kab/kota: Tiongkok

  • ​Ekspansi Infrastruktur Medis, Mayapada Minimalisasi Pasien ke Luar Negeri

    ​Ekspansi Infrastruktur Medis, Mayapada Minimalisasi Pasien ke Luar Negeri

    Jakarta: Jumlah pasien yang berobat ke luar negeri disebut masih tinggi. Teknologi medis dinilai berperan utama dalam penanganan pasien.

    Hal itu yang membuat Mayapada Healthcare Group memulai ekspansi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).

    Proyek itu ditandai dengan kerja sama konstruksi bersama China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan kontraktor asal Tiongkok.

    Pembangunan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan layanan medis kompleks yang selama ini sering dicari pasien Indonesia ke luar negeri.

    Berdasarkan data teknis proyek, fasilitas ini akan difokuskan pada layanan spesialisasi seperti kedokteran nuklir untuk kanker, bedah tumor otak non-invasif, hingga ortopedi berbasis robotik.

    “Infrastruktur ini dirancang untuk teknologi modern dengan mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang,” kata CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia.

    Gedung baru ini diproyeksikan menjadi rumah sakit swasta dengan total luas bangunan terbesar di Indonesia, yakni mencapai 110.209 meter persegi.

    Berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², bangunan tersebut akan mencakup 24 lantai dan 4 lantai basement.

    Selain pembangunan fisik, Mayapada menggandeng Apollo Hospitals dari India untuk program alih pengetahuan (knowledge transfer) bagi tenaga medis lokal.

    Langkah ini diambil untuk memastikan standarisasi layanan pada unit-unit unggulan (center of excellence) yang akan beroperasi di sana. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2027. 

    Pemilihan CSCEC sebagai mitra konstruksi merujuk pada portofolio perusahaan tersebut dalam membangun fasilitas kesehatan berskala besar di beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Tiongkok dengan kapasitas hingga 2.000 tempat tidur.

    Di Indonesia sendiri, CSCEC tercatat terlibat dalam sejumlah proyek strategis nasional termasuk infrastruktur jalan tol dan pabrik. 

    Jakarta: Jumlah pasien yang berobat ke luar negeri disebut masih tinggi. Teknologi medis dinilai berperan utama dalam penanganan pasien.
     
    Hal itu yang membuat Mayapada Healthcare Group memulai ekspansi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
     
    Proyek itu ditandai dengan kerja sama konstruksi bersama China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan kontraktor asal Tiongkok.

    Pembangunan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan layanan medis kompleks yang selama ini sering dicari pasien Indonesia ke luar negeri.
     
    Berdasarkan data teknis proyek, fasilitas ini akan difokuskan pada layanan spesialisasi seperti kedokteran nuklir untuk kanker, bedah tumor otak non-invasif, hingga ortopedi berbasis robotik.
     
    “Infrastruktur ini dirancang untuk teknologi modern dengan mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang,” kata CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia.
     
    Gedung baru ini diproyeksikan menjadi rumah sakit swasta dengan total luas bangunan terbesar di Indonesia, yakni mencapai 110.209 meter persegi.
     
    Berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², bangunan tersebut akan mencakup 24 lantai dan 4 lantai basement.
     
    Selain pembangunan fisik, Mayapada menggandeng Apollo Hospitals dari India untuk program alih pengetahuan (knowledge transfer) bagi tenaga medis lokal.
     
    Langkah ini diambil untuk memastikan standarisasi layanan pada unit-unit unggulan (center of excellence) yang akan beroperasi di sana. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2027. 
     
    Pemilihan CSCEC sebagai mitra konstruksi merujuk pada portofolio perusahaan tersebut dalam membangun fasilitas kesehatan berskala besar di beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Tiongkok dengan kapasitas hingga 2.000 tempat tidur.
     
    Di Indonesia sendiri, CSCEC tercatat terlibat dalam sejumlah proyek strategis nasional termasuk infrastruktur jalan tol dan pabrik. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (FZN)

  • Kapan HP Galaxy Z Trifold Masuk Indonesia? Ini Kata Samsung

    Kapan HP Galaxy Z Trifold Masuk Indonesia? Ini Kata Samsung

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung membuat banyak pihak terkejut ketika perusahaan asal Korea Selatan tersebut memperkenalkan Galaxy Z Trifold pada 2 Desember, dan langsung bisa dibeli pada 12 Desember 2025.

    Walau saat ini sudah tersedia di beberapa negara, seperti Tiongkok, Taiwan, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan paling terdekat di Singapura, banyak penggemar gadget bertanya-tanya apakah Galaxy Z Trifold ini akan diboyong ke pasar Indonesia?

    Sayangnya, hingga kini perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu masih belum mengungkap apakah HP layar lipat tiga pertama mereka akan dirilis di Tanah Air atau tidak.

    “Untuk saat ini, Samsung Galaxy Z Trifold masih belum masuk ke Indonesia dulu. Kita mau lihat respons dari pasar, khususnya para konsumen terhadap peluncuran Samsung Galaxy Z Trifold ini,” ujar Ilham Indrawan, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia saat ditemui di Jakarta, Jumat (19/12/2025).

    Walau belum ada tanggal pasti kapan Galaxy Z Trifold rilis di Indonesia, Ilham mengakui antusiasme konsumen sangat tinggi. Banyak menilai HP baru Samsung ini relevan untuk produktivitas dan hiburan.

    “Kalau melihat dari respons terlihat banyak yang penasaran. Banyak yang merasa HP Galaxy ini cocok untuk hal-hal sifatnya produktivitas. Sebagian dari mereka juga merasa cocok juga untuk entertainment karena layar lebarnya,” ucapnya.

    Konsep satu perangkat dengan layar besar bisa menggantikan smartphone dan tablet memang menjadi daya tarik utama, ditambah layar 10 inci ini membuat Galaxy Z Trifold lebih feksibel dan praktis bagi banyak pengguna.

    Akan tetapi, antusiasme dan minat pasar saja masih belum cukup untuk memutuskan apakah Galaxy Z Trifold ini bisa meluncur di Indonesia. Ilham mengakui, masih ada faktor lain yang harus dipertimbangkan lebih matang, seperti regulasi dan kesiapan investasi.

    “Kita masih lihat dulu nih harga pasarnya, kemudian juga kemungkinan lain. Karena semua pasti harus mengikuti regulasi. Kalau memang harus TKDN, berarti kita harus ada invesment lagi,” jelasnya.

    Raksasa teknologi asal Korea Selatan ini juga menegaskan tidak ingin tergesa-gesa membawa form factor baru ke Indonesia, apalagi bila berpotensi mengorbankan kualitas produk.

    Hingga saat ini, Samsung masih belum melihat peluang Galaxy Z Trifold masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Sembari melakukan pendekatan secara bertahap, perusahaan ingin memantau bagaimana konsumen, media, dan perkembangan pasar sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk meluncurkan ponsel ini ke pasar Tanah Air.

    Gimana menurut kamu, apakah tertarik untuk membeli HP layar lipat pertama Samsung ini?

  • Pekerja Kami Dipukul dan Diinjak dalam Truk saat Dibawa ke Imigrasi

    Pekerja Kami Dipukul dan Diinjak dalam Truk saat Dibawa ke Imigrasi

    GELORA.CO –  Manajemen PT Sultan Rafli Mandiri (SRM) versi Li Changjin membantah keras tudingan bahwa 15 pekerja Warga Negara Asing (WNA) asal China menyerang prajurit TNI di area tambang emas PT SRM, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

    Li Changjin menegaskan isu tersebut merupakan rumor dan informasi menyesatkan yang disebarkan oleh Firman dan Imran, pihak yang mengklaim sebagai manajemen baru PT SRM.

    “Firman dan Imran secara ilegal menduduki lokasi pertambangan SRM serta tanah milik Pamar Lubis. Mereka kemudian menggunakan TNI untuk menjaga kawasan SRM,” kata Li Changjin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/12/2025).

    Li menyayangkan sikap komandan TNI di Ketapang yang disebutnya langsung mempercayai narasi sepihak tanpa penyelidikan mendalam, hingga mengerahkan tambahan personel TNI untuk mengamankan para pekerja WNA.

    Ia mendesak Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabes TNI AD) melakukan penyelidikan menyeluruh dan objektif atas insiden tersebut.

    “Harus dibuka secara transparan, apakah tentara yang memukul atau pekerja China yang memukul. Kalau memang pekerja kami yang menyerang, mana korbannya? Pekerja China pasti takut pada tentara, mustahil berani menyerang,” ujarnya.

    Li Changjin mengungkapkan, justru terdapat sembilan pekerja WNA asal Tiongkok yang menjadi korban penganiayaan.

    Seluruhnya merupakan pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) resmi yang diterbitkan Kantor Imigrasi Ketapang.

    “Para pekerja kami dipukuli dan diinjak di dalam truk saat dibawa ke kantor imigrasi. Mereka mengalami luka lebam di punggung, dada, dan paha,” ungkap Li.

    Terkait tuduhan penyerangan terhadap prajurit TNI, Li menegaskan tidak ada bukti kuat yang mengarah pada keterlibatan pekerja SRM.

    “Tidak ada bukti signifikan dalam video yang beredar yang menunjukkan pekerja teknis SRM merusak kendaraan atau menyerang TNI. Sebaliknya, mereka justru menjadi korban kekerasan,” tegasnya.

    Menurut Li, konflik yang terjadi sesungguhnya merupakan perselisihan antara Firman dan Imran dengan pekerja SRM.

    Keduanya diduga berupaya mengusir pekerja Tiongkok dan memblokir akses mereka ke area pertambangan.

    Li juga mempertanyakan keberadaan prajurit TNI di kawasan tambang SRM. Ia meminta kuasa hukum Firman, Muchamad Fadzri, menghentikan penyebaran informasi yang dinilainya menyesatkan, termasuk tudingan latihan militer dan penyerangan terhadap prajurit TNI.

    “Mengapa prajurit TNI melakukan latihan dasar militer di wilayah tambang SRM tanpa pemberitahuan? Area tambang adalah wilayah sipil, bukan wilayah militer,” kata Li.

    Ia menambahkan, sebagian pekerja Tiongkok telah bekerja di tambang SRM selama bertahun-tahun, jauh sebelum Firman dan Imran mengklaim pengelolaan perusahaan.

    “Mereka diusir secara paksa dengan kekerasan setelah terjadi pendudukan ilegal,” ujarnya.

    Li Changjin juga menegaskan Firman dan Imran tidak pernah mengeluarkan modal sedikit pun untuk proyek tambang SRM.

    Seluruh peralatan, fasilitas, dan teknologi di lokasi merupakan hasil investasi selama lebih dari 10 tahun oleh dirinya bersama Pamar Lubis sebagai pemegang saham mayoritas.

    Selain itu, Li mengungkapkan bahwa pada Juli 2025, Firman, Imran, Suandi, dan Muardi diduga membuat Akta Anggaran Dasar palsu yang didaftarkan secara daring melalui sistem Administrasi Hukum Umum (AHU).

    Akta tersebut diduga digunakan untuk mencopot Li Changjin dari jabatan Direktur Utama dan Pamar Lubis dari jabatan Direktur, yang dinilai melanggar Undang-Undang Perseroan Terbatas.

    “Perkara ini saat ini tengah diselidiki Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya,” tutup Li.

    Duduk Perkara Bentrokan

    Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara 15 WNA asal China dengan prajurit TNI dan warga sipil terjadi di area tambang emas PT SRM, Kecamatan Tumbang Titi, Ketapang, Kalbar, pada Minggu (14/12/2025) sekitar pukul 15.40 WIB.

    Insiden diduga dipicu konflik klaim kepengurusan perusahaan antara dua kubu manajemen PT SRM, yakni versi lama yang dipimpin Li Changjin dan versi baru yang dipimpin Firman, yang mengklaim telah mengesahkan direksi baru melalui RUPS Juli 2025.

    Versi Li Changjin menyebut kericuhan bermula saat staf teknis WNA mengoperasikan drone di area IUP PT SRM, yang kemudian dipersoalkan pihak lain.

    Drone dan ponsel staf sempat disita dan data dihapus sebelum dikembalikan.

    Sementara itu, direksi PT SRM versi baru menilai pengoperasian drone dilakukan tanpa izin.

    Kuasa hukum mereka menyebut insiden terjadi akibat miskomunikasi yang berujung dugaan penyerangan fisik terhadap aparat TNI dan petugas keamanan.

    Kodam XII/Tanjungpura membenarkan insiden tersebut terjadi saat prajurit Yonzipur 6/Satya Digdaya melaksanakan latihan dasar.

    TNI mengaku menerima laporan adanya drone tak dikenal, yang berujung klarifikasi dan dugaan penyerangan terhadap prajurit menggunakan senjata tajam, airsoft gun, dan alat setrum.

    Akibat insiden tersebut, satu unit mobil dan satu sepeda motor dilaporkan rusak.

    Sementara Kantor Imigrasi Ketapang mengamankan 15 WNA asal China untuk pemeriksaan keimigrasian.

    Seluruh WNA diketahui memegang KITAS yang disponsori PT SRM versi direksi lama.

  • Dirut Versi Lama Bantah WNA China Serang TNI di Tambang Ketapang: Justru Mereka Dipukuli
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Desember 2025

    Dirut Versi Lama Bantah WNA China Serang TNI di Tambang Ketapang: Justru Mereka Dipukuli Regional 18 Desember 2025

    Dirut Versi Lama Bantah WNA China Serang TNI di Tambang Ketapang: Justru Mereka Dipukuli
    Tim Redaksi
    PONTIANAK, KOMPAS.com
    – Direktur Utama versi manajemen lama PT Sultan Rafli Mandiri (SRM), Li Changjin, membantah keras tudingan bahwa 15 pekerja Warga Negara Asing (WNA) asal China menyerang anggota TNI di area tambang emas PT SRM, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
    Li menilai isu tersebut sebagai rumor dan kebohongan yang sengaja disebarkan oleh Firman dan Imran, yang mengklaim sebagai manajemen baru perusahaan.
    “Firman dan Imran secara ilegal menduduki lokasi pertambangan SRM serta tanah milik Pamar Lubis. Mereka kemudian menggunakan TNI untuk menjaga kawasan SRM,” kata Li Changjin melalui keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).
    Li menyayangkan sikap komandan TNI di
    Ketapang
    yang disebutnya langsung mempercayai narasi penyerangan tanpa penyelidikan mendalam, lalu mengirim tambahan personel untuk mengamankan seluruh pekerja WNA.
    Ia meminta Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabes TNI AD) melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
    “Harus diselidiki secara objektif, apakah tentara yang melakukan pemukulan atau pekerja China yang memukul. Jika memang pekerja kami yang memukul, mana korbannya? Pekerja China sudah pasti takut terhadap tentara, apalagi sampai berani menyerang,” ujar Li.
    Li Changjin mengungkapkan terdapat sembilan pekerja WNA asal Tiongkok yang justru menjadi korban penganiayaan. Mereka disebut dipukuli dan diinjak saat berada di dalam truk.
    “Mereka dipukuli dan diinjak di dalam truk hingga mengalami luka lebam di bagian punggung, dada, dan paha,” ungkapnya.
    Menurut Li, seluruh pekerja WNA tersebut memegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) yang diterbitkan Kantor Imigrasi Ketapang, sehingga keberadaan mereka dinyatakan legal.
    Ia menegaskan tidak ada bukti signifikan yang menunjukkan pekerja SRM menyerang prajurit TNI.
    “Tidak ada bukti signifikan dalam video yang beredar yang memperlihatkan pekerja teknis SRM merusak mobil atau menyerang TNI. Justru mereka menjadi korban pemukulan saat dibawa menuju kantor imigrasi,” tegas Li.
    Li Changjin juga mempertanyakan keberadaan prajurit TNI di dalam area tambang SRM yang menurutnya merupakan wilayah sipil.
    “Mengapa prajurit TNI melakukan latihan dasar militer di dalam area tambang SRM tanpa pemberitahuan terlebih dahulu? Area tambang SRM adalah wilayah sipil, bukan wilayah militer,” ucapnya.
    Ia meminta kuasa hukum Firman, Muchamad Fadzri, menghentikan penyebaran informasi yang dinilainya menyesatkan, termasuk klaim bahwa pekerja Tiongkok melakukan latihan dasar militer dan menyerang aparat.
    Menurut Li, konflik sebenarnya terjadi antara Firman dan Imran dengan para pekerja SRM. Keduanya disebut berupaya mengusir pekerja Tiongkok dan memblokir akses mereka ke area pertambangan.
    Ia menegaskan Firman dan Imran tidak pernah mengeluarkan dana untuk proyek tambang SRM.
    Seluruh peralatan, fasilitas, modal, dan teknologi di lokasi tersebut disebut sebagai hasil investasi lebih dari 10 tahun oleh dirinya bersama Pamar Lubis sebagai pemegang saham mayoritas.
    Li juga mengungkapkan bahwa pada Juli 2025, Firman, Imran, Suandi, dan Muardi diduga membuat Akta Anggaran Dasar palsu yang didaftarkan melalui sistem Administrasi Hukum Umum (AHU).
    Langkah tersebut diduga bertujuan mencopot dirinya dari jabatan Direktur Utama dan Pamar Lubis dari jabatan Direktur, yang dinilai melanggar Undang-Undang Perseroan Terbatas.
    “Saat ini perkara tersebut sedang dalam penyelidikan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya,” tutup Li Changjin.
    Diberitakan sebelumnya, bentrok antara 15 WNA asal China dengan prajurit TNI dan warga sipil di areal
    tambang emas
    PT SRM diduga dipicu konflik klaim kepengurusan perusahaan.
    Terdapat dua kubu manajemen PT SRM, yakni versi lama yang dipimpin Li Changjin dan versi baru dengan Direktur Utama Firman yang mengklaim pengesahan direksi melalui RUPS Juli 2025.
    Insiden terjadi pada Minggu, 14 Desember 2025 sekitar pukul 15.40 WIB. Versi Li Changjin menyebut kericuhan bermula saat staf teknis WNA mengoperasikan drone di area IUP PT SRM, yang kemudian dipersoalkan pihak lain.
    Sementara manajemen versi baru menyebut penerbangan drone dilakukan tanpa izin dan memicu kecurigaan pengamanan internal, yang berujung konflik dan dugaan penyerangan fisik.
    Kodam XII/Tanjungpura membenarkan insiden terjadi saat prajurit Yonzipur 6/Satya Digdaya melaksanakan latihan dasar.
    TNI mengklaim prajurit diserang dengan senjata tajam, airsoft gun, dan alat setrum, serta melaporkan kerusakan satu mobil dan satu sepeda motor.
    Kantor Imigrasi Ketapang mengamankan 15 WNA China untuk pemeriksaan keimigrasian. Seluruh WNA diketahui memegang KITAS yang disponsori PT SRM versi direksi lama.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Kesehatan, BPOM Bidik Rp 10 Triliun

    Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Kesehatan, BPOM Bidik Rp 10 Triliun

    Jakarta

    BPOM RI memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem kesehatan global melalui rangkaian kunjungan kerja strategis selama sepekan. Kunjungan tersebut dilakukan ke berbagai institusi pemerintah, akademisi, serta industri farmasi dan bioteknologi di Tiongkok.

    Kunjungan yang dipimpin Kepala BPOM Prof. Taruna Ikrar ini bertujuan memperluas kolaborasi regulatori, mendorong inovasi vaksin, mengembangkan riset obat tradisional, serta mempercepat transfer teknologi di bidang terapi biologi dan pengembangan obat masa depan.

    Dalam rangkaian agenda tersebut, Taruna bertemu langsung dengan Commissioner of the National Medical Products Administration (NMPA) Republik Rakyat Tiongkok, Li Li. Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kerja sama bilateral Indonesia-Tiongkok, khususnya dalam penguatan regulatori produk kesehatan.

    BPOM dan NMPA membahas penguatan harmonisasi regulasi obat, vaksin, produk biologi, serta obat tradisional. Kedua pihak juga menjajaki pembentukan joint technical working group dan pengembangan confidentiality commitment sebagai langkah untuk memperluas kerja sama pertukaran data, peningkatan kapasitas pengawasan, serta pemanfaatan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan (AI), dalam inspeksi, pelacakan, dan farmakovigilans.

    “Kami berharap kerja sama ini dapat semakin mempercepat proses evaluasi produk kesehatan tanpa mengurangi standar keamanan, efikasi, dan mutunya,” ujar Taruna, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).

    Sebagai informasi, kunjungan kerja strategis yang dilakukan selama sepekan tersebut dimulai pada Selasa (4/11/2025).

    Lebih lanjut, Taruna menyampaikan komitmen untuk memperpanjang serta memperluas cakupan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara BPOM dan NMPA. Langkah ini diharapkan dapat perkuat kerja sama kedua lembaga agar memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat di kedua negara maupun kawasan Asia.

    Dalam kunjungan ke Xiamen Innovax Biotech dan CanSino Biologics, Taruna bersama tim mengungkapkan rencana peningkatan kolaborasi dalam inovasi vaksin dan terapi biologi. Kunjungan tersebut menjadi bagian penting dari agenda BPOM untuk memperkuat kerja sama riset dan pengembangan vaksin.

    BPOM juga mengapresiasi capaian Innovax dalam pengembangan vaksin hepatitis dan Human Papillomavirus (HPV), serta teknologi vaksin inhalasi dan terapi biologis yang dikembangkan oleh CanSino.

    Taruna menegaskan komitmen BPOM terhadap penguatan regulatory science dan penerapan pendekatan reliance dalam evaluasi pra-pemasaran (pre-market). Pendekatan ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap produk kesehatan, termasuk vaksin, yang telah terbukti aman dan efektif.

    “Kami telah menerapkan pendekatan ini untuk mempercepat evaluasi produk yang jumlahnya mencapai lebih dari 70 produk biologi sejak 2017 lalu,” jelasnya.

    Dalam kunjungan ke China Shijiazhuang Pharmaceutical Company (CSPC) Pharmaceutical Co. Ltd., Taruna bersama tim meninjau fasilitas produksi terapi sel dan gen (advanced therapy medicinal products/ATMP). BPOM menilai teknologi yang dikembangkan CSPC dapat menjadi rujukan bagi Indonesia dalam memperkuat kerangka regulasi ATMP serta memperluas akses terhadap terapi inovatif untuk penanganan penyakit kronis, termasuk stroke.

    Foto: BPOM

    BPOM juga menyambut rencana kerja sama pengembangan produk n-butylphthalide (NBP) yang akan masuk ke Indonesia melalui kolaborasi dengan industri farmasi nasional. NBP dalam bentuk tablet dan injeksi tersebut diindikasikan sebagai terapi bagi penderita stroke iskemik.

    Selain itu, BPOM menilai kerja sama yang akan terjalin memiliki potensi ekonomi strategis dan dapat menjadi landasan pengembangan pusat riset bersama Indonesia-Tiongkok. Kolaborasi di bidang pengembangan obat tradisional dan bioteknologi dinilai dapat terus diperkuat dengan mengacu pada sinergi ABG (academic, business, and government) yang turut diperkenalkan Kepala BPOM kepada para pemangku kepentingan di Tiongkok. Sinergi ini diharapkan mampu mengarahkan proses penelitian, pengembangan, hingga hilirisasi produk secara lebih terstruktur dan berkelanjutan.

    Dalam kehadirannya pada Health & Life Science Summit 2025 di Shanghai, Taruna kembali menegaskan pentingnya diplomasi kesehatan global serta kolaborasi lintas negara dalam menghadapi tantangan di sektor obat dan makanan. Ia menekankan perlunya integrasi inovasi, percepatan regulasi berbasis risiko, serta kerja sama pengembangan produk kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    Dalam pertemuan dengan National Development and Reform Commission-International Cooperation Center (NDRC-ICC), Tiongkok menyatakan ketertarikan untuk memperluas riset bersama mengenai jamu Indonesia serta pertukaran teknologi dan standar regulasi. Pertemuan ini berdampak positif bagi transformasi regulasi ATMP dan terapi masa depan di Indonesia.

    Kepala BPOM juga bertemu akademisi Traditional Chinese Medicine (TCM) untuk menekankan pentingnya integrasi TCM dan Jamu Indonesia sebagai peluang strategis dalam pengembangan obat tradisional berbasis riset dan pasar global. Pembentukan TCM-Jamu Business Forum diusulkan sebagai wadah resmi kolaborasi pemerintah, industri, dan akademisi kedua negara.

    Selain itu, dalam pertemuan dengan Shanghai Global Health Innovation Institute (GHII), delegasi Indonesia membuka peluang kerja sama pengembangan produk farmasi dan harmonisasi standar regulasi. Kerja sama ini menjadi salah satu capaian diplomasi kesehatan pada Shanghai Health & Life Science Summit 2025.

    Di Universitas Xiamen dan Universitas Tsinghua, Kepala BPOM memberikan kuliah umum dan berdiskusi dengan akademisi mengenai pentingnya regulasi berbasis ilmu pengetahuan untuk mendukung ketahanan kesehatan global. BPOM mendorong perluasan kerja sama riset, pengembangan teknologi, dan pelatihan kapasitas untuk mendukung pengawasan terapi inovatif, termasuk vaksin generasi baru dan ATMP. Kepala BPOM juga memaparkan penguatan peran akademia dalam riset dan regulasi.

    Rangkaian pertemuan di Tiongkok sejalan dengan agenda transformasi pengawasan BPOM, termasuk pengembangan sistem berbasis kecerdasan buatan untuk deteksi dini risiko obat dan makanan. BPOM juga tengah menggarap integrasi data lintas negara serta percepatan evaluasi tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian berbasis data ilmiah.

    Kunjungan kerja ini berpotensi mendorong percepatan investasi dan perdagangan global, sekaligus mendukung implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, yang menjadi Program Prioritas Presiden RI. Taruna mengungkapkan, potensi nilai ekonomi kerja sama Indonesia-Tiongkok yang terbuka dari kunjungan ini diproyeksikan mencapai Rp10 triliun dalam lima tahun ke depan.

    “Nilai ini diperoleh dari proyeksi investasi, transfer teknologi, dan kolaborasi riset bersama. Kolaborasi dimaksud mencakup penyediaan vaksin, terapi berbasis sel dan gen, pengembangan industri farmasi, dan peningkatan kapasitas sektor kesehatan Indonesia,” ujarnya.

    Untuk memaksimalkan peran sebagai connector dan katalis antara inovasi, industri, dan kebijakan publik, BPOM perlu memastikan manfaat ekonomi dan kesehatan yang berkelanjutan dapat dirasakan Indonesia. Langkah strategis yang dilakukan antara lain mendorong percepatan proses evaluasi dan registrasi produk inovatif dari mitra Tiongkok yang memiliki nilai tambah bagi industri dan kesehatan masyarakat, serta memfasilitasi skema transfer teknologi melalui mekanisme regulatory reliance, scientific advice, dan koordinasi teknis lintas lembaga.

    Selain itu, BPOM membangun jalur kolaborasi riset bersama (joint research) dalam pengembangan vaksin, ATMP, tanaman obat, dan teknologi kesehatan. BPOM juga memperkuat harmonisasi standar dan pengawasan untuk memastikan seluruh produk hasil kolaborasi memenuhi standar keamanan, efikasi, dan mutu sesuai regulasi nasional maupun internasional, sekaligus mendukung perluasan investasi industri farmasi dan bioteknologi melalui penyederhanaan proses regulatori tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian.

    Taruna menekankan peran strategis BPOM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui pengawasan obat, pangan, dan produk kesehatan, BPOM berkontribusi terhadap 30-40% perekonomian nasional.

    “BPOM juga mendorong peningkatan kontribusi sektor kesehatan dan farmasi hingga 8% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada periode 2028-2029 melalui penguatan kolaborasi internasional, transfer teknologi, dan inovasi berbasis riset,” jelasnya.

    Melalui penguatan diplomasi kesehatan dan kemitraan strategis, BPOM terus berupaya memastikan masyarakat Indonesia memperoleh akses terhadap obat, vaksin, dan produk kesehatan inovatif yang memenuhi standar keamanan serta mutu internasional. Rangkaian kerja sama ini menegaskan komitmen BPOM membangun ekosistem kesehatan nasional yang maju, mandiri, dan berdaya saing global, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

    (akd/ega)

  • BYD Salip Tesla dan VW, Produksi Mobil Listrik-PHEV Tembus 15 Juta Unit

    BYD Salip Tesla dan VW, Produksi Mobil Listrik-PHEV Tembus 15 Juta Unit

    Jakarta

    BYD mengumumkan sudah menyentuh angka produksi 15 juta unit mobil energi terbarukan untuk teknologi battery electric vehicles (BEV) dan plug in hybrid electric vehicles (PHEV).

    BYD kini menjelma menjadi raksasa otomotif yang pertumbuhan produksinya agresif, bahkan sudah melampaui nama-nama besar seperti Tesla dan Volkswagen dalam hal jumlah kendaraan ramah lingkungan.

    BYD didirikan tahun 1995 dan mulai membuat mobil tahun 2003. BYD mencapai angka produksi 10 juta unit kendaraan energi baru pada akhir 2024. Hanya butuh waktu 8 bulan kemudian, mereka sudah menyentuh angka 13 juta unit.

    Menjelang akhir tahun 2025, BYD mengumumkan tembus 15 juta unit. Total produksi BYD jauh di atas Tesla yang mencatatkan angka sekitar 8,1 juta unit. BYD juga jauh melampaui grup Volkswagen yang total produksi kendaraan listriknya BEV dan PHEV masih di bawah 3 juta unit.

    Angka jutaan unit tersebut ditopang oleh beberapa mobil andalan yang laku keras di pasar, yaitu segmen hatchback, yaitu BYD Dolphin dan BYD Seagull, di beberapa negara disebut Dolphin Mini atau Atto 1. Masing-masing model ini sudah terjual lebih dari 1 juta unit.

    Kemudian segmen SUV ditopang oleh Song Plus dan Sealion 06 menjadi tulang punggung produksi dalam volume besar. Selanjutnya seri Dynasty, mobil-mobil dengan nama dinasti Tiongkok seperti Qin, Song, dan Tang memberikan kontribusi besar, baik untuk pasar lokal China maupun ekspor ke luar negeri.

    Poin krusial BYD terjadi pada tahun 2022, BYD membuat keputusan besar untuk berhenti total memproduksi mobil bermesin bensin murni. Sejak saat itu, mereka 100% hanya fokus memproduksi kendaraan elektrifikasi.

    Menariknya, data pertumbuhan BYD secara global ini sejalan dengan lonjakan mobil listrik di Indonesia tahun 2025.

    BYD berhasil menjadi merek terlaris di Indonesia sepanjang Januari-November 2025 sebesar 40.151 unit. Sementara sub brand mewahnya, Denza berhasil mengumpulkan 7.176 unit.

    (riar/dry)

  • Bea Cukai Aktif Razia, Mereka Sudah Hampir Sulit Disogok Lagi

    Bea Cukai Aktif Razia, Mereka Sudah Hampir Sulit Disogok Lagi

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sudah hampir sulit disogok. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya penindakan atau razia yang dilakukan.

    “Bea Cukai sekarang lebih aktif melakukan razia-razia dan pemeriksaan. Mereka sudah hampir sulit disogok lagi, jadi penangkapannya semakin besar dan semakin besar,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025).

    Baru-baru ini pada 11 Desember 2025, Bea Cukai melakukan penindakan 11 juta batang rokok ilegal. Dalam kasus ini, tiga warga negara asing (WNA) Tiongkok ditangkap di Boarding Lounge keberangkatan luar negeri Bandara Soekarno-Hatta saat akan meninggalkan Indonesia.

    “Saat ini ketiga tersangka telah dilakukan penahanan di Rutan Salemba cabang Kantor Pusat DJBC, serta telah dilakukan koordinasi dengan kedutaan besar negaranya di Indonesia,” ungkap Purbaya.

    Total barang bukti kurang lebih senilai Rp 23 miliar atau mencapai 11 juta batang rokok ilegal yang bertuliskan Marlboro dan dilekati pita cukai palsu. Adapun potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan diperkirakan sebesar Rp 12,5 miliar.

    Rokok ilegal tersebut diketahui berasal dari Dili, Timor Leste. Barang diselundupkan ke wilayah Indonesia melalui jalur tidak resmi (jalur tikus) secara bertahap, kemudian ditimbun di wilayah Atambua sebelum diedarkan lebih lanjut.

    “Penindakan ini merupakan hasil kerja intelijen dan tindaklanjut atas informasi masyarakat terkait dugaan peredaran rokok ilegal di wilayah perbatasan. Jadi ke depan hal-hal seperti ini akan semakin ditingkatkan dan saya yakin hasilnya akan semakin besar lagi,” imbuhnya.

    Tonton juga video “Habis Ancam Bekukan, Purbaya Kini Puji Bea Cukai: Perlu Digebuk Aja”

    (aid/fdl)

  • BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan

    BPOM dan Guangxi Drug Administration Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), Taruna Ikrar menerima kunjungan resmi delegasi Guangxi Drug Administration dari China. Tujuan dari pertemuan ini adalah memperkuat kemitraan strategis Indonesia-China di bidang pengawasan obat dan makanan.

    Taruna menekankan pentingnya komunikasi regulatori yang berkelanjutan untuk mendukung kesehatan serta penguatan industri farmasi yang berdaya saing. Hal ini juga disampaikannya dalam pertemuan dengan Commissioner National Medical Products Administration (NMPA) di Beijing pada bulan November lalu.

    “BPOM bersedia untuk memfasilitasi proses registrasi produk sesuai standar nasional, mendukung peningkatan ekspor bahan baku obat tradisional Indonesia, berpartisipasi dalam program pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta menyusun work plan bersama dengan Guangxi Drug Administration,” sambut Taruna Ikrar pada Selasa (17/12/2025) di Gedung Garuda Kantor BPOM, dikutip dari siaran pers BPOM.

    Direktur Guangxi Medical Produts Administration (GXMPA), Li Yongqiang memaparkan bahwa Guangxi merupakan wilayah dengan posisi strategis sebagai gateway China-ASEAN. Dengan posisi itu, Guangxi relevan untuk menjadi mitra kerja sama dalam hal regulatori dan fasilitator kolaborasi regional.

    “Guangxi secara konsisten diposisikan oleh Pemerintah Pusat China sebagai leading region untuk implementasi kerja sama Tiongkok-ASEAN. Kolaborasi antara GXMPA dan BPOM sejalan dengan peran strategis Guangxi tersebut dan mendukung penguatan kerja sama Tiongkok-ASEAN yang berbasis kepercayaan regulatori,” ujar Yongqiang.

    Dia menambahkan, perkembangan sistem regulasi obat dan industri farmasi di Provinsi Guangxi, termasuk penguatan penerapan good manufactuing practices (GMP) telh diselaraskan dengan standar internasional dan langkah China dalam meningkatkan kesiapan menuju Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme. Upaya itu disampaikan sebagai bagian dari komitmen peningkatan mutu dan daya saing industri farmasi Tiongkok di pasar global, termasuk Indonesia.

    GXMPA juga mengajukan 5 usulan kerja sama kepada BPOM. Mulai dari fasilitasi aksesproduk farmasi, mulai dari kosmetik Guangxi ke Indonesia sesuai standar BPOM, peningkatan ekspor bahan baku obat tradisional Indonesia ke China, partisipasi Indonesia dalam program ASEAN Outstanding Young Scientist/Young Scientist Exchange, keikutsertaan BPOM dalam China-ASEAN Pharmaceutical Cooperation and Development Summit Forum 2026, hingga penyusunan work plan sebagai tindak lanjut kerja sama regulasi obat dan kosmetik Indonesia-Tiongkok.

    Taruna menyambut usulan tersebut dengan positif dan terbuka. Dia menyampaikan bahwa pengembangan kerja sama Indonesia-China ke depan akan mencakup beberapa aspek, di antaranya melalui penguatan penelitian bersama, penjajakan kerja sama di bidang uji klinis, pertukaran ahli, serta pengembangan traditional chinese medicine (TCM) dan jamu Indonesia berbasis bukti ilmiah.

    “Sejatinya, BPOM mendukung kerja sama yang dapat meningkatkan ketersediaan obat yang aman dan berkualitas bagi masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip perlindungan kesehatan publik dan kepatuhan terhadap regulasi. BPOM siap untuk membuka dialog teknis terkait penguatan GMP dan berbagi pengalaman dalam proses menuju PIC/S sebagai bagian dari peningkatan kapasitas regulatori kedua negara,” pungkas Taruna Ikrar

    BPOM dan GXMPA sepakat untuk menjalin kerja sama teknis, termasuk di bidang penelitian, uji klinis, pengembangan produk herbal terstandar, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan perkuatan dialog regulatori. Audiensi ini diharapkan bisa menjadi landasan bagi kerja sama yang berkelanjutan dengan saling menghormati sistem regulasi di masing-masing negara. Pertemuan tersebut juga menjadi langkah penting untuk memperdalam hubungan kerja sama BPOM dan otoritas regulatori Tiongkok, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam dialog regulasi obat di tingkat kawasan ASEAN.

    (elk/suc)

  • 15 WNA China Penyerang TNI di Ketapang Ditangkap!

    15 WNA China Penyerang TNI di Ketapang Ditangkap!

    GELORA.CO – Sebanyak 15 warga negara Tiongkok ditangkap oleh petugas imigrasi bersama TNI Kodim Ketapang. Penangkapan dilakukan setelah 15 orang tersebut diduga melakukan penyerangan terhadap empat anggota TNI dan merusak aset PT SRM di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

    Dengan menggunakan truk Dalmas dan dikawal ketat oleh anggota TNI, 15 WNA asal Beijing, Tiongkok, yang diduga melakukan penyerangan terhadap empat anggota TNI Batalyon Zipur 6/SD ini langsung dibawa menuju Kantor Imigrasi Ketapang. Saat tiba di halaman Kantor Imigrasi Ketapang, ke-15 WNA ini terlihat diperiksa intensif oleh anggota TNI.

    Insiden terjadi pada Minggu, 14 Desember 2025. Saat itu, anggota TNI sedang melakukan pengejaran terhadap operator drone ilegal di areal PT SRM, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang. Tiba-tiba, kelompok WNA tersebut melakukan penyerangan.

    Tidak hanya menyerang dengan tangan kosong, belasan WNA tersebut juga dilaporkan menyerang dengan membawa senjata tajam jenis parang serta senjata airsoft gun.

    Selain itu, warga asal Beijing tersebut dengan membabi buta melakukan perusakan terhadap aset perusahaan, seperti kendaraan roda empat dan roda dua. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak Imigrasi Ketapang terkait status keimigrasian dan tindak lanjut hukum terhadap para WNA tersebut.

  • Dirut Versi Lama Bantah WNA China Serang TNI di Tambang Ketapang: Justru Mereka Dipukuli
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Desember 2025

    4 Kronologi 15 WNA China Serang Prajurit TNI di Tambang Emas Ketapang versi Kodam XII Tanjungpura Regional

    Kronologi 15 WNA China Serang Prajurit TNI di Tambang Emas Ketapang versi Kodam XII Tanjungpura
    Tim Redaksi
    PONTIANAK, KOMPAS.com
    – Kodam XII Tanjungpura membenarkan terjadinya insiden yang melibatkan prajurit Batalyon Zeni Tempur 6/Satya Digdaya (Yonzipur 6/SD) dengan sejumlah Warga Negara Asing (WNA) asal China di area tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM), Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
    Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XII Tanjungpura, Kolonel Inf Yusub Dody Sandra, menyampaikan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (14/12/2025) sekitar pukul 15.40 WIB.
    Saat itu, prajurit Yonzipur 6/SD sedang melaksanakan kegiatan Latihan Dalam Satuan di wilayah tersebut.
    Menurut Yusub, insiden bermula dari laporan petugas keamanan PT SRM terkait adanya aktivitas drone yang tidak dikenal terbang di sekitar area latihan.
    Empat prajurit kemudian mendatangi lokasi yang diduga menjadi titik pengoperasian drone tersebut.
    Di lokasi, prajurit menemukan empat WNA yang diduga mengendalikan drone. Saat dilakukan upaya klarifikasi, sejumlah WNA lainnya datang ke lokasi sehingga total terdapat 15 orang.
    “Dalam situasi tersebut kemudian terjadi tindakan penyerangan terhadap prajurit kami,” kata Yusub dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (16/12/2025).
    Yusub menyebutkan, berdasarkan laporan awal, penyerangan tersebut diduga dilakukan menggunakan berbagai benda yang berpotensi membahayakan, termasuk senjata tajam, airsoft gun, dan alat setrum.
    Menghadapi situasi yang dinilai berisiko dan berpotensi menimbulkan eskalasi, para prajurit mengambil langkah taktis dengan menghindari konfrontasi lebih lanjut.
    Mereka kembali ke area perusahaan untuk mengamankan diri serta melaporkan kejadian kepada komando atas.
    Akibat insiden tersebut, dilaporkan terjadi kerusakan pada satu unit kendaraan operasional perusahaan jenis Toyota Hilux serta satu unit sepeda motor milik karyawan PT SRM.
    Kodam XII Tanjungpura menyatakan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap secara menyeluruh kronologi kejadian, termasuk motif penyerangan dan tujuan penerbangan drone di area tersebut.
    “Seluruh fakta dan keterangan masih kami dalami,” tutup Yusub.
    Kapolres
    Ketapang
    AKBP Muhammad Harris juga mengatakan, pihak kepolisian masih melakukan klarifikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendalami peristiwa tersebut.
    “Sementara kami masih melakukan proses klarifikasi dengan pihak-pihak terkait. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk menindaklanjuti pendataan terhadap WNA yang diduga melakukan penyerangan,” kata Harris saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/12/2025).
    PT Sultan Rafli Mandiri (SRM) angkat bicara soal 15 WNA asal China yang diduga menyerang 5 personel TNI dan satu warga sipil.
    Para WNA itu merupakan karyawan perusahaan, dan PT SRM pun membantah ada penyerangan dan mempertanyakan kehadiran aparat TNI di kawasan tambang.
    Direktur Utama PT Sultan Rafli Mandiri (SRM), Li Changjin, membenarkan jika ada staf teknis PT SRM berkewarganegaraan Tiongkok yang mengoperasikan drone di area tambang.
    Meski begitu, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (16/12/2025), Li Changjin menegaskan pihaknya membantah tudingan bahwa staf tersebut melakukan penyerangan terhadap anggota TNI.
    Ia mengklaim penerbangan drone dilakukan di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) milik PT SRM dan bukan merupakan kawasan militer atau area terlarang.
    Li Changjin menyebut drone dan telepon seluler milik staf teknis tersebut sempat disita. Sementara rekaman di dalam perangkat dihapus, sebelum akhirnya dikembalikan.
    “Pada saat kejadian, staf teknis kami merasa ketakutan karena perlengkapan mereka langsung disita. Kami juga tidak mengetahui kepentingan pihak tertentu berada di lokasi tersebut,” ujar Li Changjin.
    Menanggapi tudingan bahwa staf teknis WNA membawa senjata tajam, airsoft gun, maupun alat setrum, Li membantah keras narasi tersebut. Ia menegaskan tidak ada bukti yang mendukung tuduhan itu.
    “Staf teknis kami tidak pernah melakukan tindakan ilegal, termasuk perusakan kendaraan atau membawa senjata,” ungkap Li Changjin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.