laptop hanya tersebut ternyata sifatnya hanya sementara saja ujar Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick pada Minggu (14/4/2025).

    Dikutip dari Associated Press, Lutnick mengaku kebijakan yang diumumkan oleh Bea Cukai AS itu sifatnya memberikan kelonggaran sementara hingga pemerintahan Trump merancang pendekatan tarif baru yang lebih spesifik untuk industri semikonduktor.

    “Mereka dibebaskan dari tarif timbal balik, tetapi tetap masuk dalam tarif semikonduktor, yang akan berlaku sekitar satu atau dua bulan lagi,” ujar Lutnick dalam wawancara dengan ABC’s “This Week” pada Minggu.

    Hal senada juga disampaikan oleh Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer dalam CBS’s “Face the Nation” pada Minggu.

    Greer bahkan menilai istilah “pengecualian” yang dipakai Bea Cukai sangat tidak tepat.

    “Ini bukan benar-benar pengecualian. Kata itu bahkan tidak tepat digunakan,” kata Greer.

    “Jenis rantai pasok ini dipindahkan dari rezim tarif global atau tarif timbal balik ke rezim tarif keamanan nasional.” sambungnya.

    “Presiden memutuskan kami tidak akan memberikan pengecualian. Kami tidak bisa memiliki solusi yang penuh celah untuk masalah universal yang dihadapi.” tutup Greer.

    Pernyataan terbaru dari Lutnick dan Greer ini juga diamini langsung oleh Donald Trump melalui pernyataan di TruthSocial pada Minggu.

    Trump menyatakan di media sosial bahwa tidak ada “pengecualian” sama sekali terkait kebijakan tarif timbal baliknya untuk China termasuk bagi barang-barang elektronik. 

    “Gedung Putih saat ini sedang mempelajari Semikonduktor dan SELURUH RANTAI PASOK ELEKTRONIK.” ungkap trump

    Trump juga mengaku barang-barang elektronik hanya dipindahkan ke kategori berbeda dan tetap dikenai tarif 20 persen sebagai bagian dari langkah pemerintahannya untuk menghukum China atas peran mereka dalam peredaran narkoba jenis fentanil.

    Pernyataan administrasi Trump yang kerap berubah-ubah ini seolah-olah menjadi “Prank” bagi China yang sebelumnya sempat memberi respons positif terkait pengecualian barang elektronik dalam pengumuman tarif yang diumumkan Bea Cukai AS.

    Hal ini terlihat dari pernyataan Kementerian Perdagangan China pada Minggu yang menyambut baik perubahan ini sebagai langkah kecil, meski tetap mendesak AS untuk mencabut seluruh tarif yang tersisa.

    PRESIDEN AS – Tangkapan layar YouTube White House pada Rabu (26/3/2025) yang menunjukkan Presiden Trump Singgah Bertemu Duta Besar AS pada Selasa (25/3/2025). (Tangkapan layar YouTube White House)

    Sebelumnya, pengecualian ini diprediksi menguntungkan perusahaan teknologi besar seperti Apple, Samsung, dan produsen chip seperti Nvidia.

    Pengecualian ini juga sebelumnya sempat membantu sejumlah produsen elektronik dalam menghadapi  ketidakpastian tarif di masa depan.

    Sayangnya, kebijakan adminsitrasi Trump yang terus berganti ini diprediksi meredam antisipasi kenaikan saham teknologi pada Senin ini saat bursa saham dibuka.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Jakarta, Beritasatu.com – Khidmat Ramadan tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Turki. Negeri dengan 99 persen penduduknya beragama Islam itu, juga menyambut Ramadan dengan kekhasan budaya peninggalan Kekaisaran Ottoman. 

    Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan negeri ini. Apalagi beberapa tahun belakangan terdapat kabar Hagia Sophia yang dikembalikan fungsinya sebagai masjid setelah bertahun-tahun dijadikan museum. Lalu Cappadocia (Kapadokya), yang menjadi “It’s my dream” masyarakat Indonesia.

    Pada pertengahan Maret lalu, Beritasatu berkesempatan menikmati Ramadan Karim di negeri peninggalan kerajaan Islam terbesar dalam sejarah tersebut.

    Beritasatu akan berbagi budaya Ramadan yang kaya di Turki dan jejak peninggalan Ottoman. Hagia Sophia menjadi salah satunya. Sayangnya tak ada Cappadocia. Beritasatu melewatkannya agar tetap menjadi “It’s my dream mas”.

    Ramadan di Turki: Tradisi, Kehangatan, dan Keunikan yang Tak Tergantikan

    Bulan Ramadan di Turki pada tahun ini jatuh pada tanggal 1 Maret hingga 29 Maret. Tepat pada awal musim semi, setelah sekitar tiga bulan mengalami musim dingin.

    Budaya Turki menyebut Ramadan sebagai Sultan Eleven Months. Dalam bahasa setempat disebut On Bir Ayın Sultanı. Mengapa? Karena bulan ini merupakan bulan bagi muslim melakukan introspeksi, pengendalian diri, berbagi, pengabdian, dan tentunya berpuasa. 

    Bulan Ramadan di Turki bukan sekadar soal menahan lapar dan haus. Ini adalah tentang kebersamaan, tradisi yang turun-temurun, dan suasana magis yang menyelimuti negeri dua benua ini. Saat bulan suci tiba, Turki berubah menjadi tempat yang begitu hidup, hangat, dan penuh warna. Dari gemerlap lampu-lampu masjid hingga aroma manis güllaç di setiap sudut kota.

    Begitu Ramadan dimulai, ritme kehidupan di Turki ikut menyesuaikan. Jalanan jadi lebih tenang di siang hari, tapi menjelang matahari terbenam, kota-kota mulai bergeliat lagi. Taman-taman kota dan alun-alun berubah jadi tempat kumpul warga untuk berbuka puasa bareng, lengkap dengan meja panjang yang penuh makanan khas.

    Masyarakat Turki merayakan bulan ini secara khusus, dengan adat dan budaya Islam. Dengan berusaha menunjukkan cinta, amal, dan toleransi, adalah beberapa cara yang dilakukan mereka.

    Spanduk besar bercahaya terbentang di antara dua menara masjid-masjid, disebut mahya. Di bulan Ramadan ini, mahya bertuliskan asma Allah dan pesan spiritual. Cahaya mahya yang bersinar di langit malam, menonjolkan suasana spiritual dan simbol kehangatan Ramadan versi Turki.

    Ada budaya Turki selama Ramadan yang cukup akrab dengan budaya Indonesia, yakni membangunkan masyarakat untuk sahur. Di Turki, ada davulcu. Davulcu adalah para penabuh drum tradisional yang keliling kampung jelang sahur sambil menyanyikan lagu-lagu khas serta membacakan puisi Ramadan. Mirip ya? Meskipun zaman sudah modern, tradisi ini tetap dilestarikan, dan bahkan jadi momen yang dinanti warga.

    Pada waktu berbuka (iftar) juga terdapat kekhasan yang mirip dengan beberapa daerah di Indonesia bekas wilayah kerajaan Islam jaman baheula. Jika sahur dengan tabuhan drum, maka berbuka dengan letusan meriam.

    Ya, tradisi menandai waktu berbuka dengan suara letusan meriam masih dilakukan di masjid-masjid di Turki, meski tidak selalu setiap hari. Sayangnya Beritasatu melewatkan kesempatan melihat tradisi ini di pelataran Masjid Biru (Blue Mosque/Masjid Sultan Ahmed).

    Berbuka dengan yang manis, tidak berlaku di negeri dua benua ini. Kebiasaan mereka berbuka dengan seteguk air, beberapa buah zaitun atau kurma. Setelah itu menu-menu lezat khas tradisional dihamparkan. Roti Ramadan bertabur wijen menjadi salah satu yang khas.

    Kalau bicara soal makanan Ramadan di Turki, ada beberapa menu yang cuma muncul setahun sekali, seperti pide Ramadan, roti pipih yang empuk dan harum, jadi andalan saat berbuka. Ada juga güllaç, dessert khas Ramadan dari lapisan tipis tepung beras yang direndam susu dan diberi taburan delima serta pistachio. Rasanya? Segar, lembut, dan manisnya pas banget!

    Buka Puasa Bersama di Masjid dan Taman, serta Berbelanja

    Masjid-masjid besar di Turki sering menggelar buka puasa massal. Siapa pun boleh datang, duduk bersama, dan menikmati hidangan sederhana namun penuh berkah. 

    Ini adalah momen yang mempererat solidaritas dan menghapus sekat-sekat sosial. Bahkan banyak turis pun diajak bergabung, menjadikan Ramadan sebagai jembatan budaya yang indah.

    Setelah berbuka, suasana semakin meriah dengan Ramadan bazaar yang buka hingga larut malam. Di sini, pengunjung bisa menemukan aneka camilan, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional. 

    Anak-anak berlarian sambil memegang balon, orang dewasa menikmati teh sambil ngobrol hangat, dan seluruh kota terasa hidup.

    Ramadan di Turki bukan cuma soal ibadah, tapi juga soal merayakan kehidupan dalam kebersamaan. Dengan kombinasi antara tradisi kuno, kuliner lezat, dan semangat gotong royong, Ramadan di negeri ini memberikan pengalaman yang sulit dilupakan. 

    Jadi, kalau punya rencana mengunjungi Turki di bulan suci, siapkan hati untuk jatuh cinta pada suasananya yang begitu khas dan memikat.

    Bukan hanya merasakan Ramadan-nya, Beritasatu juga berkesempatan mengunjungi berbagai lokasi yang menarik di Kota Istanbul dan Bursa. Berbagai lokasi wisata ini sebagian besar merupakan peninggalan atau jejak Kekaisaran Ottoman. 

    Istanbul: Kota Pewaris Dua Peradaban

    Istanbul bukan sekadar kota, dia adalah pengalaman. Bayangkan sebuah tempat di mana dua benua bertemu, Asia dan Eropa, dipisahkan oleh selat Bosporus yang memesona. 

    Kota ini punya ritme sendiri, kadang terasa seperti mozaik waktu, di mana sejarah ribuan tahun bisa berdampingan dengan hiruk-pikuk modernitas. Jalan-jalan sempit berkelok yang dipenuhi aroma kopi dan roti hangat bisa tiba-tiba membuka ke panorama masjid megah atau gedung pencakar langit.

    Dalam sejarahnya, Istanbul punya perjalanan panjang dan penuh warna. Dulu dikenal sebagai Byzantion saat masih menjadi koloni Yunani, lalu berubah menjadi Konstantinopel saat jadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Setelah ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II pada 1453, kota ini menjadi pusat Kekaisaran Ottoman dan berkembang jadi salah satu kota paling berpengaruh di dunia. 

    Pergantian nama menjadi “Istanbul” secara resmi baru terjadi setelah berdirinya Republik Turki, meskipun sebutan itu sudah digunakan oleh masyarakat sejak lama.

    Setiap sudut Istanbul punya cerita. Dari Hagia Sophia yang dulunya gereja, lalu jadi masjid, kemudian museum, dan sekarang kembali menjadi masjid, hingga Grand Bazaar yang masih berdetak seperti jantung perdagangan sejak ratusan tahun lalu. Di kota ini, jejak Romawi, Bizantium, dan Ottoman berpadu dalam satu lanskap yang kaya dan hidup. Sambil menyusuri jalan berbatu, sejarah terasa begitu dekat dan nyata.

    Tapi Istanbul bukan cuma tentang masa lalu. Kehidupan malam di kawasan Karaköy atau Galata, galeri seni independen di Cihangir, kafe-kafe hipster di Balat, semuanya menunjukkan sisi kota yang penuh energi dan terus berubah. Musik, seni, dan kuliner jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak sulit menemukan tempat untuk bersantai sambil menyeruput teh apel atau mencicipi baklava segar.

    Yang membuat Istanbul begitu spesial adalah keberagamannya. Di satu sisi, ada azan yang menggema dari menara masjid, di sisi lain, terdengar tawa anak-anak bermain bola di taman. Orang-orangnya hangat dan penuh semangat, sering kali menyapa dengan senyum atau ajakan minum teh, bahkan pada orang asing. Kehidupan di sini terasa akrab, meski bagi yang baru datang sekalipun. Katanya, Istanbul tahu caranya membuat siapa pun jatuh hati, pelan, tapi pasti.

    Beyoğlu dan Jalan İstiklal: Jantungnya Istanbul yang Selalu Hidup

    Kalau ada satu tempat di Istanbul yang bisa menggambarkan semangat kota ini, mungkin jawabannya ada di Beyoğlu, terutama di Jalan İstiklal. Jalan panjang yang selalu ramai ini bukan cuma tempat belanja, tapi juga jalur nostalgia. Di sinilah trem merah ikonik mondar-mandir di antara lautan pejalan kaki, membawa kenangan lama sekaligus semangat baru.

    Dulu, jalan ini dikenal sebagai Grand Rue de Pera, karena memang berada di kawasan Pera yang dihuni banyak warga asing dan komunitas non-Muslim selama masa Kekaisaran Ottoman. Tapi setelah Republik Turki berdiri pada tahun 1923, namanya diubah menjadi “İstiklal Caddesi” yang berarti “Jalan Kemerdekaan.” 

    Nama ini diberikan sebagai penghormatan atas perjuangan rakyat Turki dalam Perang Kemerdekaan. Jadi, selain penuh warna dan cerita, jalan ini juga punya makna historis yang dalam.

    Jalan Istiklal, geliat aktivitas masyarakat hingga tengah malam menjadi simbol kehidupan metropolis Kota Istanbul. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Sering muncul pertanyaan: apakah ada hubungannya antara Jalan İstiklal dan Masjid Istiqlal di Jakarta? Jawabannya: tidak secara langsung. Meski nama keduanya sama-sama berarti “kemerdekaan” dan lahir dari semangat perjuangan masing-masing bangsa, penamaan ini berdiri di konteks dan sejarah yang berbeda. 

    Tetapi tetap menarik melihat bagaimana semangat “istiqlal” atau “istiklal” jadi simbol penting, baik di Istanbul maupun di Jakarta, dua kota besar dengan sejarah panjang dan semangat nasionalisme yang kuat.

    Hingga sekarang, Jalan İstiklal tetap jadi pusat budaya dan hiburan. Deretan gedung neoklasik berdiri megah di kiri-kanan jalan, menyimpan ratusan toko, restoran, galeri seni, museum, hingga kedai manisan dan pub bergaya klasik. Di sini, aroma roti simit hangat, kopi Turki, dan musik jalanan berpadu jadi satu.

    Beberapa bangunan bersejarah bisa ditemukan di sepanjang jalur ini, seperti Gereja St Antoine yang masih aktif, Sekolah Galatasaray yang melegenda, dan penginapan Narmanlı yang penuh cerita. 

    Tak jauh dari situ, berdiri Museum Pera dan Salt Beyoğlu yang jadi ruang pamer karya seniman lokal maupun internasional. Kalau melangkah ke ujung jalan, Taksim Square menyambut dengan ramai, lengkap dengan Pusat Kebudayaan Atatürk yang kini tampil lebih modern.

    Masjid Taksim: Sentuhan Modern di Tengah Suasana Klasik

    Begitu sampai di ujung Jalan İstiklal, perhatian langsung tertuju pada sebuah bangunan megah dengan kubah besar, itulah Masjid Taksim. Masjid ini tergolong baru kalau dibandingkan dengan masjid-masjid tua di Istanbul, tapi kehadirannya langsung jadi ikon. Lokasinya yang strategis, tepat di Taksim Square, bikin masjid ini seakan menyapa semua yang melintas di pusat kota.

    Desainnya unik, karena menggabungkan gaya arsitektur masjid tradisional dengan elemen-elemen modern yang terinspirasi dari bangunan-bangunan abad ke-19 di kawasan Beyoğlu. Jadi, meskipun bentuknya klasik dengan kubah dan menara, ada kesan segar yang bikin masjid ini beda dari yang lain. Mihrab dan mimbarnya pun dibuat dengan pendekatan modern, tapi tetap menjaga akar tradisi.

    Kaligrafi yang menghiasi interiornya tampil dengan warna-warna dominan seperti hijau, merah marun, dan hitam. Nuansa yang tenang, tapi tetap terasa kuat dan anggun. Masjid ini juga cukup luas, kapasitasnya bisa menampung sekitar 4.000 jemaah sekaligus, jadi sering ramai terutama saat salat Jumat dan hari besar keagamaan.

    Masjid Taksim yang berada di pangkal Jalan Istiklal dan Taksim Square. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Yang menarik, Masjid Taksim bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang budaya. Ada ruang bawah tanah yang digunakan untuk pameran dan kegiatan sosial, menunjukkan bahwa masjid ini memang hadir untuk menjawab kebutuhan spiritual sekaligus kultural masyarakat kota.

    Di tengah riuhnya kawasan Taksim, masjid ini seperti oase yang menawarkan ketenangan. Cocok banget jadi tempat berhenti sejenak setelah menjelajah hiruk-pikuk Jalan İstiklal.

    Pierre Loti: Tempat Nongkrong Santai dengan Pemandangan Klasik Istanbul

    Kalau lagi pengin menikmati Istanbul dari ketinggian sambil duduk santai dan minum teh, Bukit Pierre Loti adalah tempat yang pas banget. Bukit ini terletak di kawasan Eyüp, bagian barat kota tua, dan jadi salah satu spot favorit warga lokal maupun wisatawan buat ngadem sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas (Golden Horn) yang legendaris itu.

    Namanya diambil dari Julien Viaud, seorang penulis asal Prancis yang dikenal dengan nama pena Pierre Loti. Dia jatuh cinta sama Istanbul dan sering nongkrong di kafe yang sekarang jadi landmark di puncak bukit ini. Dari situlah nama bukit ini berasal, sebuah penghormatan kecil untuk pengagum Istanbul dari negeri seberang.

    Bersantai dengan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Cara ke sini juga asyik, bisa naik kereta gantung dari bawah bukit, atau kalau lagi semangat, bisa juga naik tangga sambil menikmati suasana sekitar yang rindang. Begitu sampai di atas, pemandangannya langsung bikin terdiam sejenak. Bentangan kota tua, masjid-masjid dengan menara tinggi, dan gemerlap air Tanduk Emas jadi latar yang sulit dilupakan.

    Tempat ini juga cocok buat yang suka suasana tenang dan klasik. Banyak pengunjung duduk santai di kafe, menikmati teh Turki dalam gelas kecil sambil ngobrol atau sekadar melamun menatap kota. Di sore hari, suasananya makin syahdu, apalagi saat matahari mulai turun dan langit Istanbul berubah warna.

    Pierre Loti bukan tempat yang mewah atau ramai, tapi justru itu daya tariknya. Rasanya seperti melangkah keluar dari keramaian dan masuk ke halaman kecil dalam buku harian yang penuh kenangan.

    Masjid Sultan Eyüp: Tempat yang Penuh Makna dan Ketenteraman

    Masih di kawasan Eyüp, tak jauh dari Bukit Pierre Loti, berdiri megah Masjid Sultan Eyüp yang menjadi salah satu masjid paling penting dan dihormati di Istanbul. Tempat ini bukan cuma destinasi wisata religi, tapi juga lokasi penuh sejarah dan spiritualitas yang dalam banget buat banyak orang, baik dari Turki sendiri maupun dari luar negeri.

    Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1458, hanya lima tahun setelah Istanbul ditaklukkan oleh Kesultanan Ottoman. Namanya diambil dari Abu Ayyub al-Ansari (Sultan Eyüp dalam bahasa Turki), seorang sahabat Nabi Muhammad yang diyakini wafat saat ikut dalam pengepungan Konstantinopel di abad ke-7. Makamnya ada di kompleks masjid ini, dan sampai sekarang jadi tempat ziarah yang ramai.

    Masjid Sultan Eyup. Berasal dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam pengepungan Konstantinopel. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Satu tradisi unik yang masih hidup sampai sekarang adalah upacara sunatan anak-anak di masjid ini. Anak-anak laki-laki yang akan disunat biasanya datang ke sini dengan pakaian ala pangeran Ottoman lengkap dengan jubah, tongkat kecil, dan mahkota lucu di kepala. 

    Mereka datang bersama keluarga besar, lalu berdoa di makam Sultan Eyüp sebelum prosesi sunat. Tradisi ini dianggap membawa berkah, sekaligus menjadi momen penting dalam kehidupan seorang anak laki-laki Turki.

    Masjidnya sendiri punya arsitektur khas Ottoman yang anggun dan tenang. Dikelilingi taman rindang dan kompleks makam para tokoh penting, suasana di sini terasa khidmat, tapi tetap nyaman buat duduk santai atau sekadar berjalan-jalan sore. Bangunan masjid juga sempat direnovasi beberapa kali, tapi nuansa aslinya tetap dijaga dengan baik.

    Kalau mampir ke sini, rasanya seperti menyelami sisi lain Istanbul yang penuh nilai, tradisi, dan penghormatan terhadap sejarah. Bukan cuma indah dilihat, tapi juga kaya makna.

    Semenanjung Bersejarah: Jantung Kota Tua yang Penuh Cerita

    Kalau bicara soal Istanbul, mustahil melewatkan Semenanjung Bersejarah atau yang juga dikenal sebagai kota tua. Tempat ini dulunya adalah pusat pemerintahan dan kehidupan sosial Kekaisaran Romawi Timur, lalu dilanjutkan oleh Kesultanan Ottoman. Sekarang, kawasan ini jadi semacam museum terbuka raksasa, di mana setiap langkah terasa seperti melangkah ke masa lalu.

    Secara geografis, area ini dikelilingi oleh tiga perairan penting: Tanduk Emas di utara, Selat Bosporus di timur, dan Laut Marmara di selatan. Kombinasi itu bikin tempat ini strategis banget dari dulu sampai sekarang. Di sinilah berdiri bangunan-bangunan ikonik seperti Hagia Sophia, Masjid Biru, Istana Topkapı, Hippodrome, dan Masjid Süleymaniye, semuanya cuma berjarak jalan kaki dari satu sama lain.

    Selain jadi pusat kekuasaan, kawasan ini juga pernah jadi jantung perdagangan, seni, dan keagamaan. Tidak heran, UNESCO memasukkan Semenanjung Bersejarah ke dalam daftar Warisan Dunia sejak tahun 1985. Bangunan-bangunan tua yang megah, tembok kota yang masih berdiri di beberapa sisi, hingga jejak-jejak arsitektur Bizantium dan Ottoman, semuanya bisa dinikmati sambil santai jalan kaki.

    Tanduk Emas, salah satu sudut dari Semenanjung Bersejarah dilihat dari Bukit Pierre Loti. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Salah satu pengalaman paling seru di sini adalah keliling Hippodrome, alun-alun luas yang dulunya tempat balap kereta kuda dan pertunjukan akbar. Sekarang, tempat ini jadi taman terbuka yang dikelilingi monumen kuno seperti Obelisk Mesir dan Kolom Ular, semua masih berdiri gagah di tengah hiruk-pikuk kota modern.

    Semenanjung ini benar-benar menggambarkan karakter Istanbul: kota yang enggak pernah melupakan akarnya, tapi tetap terus bergerak maju. Setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap bangunannya seperti ingin bercerita pada siapa pun yang lewat.

    Hagia Sophia: Simbol Keagungan, Iman, dan Arsitektur

    Kalau Istanbul punya satu bangunan yang benar-benar jadi simbolnya kota, Hagia Sophia pasti masuk daftar teratas. Bayangkan, gedung megah ini sudah berdiri sejak tahun 537 M, dan masih berdiri kokoh sampai sekarang! 

    Dibangun sebagai gereja oleh Kaisar Justinianus saat Kekaisaran Romawi Timur masih berjaya, Hagia Sophia sempat jadi gereja terbesar di dunia selama hampir seribu tahun.

    Ngomong-ngomong soal nama, “Hagia Sophia” bukan nama orang, lho! Nama ini berasal dari bahasa Yunani: Hagía Sophía, yang berarti “Kebijaksanaan Suci” (Holy Wisdom). Dalam ajaran Kristen Ortodoks, ini adalah salah satu atribut dari Tuhan, bukan nama santo atau tokoh tertentu. 

    Jadi saat pertama kali dibangun, Hagia Sophia memang didedikasikan untuk Kebijaksanaan Ilahi, bukan untuk seseorang bernama Sophia. Nama ini memperkuat makna spiritual bangunan ini, yang sejak awal memang dimaksudkan sebagai pusat ibadah dan refleksi keagamaan.

    Ruang utama Hagia Sophia. Seluruh ornamen peninggalan gereja secara perlahan digantikan simbol-simbol keislaman. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Arsitektur Hagia Sophia luar biasa. Kubah utamanya yang menjulang setinggi lebih dari 55 meter jadi pusat perhatian siapa pun yang masuk. Teknologi arsitektur yang dipakai di zamannya benar-benar melampaui waktu, pendetive, yakni struktur penopang kubah yang bikin bangunan ini tetap stabil dan elegan dari segala sudut. 

    Dari luar memang megah, tapi justru bagian dalamnya yang bikin banyak orang terkesima. Ada mozaik emas, lukisan dinding kuno, dan kaligrafi raksasa yang menggambarkan jejak percampuran budaya selama berabad-abad.

    Saat Ottoman menaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Hagia Sophia diubah jadi masjid. Beberapa elemen Kristen ditutup dengan plester, tapi banyak yang masih bertahan dan akhirnya ditemukan kembali di era modern. Di masa itu, juga ditambahkan unsur Islam seperti mimbar, mihrab, dan tentu saja menara-menara yang jadi ciri khas masjid.

    Kemudian, di tahun 1935, atas keputusan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah jadi museum. Ini bikin tempat ini jadi simbol keberagaman dan toleransi budaya. Tapi pada tahun 2020, statusnya kembali berubah dan ditetapkan lagi sebagai masjid, meskipun tetap terbuka untuk wisatawan dari seluruh dunia.

    Yang bikin Hagia Sophia istimewa bukan cuma karena umurnya yang panjang, tapi juga karena perannya sebagai saksi perubahan zaman, dari gereja, jadi masjid, lalu museum, dan kembali jadi masjid. Bangunan ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, sebagai bagian dari Kawasan Bersejarah Istanbul.

    Masuk ke Hagia Sophia seperti menyentuh sejarah dengan tangan sendiri. Dari lantainya yang aus oleh jutaan langkah kaki, sampai cahaya yang menembus jendela-jendela tinggi dan memantul di dinding mozaik emas. Semuanya terasa hidup.

    Di bulan Ramadan, Masjid Hagia Sophia lebih spesial. Ada mukabalah, yakni pembacaan ayat suci Al-Qur’an menjelang salat zuhur dan asar. Kegiatan ini hanya berlaku di bulan Ramadan saja. 

    Masjid Biru: Keindahan Ubin İznik dan Suara yang Menjawab Langit

    Tepat di seberang Hagia Sophia, berdiri saudaranya yang lebih “muda”, tapi tidak kalah megah: Masjid Sultan Ahmed, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Biru. Dibangun pada awal abad ke-17 oleh Sultan Ahmed I, masjid ini jadi lambang keagungan arsitektur Ottoman. Enam menaranya yang menjulang dan ratusan jendela berukir bikin siapa pun terdiam waktu menengadah.

    Yang paling ikonik dari Masjid Biru tentu saja bagian dalamnya. Dipenuhi lebih dari 20.000 ubin İznik berwarna biru yang bikin suasana terasa sejuk dan damai. Bukan cuma tempat ibadah, masjid ini juga jadi ruang kontemplasi di tengah hiruk pikuk kota tua Istanbul.

    Satu hal yang bikin momen di sini makin berkesan adalah tradisi azan bersahutan. Setiap waktu salat tiba, suara muazin dari Masjid Biru dan Hagia Sophia saling menyapa. Bukan rebutan, tapi lebih ke harmoni. Saling memberi jeda, saling menghormati.

    Museum Sejarah Hagia Sophia: Menyusuri 1700 Tahun dalam Sekejap

    Berlokasi cuma beberapa langkah dari Hagia Sophia, museum ini bukan sekadar tempat lihat-lihat artefak. Di sini, sejarah terasa hidup. Museum Sejarah dan Pengalaman Hagia Sophia hadir untuk mengajak pengunjung menyelami perjalanan panjang bangunan megah ini, dari basilika Bizantium, masjid Ottoman, hingga museum dan kembali jadi masjid.

    Begitu masuk, pengunjung langsung disambut teknologi imersif, lampu, suara, dan visual yang bikin seolah sedang berdiri di tengah-tengah masa lalu. Di lantai dasar, ada artefak-artefak asli dari Hagia Sophia yang dulu sempat disimpan di gudang. Beberapa bagian bahkan menampilkan potongan arsitektur asli yang bisa dilihat dari dekat.

    Museum ini terbagi dalam beberapa zona waktu. Lantai dua mengajak pengunjung ke era Ottoman, lengkap dengan elemen budaya dan keagamaan yang dulu menghiasi Hagia Sophia saat fungsinya berubah jadi masjid. Lantai tiga menyajikan kisah era Kekaisaran Romawi Timur dengan cara yang modern, yakni memakai teknologi proyeksi dan suara tiga dimensi yang bikin suasana terasa nyata.

    Ada juga bagian keren yang menampilkan tangki air kuno dari masa Romawi Timur, bisa dilihat lewat jendela kaca tanpa bingkai di lantai dasar. Ruang ini tenang dan agak mistis, seolah menyimpan rahasia yang belum semuanya terungkap.

    Intinya, museum ini bukan cuma tempat belajar, tapi juga tempat merasakan dan meresapi kemegahan Hagia Sophia dengan pancaindra. Dari lantunan musik sakral hingga detail ubin tua, semuanya dibalut dengan presentasi modern. Cocok buat yang ingin memahami bukan cuma bentuk fisiknya, tapi juga jiwa Hagia Sophia.

    Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam: Bukti Kalau Ilmuwan Muslim Enggak Kalah Keren

    Di balik kemegahan bangunan dan kisah para sultan, Istanbul juga punya sisi lain dari sejarah Islam, yaitu sains. Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam yang berada di Taman Gülhane ini adalah bukti bahwa dunia Islam pernah jadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

    Museum ini dibuka tahun 2008 atas inisiatif sejarawan Fuat Sezgin, dan sejak itu jadi tempat favorit buat yang ingin melihat bagaimana para ilmuwan Muslim menciptakan berbagai penemuan canggih jauh sebelum era modern dimulai. Mulai dari astronomi, kedokteran, matematika, hingga teknologi perang, semuanya dipajang dalam bentuk replika alat-alat kuno yang keren dan penuh detail.

    Ada jam air, astrolabe, alat bedah, peta dunia abad pertengahan, dan berbagai benda yang memperlihatkan betapa majunya ilmu pengetahuan saat itu. Bagian menariknya, semua ini disusun dengan cara yang ramah pengunjung. Cocok buat semua usia, dari yang sekadar jalan santai sampai yang nerd sains banget.

    Jadi, museum ini bukan cuma tempat “lihat barang lama”, tapi juga ruang buat menghargai kontribusi ilmuwan Muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

    Istana Topkapı: Rumah para Sultan dan Rahasia di Baliknya

    Setelah puas dengan sains, sekarang saatnya menyelami kehidupan para sultan di Topkapı Palace, istana megah yang dulu jadi pusat pemerintahan Kekaisaran Ottoman selama hampir 400 tahun. Letaknya di ujung Semenanjung Bersejarah, menghadap langsung ke pertemuan Selat Bosporus, Tanduk Emas, dan Laut Marmara. Pemandangannya? Enggak main-main.

    Masuk ke Topkapı itu seperti masuk ke dunia lain, dunia penuh rahasia kerajaan, kisah para selir di harem, hingga pusaka peninggalan Rasulullah SAW yang disimpan dengan penuh kehormatan. Istana ini terdiri dari banyak paviliun, taman hijau, aula pertemuan, dan museum yang menampilkan berbagai koleksi emas, perhiasan, hingga senjata antik.

    Salah satu bagian yang paling bikin merinding adalah Paviliun Relikui Suci, tempat menyimpan jubah, pedang, dan jenggot Nabi Muhammad SAW. Suasana di sini tenang dan khidmat, karena ada pembacaan Al-Qur’an nonstop yang bergema lembut di ruangan.

    Topkapı juga punya dapur kerajaan yang luar biasa besar, tempat masak buat ribuan orang setiap hari. Koleksi porselen Tiongkok dan keramik İznik yang dipajang di sana pun menunjukkan betapa kaya dan beragam pengaruh budaya di lingkungan istana.

    Beykoz dan Makam Nabi Yuşa: Ketika Keheningan Bertemu Keagungan

    Kalau memutuskan jalan-jalan ke sisi Asia Istanbul dan pengin cari suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, Beykoz adalah salah satu tempat yang cocok banget buat itu. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan lebat, udara segar, dan pemandangan Bosphorus dari sudut yang jarang dijamah wisatawan biasa.

    Tapi ada satu tempat di Beykoz yang punya aura spiritual kuat banget: Makam dan Masjid Nabi Yuşa (Hz. Yuşa Türbesi). Menurut tradisi, di sinilah diyakini bersemayam Nabi Yuşa Ibn Nun atau Yosua dalam tradisi Yahudi dan Kristen, yang merupakan penerus Nabi Musa. 

    Gerbang menuju makam dan Masjid Nabi Yusa bin Nun. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Walaupun tidak semua sejarawan sepakat soal lokasinya, makam ini tetap jadi tempat ziarah penting, baik bagi umat Islam maupun mereka yang tertarik dengan sejarah dan spiritualitas lintas agama.

    Uniknya, makam Nabi Yuşa ini panjangnya luar biasa, sekitar 17 meter, yang bikin banyak pengunjung tertegun waktu pertama kali melihatnya. Panjang ini dipercaya sebagai simbol penghormatan terhadap kebesaran nabi tersebut, bukan ukuran tubuh literal. Karena letaknya di puncak bukit Yuşa, pengunjung bisa sekaligus menikmati pemandangan Bosphorus yang dramatis dari ketinggian, sunyi, megah, dan bikin hati tenang.

    Di samping makam, berdiri masjid sederhana yang juga punya atmosfer khusyuk. Banyak pengunjung yang datang bukan cuma untuk berdoa, tapi juga untuk menyepi sejenak dari dunia luar. Tempat ini sering dikunjungi saat Ramadan atau hari-hari keagamaan, tapi suasananya tetap tenang dan damai.

    Kalau Hagia Sophia adalah simbol megahnya perpaduan budaya dan sejarah Istanbul, maka Makam Nabi Yuşa di Beykoz adalah pengingat lembut tentang kesunyian, spiritualitas, dan refleksi. Dua-duanya mencerminkan sisi berbeda dari kota ini, yang satu megah dan penuh cahaya, yang satu lagi tenang dan bersahaja.

    Masjid Yeni: Siluet di Tepi Tanduk Emas

    Kalau berjalan di kawasan Eminönü, Istanbul, tak mungkin melewatkan siluet megah Masjid Yeni yang berdiri anggun di tepi Tanduk Emas. Nama “Yeni” berarti “baru,” meskipun usianya sudah lebih dari 350 tahun, dibangun mulai tahun 1597 dan selesai pada 1665. Tetapi dibanding masjid-masjid klasik Ottoman lain seperti Süleymaniye atau Sultanahmet, ia memang salah satu yang lebih muda, dan punya cerita unik di balik pembangunannya.

    Masjid ini bukan dibangun oleh seorang sultan, tapi oleh seorang wanita kuat di istana, Safiye Sultan, ibu dari Sultan Mehmed III. Pembangunan masjid ini penuh tantangan, mulai dari konflik politik, dana yang tersendat, hingga pergantian kekuasaan. Baru di masa Turhan Hatice Sultan (ibu Sultan Mehmed IV), pembangunannya dirampungkan dan hasilnya luar biasa.

    Masjid Yeni berdiri megah di atas podium yang menghadap laut, lengkap dengan menara-menara ramping, kubah berundak, dan halaman luas. Di dalam, langit-langitnya dipenuhi ubin İznik yang kaya warna, dengan motif bunga dan kaligrafi indah. Kesan mewah dan lembut berpadu dalam satu atmosfer sakral.

    Uniknya, di kompleks Masjid Yeni juga terdapat makam (türbe) keluarga kerajaan, termasuk Turhan Hatice Sultan sendiri. Di sekitarnya, kamu juga bisa menjumpai Pasar Rempah-rempah (Mısır Çarşısı), menandakan peran penting masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan ekonomi kota.

    Masjid Yeni menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur transisi Ottoman klasik ke gaya barok awal, yang bisa kamu lihat dari lengkungan jendela, bentuk kubah, dan ornamen interiornya yang mulai mengeksplorasi keindahan visual yang lebih berani. Di sinilah kita melihat bagaimana masjid bukan hanya sebagai ruang spiritual, tapi juga sebagai manifestasi seni, budaya, dan kekuasaan.

    Grand Bazaar: Surga Belanja dan Seni Tawar-Menawar

    Bayangkan pasar besar, beratap, isinya ribuan toko kecil dengan lorong-lorong yang seolah tidak ada habisnya. Itulah Grand Bazaar alias Kapalıçarşı dalam bahasa Turki. Pasar ini udah ada sejak abad ke-15, dibangun tak lama setelah Istanbul jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman. Selain jadi pusat ekonomi, tempat ini juga saksi bisu perjalanan panjang kota.

    Masuk ke Grand Bazaar rasanya seperti diseret ke dunia lain. Di kiri dan kanan ada penjual karpet dengan motif rumit, perhiasan emas yang mengilap, lampu kaca warna-warni yang cantik, sampai rempah-rempah yang aromanya langsung menusuk hidung. Semuanya dijajakan dengan semangat khas pedagang Istanbul: ramah, kadang agak memaksa, tapi justru itu yang bikin seru.

    Yang bikin Grand Bazaar beda dari pasar biasa adalah suasananya. Toko-tokonya kecil, tapi dihias elegan. Kubah atapnya tinggi, dengan desain ala arsitektur Ottoman klasik. Meski ramai, tempat ini terasa adem, dan aura historisnya masih kerasa kuat. Setiap sudutnya kayak punya cerita sendiri.

    Nah, satu hal yang wajib diingat kalau belanja di sini: tawar-menawar itu wajib hukumnya! Enggak usah malu. Justru pedagangnya senang kalau pengunjung ikut main “negosiasi harga”. Kadang proses tawar-menawar ini malah jadi hiburan tersendiri. Bisa mulai dari teh ditawari gratis, sampai ngobrol ngalor-ngidul hingga akhirnya sepakat harga.

    Grand Bazaar bukan cuma tempat belanja, tapi tempat ikut merasakan denyut asli Istanbul. Di sinilah seni, budaya, dan semangat hidup warga kota bercampur jadi satu.

    Istanbul, Kota Rasa yang Tidak Ada Habisnya

    Kalau bicara soal kuliner Turki, rasanya seperti menyelam ke lautan rasa yang kaya dan dalam. Setiap suapan punya cerita. Warisan panjang dari Anatolia, Romawi Timur, sampai kejayaan Kesultanan Ottoman semuanya berbaur di atas meja makan. Jadi jangan heran kalau makanan di Turki bukan cuma buat kenyang, tapi juga jadi bagian penting dari budaya.

    Kalau ada satu kota yang bisa dibilang jadi panggung utama buat semua cita rasa itu, jawabannya pasti: İstanbul. Di sinilah semua rasa berkumpul, dari kebab yang berasap menggoda, meze segar yang cocok buat sharing, sampai olahan sayuran dengan minyak zaitun khas Mediterania. Istanbul itu ibarat taman bermainnya para pencinta makanan.

    Nama Istanbul makin bersinar di mata dunia waktu Panduan MICHELIN masuk dan mulai mengulas restoran-restoran di kota ini sejak tahun 2022. Sejak saat itu, kota ini masuk ke dalam daftar destinasi gastronomi dunia. Panduan tahun 2023 dan 2024 jadi bukti kalau dunia kuliner Istanbul tidak pernah sepi inovasi, selalu berkembang, penuh warna, dan tidak takut eksperimen.

    Menariknya, bukan cuma Istanbul yang disorot. Izmir dan Bodrum juga ikut masuk radar MICHELIN di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya? Turki makin dikenal sebagai negara yang tidak main-main soal makanan. Dan lewat edisi 2025, Istanbul kembali mencuri perhatian sebagai kota dengan “mosaik rasa” yang bikin penasaran siapa pun yang datang.

    Buat angka-angkanya, Istanbul punya 77 restoran yang direkomendasikan, termasuk satu restoran dengan dua Bintang MICHELIN, tujuh lainnya dengan satu bintang, dan 14 yang masuk kategori Bib Gourmand (alias enak tapi ramah di kantong). Ditambah lagi ada restoran Green Star yang fokus ke keberlanjutan, dan juga penghargaan khusus buat para profesional di balik dapur dan layanan dari sommelier sampai chef muda berbakat.

    Bursa: Tempat di Mana Hati Bisa Rehat Kota Bursa – (Beritasatu/Ist)

    Coba ambil napas dalam-dalam dan bayangkan tempat yang punya udara sejuk, makanan enak, sejarah panjang, dan pemandangan yang bikin hati adem. Nah, itu semua bisa ketemu di satu kota: Bursa. 

    Kota ini seperti oase buat siapa saja yang ingin rehat sejenak dari keramaian hidup. Di sini, semua terasa pas, cuacanya bersahabat, makanannya menggoda, dan warganya hangat banget.

    Bursa punya semuanya. Mau santai di pemandian air panas alami? Bisa. Mau eksplor bangunan bersejarah sambil membayangkan zaman keemasan Kesultanan Utsmaniyah? Ada. Mau wisata kuliner? Wah, jangan ditanya. 

    Buat yang doyan salju, Uludag—gunung bersalju yang jadi spot ski favorit—tak jauh dari pusat kota. Dan yang paling penting, suasana di sini tuh tenang tapi hidup, klasik tapi enggak kuno.

    Buat yang suka tempat damai dan penuh makna, jangan lupa singgah ke Iznik, kota kecil yang cantik dan jadi anggota jaringan Cittaslow sejak 2021. Dengan danau yang tenang, reruntuhan kuno, dan keramahan penduduk lokalnya, Iznik terasa kayak dunia kecil yang berdetak dengan ritme damai. 

    Dan yang bikin makin asyik, Bursa cuma sekitar tiga jam naik mobil dari Istanbul. Jadi, cocok banget buat short getaway di akhir pekan.

    Masjid Ulu (Agung)

    Ini bukan sekadar masjid, tapi juga lambang kejayaan masa lalu. Dibangun antara tahun 1396 hingga 1400 oleh Sultan Bayezid I setelah kemenangan di Perang Niğbolu, Masjid Ulu jadi salah satu bangunan ikonik di Bursa. Masjid ini punya 20 kubah besar yang berdiri megah di atas 12 pilar, sebuah desain arsitektur yang luar biasa untuk zamannya.

    Begitu masuk, suasana tenang langsung menyelimuti. Cahaya matahari masuk lembut dari jendela-jendela tinggi, memantul di dinding-dinding yang dihiasi kaligrafi klasik. Ada sekitar 192 karya kaligrafi di dalamnya, ditulis oleh 41 kaligrafer berbeda, membuat masjid ini serasa museum seni Islam.

    Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Selain tempat ibadah, masjid ini juga menyimpan jam kuno, tempat lilin bersejarah, dan salinan Al-Qur’an klasik. Dua menaranya dibangun di masa yang berbeda. Bagian barat saat Bayezid I, dan yang timur atas perintah Sultan Mehmed I. 

    Ada hal menarik di masjid ini. Ada taman di dalam masjidnya sendiri. Atau lebih tepatnya, sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama salat.

    Biasanya, air mancur untuk wudu itu ditempatkan di luar masjid, di halaman. Tapi Ulu Camii beda sendiri, şadırvan-nya justru ada di dalam, tepat di tengah ruang utama. Dikelilingi cahaya alami yang masuk dari atap kaca (kubah terbuka) di atasnya, bagian ini terasa sejuk, tenang, dan bikin suasana salat jadi benar-benar khusyuk.

    Kolamnya berbentuk segi delapan, dengan air jernih yang mengalir pelan dan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitarnya ada beberapa bangku marmer, tempat orang bisa duduk sebentar, berwudu, atau sekadar merenung. Cahaya matahari yang menembus dari atas sering kali menciptakan pantulan indah di permukaan air, bikin suasananya seperti taman rahasia di dalam rumah ibadah.

    Keberadaan kolam atau şadırvan di dalam Ulu Camii bukan sekadar estetika atau kenyamanan. Ini berkaitan langsung dengan sejarah pembangunan masjid dan makna spiritual yang dibawa oleh sang pendiri, Sultan Yıldırım Bayezid.

    Sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Menurut beberapa sumber sejarah, Ulu Camii dibangun sebagai hasil dari nazar Sultan Bayezid, yang saat itu berjanji membangun 20 masjid jika menang dalam Perang Niğbolu. Setelah menang, sang sultan memutuskan untuk membangun satu masjid besar dengan 20 kubah, yang mewakili 20 masjid itu. Karena itu, arsitektur Ulu Camii sangat luas dan terbuka, hampir menyerupai bangunan bazaar.

    Di tengah struktur besar ini, dipilihlah sebuah şadırvan dalam ruangan sebagai pusatnya sebagai simbol pembersihan diri, baik secara lahir maupun batin, sebelum menghadap Tuhan. Peletakan air mancur di tengah masjid juga dianggap sebagai metafora taman surga (jannat) dalam ajaran Islam, tempat di mana air mengalir dan kedamaian abadi terasa.

    Praktis, secara fungsi, şadırvan ini digunakan untuk berwudu. Namun secara spiritual, ia menciptakan suasana kontemplatif, pusat kedamaian dalam sebuah ruang ibadah yang megah. Tak heran jika hingga kini, pengunjung dari seluruh dunia selalu terkesan saat memasuki Ulu Camii dan menemukan taman kecil di tengah kesunyian masjid.

    Cumalıkızık: Desa Ottoman yang Terjebak dalam Waktu

    Kalau berkunjung ke Bursa, jangan cuma berhenti di pusat kota saja. Coba deh belok sedikit ke kaki Gunung Uludağ. Ada permata kecil yang seperti terjebak di masa lalu, Cumalıkızık namanya.

    Desa ini adalah salah satu desa Ottoman tertua dan paling terawat di Turki. Begitu masuk ke jalan-jalan berbatu kecil yang sempit, dikelilingi rumah-rumah tua berwarna kuning, biru, dan ungu pastel dengan jendela kayu yang khas, rasanya kayak masuk ke film zaman kerajaan. Bukan cuma pemandangannya yang klasik, tapi atmosfernya juga tenang, damai, dan penuh keramahan lokal.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! Warga lokalnya menjaga gaya hidup dan arsitektur lama, bahkan banyak rumah di sini yang masih asli seperti dulu, dari susunan batu, kayu, hingga atapnya. Karena keasliannya, desa ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, lho.

    Selain jalan-jalan dan foto-foto estetik, kamu juga bisa sarapan tradisional Turki di rumah-rumah warga. Bayangkan makan roti hangat dari tungku, zaitun, keju lokal, madu, dan teh panas sambil mendengar suara burung dan desiran angin dari pegunungan.

    Setiap sudut Cumalıkızık seakan punya cerita, tentang masa lalu, tentang keluarga, dan tentang hidup yang sederhana tapi penuh makna.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Grand Bazaar Bursa

    Selain di Istanbul, di kota ini pun ada Grand Bazaar. Berbelanja di Kapalı Çarşı Bursa alias Grand Bazaar bisa jadi pengalaman budaya. Tiap sudut toko punya cerita. Bazar ini berdiri sejak masa Orhan Gazi, putra dari pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman Gazi. Seperti bazar-bazar klasik lainnya di Turki, tempat ini beratap dan penuh lorong-lorong yang padat dengan toko-toko.

    Di sini, pengunjung bisa menemukan segala macam produk lokal, mulai dari tekstil khas Bursa, kerajinan tangan, perhiasan, hingga oleh-oleh lucu untuk dibawa pulang. Suasana bazarnya juga terasa autentik, pedagang ramah, pengunjung lalu-lalang, dan wangi kopi serta rempah di udara. Sempurna buat berburu kenang-kenangan sambil cuci mata.

    Kozahan

    Kalau Grand Bazaar bikin lelah, tinggal melipir sedikit ke Kozahan buat istirahat sambil ngopi atau minum teh Turki. Bangunan ini didirikan tahun 1492 oleh Sultan Bayezid II, dan dulunya jadi pusat perdagangan sutra. Nama “Koza” sendiri artinya kepompong, karena tempat ini memang jadi titik utama jual beli sutra dan produk turunannya.

    Arsitekturnya cantik banget, dua lantai dengan balkon mengelilingi halaman tengah yang luas. Di tengah halaman, ada musala kecil dan air mancur yang bikin suasana makin tenang. Lantai atasnya masih digunakan sebagai toko-toko sutra, dan beberapa kafe dengan suasana klasik juga bisa ditemukan di sekitar halaman.

    Kalau mau beli syal sutra asli, atau sekadar duduk sambil menikmati suasana Bursa tempo dulu, Kozahan adalah tempat yang sempurna.

    Kuliner Bursa: Surga Rasa dari Puncak Uludağ

    Bursa tidak cuma soal bangunan bersejarah dan pemandian air panas. Kota ini juga punya kekayaan rasa yang bikin lidah jatuh cinta sejak gigitan pertama. Dari kebab legendaris sampai camilan manis dari lereng Uludağ, semua ada di sini. 

    Bicara kuliner Bursa, nama Kebab İskender pasti muncul duluan. Hidangan ini pertama kali dibuat oleh İskender Efendi pada tahun 1867. Ceritanya, beliau punya ide brilian, yakni memisahkan daging domba dari urat dan tulangnya, lalu menumpuknya secara vertikal di depan tungku berdiri. Daging itu kemudian dimasak sambil diputar, baru setelah itu diiris tipis dan disajikan di atas potongan pide yang sudah dipanggang. Kemudian, disiram dengan saus tomat hangat dan mentega leleh. Hasilnya? Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit smoky yang bikin nagih!

    Di sudut Kayhan Bazaar yang bersejarah, ada satu menu alternatif dari döner yang tak kalah enaknya: Pideli Köfte. Ini adalah bakso daging sapi lembut yang disajikan di atas potongan roti pita (pide), lalu disiram mentega panas dan saus tomat. Menariknya, bakso di sini nyaris tanpa bumbu. Rahasianya justru ada di mentega dan tekstur daging yang juicy.

    Buat yang suka manis-manis di pagi hari, coba saja pide tahini. Kudapan satu ini sudah eksis di Bursa selama lebih dari 100 tahun, dan jadi favorit di meja sarapan orang lokal. Roti dengan adonan ragi dipanggang setelah dilumuri campuran tahini, molase, dan gula. Hasilnya, renyah di luar, lembut dan legit di dalam. Pas banget buat temen teh atau kopi panas.

    Naik sedikit ke atas gunung, tepatnya di Uludağ, ada buah kastanye yang jadi bahan utama camilan khas Bursa: kastanye manisan. Kastanye yang sudah dikupas dibungkus kain tipis, direbus pelan-pelan, lalu direndam dalam sirup manis. Teksturnya lembut, rasanya legit, dan jadi oleh-oleh paling dicari wisatawan. Cocok buat penutup hari setelah kulineran berat.

    Satu lagi yang cuma bisa ditemukan di Bursa: selai angelika. Selai ini terbuat dari batang tanaman angelica, yang masih saudara dengan peterseli dan adas, dan tumbuh liar di kaki Uludağ. Selain punya rasa yang khas, perpaduan segar dan herbal, selai ini juga dipercaya punya manfaat kesehatan. 

    Kuliner TurkiAda tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Masakan Turki adalah cerminan kekayaan budaya Anatolia yang telah berkembang selama ribuan tahun. Tak hanya soal rasa, kuliner Turki juga menyimpan nilai-nilai tradisi, kesehatan, dan keberlanjutan yang diwariskan lintas generasi. Setiap sajian menyimpan kisah, dari resep nenek yang diwariskan, hingga teknik memasak yang menjaga cita rasa aslinya tetap hidup hingga kini.

    Ada tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. Di dapur khas Turki, tak ada yang terbuang sia-sia, sisa sayuran jadi kaldu, kulit buah masuk adonan kue, dan nasi sisa diolah jadi sup. Buah dan sayuran musim panas dikeringkan atau dibekukan untuk musim dingin, mencerminkan semangat keberlanjutan dalam kuliner.

    Kesehatan juga menjadi prioritas. Masakan Turki banyak menggunakan minyak zaitun, hasil bumi organik, serta metode memasak seperti mengukus dan memanggang, yang menjaga kandungan nutrisi. Aneka meze dan masakan rumahan di lokanta (warung makan lokal) bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan.

    Tak lengkap membicarakan kuliner Turki tanpa menyebutkan sarapannya. Meja sarapan Turki adalah pesta mini: keju, zaitun, selai, madu, krim, telur dalam berbagai bentuk, dan kue-kue tradisional, semuanya disajikan bersama teh hitam Turki yang tak pernah habis diisi ulang. Karena kekayaannya, budaya sarapan ini bahkan diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

    Produk khas seperti pastırma (daging sapi yang dikeringkan dan dibumbui) serta sucuk (sosis pedas) biasa dinikmati saat sarapan. Aneka keju lokal juga mudah ditemukan dan cocok dipadukan dengan anggur Turki.

    Hidangan berbasis minyak zaitun adalah pilar penting kuliner Turki, cocok bagi vegetarian dan sering disajikan sebagai pembuka. Biasanya disantap dingin, hidangan ini sangat umum di meja makan bersama seafood dan rakı.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. Tiap wilayah punya andalan: teri dan ikan turbot dari Laut Hitam, bluefish dari Bosporus, udang Iskenderun dari selatan, hingga trout dan ikan air tawar dari danau pedalaman.

    Musim tangkap ikan diatur ketat demi kelestarian, dan masyarakat tahu persis kapan waktu terbaik menyantap jenis ikan tertentu. Ikan biasanya dimasak sederhana, dipanggang atau digoreng utuh agar rasa alaminya tetap dominan.

    Di masa lalu, pasar ikan Istanbul menjual tidak hanya ikan mentah, tetapi juga berbagai sajian siap santap. Tradisi ini terus hidup lewat penjual kaki lima yang menjajakan sandwich ikan dan kerang goreng isi, serta meze laut seperti lakerda (ikan asin), cumi goreng, dan salad gurita.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. – (Beritasatu/Ist)

    Kuliner Ikonik Turki

    Ringkasnya, ini kuliner yang ikonik dari Turki:

    Kebap: Daging domba, ayam, atau sapi yang dipanggang dan disajikan dengan nasi atau roti.Dolma & Sarma: Sayuran atau daun anggur isi nasi dan rempah.Yogurt & Ayran: Yogurt Turki menjadi dasar banyak hidangan dan minuman khas seperti ayran.Meze: Aneka hidangan pembuka seperti cacık (yogurt dengan mentimun), fava (kacang tumbuk), dan haydari (yogurt berbumbu).Pide & Simit: Roti pipih isi topping, dan simit, roti wijen bundar khas sarapan.Tarhana: Sup tradisional dari sayur dan rempah kering.Makanan Penutup Susu: Sütlaç (puding nasi), kazandibi, dan sakızlı muhallebi.Baklava & Lokum: Makanan manis berbahan kacang dan gula, khas untuk tamu dan hari raya.Teh & Kopi Turki: Dua budaya minum yang sangat kuat. Khusus kopi Turki, ada tradisi membaca nasib dari ampasnya!Şerbet & Sahlep: Minuman dingin dan hangat khas musim tertentu.Rakı: Minuman beralkohol rasa adas manis, biasanya disantap bersama meze.Kestane (Chestnut panggang): Camilan musim dingin yang bisa ditemui di banyak sudut kota seperti İstiklal dan Bahariye.Kumpir: Kentang panggang isi keju dan berbagai topping, sangat populer di kawasan Ortaköy.

    Pekan Kuliner Turki (21–27 Mei)

    Setiap tahun, Turki merayakan kekayaan kulinernya lewat Pekan Kuliner Turki. Acara ini berlangsung di seluruh dunia lewat kerja sama dengan perwakilan Turki dan komunitas internasional. Tahun 2024 menyoroti menu bergaya Aegea, yang memadukan warisan sejarah, budaya, dan kekayaan alam. Untuk info lebih lanjut, kunjungi: turkishcuisineweek.com

    Turki dalam Program Pariwisata Berkelanjutan

    Turki bukan hanya tentang pemandangan indah, sejarah megah, dan kuliner menggoda. Negara ini juga sedang melangkah mantap menuju masa depan yang lebih hijau lewat Program Pariwisata Berkelanjutan Turki, sebuah inisiatif ambisius yang menjadikannya negara pertama di dunia yang menandatangani perjanjian kerja sama di tingkat pemerintah dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

    Lewat program ini, Turki membuktikan keseriusannya dalam mewujudkan sektor pariwisata yang tidak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab. Program ini memberi penghargaan bagi para pelaku industri yang benar-benar menerapkan praktik berkelanjutan, sekaligus membangun kepercayaan di kalangan wisatawan global. Ini juga sejalan dengan komitmen Turki terhadap Perjanjian Iklim Paris dan memperkuat posisinya sebagai pelopor pariwisata ramah lingkungan di dunia.

    Program ini dirancang berdasarkan standar internasional, dan mendorong destinasi serta fasilitas wisata untuk terus berkembang ke arah yang lebih berkelanjutan. Fasilitas akomodasi yang ingin berpartisipasi bisa mengikuti proses sertifikasi bertahap, yang diawasi oleh lembaga audit independen berskala internasional.

    Semua fasilitas yang telah lolos verifikasi atau sertifikasi dicantumkan secara terbuka di situs Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki serta di laman resmi GoTürkiye, portal pariwisata nasional. Logo GSTC juga tertera dalam dokumen fasilitas yang telah tersertifikasi, menandakan kepatuhan penuh terhadap standar global.

    Hingga 10 Maret 2025, sebanyak 1.614 fasilitas di Turki telah berhasil tersertifikasi melalui Program Pariwisata Berkelanjutan Nasional, semuanya memenuhi 100% kriteria GSTC. Targetnya, seluruh fasilitas akomodasi di Turki akan bertransisi penuh ke praktik berkelanjutan dan memenuhi standar internasional pada tahun 2030.

    Tak hanya itu, Turki juga:

    Menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah pantai Bendera Biru (penghargaan untuk pantai bersih dan aman).Antalya menjadi kota dengan jumlah pantai Bendera Biru terbanyak di dunia.Turki masuk dalam dua besar negara dengan item terbanyak dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, dengan 30 elemen budaya yang diakui.

    Turki kini tak hanya menawarkan pengalaman wisata yang memikat, tapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa pelestarian lingkungan dan budaya bisa berjalan seiring dengan industri pariwisata yang maju. Inisiatif ini mengajak semua pihak, yakni pengelola, wisatawan, hingga komunitas lokal untuk jadi bagian dari perjalanan menuju masa depan pariwisata yang berkelanjutan.

    Antusiasme Wisatawan Indonesia ke Turki

    Seiring dengan berkembangnya pariwisata berkelanjutan di Türki, antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. 

    Tak hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena kemudahan akses dan layanan maskapai nasional Turki, Turkish Airlines, yang dapat terbang 12 jam dari Jakarta ke Istanbul tanpa transit. 

    Jumlah wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke Türki mengalami lonjakan yang luar biasa setelah pandemi. Dari hanya sekitar 39 ribu penumpang pada tahun 2020, jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 200 ribu penumpang pada tahun 2024. Ini bukan angka kecil, dan jadi sinyal kuat bahwa hubungan udara antara Jakarta dan Istanbul makin solid.

    antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. – (Beritasatu/Ist)

    Menariknya, peningkatan jumlah penumpang ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Menurut Mahmut Yayla, Sales President of Turkish Airlines, yang ditemui Beritasatu di kantornya, Denpasar (Bali) juga mulai menunjukkan tren positif sejak dua frekuensi penerbangan dialihkan dari Jakarta ke sana. Bali, sebagai magnet wisata global, ternyata juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial.

    Apalagi, Denpasar kini tak hanya dilihat sebagai titik keberangkatan, tapi juga destinasi favorit wisatawan internasional, yang membuat posisi Indonesia makin menarik.

    Menarik dan makin mudah ke Turki ya? Jadi, kapan merasakan Ramadan di Turki?

  • Prediksi Harga Emas Pekan Ini di Tengah Gejolak Perang Dagang, Bisa Tembus Berapa? – Page 3

    Prediksi Harga Emas Pekan Ini di Tengah Gejolak Perang Dagang, Bisa Tembus Berapa? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Setelah mengalami salah satu pekan paling tidak menentu dalam sejarah pasar keuangan, emas kembali menjadi aset andalan. Ketika ketakutan dan ketidakpastian mendominasi sentimen investor, harga emas  justru menunjukkan performa impresif.

    Melansir Kitco News, Senin (14/4/2025), harga logam mulia ini di pasar spot dibuka pada USD 3.032,32 per ons pada awal pekan kedua April 2025. Sempat turun ke USD 2.978 pada Minggu sore, emas langsung bangkit dan kembali menembus angka USD 3.000 selama sesi perdagangan di Asia.

    Namun, euforia investor tidak bertahan lama. Menjelang Kamis dan Jumat pekan lalu, pasar saham mulai bergerak stagnan seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan langkah pencegahan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.

    Lantas bagaimana potensi gerak emas pekan depan di tengah ketegangan perang dagang? 

    Prediksi Pelaku Pasar

    Survei mingguan dari Kitco News menunjukkan para analis dan pelaku pasar tetap optimistis terhadap tren emas ke depan. Bahkan, banyak yang memprediksi kenaikan lebih lanjut.

    “Emas? Ke bulan. Banyak pihak bicara tentang kaburnya modal dari AS dan anjloknya dolar. Ketegangan global dan pelemahan dolar telah menutupi efek dari kenaikan suku bunga dan justru mendorong emas ke rekor baru,” ujar Marc Chandler, Direktur Pelaksana di Bannockburn Global Forex.

    Menurut Chandler, target jangka menengah emas bisa mencapai USD 3.300 bahkan USD 3.500.

    Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menyatakan, penurunan terakhir hanya sementara. Emas punya momentum kuat dan banyak pembeli siap masuk.

    Sementara itu, Darin Newsom dari Barchart.com menambahkan, melihat situasi geopolitik saat ini, naiknya harga emas adalah kesimpulan paling masuk akal. 

    “Sekarang ini, semuanya bisa berubah hanya karena satu postingan di media sosial dari satu orang,” jelasnya

    James Stanley dari Forex.com juga tetap yakin dirinya sudah lama optimis terhadap emas dan tidak melihat alasan untuk mengubah pandangan tersebut sekarang.

    Kemudian Daniel Pavilonis, pialang senior di RJO Futures, melihat pergerakan di pasar obligasi sebagai pendorong utama emas dalam jangka pendek. 

    “Harga emas naik sebelum Hari Pembebasan, istilah untuk dimulainya pemberlakuan tarif balasan. Volatilitas pasar saat ini mencerminkan ketidakpastian, tapi sejauh ini tren emas tetap kuat,” ujar Pavilonis.