kab/kota: Tiongkok

  • Perang Dagang Mereda, Trump Bakal Pangkas Tarif Impor China Jadi 65 Persen – Halaman all

    Perang Dagang Mereda, Trump Bakal Pangkas Tarif Impor China Jadi 65 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump tengah mempertimbangkan pemangkasan tarif impor barang-barang China.

    Rencana tersebut diungkap sumber Gedung Putih dalam Wall Street Journal (WSJ), dijelaskan bahwa Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk memangkas tarif impor China dalam upaya untuk meredakan ketegangan.

    Apabila rencana tersebut direalisasikan, maka tarif impor barang-barang asal China dapat turun dari level saat ini sebesar 145 persen menjadi antara 50 persen atau 65 persen.

    “Kami akan mencapai kesepakatan yang adil dengan China,” kata Trump kepada wartawan pada Al Jazeera.

    Pernyataannya tersebut menyusul komentar optimistis yang disampaikan pada Selasa bahwa kesepakatan untuk menurunkan tarif adalah mungkin. 

    Trump menyadari penerapan tarif impor sebesar 145 persen terhadap China sangat besar. Oleh karenanya ia mengatakan nantinya tarif impor terhadap China tidak akan sebesar 145 persen.

    Merespon isu pemangkasan tarif impor yang dirilis (WSJ), Juru bicara Gedung Putih Kush Desai mengatakan laporan apa pun tentang tarif adalah spekulasi murni, kecuali jika datang langsung dari Trump. 

    Sementara itu Menteri Keuangan AS Scott Bessent menolak berkomentar mengenai berita WSJ, tetapi mengatakan bahwa ia tidak akan terkejut jika tarif diturunkan.

    Bessent mengatakan kedua negara melihat tarif saat ini tidak dapat dipertahankan , tetapi ia tidak tahu kapan negosiasi akan dimulai. Bessent menambahkan bahwa perlu ada de-eskalasi sebelum pembicaraan perdagangan dapat dilanjutkan.

    “Saya pikir kedua pihak menunggu untuk berbicara satu sama lain,” kata Bessent.

    China Tolak Tunduk

    Pasca pernyataan tersebut dirilis, sejauh ini pemerintah Tiongkok belum menanggapi berita tersebut, justru mereka terus-menerus mengkritik tarif Trump.

    Di platform media sosial Tiongkok, Weibo, pernyataan Trump menjadi tren dengan berbagai tagar termasuk “Trump mengakui kekalahan”.

    Portal berita pemerintah, China Daily, bahkan menggambarkannya sebagai “lambang proteksionisme populis agenda MAGA”, dan mengganggu stabilitas perdagangan global.

    Sebagai informasi, aksi saling lempar tarif impor antara China dan AS bermula dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik sebesar 34 persen. 

    Sebagai bentuk balasan Komite Tarif Dewan Negara China turut menerapkan tarif 34 persen atas produk-produk asal AS.

    Ketegangan yang semakin berlanjut akhirnya mendorong AS untuk menjatuhkan tarif 145 persen ke China.

    Kendati AS menjatuhkan tarif lebih tinggi ke China, namun dalam forum itu Lin menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk.

    “Tiongkok tidak akan peduli jika Amerika Serikat terus memainkan permainan angka tarif,” kata juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian.

    “China tidak ingin berperang dagang dengan AS, tetapi sama sekali tidak takut jika AS bersikeras memprovokasi,” imbuhnya.

    IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global 

    Efek perang dagang yang terus dilakukan pemerintah AS dan China, memaksa Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,8 persen, turun proyeksi awal pada 2024 yang dipatok 3,3 persen.

    Ini lantaran tarif impor yang tinggi dipandang mitra dagang sebagai guncangan permintaan yang memukul output dan harga  yang mengganggu perdagangan global, hingga berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global.

    Serangkaian tekanan ini yang mendorong IMF untuk memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini menjadi ekspansi produk domestik bruto paling lambat sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, jadi yang terburuk kedua sejak 2009.

     

  • Profil Huayou yang Gantikan LG di Proyek Baterai EV Rp 165,5 Triliun

    Profil Huayou yang Gantikan LG di Proyek Baterai EV Rp 165,5 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan asal Tiongkok, Huayou, resmi mengambil alih proyek pengembangan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Peran strategis ini sebelumnya diemban oleh LG Energy Solution, perusahaan asal Korea Selatan, yang memutuskan mundur dari proyek tersebut.

    Proyek yang dijuluki Indonesia Grand Package itu merupakan bagian dari upaya besar Indonesia dalam membangun rantai pasok baterai EV domestik.

    Dikutip dari Antara, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyatakan secara menyeluruh proyek yang sebelumnya dibangun oleh LG memiliki total nilai sebesar US$ 9,8 miliar atau setara Rp 165,5 triliun, dan Huayou nantinya akan mengisi sisa investasi yang sebesar US$ 8,6 miliar atau setara Rp 145,2 triliun.

    Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BPKM Nurul Ichwan menjelaskan, proyek baterai EV tersebut sudah terealisasi sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 20,2 triliun, dan nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi.

    Kehadiran Huayou menjadi angin segar bagi kelanjutan proyek ini, yang digadang-gadang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik di Asia Tenggara.

    Profil Huayou, Raksasa Material Baterai dari Tiongkok

    Huayou Cobalt Co Ltd didirikan pada 1994, dengan kantor pusat di Tongxiang, Zhejiang, Tiongkok. Perusahaan ini merupakan salah satu pelaku utama global dalam pengembangan, riset, dan manufaktur material baterai lithium-ion, khususnya untuk sektor energi baru.

    Selain itu, Huayou juga dikenal sebagai produsen material kobalt yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Setelah lebih dari tiga dekade beroperasi, Huayou telah membangun ekosistem bisnis global dengan strategi yang mencakup sumber daya internasional, jaringan manufaktur global, dan ekspansi pasar lintas benua.

    Perusahaan ini mengelola lima lini bisnis utama, yaitu industri energi baru, industri material baru, industri nikel Indonesia, industri sumber daya Afrika, dan industri daur ulang.

    Cakupan bisnisnya sangat luas, meliputi seluruh rantai nilai industri material baterai lithium-ion, mulai dari eksplorasi dan pengembangan sumber daya kobalt, nikel, lithium, tembaga, dan fosfor, pemurnian ramah lingkungan logam nonferrous, R&D dan produksi material baterai, hingga pengelolaan limbah dan daur ulang sumber daya.

    Huayou mengusung misi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan mendorong transformasi industri. Fokus utamanya adalah mengendalikan sumber daya di hulu, mengembangkan pasar di hilir, serta meningkatkan kapasitas dan efisiensi dari dalam perusahaan.

    Huayou juga menerapkan strategi pengembangan berkelanjutan yang disebut “Dua Area Baru dan Tiga Tren”, dengan tujuan menjadi perusahaan panutan dalam manufaktur hijau material baterai lithium-ion, serta penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG).

    Masuknya Huayou ke dalam proyek baterai EV di Indonesia mencerminkan strategi pemerintah dalam mencari mitra yang mampu memastikan kelanjutan investasi besar ini. Selain memperkuat rantai pasok bahan baku, seperti nikel dan kobalt, keterlibatan Huayou juga diharapkan dapat mendukung target hilirisasi industri yang selama ini dicanangkan.

  • Strategi Kemendag Bantu Eksportir Diversifikasi Pasar di Tengah Tekanan Global – Page 3

    Strategi Kemendag Bantu Eksportir Diversifikasi Pasar di Tengah Tekanan Global – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan siap untuk membantu para pelaku usaha ekspor dalam menghadapi tantangan global, termasuk dampak dari perang dagang dan kebijakan tarif resiprokal yang kini tengah menjadi isu panas di perdagangan internasional.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, mengatakan bahwa pemerintah siap memfasilitasi pengusaha yang ingin melakukan diversifikasi pasar ekspor.

    “Kami di Kementerian Perdagangan perdagangan sih siap membantu untuk para pengusaha ekspor yang misalnya akan melakukan diversifikasi pasar, kita siap membantu untuk mencarikan pasar-pasar baru tersebut,” kata Fajarini Puntodewi, dalam Gambir Trade Talks, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Picu Pergeseran Perdagangan Dunia

    Perempuan yang akrab disapa Punto ini mengungkapkan, bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan secara global telah memicu pergeseran signifikan dalam perdagangan dunia, yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.

    “Nah, tentu dengan adanya tarif risiprokal ini ya yang berlaku secara global, kan diberlakukan untuk semua negara meskipun tarifnya berbeda-beda, pasti itu akan terjadi pergeseran yang sangat luar biasa,” ujarnya.

    Menurutnya, Amerika Serikat, sebagai mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah Tiongkok, juga diperkirakan mengalami penurunan permintaan akibat inflasi dan kenaikan harga barang. Hal ini berdampak langsung pada ekspor Indonesia, mengingat besarnya ketergantungan pasar terhadap Amerika.

    “Perkirakan pasti akan terjadi penurunan dengan adanya situasi yang sangat mengejutkan ini dan itu sangat signifikan. Nah kemudian tentunya di Amerika sendiri tentu demand juga akan turun ya. Karena kan ini tadi inflasinya pasti terjadi dan harga-harga di Amerika sendiri juga pasti kan tinggi,” jelasnya.

     

  • BI turunkan proyeksi ekonomi dunia jadi 2,9 persen karena tarif Trump

    BI turunkan proyeksi ekonomi dunia jadi 2,9 persen karena tarif Trump

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI turunkan proyeksi ekonomi dunia jadi 2,9 persen karena tarif Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 23 April 2025 – 23:11 WIB

    Elshinta.com – Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 dari semula 3,2 persen menjadi 2,9 persen, setelah mencermati dinamika perkembangan kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    “Lebih spesifiknya, untuk (pertumbuhan ekonomi) Amerika Serikat itu (proyeksi BI) turun dari 2,3 menjadi 2 persen. Kemudian untuk Tiongkok (China) dari 4,6 persen menjadi 4 persen,” kata Deputi Gubernur BI Aida S Budiman dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.

    Aida menjelaskan bahwa angka proyeksi dari BI mengenai ekonomi global berbeda dengan International Monetary Fund (IMF) yang sebesar 2,8 persen karena adanya perbedaan dalam menggunakan asumsi.

    BI menggunakan asumsi tarif AS yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 9 April 2025 di mana saat itu pengenaan tarif tinggi pada berbagai mitra dagang AS ditunda selama 90 hari. Sedangkan IMF menggunakan asumsi tarif AS yang tinggi yang diumumkan pada 2 April 2025.

    “Untuk membaca tarif, kita harus hati-hati karena dinamikanya sangat fluid, sangat cepat,” kata Aida.

    Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, kebijakan tarif resiprokal AS memiliki dampak, baik dari sisi perdagangan (trade channel) maupun dari sisi pasar keuangan (financial channel).

    Dari sisi perdagangan, pengenaan tarif Trump mempunyai dampak langsung tidak hanya terkait dengan ekspor Indonesia ke AS, melainkan juga pertumbuhan ekonomi AS sendiri karena permintaan ekspor ke negara tersebut akan menurun.

    Pertumbuhan ekonomi AS tidak hanya diproyeksikan akan melambat pada tahun ini. Bahkan, ujar Perry, pelaku pasar juga memprediksi resesi di AS dengan probabilitas sekitar 60 persen. Selain itu, inflasi AS juga diperkirakan akan meningkat.

    Sedangkan dampak tidak langsung dari sisi perdagangan, BI juga melihat adanya risiko penurunan ekspor Indonesia ke China mengingat pertumbuhan ekonomi China juga diperkirakan menurun pada tahun ini.

    “Tapi tidak hanya Tiongkok, juga negara-negara lain. Apakah India maupun negara-negara lain yang kemudian akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry.

    Dengan perkembangan tersebut, BI pun memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen.

    “Sampai dengan triwulan I 2025 ekonomi kita bagus. Tapi ke depan, dinamika-dinamika itu perlu kita antisipasi lebih baik. Dan untuk itulah kenapa komitmen Bank Indonesia akan terus memperkuat dan menyempurnakan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial,” kata Perry.

    Sumber : Antara

  • Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

    Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

    Bisnis.com, JAKARTA – Huawei mengejutkan dunia dengan mengumumkan smartphone triple foldable pertama, HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN, yang langsung mencatatkan 3 juta pre-order di Tiongkok bahkan sebelum peluncuran globalnya. Teknologi ini mencatatkan sejarah baru dalam dunia ponsel lipat, memberikan dampak besar terhadap industri smartphone.

    Namun, bagaimana teknologi foldable mencapai popularitasnya? Dan bagaimana inovasi dari HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN berkontribusi terhadap kemajuan foldable secara keseluruhan?

    Awal Kemunculan: Bagaimana Foldable Pertama Kali Muncul

    Perkembangan teknologi pada tahun 2010-an telah mengubah wajah industri smartphone. Dari Motorola DynaTAC (1983) hingga iPhone X (2017), smartphone terus berkembang dari layar kecil menjadi layar besar dan penuh. Huawei ikut serta dalam revolusi ini, meluncurkan HUAWEI Mate X pertama kali pada 2019, yang memulai era perangkat lipat.

    Selama periode tersebut, tablet juga berkembang, dengan produk seperti Apple iPad pertama kali diluncurkan pada 2010. Huawei kemudian memperkenalkan MatePad pada 2023, yang menggabungkan layar besar dan desain ramping dalam satu perangkat.

    Lahirnya Trifold

    Setelah kesuksesan dengan dual-screen foldable, Huawei meluncurkan produk lipat tiga (trifold), yang lebih ringan, tipis, dan tahan lama. Meski konsep ini sudah pernah muncul di MWC dan CES, Huawei akhirnya menghadirkan trifold yang layak diproduksi secara massal. HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN menciptakan pengalaman baru dengan tiga mode tampilan: layar tunggal, ganda, dan tiga layar.

    Dengan mode layar tiga, perangkat ini memungkinkan pengguna untuk menikmati produktivitas, hiburan, dan kreativitas secara bersamaan. Misalnya, saat bepergian, mode layar tunggal memungkinkan Anda membaca berita dengan satu tangan. Ketika tiba di kafe, mode dua layar digunakan untuk email dan video call, sementara layar ketiga menampilkan catatan rapat.

    Mengungkap Kemungkinan Tak Terbatas

    Proses pengembangan layar lipat tiga Huawei dimulai pada 2015, dan setelah hampir 9 tahun, teknologi ini akhirnya terwujud. Huawei mengatasi tantangan besar dalam menciptakan produk yang dapat melipat dua arah tanpa mengorbankan ketahanan dan kelangsingan perangkat pada HUAWEI Mate XT | Ultimate Design.

    Salah satu inovasi terbesar adalah sistem engsel presisi canggih yang memungkinkan perangkat ini melipat dengan sempurna. Huawei menggunakan material fleksibel multiarah dan kaca UTG besar untuk meningkatkan ketahanan terhadap benturan. Teknologi ini juga menggunakan baja berkekuatan tinggi pada komponen engsel, memastikan daya tahan meskipun sering dilipat.

    Komersialisasi dan Tantangan

    Sementara banyak ponsel pintar lipat lainnya dibatasi pada lipatan satu sumbu, Huawei menjadi yang pertama mengatasi tantangan lipatan dua sumbu tanpa mengorbankan ketebalan atau kelangsingan. Huawei melakukan lebih dari 15.000 simulasi virtual untuk menyempurnakan desain ini, menciptakan produk yang ringan namun kuat.

    Menghadirkan Inovasi ke Pasar

    HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN menghadirkan revolusi baru dalam tampilan ponsel pintar, menggabungkan tablet dan smartphone dalam satu perangkat. Ini adalah langkah besar dalam redefinisi teknologi layar lipat, dan Huawei telah memimpin pasar ponsel lipat dengan pertumbuhan pesat, seperti yang tercatat oleh Counterpoint, yang menunjukkan Huawei mencatatkan peningkatan 257% YoY pada Q1 2024.

    HUAWEI Mate X6: Pilihan Lain yang Menarik

    Selain Mate XT, Huawei juga menawarkan HUAWEI Mate X6, ponsel lipat ganda yang juga memiliki keandalan dan teknologi mutakhir, serta Kamera Ultra Chroma pertama di industri yang memungkinkan pengambilan gambar dengan akurasi warna yang luar biasa. Dengan desain ramping dan ketahanan yang teruji, Mate X6 kini menjadi salah satu produk terlaris di pasar Indonesia.

    HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN Segera Hadir di Indonesia

    Huawei telah memastikan bahwa HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN, smartphone lipat tiga komersial pertama di dunia, akan segera hadir di Indonesia. Perangkat revolusioner ini menawarkan desain ultra-tipis dengan layar 10,2 inci yang dapat dilipat menjadi tiga bagian, memberikan pengalaman visual dan multitasking yang luar biasa. HUAWEI Mate XT dilengkapi dengan sistem engsel presisi canggih dan teknologi layar fleksibel yang tahan lama, memastikan kenyamanan penggunaan dan daya tahan tinggi.

    Untuk informasi lebih lanjut dan melakukan pemesanan, kunjungi situs resmi Huawei Indonesia.

  • Xi Jinping Keluarkan Jurus Baru Lawan Perang Dagang Trump, Buka Ini!

    Xi Jinping Keluarkan Jurus Baru Lawan Perang Dagang Trump, Buka Ini!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Presiden China Xi Jinping kini mengeluarkan jurus baru untuk melawan perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Regulator negara dan dewan perencanaan China kini resmi menerbitkan versi baru “daftar negatif” yang melonggarkan hambatan untuk memasuki ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

    Beijing mengurangi jumlah industri yang dibatasi, dari dari 117 menjadi 106. Daftar negatif tersebut sudah ada sejak 2018 dan menetapkan industri-industri yang aktivitasnya investor asingnya dibatasi atau dilarang.

    Mengutip Reuters, Kamis (24/4/2025), pelonggaran ini dilakukan karena tarif AS mengancam tekanan lebih besar pada ekonomi China, yang sudah terpuruk akibat konsumsi domestik yang lemah dan krisis utang di sektor properti. Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada bahwa versi daftar 2025 menurunkan “ambang batas masuk dan merangsang vitalitas pasar”.

    “Sejumlah bidang telah diliberalisasi sebagian,” kata NDRC.

    Secara rinci, hal ini termasuk produksi televisi, layanan telekomunikasi, layanan informasi daring untuk farmasi, perangkat medis, penggunaan obat radioaktif oleh lembaga medis serta impor benih hutan. Pemerintah daerah juga didorong untuk memberikan akses yang lebih besar di bidang-bidang seperti transportasi dan logistik, pengiriman barang, dan layanan penyewaan kendaraan.

    “Akses pasar untuk berinvestasi pada kendaraan udara tak berawak dan produk tembakau baru seperti rokok elektrik dimasukkan dalam daftar negatif untuk memastikan keuntungan bersih”, kata regulator, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Februari lalu, China mengatakan akan lebih jauh mendobrak hambatan investasi dan merevisi daftar negatifnya untuk akses pasar sesegera mungkin. Sejak saat itu, pejabat China telah meningkatkan “serangan pesona” untuk meyakinkan para pemimpin bisnis global tentang prospek ekonomi jangka panjang Tiongkok.

    Frekuensi pertemuan dengan perusahaan multinasional meningkat setelah investasi langsung asing anjlok 27,1% dalam mata uang lokal pada tahun 2024 dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadi penurunan terbesar sejak krisis keuangan global 2008.

    “Promosi yang lebih baik dari model ‘masuk kecuali dilarang’ akan membantu mendorong modal sosial, terutama investasi swasta, dan mempromosikan inovasi ilmiah dan teknologi serta persaingan industri yang sehat,” tegas NDRC.

    (sef/sef)

  • Sri Mulyani Ungkap Risiko Buruk Perang Tarif Mulai Terjadi di Kuartal II 2025 – Halaman all

    Sri Mulyani Ungkap Risiko Buruk Perang Tarif Mulai Terjadi di Kuartal II 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, stabilitas sistem keuangan Indonesia pada triwulan I tahun 2025 tetap terjaga, meski di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.

    Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan sekalian Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (24/4/2025).

    “Kami memulai dengan melaporkan bahwa situasi dari sistem keuangan yaitu stabilitas sistem keuangan pada triwulan I 2025 tetap terjaga,” kata Sri Mulyani.

    Sri Mulyani menegaskan bahwa ketidakpastian perekonomian global dipicu oleh dinamika kebijakan tarif resiprokal dari pemerintah Amerika Serikat (AS).

    Menurutnya, kebijakan tersebut telah menimbulkan perang tarif dan diperkirakan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi baik perekonomian Amerika Serikat maupun perekonomian Tiongkok yang dianggap sebagai negara berhadapan dengan Amerika dan perekonomian secara global.

    “Memicu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global dan ketidakpastian di dalam tata kelola perdagangan dan investasi antar negara,” papar dia.

    Sri Mulyani bilang, hal tersebut berpotensi memunculkan eskalasi perang dagang yang akan dimulai pada triwulan II tahun 2025.

    “Down side risk dari global terpantau masih tinggi, sehingga perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depan,” jelas dia.

    Karenanya, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan LPS Purbaya Yudhi Sadewa telah menyelenggarakan rapat berkala KSSK yang kedua untuk tahun 2025.

    Sri Mulyani bilang bahwa rapat tersebut diselenggarakan pada hari Kamis 17 April 2025, dan menyepakati untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat koordinasi dan kebijakan dari lembaga-lembaga anggota KSSK.

    “KSSK berupaya untuk memitigasi potensi dampak rambatan faktor risiko global dan sekaligus meningkatkan upaya untuk memperkuat perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri,” ungkap Sri Mulyani.

     

  • Indonesia putuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok

    Indonesia putuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok

    Ilustrasi – Bendera Indonesia dan Tiongkok. (https://tinyurl.com/4dxppbbn)

    24 April 1967: Indonesia putuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 24 April 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Pada 24 April 1967, Indonesia mencatatkan salah satu langkah diplomatik paling drastis dalam sejarah hubungan luar negerinya. Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto secara resmi mengusir dua diplomat tinggi dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), di tengah ketegangan politik dan ideologis yang memuncak pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965. Tindakan ini bukan hanya berdampak pada hubungan kedua negara, tetapi juga menjadi simbol kuat dari arah kebijakan luar negeri Indonesia yang tegas terhadap pengaruh komunisme pada masa awal Orde Baru.

    Pengusiran tersebut dilakukan setelah munculnya berbagai tuduhan bahwa Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta terlibat dalam penyebaran propaganda komunis serta mendukung kegiatan subversif di dalam negeri. Tiongkok, yang sejak awal dikenal dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), menjadi sasaran utama kecurigaan pemerintah. Di tengah suasana politik yang sarat tekanan dan sentimen anti-komunis, pemerintah memutuskan untuk mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan perintah pengusiran secara resmi kepada dua perwakilan diplomatik dari Beijing.

    Langkah ini menandai titik balik tajam dalam hubungan Indonesia–Tiongkok. Tidak hanya sebatas pengusiran, Indonesia juga secara efektif membekukan seluruh hubungan diplomatik dengan Tiongkok selama lebih dari dua dekade. Kedutaan Besar kedua negara ditutup, dan komunikasi resmi antar pemerintah berhenti total. Indonesia pun menjauh dari negara-negara blok komunis dan mempererat hubungan dengan kekuatan Barat serta negara-negara anti-komunis di kawasan Asia Tenggara.

    Meskipun hubungan kedua negara baru dipulihkan kembali pada tahun 1990, dampak dari kebekuan diplomatik selama puluhan tahun tersebut cukup signifikan, terutama dalam konteks kerja sama ekonomi, perdagangan, dan politik luar negeri yang sempat terhambat. Pemulihan hubungan baru terjadi setelah adanya perubahan pendekatan politik luar negeri yang lebih pragmatis dari pemerintah Indonesia, serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya kemitraan strategis dengan Tiongkok di tengah perubahan geopolitik global.

    Peristiwa pengusiran diplomat Tiongkok pada 24 April 1967 menjadi cermin dari dinamika politik nasional dan global yang tengah berlangsung saat itu. Selain menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang menolak komunisme secara terbuka, peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan luar negeri bisa sangat dipengaruhi oleh situasi domestik. Hingga kini, sejarah tersebut tetap menjadi salah satu referensi penting dalam memahami arah diplomasi Indonesia di masa transisi menuju Orde Baru.

    Sumber : Sumber Lain

  • IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Global: Apa Dampaknya untuk Indonesia?

    IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Global: Apa Dampaknya untuk Indonesia?

    Jakarta, Beritasatu.com – Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi hanya 2,8% yang diumumkan International Monetary Fund (IMF), membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia.

    Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Januari 2025 yang sebesar 3,6%. Di balik penurunan ini, terdapat dampak jangka pendek yang akan mempengaruhi ekspor Indonesia dan konsumsi domestik.

    Ekonom Universitas Andalas (Unand) Syafrudin Karimi menjelaskan, penyebab utama penurunan proyeksi ekonomi global adalah kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara besar seperti Amerika Serikat, serta ketegangan geopolitik global yang berlanjut.

    Dampak Proteksionisme terhadap Ekonomi Indonesia

    Kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap mitra dagangnya, termasuk negara-negara besar seperti Tiongkok dan Eropa, telah menciptakan ketidakpastian pasar yang global. Dampaknya, Indonesia sebagai negara dengan ketergantungan pada ekspor, juga merasakan tekanan.

    Syafrudin mengungkapkan penurunan proyeksi ekonomi global ini mengindikasikan Indonesia menghadapi beberapa tantangan, yaitu:

    1. Perlambatan Ekonomi Mitra Dagang Utama
    Negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok dan negara-negara Eropa, mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada permintaan barang dan jasa Indonesia.

    2. Fluktuasi Harga Komoditas
    Indonesia yang sangat bergantung pada ekspor komoditas, terutama energi dan bahan mentah, akan menghadapi dampak fluktuasi harga komoditas global yang lebih besar.

    3. Pelemahan Daya Beli Domestik
    Kebijakan proteksionis dan ketidakpastian pasar dapat memengaruhi daya beli masyarakat domestik, yang berujung pada penurunan konsumsi dalam negeri.

    “Penurunan proyeksi ini menandakan Indonesia harus siap menghadapi tekanan dari ekonomi global yang lebih fluktuatif, dengan fokus pada penguatan ekonomi domestik,” ujar Syafrudin.

    Langkah yang Harus Diambil Indonesia

    Sebagai respons terhadap proyeksi ekonomi global yang lebih rendah, Indonesia perlu segera menyusun strategi yang lebih adaptif untuk menjaga ketahanan ekonominya, seperti:
    1. Diversifikasi Ekonomi
    Mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas dengan mengembangkan sektor lain, seperti industri manufaktur dan digital.

    2. Reformasi Kebijakan Perdagangan
    Menyusun ulang strategi perdagangan agar lebih fleksibel dalam menghadapi proteksionisme dan ketegangan geopolitik.

    3. Meningkatkan Investasi Dalam Negeri
    Memperkuat konsumsi domestik dengan kebijakan yang mendorong daya beli masyarakat, serta meningkatkan investasi dalam sektor-sektor strategis.

    Proyeksi Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

    Syafrudin juga menyoroti penurunan proyeksi ekonomi global dapat menjadi sinyal bagi Indonesia untuk menyesuaikan strategi ekonomi dalam jangka pendek dan panjang. IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2025 akan tumbuh di bawah 5%, yang mencerminkan tantangan besar di tengah penurunan ekonomi global.

    “Sinyal dari IMF ini harus diterima dengan serius. Indonesia harus segera melakukan penyeimbangan kebijakan untuk memperkuat ekonomi domestik, serta menyusun ulang strategi perdagangan dan investasi luar negeri,” tambahnya.

    Penurunan proyeksi ekonomi global 2025 oleh IMF menunjukkan adanya tantangan besar bagi Indonesia, terutama dalam hal ekspor dan konsumsi domestik.

    Namun, dengan kebijakan yang tepat dan langkah-langkah adaptif, Indonesia masih memiliki peluang untuk mempertahankan ketahanan ekonomi dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global seusai IMF menurunkan proyeksi ekonomi global 2025.

  • Bitcoin Tembus USD93.000, Ini Pemicu dan Peluangnya untuk Investor

    Bitcoin Tembus USD93.000, Ini Pemicu dan Peluangnya untuk Investor

    Jakarta: Harga Bitcoin kembali bikin kejutan. Pada Rabu, 23 April 2025, mata uang kripto terbesar ini melonjak ke level USD93.000, naik lebih dari 5 persen hanya dalam 24 jam. 
     
    Kenaikan ini jadi sorotan karena tidak hanya Bitcoin yang menguat, tapi juga beberapa altcoin seperti Ethereum yang naik 13 persen ke level USD1.784, Solana 20 persen ke USD151, dan DOGE yang ikut hijau 18,77 persen.
     
    Tidak hanya pasar kripto, saham-saham Amerika Serikat juga terlihat rebound usai sempat terkoreksi lebih dari 2 persen sehari sebelumnya. Indeks seperti S&P 500 dan Nasdaq pun ikut menguat. Di sisi lain, harga emas justru terkoreksi sekitar 1 persen dari posisi tertingginya.
    Optimisme perdagangan AS-Tiongkok picu aksi borong aset 
    Menurut Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, kenaikan tajam harga Bitcoin dan pasar kripto dipicu oleh sentimen positif dari pernyataan Presiden Trump dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent terkait kemungkinan pelonggaran tarif terhadap Tiongkok.

    “Namun, beberapa pertimbangan mengisyaratkan bahwa reli ini bisa saja turut membawa risiko penurunan harga kembali,” ujar Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 April 2025.
     
    Trump menyatakan bahwa tarif 145 persen terhadap Tiongkok akan diturunkan secara substansial. Scott Bessent bahkan menyebut kebijakan tarif saat ini sebagai bentuk embargo dagang yang tak berkelanjutan. Harapannya, de-eskalasi antara dua raksasa ekonomi dunia ini akan segera terjadi.
     

    Pernyataan tersebut membuat investor lebih berani mengambil risiko dan memburu aset berisiko seperti kripto. Terutama meme coin, yang sempat jenuh jual, kini bangkit karena memiliki volume perdagangan tinggi dan likuiditas yang besar.
     
    “Kedua faktor tersebut akan memudahkan investor untuk keluar dari posisi yang diambilnya di tengah momentum yang ada jika sentimen positif yang ada dirasa mulai meredup. Akan tetapi, hal itu bukanlah satu-satunya kemungkinan yang bisa terjadi. Seperti yang kita tahu, minat investor ritel terhadap meme coin di berbagai negara cukup besar. Semakin banyaknya investor dan traders yang bergabung dengan tren yang ada dapat menahan reli untuk berlangsung lebih lama,” jelas Fahmi.
    Permintaan institusi naik
    Dalam dua hari terakhir, permintaan Bitcoin dari institusi menunjukkan pemulihan. Data Coinglass mencatat, aliran dana masuk ke ETF Bitcoin spot mencapai USD381 juta pada 21 April dan USD719 juta pada 22 April.
     
    Namun demikian, menurut Fahmi, kenaikan likuiditas di pasar kripto secara umum masih tergolong terbatas. Total nilai terkunci (TVL) di platform DeFi juga belum menunjukkan lonjakan besar.
     
    “Kenaikan Bitcoin saat ini mencerminkan respon cepat pasar terhadap katalis makro, terutama kabar positif terkait geopolitik dan suku bunga. Pertimbangan tersebut turut berpotensi menjadi faktor yang dapat membuat para investor lebih waspada dalam reli kali ini, terlebih dinamika tarif AS ini telah berlangsung selama beberapa pekan sejak pertama kali mencuat,” ucap Fahmi.
     

    The Fed dan inflasi bisa jadi kunci
    Fahmi juga menyoroti pentingnya peran bank sentral AS (The Fed) dalam situasi saat ini. Seperti diketahui, Trump ingin The Fed menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga di tengah kondisi inflasi yang ada saat ini dan potensi kenaikan inflasi di masa depan imbas telah diberlakukannya tarif impor AS dapat sangat mengkhawatirkan bagi investor yang menyimpan asetnya di instrumen seperti uang fiat atau bahkan mungkin juga surat hutang. 
     
    “Hal ini jika terjadi dapat memicu kenaikan harga besar-besaran di pasar kripto dan saham AS,” ujar Fahmi.
    Waktunya ambil posisi?
    Bagi investor yang ingin mengambil peluang dari potensi reli pasar kripto dan saham AS, saat ini bisa jadi momen yang tepat. Fahmi menyarankan strategi aktif untuk mengelola portofolio.
     
    “Bagi investor yang ingin mengoptimalkan keuntungan, maka strategi pengelolaan portofolio secara lebih aktif semakin menarik untuk dipertimbangkan di situasi seperti ini. Sementara bagi investor pemula, saat ini belum tergolong telat untuk mulai berinvestasi crypto dan Saham AS,” tutur Fahmi.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)