kab/kota: Tiongkok

  • Neraca Perdagangan Jateng Maret 2025 Defisit 48,69 Juta US Dollar

    Neraca Perdagangan Jateng Maret 2025 Defisit 48,69 Juta US Dollar

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Nilai neraca perdagangan Jawa Tengah pada Maret 2025 tercatat defisit sebesar US$48,69 juta.

    Defisit nilai neraca perdagangan bulan tersebut dipicu defisit pada sektor migas yang sebesar US$437,94 juta. Sedangkan neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus US$389,25 juta.

    Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih menjelaskan, nilai neraca perdagangan total Jawa Tengah pada Maret 2025 tak sedalam pada Februari 2025.

    Februari 2025, nilai neraca perdagangan Jateng mengalami defisit sebesar US$172,47 juta.

    “Meskipun defisit, ini tidak sedalam bulan kemarin. Ini juga cukup membantu kita dalam neraca perdagangan Jateng, yang defisit tipis sebesar US$48,69 juta,” katanya pada pemaparan secara daring, Senin (21/4/2025).

    Disebutkan, tiga negara penyumbang surplus tertinggi di Jawa Tengah pada Maret 2025, pertama adalah Amerika Serikat dengan surplus sebesar US$373,69 juta.

    Komoditas penyumbang terbesarnya adalah pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61); dan alas kaki (HS 64).

    “Kita ekspor ke Amerika Serikat besar, sehingga menyebabkan surplus untuk Amerika Serikat,” jelasnya.

    Negara penyumbang surplus berikutnya yakni Jepang, senilai US$67,67 juta. Surplus ke negara tersebut ditopang mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85); pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); dan pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61).

    Adapun negara penyumbang surplus ketiga, yakni Belanda, senilai US$39,09 juta.

    Surplus tersebut ditopang komoditas alas kaki (HS 64) senilai US$12,52 juta; pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); dan perabotan, lampu, dan alat penerangan (HS 94).

    Di sisi lain, tiga negara penyumbang defisit terbesar Jawa Tengah pada Maret 2025 adalah Tiongkok, dengan neraca perdagangan -US$285,63 juta.

    Penyumbang defisitnya, yakni mesin, peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84); mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85); serta plastik dan barang dari plastik (HS 39).

    Berikutnya adalah Saudi Arabia, dengan komoditas penyumbang terbesarnya adalah bahan bakar mineral (HS 27); dan plastik dan barang dari plastik (HS 39).

    “Ketiga, adalah Singapura. Penyumbang defisit terbesarnya adalah bahan bakar mineral (HS 27); plastik dan barang dari plastik (HS 39); dan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84),” jelasnya.

    Di sisi itu, dia melanjutkan, sepanjang Maret 2023 sampai dengan Maret 2025, neraca perdagangan nonmigas Jawa Tengah surplus berturut-turut.

    Ia menjelaskan, komoditas penyumbang surplus tertinggi masih di pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62); pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61); dan alas kaki (HS 64).

    “Neraca perdagangan nonmigas, (Jateng) bersyukur tidak pernah defisit. Sepanjang Maret 2023 – Maret 2025 mengalami surplus dan surplus terakhir meningkat dibanding bulan kemarin.

    Sekarang tercatat US$389,25 juta kondisi maret 2025. Kondisi Maret sebelumnya hanya surplus US$351,41 juta,” jelasnya.

    Ia menambahkan, neraca perdagangan nonmigas Jawa Tengah secara kumulatif Januari – Maret 2025 surplus senilai US$1.001,32 juta. 

    Angka itu, ekspor Jawa Tengah tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,86 persen. Adapun impor turun 7,21 persen.

    Sementara itu BPS Jateng mencatat, neraca perdagangan barang Jawa Tengah dengan Amerika Serikat di sepanjang tahun 2022 – 2024, tidak pernah mengalami defisit.

    “Kita selalu surplus. Kalau kondisi Oktober sampai Desember 2024, mengalami kenaikan. Kemudian Maret 2025, dari
    Amerika Serikat juga mengalami surplus cukup tinggi,” imbuhnya. (idy)

     

     

  • Jasa Besar AS untuk Perdagangan Indonesia, Inikah Alasan Sulit Lepas?

    Jasa Besar AS untuk Perdagangan Indonesia, Inikah Alasan Sulit Lepas?

    PIKIRAN RAKYAT – Selama satu dekade terakhir, Amerika Serikat konsisten menjadi salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Negeri Paman Sam merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia sejak 2015 hingga 2025, sejajar dengan India dan Filipina.

    “India, Filipina dan Amerika Serikat merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir,” ungkap Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin 21 April 2025.

    Amalia menjelaskan bahwa surplus terbesar perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat terjadi pada 2022, yakni mencapai 16,57 miliar dolar AS atau setara Rp278,54 triliun (kurs Rp16.810 per dolar). Surplus ini ditopang oleh ekspor nonmigas yang terus meningkat.

    Komoditas Ekspor Unggulan

    Pada kuartal I 2025, nilai ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar 7,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp122 triliun. Komoditas ekspor utama meliputi:

    Mesin dan perlengkapan elektrik: 1,2 miliar dolar AS (Rp20,1 triliun) Alas kaki: 657,9 juta dolar AS (Rp11 triliun) Pakaian dan aksesoris rajutan/non-rajutan: 1,19 miliar dolar AS (Rp20 triliun) Lemak dan minyak nabati: 507,19 juta dolar AS (Rp8,52 triliun)

    “Sepanjang Januari sampai dengan Maret 2025, nilai ekspor keempat komoditas ini mengalami peningkatan yang relatif baik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu,” kata Amalia.

    Sementara itu, Indonesia juga mengimpor dari AS barang-barang seperti mesin, biji dan buah mengandung minyak, instrumen medis hingga ampas sisa industri makanan. Nilai total impor dari AS selama kuartal I 2025 mencapai 2,98 miliar dolar AS atau Rp50,12 triliun.

    Ketergantungan pada Pasar AS

    Ketergantungan Indonesia terhadap AS terlihat jelas dari posisi negara tersebut sebagai tujuan ekspor terbesar kedua Indonesia pada 2024, setelah China. Nilai ekspor ke AS mencapai 26,31 miliar dolar AS (Rp442 triliun), jauh di bawah ekspor ke China sebesar 62,44 miliar dolar AS (Rp1.048 triliun), tetapi tetap sangat signifikan.

    Meski hubungan dagang terlihat menguntungkan, Indonesia kini berada dalam posisi sulit akibat rencana pemberlakuan tarif resiprokal oleh AS sebesar 32 persen. Kebijakan ini muncul sebagai bagian dari perang tarif global yang kian memanas, terutama antara AS dan China.

    Menurut Kepala Ekonom Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto, dampak kebijakan tersebut berpotensi besar mengubah peta perdagangan Indonesia.

    “Most likely implikasinya kita, apakah kita akan mengimpor lebih banyak barang-barang dari AS sekaligus kita juga akan terbanjiri oleh impor barang-barang dari China yang tadinya dikirim ke AS yang harganya sudah naik lebih dari dua, sampai tiga kali lipat,” tuturnya.

    Ancaman Terhadap Industri Manufaktur RI

    Negosiasi perdagangan yang dilakukan oleh delegasi Indonesia ke Washington DC dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, didampingi Menlu Sugiono dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Namun, ada sejumlah kekhawatiran yang muncul dari para pengamat.

    Rully menyebut bahwa rencana impor tambahan dari AS senilai 18-19 miliar dolar AS bisa memberikan tekanan besar terhadap industri manufaktur domestik.

    “Kalau (impor) misalkan meningkat sampai 18 miliar dolar AS, ya pertama pasti impact-nya akan ada kepada trade balance kita. Jadi bisa dari tadinya surplus jadi ke defisit dan mungkin memang ini ada impact juga kepada produsen-produsen di dalam negeri terutama ya,” ujarnya.

    Selain itu, pelonggaran syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam negosiasi turut disoroti karena berisiko menghantam produsen lokal berskala kecil hingga menengah.

    “Kalau TKDN sendiri itu mungkin impact-nya akan mengganggu supplier manufaktur dari Indonesia sebenarnya,” ucap Rully.

    Jalan Tengah yang Menantang

    Pemerintah Indonesia membawa sejumlah usulan ke AS, termasuk revitalisasi perjanjian Trade and Investment Framework Agreement (TIFA), pelonggaran Non-Tariff Measures (NTMs), serta peningkatan impor migas.

    Pemerintah juga menjanjikan insentif fiskal dan non-fiskal untuk menjaga daya saing ekspor. Namun, dalam negosiasi global, posisi Indonesia tidak sekuat China atau Uni Eropa.

    “Memang sayangnya posisi Indonesia itu salah satu yang mungkin tidak terlalu kuat, beda dengan China atau mungkin dengan Eropa. Mereka mungkin bisa melakukan retaliasi,” kata Rully.

    Harus Perkuat Daya Tawar

    Menurut pengamat intelijen ekonomi Dr Stepi Anriani, Indonesia harus memperkuat intelijen ekonomi di tengah fragmentasi ekonomi global yang mengarah pada pembentukan blok-blok ekonomi baru.

    “Tarif 32 persen terhadap impor dari Indonesia bukan angka kecil. Tiongkok bahkan menghadapi situasi yang lebih parah akibat balasan perang tarif karena transhipment yang digagasnya,” tuturnya.

    Stepi Anriani menyebutkan, Indonesia harus memilih sikap tegas antara membentuk blok tandingan, tunduk pada AS, atau mengambil jalan netral yang penuh risiko ekonomi.

    Optimisme Ekonomi Tetap Ada

    Di tengah tekanan eksternal, sejumlah ekonom menilai Indonesia masih memiliki peluang untuk mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang solid. Ekonom Bank Mandiri Dendi Ramdani menyebutkan tiga faktor kunci yang bisa membawa Indonesia tumbuh melampaui proyeksi IMF, yakni:

    Bonus demografi dan konsumsi domestik Optimalisasi sumber daya alam Peningkatan kualitas institusi dan tata kelola

    “Dalam situasi kualitas institusi dan governance yang belum baik saja Indonesia bisa tumbuh 5 persenan,” ujarnya.

    Dengan tata kelola yang lebih baik, Indonesia diyakini bisa mengejar target pertumbuhan hingga 8 persen seperti yang diharapkan Presiden terpilih Prabowo Subianto.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Membangun Ekosistem Industri Strategis Pertahanan

    Membangun Ekosistem Industri Strategis Pertahanan

    Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menggelar kegiatan temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi, Senin, 21 April 2025 di  Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan. 

    Kegiatan ini bertujuan sebagai sinergi lintas sektor bidang teknologi pertahanan. Mengusung tagline “Towards Indonesia 2045: Advancing Strategic Defence Technology by Research and Innovation” diikuti oleh perwakilan dari industri strategis nasional, perwakilan negara sahabat, akademisi, serta pelaku usaha swasta yang memiliki peran dalam penguatan sistem pertahanan nasional.

    Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto mengapresiasi kegiatan temu bisnis yang diinisiasi BRIN. 

    “Kegiatan ini sangat bagus sekali, mempertemukan para (tenaga) riset, pelaku industri, dan user para pengguna ditemukan dalam suatu forum. Dan kita bisa berkoordinasi, bekerjasama tentang apa yang dibutuhkan oleh user, yang dibutuhkan industri, dan apa yang dibutuhkan oleh periset,” ujar Donny Ermawan. 

    Lebih lanjut, Donny menilai kekuatan pertahanan negara membutuhkan dukungan banyak industri pertahanan.

    “Industri strategis memiliki peran ganda. Tidak hanya untuk mendukung pertahanan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan teknologi untuk kepentingan militer dapat bertransformasi menjadi teknologi yang bermanfaat bagi sektor sipil,” sambung Donny. 

     

     

    Membangun ekosistem industri pertahanan

    Sementara itu, Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Joannes Ekaprasetya Tandjung mengatakan ajang temu bisnis ini diharapkan bisa membangun ekosistem riset yang mendukung industri pertahanan nasional.

    “Bukan hanya menjadi ajang silaturahim strategis, tetapi juga ruang konkret untuk menjalin kemitraan teknologi antara lembaga riset, dunia industri, dan pemerintah,” ujar Joannes. 

    Rangkaian acara meliputi penandatanganan nota kesepahaman (MoU), diskusi panel tematik, business matchmaking, hingga sesi talkshow yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertahanan, pusat riset BRIN, perwakilan industri strategis, serta perwakilan duta besar dan atase pertahanan negara-negara sahabat seperti Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat.

    Pameran teknologi pertahanan

    Selain itu, temu bisnis ini dimeriahkan dengan pameran teknologi pertahanan yang menampilkan berbagai inovasi dan hasil riset unggulan di sektor strategis, seperti kecerdasan artifisial, sistem sensor, sistem pertahanan nirawak, serta teknologi komunikasi militer. 

    BRIN berharap forum ini dapat mendorong terbentuknya kesepakatan bisnis, alih teknologi, serta penguatan jejaring internasional dalam sektor pertahanan.

    “Temu Bisnis ini menjadi upaya strategis dalam mendukung agenda pembangunan nasional berbasis teknologi, serta menjawab tantangan geopolitik global melalui penguatan industri pertahanan dalam negeri,” beber Joannes.

    Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menggelar kegiatan temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi, Senin, 21 April 2025 di  Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan. 
     
    Kegiatan ini bertujuan sebagai sinergi lintas sektor bidang teknologi pertahanan. Mengusung tagline “Towards Indonesia 2045: Advancing Strategic Defence Technology by Research and Innovation” diikuti oleh perwakilan dari industri strategis nasional, perwakilan negara sahabat, akademisi, serta pelaku usaha swasta yang memiliki peran dalam penguatan sistem pertahanan nasional.
     
    Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto mengapresiasi kegiatan temu bisnis yang diinisiasi BRIN. 

    “Kegiatan ini sangat bagus sekali, mempertemukan para (tenaga) riset, pelaku industri, dan user para pengguna ditemukan dalam suatu forum. Dan kita bisa berkoordinasi, bekerjasama tentang apa yang dibutuhkan oleh user, yang dibutuhkan industri, dan apa yang dibutuhkan oleh periset,” ujar Donny Ermawan. 
     
    Lebih lanjut, Donny menilai kekuatan pertahanan negara membutuhkan dukungan banyak industri pertahanan.
     
    “Industri strategis memiliki peran ganda. Tidak hanya untuk mendukung pertahanan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan teknologi untuk kepentingan militer dapat bertransformasi menjadi teknologi yang bermanfaat bagi sektor sipil,” sambung Donny. 
     

     

     

    Membangun ekosistem industri pertahanan

    Sementara itu, Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Joannes Ekaprasetya Tandjung mengatakan ajang temu bisnis ini diharapkan bisa membangun ekosistem riset yang mendukung industri pertahanan nasional.
     
    “Bukan hanya menjadi ajang silaturahim strategis, tetapi juga ruang konkret untuk menjalin kemitraan teknologi antara lembaga riset, dunia industri, dan pemerintah,” ujar Joannes. 
     
    Rangkaian acara meliputi penandatanganan nota kesepahaman (MoU), diskusi panel tematik, business matchmaking, hingga sesi talkshow yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertahanan, pusat riset BRIN, perwakilan industri strategis, serta perwakilan duta besar dan atase pertahanan negara-negara sahabat seperti Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat.
     

    Pameran teknologi pertahanan

    Selain itu, temu bisnis ini dimeriahkan dengan pameran teknologi pertahanan yang menampilkan berbagai inovasi dan hasil riset unggulan di sektor strategis, seperti kecerdasan artifisial, sistem sensor, sistem pertahanan nirawak, serta teknologi komunikasi militer. 
     
    BRIN berharap forum ini dapat mendorong terbentuknya kesepakatan bisnis, alih teknologi, serta penguatan jejaring internasional dalam sektor pertahanan.
     
    “Temu Bisnis ini menjadi upaya strategis dalam mendukung agenda pembangunan nasional berbasis teknologi, serta menjawab tantangan geopolitik global melalui penguatan industri pertahanan dalam negeri,” beber Joannes.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Darurat Sampah di TPA Blondo! Pemkab Semarang Siapkan Jurus Ubah Limbah Jadi Briket dan Bahan Bakar

    Darurat Sampah di TPA Blondo! Pemkab Semarang Siapkan Jurus Ubah Limbah Jadi Briket dan Bahan Bakar

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Persoalan kiriman sampah yang kian menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang masih jadi sorotan pemerintah setempat.

    Pengelolaan sampah juga menjadi satu di antara prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang.

    Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengungkapkan, sejumlah upaya telah dilakukannya selama masa dia memimpin dan langkah penanganan yang akan datang.

    Menurut dia, penutupan TPA bukanlah sebuah solusi.

    “Duduk bersama, mengkaji dan berdiskusi dengan seluruh pihak terkait untuk menemukan cara-cara yang tepat perlu dilakukan.

    Selain mengurangi kiriman sampah ke TPA, pengelolaan dan pengolahan sampah yang efektif bisa mengurangi dampak sampah-sampah yang tidak sesuai tempatnya.

    Kasihan masyarakat karena sampah ini juga memengaruhi kesehatan,” kata Ngesti ketika ditemui di rumah dinasnya, Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (21/4/2025).

    Sebagai informasi, TPA Blondo seluas sekitar 5.7 hektare tersebut sudah dibangun sejak 2009 untuk jangka waktu 10 tahun, sehingga hingga 2025 terbilang sudah melebihi kapasitas.

    Rata-rata berat kiriman sampah dari 161 tempat pembuangan sampah (TPS) se-Kabupaten Semarang mencapai sekitar 200 ton per harinya.

    Jika dirata-rata kembali, maka dari sekitar 1.08 juta penduduk se-Kabupaten Semarang mengirimkan sampah seberat sekitar 500 gram per harinya.

    Selain upaya memperluas lahan TPA, mengatur pola buang dan menekan kiriman sampah ke TPA, upaya lain yang dilakukan Pemkab Semarang yaitu menggandeng perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah.

    Satu di antara perusahaan yang telah berkomunikasi dengan Pemkab Semarang yaitu PT China Water Industry (CWI) asal Tiongkok.

    “Beberapa waktu lalu saat Ramadan kami telah mengadakan MoU dengan PT CWI untuk melakukan kajian feasibility study terkait pengelolaan sampah.

    Hasilnya nanti dipelajari oleh mereka sampai Agustus 2025, hingga nanti dipaparkan kepada kami misalnya pengolahan untuk briket, pupuk organik, kandungannya dikonversi menjadi listrik ataupun gas,” kata Ngesti.

    Dia mendukung penuh kinerja dari PT CWI hingga nantinya memunculkan kerjasama dan bisa mengatasi persoalan sampah.

    KIRIM SAMPAH – Truk sampah tiba TPA Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (17/7/2024) siang. Penimbunan sampah di sana dinilai semakin mengkhawatirkan.  (Tribun Jateng/ Reza Gustav)

    Upaya Perluasan Lahan TPA Blondo

    Pemkab Semarang juga tengah dalam upaya memperluas kapasitas TPA Blondo dengan membeli lahan warga di sekitarnya.

    Dana yang digunakan berasal dari uang ganti rugi aset Pemkab Semarang yang terkena pembebasan proyek Tol Yogya-Bawen di Kecamatan Bawen.

    Dari uang tersebut, lanjut Ngesti, pihaknya akan menyisihkan sekitar Rp20 miliar untuk perluasan TPA Blondo.

    “Sebagian dana dari hasil penjualan tanah yang terkena tol yang saat ini di PPK, sekitar Rp20 miliar untuk perluasan TPA Blondo.

    Sedangkan saat ini ganti rugi yang sudah dibeli totalnya Rp112 miliar, sisanya akan kami gunakan untuk pengembangan Kabupaten Semarang,” kata Ngesti.

    Pemkab Semarang juga sudah membeli sebanyak 15 bidang lahan di sekitar TPA Blondo dengan biaya Rp7.902.687.057.

    Terdapat 13 warga yang lahannya terdampak rencana perluasan TPA Blondo tersebut.

    Pengadaan tanah untuk penataan dan perluasan TPA Blondo tersebut mencapai total seluas 46.627 meter persegi dengan total 34 bidang tanah milik warga.

    Itu artinya, penyelesaian pembelian tanah hingga kini sudah mencapai sekitar 45 persen dari total kebutuhan.

    Pemkab Semarang juga akan segera menyelesaikan pembelian 19 bidang tanah sisanya dan ditargetkan selesai pada April 2025.

    Manfaatkan TPS3R Kelola Sampah dan Konversi Jadi Bahan Bakar

    Ngesti sebelumnya juga sudah memerintahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang untuk mengkaji pola buang sampah oleh warga. 

    Caranya, dengan memanfaatkan TPS 3R untuk mengolah sampah rumah tangga.

    Pemerintah kini tengah mengkaji pembelian mesin pengolah briket sampah berkapasitas 50 ton per hari. 

    “Namun, mahalnya harga mesin masih menjadi kendala,” ungkap Ngesti.

    Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala DLH Kabupaten Semarang, Sri Utami S menjelaskan bahwa pihaknya akan terus mengelola sampah agar tidak menjadi masalah.

    Satu di antaranya dengan menjadikan sampah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara yakni Refuse Derived Fuel (RDF) atau yang dikenal dengan Keripik Sampah.

    “Pola ini dapat mengurangi volume sampah secara signifikan,” ungkap Sri.

    Menurut dia, pola tersebut lebih cocok diterapkan dibandingkan dengan pola mengambil gas metana dari sampah sebagai alternatif bahan bakar lantaran volume sampah tetap tinggi. (*)

  • Pertemuan Menlu-Menhan RI & Tiongkok, Sjafrie: Platform Strategis Tingkatkan Kepercayaan Antarnegara – Halaman all

    Pertemuan Menlu-Menhan RI & Tiongkok, Sjafrie: Platform Strategis Tingkatkan Kepercayaan Antarnegara – Halaman all

    TRIBUNNEWS COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin menghadiri Pertemuan Pertama 2+2 Republik Indonesia (RI)-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang mempertemukan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari kedua negara di Beijing, RRT pada Senin (21/4/2025). 

    Sjafrie, dalam sambutan pembukanya, mengungkapkan forum tersebut adalah platform strategis untuk meningkatkan saling kepercayaan antara kedua negara.

    Ia juga mengapresiasi terselenggaranya forum strategis tersebut sebagai wadah peningkatan komunikasi dan pemahaman bersama antarnegara.

    “Indonesia memandang forum ini sebagai platform strategis yang tidak hanya memperkuat kemitraan bilateral, tetapi juga meningkatkan komunikasi, saling pengertian, dan kepercayaan antara kedua negara,” kata Sjafrie dalam keterangan resmi Biro Infohan Setjen Kemhan pada Senin (21/4/2025).

    Dalam pertemuan juga ditegaskan pentingnya menjunjung tinggi kedaulatan nasional dan keutuhan wilayah dalam kerjasama antara kedua negara.

    Sjafrie juga mendorong penguatan kerja sama yang konkret dan inklusif, khususnya di bidang pertahanan, guna mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan.

    “Indonesia meningkatkan kerja sama dalam konteks comprehensive and strategic partnership dengan Republik Rakyat Tiongkok di bidang pertahanan,” kata dia. 

    Pertemuan 2+2 Indonesia – RRT tersebut juga diklaim mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperdalam kerja sama strategis bilateral. 

    Pentingnya peningkatan pertukaran personel militer di level tingkat tinggi, pelatihan bersama, dan kolaborasi praktis antar angkatan bersenjata, serta kerja sama industri pertahanan juga turut ditekankan dalam pertemuan tersebut.

    “Kami berharap agar dialog ini menghasilkan langkah konkret yang memperkuat kerja sama strategis Indonesia – RRT di bidang pertahanan,” kata Sjafrie.

    Menutup pertemuan, Sjafrie mengapresiasi suasana dialog yang terbuka, konstruktif, dan penuh rasa saling menghormati sepanjang berlangsungnya diskusi. 

    Ia juga menekankan pentingnya komitmen bersama antara kedua negara dalam memperkuat hubungan pertahanan bilateral yang bukan hanya berkontribusi pada ketahanan dari kedua negara namun juga pada perwujudan perdamaian dan stabilitas di kawasan.

    Pertemuan itu turut dihadiri perwakilan tingkat menteri dari kedua negara, yaitu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono, Menteri Luar Negeri RRT Wang Yi, dan Menteri Pertahanan Nasional RRT Laksamana Dong Jun. 

    Diawali Kunjungan Kepala Staf Gabungan Tiongkok

    Sebelumnya, Sjafrie menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Gabungan Komisi Militer Pusat Republik Rakyat Tiongkok (Chief of Staff of Joint Staff Department of Central Military Commission of The PRC) Jenderal Liu Zhenli dan rombongan di Kementerian Pertahanan Jakarta pada Jumat (10/1/2025). 

    Karo Infohan sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas menyampaikan dalam pertemuan tersebut Sjafrie dan Jenderal Liu di antaranya membahas rencana latihan militer hingga rencana pertemuan 2 + 2 di Beijing.

    Frega mengatakan dalam pertemuan itu, Sjafrie menekankan Indonesia dan Tiongkok harus memelihara persahabatan dan persaudaraan hingga saat ini yang direspons positif oleh Jenderal Liu. 

    Oleh karena itu, lanjut dia, dengan pertemuan tersebut diharapkan  tercipta komunikasi dan kerjasama antara Indonesia dan RRT semakin lebih baik ke depannya.

    “Salah satu yang juga menjadi pembahasan dalam pertemuan courtesy call itu adalah rencana untuk meningkatkan kegiatan latihan militer bersama serta pelaksanaan pertemuan ‘2+2’ RI-RRT yang menghadirkan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri dari kedua negara,” kata Frega di kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta pada Jumat (10/1/2025).

    “Indonesia dalam hal ini mendukung pelaksanaan pertemuan ‘2+2’ tersebut yang akan diselenggarakan pada tahun ini di Beijing, RRT,” lanjut Frega.

  • Investor Wait and See, Reksa Dana Pasar Uang Dapat Jadi Solusi

    Investor Wait and See, Reksa Dana Pasar Uang Dapat Jadi Solusi

    JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor yang masih ragu untuk memarkirkan dana menganggur pada instrumen reksa dana pasar uang terutama yang memiliki fasilitas pencairan lebih awal (sameday redemption) tentunya dengan syarat dan ketentuan.

    Head of Wealth Management Mirae Asset M. Arief Maulana, mengatakan saran untuk berinvestasi pada reksa dana spesial tersebut terutama ketika investor menunggu kondisi pasar modal lebih stabil, atau biasa disebut wait & see.

    “Saat pelaku pasar cenderung wait & see, dana menganggur bisa dimanfaatkan dengan berinvestasi ke instrumen jangka pendek seperti reksa dana pasar uang. Terlebih lagi, produk dengan likuiditas tinggi karena punya fasilitas sameday redemption,” ujar Arief dalam keteranganya, dikutip Minggu, 20 April

    Arief mengatakan produk tersebut memungkinkan investor untuk langsung mencairkan dana saat eksekusi pembelian saham sudah dilakukan karena momentum yang dirasa sudah tepat tanpa khawatir gagal settlement saham.

    Menurutnya Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang diinvestasikan di instrumen utang yang jatuh tempo kurang dari setahun dan efek pasar uang lain seperti deposito dan tabungan sehingga dapat dicairkan lebih cepat dibandingkan reksa dana jenis lain.

    Arief menambahkan Reksa dana pasar uang memiliki ketentuan pencairan dana (redemption) maksimal 7 hari. Umumnya, redemption reksa dana pasar uang H+1.

    Head of Investment Capital Asset Management Wisnu Karto mengatakan selain likuiditas yang tinggi, keunggulan Capital Optimal Cash lain adalah kemudahan akses investasi melalui NAVI, pengelolaan oleh profesional, dan imbal hasil optimal.

    “Selama setahun terakhir, imbal hasil atau return Capital Optimal Cash mencapai 4,36 persen, di atas deposito perbankan acuan 3,25 persen,” tuturnya.

    Menurut Wisnu saat ini, pasar modal Indonesia mengalami tekanan signifikan selama kuartal pertama 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.510 pada 27 Maret 2025, tepat sebelum libur panjang Lebaran, melemah sekitar 8 persen dibandingkan akhir 2024.

    Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mencatat di sepanjang kuartal pertama, arus dana asing keluar atau foreign outflow mencapai 1,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp30,3 triliun dari pasar saham.

    Rully menyampaikan tekanan ini berlanjut di bulan April, di mana foreign outflow meningkat signifikan menjadi 927 juta dolar AS atau setara dengan Rp15,5 triliun di pasar saham dan pasar obligasi.

    “Kondisi tersebut mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap tantangan ekonomi global dan domestik,” ujarnya.

    Rully menyampaikan instrumen Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga mengalami tekanan jual dari investor asing.

    Adapun berdasarkan data BI periode 8–10 April 2025, terjadi arus keluar sebesar Rp10,5 triliun hanya dalam tiga hari perdagangan instrument bank sentral tersebut.

    “Prospek pertumbuhan negara berkembang Asia diperkirakan stagnan hingga 2026, terutama karena perlambatan ekonomi di Tiongkok dan AS yang diperburuk oleh meningkatnya tensi perang dagang. Sementara di dalam negeri, investor masih meragukan pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,” jelas Rully.

  • China Ancam Negara yang Negosiasi Tarif Trump, Begini Tanggapan Pemerintah

    China Ancam Negara yang Negosiasi Tarif Trump, Begini Tanggapan Pemerintah

    Jakarta

    Kementerian Perdagangan RI buka suara terkait adanya peringatan ancaman dari China kepada negara-negara yang tengah melakukan negosiasi kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donal Trump yang berpotensi merugikan kepentingannya. Bahkan China menyatakan akan melakukan tindakan balasan kepada negara-negara tersebut jika dinilai merugikannya.

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan Pemerintah Indonesia akan tetap menjalankan kegiatan perdagangan dengan mitra-mitra lainnya seperti seperti dengan AS dan China di tengah memanasnya perang dagang kedua negara tersebut.

    “Kita tetap melakukan kegiatan perdagangan dengan mitra-mitra kita lainnya seperti biasa yang kita lakukan. Jadi kita tidak melakukan tindakan balasan,” kata Djatmiko di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Terkait ancaman balasan dari China kepada negara yang melakukan negosiasi dengan AS jika dinilai merugikan China, Djatmiko percaya Indonesia dan China sama-sama menjunjung tinggi prinsip perdagangan multilateral dan menghormati hak serta kewajiban masing-masing negara dalam hubungan dagang internasional.

    “Terkait dengan pemerintah China, saya rasa Indonesia dan China juga kita sama-sama menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdagangan multilateral dan kita saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing,” katanya.

    “Jadi saya tidak bisa berspekulasi apa yang akan terjadi ke depan, yang pasti Indonesia akan tetap memastikan bahwa kegiatan perdagangan dengan mitra dagang kita tetap dijalankan dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.

    Djatmiko menambahkan, jika ada isu terkait hal tersebut di lapangan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan isu tersebut melalui jalur diplomasi.

    “Kalaupun ada isu di lapangan, selalu akan kita selesaikan di forum diplomasi,” katanya.

    Sebelumnya, China mengancam dan bakal melakukan tindakan balasan kepada negara-negara yang tengah melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berpotensi merugikan kepentingannya. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan China merespon rencana Presiden AS Donald Trump yang akan menggunakan negosiasi tarif untuk menekan mitra dagang AS agar membatasi hubungan mereka dengan Tiongkok.

    “Tiongkok dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok. Jika hal itu terjadi, Tiongkok tidak akan menerimanya dan akan mengambil tindakan balasan secara tegas dan sepadan,” kata Kementerian Perdagangan Tiongkok dikutip CNBC, Senin (21/4/2025).

    Kementerian Perdagangan China mengatakan AS telah melakukan penyalahgunaan kebijakan tarif terhadap semua mitra dagangnya dengan dalih kesetaraan, namun memaksa semua pihak memulai negosiasi tarif resiprokal dengan mereka. Menurutnya, jika tren ini terus berlanjut, perdagangan internasional akan kembali pada hukum rimba.

    Pernyataan itu juga menggambarkan Tiongkok sebagai pihak yang bersedia bekerja sama dengan semua negara dan membela keadilan dan kejujuran internasional.

    Sebagai bagian dari sikap yang lebih tegas bulan ini, Tiongkok membalas tarif AS dengan memberlakukan tarif 125% terhadap impor barang-barang asal Amerika. Beijing juga membatasi ekspor mineral penting dan memasukkan beberapa, terutama perusahaan AS yang lebih kecil, ke dalam daftar hitam yang membatasi kerja sama mereka dengan perusahaan Tiongkok.

    Presiden Tiongkok Xi Jinping minggu lalu mengunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja dalam perjalanan luar negerinya yang pertama di tahun 2025. Dalam pernyataan resmi usai pertemuan dengan para pemimpin ketiga negara tersebut, Xi menyerukan kerja sama untuk menentang tarif dan penindasan sepihak.

    Sejak Trump pertama kali memberlakukan tarif terhadap Tiongkok pada masa jabatan pertamanya, negara Asia tersebut meningkatkan perdagangan dengan Asia Tenggara, yang kini menjadi mitra dagang regional terbesar Tiongkok. Meski begitu, AS tetap menjadi mitra dagang terbesar Tiongkok secara negara tunggal.

    Pekan lalu, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengganti kepala negosiator perdagangan internasionalnya dengan Li Chenggang, yang kini juga menjabat sebagai wakil menteri dan sebelumnya merupakan duta besar Tiongkok untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tiongkok juga telah mengajukan gugatan terhadap AS di WTO terkait kenaikan tarif terbaru yang diberlakukan oleh Trump.

    (rrd/rrd)

  • Tiongkok Menguji Coba Bom Hidrogen Nonnuklir, Apa Saja Keunggulannya? – Halaman all

    Tiongkok Menguji Coba Bom Hidrogen Nonnuklir, Apa Saja Keunggulannya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tiongkok dilaporkan berhasil menguji coba bom hidrogen nonnuklir berukuran 2 kilogram.

    Dalam artikel yang terbit hari Minggu, (20/4/2025), South China Morning Post melaporkan bom itu dibuat oleh Institut Kajian 705 yang berada di bawah Perusahaan Pembangunan Kapal Negara Tiongkok (CSSC).

    Berbeda dengan bom nuklir pada umumnya, bom ini menggunakan material penyimpanan hidrogen yang disebut magnesium hidrida. Material itu mampu menyimpan lebih banyak hidrogen daripada tangki bertekanan.

    Setelah diaktivasi, magnesium hidrida mengalami dekomposisi panas yang cepat dan mengeluarkan gas hidrogen yang menyala menjadi bola api. Bola itu terjadi selama dua detik atau 15 kali lebih lama daripada ledakan TNT yang setara.

    Panas bola itu melebihi 1.000 derajat Celsius sehingga mampu meleburkan aloi aluminium. Adapun intensitas ledakannya bisa dikontrol secara akurat.

    Menurut hasil kajian yang diterbitkan dalam Journal of Projectiles, Rockets, Missiles, and Guidance, uji coba bom itu melibatkan serangkaian eksperimen yang memperlihatkan potensi energi senjata itu.

    Dengan peledakan yang terkontrol, puncak tekanan mencapai 428,43 kilopascal pada radius 2 meter dari bom. Tekanan ini 40 persen lebih kuat daripada ledakan TNT yang sebanding, tetapi panas yang dihasilkannya jauh lebih besar.

    Keunggulan

    Bom hidrogen ini tidak hanya memunculkan satu ledakan tunggal. Bom ini mengeluarkan bola api yang terus membakar hingga beberapa detik sehingga bisa menjangkau area yang lebih luas.

    Panas yang berlangsung lama ini cocok untuk menyapu bersih pasukan musuh yang terpencar-pencar di area terbuka. Adapun energinya bisa juga dikonsentrasikan ke satu titik

    Tentara Pembebasan Rakyat atau militer Tiongkok bisa menggunakan bom itu untuk menghalangi akses ke rute-rute penting dengan membakar sebagian jalan dan melumpuhkan layanan penting dengan cara menargetkan pembangkit listrik atau pusat komunikasi.

    Di samping itu, Tiongkok bisa menyerang klaster peralatan atau personel tanpa menghancurkan seluruh wilayah.

    Adapun awal tahun ini Tiongkok meresmikan pabrik produksi massal magnesium hidrida di Provinsi Shaanxi. Pabrik itu mampu memproduksi 150 ton magnesium hidrida setiap tahun.

    Jumlah itu sangat besar karena magnesium hidrida yang sangat reaktif dan hanya bisa diproduksi di laboratorium sekitar beberapa gram per hari.

    Tiongkok diduga bangun pusat kajian termonuklir

    Sementara itu, RBC-Ukraine melaporkan awal tahun ini citra satelit menujukkan fasilitas yang terlihat seperti pusat kajian nuklir baru di Tiongkok.

    Fasilitas itu berada di Mianyang, sebuah kota di Tiongkok bagian barat daya. Disebutkan bahwa fasilitas itu bisa membantu pengembangan senjata nuklir.

    Adapun tahun lalu Amerika Serikat dan Tiongkok dilaporkan mulai membahas persoalan senjata nuklir.

    Pembahasan itu dilakukan secara informal dan merupakan yang tertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

    Seorang perwakilan Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pembicaraan seperti itu memang berguna, tetapi tetap tidak bisa menggantikan perundingan resmi.

    Dalam perundingan itu, delegasi AS takut bahwa Tiongkok akan mengeluarkan ancaman nuklir jika gagal menguasai Taiwan.

    “Mereka (delegasi Tiongkok) berkata kepada pihak AS bahwa mereka sangat yakin bisa unggul dalam perang konvensional dalam persoalan Taiwan tanpa menggunakan senjata nuklir,” kata David Santoro yang mengorganisir pembicaraan itu.

  • Produk Pakaian-Alas Kaki RI Tertinggi Diekspor ke AS, Ini Buktinya

    Produk Pakaian-Alas Kaki RI Tertinggi Diekspor ke AS, Ini Buktinya

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat (AS) menjadi pasar utama bagi produk pakaian dan alas kaki Indonesia. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan misalnya saja ekspor pakaian dan aksesorisnya (rajutan) HS61 pada Januari-Maret 2025 ke AS sebesar 36,62 ribu ton.

    “Dari seluruh ekspor pakaian dan aksesorisnya atau yang berupa rajutan HS61 ini bangsa ekspor kita ke AS adalah yang tertinggi yaitu sebesar 63,40%,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor BPS Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Indonesia juga memiliki pasar lain yang besarannya tidak setinggi ke AS. Contohnya ekspor pakaian rajutan dan aksesorisnya ke Jepang hanya 3,3 ribu ton atau 5,41%, sementara ke Korea Selatan 3,1 ribu ton atau 5,14%, dan negara lainnya 15,87 ribu ton atau 26,05%.

    Kemudian untuk pakaian dan aksesoris yang bukan rajutan atau HS62, pangsa ekspor Indonesia ke AS 42,96% dengan jumlah 17,7 ribu ton produk. Sementara ekspor ke Jepang 4,28 ribu ton atau 10,39%, Korea Selatan 2,89 ribu ton atau 7%, dan negara lainnya 16,34 ribu ton atau 39,65%.

    Sementara pangsa pasar alas kaki, Indonesia juga paling banyak ke AS sebanyak 33,27 ribu ton selama periode Januari-Maret 2025 atau 34,16%. Kemudian ke Belanda 8,18 ribu ton (8,40%), Belgia 6,95 ribu ton (7,14%), Jepang 5,75 ribu ton (5,90%), dan Tiongkok 5,47 ribu ton (5,61%).

    “Terakhir untuk alas kaki atau HS64 ekspor kita ke AS memberikan pangsa sebesar 34,16% dari total ekspor alas kaki, kemudian disusul negara kedua terbesar tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia adalah ke Belanda, Belgia, Jepang dan juga Tiongkok,” terangnya.

    BPS juga mencatat dalam 10 tahun terakhir, AS menjadi salah satu negara yang menyumbang surplus perdagangan Indonesia. Negara pertama penyumbang surplus perdagangan yakni India, kedua Filipina, dan posisi ketiga ditempati oleh AS.

    “Surplus neraca perdagangan total tertinggi dengan Amerika Serikat terjadi pada tahun 2022 sebesar US$ 16,57 miliar,” ujar dia.

    (ada/kil)

  • Heboh Ilmuwan China Banyak yang Meninggal di Usia Muda

    Heboh Ilmuwan China Banyak yang Meninggal di Usia Muda

    Beijing

    Ilmuwan terpandang di China, Li Haibo, meninggal dunia secara tiba-tiba pada usia 41 tahun baru-baru ini. Dia diduga bekerja terlalu keras hingga meregang nyawa.

    Li, profesor di Universitas Ningxia yang meriset material nano, elektrokimia, dan material optoelektronik, dinobatkan jadi salah satu dari 2% ilmuwan global teratas di daftar Universitas Stanford tahun 2023. Bidang penelitiannya meliputi peningkatan kinerja penyimpanan baterai lithium ion serta desalinasi air laut.

    Lulus dari East China Normal University bergelar PhD fisika tahun 2012, Li melanjutkan pascadoktoral di University of South Australia dan jadi peneliti di Singapore University of Technology and Design tahun 2014. Ia jadi dosen Ningxia University di Yinchuan tahun 2013. Dua tahun kemudian, Li jadi profesor madya dan baru-baru ini wakil direktur pusat analisis dan pengujiannya.

    Ia menerbitkan lebih dari 100 makalah di jurnal internasional dan memegang 16 paten di China dan satu di Amerika Serikat. Media di Wuhan, Jiupai News, melaporkan Li meninggal karena penyakit secara mendadak

    Li pernah mengatakan bahwa ketika bersiap mengajukan permohonan pendanaan penelitian, ia meluangkan waktu di malam hari untuk mencari informasi dan menulis proposal karena kelas dan rapat menyita waktu di siang hari. “Saya membaca lebih dari 300 artikel ilmiah China dan asing dan tidur empat hingga lima jam sehari,” kata Li saat itu.

    Dikutip detikINET dari SCMP, kesehatan ilmuwan China memang mulai menjadi sorotan. Bulan lalu, keluarga seorang ilmuwan material terkemuka menulis surat terbuka setelah kematian kerabat mereka yang berusia 47 tahun akibat beban kerja gila gilaan.

    Liu Yongfeng, profesor terkemuka dari Universitas Zhejiang, menderita pendarahan otak pada 21 Januari saat sedang konferensi dan meninggal 5 Maret. Keluarganya menghitung ia bekerja selama 319 hari dalam waktu sekitar 10 bulan, dibandingkan dengan jumlah hari kerja yang sah untuk periode itu, yaitu 183 hari.

    Sejumlah kematian peneliti berusia empat puluhan dan lima puluhan dilaporkan dalam komunitas penelitian China tahun ini. Bulan lalu, Li Zhiming, profesor di fakultas arsitektur lanskap Universitas Kehutanan Nanjing, meninggal karena sakit pada usia 50 tahun,

    Yang Bingyou, wakil presiden Universitas Pengobatan Tiongkok Heilongjiang, meninggal karena sakit di usia 54 tahun pada akhir Maret. Dan awal bulan ini, profesor madya di Universitas Aeronautika Zhengzhou, Zhang Jinlei, meninggal di umur 46 tahun. Ia meneliti sejarah opera China serta sastra dan budaya.

    (fyk/rns)